Laporan Ta Lengkap k3 Prana Ekatama
Laporan Ta Lengkap k3 Prana Ekatama
Diajukan untuk melengkapi persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program S-1 Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Semarang
Oleh:
PRANA EKATAMA
NIM: C.131.17.0097
Disusun Oleh :
PRANA EKATAMA
NIM: C.131.17.0097
Semarang, ………………….
Mengetahui
Ketua Program Studi S1
Jurusan Sipil
Dengan ini menyatakan bahwa penulisan Tugas Akhir dengan judul “Penerapan Sistem
Manajemen K3 Pada Proyek Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta
Mortar Utama Semarang” yang dibuat adalah asli (orisinil) dan hasil karya saya sendiri,
belum pernah dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang tertulis mengacu dalam naskah
ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap orisinalitas isi Tugas Akhir ini.
Semarang, …………………
Yang Membuat Pernyataan
Prana Ekatama
C.131.17.0097
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK DAN GUDANG SEMEN
PT. CIPTA MORTAR UTAMA SEMARANG
ABSTRAK
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu bagian yang penting
dalam pelaksanaan sebuah proyek. Berdasrkan UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja, bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional. Terjadinya kecelakaan kerja sering membahayakan pekerja dan
membuat laju pekerjaan terhambat, sehingga perlu dilakukan pencegahan dan tindakan
untuk menganalisa potensi bahaya dengan cara yang tepat. Potensi kecelakaan kerja yang
terjadi pada proyek pabrik dan gudang semen PT. Cipta Mortar Utama cukup tinggi,
banyak para pekerja yang kurang tahu akan potensi bahaya yang terjadi pada semua item
pekerjaan. Selain itu pengawasan yang kurang tegas dan disiplin membuat para pekerja
melalaikan akan pentingnya alat pelindung diri saat mulai bekerja. Oleh karena itu
Penerapan SMK3 harus dilakukan guna terciptanya kualitas pekerjaan yang baik,
mengurangi kecelakaan kerja, mengurangi kerugian dan waktu, serta terjaminnya
keselamatan dan kesehatan para pekerja.
ABSTRACT
Occupational Health and Safety is an important part of the implementation of a
project. Based on Law No. 1 of 1970 concerning work safety, that every worker has the
right to protection for his safety in doing work for the welfare of life and increasing
national production and productivity. The occurrence of work accidents often endangers
workers and makes the pace of work hampered, so it is necessary to take precautions and
actions to analyze potential hazards in an appropriate way. The potential for work
accidents that occur in the cement factory and warehouse project of PT. Cipta Mortar
Utama is quite high, many workers are not aware of the potential hazards that occur in all
work items. In addition, supervision that is less firm and disciplined makes workers neglect
the importance of personal protective equipment when starting work. Therefore, the
application of SMK3 must be carried out in order to create good quality work, reduce
work accidents, reduce losses and time, and ensure the safety and health of workers.
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat yang telah di berikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik. Penulis
menyadari dalam penulisan ini tidak terlepas dari berbagai yang telah memberikan bantuan
dan bimbingan. Untuk itu dengan sangat tulus dan kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat:
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang tidak terhingga dan
menerangi jalan kita semua, dan dengan rasa rendah hati, penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan akan sangat menghargai
segala bentuk koreksi, kritik, dan saran, dengan harapan Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa Universitas Semarang
Semarang, 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR KEASLIAN / ORIGINALITAS
ABSTRAK
KATA PENGANTAR. ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vi
ii
BAB III - METODE PENELITIAN ................................................................................ 16
3.1. Pengertian Metodologi Penelitian ............................................................... 16
3.2. Bagan Alir Penelitian .................................................................................. 16
3.3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 17
3.4. Cara Memperoleh Data ............................................................................... 18
3.5. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 18
3.6. Jenis Penelitian ............................................................................................ 19
3.7. Metode Penelitian ....................................................................................... 19
3.8. Pembuatan Kuesioner ................................................................................. 19
3.9. Responden atau Objek Penelitian ............................................................... 21
3.10. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 22
3.11. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 22
3.12. Metode Analisis Data .................................................................................. 22
3.13. Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 24
iii
5.2. Saran ........................................................................................................... 47
LAMPIRAN
1. Surat Tugas
2. Lembar Asistensi
3. Pernyataan Persetujuan Publish
4. Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 2.1 – Alat Pelindung Diri (APD) ........................................................................ 13
Gambar. 2.2 – Tabel Hadir / Toolbox Meeting .................................................................. 14
Gambar. 2.3 – Konsep K3 Kontruksi ................................................................................ 15
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 3.1 – Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 17
Tabel. 3.2 – Pertanyaan Kuesioner .................................................................................. 20
Tabel. 3.3 – Daftar Responden Yang Diwawancarai ...................................................... 21
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Sedangkan Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998)
1
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja dan cara meminimalisir
kecelakaan kerja. Menjamin setiap material/alat konstruksi dapat dipakai secara
aman dan efisien.
