Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA PROYEK


PEMBANGUNAN PABRIK & GUDANG SEMEN
PT. CIPTA MORTAR UTAMA SEMARANG

Diajukan untuk melengkapi persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program S-1 Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Semarang

Oleh:

PRANA EKATAMA
NIM: C.131.17.0097

MUHAMMAD LUTHFI HALIM


NIM: C.131.17.0118

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL


UNIVERSITAS SEMARANG
2021
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA PROYEK
PEMBANGUNAN PABRIK & GUDANG SEMEN
PT. CIPTA MORTAR UTAMA SEMARANG

Disusun Oleh :

PRANA EKATAMA
NIM: C.131.17.0097

MUHAMMAD LUTHFI HALIM


NIM: C.131.17.0118

Tugas akhir ini telah diterima


Sebagai salah satu persyaratan menempuh ujian akhir

Semarang, ………………….

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Diah Rahmawati, ST, MT Lila Anggraini, ST, MT


NIS. 06557003102072 NIS. 06557003102147

Mengetahui
Ketua Program Studi S1
Jurusan Sipil

Ir. Diah Setyati Budiningrum, MT


NIS. 06557003102020
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR


PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA PROYEK
PEMBANGUNAN PABRIK & GUDANG SEMEN
PT. CIPTA MORTAR UTAMA SEMARANG

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Prana Ekatama
NIM : C.131.17.0097
Program Studi : Teknik Sipil

Dengan ini menyatakan bahwa penulisan Tugas Akhir dengan judul “Penerapan Sistem
Manajemen K3 Pada Proyek Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta
Mortar Utama Semarang” yang dibuat adalah asli (orisinil) dan hasil karya saya sendiri,
belum pernah dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang tertulis mengacu dalam naskah
ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap orisinalitas isi Tugas Akhir ini.

Semarang, …………………
Yang Membuat Pernyataan

Prana Ekatama
C.131.17.0097
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK DAN GUDANG SEMEN
PT. CIPTA MORTAR UTAMA SEMARANG

ABSTRAK
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu bagian yang penting
dalam pelaksanaan sebuah proyek. Berdasrkan UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja, bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional. Terjadinya kecelakaan kerja sering membahayakan pekerja dan
membuat laju pekerjaan terhambat, sehingga perlu dilakukan pencegahan dan tindakan
untuk menganalisa potensi bahaya dengan cara yang tepat. Potensi kecelakaan kerja yang
terjadi pada proyek pabrik dan gudang semen PT. Cipta Mortar Utama cukup tinggi,
banyak para pekerja yang kurang tahu akan potensi bahaya yang terjadi pada semua item
pekerjaan. Selain itu pengawasan yang kurang tegas dan disiplin membuat para pekerja
melalaikan akan pentingnya alat pelindung diri saat mulai bekerja. Oleh karena itu
Penerapan SMK3 harus dilakukan guna terciptanya kualitas pekerjaan yang baik,
mengurangi kecelakaan kerja, mengurangi kerugian dan waktu, serta terjaminnya
keselamatan dan kesehatan para pekerja.

Kata kunci : Penerapan SMK3, K3


APPLICATION OF OSH MANAGEMENT SYSTEM
CEMENT FACTORY AND WAREHOUSE DEVELOPMENT PROJECT
PT. CIPTA MORTAR UTAMA SEMARANG

ABSTRACT
Occupational Health and Safety is an important part of the implementation of a
project. Based on Law No. 1 of 1970 concerning work safety, that every worker has the
right to protection for his safety in doing work for the welfare of life and increasing
national production and productivity. The occurrence of work accidents often endangers
workers and makes the pace of work hampered, so it is necessary to take precautions and
actions to analyze potential hazards in an appropriate way. The potential for work
accidents that occur in the cement factory and warehouse project of PT. Cipta Mortar
Utama is quite high, many workers are not aware of the potential hazards that occur in all
work items. In addition, supervision that is less firm and disciplined makes workers neglect
the importance of personal protective equipment when starting work. Therefore, the
application of SMK3 must be carried out in order to create good quality work, reduce
work accidents, reduce losses and time, and ensure the safety and health of workers.

Keywords: Application of SMK3, K3


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat yang telah di berikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik. Penulis
menyadari dalam penulisan ini tidak terlepas dari berbagai yang telah memberikan bantuan
dan bimbingan. Untuk itu dengan sangat tulus dan kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Purwanto, ST, MT , selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Semarang.


2. Ibu Ir. Diah Setyati Budiningrum, MT , selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Semarang.
3. Ibu Diah Rahmawati, ST, MT selaku dosen pembimbing utama dan Ibu Lila
Anggraini, ST, MT selaku dosen pembimbing anggota yang telah memberikan arahan
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
4. Kedua orang tua yang telah membimbing kami dan memberikan seluruh dukungannya
sepenuh hati.
5. Teman-teman yang telah memberi dukungan dan membantu kami.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang tidak terhingga dan
menerangi jalan kita semua, dan dengan rasa rendah hati, penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan akan sangat menghargai
segala bentuk koreksi, kritik, dan saran, dengan harapan Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa Universitas Semarang

Semarang, 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR KEASLIAN / ORIGINALITAS
ABSTRAK
KATA PENGANTAR. ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vi

BAB I - PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 1
1.3. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.4. Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 2
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 2
1.6. Batasan Masalah ........................................................................................... 2
1.7. Sistematika Pembahasan ............................................................................... 3

BAB II - STUDI PUSTAKA ............................................................................................... 4


2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ...................................... 4
2.2. Motifasi Pelaksanaan K3 .............................................................................. 4
2.3. Tujuan Pelaksanaan K3 ................................................................................. 5
2.4. Manfaat Pelaksanaan K3 ............................................................................... 5
2.5. Peraturan K3 Kontruksi Indonesia ................................................................ 6
2.6. Kecelakaan Kerja ........................................................................................ 11
2.7. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) ............... 12
2.8. Alat Pelindung Diri ..................................................................................... 12
2.9. Penerapan K3 di Lapangan ......................................................................... 13
2.10. Pencegahan Kecelakaan Kerja .................................................................... 14
2.11. Konsep K3 Kontruksi ................................................................................. 15

ii
BAB III - METODE PENELITIAN ................................................................................ 16
3.1. Pengertian Metodologi Penelitian ............................................................... 16
3.2. Bagan Alir Penelitian .................................................................................. 16
3.3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 17
3.4. Cara Memperoleh Data ............................................................................... 18
3.5. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 18
3.6. Jenis Penelitian ............................................................................................ 19
3.7. Metode Penelitian ....................................................................................... 19
3.8. Pembuatan Kuesioner ................................................................................. 19
3.9. Responden atau Objek Penelitian ............................................................... 21
3.10. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 22
3.11. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 22
3.12. Metode Analisis Data .................................................................................. 22
3.13. Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 24

BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 25


4.1. Gambaran Umum Proyek ........................................................................... 25
4.2. Data Umum Proyek ..................................................................................... 25
4.3. Lokasi Proyek ............................................................................................. 26
4.4. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 27
4.5. Responden Peneitian ................................................................................... 27
4.5.1. Jabatan Responden .......................................................................... 27
4.5.2. Pendidikan Terakhir Responden ..................................................... 28
4.5.3. Pengalaman Kerja Responden ......................................................... 29
4.5.4. Pendapatan Responden .................................................................... 30
4.6. Hasil Penelitian ........................................................................................... 30
4.6.1. Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SMK3 .............................. 31
4.6.2. Tindakan Dalam Penerapan SMK3 ................................................. 34
4.7. Analisa Kuesioner ....................................................................................... 37
4.7.1. Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SMK3 ................. 38
4.7.2. Analisa Tindakan Dalam Penerapan SMK3 ................................... 41

BAB V – PENUTUP ......................................................................................................... 46


5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 46

iii
5.2. Saran ........................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 48

LAMPIRAN
1. Surat Tugas
2. Lembar Asistensi
3. Pernyataan Persetujuan Publish
4. Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar. 2.1 – Alat Pelindung Diri (APD) ........................................................................ 13
Gambar. 2.2 – Tabel Hadir / Toolbox Meeting .................................................................. 14
Gambar. 2.3 – Konsep K3 Kontruksi ................................................................................ 15

Gambar. 3.1 – Bagan Alir Penelitian................................................................................. 17

Gambar. 4.1 – Peta Lokasi Proyek .................................................................................... 26


Gambar. 4.2 – Diagram Batang Jabatan Responden ......................................................... 28
Gambar. 4.3 – Diagram Batang Pendidikan Terakhir Responden .................................... 29
Gambar. 4.4 – Diagram Batang Pengalaman Kerja Responden ........................................ 29
Gambar. 4.5 – Diagram Batang Pendapatan Kerja Responden ......................................... 30

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel. 3.1 – Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 17
Tabel. 3.2 – Pertanyaan Kuesioner .................................................................................. 20
Tabel. 3.3 – Daftar Responden Yang Diwawancarai ...................................................... 21

Tabel. 4.1 – Jabatan Responden ....................................................................................... 27


Tabel. 4.2 – Pendidikan Terakhir Responden .................................................................. 28
Tabel. 4.3 – Pengalaman Kerja Responden ...................................................................... 29
Tabel. 4.4 – Pendapatan Responden ................................................................................. 30
Tabel. 4.5 – Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SMK3 ........................................... 31
Tabel. 4.6 – Tindakan Dalam Penerapan SMK3 .............................................................. 34
Tabel. 4.7 – Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SMK3 ............................. 38
Tabel. 4.8 – Klasifikasi Nilai Faktor ................................................................................ 39
Tabel. 4.9 – Nilai Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SMK3 .................................. 41
Tabel. 4.10 – Analisis Tindakan Dalam Penerapan SMK3 ................................................ 42
Tabel. 4.11 – Klasifikasi Nilai Tindakan ............................................................................ 43
Tabel. 4.12 – Nilai Tindakan Dalam Penerapan SMK3 ..................................................... 45

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. (Pasal 1 ayat 2
PP no. 50 Th. 2012)

Sedangkan Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998)

Masalah kecelakaan kerja di Indonesia masih sering terjadi, bahkan sering


disepelekan. Akibatnya terjadi kerugian yang dapat menghambat proses pelaksanaan
pekerjaan kontruksi. Dalam rangka peningkatan keinginan untuk selamat dan
terhindar dari bahaya, keinginan untuk terhindar dari kerugian material akibat
kecelakaan serta memenuhi ketentuan hukum, tiap penyelenggaraan jasa konstruksi
diwajibkan memiliki sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

1.2 Identifikasi Masalah


Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sangat berpengaruh dalam
kegiatan proyek. Dalam tahapan dan proses yang akan dilaksanakan akan terdapat
permasalahan juga yang dapat menghambat pelaksanaan proyek, salah satunya
adalah kecelakaan kerja. Ini sangat mempengaruhi terhadap waktu pelaksanaan dan
dapat mengakibatkan kerusakan karena disebabkan oleh rendahnya kesadaran tenaga
kerja akan pentingnya keselamatan dalam bekerja.

