Anda di halaman 1dari 21

DATA DAN SKALA PENGUKURAN SERTA METODE PENGABSAHANNYA

Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Metodologi Penelitian Islam

Dosen Pengampu : Akhmad Munir, S.Th.I., M.A., CPHCM

Disusun Oleh Kelompok 7 :

Nadya Fitria Ningsih 190810102044


Roihanah 190810102048
Sayyidatul Fadilah 190810102062
Syafitri Nur Rahma 190810102089

Kelas : Metodologi Penelitian Islam A

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Data dan Skala Pengukuran Serta
Metode Pengabsahannya.

Penulisan makalah adalah salah satu tugas matakuliah Metodologi Penelitian Islam.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami
belum maksimal. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen Pengampu matakuliah Metodologi Penelitian Islam, Bapak
Akhmad Munir, S.Th.I. M.A, CPHCM yang telah membimbing dan mengarahkan
bagaimana seharusnya makalah ini dibuat.

Kami berharap semoga Allah memberikan imbalan setimpal pada mereka yang telah
memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, serta
makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jember, 13 Oktober 2021

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Jenis Data ...................................................................................................................... 3
2.2 Skala Pengukuran ......................................................................................................... 4
2.3 Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 6
2.4 Cara Menyusun Instrumen dan Contoh Instrumen yang dikembangkan ...................... 8
2.5 Validitas dan Reliabilitas Serta Pengujiannya Pada Penelitian .................................... 9
BAB III. PENUTUP ........................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 17
3.2 Saran ........................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 18

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah penelitian akan selalu berkaitan dengan data. Banyak keputusan yang dibuat
berdasarkan data. Penelitian dan data adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya. Seorang peneliti mernbutuhkan tentunya ilmu statistik sejak awal
penyusunan sebuah proposal penelitian. Ketika memulai untuk membuat proposal
penelitian, peneliti mengawalinya dengan menentukan topik dan masalah penelitian apa
yang akan diteliti.
Masalah yang akan diteliti harus merupakan masalah yang layak untuk diteliti
Masalah tersebut semestinya dapat didukung oleh data yang akurat sehingga peneliti dapat
menjustifikasi masalah tersebut sebagai rnasalah penelitian. Dalam penelitian sangat
dibutuhkan data untuk dapat menunjang suatu penelitian sehingga hasil penelitian dapat
lebih akurat karena didukung oleh adanya sebuah data dalam penelitian. Data sendiri juga
dapat menunjung kesimpulan dari suatu penelitian dan dapat membuktikan fakta dari
penelitian yang sudah dilakukan. Sebelum data statistik tersebut dapat dianalisis, data perlu
dikumpulkan dan diuji dengan skala pengukuran yang tepat.
Dalam penelitian, data merupakan hal terpenting. Jika tidak ada data, seorang peneliti
maupun seorang tidak akan dapat memberikan penjelasan tentang masalah, fenomena, dan
yang lainnya terkait sesuatu yang akan diteliti. Oleh karena itu dalam makalah ini kami
akan membahas materi dengan judul “Data dan Skala Pengukuran Serta Metode
Pengabsahannya”.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa makna dan jenis data?
1.2.2 Apa saja jenis skala pengukuran?
1.2.3 Apa makna instrumen penelitian?

1
1.2.4 Bagaimana cara menyusun instrumen dan contoh instrumen yang dikembangkan?
1.2.5 Bagaimana validitas dan reliabilitas serta pengujiannya pada penelitian?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui makna dan jenis data
1.3.2 Untuk mengetahui jenis skala pengukuran
1.3.3 Untuk mengetahui makna instrumen penelitian

1.3.4 Untuk mengetahui cara menyusun instrumen dan contoh instrument yang
dikembangkan

1.3.5 Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas serta pengujiannya pada penelitian

1.4 Manfaat
1.4..1 Bagi penulis : Untuk menambah wawasan mengenai data dan skala pengukuran
serta metode pengabsahannya dan memenuhi tugas matakuliah metodologi penelitian
islam

