Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN SURVEY PERILAKU KONSUMEN DI KOTA LAMA

SEMARANG

Disusun oleh :
1. Arman Aryana (B11.2019.05685)
2. Bella Oktavia Prasasti (B11.2019.095697)
3. Ferdian Adi Nugraha (B11.2019.05)
4. Hafiz bachtiar (B11.2019.05946)
5. Tri Yudha S (B11.2019.05682)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PROFIL KOTA LAMA........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................5
PROFIL OBJEK PRILAKU KONSUMEN........................................................5
2.1 Jenis Kelamin (Jumlah masing-masing Perempuan dan Laki-laki).......5
2.2 Umur (Jumlah masing-masing Rentang Umur).......................................5
2.3 Pekerjaan (Jumlah masing-masing Jenis Pekerjaan)..............................5
2.4 Penghasilan (Jumlah masing-masing Rentang Penghasilan)..................5
BAB III....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
3.1 Hasil Data.....................................................................................................6
3.1.2 Hospitality............................................................................................10
3.2 Landasan Teori..........................................................................................12
3.2.1 Perilaku Konsumen............................................................................12
3.2.2 Customer Satisfaction.............................................................................14
3.3 Analisis Hasil Data.....................................................................................16
3.3.1 Customer Satisfaction.........................................................................16
3.3.2 Price......................................................................................................16
3.3.3 Place.....................................................................................................16
3.3.4 Promotion............................................................................................16
3.3.5 Customer Loyalti................................................................................17
3.3.6 Response..............................................................................................17
3.3.7 Facility..................................................................................................17
3.3.8. Environment Social Stimuli..............................................................18
3.3.9 Environment Physical Stimuli..........................................................18
3.3.10 Level of Product Knowledge...........................................................20
BAB IV KESIMPULAN......................................................................................23

2
DAFTAR PUSAKA.............................................................................................24
LAMPIRAN.........................................................................................................26

BAB I

PROFIL KOTA LAMA

Gambar 1.1 Foto kota lama semarang


Kota Lama Semarang adalah suatu kawasan di Semarang yang
menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20 . Pada masa itu, untuk
mengamankan warga dan wilayahnya, kawasan itu dibangun benteng,
yang dinamai benteng Vijfhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan
antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan
perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai: Heerenstraat. Saat ini
bernama Jl. Let Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada
sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.

Sejarahnya berawal dari kesepakatan antara Kerajaan Mataram


dengan pihak VOC, d imana Kerajaan Mataram harus menyerahkan

3
Semarang sebagai pembayaran akan batuan VOC dalam menghadapi
pemberontakan Trunojoyo.
Kesepakatan itu terjadi pada tanggal 15 Januari tahun 1678 silam. Sejak
itu mulailah dibangun beberapa bangunan mulai dari gedung
pemerintahan, rumah-rumah warga, kanal serta benteng yang bernama
Vijhoek. Pada abad ke 19 hingga 20, Kota Lama Semarang menjadi pusat
perdagangan.
Kota Lama Semarang dulunya sering disebut Outstadt. Di sekitar kawasan
Kota Lama terdapat jalan-jalan yang saat itu berfungsi untuk mempercepat
jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang. Jalan utamanya bernama
Heeren Straat yang saat ini bernama Jl. Letjen. Suprapto.
Karena masih menyimpan bangunan-banguan khas Eropa, kawasan Kota
Lama Semarang mendapatkan julukan sebagai “Little Netherland”.
Sedikitnya terdapat 50 bangunan kuno yang berada di sekitar Kota Lama
Semarang, dan memiliki luas sekitar 31 hektar.