1.3 Rumusan Masalah


1. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja?
2. Tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja khususnya pada Pekerjaan Pembangunan Pabrik dan Gudang
Semen PT. Cipta Mortar Utama?

1
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dan cara meminimalisir
kecelakaan kerja. Menjamin setiap material/alat konstruksi dapat dipakai secara
aman dan efisien.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan Kontraktor
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah memberikan pemahaman
akan pentingnya keselamatan dan kesehatan dalam suatu pekerjaan.
2. Bagi Mahasiswa Peneliti
Dapat menambah wawasan dan mempertajam kemampuan untuk memahami dan
menganalisa penerapan K3 sehingga dapat menjadi bekal untuk terjun dalam
dunia kerja kedepannya.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk memahami langkah – langkah yang diambil dalam sebuah kontruksi
untuk lebih teliti dalam menerapkan keselamatan kerja.

1.6 Batasan Masalah


Dalam penyusunan tugas akhir ini ada beberapa batasan-batasan masalah
perhitungan yaitu sebagai berikut: Penelitian berupa studi kasus pada perusahaan
kontraktor Klasifikasi Besar yang ada di Semarang. Namun lokasi proyek tidak
dibatasi. Dan penelitian dibatasi pada Pekerjaan Pembangunan Pabrik dan Gudang
Semen PT. Cipta Mortar Utama. Responden yang akan kami wawancarai yaitu yang
mengerti tentang pelaksanaan manajemen K3 proyek pembangunan gedung pada
perusahaan kontraktor tersebut.

2
1.7 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab antara lain :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan latar belakang penulisan untuk identifikasi masalah, tujuan
melakukan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II STUDI PUSTAKA


Bab ini menyajikan tentang peninjauan teoritis dan hasil literatur mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja, menjelaskan enguraikan teori – teori yang
berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang metode yang dipakai untuk penelitian, teknik analisis
dan teknik pengolahan data dalam penyelesaian tugas akhir yang berkaitan dengan
judul dari tugas akhir tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini menjelaskan tentang metode yang dipakai untuk penelitian, berisi hasil
pengolahan data, pembahasan, perancangan dan analisisnya.

BAB V PENUTUP
Berisi mengenai simpulan pokok dari keseluruhan penelitian dan saran yang
diberikan guna penelitian atau pembangunan lebih lanjut.

3
BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan sebuah prosedur yang wajib
diterapkan disuatu perusahaan, dalam sebuah kegiatan, untuk menjamin keamanan
dari para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya.

Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan
karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(Purnama, 2010)

Melalui K3, upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi yang berbahaya


dalam sebuah lingkungan tempat kerja dapat diminimalisir, sehingga dapat
memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat, dan
proses produksi menjadi lancar. Dan dapat menekan risiko kerugian dan berdampak
terhadap peningkatan produktivitas suatu perusahaan.

2.2 Motifasi Pelaksanaan K3

Yang menjadi motiasi pelaksanaan K3 di bidang jasa usaha kontruksi antara


lain (Syah M.S, 2004):

a. Terjadinya kecelakaan di tempat kerja atau kecelakaan kerja yang membawa


korban manusia (pekerja dan yang terkait) dan harta benda berupa peralatan,
material dan bangunan
b. Adanya kesadaran atas nilai luhur martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan dalam kebersamaan dan kesejahteraan hidup yang menuntut peningkatan
perlindungan dalam bekerja dan di tempat kerja
c. Ada dan berlakunya peraturan dan undang-undang yang mengatur dan
mewajibkan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4
d. Kewajiban moral seluruh lapisan dunia usaha dan masyarakat sebab Indonesia
termasuk negara dan bangsa yang menjunjung hak-hak asasi manusia dan telah
menandatangani konvensi internasional tentang K3
e. Keinginan dari masyarakat jasa kontruksi dan dunia usaha umumnya, untuk
menciptakan dan melaksanakan kegiatan atau proyek dengan lebih baik, yaitu
lancar, benar, nyaman dan terhindar dari kejadian

2.3 Tujuan Pelaksanaan K3

Tujuan dilaksanakan K3 sebagai berikut (Syah, 2004):

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan


untuk kesejahteraan hidup
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien

2.4 Manfaat Pelaksanaan K3

Tujuan dilaksanakan K3 sebagai berikut (Syah, 2004):

a. Bagi Kontraktor
Manfaat K3 sangat penting untuk keselamatan dan kesehatan dalam suatu
pekerjaan. Karena kontraktor yang mengabaikan K3 akan berdampak pada segi
biaya, waktu akibat kecelakaan, peralatan, dan kerugian lainnya yang tak
terasuransikan yang di tanggung oleh kontraktor

b. Bagi Tenaga Kerja Kontruksi


Untuk tenaga kerja kontruksi akan memperoleh haknya bila mengikuti program
asuransi, namun jiika tenaga kerja telah cacat, maka tidak mampu lagi
menggunakan ketrampilannya untuk usaha jasa kontruksi. Sehingga harus
beralih kegiatan ketrampilan yang lebih rendah dengan upah yang lebih rendah
dari sebelumnya.

c. Bagi Owner
Kecelakan yang serius dapat mengakibatkan penundaan yang tidak dapat diatasi
lagi. Bila hal itu terjadi, maka proyek produksi memerlukan revisi. Pemberi

5
tugas kadang – kadang terpaksa untuk mendatangkan peralatan serta mesin –
mesin baru untuk dipasang akibat penundaan, yang lebih lanjut mengakibatkan
dampak berantai, yang betul – betul menciptakan penderitaan bagi pemberi
kerja. Hal demikian tidak perlu terjadi dalam hal kontraktor dapat melaksanakan
pekerjaannya secara efisien dan selamat, sehingga semua pihak mendapatkan
keuntungan, dan secara khusus bagi pemberi kerja.

2.5 Peraturan K3 Kontruksi di Indonesia


Terdapat banyak peraturan yang terkait keselamatan dan kesehata kerja di Indonesia,
diantaranya antara lain:
1. UU No 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja
 Latar Belakang : Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional
 Pasal 1: (7) “Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga teknis yang
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.
 Pasal 2 : Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja
dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air,
di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan
hukum Republik Indonesia.
Pada UU ini mengatur semua pekerjaan bukan hanya untuk pekerjaan
konstruksi. Ayat yang menyebutkan pekerjaan sesuai dengan lingkup
konstruksi ada pada
 Pasal 2 (2) c: “dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya
termasuk bangunan perairan, saluran, atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau di mana dilakukan pekerjaan persiapan;”

2. Permenakertrans No 1 Tahun 1980, Tentang K3 Pada Konstruksi


Bangunan
 Latar Belakang: Pada kenyataannya banyak terjadi kecelakaan, akibat
belum ditanganinya pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja secara

6
mantap dan menyeluruh pada pekerjaan konstruksi bangunan, sehingga
perlu diupayakan untuk membuat aturan / norma untuk melindungi tenaga
kerja.
 Dalam PERMENAKERTRANS ini juga dinyatakan bahwa: Pegawai
Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
melakukan pengawasan terhadap ditaatinya Pelaksanaan peraturan ini.
 Bab XV tentang Penggunaan Perlengkapan Penyelamatan dan
Perlindungan diri pasal 99 :
1.) Alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuaikan
dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing tenaga
kerja harus disediakan dalam jumlah yang cukup.
2.) Alat-alat termaksud pada ayat (1) pasal ini harus selalu memenuhi
syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditentukan.
3.) Alat-alat tersebut ayat (1) pasal ini harus digunakan sesuai dengan
kegunaannya oleh setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki
tempat kerja.
4.) Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja diwajibkan
mengguna-kan alat-alat termaksud pada ayat (1) pasal ini.
 Bab XVIII tentang Ketentuan Hukum pasal 103:
1.) Dipidana selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya
Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah), pengurus yang melakukan
pelanggaran atas ketentuan pasal 102.
2.) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini
adalah pelanggaran.
3.) Menteri dapat meminta Menteri yang membawahi bidang usaha
konstruksi bangunan guna mengambil sanksi administratif terhadap
tidak dipenuhinya ketentuan atau ketentuan-ketentuan Peraturan
Menteri ini.

7
3. Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum Kep.174_men_1986 No. 104_KPTS_1986 tentang K3 di Tempat
Kegiatan Konstruksi
 Pasal 2: Setiap Pengurus Kontraktor, Pemimpin Pelaksanaan Pekerjaan
atau Bagian Pekerjaan dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi, wajib
memenuhi syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti
ditetapkan dalam Buku Pedoman. Buku Pedoman yang dimaksud adalah
Buku Pedoman Pelaksanaan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Tempat Kegiatan Konstruksi, yang selanjutnya disebut Buku
Pedoman. Sebagai persyaratan teknis pelaksanaan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 01/Men/1980
 Pasal 3: Menteri Pekerjaan Umum berwenang memberikan sanksi
administrasi terhadap pihak-pihak yang tersebut pasal 2 dalam hal tidak
mentaati ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam Buku Pedoman.
 Pasal 4: Hal-hal yang menyangkut pembinaan dalam penerapan Keputusan
Bersama ini dilaksanakan secara koordinasi oleh Kantor Pusat, Kantor
Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Pekerjaan Umum setempat.
 Pasal 5: Sebagai pelaksanaan terhadap penerapan pasal 4 Keputusan
Bersama ini, maka Menteri Tenaga Kerja dapat menunjuk Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang Konstruksi di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum atas usul Menteri Pekerjaan Umum, sesuai
dengan ketentuan pasal 1 ayat (6) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja.

4. Permen PU No. 9 Tahun 2008, Tentang Pedoman SMK3K Bidang


Pekerjaan Umum
 Ahli K3 Konstruksi adalah : Ahli K3 yang mempunyai kompetensi khusus
di bidang K3Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi sesuai
pedoman ini di tempat penugasannya yang dibuktikan dengan sertifikat
dari yang berwenang dan sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja.