1.4.2 Bagi pembaca : Untuk menambah wawasan mengenai data dan skala pengukuran
serta metode pengabsahannya

2
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Jenis Data


Data adalah sebuah fakta yang dikumpulkan para peneliti untuk diolah lebih lanjut
agar dapat menjawab masalah dari sebuah penelitian. Data pada penelitian dapat berupa
suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa, dan simbol-simbol yang
digunakan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian. Dalam mendapatkan data bisa
berasal dari berbagai sumber yang didapat dengan berbagai teknik selama kegiatan
penelitian berlangsung. Informasi merupakan hasil dari proses pengolahan data yang dapat
memberikan wawasan baru bagi penerimanya. Informasi dapat diibaratkan sebagai subyek
yang memiliki manfaat untuk penerimanya, sedangkan data sebagai obyek untuk
mendukung fakta dari sebuah informasi.
1. Data Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Data primer : data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung dari sumber
datanya. Dalam mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya
secara langsung. Teknik yang digunakan peneliti dapat berupa observasi,
wawancara, FGD (focus group discussion), dan kuesioner
b. Data sekunder : data yang diperoleh oleh peneliti dari berbagai sumber yang ada.
Dalam mendapatkan data sekunder, peneliti dapat mencari sumber dari Biro Pusat
Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan sumber lainnya.
2. Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, data penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Data Kualitatif : data yang berbentuk sebuah kalimat bukan dalam bentuk angka.
Teknik pengumpulan data kualitatif dapat diperoleh dari wawancara, analisis
dokumen, FGD (focus group discussion), dan observasi yang telah dituangkan
dalam catatan lapangan (transkrip).

3
b. Data Kuantitatif : data yang berbentuk angka atau bilangan. Data kuantitatif dapat
diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau
statistika. Teknik pengumpulan data kuantitatif dapat diperoleh dari data diskrit
dan data kontinum. Pertama, data diskrit yaitu data dalam bentuk angka
(bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Contohnya seperti, kelas 5-A
di SD XXX memiliki jumlah siswa laki – laki sebanyak 20 orang sedangkan
jumlah siswi perempuan sebanyak 15 orang. Karena diperoleh dengan cara
membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
Kedua, data kontinum yaitu data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh
dari hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau
pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contohnya seperti,
berat badan Angga adalah 60kg, kedalaman kolam renang di waterpark itu adalah
1,5 meter, suhu di kutub utara pada musim dingin sekitar -40oC.

2.2 Skala Pengukuran


Pengukuran diartikan sebagai suatu proses sistematik yang digunakan untuk
membedakan sesuatu objek yang sedang diukur berdasarkan pada kaidah tertentu. Pada
proses pengolahan dan analisis data perlu diketahui sifat dasar dari skala pengukuran yang
akan digunakan. Pengoperasian matematik dan peralatan statistik dalam pengolahan data
memiliki persyaratan tertentu yang perlu untuk dipenuhi dalam skala pengukuran datanya.
Ketidaksesuaian antara operasi matematik dengan peralatan statistik akan berakibat pada
hasil yang bias ataupun tidak relevan. Berikut merupakan empat skala pengukuran yang
digunakan dalam statistika.

a. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang paling rendah atau lemah diantara skala yang
ada. Skala ini hanya bisa membedakan benda atau peristiwa satu dengan lainnya
sesuai dengan nama atau predikat. Sementara untuk penggunaannya dimanfaatkan
untuk mengklasifikasi obyek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori.