4
BAB II

PROFIL OBJEK PRILAKU KONSUMEN

2.1 Jenis Kelamin (Jumlah masing-masing Perempuan dan Laki-laki)


Pada penelitian kali ini pengambilan data dilakukan dengan metode
survey. Yang melibatkan 50 responden yang terdiri atas 25 responden laki-laki
dan 25 responden perempuan.
2.2 Umur (Jumlah masing-masing Rentang Umur)
Rentang umur yang menjadi target kuisoner berada pada rentang 19
sampai 25 tahun. Hal ini dikarenakan daerah wisata kota lama lebih sering
dikunjungi oleh pengunjung pada rentang umur tersebut. Dan juga pemikiran atau
pendapat para kaula muda dianggap lebih menggambarkan dengan situasi pada
tempat wisata di daerah semarang ini.
2.3 Pekerjaan (Jumlah masing-masing Jenis Pekerjaan)
Karena pengambilan kuisoner dilakukan pada rentang 19 sampai 25
tahun maka pekerjaan yang dimiliki pun bervariasi. Namun diantaranya terdapat
siswa, mahasiswa, pekerja swasta, wirausahawan, dan pegawai negeri sipil.
2.4 Penghasilan (Jumlah masing-masing Rentang Penghasilan)
Para responden memiliki penghasilan mulai dari dibawah 2 juta rupiah
yang didominasi oleh para pelajar dan mahasiswa hingga 10 juta rupiah yang
didominasi pada rentang umur 22 sampai 25 tahun.

5
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Hasil Data
3.1.1 Customer Satisfaction

Tabel 1.1 Data persentase aspek customer satisfaction

Tabel 1.2 Data persentase aspek price

6
Tabel 1.3 Data persentase aspek place

Tabel 1.4 Data persentase aspek promotion

7
Tabel 1.5 Data persentase aspek customer loyalti

Tabel 1.6 Data persentase aspek response

8
Tabel 1.7 Data persentase aspek facility

Tabel 1.8 Data persentase aspek enverontment

9
3.1.2 Hospitality
Subyek Facility Price Place Promotion Response Cust Satisfaction
Cust Loyalti Environment
1 Berkualitas Netral Setuju Teman Suka Puas Setuju Setuju
2 Berkualitas Tidak Terjangkau Ragu-Ragu Saudara Cukup Ragu-Ragu Setuju Ragu-Ragu
3 Berkualitas Netral Sangat Setuju Masyarakat Suka Puas Sangat Setuju Setuju
4 Berkualitas Netral Sangat Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Ragu-Ragu
5 Berkualitas Sangat Terjangkau Setuju Teman Cukup Puas Ragu-Ragu Tidak Setuju
6 Berkualitas Netral Sangat Setuju Media Sosial Sangat Suka Puas Sangat Setuju Sangat Setuju
7 Cukup Netral Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Setuju
8 Berkualitas Netral Sangat Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Setuju
9 Berkualitas Netral Setuju Masyarakat Sangat Suka Puas Sangat Setuju Setuju
10 Sangat Berkualitas Netral Setuju Media Sosial Sangat Suka Sangat Puas Sangat Setuju Setuju
11 Berkualitas Netral Setuju Media Sosial Cukup Puas Setuju Setuju
12 Berkualitas Setuju Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Setuju
13 Sangat Berkualitas Sangat Terjangkau Sangat Setuju Media Sosial Sangat Suka Sangat Puas Sangat Setuju Sangat Setuju
14 Sangat Berkualitas Sangat Tidak Terjangkau
Sangat Setuju Media Sosial Sangat Suka Puas Sangat Setuju Sangat Setuju
15 Sangat Berkualitas Sangat Terjangkau Sangat Setuju Media Sosial Sangat Suka Sangat Puas Sangat Setuju Sangat Setuju
16 Sangat Berkualitas Netral Sangat Setuju Masyarakat Sangat Suka Sangat Puas Sangat Setuju Setuju
17 Cukup Netral Setuju Media Sosial Sangat Suka Puas Setuju Sangat Setuju
18 Cukup Setuju Setuju Saudara Cukup Puas Setuju Setuju
19 Sangat Berkualitas Netral Sangat Setuju Media Sosial Sangat Suka Puas Sangat Setuju Setuju
20 Cukup Netral Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Setuju
21 Berkualitas Setuju Sangat Setuju Media Sosial Cukup Puas Setuju Tidak Setuju
22 Berkualitas Netral Setuju Masyarakat Cukup Puas Setuju Setuju
23 Berkualitas Sangat Terjangkau Sangat Setuju Media Sosial Suka Sangat Puas Sangat Setuju Setuju
24 Berkualitas Sangat Terjangkau Setuju Teman Sangat Suka Puas Sangat Setuju Setuju
25 Berkualitas Netral Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Setuju
26 Sangat Berkualitas Netral Setuju Teman Cukup Puas Setuju Setuju
27 Cukup Netral Sangat Setuju Masyarakat Suka Puas Ragu-Ragu Setuju
28 Berkualitas Netral Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Setuju
29 Berkualitas Setuju Setuju Media Sosial Sangat Suka Puas Sangat Setuju Setuju
30 Berkualitas Netral Setuju Masyarakat Sangat Suka Puas Setuju Ragu-Ragu
31 Berkualitas Netral Sangat Setuju Teman Sangat Suka Puas Setuju Setuju
32 Cukup Netral Setuju Media Sosial Suka Puas Sangat Setuju Tidak Setuju
33 Cukup Netral Setuju Media Sosial Suka Puas Sangat Setuju Tidak Setuju
34 Berkualitas Netral Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Setuju
35 Berkualitas Netral Setuju Teman Suka Puas Setuju Setuju
36 Sangat Berkualitas Netral Sangat Setuju Media Sosial Sangat Suka Sangat Puas Setuju Setuju
37 Cukup Netral Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Tidak Setuju
38 Berkualitas Setuju Setuju Media Sosial Suka Sangat Puas Setuju Setuju
39 Sangat Berkualitas Sangat Terjangkau Sangat Setuju Media Sosial Sangat Suka Sangat Puas Sangat Setuju Sangat Setuju
40 Sangat Berkualitas Netral Setuju Teman Suka Puas Sangat Setuju Setuju
41 Cukup Netral Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Setuju
42 Sangat Berkualitas Setuju Sangat Setuju Masyarakat Sangat Suka Sangat Puas Sangat Setuju Sangat Setuju
43 Berkualitas Tidak Terjangkau Sangat Setuju Media Sosial Sangat Suka Sangat Puas Sangat Setuju Setuju
44 Sangat Berkualitas Sangat Terjangkau Sangat Setuju Teman Sangat Suka Sangat Puas Sangat Setuju Setuju
45 Berkualitas Netral Setuju Saudara Suka Puas Setuju Setuju
46 Cukup Netral Sangat Setuju Media Sosial Suka Puas Sangat Setuju Tidak Setuju
47 Cukup Sangat Terjangkau Sangat Setuju Media Sosial Suka Sangat Puas Setuju Setuju
48 Berkualitas Setuju Setuju Media Sosial Sangat Suka Sangat Puas Sangat Setuju Sangat Setuju
49 Berkualitas Netral Setuju Teman Cukup Puas Setuju Tidak Setuju
50 Berkualitas Setuju Setuju Media Sosial Suka Puas Setuju Setuju