2
1.7 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan latar belakang penulisan untuk identifikasi masalah, tujuan
melakukan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
Berisi mengenai simpulan pokok dari keseluruhan penelitian dan saran yang
diberikan guna penelitian atau pembangunan lebih lanjut.
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan sebuah prosedur yang wajib
diterapkan disuatu perusahaan, dalam sebuah kegiatan, untuk menjamin keamanan
dari para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya.
Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan
karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(Purnama, 2010)
4
d. Kewajiban moral seluruh lapisan dunia usaha dan masyarakat sebab Indonesia
termasuk negara dan bangsa yang menjunjung hak-hak asasi manusia dan telah
menandatangani konvensi internasional tentang K3
e. Keinginan dari masyarakat jasa kontruksi dan dunia usaha umumnya, untuk
menciptakan dan melaksanakan kegiatan atau proyek dengan lebih baik, yaitu
lancar, benar, nyaman dan terhindar dari kejadian
a. Bagi Kontraktor
Manfaat K3 sangat penting untuk keselamatan dan kesehatan dalam suatu
pekerjaan. Karena kontraktor yang mengabaikan K3 akan berdampak pada segi
biaya, waktu akibat kecelakaan, peralatan, dan kerugian lainnya yang tak
terasuransikan yang di tanggung oleh kontraktor
c. Bagi Owner
Kecelakan yang serius dapat mengakibatkan penundaan yang tidak dapat diatasi
lagi. Bila hal itu terjadi, maka proyek produksi memerlukan revisi. Pemberi
5
tugas kadang – kadang terpaksa untuk mendatangkan peralatan serta mesin –
mesin baru untuk dipasang akibat penundaan, yang lebih lanjut mengakibatkan
dampak berantai, yang betul – betul menciptakan penderitaan bagi pemberi
kerja. Hal demikian tidak perlu terjadi dalam hal kontraktor dapat melaksanakan
pekerjaannya secara efisien dan selamat, sehingga semua pihak mendapatkan
keuntungan, dan secara khusus bagi pemberi kerja.
6
mantap dan menyeluruh pada pekerjaan konstruksi bangunan, sehingga
perlu diupayakan untuk membuat aturan / norma untuk melindungi tenaga
kerja.
Dalam PERMENAKERTRANS ini juga dinyatakan bahwa: Pegawai
Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
melakukan pengawasan terhadap ditaatinya Pelaksanaan peraturan ini.
Bab XV tentang Penggunaan Perlengkapan Penyelamatan dan
Perlindungan diri pasal 99 :
1.) Alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuaikan
dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing tenaga
kerja harus disediakan dalam jumlah yang cukup.
2.) Alat-alat termaksud pada ayat (1) pasal ini harus selalu memenuhi
syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditentukan.
3.) Alat-alat tersebut ayat (1) pasal ini harus digunakan sesuai dengan
kegunaannya oleh setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki
tempat kerja.
4.) Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja diwajibkan
mengguna-kan alat-alat termaksud pada ayat (1) pasal ini.
Bab XVIII tentang Ketentuan Hukum pasal 103:
1.) Dipidana selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya
Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah), pengurus yang melakukan
pelanggaran atas ketentuan pasal 102.
2.) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini
adalah pelanggaran.
3.) Menteri dapat meminta Menteri yang membawahi bidang usaha
konstruksi bangunan guna mengambil sanksi administratif terhadap
tidak dipenuhinya ketentuan atau ketentuan-ketentuan Peraturan
Menteri ini.
7
3. Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum Kep.174_men_1986 No. 104_KPTS_1986 tentang K3 di Tempat
Kegiatan Konstruksi
Pasal 2: Setiap Pengurus Kontraktor, Pemimpin Pelaksanaan Pekerjaan
atau Bagian Pekerjaan dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi, wajib
memenuhi syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti
ditetapkan dalam Buku Pedoman. Buku Pedoman yang dimaksud adalah
Buku Pedoman Pelaksanaan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Tempat Kegiatan Konstruksi, yang selanjutnya disebut Buku
Pedoman. Sebagai persyaratan teknis pelaksanaan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 01/Men/1980
Pasal 3: Menteri Pekerjaan Umum berwenang memberikan sanksi
administrasi terhadap pihak-pihak yang tersebut pasal 2 dalam hal tidak
mentaati ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam Buku Pedoman.
Pasal 4: Hal-hal yang menyangkut pembinaan dalam penerapan Keputusan
Bersama ini dilaksanakan secara koordinasi oleh Kantor Pusat, Kantor
Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Pekerjaan Umum setempat.
Pasal 5: Sebagai pelaksanaan terhadap penerapan pasal 4 Keputusan
Bersama ini, maka Menteri Tenaga Kerja dapat menunjuk Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang Konstruksi di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum atas usul Menteri Pekerjaan Umum, sesuai
dengan ketentuan pasal 1 ayat (6) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja.