4
Pemberian angka atau symbol pada skala ini tidak bermaksud untuk
mengkuantitatifkan tetapi untuk menunjukkan ada tidaknya atribut karakteristik
pada objek yang sedang diukur. Seperti, jenis kelamin laki-laki yang diberi kode 1
dan jenis kelamin perempuan diberi kode 2. Angka ini hanya berfungsi sebagai
kategori, tidak memiliki nilai intrinsik dan tidak berarti apapun. Tidak bisa
dikatakan bahwa jeis kelamin perempuan dua kali lebih banyak disbanding jenis
kelamin laki-laki. Kode tersebut bisa ditukar selama karakteristiknya memiliki
angka yang berbeda dengan lainnya.
Karena skala ini tidak memiliki nilai intrinsik maka angka-angka tersebut
diberikan tidak lain tanpa memiliki sifat seperti bilangan pada umumnya. Pada
variabel dengan skala nominal tidak dapat diterapkan operasi matematika standar
(aritmatika). Sementara untuk peralatan statistic yang sesuai dengan skala ini adalah
basis jumlah dan proporsi (modus, distribusi frekuensi, chi square dam peralatan
statistic non-parametrik lain).
b. Skala Ordinal
Skala ordinal atau skala peringkat memiliki tingkatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan skala nominal. Hal tersebut dikarenakan skala ordinal
memiliki lambing bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan perbedaan juga
terdapat urutan atau tingkatan objek yang diukur sesuai dengan karakteristik
tertentu.
Dalam skala ordinal tidak sama dengan nominal, apabila ingin mengganti
angka angkanya perlu dilakukan secara berurutan dari besar ke kecil maupun
sebaliknya. Misal 1 = Sangat puas, 2 = Puas, 3 = Kurang puas dan seterusnya. Perlu
juga diperhatikan meskipun skala ordinal memiliki batas yang jelas namun belum
memiliki jarak (selisih). Karena tidak diketahui bahwa jarak kepuasan antara sangat
puas menuju kurang puas, jadi tidak bisa disimpulkan bahwa kepuasan yang sangat
puas berkali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan kurang puas.
Sebagaimana pada skala nominal, skala ordinal tidak dapat menerapkan
matematika standar seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian dan pembagian

5
serta aritmatika lainnya. Alat statistic yang sesuai dengan skala ordinal adalah
berbasiskan jumlah dan proporsi yaitu seperti modus, distribusi frekuensi, dan
beberapa alat statistic non-parametrik lainnya.
c. Skala Interval
Karakteristik dari skala ini sama dengan skala nominal dan ordinal dengan
ditambahkannya karakteristik lain yaitu interval yang tetap. Skala interval sendiri
sudah memiliki nilai intrinsik, serta sudah memiliki jarak akan tetapi jarak tersebut
belum merupakan kelipatan. Seperti contoh, terdapat dua orang siswa, si A
mendapat nilai 70 sedangkan si B mendapatkan nilai 35. Dari nilai tersebut tidak
dapat disimpulkan bahwa si A dua kali lebih pintar disbanding si B. Alasannya
adalah skala interval murni berupa angka, dan dapat menerapkan semua operasi
matematika beserta dengan peralatan statistik kecuali pada rasio yang berupa
koefisien variasi.
d. Skala Rasio
Skala ini merupakan skala data yang bisa dibilang dengan kualitas paling
tinggi. Pada skala rasio ini terdapat karakteristik skala nomial, ordinal, dan interval
serta ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak atau nilai dasar
yang tidak dapat diubah meskipun menggunakan skala lainnya. Sehingga pada skala
ini pengukuran memiliki nilai perbandingan atau rasio. Pengukuran yang sering
digunakan pada sksla rasio yaitu pengukuran tinggi dan berat.

2.3 Instrumen Penelitian


2.3.1 Penelitian Kuantitatif

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial


maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat
laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah
laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian (Emory. 1985). Alat ukur dalam

6
penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

2.3.2 Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagi human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas
temuannya. Segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan psti
masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Tetapi setelah
masalahnya yang akan dipelajari jelas maka dapat dikembangkan suatu instrumen.

Nasution menyatakan bahwa peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian
serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Sugiyono, 2017) :

a. Peneliti sebagai alat peka dan bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan
yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b. Penelitian sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau
angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat
menafsirkannnya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah
pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.

7
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data
yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk
memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan dan pelakan.