Tabel 2.1 Data persentase aspek enverontment

10
Lokasi
Subye k Fasilitas Harga Promosi W isata
1 4 3 4 4
2 4 3 5 4
3 5 5 5 5
4 5 4 5 5
5 5 4 4 5
6 5 5 4 5
7 5 5 5 5
8 4 4 3 5
9 5 4 4 5
10 5 5 5 5
11 5 5 5 5
12 5 5 5 5
13 5 4 4 5
14 1 3 5 5
15 5 5 5 5
16 5 4 3 1
17 1 1 4 4
18 3 4 5 4
19 4 4 3 5
20 3 3 5 5
21 4 3 3 4
22 4 3 5 3
23 4 1 1 5
24 4 1 1 1
25 4 5 5 4
26 3 4 5 3
27 3 4 5 4
28 4 3 1 4
29 3 4 5 4
30 4 3 4 1
31 5 4 5 5
32 3 4 5 4
33 3 4 5 4
34 4 3 3 5
35 4 4 4 4
36 5 3 4 5
37 4 4 4 4
38 4 3 4 5
39 4 5 5 5
40 4 4 3 4
41 4 4 1 4
42 5 3 4 5
43 5 4 3 4
44 5 3 4 5
45 5 3 4 5
46 5 4 5 5
47 5 5 5 5
48 4 3 4 3
49 4 3 4 5
50 4 4 4 4

Tabel 2.2 Data product knowledge

Tabel untuk mengidentifikasi pengetahuan pengunjung seputar wisata di Kota Semarang


dengan subyek satu hingga dua puluh lima.