8
Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa
dan/atau Organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/
sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan
tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan
pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3
adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3
adalah Ahli K3 Konstruksi.
Resiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya
peristiwa K3 dengan akibat yang ditimbulkannya dalam kegiatan
konstruksi.
Kategory Risiko K3 adalah tinggi, sedang atau kecil. Jika terjadi
perbedaan pendapat tentang penentuan kategori risiko, harus diambil
tingkat risiko yang lebih tinggi.
Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai
dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan
mengendalikan risiko.
Penyedia jasa wajib membentuk P2K3 bila:
1.) Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah
paling sedikit 100 orang.
2.) Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif.
9
3.) Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
4.) Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang
berkaitan dengan keselamatan; dan
5.) Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
Rencana K3 paling sedikit memuat:
a. Tujuan dan sasaran;
b. Skala prioritas;
c. Upaya pengendalian bahaya;
d. Penetapan sumber daya;
e. Jangka waktu pelaksanaan;
f. Indikator pencapaian; dan
g. Sistem pertanggungjawaban.
10
a. Standar mutu bahan;
b. Standar mutu peralatan;
c. Standar keselamatan dan kesehatan kerja;
d. Standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
e. Standar mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi;
f. Standar operasi dan pemeliharaan;
g. Pedoman pelindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan Jasa
Konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
h. Standar pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4.) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk
setiap produk Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur oleh menteri teknis terkait sesuai dengan kewenangannya.
5.) Dalam menyusun Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan untuk setiap produk Jasa Konstruksi, menteri teknis
terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memperhatikan kondisi
geografis yang rawan gempa dan kenyamanan lingkungan terbangun.
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang
dapat mengakibatkan kerugian, baik materil, waktu, fisik hingga lingkungan.
11
d. Tidak ditaatinya ketentuan yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam bekerja, yang berfungsi melindungi tenaga kerja dari bahaya-
bahaya secara fisik maupun kimiawi. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat
alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaannya
yang mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat kerja. APD dipakai setelah usaha
rekayasa dan cara kerja yang aman APD yang dipakai memenuhi syarat enak
dipakai, tidak mengganggu kerja memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya
(Sartika, 2005).
Penggunaan alat pelindung diri merupakan sebagai pendukung bila tidak dapat
memperbaiki atau mengganti faktor-faktor yang berbahaya. APD hanya berfungsi
mengurangi efek tingkat keseriusan dari suatu bahaya di lingkungan kerja. Sehingga
penggunaannya hanya bersifat sementara dan merupakan suatu alternatife yang
terakhir.
13
dilakukan pada hari ini, serta melakukan pengecekan APD pada pekerja, dan
dilanjutkan dengan absen untuk mendata pekerja yag hadir.
14
2. Pembuatan Kartu Nama Pekerja
Kartu nama digunakan untuk dapat memasuki area kerja. Kartu ini berisi
identitas diri pada bagian depan dan nomor telepon penting pada bagian
belakang. Kartu ini dikenakan saat melakukan pekerjaan dan ditinggal di pos
jaga setelah selesai melakukan pekerjaan. Kartu nama ini dapat dilubangi jika
pekerja melakukan pelanggaran K3, jika lubang pada kartu sudah berjumlah 3
maka pekerja tidak boleh melakukan pekerjaan pada proyek tersebut.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam pembuatan laporan ini, secara sistematis diperlukan rencana bagan alir
penelitian yang dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
16
Mulai
Perumusan Masalah
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data
Analisis Data
Selesai
Minggu
No. Kegiatan
I II III IV V VI VII VIII
1 Pengumpulan Reverensi √ √
2 Penyusunan Judul √
3 Pengajuan Judul √
4 Penyusunan Proposal √ √
5 Perbaikan Proposal √ √
6 Penyusunan Data √ √ √
7 Menganalisis Data √ √
8 Penyusunan Laporan √ √
9 Perbaikan Laporan √ √
17
3.4 Cara Memperoleh Data
A. Wawancara
B. Kuesioner
2. Data Sekunder
Data ini bisa diperoleh dengan cara melaksanakan studi pustaka yaitu
meliputi jurnal-jurnal, buku-buku yang berkaitan dalam pokok permasalahan
untuk mendapatkan gambaran rencana mengenai sesuatu yang ingin diteliti.
18
3.6 Jenis Penelitian
1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah jenis metode penelitian yang bersifat
deskriptif dan menggunakan analisis secara detail. Dalam pelaksanaannya,
metode ini sifatnya subjektif dimana proses penelitian lebih diperllihatkan dan
cenderung lebih fokus pada teori. Tujuan dikerjakan penelitian ini guna
mengetahui teori dasar yang dalam menyusun penelitian dan sebagai dasar
penyusunan daftar kuesioner.
2. Penelitian Survei
Penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan
untuk meneliti dan memecahkan masalah-masalah pendidikan, biasanya hasil
riset ini dalam bentuk opini atau pendapat dari orang lain berdasarkan objek
yang sedang diamati dengan cara mewawancarai langsung pekerja di proyek
tersebut.