8
 Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa
dan/atau Organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/
sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
 P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan
tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan
pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3
adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3
adalah Ahli K3 Konstruksi.
 Resiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya
peristiwa K3 dengan akibat yang ditimbulkannya dalam kegiatan
konstruksi.
 Kategory Risiko K3 adalah tinggi, sedang atau kecil. Jika terjadi
perbedaan pendapat tentang penentuan kategori risiko, harus diambil
tingkat risiko yang lebih tinggi.
 Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai
dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan
mengendalikan risiko.
 Penyedia jasa wajib membentuk P2K3 bila:
1.) Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah
paling sedikit 100 orang.
2.) Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif.

5. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3


 Dalam menyusun kebijakan K3, pengusaha paling sedikit harus
melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi:
1.) Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
2.) Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang
lebih baik

9
3.) Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
4.) Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang
berkaitan dengan keselamatan; dan
5.) Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
 Rencana K3 paling sedikit memuat:
a. Tujuan dan sasaran;
b. Skala prioritas;
c. Upaya pengendalian bahaya;
d. Penetapan sumber daya;
e. Jangka waktu pelaksanaan;
f. Indikator pencapaian; dan
g. Sistem pertanggungjawaban.

6. UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Kontruksi


 Bab VI Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, Dan Keberlanjutan
Konstruksi Bagian Kesatu Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,
dan Keberlanjutan Pasal 59:
1.) Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan.
2.) Dalam memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengguna Jasa
dan/atau Penyedia Jasa harus memberikan pengesahan atau
persetujuan atas:
a. Hasil pengkajian, perencanaan, atau perancangan
b. Rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan,
pembongkaran, atau pembangunan kembali;
c. Pelaksanaan suatu proses pembangunan, pemeliharaan,
pembongkaran, dan/atau pembangunan kembali;
d. Penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi; dan/atau
e. Hasil layanan Jasa Kontruksi
3.) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:

10
a. Standar mutu bahan;
b. Standar mutu peralatan;
c. Standar keselamatan dan kesehatan kerja;
d. Standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
e. Standar mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi;
f. Standar operasi dan pemeliharaan;
g. Pedoman pelindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan Jasa
Konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
h. Standar pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4.) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk
setiap produk Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur oleh menteri teknis terkait sesuai dengan kewenangannya.
5.) Dalam menyusun Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan untuk setiap produk Jasa Konstruksi, menteri teknis
terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memperhatikan kondisi
geografis yang rawan gempa dan kenyamanan lingkungan terbangun.

2.6 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang
dapat mengakibatkan kerugian, baik materil, waktu, fisik hingga lingkungan.

Menurut Reese (2009), kecelakaan kerja merupakan hasil langsung dari


tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman, yang keduanya dapat dikontrol oleh
manajemen. Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman disebut sebagai penyebab
langsung (immediate/primary causes) kecelakaan karena keduanya adalah penyebab
yang jelas / nyata dan secara langsung terlibat pada saat kecelakaan terjadi

Faktor – faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja:


a. Kelalaian pelaksana dan lemahnya pengawasan
b. Tidak dilibatkannya tenaga ahli/tenaga trampil di bidang konstruksi maupun ahli
K3 dalam pelaksanaan konstruksi
c. Penerapan SMK3 tidak dilaksanakan secara konsisten

11
d. Tidak ditaatinya ketentuan yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)

2.7 Sistem Manajaemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996, Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Sistem
Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

2.8 Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam bekerja, yang berfungsi melindungi tenaga kerja dari bahaya-
bahaya secara fisik maupun kimiawi. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat
alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaannya
yang mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat kerja. APD dipakai setelah usaha
rekayasa dan cara kerja yang aman APD yang dipakai memenuhi syarat enak
dipakai, tidak mengganggu kerja memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya
(Sartika, 2005).

Penggunaan alat pelindung diri merupakan sebagai pendukung bila tidak dapat
memperbaiki atau mengganti faktor-faktor yang berbahaya. APD hanya berfungsi
mengurangi efek tingkat keseriusan dari suatu bahaya di lingkungan kerja. Sehingga
penggunaannya hanya bersifat sementara dan merupakan suatu alternatife yang
terakhir.

Berikut ini adalah jenis-jenis utama Alat Pelindung Diri (APD):


1. Pelindung Kepala
2. Pelindung Muka
3. Pelindung Mata
4. Pelindung Pendengaran
12
5. Pelindung Alat Pernafasan
6. Pelindung Tangan dan Kaki
7. Pelindung Tubuh

Gambar. 2.1 – Alat Pelindung Diri (APD)

Sumber : Google, 2021

2.9 Penerapan K3 di Lapangan


1. Induksi
Induksi merupakan pemberian wawasan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja melalui pemberian soal dengan pertanyaan tentang standar K3
yang umum diketahui seperti simbol-simbol bahaya/peringatan, aturan dan
larangan di tempat kerja, dll. Induksi biasa dilakukan pada pekerja baru yang
memasuki suatu area kerja.

2. Briefing & Pengecekan APD


Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor mengumpulkan para pekerjanya
untuk berkumpul untuk diberikan arahan mengenai pekerjaan apa yang akan

13
dilakukan pada hari ini, serta melakukan pengecekan APD pada pekerja, dan
dilanjutkan dengan absen untuk mendata pekerja yag hadir.

Gambar. 2.2 – Tabel Hadir / Toolbox Meeting

3. Pembuatan Laporan Harian


Laporan harian berisi pekerjaan yang dilakukan pada suatu hari,
peralatan penunjang pekerjaan yang dipakai, jumlah pekerja dan data cuaca.
Laporan ini dibuat oleh kontraktor dan diserahkan kepada owner.

2.10 Pencegahan Kecelakaan Kerja di Lapangan


1. Pembuatan Prosedur Tanggap Darurat
Prosedur tanggap darurat dibat sebagai alur penanguangan kecelakaan
kerja jika kecelakaan kerja terjadi.

14
2. Pembuatan Kartu Nama Pekerja
Kartu nama digunakan untuk dapat memasuki area kerja. Kartu ini berisi
identitas diri pada bagian depan dan nomor telepon penting pada bagian
belakang. Kartu ini dikenakan saat melakukan pekerjaan dan ditinggal di pos
jaga setelah selesai melakukan pekerjaan. Kartu nama ini dapat dilubangi jika
pekerja melakukan pelanggaran K3, jika lubang pada kartu sudah berjumlah 3
maka pekerja tidak boleh melakukan pekerjaan pada proyek tersebut.

3. Istirahat Dan Pemberian Smoking Area


Dikarenakan area pekerjaan dilarang merokok dan sebagian pekerja
merupakan perokok aktif, maka owner memberikan kebijakan yaitu istirahat
khusus pada jam-jam tertentu. Istirahat dilakukan selama 15 menit pada pukul
10 pagi dan 3 sore. Pekerja yang ingin merokok pun diarahkan ke smoking area
agar tidak merokok di area kerja.

4. Pengecekan Pada Peralatan & Alat Penunjang Pekerjaan


Pengecekan dilakukan dengan memberikan tag yang berisi tangal
pengecekan & tanda tangan tim K3 dari owner dan kontraktor. Alat berat
seperti excavator atau vibro roller juga dilakukan pengecekan, terutama pada
tangki oli dan solar. Jika terjadi kebocoran maka harus segera dilakukan
pembersihan pada area tersebut agar tidak terjadi pencemaran pada lingkungan.

2.11 Konsep K3 Kontruksi

Gambar. 2.3 – Konsep K3 Kontruksi


Sumber : Google, 2021

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi adalah ilmu yang membahas tentang motode-metode ilmiah, jenis-


jenis, langkah-langkah, sampai pada batasan-batasan mengenai metode ilmiah itu
sendiri (Ismael, 2014).

Penelitian merupakan usaha untuk mendapatkan pengetahuan melalui cara-cara


yang menghasilkan bukti berupa kenyataan yang sebenarnya atau cara kerja ilmu
ilmiah yang tertatadan terkendali. Fungsi penelitian yaitu:

1. Menyediakan fakta dari pendekatan ilmiah didalam penelitian.


2. Mengembangkan ilmu serta memberikan penjelasan secara jelas tentang ilmu
tersebut
3. Menguji kebenaran penelitian
4. Memecahkan masalah
5. Mendapatkan penjelasan, dan mencari tahu sebab akibatnya.
6. Mencari saran dan kesimpulan secara bijak dalam penelitian.

Penelitian bertujuan untuk bisa mendapatkan solusi suatu permasalahan.


Penelitian harus direncanakan secara sistematis dari menentukan judul, persiapan,
perencanaan, pelaksanaan sampai penyelesaian pembuatan laporan dengan tata cara
yang benar.

3.2 Bagan Alir Penelitian

Dalam pembuatan laporan ini, secara sistematis diperlukan rencana bagan alir
penelitian yang dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

16
Mulai

Perumusan Masalah

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar. 3.1 – Bagan Alir Penelitian

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian penyusunannnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 – Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Minggu
No. Kegiatan
I II III IV V VI VII VIII
1 Pengumpulan Reverensi √ √
2 Penyusunan Judul √
3 Pengajuan Judul √
4 Penyusunan Proposal √ √
5 Perbaikan Proposal √ √
6 Penyusunan Data √ √ √
7 Menganalisis Data √ √
8 Penyusunan Laporan √ √
9 Perbaikan Laporan √ √

17
3.4 Cara Memperoleh Data

Cara memperoleh data terdapat 2 langkah:


1. Data Primer

Data primer didapatkan dengan cara berinteraksi dengan obyek penelitian


secara langsung. Cara yang dimaksud yaitu:

A. Wawancara

Dalam cara ini bertujuan memberikan pertanyaan tentang keadaan


di dalam suatu proyek. Wawancara bertujuan untuk:

a. Bahwa responden merupakan orang yang sangat mengetahui


tentang pokok permasalahan yang ingin diteliti.
b. Perkataan responden kepada yang meneliti harus sesuai kenyataan,
dapat dipercaya dan interprestasi responden kepada pertanyaan
yang diberikan kepada peneliti harus masuk akal. Data-data ini bisa
didapatkan dari pihak kontraktor dan konsultan.

B. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar isi yang berupa pertanyaan dan diberikan


secara langsung. Pertanyaan ditanyakan secara langsung melalui
responden, pilihan jawaban telah di sediakan oleh penanya, maka
responden tinggal memilih satu diantara jawaban yang telah disediakan.

2. Data Sekunder

Data ini bisa diperoleh dengan cara melaksanakan studi pustaka yaitu
meliputi jurnal-jurnal, buku-buku yang berkaitan dalam pokok permasalahan
untuk mendapatkan gambaran rencana mengenai sesuatu yang ingin diteliti.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data guna menyelidiki dan mengetahui karakteristik objek


penelitian. Jika pengumpulan data dikerjakan dengan cara kuesioner maka isi dalam
kuesioner tersebut adalah mengenai elemen objek penelitian. Keterangan yang ingin
ditanyakan harus disesuai dengan tujuan penyelidikan untuk mendapatkan
kesimpulan data yang relevan.