11
26 3 4 5 3
27 3 4 5 4
28 4 3 1 4
29 3 4 5 4
30 4 3 4 1
31 5 4 5 5
32 3 4 5 4
33 3 4 5 4
34 4 3 3 5
35 4 4 4 4
36 5 3 4 5
37 4 4 4 4
38 4 3 4 5
39 4 5 5 5
40 4 4 3 4
41 4 4 1 4
42 5 3 4 5
43 5 4 3 4
44 5 3 4 5
45 5 3 4 5
46 5 4 5 5
47 5 5 5 5
48 4 3 4 3
49 4 3 4 5
50 4 4 4 4
Skor 4,14 3,7 4,06 4,3
Tabel 2.3 Data product knowledge

Tabel untuk mengidentifikasi pengetahuan pengunjung seputar wisata di Kota Semarang


dengan subyek satu hingga dua puluh lima.

3.2 Landasan Teori


3.2.1 Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008, p:6) mengemukakan bahwa studi
perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu

12
membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu,
uang, usaha, dan energi). Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk
dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang
budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu,
sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut.
Menurut Gerald Zaldman dalam Hadiyati Fitria dan Endang Ahmad Yani
(2013, p:108) perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan
sosial yang dilakukan individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan,
menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya
dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya.
Menurut Mangkunegara (2009, p:4) perilaku konsumen merupakan suatu
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, dan
menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh
lingkungan.
Menurut Pater dan Olson (2013, p:6), perilaku konsumen sebagai
dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan
dimana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan. Menurut Kotler
dan Keller (2009, p:166) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan
bagaimana barang dan jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan mereka.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
Psikologis
Faktor psikologis meliputi sikap seseorang, persepsi tentang suatu situasi,
kemampuan mereka untuk memahami informasi, apa yang memotivasi mereka,
kepribadian dan keyakinan mereka. Misalnya, seseorang yang secara aktif
mengurangi konsumsi plastiknya akan membeli secara berbeda dengan seseorang
yang tidak percaya pada perubahan iklim.
Pribadi

13
Karakteristik pribadi meliputi usia, jenis kelamin, situasi keuangan,
pekerjaan, latar belakang, budaya dan lokasi. Orang yang lebih tua mungkin akan
berbelanja dengan cara yang berbeda dengan orang yang lebih muda, misalnya
dengan preferensi untuk toko batu bata dan mortir daripada belanja online.
Sosial
Pengaruh sosial dapat mencakup teman, keluarga, komunitas, pekerjaan
atau komunitas sekolah seseorang, atau kelompok yang mereka asosiasikan
seperti gereja lokal atau kelompok hobi. Ini juga dapat mencakup kelas sosial,
kondisi kehidupan, dan pendidikan. Seorang pembelanja yang berada di sekolah
di mana gaya tertentu dari pelatih sedang dalam mode mungkin mencari sepatu
serupa agar cocok dengan rekan-rekan mereka.
Mengapa perilaku konsumen penting? Karena perilaku konsumen
memungkinkan bisnis untuk memahami lebih banyak tentang audiens target
mereka dan dengan demikian dapat membuat produk, layanan, dan budaya
perusahaan untuk memengaruhi kebiasaan membeli.
Hal ini memungkinkan bisnis untuk memahami apa yang konsumen
pikirkan tentang merek anda dengan pesaing anda. Bagaimana mereka memilih di
antara alternatif yang berbeda. Perilaku mereka saat berbelanja Bagaimana
lingkungan di sekitar mereka memengaruhi perilaku mereka. Pesan pemasaran
atau strategi penetapan harga apa yang paling mereka tanggapi? Metode
pembayaran pilihan mereka Produk atau layanan apa yang mereka cari untuk
memenuhi kebutuhan? Pada akhirnya, dengan memperhatikan pola pembelian
pelanggan Anda, Anda dapat meluncurkan produk dan layanan yang memiliki
kecenderungan lebih tinggi untuk mereka beli. Atau buat perubahan pada
lingkungan toko atau proses belanja online agar lancar – sehingga meningkatkan
pendapatan Anda
Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat
disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta
proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan
hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

14
3.2.2 Customer Satisfaction
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007) customer
satisfaction adalah perasaan senang atau kecewa pelanggan yang timbul setelah
membandingkan performa atau hasil produk yang dipikirkan atas performa yang
diharapkannya.