19
1. Mencari pokok permasalahan yang terkait dengan faktor yang mempengaruhi
sistem manajemen K3 pada Pembangunan Pabrik & Gudang Semen PT. Cipta
Mortar Utama
2. Menyusun daftar-daftar pertanyaan berdasarkan permasalahan di lapangan.
Kelompok Penilaian
No. Pertanyaan
Faktor 1 2 3 4
20
1. Masih adanya tempat bahaya yang
Pengawasan ( Controlling )
tidak terdapat rambu-rambu K3
2. Kurang adanya pengawasan
terhadap kecelakaan, insiden dan
sakit
IV
3. Penggunaan alat pelindung diri
yang tidak sesuai dengan kondisi
kerja
4. Ketersediaan alat pelindung diri
yang kurang memadai
Responden atau objek penelitian dari studi kasus yang dilakukan pada proyek
Pembangunan Pabrik & Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama dengan sumber data
dari Site Manager, Administrasi, Logistik, Pelaksana, Pengawas Lapangan, K3, dan
pekerja atau yang lainnya.
1. Site Manager 1
2. Administrasi 3
3. Logistik 4
4. Pelaksana 2
5. Pengawas Lapangan 3
6. K3 4
7. Lainnya / Pekerja 13
Total 30
21
3.10 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada proses Pembangunan Pabrik & Gudang Semen PT.
Cipta Mortar Utama yang berlokasi di Jalan Tugu Wijaya VII no. 8 Kawasan Industri
Wijayakusuma, Semarang. Proyek ini di kerjakan oleh PT. Gama Mulya Sakti yang
berkantor Pusat di Jalan Majapahit no. 480, Semarang.
22
dua ataupun lebih nilai yang dimiliki variabel IKR yang sama maka variabel IKR
diberi rangking. Disusun dari kuesioner yang hasil bobotnya paling banyak dan
tertinggi. Cara ini sangat dibutuhkan untuk memberikan prioritas kepada variabel
tersebut.
i n
xi
X i 1
n
Keterangan: 𝑋̅ = rata-rata ukuran nilai faktor
𝑛 = jumlah responden
x
IKR
m
Dimana: 𝐼𝐾𝑅 = indeks kepentingan relatif
i n
xi
X i 1
n
x
IKR
m
23
Variabel yang telah dimiliki nilai IKR yang tertinggi diberikan rangking 1
(satu), demikian berkelanjutan dan secara berurutan sampai nilai IKR yang terendah.
Dalam menyusun nilai-nilai variabel untuk mempermudah menggunakan aplikasi
Microsoft Excel. Analisis ini sangat berguna untuk mengidentifikasi responden dan
menentukan nilai prioritas dalam hasil studi.
Langkah selanjunya yaitu menarik kesimpulan sesuai dengan analisis yang telah
dilakukan, yaitu menentukan data interval yang sangat berpengaruh maupun yang
tidak berpengaruh dan menentukan hasil yang paling berpengaruh dengan langkah
mengambil hasil rangking 4 teratas.
24
BAB IV
Proyek Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama terletak di Jalan
Tugu Wijaya VII no. 8 Kawasan Industri Wijayakusuma, Semarang dan mempunyai
batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : PT. Hanchen Industrial Indonesia
Sebelah Selatan : PT. Laju Sinergi Metalindo
Sebelah Barat : PT. Artama Sentosa Indonesia
Sebelah Timur : Lahan Kosong
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 yaitu Peta Lokasi Pembangunan
Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama berikut ini.
Lokasi Proyek
26
4.4 Pelaksanaan Penelitian
27
50 43%
40
30
20 13,33% 13,33% 13
10% 10%
10 4 6,67%
1 3,33% 3 2 3 4
0
Jumlah Presentase
28
50 40%
40 33,33%
30 23,33%
20 12 10
10 7
0 0% 0 0% 1 3,33%
0
SD SMP SMA / SMK D3 S1 S2
Jumlah Presentase
Gambar 4.3 – Diagram Batang Pendidikan Terakhir Responden
80
60%
60
40%
40
18 12
20
0 0%
0
< 1 Tahun 1-5 Tahun Logistik
Jumlah Presentase
29
4.5.4 Pendapatan Responden
Pendapatan responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 3,
yaitu kurang dari 2 juta, 2 juta sampai dengan 3 juta dan lebih dari 3 juta.