2.4 Cara Menyusun Instrumen dan Contoh Instrumen yang dikembangkan


Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang
ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasional, dan
selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator kemudian dijabarkan
menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan
instrumen, maka perlu digunakan “Matriks Pengembangan Instrumen atau Kisi-Kisi
Instrumen”. Untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti,
maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang akan diteliti dan
teori-teori yang mendukungnya”, (Sugiyono: 2016:120)

Contoh Judul Penelitian yang dikembangkan,

Judul Penelitian: “Gaya dan Situasi Kepemimpinan serta Pengaruhnya Terhadap Iklim
Kerja Organisasi”

Judul tersebut terdiri dari Variabel Independen dan Dependen

Masing-masing instrumennya:

• Instrumen untuk Mengukur Variabel GAYA KEPEMIMPINAN


• Instrumen untuk Mengukur Variabel SITUASI KEPEMIMPINAN
• Instrumen untuk Mengukur Variabel IKLIM KERJA ORGANISASI

Untuk memudahkan, perlu dibuat kisi-kisi penelitian:

8
1. Instrumen yang dipergunakan untuk mengungkapkan variabel gaya kepemimpinan dari
suatu unit kerja tertentu. Sumber datanya adalah bawahan dari pimpinan yang dinilai.
Bentuk angketnya adalah Multiple Choice (pilihan ganda)

2. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel situasi kepemimpinan dari


suatu lembaga,. Sumber datanya adalah para pegawai. Bentuk instrumennya adalah Check
List. Untuk itu dapat digunakan sebagai pedoman observasi, wawancara, maupun sebagai
angket

3. Instrumen untuk mengungkapkan variabel iklim kerja organisasi. Bentuk instrumennya


Rating Scale. Dapat digunakan untuk pedoman observasi, wawancara, dan sebagai angket.
Sumber data para pegawai.

2.5 Validitas dan Reliabilitas Serta Pengujiannya Pada Penelitian


2.5.1 Penelitian Kuantitatif

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan
instrumen yang yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti. Kalau dalam obyek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan
data berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Selanjutnya hasil penelitian yang
reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek
kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah.

9
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk medapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur Panjang
dengan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut
menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Instrument yang reliabel adalah
instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Alat ukur Panjang dari karet adalah contoh instrumen yang
tidak realibel/konsisten.

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel pengumpulan data, maka
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid mutlak reliabel. Jadi instrumen yang valid
dan reliabel merupakan syarat yang mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid
dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji
validitas reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliahel. Hal ini
masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan orang yangg
menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data Oleh karena itu peneliti harus mampu
mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan
instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti.

Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Meteran yang putus dibagian ujungnya,
bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama (reliabel) tetapi selalu tidak
valid. Hal ini disebabkan karena instrumen (meteran) tersebut rusak. Penjual jamu
berbicara di mana-mana kalau obatnya manjur (reliabel) tetapi selalu tidak valid, karena
kenyataannya jamunya tidak manjur. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk
pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu walaupun instrumen yang valid umumnya
pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan.

Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk test
untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen yang nontest untuk mengukur sikap.
Instrumen yang berupa test jawabannya adalah "salah atau benar", sedangkan instrumen
sikap jawabannya tidak ada yang "salah atau benar" tetapi bersifat positif dan negatif".

Instrumen yang baik berupa test maupun nontest harus valid dan reliabel. Instrumen
yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrument yang mempunyai
validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen Secara rasional
(teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam instrumen itu.
Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun
berdasarkan validitas fakta-fakta empiris yang telah ada. Kalau validitas internal instrumen

10
dikembangkan menurut teori yang relevan, maka va;iditas eksternal instrument
dikembangkan dari fakta empiris.

Penelitian yang mempunyai validitas internal, bila data yang dihasilkan merupakan
fungsi dari rancangan dan instrument yang digunakan. Begitupun penelitian yang
mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian dapat diterapkan pada sampel yang lain,
atau hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.