18
3.6 Jenis Penelitian

Ada 2 macam jenis penelitian:

1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah jenis metode penelitian yang bersifat
deskriptif dan menggunakan analisis secara detail. Dalam pelaksanaannya,
metode ini sifatnya subjektif dimana proses penelitian lebih diperllihatkan dan
cenderung lebih fokus pada teori. Tujuan dikerjakan penelitian ini guna
mengetahui teori dasar yang dalam menyusun penelitian dan sebagai dasar
penyusunan daftar kuesioner.
2. Penelitian Survei
Penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan
untuk meneliti dan memecahkan masalah-masalah pendidikan, biasanya hasil
riset ini dalam bentuk opini atau pendapat dari orang lain berdasarkan objek
yang sedang diamati dengan cara mewawancarai langsung pekerja di proyek
tersebut.

3.7 Metode Penelitian

1. Melakukan studi yang terkait dengan faktor sistem manajemen K3 pada


Pembangunan Pabrik & Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama
2. Melakukan penelitian dengan cara menyebarkan data pertanyaan kuesioner
kepada responden
3. Menyusun penelitian sesuai dengan data yang sudah diperoleh dari penyebaran
kuesioner.
4. Menyusun, mengolah dan merangkum data dengan menggunakan program
Microsoft Excel.

3.8 Pembuatan Kuesioner

Cara yang digunakan dalam penyusunan kuesioner untuk mendapatkan data


mengenai sistem manajemen K3 pada Pembangunan Pabrik & Gudang Semen PT.
Cipta Mortar Utama adalah:

19
1. Mencari pokok permasalahan yang terkait dengan faktor yang mempengaruhi
sistem manajemen K3 pada Pembangunan Pabrik & Gudang Semen PT. Cipta
Mortar Utama
2. Menyusun daftar-daftar pertanyaan berdasarkan permasalahan di lapangan.

Hal – hal yang dijadikan kuesioner terdapat dalam table berikut :

Tabel 3.2 – Pertanyaan Kuesioner

Kelompok Penilaian
No. Pertanyaan
Faktor 1 2 3 4

1. Kurangnya jaminan kesehatan


Perencanaan ( Planing )

untuk para pekerja


2. Banyaknya potensi bahaya yang
terjadi
I
3. Kurangnya kerapian penempatan
alat-alat kerja dilapangan
4. Penempatan alat-alat pengaman
yang kurang tepat
1. Kurang disiplinnya para pekerja
Organisasi ( Organizing )

dalam mematuhi ketentuan-


ketentuan mengenai K3
2. Kurangnya pengawasan kepada
pekerja untuk penggunaan alat
II
pelindung diri
3. Tatanan organisasi yang belum
terstruktur
4. Kurangnya pengetahuan para
pekerja tentang keselamatan kerja
1. Masih adanya peralatan kerja yang
tidak layak pakai
Pelaksanaan ( Actuating )

2. Kurangnya ketersediaan alat


pelindung diri
3. Kurangnya ketersediaan tempat
medis didalam lingkungan
III
pekerjaan
4. Kurangnya pengetahuan para
pekerja tentang keselamatan kerja

20
1. Masih adanya tempat bahaya yang

Pengawasan ( Controlling )
tidak terdapat rambu-rambu K3
2. Kurang adanya pengawasan
terhadap kecelakaan, insiden dan
sakit
IV
3. Penggunaan alat pelindung diri
yang tidak sesuai dengan kondisi
kerja
4. Ketersediaan alat pelindung diri
yang kurang memadai

3.9 Responden atau Objek Penelitian

Responden atau objek penelitian dari studi kasus yang dilakukan pada proyek
Pembangunan Pabrik & Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama dengan sumber data
dari Site Manager, Administrasi, Logistik, Pelaksana, Pengawas Lapangan, K3, dan
pekerja atau yang lainnya.

Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam melakukan wawancara dengan


responden yaitu kesibukan responden yang akan diwawancarai, sehingga jadwal
wawancara tidak pasti dan bisa berubah sewaktu-waktu.
Adapun daftar responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3 – Daftar Responden Yang Diwawancarai

No. Jabatan Responden Jumlah Responden

1. Site Manager 1

2. Administrasi 3

3. Logistik 4

4. Pelaksana 2

5. Pengawas Lapangan 3

6. K3 4

7. Lainnya / Pekerja 13

Total 30

21
3.10 Pelaksanaan Penelitian

Sebelum data dikumpulkan dari responden, maka sebelumnya kita harus


mewawancarai responden terlebih dahulu. Hasil yang diperoleh akan digunakan
untuk membandingkan dengan hasil yang telah didapat pada akhir pengolahan data.
Jika semua kuesioner sudah terkumpul semua, cara berikutnya yaitu dengan
menganalisis dan mengolah data tersebut. Tahap akhir yang harus dilakukan adalah
menarik kesimpulan dari hasil olahan data.

3.11 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada proses Pembangunan Pabrik & Gudang Semen PT.
Cipta Mortar Utama yang berlokasi di Jalan Tugu Wijaya VII no. 8 Kawasan Industri
Wijayakusuma, Semarang. Proyek ini di kerjakan oleh PT. Gama Mulya Sakti yang
berkantor Pusat di Jalan Majapahit no. 480, Semarang.

3.12 Metode Analisis Data

Jika semua data sudah terkumpul, langkah-langkah dalam menganalisis data


guna mencari prosentase dari data yang telah terkumpul yaitu:

1. Dari penyusunan tabel yang didapat dari pengelompokan faktor-faktor yang


telah diteliti, didapat hasil gambaran yang ada.

2. Setelah mendapat semua jawaban hasil kuesioner yang behubungan dengan


faktor yang mempengaruhi mutu, waktu, dan biaya pada lingkup pakerjaan
proyek yaitu:

1 = tidak berpengaruh : nilai 1


2 = kurang berpengaruh : nilai 2
3 = berpengaruh : nilai 3
4 = sangat berpengaruh : nilai 4

3. Menganalisa data kuesioner dengan meggunakan cara statistik deskripsi, yaitu


dengan menentukan mean lalu menghitung indeks kepentingan relatif (IKR)
melalui analisis data kuesioner.

Sebelum menentukan metode apa yang digunakan, peneliti harus senyesuaikan


sasaran yang akan dituju. Penelitian ini menggunakan metode statistik. Jika terdapat

22
dua ataupun lebih nilai yang dimiliki variabel IKR yang sama maka variabel IKR
diberi rangking. Disusun dari kuesioner yang hasil bobotnya paling banyak dan
tertinggi. Cara ini sangat dibutuhkan untuk memberikan prioritas kepada variabel
tersebut.

Menganalisis data untuk urutan rangking dari data kuesioner dengan


menentukan indeks kepentingan relative (IKR). Untuk menentukan IKR disusun
rumus:

i n

 xi
X  i 1
n
Keterangan: 𝑋̅ = rata-rata ukuran nilai faktor

𝑋𝑖 = ukuran nilai faktor pada responden ke-1

𝑛 = jumlah responden

x
IKR 
m
Dimana: 𝐼𝐾𝑅 = indeks kepentingan relatif

𝑋̅ = rata-rata ukuran nilai faktor

𝑚 = 4 (pada faktor yang mempengaruhi)

i n

 xi
X  i 1
n
x
IKR 
m

23
Variabel yang telah dimiliki nilai IKR yang tertinggi diberikan rangking 1
(satu), demikian berkelanjutan dan secara berurutan sampai nilai IKR yang terendah.
Dalam menyusun nilai-nilai variabel untuk mempermudah menggunakan aplikasi
Microsoft Excel. Analisis ini sangat berguna untuk mengidentifikasi responden dan
menentukan nilai prioritas dalam hasil studi.

3.13 Kesimpulan dan Saran

Langkah selanjunya yaitu menarik kesimpulan sesuai dengan analisis yang telah
dilakukan, yaitu menentukan data interval yang sangat berpengaruh maupun yang
tidak berpengaruh dan menentukan hasil yang paling berpengaruh dengan langkah
mengambil hasil rangking 4 teratas.

24
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Proyek

Kegiatan pelaksanaan di lapangan merupakan bagian terpenting dari proyek


dan merupakan lanjutan dari perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor setelah mendapatkan Surat Perintah Kerja
(SPK). Dalam prakteknya di lapangan sering dijumpai adanya kondisi yang
berlainan dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Untuk mengatasai hambatan
- hambatan tersebut perlu adanya kerja sama yang baik agar proyek dapat berjalan
sesuai rencana dan tanpa ada kendala yang berarti.
Pada analisa dan permasalahan ini akan membahas tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), karena pada dasarnya pekerjaan Pembangunan Pabrik dan
Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama mempunyai banyak resiko keamanan bagi
pekerja maupun yang ada disekitaran proyek yang sedang berlangsung, maka
diperlukannya manajemen dalam mewujudkan program K3 tersebut dengan baik
supaya tidak terjadinya korban dalam proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

4.2 Data Umum Proyek

a. Nama Proyek : Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta


Mortar Utama
b. Lokasi Proyek : Jalan Tugu Wijaya VII no. 8 Kawasan Industri
Wijayakusuma, Semarang
c. Fungsi Bangunan : Pabrik dan Gudang Semen
d. Pemilik Proyek : PT. Cipta Mortar Utama
e. Konsultan Arsitek : PT. Sahen Indonesia Teknik
f. Konsultan Struktur : PT. Sahen Indonesia Teknik
g. Konsultan MEP : PT. Gama Mulya Sakti
h. Lingkup Pekerjaan : Arsitek, Struktur, MEP
i. Waktu Pelaksanaan : 01 Agustus 2019 – 30 Mei 2020
j. Kontraktor Pelaksana : PT. Gama Mulya Sakti
k. Luas Bangunan : ± 3.688 m²
25
l. Jumlah lantai : 1 lantai
m. Spesifikasi struktur : Tiang Baja
n. Pondasi : Tiang Pancang Ø 45 cm
o. Atap : Galvalume

4.3 Lokasi Proyek

Proyek Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama terletak di Jalan
Tugu Wijaya VII no. 8 Kawasan Industri Wijayakusuma, Semarang dan mempunyai
batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara : PT. Hanchen Industrial Indonesia
 Sebelah Selatan : PT. Laju Sinergi Metalindo
 Sebelah Barat : PT. Artama Sentosa Indonesia
 Sebelah Timur : Lahan Kosong

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 yaitu Peta Lokasi Pembangunan
Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama berikut ini.