Tapi secara garis besar, customer satisfaction adalah suatu perasaan yang


timbul setelah pelanggan menggunakan produk ataupun layanan yang disediakan
oleh perusahaan dan membandingkannya dengan ekspektasi yang sudah
konsumen harapkan.

Memberikan dan menjaga kepuasan pelanggan adalah salah satu tantangan


terpenting yang dihadapi bus Saya- ness hari ini (Band 1978, Bitne r 1990, Oliver
& DeSarbo 1988, Parasuraman dkk, 1988, Kandampu l- ly, J., Mok, C., dan
Sparks, B., 2001). Namun, ini adalah konsep yang relatif baru. Selama tahun
1970-an perusahaan tidak mengakui kepuasan pelanggan sebagai masalah (Barsky
1992). Staf Bersatu tes adalah "berhasil dengan cukup baik dalam memberikan
tingkat kepuasan yang dapat diterima kepada publik yang membeli" dan
"konsumen menemukan kesenangan dan kepuasan dalam pengalaman membeli
mereka… jauh lebih sering daripada mereka menemukan kesulitan dan
ketidakpuasan” (Westbrook dkk, 1978). Akibatnya permintaan dipenuhi oleh
inovasi produk teknis daripada peningkatan layanan (Barsky 1990). Dalam
beberapa tahun terakhir gagasan bahwa tingkat kepuasan pelanggan tidak pada
tingkat yang dapat diterima dipandang sebagai kekhawatiran yang berkembang.
Studi dasar termasuk yang dilakukan oleh Anderson (1973) dan Olshavsky dan
Miller (1972). Tidak ada definisi kepuasan pelanggan yang diterima secara
universal (McCollough, 2000).
Salah satu perdebatan yang sedang berlangsung di lingkaran kepuasan
konsumen adalah sejauh mana itu merupakan proses kognitif atau keadaan
emosional. Howard dan Sheth (1969) mendefinisikan kepuasan sebagai "keadaan

15
kognitif pembeli yang cukup atau tidak cukup dihargai untuk" pengorbanan yang
dia alami.” Engel dan Blackwood (1982) melihatnya sebagai "evaluasi (kognitif)
bahwa alternatif yang dipilih konsisten dengan keyakinan sebelumnya
sehubungan dengan alternatif itu."
Di dunia persaingan bisnis, memperhatikan dan juga meningkatkan
tingkat customer satisfaction akan sangat berguna. Suatu perusahaan yang
memiliki tingkat customer satisfaction tinggi akan cenderung lebih unggul
daripada kompetitor lainnya.Selain itu, perusahaan juga harus bisa menjaga
tingkat customer satisfaction agar tetap tinggi.

3.3 Analisis Hasil Data


3.3.1 Customer Satisfaction
Hasil analisis untuk indikator Customer Satisfaction adalah di dominasi
oleh kategori “Puas” yaitu sekitar 72% yang terdiri dari 36 orang. Dilanjut dengan
kategori “Sangat Puas” sekitar 26% yang terdiri dari 13 orang. Kemudian dilanjut
“Ragu-ragu” yang hanya 2% saja. Ini memberikan kami kesimpulan bahwa
kepuasan para pengunjung Kota Lama udah puas dan cukup menikmati wisata
disana. Kepuasan ini jelas dipengaruhi banyak aspek lainnya yang akan saling
mempengaruhi seperti yang akan dijelaskan dibawah.

3.3.2 Price
Hasil analisis untuk indikator Price adalah di dominasi “Netral” yaitu
sekitar 62% yang terdiri dari 31 orang. Kemudian dilanjut dengan kategori
“Sangat Terjangkau” dan “Setuju/Terjangkau” yang sama-sama memiliki nilai
presentase sama yaitu 16% yang terdiri dari 8 orang. Dilanjut “Sangat Tidak
Terjangkau” yaitu 2% dan “Tidak Terjangkau” 4%. Ini memberikan kami
kesimpulan bahwa pengunjung kota lama merasa netral dengan harga keseluruhan
yang ada pada kota lama yang dimana bagi pengunjung merasa tidak mahal dan
tidak murah juga. Tepat berada di berada di tengah. Jadi wisata ini cukup
affordable sehingga cukup ramai di kunjungi wisatawan dari berbagai daerah.