Hasil pengolahan data dari analisis pendapatan atau gaji responden setiap
bulannya lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
50 43,33% 46,67%
40
30
20 13 14
10%
10 3
0
<2 Juta 2 - 3 Juta > 3 Juta
Jumlah Presentase
Pada tahapan ini dilakukan pengembangan melalui data yang didapat dari
penyebaran kuesioner untuk diolah. Selanjutnya akan dilakukan analisis tentang
penerapan sistem manajemen K3 yang bertujuan untuk mengetahui bahwa penerapan
30
keselamatan dan keamanan kerja (K3) sangat diperlukan diarea Proyek
Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama untuk
menghindari kecelakaan kerja maupun insiden yang tidak diinginkan terjadi di area
proyek yang sedang berlangsung agar terwujudnya zero accident, serta memberikan
keselamatan, keamanan dan kesehatan pada para pekerja yang ikut terlibat di dalam
proyek.
Adapun jumlah penyebaran kuesioner yang direncanakan secara umum bisa
terpenuhi. Sebelum melakukan pengisian kuesioner, terlebih dahulu dijelaskan
maksud dan tujuan dari penelitian ini, penelitian mengadakan wawancara langsung
dengan responden dari pihak yang dipilih menjadi responden yaitu Site Manajer,
Pengawas Lapangan, dan K3.
Dari hasil kuesioner yang diisi oleh responden maka selanjutnya akan
dianalisis untuk mencari urutan prioritas faktor – faktor yang mempengaruhi
Penerapan Sistem Manajemen K3. Faktor penilaian yang dilakukan adalah :
1 = Tidak Berpengaruh : nilai 1
2 = Kurang Berpengaruh : nilai 2
3 = Berpengaruh : nilai 3
4 = Sangat Berpengaruh : nilai 4
0 4 12 14 30
untuk para pekerja
2. Banyaknya potensi bahaya yang 30
0 3 13 14
terjadi
I
3. Kurangnya kerapian penempatan 30
0 7 11 12
alat-alat kerja dilapangan
4. Penempatan alat-alat pengaman 30
0 4 9 17
yang kurang tepat
31
Kelompok Faktor Yang Mempengaruhi Penilaian Kepentingan
No.
Faktor Penerapan Sistem Manjemen K3 1 2 3 4 Jml
Organisasi ( Organizing )
dalam mematuhi ketentuan-
ketentuan mengenai K3
2. Kurangnya pengawasan kepada
pekerja untuk penggunaan alat 0 6 10 14 30
II
pelindung diri
3. Tatanan organisasi yang belum 30
0 5 13 12
terstruktur
4. Kurangnya pengetahuan para 30
0 4 13 13
pekerja tentang keselamatan kerja
1. Masih adanya peralatan kerja yang 30
Pelaksanaan ( Actuating )
0 4 10 16
tidak layak pakai
2. Kurangnya ketersediaan alat 30
0 7 13 10
pelindung diri
III 3. Kurangnya ketersediaan tempat
medis didalam lingkungan 0 6 14 10 30
pekerjaan
4. Kurangnya pengetahuan para 30
0 6 12 12
pekerja tentang keselamatan kerja
1. Masih adanya tempat bahaya yang 30
0 4 17 9
Pengawasan ( Controlling )
32
Yang tidak berpengaruh dengan 3 responden, berpengaruh dengan 13
responden, dan sangat berpengaruh 14 responden.
3. Kurangnya ketersediaan tempat medis didalam lingkungan pekerjaan
Yang tidak berpengaruh dengan 7 responden, berpengaruh dengan 11
responden, dan sangat berpengaruh 12 responden.
4. Penempatan alat-alat pengaman yang kurang tepat
Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 9
responden, dan sangat berpengaruh 17 responden.
5. Kurang disiplinnya para pekerja dalam mematuhi ketentuan-ketentuan
mengenai K3
Yang tidak berpengaruh dengan 3 responden, berpengaruh dengan 10
responden, dan sangat berpengaruh 17 responden.
6. Kurangnya pengawasan kepada pekerja untuk penggunaan alat
pelindung diri
Yang tidak berpengaruh dengan 6 responden, berpengaruh dengan 10
responden, dan sangat berpengaruh 14 responden.
7. Tatanan organisasi yang belum terstruktur
Yang tidak berpengaruh dengan 5 responden, berpengaruh dengan 13
responden, dan sangat berpengaruh 12 responden.
8. Kurangnya pengetahuan para pekerja tentang keselamatan kerja
Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 13
responden, dan sangat berpengaruh 13 responden.
9. Masih adanya peralatan kerja yang tidak layak pakai
Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 10
responden, dan sangat berpengaruh 16 responden.
10. Masih Kurangnya ketersediaan alat pelindung diri
Yang tidak berpengaruh dengan 7 responden, berpengaruh dengan 13
responden, dan sangat berpengaruh 10 responden.
11. Kurangnya ketersediaan tempat medis didalam lingkungan pekerjaan
Yang tidak berpengaruh dengan 6 responden, berpengaruh dengan 14
responden, dan sangat berpengaruh 10 responden.
33
12. Kurangnya pengetahuan para pekerja tentang keselamatan kerjaYang
tidak berpengaruh dengan 6 responden, berpengaruh dengan 12
responden, dan sangat berpengaruh 12 responden.