Lokasi Proyek

Gambar 4.1 – Peta Lokasi Proyek


Sumber : Google Earth, 2021

26
4.4 Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini para responden adalah Site Manager,


Administrasi, Logistik, Pelaksana, Pengawas Lapangan, K3, dan Pekerja yang
terlibat pada proyek Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar
Utama. Untuk jumlah penyebaran kuesioner yang direncanakan secara umum bisa
terpenuhi. Sebelum pelaksanaan pengisian kuesioner, sebelumnya dijelaskan maksud
dan tujuan dari penelitian ini . Peneliti mengadakan wawancara langsung dengan
responden dari masing - masing pihak yang dipilih menjadi responden seperti
tersebut diatas.

4.5 Responden Penelitian

Terdapat kelompok responden penelitian yang mengisi kuesioner penelitian


tentang penerapan sistem manajemen K3 pada proyek Pembangunan Pabrik dan
Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama.

4.5.1 Jabatan Responden


Jabatan responden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa kelompok
responden yang berbeda berdasarkan struktur organisasi dan profesi jabatan
yang ada pada Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar
Utama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikt ini.

Tabel 4.2 – Jabatan Responden

No. Jabatan Responden Jumlah Responden Presentase (%)


1. Site Manager 1 3,33
2. Administrasi 3 10,00
3. Logistik 4 13,33
4. Pelaksana 2 6,67
5. Pengawas Lapangan 3 10,00
6. K3 4 13,33
7. Lainnya / Pekerja 13 43,00
Total 30 100

Dari data tabel presentase jabatan responden diatas selanjutnya dijadikan


diagram batang berikut ini:

27
50 43%
40
30
20 13,33% 13,33% 13
10% 10%
10 4 6,67%
1 3,33% 3 2 3 4
0

Jumlah Presentase

Gambar 4.2 – Diagram Batang Jabatan Responden

4.5.2 Pendidikan Terakhir Responden


Sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam penelitian ini
pendidikan terakhir responden juga dilakukan survey seperti terlihat pada
tabel berikut ini :

Tabel 4.2 – Pendidikan Terakhir Responden

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Presentase (%)


1. SD 0 0,00
2. SMP 7 23,33
3. SMA / SMK 12 40,00
4. D3 0 0,00
5. S1 10 33,33
6. S2 1 3,33
Total 30 100

Pada tabel pendidikan responden diatas menunjukan pekerja Proyek


Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama dengan
pendidikan terakhir SD dan D3 berjumlah 0, dengan presentase 0%. Pekerja
dengan pendidikan SMP berjumlah 7 orang dengan presentase 23,33%.
Selanjutnya pekerja dengan pendidikan SMK/SMK berjumlah 12 orang
dengan presentase 40,00%. Untuk pekerja dengan pendidikan sarjana S1
berjumlah 10 orang dengan presentase 33,33% dan pendidikan terakhir S2
hanya berjumlah 1 orang dengan presentase 3,33%.

Dari data tabel presentase pendidikan terakhir responden diatas selanjutnya


dijadikan diagram batang berikut ini:

28
50 40%
40 33,33%
30 23,33%
20 12 10
10 7
0 0% 0 0% 1 3,33%
0
SD SMP SMA / SMK D3 S1 S2

Jumlah Presentase
Gambar 4.3 – Diagram Batang Pendidikan Terakhir Responden

4.5.3 Pengalaman Kerja Responden


Pengalaman masa kerja responden dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi 3, yaitu kurang dari 1 tahun, 1 sampai dengan 5 tahun dan lebih dari
5 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 – Pengalaman Kerja Responden

No. Masa Pengalaman Kerja Jumlah Responden Presentase (%)


1. < 1 Tahun 0 0,00
2. 1-5 Tahun 18 60,00
3. > 5 Tahun 12 40,00
Total 30 100

Pada tabel diatas menunjukan mayoritas kebanyakan pekerja Proyek


Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama dengan
pengalaman diatas lebih 1 tahun seperti pekerja dengan pengalaman 1-5 tahun
18 orang dengan presentase 60,00%, serta lebih dari 5 tahun 12 orang dengan
presentase 40,00%. Dari data tabel presentase pengalaman kerja responden
diatas selanjutnya dijadikan diagram batang berikut ini:

80
60%
60
40%
40
18 12
20
0 0%
0
< 1 Tahun 1-5 Tahun Logistik

Jumlah Presentase

Gambar 4.4 – Diagram Batang Pengalaman Kerja Responden

29
4.5.4 Pendapatan Responden
Pendapatan responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 3,
yaitu kurang dari 2 juta, 2 juta sampai dengan 3 juta dan lebih dari 3 juta.
Hasil pengolahan data dari analisis pendapatan atau gaji responden setiap
bulannya lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 – Pendapatan Responden

No. Pendapatan Jumlah Responden Presentase (%)


1. < 2 Juta 3 10,00
2. 2 Juta – 3 Juta 13 43,33
3. > 3 Juta 14 46,67
Total 30 100

Pada tabel diatas menunjukan mayoritas kebanyakan pekerja Proyek


Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama dengan
pendapatan/gaji diatas lebih 3 juta seperti pekerja dengan pendapatan kurang
dari 2 juta berujmlah 3 orang dengan presentase 10,00%, dan antara 2 juta
sampai 3 juta berjumlah 13 orang dengan presentase 43,33% serta lebih dari 3
juta berjumlah 14 orang dengan presentase 46,67%. Dari data tabel presentase
pendapatan kerja responden diatas selanjutnya dijadikan diagram batang
berikut ini:

50 43,33% 46,67%
40
30
20 13 14
10%
10 3
0
<2 Juta 2 - 3 Juta > 3 Juta

Jumlah Presentase

Gambar 4.5 – Diagram Batang Pendapatan Kerja Responden

4.6 Hasil Penelitian

Pada tahapan ini dilakukan pengembangan melalui data yang didapat dari
penyebaran kuesioner untuk diolah. Selanjutnya akan dilakukan analisis tentang
penerapan sistem manajemen K3 yang bertujuan untuk mengetahui bahwa penerapan
30
keselamatan dan keamanan kerja (K3) sangat diperlukan diarea Proyek
Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama untuk
menghindari kecelakaan kerja maupun insiden yang tidak diinginkan terjadi di area
proyek yang sedang berlangsung agar terwujudnya zero accident, serta memberikan
keselamatan, keamanan dan kesehatan pada para pekerja yang ikut terlibat di dalam
proyek.
Adapun jumlah penyebaran kuesioner yang direncanakan secara umum bisa
terpenuhi. Sebelum melakukan pengisian kuesioner, terlebih dahulu dijelaskan
maksud dan tujuan dari penelitian ini, penelitian mengadakan wawancara langsung
dengan responden dari pihak yang dipilih menjadi responden yaitu Site Manajer,
Pengawas Lapangan, dan K3.

4.6.1 Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SMK3

Dari hasil kuesioner yang diisi oleh responden maka selanjutnya akan
dianalisis untuk mencari urutan prioritas faktor – faktor yang mempengaruhi
Penerapan Sistem Manajemen K3. Faktor penilaian yang dilakukan adalah :
1 = Tidak Berpengaruh : nilai 1
2 = Kurang Berpengaruh : nilai 2
3 = Berpengaruh : nilai 3
4 = Sangat Berpengaruh : nilai 4

Rekap data faktor penilaian Proyek Pembangunan Pabrik dan Gudang


Semen PT. Cipta Mortar Utama yang didapat pada kuesioner dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5 – Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SMK3

Kelompok Faktor Yang Mempengaruhi Penilaian Kepentingan


No.
Faktor Penerapan Sistem Manjemen K3 1 2 3 4 Jml

1. Kurangnya jaminan kesehatan


Perencanaan ( Planing )

0 4 12 14 30
untuk para pekerja
2. Banyaknya potensi bahaya yang 30
0 3 13 14
terjadi
I
3. Kurangnya kerapian penempatan 30
0 7 11 12
alat-alat kerja dilapangan
4. Penempatan alat-alat pengaman 30
0 4 9 17
yang kurang tepat

31
Kelompok Faktor Yang Mempengaruhi Penilaian Kepentingan
No.
Faktor Penerapan Sistem Manjemen K3 1 2 3 4 Jml

1. Kurang disiplinnya para pekerja


0 3 10 17 30

Organisasi ( Organizing )
dalam mematuhi ketentuan-
ketentuan mengenai K3
2. Kurangnya pengawasan kepada
pekerja untuk penggunaan alat 0 6 10 14 30
II
pelindung diri
3. Tatanan organisasi yang belum 30
0 5 13 12
terstruktur
4. Kurangnya pengetahuan para 30
0 4 13 13
pekerja tentang keselamatan kerja
1. Masih adanya peralatan kerja yang 30
Pelaksanaan ( Actuating )

0 4 10 16
tidak layak pakai
2. Kurangnya ketersediaan alat 30
0 7 13 10
pelindung diri
III 3. Kurangnya ketersediaan tempat
medis didalam lingkungan 0 6 14 10 30
pekerjaan
4. Kurangnya pengetahuan para 30
0 6 12 12
pekerja tentang keselamatan kerja
1. Masih adanya tempat bahaya yang 30
0 4 17 9
Pengawasan ( Controlling )

tidak terdapat rambu-rambu K3


2. Kurang adanya pengawasan
terhadap kecelakaan, insiden dan 0 1 13 16 30
sakit
IV
3. Penggunaan alat pelindung diri
yang tidak sesuai dengan kondisi 0 4 15 11 30
kerja
4. Ketersediaan alat pelindung diri 30
0 6 18 6
yang kurang memadai

Rekap dari hasil penyebaran 16 kuesioner faktor yang mempengaruhi


penerapan sistem manajemen K3 yang diisi oleh responden antara lain :

1. Kurangnya jaminan kesehatan untuk para pekerja


Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 12
responden, dan sangat berpengaruh 14 responden.
2. Banyaknya potensi bahaya yang terjadi

32
Yang tidak berpengaruh dengan 3 responden, berpengaruh dengan 13
responden, dan sangat berpengaruh 14 responden.
3. Kurangnya ketersediaan tempat medis didalam lingkungan pekerjaan
Yang tidak berpengaruh dengan 7 responden, berpengaruh dengan 11
responden, dan sangat berpengaruh 12 responden.
4. Penempatan alat-alat pengaman yang kurang tepat
Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 9
responden, dan sangat berpengaruh 17 responden.
5. Kurang disiplinnya para pekerja dalam mematuhi ketentuan-ketentuan
mengenai K3
Yang tidak berpengaruh dengan 3 responden, berpengaruh dengan 10
responden, dan sangat berpengaruh 17 responden.
6. Kurangnya pengawasan kepada pekerja untuk penggunaan alat
pelindung diri
Yang tidak berpengaruh dengan 6 responden, berpengaruh dengan 10
responden, dan sangat berpengaruh 14 responden.
7. Tatanan organisasi yang belum terstruktur
Yang tidak berpengaruh dengan 5 responden, berpengaruh dengan 13
responden, dan sangat berpengaruh 12 responden.
8. Kurangnya pengetahuan para pekerja tentang keselamatan kerja
Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 13
responden, dan sangat berpengaruh 13 responden.
9. Masih adanya peralatan kerja yang tidak layak pakai
Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 10
responden, dan sangat berpengaruh 16 responden.
10. Masih Kurangnya ketersediaan alat pelindung diri
Yang tidak berpengaruh dengan 7 responden, berpengaruh dengan 13
responden, dan sangat berpengaruh 10 responden.
11. Kurangnya ketersediaan tempat medis didalam lingkungan pekerjaan
Yang tidak berpengaruh dengan 6 responden, berpengaruh dengan 14
responden, dan sangat berpengaruh 10 responden.