3.3.3 Place
Hasil analisis dari Place yang dimana apakah Kota Lama mudah
ditemukan dan strategis menghasilkan dominasi dari jawaban “Setuju” dengan
presentase 58% dari 29 orang. Kemudian dilanjut dengan “Sangat Setuju” sekitar
40% yang terdiri dari 20 orang. Dan yan terakhir ada “Ragu-ragu” 2%. Ini
menunjukkan bahwa Kota Lama sangat mudah ditemukan dan letaknya cukup
strategis bagi wisatawan. Kota Lama juga menjadi icon Kota Semarang yang
sangat populer dengan akses lokasi yang mudah, dan tersedia di Google Maps.
Sehingga pengunjung tidak akan kebingungan menuju wisata Kota Lama.

16
Berbagai penunjuk jalan hijau juga sudah mencantumkan Kota Lama sebagai
panduan arah. Ini juga memudahkan pengendara yang tidak menggunakan GPS
untuk tetap bisa ke lokasi tersebut.

3.3.4 Promotion
Hasil analisis dari Promotion yang dimana informasi Kota Lama sampai
kepada target pengunjung menghasilkan dominasi jawaban “Media Sosial” 62%
yang terdiri 31 orang, “Teman” 18% yang terdiri dari 9 orang, “Masyarakat” 14%
dan “Saudara” 6%. Dominasi media sosial ini menunjukkan Electronic Word of
Mouth bekerja dengan baik. Banyak pengunjung melalui akun pribadinya, akun
wisata, influencer membagikan berbagai momen serta fotografi yang menarik di
Kota Lama dengan wahana dan tema retronya. Ini akan memancing pengikut atau
siapapun yang melihat agar tertarik kesana. Pemerintah Kota Semarang juga juga
gencar promosi Kota Lama sebagai icon Kota Semarang dengan Instagram
@kotalamasmg, dan banyak komunitas serta berbagai restoran yang berlokasi di
Kota Lama sehingga informasi Kota Lama bergerak sangat cepat dan menyeluruh.

3.3.5 Customer Loyalti


Hasil analisis dari Customer Loyalti menunjukkan bahwa ada dominasi
dari kategori “Setuju” sejumlah 54% dari 27 orang, dilanjut dengan “Sangat
Setuju” 42% yang terdiri dari 21 orang dan sisanya ada “Ragu-ragu” sekitar 4%
saja. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pengunjung sangat tertarik kembali
untuk mengunjungi Kota Lama. Karena kemudahan akses lokasi, harga yang pas,
wahana dan suasana tempat yang menarik maka tidak mungkin pengunjung tidak
ingin ke Kota Lama lagi. Untuk wisatawan lokal domisili Kota Semarang sendiri
juga pengunjung mengakui bahwa ini bukan pertama kalinya. Jadi memang Kota
Lama ini sudah menjadi tempat yang cukup populer di kunjungi ulang untuk
sekedar melepas penat. Kota Lama sendiri memiliki karakteristik seperti Simpang
Lima yang dimana sebagai pusat berkumpul sehingga sangat wajar mereka cukup
terbiasa memilih Kota Lama.

3.3.6 Response
Hasil analisis dari Response yang dimana apakah pengunjung menyukai
Kota Lama atau tidak menghasilkan dominasi dari jawaban kategori “Suka” yaitu
46% yang terdiri dari 23 orang, jawaban “Sangat Suka” 38% yang terdiri dari 19
orang dan sisanya “Cukup” yaitu 16%. Hasil ini dinilai sangat wajar karena Kota
Lama sendiri cukup menghadirkan banyak hal yang ditawarkan kepada
pengunjung seperti restoran, jajanan, wahana, suasana klasik, tempat parkir yang
luas, dan masih banyak lagi. Pemerintah juga sangat peduli dengan perawatan
Kota Lama serta renovasi. Ini terbukti dengan beberapa perbaikan di Kota Lama
beberapa bulan terakhir yang dilakukan pemerintah. Bahkan agar pengunjung
tidak terganggu pemerintah menerapkan sistem pedestrian agar hanya bisa dilalui
dengan jalan kaki saja.