Validitas internal instrument yang berupa test harus memenuhi construct validity
(validitas kontruksi) dan conten validity (validitas isi). Instrument yang nontest yang
digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi. Instrument yang
memiliki validitas konstruksi, jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur
gejala sesuai dengan yang didefinisikan.

Pengujian validitas dan reliabilitas instrument dalam penelitian kuantitatif :

1. Pengujian validitas instrument


a. Pengujian validitas konstruksi (Construck validity)
Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang
telah disusun itu. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat
digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah
tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah
bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian koristruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris
di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut
dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil (pengujian pengalaman empiris
ditunjukkan pada pengujian validitas eksternal). Jumlah anggota sampel yang
digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas
konstruksi dilakukan dengan analisis factor, yaitu dengan mengkorelasikan antar
skor item instrument dalam suatu factor, dan mengkorelasikan skor factor dengan
skor total.
b. Pengujian validitas isi
Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas ini dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran
yang telah diajarkan. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrument dengan isi atau rancangnan yang telah ditetapkan.

11
Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrument, atau matrik pengembangan instrumen.
Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan
mudahdan sistematis. (Pada setiap instrumen baik test maupun nontest terdapat butir-
butir (item) pertanyaan atau pernyataan.)
c. Pengujian validitas eksternal
Validitas eksternal instrument diuji dengan cara membandingkan anata
kriteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi
dilapangan. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrument dengan
fakta dilapangan, maka dapat dinyatakan instrument tersebut mempunyai validits
eksternal yang tinggi.
2. Pengujian reliabilitas instrument dalam penelitian kuantitatif :
a. Test-retest
Dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa kali pada
responden. Jadi instrumennya sama, responden nya sama, dan waktunya yang
berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percoban pertama dengan
yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrument
dapat dinyatakan reliabel.
b. Ekuivalen
Instrument yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara Bahasa berbeda,
tetapi maksutnya sama. Penguujian reliabilitas insturmen dengan car aini cukup
dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama,
instrument berbeda. Reliabilitas instrument dihitung dengan cara mengkorelasikan
antara data instrument yang satu dengan data instrument yang dijadikan equivalent.
Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrument dapat dinyatakan yang reliabel.
c. Gabungan
Dilakukan dengan cara mencobakan dua instrument yang equivalent itu
bebrapa kali, ke responden yang sama (gbaungan dari yg pertama dan kedua).
Reliabilitas instrument dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrument, setelah
itu dikorelasikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang.
d. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan
teknik tertentu. hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas
instrument.

2.5.2 Penelitian Kualitatif

12
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan
reliabilitas. Dalam penelitian terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas
internal dan validitas eksternal.
• Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang
dicapai.
• Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat
digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak
ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada
obyek yang diteliti. Jadi, pada penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya sehingga
kualitatif lebih pada aspek validitas.
Dalam hal reliabilitas, Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa reliabilitas
berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Menurut penelitian
kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak
ada yang konsisten dan berulang seperti semula.
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi :
1. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif dapat
dilakukan dengan cara :
a. Perpajangan pengamatan
Dalam hal ini peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,
melakukan wawancara dengan sumber data, baik yang pernah ditemui maupun yang
baru ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan ini, hubungan peneliti dengan
narasumber akan semakin terbentuk dan semakin akrab, semakin terbuka, saling
mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
b. Meningkatkan ketekunan
Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.
Dengan cara tersebut, kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam

13
secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat
melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau
tidak. Selain itu, peneliti juga dapat mendeskripsi data secara akurat dan sistematis.
c. Triangulasi
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dari
beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, dan akhirnya diminta
kesepakatan (member check) untuk mendapatkan kesimpulan.
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Triangulasi waktu berkaitan dengan keefektifan waktu. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih
segar dan belum banyak masalah akan memberikan data yang valid sehingga lebih
kredibel.
d. Analisis kasus negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil
penelitian hingga pada saat tertentu. Peneliti berusaha mencari data yang berbeda
atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi
data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan
sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang
bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah
temuannya. Hal ini tergantung seberapa besar kasus negatif yang muncul.
e. Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Alat-alat bantu perekam data
dalam penelitian kualitatif sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data
yang telah ditemukan oleh peneliti.
f. Mengadakan Member check