33
12. Kurangnya pengetahuan para pekerja tentang keselamatan kerjaYang
tidak berpengaruh dengan 6 responden, berpengaruh dengan 12
responden, dan sangat berpengaruh 12 responden.
13. Masih adanya tempat bahaya yang tidak terdapat rambu-rambu K3
Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 17
responden, dan sangat berpengaruh 9 responden.
14. Kurang adanya pengawasan terhadap kecelakaan, insiden dan sakit
Yang tidak berpengaruh dengan 1 responden, berpengaruh dengan 13
responden, dan sangat berpengaruh 16 responden.
15. Penggunaan alat pelindung diri yang tidak sesuai dengan kondisi kerja
Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 15
responden, dan sangat berpengaruh 11 responden.
16. Ketersediaan alat pelindung diri yang kurang memadai
Yang tidak berpengaruh dengan 6 responden, berpengaruh dengan 18
responden, dan sangat berpengaruh 6 responden.

4.6.2 Tindakan Dalam Penerapan SMK3


Dari hasil kuesioner yang diisi oleh responden maka selanjutnya akan
dianalisis untuk mencari urutan prioritas Tindakan Dalam Penerapan Sistem
Manajemen K3. Faktor penilaian yang dilakukan adalah :
1 = Tidak Tepat : nilai 1
2 = Kurang Tepat : nilai 2
3 = Tepat : nilai 3
4 = Sangat Tepat : nilai 4

Rekap data yang didapat pada kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 – Tindakan Dalam Penerapan SMK3

Kelompok Penilaian Kepentingan


No. Tindakan Dalam Penerapan
Faktor Sistem Manjemen K3 1 2 3 4 Jml

1. Membuat jaminan kesehatan bagi 30


Perencanaan

0 5 7 18
( Planing )

para pekerja seperti BPJS


I 2. Mengidentifikasi potensi bahaya
dan cara pencegahan 0 3 7 20 30

34
Kelompok Penilaian Kepentingan
No. Tindakan Dalam Penerapan
Faktor Sistem Manjemen K3 1 2 3 4 Jml

3. Membuat rencana penempatan

Perencanaan
0 7 11 12 30

( Planing )
alat-alat pengaman
I 4. Membuat rencana kerapian
penempatan alat-alat kerja di 0 4 13 13 30
lapangan
1. Memberi kewenangan dan
tanggung jawab kepada komite K3 0 3 12 15 30
dalam mendisiplinkan para pekerja
Organisasi ( Organizing )

2. Melibatkan semua personil atau


pekerja dilapangan dalam memikul 0 6 10 14 30
tanggung jawab terhadap K3
II 3. Menyediakan supervisor utuk
fungsi pengawasan yang lebih
intensif pada pekerja dan 0 3 13 14 30
pengawasan kelengkapan
pelindung diri
4. Pembentukan Organisasi sesuai
dengan peraturan Menaker No. 0 6 15 9 30
Per-04/Men/1987
1. Menyediakan alat 30
0 2 11 17
pelindung/pengaman diri
Pelaksanaan ( Actuating )

2. Memberikan pelatihan dan


pemberitahuan untuk menanamkan 30
0 5 10 15
kebiasaan berhati-hati kepada para
III pekerja
3. Menjalin kerja sama dengan 30
0 3 16 11
puskesmas / rumah sakit
4. Melakukan perawatan dan
pengujian secara berkala terhadap 0 6 15 9 30
pearalatan
1. Memberikan rambu-rambu K3
Pengawasan ( Controlling )

pada tempat yang dikategorikan 0 5 14 11 30


bahaya
2. Mengawasi penggunaan alat-alat 30
0 5 12 13
pelindung diri
IV
3. Memeriksa tempat kerja,
peralatan, perlengkapan K3 secara 0 2 14 14 30
rutin sebelum memulai pekerjaan
4. Memantau kecelakaan, insiden dan 30
0 5 10 15
sakit secara berkala

35
Rekap dari hasil penilaian tindakan yang tepat dalam penerapan sistem
manajemen K3 yang diisi oleh responden antara lain :

1. Membuat jaminan kesehatan bagi para pekerja seperti BPJS


Tindakan yang tidak tepat dengan 5 responden, tindakan tepat dengan 7
responden, dan sangat tepat berjumlah 18 responden.
2. Mengidentifikasi potensi bahaya dan cara pencegahan
Tindakan yang tidak tepat dengan 3 responden, tindakan tepat dengan 7
responden, dan sangat tepat berjumlah 20 responden.
3. Membuat rencana penempatan alat-alat pengaman
Tindakan yang tidak tepat dengan 7 responden, tindakan tepat dengan 11
responden, dan sangat tepat berjumlah 12 responden.
4. Membuat rencana kerapian penempatan alat-alat kerja di lapangan
Tindakan yang tidak tepat dengan 4 responden, tindakan tepat dengan 13
responden, dan sangat tepat berjumlah 13 responden.
5. Memberi kewenangan dan tanggung jawab kepada komite K3 dalam
mendisiplinkan para pekerja
Tindakan yang tidak tepat dengan 3 responden, tindakan tepat dengan 12
responden, dan sangat tepat berjumlah 15 responden.
6. Melibatkan semua personil atau pekerja dilapangan dalam memikul
tanggung jawab terhadap K3
Tindakan yang tidak tepat dengan 6 responden, tindakan tepat dengan 10
responden, dan sangat tepat berjumlah 14 responden.
7. Menyediakan supervisor utuk fungsi pengawasan yang lebih intensif
pada pekerja dan pengawasan kelengkapan pelindung
Tindakan yang tidak tepat dengan 3 responden, tindakan tepat dengan 13
responden, dan sangat tepat berjumlah 14 responden.
8. Pembentukan Organisasi sesuai dengan peraturan Menaker No. Per-
04/Men/1987
Tindakan yang tidak tepat dengan 6 responden, tindakan tepat dengan 15
responden, dan sangat tepat berjumlah 9 responden.
9. Menyediakan alat pelindung/pengaman diri
Tindakan yang tidak tepat dengan 2 responden, tindakan tepat dengan 11
responden, dan sangat tepat berjumlah 17 responden.

36
10. Memberikan pelatihan dan pemberitahuan untuk menanamkan kebiasaan
berhati-hati kepada para pekerja
Tindakan yang tidak tepat dengan 5 responden, tindakan tepat dengan 10
responden, dan sangat tepat berjumlah 15 responden.
11. Menjalin kerja sama dengan puskesmas / rumah sakit
Tindakan yang tidak tepat dengan 3 responden, tindakan tepat dengan 16
responden, dan sangat tepat berjumlah 11 responden.
12. Melakukan perawatan dan pengujian secara berkala terhadap
pearalatan
Tindakan yang tidak tepat dengan 6 responden, tindakan tepat dengan 15
responden, dan sangat tepat berjumlah 9 responden.
13. Memberikan rambu-rambu K3 pada tempat yang dikategorikan bahaya
Tindakan yang tidak tepat dengan 5 responden, tindakan tepat dengan 14
responden, dan sangat tepat berjumlah 11 responden.
14. Mengawasi penggunaan alat-alat pelindung diri
Tindakan yang tidak tepat dengan 5 responden, tindakan tepat dengan 12
responden, dan sangat tepat berjumlah 13 responden.
15. Memeriksa tempat kerja, peralatan, perlengkapan K3 secara rutin
sebelum memulai pekerjaan
Tindakan yang tidak tepat dengan 2 responden, tindakan tepat dengan 14
responden, dan sangat tepat berjumlah 14 responden.
16. Memantau kecelakaan, insiden dan sakit secara berkala
Tindakan yang tidak tepat dengan5 responden, tindakan tepat dengan 10
responden, dan sangat tepat berjumlah 15 responden.