13. Masih adanya tempat bahaya yang tidak terdapat rambu-rambu K3
Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 17
responden, dan sangat berpengaruh 9 responden.
14. Kurang adanya pengawasan terhadap kecelakaan, insiden dan sakit
Yang tidak berpengaruh dengan 1 responden, berpengaruh dengan 13
responden, dan sangat berpengaruh 16 responden.
15. Penggunaan alat pelindung diri yang tidak sesuai dengan kondisi kerja
Yang tidak berpengaruh dengan 4 responden, berpengaruh dengan 15
responden, dan sangat berpengaruh 11 responden.
16. Ketersediaan alat pelindung diri yang kurang memadai
Yang tidak berpengaruh dengan 6 responden, berpengaruh dengan 18
responden, dan sangat berpengaruh 6 responden.
Rekap data yang didapat pada kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 – Tindakan Dalam Penerapan SMK3
0 5 7 18
( Planing )
34
Kelompok Penilaian Kepentingan
No. Tindakan Dalam Penerapan
Faktor Sistem Manjemen K3 1 2 3 4 Jml
Perencanaan
0 7 11 12 30
( Planing )
alat-alat pengaman
I 4. Membuat rencana kerapian
penempatan alat-alat kerja di 0 4 13 13 30
lapangan
1. Memberi kewenangan dan
tanggung jawab kepada komite K3 0 3 12 15 30
dalam mendisiplinkan para pekerja
Organisasi ( Organizing )
35
Rekap dari hasil penilaian tindakan yang tepat dalam penerapan sistem
manajemen K3 yang diisi oleh responden antara lain :
36
10. Memberikan pelatihan dan pemberitahuan untuk menanamkan kebiasaan
berhati-hati kepada para pekerja
Tindakan yang tidak tepat dengan 5 responden, tindakan tepat dengan 10
responden, dan sangat tepat berjumlah 15 responden.
11. Menjalin kerja sama dengan puskesmas / rumah sakit
Tindakan yang tidak tepat dengan 3 responden, tindakan tepat dengan 16
responden, dan sangat tepat berjumlah 11 responden.
12. Melakukan perawatan dan pengujian secara berkala terhadap
pearalatan
Tindakan yang tidak tepat dengan 6 responden, tindakan tepat dengan 15
responden, dan sangat tepat berjumlah 9 responden.
13. Memberikan rambu-rambu K3 pada tempat yang dikategorikan bahaya
Tindakan yang tidak tepat dengan 5 responden, tindakan tepat dengan 14
responden, dan sangat tepat berjumlah 11 responden.
14. Mengawasi penggunaan alat-alat pelindung diri
Tindakan yang tidak tepat dengan 5 responden, tindakan tepat dengan 12
responden, dan sangat tepat berjumlah 13 responden.
15. Memeriksa tempat kerja, peralatan, perlengkapan K3 secara rutin
sebelum memulai pekerjaan
Tindakan yang tidak tepat dengan 2 responden, tindakan tepat dengan 14
responden, dan sangat tepat berjumlah 14 responden.
16. Memantau kecelakaan, insiden dan sakit secara berkala
Tindakan yang tidak tepat dengan5 responden, tindakan tepat dengan 10
responden, dan sangat tepat berjumlah 15 responden.
37
Kepentingan Relatif (IKR) bagaimana kepentingan dan sejauh mana faktor - faktor
tersebut diterapkan di lapangan.
38
Kelompok Faktor Yang Mempengaruhi ∑
No. ̅
𝒙 IKR Rank Keterangan
Faktor Penerapan Sistem Manjemen K3 𝑿𝒊
Klasifikasi Faktor
1,50 < X ≤ 2,50 Tidak Berpengaruh
2,50 < X ≤ 3,50 Berpengaruh
3,50 < X ≤ 4,00 Sangat Berpengaruh
1. Perencanaan ( Planing )
Pada pembahasan perencanaan terdapat 4 (empat) pertanyaan yang
semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 < X ≤ 3,50, artinya pertanyaan
tersebut berpengaruh dalam Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Pabrik dan Gudang
Semen PT. Cipta Mortar Utama. Faktor yang paling berpengaruh adalah
39
Penempatan alat-alat pengaman yang kurang tepat dengan nilai rata-rata
3,43. Dalam bekerja ketika selesai penggunaan alat kadang tidak
merapikan atau menempatkan alat pada tempatnya sehingga mengganggu
aktifitas lain.