14
Member check adalah proses pengecekan data yang berasal dari pemberi
data. Bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan
apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
pemberi data, berarti data tersebut valid sehingga semakin kredibel. Namun, jika
data yang diperoleh peneliti tidak disepakati oleh pemberi data, peneliti perlu
melakukan diskusi dengan pemberi data dan apabila terdapat perbedaan tajam
setelah dilakukan diskusi, peneliti harus mengubah temuannya dan
menyesuaikannya dengan data yang diberikan oleh peneliti. Jadi, tujuan member
check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Pelaksanaan
member check dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai atau
setelah mendapatkan suatu temuan atau kesimpulan.
2. Pengujian Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas
eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian kepada
populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan
sejauh mana hasil penelitian dapat digunakan dalam situasi yang lain. Bagi peneliti
naturalistik, nilai transfer bergantung kepada pemakai, hingga manakala hasil penelitian
tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain.
Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada
kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, peneliti dalam membuat
laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Dengan demikian, pembaca menjadi jelas dalam memahami hasil penelitian tersebut
sehingga ia dapat memutuskan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian
tersebut di tempat lain.
3. Pengujian Dependability
Dependability disebut juga dengan reliabilitas. Penelitian yang reliabel adalah
apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam
penelitian kualitatif, uji dependability ditempuh dengan cara melakukan audit terhadap

15
keseluruhan proses penelitian. Pengujian Dependability dilakukan dengan cara melakukan
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang
independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian.
4. Pengujian Conformability
Pengujian conformability dalam penelitian kualitatif disebut juga objektivitas
penelitian. Penelitian dikatakan objektif jika hasil penelitian telah disepakati banyak orang.
Menguji conformability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang
dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan,
dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut telah memenuhi standar conformability

16
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Data adalah sebuah fakta yang dikumpulkan para peneliti untuk diolah lebih lanjut
agar dapat menjawab masalah dari sebuah penelitian. Dat dibagi menjadi 2 yaitu data
berdasarkan sifatnya dan data berdasarkan sumbernya. Setiap data akan diukur oleh
isntrumen sehingga setiap instrument harus mempunyai skala. Dalam hal ini, skala yang
biasa digunakan yaitu skala nominal, skala interval, skala ordinal dan skala rasio. Instrumen
penelitian kuantitaif dapat dicontohkan dengan variabel suhu dengan menggunakan
thermometer sedangkan instrument penelitian kualitatif dapad dicontohkan dengan variabel
motif prestasi dengan menggunakan IQ. Mengingat akan pentingnya instrumen yang akurat
dalam penelitian maka perlu adanya pengujian validitas dan reabilitas instrumen.

3.2 Saran
3.2.1 Bagi Mahasiswa : Metodologi penelitian merupakan ilmu terapan yang sangat erat
dalam dunia pendidikan terutama kegiatan yang selalu berkaitan dengan penelitian, untuk
itu mahasiswa perlu mengetahui dan memahami materi yang dibahas dalam makalah,
karena materi yang dibahas merupakan materi pokok yang harus dikuasai dan dipahami
dengan baik oleh mahasiswa sehingga dapat mempraktikkannya kedalam tugas akhir atau
skripsi.

3.2.2 Bagi Pembaca : Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca
dalam memahami materi-materi metodologi penelitian islam khususnya materi data dan
skala pengukuran serta metode pengabsahannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidkan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Siyoto, Sandu, dan M. Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing.

Junaidi, Junaidi. 2015. Memahami Skala-Skala Pengukuran.


https://repository.unja.ac.id/id/eprint/112 diakses pada tanggal 13 Oktober 2021

18

Anda mungkin juga menyukai