4.7 Analisa Kuesioner

Dari pengisian kuesioner para responden, selanjutnya dianalisa untuk


mengetahui tingkat kepentingan penerapan sistem manajemen K3 pada proyek
Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama, yaitu dengan
menghitung rata-rata (mean) dari daftar kuesioner. Sedangkan untuk mencari
seberapa besar faktor yang mempengaruhi dan yang paling menentukan,
menggunakan metode indeks. Adapun metode indeks ini berdasarkan pada
pendekatan model statistik non parametik, yaitu dengan menghitung nilai Indeks

37
Kepentingan Relatif (IKR) bagaimana kepentingan dan sejauh mana faktor - faktor
tersebut diterapkan di lapangan.

4.7.1 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SMK3

Hasil perhitungan kuesioner faktor yang mempengaruhi Penerapan


Sistem Manajemen K3 didapatkan nilai rata-rata, dan nilai rangking, serta
keterangannya dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel 4.7 – Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SMK3

Kelompok Faktor Yang Mempengaruhi ∑


No. ̅
𝒙 IKR Rank Keterangan
Faktor Penerapan Sistem Manjemen K3 𝑿𝒊

1. Kurangnya jaminan kesehatan


Perencanaan ( Planing )

100 3,33 0,83 6 Berpengaruh


untuk para pekerja
2. Banyaknya potensi bahaya yang Berpengaruh
101 3,37 0,84 5
terjadi
I
3. Kurangnya kerapian penempatan Berpengaruh
95 3,17 0,79 12
alat-alat kerja dilapangan
4. Penempatan alat-alat pengaman Berpengaruh
103 3,43 0,86 3
yang kurang tepat
1. Kurang disiplinnya para pekerja
104 3,47 0,87 2 Berpengaruh
Organisasi ( Organizing )

dalam mematuhi ketentuan-


ketentuan mengenai K3
2. Kurangnya pengawasan kepada
pekerja untuk penggunaan alat 98 3,27 0,82 8 Berpengaruh
II
pelindung diri
3. Tatanan organisasi yang belum Berpengaruh
97 3,23 0,81 9
terstruktur
4. Kurangnya pengetahuan para Berpengaruh
99 3,30 0,83 7
pekerja tentang keselamatan kerja
1. Masih adanya peralatan kerja yang Berpengaruh
Pelaksanaan ( Actuating )

102 3,40 0,85 4


tidak layak pakai
2. Kurangnya ketersediaan alat Berpengaruh
93 3,10 0,78 15
pelindung diri
III 3. Kurangnya ketersediaan tempat
medis didalam lingkungan 94 3,13 0,78 14 Berpengaruh
pekerjaan
4. Kurangnya pengetahuan para Berpengaruh
96 3,20 0,80 11
pekerja tentang keselamatan kerja

38
Kelompok Faktor Yang Mempengaruhi ∑
No. ̅
𝒙 IKR Rank Keterangan
Faktor Penerapan Sistem Manjemen K3 𝑿𝒊

1. Masih adanya tempat bahaya yang Berpengaruh


95 3,17 0,79 12
Pengawasan ( Controlling ) tidak terdapat rambu-rambu K3
2. Kurang adanya pengawasan
terhadap kecelakaan, insiden dan 105 3,50 0,88 1 Berpengaruh
sakit
IV
3. Penggunaan alat pelindung diri
yang tidak sesuai dengan kondisi 97 3,23 0,81 9 Berpengaruh
kerja
4. Ketersediaan alat pelindung diri Berpengaruh
90 3,00 0,75 16
yang kurang memadai

Data yang sudah didapat selanjutnya diolah untuk mengetahui klasifikasi


seberapa sangat berpengaruh / berpengaruh dari analisis tersebut, seperti
dalam tabel berikut :

Tabel 4.8 – Klasifikasi Nilai Faktor

Klasifikasi Faktor
1,50 < X ≤ 2,50 Tidak Berpengaruh
2,50 < X ≤ 3,50 Berpengaruh
3,50 < X ≤ 4,00 Sangat Berpengaruh

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar


pertanyaan yang diajukan kepada responden memiliki pengaruh terhadap
kepribadian dari responden masingmasing. Hal ini di tunjukan dari nilai mean
setiap pertanyaan yang diuji, dari 16 pertanyaan (100%) memiliki nilai diatas
2,50 sedangkan yang memiliki nilai dibawah 2,50 hanya (0%) atau tidak
ditemukan, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Perencanaan ( Planing )
Pada pembahasan perencanaan terdapat 4 (empat) pertanyaan yang
semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 < X ≤ 3,50, artinya pertanyaan
tersebut berpengaruh dalam Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Pabrik dan Gudang
Semen PT. Cipta Mortar Utama. Faktor yang paling berpengaruh adalah

39
Penempatan alat-alat pengaman yang kurang tepat dengan nilai rata-rata
3,43. Dalam bekerja ketika selesai penggunaan alat kadang tidak
merapikan atau menempatkan alat pada tempatnya sehingga mengganggu
aktifitas lain.

2. Organisasi (Organizing)
Semua jawaban yang diperoleh, menerangkan bahwa faktor tatanan
organisasi di dalam K3, dengan nilai antara 2,50 < X ≤ 3,50, yang artinya
berpengaruh dalam Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Pabrik dan Gudang
Semen PT. Cipta Mortar Utama. Dan faktor yang paling berpengaruh
adalah Kurang disiplinnya para pekerja dalam mematuhi ketentuan-
ketentuan mengenai K3 dengan nilai rata-rata 3,47. Dalam hal ini para
pekerja mengabaikan ketentuan K3 yang telah ditetapkan, seperti tidak
menggunakan APD dalam bekerja, dan dianggap aman-aman saja oleh
para pekerja.

3. Pelaksanaan (Actuating)
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi Penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan
Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama terletak pada
pelaksanaanya. Seluruh penyataan dari hasil pernyataan yang diuji
memiliki nilai mean 2,50 < X ≤ 3,50, yang artinya Berpengaruh. Faktor
yang paling berpengaruh adalah masih adanya peralatan kerja yang tidak
layak pakai dengan nilai rata-rata 3,40. Dalam hal ini penggunaan alat
kerja harus di cek dulu peralatan yang baik dan bisa digunakan, dan
mengganti peralatan yang tidak layak pakai.

4. Pengawasan (Controlling)
Pembahasan ini memiliki dengan nilai 2,50 < X ≤ 3,50, hal ini
menunjukan bahwa hal pengawasan juga berpengaruh dalam keberhasilan
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3),
agar proyek berjalan dengan lancar dan sesui rencana. Dalam hal ini faktor

40
yang paling berpengaruh adalah kurang adanya pengawasan terhadap
kecelakaan, insiden dan sakit dengan nilai rata-rata 3,50. Dalam hal ini
kurangnya pengawasan yang tegas, kurang teliti dan kurang disiplin
terhadap kecelakaan kecil maupu besar sehingga kecelakaan atau insiden
yang berbahaya tidak diketahui, akibatnya penanganan terhadap
kecelakaan kurang cepat.

Pada hasil analisa kelompok mengenai faktor berpengaruhnya penerapan


Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3), dapat
diketahui bahwa total nilai rata-rata dari perencanaan (planning), Organisasi
(Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Pengawasan (Controlling)
semuanya memiliki total nilai rata-rata diatas 3,00. Untuk data keseluruhan
total nilai rata-rata di tampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9 – Nilai Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan SMK3

No. Kelompok Faktor Nilai Rata - Rata Keterangan

1. Perencanaan (Planing) 3,33 Berpengaruh


2. Organisasi (Organizing) 3,32 Berpengaruh
3. Pelaksanaan (Actuating) 3,21 Berpengaruh
4. Pengawasan (Controlling) 3,23 Berpengaruh

Dari hasil analisis mengenai nilai faktor – faktor yang berpengaruh dalam
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang sudah
di kelompokan diantara ke 4 kelompok fungsi tersebut, bahwa fungsi
Perencanaan (Planing) memiliki nilai faktor paling berpengaruh dalam
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ini, karena
faktor dari fungsi perencanaan berpengaruh dalam proses awal rencana
pekerjaan agar berjalan sesuai dengan ketentuan – ketentuan K3, sehingga
proses pekerjaan kedepannya dapat berjalan dengan lancar.

4.7.2 Analisis Tindakan Dalam Penerapan SMK3

Hasil perhitungan kuesioner tindakan dalam Penerapan Sistem


Manajemen K3 (SMK3) didapatkan nilai rata-rata, dan nilai rangking, serta
keterangannya dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut ini :

41
Tabel 4.10 – Analisis Tindakan Dalam Penerapan SMK3

Kelompok ∑
No. Tindakan Dalam Penerapan ̅
𝒙 IKR Rank Keterangan
Faktor Sistem Manjemen K3 𝑿𝒊

1. Membuat jaminan kesehatan bagi Tepat


103 3,43 0,86 3
Perencanaan ( Planing )

para pekerja seperti BPJS


2. Mengidentifikasi potensi bahaya Sangat
107 3,57 0,89 1
dan cara pencegahan Tepat
I 3. Membuat rencana penempatan
95 3,17 0,79 14 Tepat
alat-alat pengaman
4. Membuat rencana kerapian
penempatan alat-alat kerja di 99 3,30 0,83 9 Tepat
lapangan
1. Memberi kewenangan dan
tanggung jawab kepada komite K3 102 3,40 0,85 4 Tepat
dalam mendisiplinkan para pekerja
Organisasi ( Organizing )

2. Melibatkan semua personil atau


pekerja dilapangan dalam memikul 98 3,27 0,82 10 Tepat
tanggung jawab terhadap K3
II 3. Menyediakan supervisor utuk
fungsi pengawasan yang lebih
intensif pada pekerja dan 101 3,37 0,84 6 Tepat
pengawasan kelengkapan pelindng
diri
4. Pembentukan Organisasi sesuai
dengan peraturan Menaker No. 93 3,10 0,78 15 Tepat
Per-04/Men/1987
1. Menyediakan alat pelindung / Tepat
105 3,50 0,88 2
pengaman diri
2. Memberikan pelatihan dan
Pelaksanaan ( Actuating )

pemberitahuan untuk menanamkan Tepat


100 3,33 0,83 7
kebiasaan berhati-hati kepada para
pekerja
3. Menjalin kerja sama dengan Tepat
III 98 3,27 0,82 10
puskesmas / rumah sakit
4. Melakukan perawatan dan
pengujian secara berkala terhadap 93 3,10 0,78 15 Tepat
pearalatan

42
Kelompok ∑
No. Tindakan Dalam Penerapan ̅
𝒙 IKR Rank Keterangan
Faktor Sistem Manjemen K3 𝑿𝒊

1. Memberikan rambu-rambu K3
Pengawasan ( Controlling ) pada tempat yang dikategorikan 96 3,20 0,80 13 Tepat
bahaya
2. Mengawasi penggunaan alat-alat Tepat
98 3,27 0,82 10
pelindung diri
IV
3. Memeriksa tempat kerja, peralatan,
perlengkapan K3 secara rutin 102 3,40 0,85 4 Tepat
sebelum memulai pekerjaan
4. Memantau kecelakaan, insiden dan Tepat
100 3,33 0,83 7
sakit secara berkala

Data yang sudah didapat selanjutnya diolah untuk mengetahui klasifikasi


seberapa sangat berpengaruh / berpengaruh dari analisis tersebut, seperti
dalam tabel berikut :

Tabel 4.11 – Klasifikasi Nilai Tindakan

Klasifikasi Tindakan
1,50 < X ≤ 2,50 Tidak Tepat
2,50 < X ≤ 3,50 Tepat
3,50 < X ≤ 4,00 Sangat Tepat

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar


pertanyaan yang diajukan kepada responden memiliki pengaruh terhadap
kerja responden di area proyek. Hal ini di tunjukan dari nilai mean setiap
pertanyaan yang diuji, dari 16 pertanyaan (100%) memiliki nilai diatas 2,50
sedangkan yang memiliki nilai dibawah 2,50 hanya (0%) atau tidak
ditemukan, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Perencanaan ( Planing )
Pada pembahasan perencanaan terdapat 4 (empat) pertanyaan yang
semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 < X ≤ 3,50 dan 3,50 < X ≤ 4,00,
artinya pertanyaan tersebut tepat dan sangat tepat dalam Penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Proyek
Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama.