2. Organisasi (Organizing)
Semua jawaban yang diperoleh, menerangkan bahwa faktor tatanan
organisasi di dalam K3, dengan nilai antara 2,50 < X ≤ 3,50, yang artinya
berpengaruh dalam Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Pabrik dan Gudang
Semen PT. Cipta Mortar Utama. Dan faktor yang paling berpengaruh
adalah Kurang disiplinnya para pekerja dalam mematuhi ketentuan-
ketentuan mengenai K3 dengan nilai rata-rata 3,47. Dalam hal ini para
pekerja mengabaikan ketentuan K3 yang telah ditetapkan, seperti tidak
menggunakan APD dalam bekerja, dan dianggap aman-aman saja oleh
para pekerja.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi Penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan
Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama terletak pada
pelaksanaanya. Seluruh penyataan dari hasil pernyataan yang diuji
memiliki nilai mean 2,50 < X ≤ 3,50, yang artinya Berpengaruh. Faktor
yang paling berpengaruh adalah masih adanya peralatan kerja yang tidak
layak pakai dengan nilai rata-rata 3,40. Dalam hal ini penggunaan alat
kerja harus di cek dulu peralatan yang baik dan bisa digunakan, dan
mengganti peralatan yang tidak layak pakai.
4. Pengawasan (Controlling)
Pembahasan ini memiliki dengan nilai 2,50 < X ≤ 3,50, hal ini
menunjukan bahwa hal pengawasan juga berpengaruh dalam keberhasilan
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3),
agar proyek berjalan dengan lancar dan sesui rencana. Dalam hal ini faktor
40
yang paling berpengaruh adalah kurang adanya pengawasan terhadap
kecelakaan, insiden dan sakit dengan nilai rata-rata 3,50. Dalam hal ini
kurangnya pengawasan yang tegas, kurang teliti dan kurang disiplin
terhadap kecelakaan kecil maupu besar sehingga kecelakaan atau insiden
yang berbahaya tidak diketahui, akibatnya penanganan terhadap
kecelakaan kurang cepat.
Dari hasil analisis mengenai nilai faktor – faktor yang berpengaruh dalam
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang sudah
di kelompokan diantara ke 4 kelompok fungsi tersebut, bahwa fungsi
Perencanaan (Planing) memiliki nilai faktor paling berpengaruh dalam
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ini, karena
faktor dari fungsi perencanaan berpengaruh dalam proses awal rencana
pekerjaan agar berjalan sesuai dengan ketentuan – ketentuan K3, sehingga
proses pekerjaan kedepannya dapat berjalan dengan lancar.
41
Tabel 4.10 – Analisis Tindakan Dalam Penerapan SMK3
Kelompok ∑
No. Tindakan Dalam Penerapan ̅
𝒙 IKR Rank Keterangan
Faktor Sistem Manjemen K3 𝑿𝒊
42
Kelompok ∑
No. Tindakan Dalam Penerapan ̅
𝒙 IKR Rank Keterangan
Faktor Sistem Manjemen K3 𝑿𝒊
1. Memberikan rambu-rambu K3
Pengawasan ( Controlling ) pada tempat yang dikategorikan 96 3,20 0,80 13 Tepat
bahaya
2. Mengawasi penggunaan alat-alat Tepat
98 3,27 0,82 10
pelindung diri
IV
3. Memeriksa tempat kerja, peralatan,
perlengkapan K3 secara rutin 102 3,40 0,85 4 Tepat
sebelum memulai pekerjaan
4. Memantau kecelakaan, insiden dan Tepat
100 3,33 0,83 7
sakit secara berkala
Klasifikasi Tindakan
1,50 < X ≤ 2,50 Tidak Tepat
2,50 < X ≤ 3,50 Tepat
3,50 < X ≤ 4,00 Sangat Tepat
1. Perencanaan ( Planing )
Pada pembahasan perencanaan terdapat 4 (empat) pertanyaan yang
semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 < X ≤ 3,50 dan 3,50 < X ≤ 4,00,
artinya pertanyaan tersebut tepat dan sangat tepat dalam Penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Proyek
Pembangunan Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama.
43
Tindakan yang sangat tepat adalah mengidentifikasi potensi bahaya dan
cara pencegahan dengan nilai rata-rata 3,57.
Dalam hal ini identifikasi potensi bahaya sangat penting dalam tahap
perencanaan. Setidkanya terdapat potensi bahaya yang mengancam jangka
panjang, yang beresiko pada keselamatan, yang beresiko terhadap
kesejahteraan sehari-hari, dan potensi yang menimbulkan resiko pribadi
dan psikologis.
2. Organisasi (Organizing)
Semua jawaban yang diperoleh dengan nilai mean antara 2,50 < X ≤ 3,50,
yang artinya tepat dalam Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Pabrik dan Gudang
Semen PT. Cipta Mortar Utama. Dan tindakan yang sangat tepat adalah
memberi kewenangan dan tanggung jawab kepada komite K3 dalam
mendisiplinkan para pekerja dengan nilai rata-rata 3,40. Dalam hal ini
Komite K3 dapat melarang pekerja bekerja dalam keadaan yang sangat
berbahaya dan tidak memungkinkan untuk dikerjakan, ataupun melarang
pada kondisi yang tidak aman.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Tindakan lain yang mempengaruhi Penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan
Pabrik dan Gudang Semen PT. Cipta Mortar Utama terletak pada
pelaksanaanya. Seluruh penyataan dari hasil pernyataan yang diuji
memiliki nilai mean 2,50 < X ≤ 3,50, yang artinya tepat. Tindakan yang
sangat tepat adalah menyediakan alat pelindung / pengaman diri dengan
nilai rata-rata 3,50. Dalam hal ini alat pelindung diri dapat membuat
pekerja merasa aman dalam selamat dalam bekerja, sehingga dapat
mencegah dan mengurangi insiden kecelakaan, penyakit akibat kerja,
maupun luka ringan dan cacat tetap.