43
Tindakan yang sangat tepat adalah mengidentifikasi potensi bahaya dan
cara pencegahan dengan nilai rata-rata 3,57.
Dalam hal ini identifikasi potensi bahaya sangat penting dalam tahap
perencanaan. Setidkanya terdapat potensi bahaya yang mengancam jangka
panjang, yang beresiko pada keselamatan, yang beresiko terhadap
kesejahteraan sehari-hari, dan potensi yang menimbulkan resiko pribadi
dan psikologis.

2. Organisasi (Organizing)
Semua jawaban yang diperoleh dengan nilai mean antara 2,50 < X ≤ 3,50,
yang artinya tepat dalam Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Pabrik dan Gudang
Semen PT. Cipta Mortar Utama. Dan tindakan yang sangat tepat adalah
memberi kewenangan dan tanggung jawab kepada komite K3 dalam
mendisiplinkan para pekerja dengan nilai rata-rata 3,40. Dalam hal ini
Komite K3 dapat melarang pekerja bekerja dalam keadaan yang sangat
berbahaya dan tidak memungkinkan untuk dikerjakan, ataupun melarang
pada kondisi yang tidak aman.

3. Pelaksanaan (Actuating)
Tindakan lain yang mempengaruhi Penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan
Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama terletak pada
pelaksanaanya. Seluruh penyataan dari hasil pernyataan yang diuji
memiliki nilai mean 2,50 < X ≤ 3,50, yang artinya tepat. Tindakan yang
sangat tepat adalah menyediakan alat pelindung / pengaman diri dengan
nilai rata-rata 3,50. Dalam hal ini alat pelindung diri dapat membuat
pekerja merasa aman dalam selamat dalam bekerja, sehingga dapat
mencegah dan mengurangi insiden kecelakaan, penyakit akibat kerja,
maupun luka ringan dan cacat tetap.

44
4. Pengawasan (Controlling)
Pembahasan ini memiliki mean dengan nilai 2,50 < X ≤ 3,50, hal ini
menunjukan bahwa tindakan pengawasan juga tepat dalam keberhasilan
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).
Dalam hal ini tindakan paling tepat adalah memeriksa tempat kerja,
peralatan, perlengkapan K3 secara rutin sebelum memulai pekerjaan
dengan nilai rata-rata 3,40. Dalam hal ini kurangnya pemeriksaan tempat
kerja, peralatan dan perlengkapan K3 masih kurang teliti dan kurang
disiplin. Jika peralatan K3 rusak harus segera diganti karena sudah tidak
berfungsi. Dan dalam perawatannya harus secara rutin diperhatikan dalam
masa penggunaanya.

Pada hasil analisa kelompok mengenai tindakan penerapan Sistem


Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3), dapat diketahui
bahwa total nilai rata-rata dari perencanaan (planning), Organisasi
(Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Pengawasan (Controlling)
semuanya memiliki total nilai rata-rata diatas 3,00. Untuk data keseluruhan
total nilai rata-rata di tampilkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12 – Nilai Tindakan Dalam Penerapan SMK3

No. Kelompok Faktor Nilai Rata - Rata Keterangan

1. Perencanaan (Planing) 3,37 Tepat


2. Organisasi (Organizing) 3,28 Tepat
3. Pelaksanaan (Actuating) 3,30 Tepat
4. Pengawasan (Controlling) 3,30 Tepat

Dari hasil analisis mengenai nilai tindakan dalam penerapan Sistem


Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) yang sudah di
kelompokan diantara ke 4 kelompok tindakan tersebut, bahwa kelompok
tindakan Pelaksanaan (Actuating) dan Pengawasan (Controlling) memiliki
nilai yang sama dan memiliki nilai tindakan sangat tepat dalam penerapan
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini, karena
tindakan pelaksanaan dengan pengawasan yang seimbang merupakan suatu
proses yang sangat tepat untuk menghindarkan pekerja dari resiko kecelakaan
kerja.

45
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis sistem manajemen K3 pada Pembangunan Pabrik &


Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama dapat disimpulkan bahwa sistem
manajemen K3 memiliki peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan suatu
proyek.

Penerapan sistem manajemen K3 pada Pembangunan Pabrik & Gudang Semen


PT. Cipta Mortar Utama diantaranya perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan
pengawasan yang paling besar pengaruhnya adalah perencanaan. Karena
perencanaan merupakan dasar dari pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan,
sehingga dapat menanggulangi ataupun dapat menghilangkan kecelakaan kerja.

Pada perencanaan sistem manajemen K3, yang paling besar pengaruhnya


adalah penempatan alat-alat pengaman yang kurang tepat. Sedangkan tindakan
penerapan sistem manajemen K3 yang paling tepat adalah mengidentifikasi potensi
bahaya dan cara pencegahan.

Pada pengorganisasian sistem manajemen K3, yang paling besar pengaruhnya


adalah kurang disiplinnya para pekerja dalam mematuhi ketentuan-ketentuan
mengenai K3. Sedangkan tindakan penerapan sistem manajemen K3 yang paling
tepat adalah memberi kewenangan dan tanggung jawab kepada komite K3 dalam
mendisiplinkan para pekerja.

Pada pelaksanaan sistem manajemen K3, yang paling besar pengaruhnya


adalah masih adanya peralatan kerja yang tidak layak pakai. Sedangkan tindakan
penerapan sistem manajemen K3 yang paling tepat adalah menyediakan alat
pelindung/pengaman diri.

Pada pengawasan sistem manajemen K3, yang paling besar pengaruhnya


adalah kurang adanya pengawasan terhadap kecelakaan, insiden dan sakit.
Sedangkan tindakan penerapan ssistem manajemen K3 yang paling tepat adalah

46
memeriksa tempat kerja, peralatan, perlengkapan K3 secara rutin sebelum memulai
pekerjaan.

5.2 Saran

1. Setiap pekerja harus mendapatkan haknya yaitu jaminan kesehatan, agar


memberikan rasa tenang pada saat terjadi kecelakaan kerja.

2. Setiap pekerjaan harus diidentifikasi potensi bahaya yang akan terjadi, agar
kecelakaan kerja bisa di dihindari semaksimal mungkin.

3. Setiap pekerja wajib mendapatkan bimbingan mengenai K3 agar meminimalisir


kecelakaan kerja.

4. Dalam penerapan K3, harus dilaksanakan secara disiplin dan diawasi oleh tim
K3.

5. Kondisi tempat kerja haruslah aman untuk bekerja, dan juga disediakannya APD
untuk pekerjaan yang membutuhkan perlindungan khusus.

6. Memberikan rambu K3 dan security agar yang tidak berkepentingan tidak


memasuki area proyek.

7. Secara rutin memeriksa peralatan dan perlengkapan K3 harus dalam kondisi baik
sebelum digunakan.

47
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Mentri Tenaga Kerja No.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan


dan Keselamatan Kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998) tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia No. 1 tahun 1970 pasal 12 tentang


Keselamatan Kerja

Purnama. 2010. Analisis Manajemen keselamatan dan kesehatan Kerja, edisi ketiga.CV
Bumi gemilang
Republik Indonesia. 1970. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Jakarta.

Reese, C. D. 2009. Industrial Safety and Health for Administrative Service. USA: CRC
Press.
Sartika. 2005. Gambaran Penggunaan Pelaksanaan Program Penggunaan Alat Pelindung
Diri di Bagian Produksi Non Penecilin di PT. Alphafarma.
Sastroasmoro, Sudigdo & Ismael, Sofyan. 2014. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian
Klinis Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto
Syah, M.S. 2004, Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek, Cetakan Pertama.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Terry, George R. 2000. Prinsip-Prinsip Manajemen. (Edisi Bahasa Indonesia).
Bandung:PT. Bumi Aksara

Undang-Undang No.13 tahun 2003 pasal 87, tentang Ketenaga Kerjaan

Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 bagian 6 Pasal 23, tentang Kesehatan
Kerja.

48
YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS SEMARANG
UPT PERPUSTAKAAN
Sekretarian : Jl. Soekarno-Hatta, Tlogosari, Semarang 50196 Telp. (024) 6702757 Fax (024) 6702272
Website : http://eskripsi.usm.ac.id e_mail : perpustakaan@usm.ac.id

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLISH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Prana Ekatama

NIM : C. 131.17.0097 Email : pranaekatama123@gmail.com

Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik Sipil

Judul SKRIPSI/TA : Penerapan Sistem Manajemen K3 Pada Proyek Pembangunan Pabrik Dan
Gudang Semen Pt. Cipta Mortar Utama Semarang
Dengan ini saya menyerahkan hak non-eksklusif* kepada UPT Perpustakaan Universitas Semarang untuk
menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada
ketentuan akses SKRIPSI/TA elektronik sebagai berikut (beri tanda (✓) pada kotak yang sesuai):
Kategori Upload
Jaringan Lokal USM Jaringan Internet
(✓)
Full Document Full Document
(Judul, Halaman Persetujuan, Surat (Judul, Halaman Persetujuan, Surat Keaslian
Keaslian (Orisinalitas), Abstrak (Orisinalitas), Abstrak (Indonesia-Inggris),
( )
(Indonesia-Inggris), Daftar Isi, Bab I, Daftar Isi, Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab
Publish Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab V, Bab Penutup, Daftar Pustaka, Lembar
Penutup, Daftar Pustaka, Lembar Konsultasi, dan Lembar Publish)
Konsultasi, dan Lembar Publish)
Full Document Half Document
(Judul, Halaman Persetujuan, Surat (Judul, Abstrak (Indonesia-Inggris), Halaman
Keaslian (Orisinalitas), Abstrak Persetujuan, Surat Keaslian (Orisinalitas), Daftar
( )
(Indonesia-Inggris), Daftar Isi, Bab I, Isi, Bab Penutup, Daftar Pustaka)
Approve Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab
Penutup, Daftar Pustaka, Lembar
Konsultasi, dan Lembar Publish)
Apabila skripsi/Tugas Akhir ini tidak di Publish atau Approve, maka :

Note (diisi oleh dosen pembimbing):

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.


Semarang, ………………
Yang membuat pernyataan

Prana Ekatama
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II

Diah Rahmawati, ST, MT Lila Anggraini, ST, MT


NIS. 06557003102072 NIS. 06557003102147

Anda mungkin juga menyukai