44
4. Pengawasan (Controlling)
Pembahasan ini memiliki mean dengan nilai 2,50 < X ≤ 3,50, hal ini
menunjukan bahwa tindakan pengawasan juga tepat dalam keberhasilan
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).
Dalam hal ini tindakan paling tepat adalah memeriksa tempat kerja,
peralatan, perlengkapan K3 secara rutin sebelum memulai pekerjaan
dengan nilai rata-rata 3,40. Dalam hal ini kurangnya pemeriksaan tempat
kerja, peralatan dan perlengkapan K3 masih kurang teliti dan kurang
disiplin. Jika peralatan K3 rusak harus segera diganti karena sudah tidak
berfungsi. Dan dalam perawatannya harus secara rutin diperhatikan dalam
masa penggunaanya.
45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
46
memeriksa tempat kerja, peralatan, perlengkapan K3 secara rutin sebelum memulai
pekerjaan.
5.2 Saran
2. Setiap pekerjaan harus diidentifikasi potensi bahaya yang akan terjadi, agar
kecelakaan kerja bisa di dihindari semaksimal mungkin.
4. Dalam penerapan K3, harus dilaksanakan secara disiplin dan diawasi oleh tim
K3.
5. Kondisi tempat kerja haruslah aman untuk bekerja, dan juga disediakannya APD
untuk pekerjaan yang membutuhkan perlindungan khusus.
7. Secara rutin memeriksa peralatan dan perlengkapan K3 harus dalam kondisi baik
sebelum digunakan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998) tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Purnama. 2010. Analisis Manajemen keselamatan dan kesehatan Kerja, edisi ketiga.CV
Bumi gemilang
Republik Indonesia. 1970. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Jakarta.
Reese, C. D. 2009. Industrial Safety and Health for Administrative Service. USA: CRC
Press.
Sartika. 2005. Gambaran Penggunaan Pelaksanaan Program Penggunaan Alat Pelindung
Diri di Bagian Produksi Non Penecilin di PT. Alphafarma.
Sastroasmoro, Sudigdo & Ismael, Sofyan. 2014. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian
Klinis Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto
Syah, M.S. 2004, Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola Proyek, Cetakan Pertama.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Terry, George R. 2000. Prinsip-Prinsip Manajemen. (Edisi Bahasa Indonesia).
Bandung:PT. Bumi Aksara
Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 bagian 6 Pasal 23, tentang Kesehatan
Kerja.
48
YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS SEMARANG
UPT PERPUSTAKAAN
Sekretarian : Jl. Soekarno-Hatta, Tlogosari, Semarang 50196 Telp. (024) 6702757 Fax (024) 6702272
Website : http://eskripsi.usm.ac.id e_mail : perpustakaan@usm.ac.id
Judul SKRIPSI/TA : Penerapan Sistem Manajemen K3 Pada Proyek Pembangunan Pabrik Dan
Gudang Semen Pt. Cipta Mortar Utama Semarang
Dengan ini saya menyerahkan hak non-eksklusif* kepada UPT Perpustakaan Universitas Semarang untuk
menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada
ketentuan akses SKRIPSI/TA elektronik sebagai berikut (beri tanda (✓) pada kotak yang sesuai):
Kategori Upload
Jaringan Lokal USM Jaringan Internet
(✓)
Full Document Full Document
(Judul, Halaman Persetujuan, Surat (Judul, Halaman Persetujuan, Surat Keaslian
Keaslian (Orisinalitas), Abstrak (Orisinalitas), Abstrak (Indonesia-Inggris),
( )
(Indonesia-Inggris), Daftar Isi, Bab I, Daftar Isi, Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab
Publish Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab V, Bab Penutup, Daftar Pustaka, Lembar
Penutup, Daftar Pustaka, Lembar Konsultasi, dan Lembar Publish)
Konsultasi, dan Lembar Publish)
Full Document Half Document
(Judul, Halaman Persetujuan, Surat (Judul, Abstrak (Indonesia-Inggris), Halaman
Keaslian (Orisinalitas), Abstrak Persetujuan, Surat Keaslian (Orisinalitas), Daftar
( )
(Indonesia-Inggris), Daftar Isi, Bab I, Isi, Bab Penutup, Daftar Pustaka)
Approve Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Bab
Penutup, Daftar Pustaka, Lembar
Konsultasi, dan Lembar Publish)
Apabila skripsi/Tugas Akhir ini tidak di Publish atau Approve, maka :
Prana Ekatama
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II