17
3.3.7 Facility
Hasil analisis dari facility yaitu kualitas fasilitas yang ditawarkan Kota
Lama menunjukkan dominasi hasil “Berkualitas” dengan total 54% dari 27 orang,
“Sangat Berkualitas” yaitu 24% yang terdiri dari 12 orang, kemudian sisanya
“Cukup” dengan presentase 22%. Dari hasil ini tidak ada jawaban dibawah dari
cukup yang mengindikasikan bahwa memang fasilitas di Kota Lama terbilang
cukup bagus dan mampu memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Ini terlihat
dari adanya tempat duduk pengunjung yang jumlahnya banyak di sepanjang
trotoar, kualitas paving jalan yang terjaga, rantai pembatas, wahana, lampu taman
yang cukup baik, sebuah taman, kamar kecil di sudut tempat, minimarket, tempat
parkir yang memadai, serta tempat sampah yang di sediakan oleh pemerintah.
Sudah cukup baik untuk standar tempat wisata yang berada di tengah kota.

3.3.8. Environment Social Stimuli


Hasil dari analisis environment stimuli bahwa pengaruh ajakan untuk
berwisata ke Kota Lama yang dipengaruhi teman atau keluarga menunjukkan
hasil dominasi jawaban “Setuju” dengan jumlah 64% yang terdiri dari 32 orang.
Jawaban kategori “Sangat Setuju” 14% yang terdiri dari 8 orang, “Tidak Setuju”
14% yang terdiri dari 8 orang, dan sisanya adalah “Ragu-ragu” 6%. Ini
mengindikasikan bahwa Kota Lama sudah sangat melekat di ingatan pengunjung
ataupun yang belum mengunjungi karena kepopulerannya. Sehingga alasan
mengunjungi Kota Lama seringkali karena dipengaruhi teman atau keluarga.
Selain itu tempat ini sangat cocok untuk berkumpul bersama, refreshing, ataupun
mengabadikan momen bagi pengunjung diluar Kota Semarang. Seperti nyaris
akan sia-sia jika melewatkan mengunjungi sebuah icon Kota Semarang. Selain itu
rata-rata pengunjung juga lebih banyak tidak sendirian ketika berwisata sehingga
ini menjadi tanda ketepatan hasil kuesioner.

3.3.9 Environment Physical Stimuli

Tabel 3.1 Pengaruh Fasilitas

18
Tabel 3.2 Pengaruh Promosi

Tabel 3.3 Pengaruh Harga

Tabel 3.4 Pengaruh Lokasi Wisata

19
Dengan melakukan penyesuaian angka untuk mempermudah analisis maka
kami bisa mengambil rata-rata setiap pengaruhnya. Dimulai dari pengaruh
facilitas yang memiliki rata-rata nilai 4,14 selanjutnya pengaruh promosi yang
memiliki rata-rata nilai sebesar 4,06 ; pengaruh harga memiliki rata-rata nilai 3,7 ;
pengaruh lokasi wisata memiliki rata-rata nilai 4,3. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pengunjung Kota Lama memiliki tingkat pengaruh dengan urutan sebagai berikut
dimulai dari fasilitas, promosi, lokasi wisata dan, harga. Dinilai dari
kecenderungan pengunjung yang lebih banyak dari Kota Semarang maka wajar
fasilitas menduduki peringkat pertama, kemudian posisi kedua yaitu promosi
melalui berbagai jaringan dan platfrom khususnya Electronic Word of Mouth,
posisi ketiga diduduki pengaruh lokasi karena kemudahan aksesnya dan mudah
ditemukan baik bagi pengunjung luar kota ataupun pengunjung dari dalam kota.
Dan di posisi terakhir ada pengaruh harga, ada kemungkinan karena pengunjung
tidak mengetahui harga secara pasti khususnya luar kota jadi tidak terlalu
memperdulikan hal tersebut dan masyarakat kota yang sudah mengetahui harga
standar yang berada di Kota Lama jadi harga tidak terlalu mempengaruhi
keinginan pengunjung untuk mendatangi Kota Lama.

3.3.10 Level of Product Knowledge

Tabel 3.5 Awareness Sam Poo Kong

20
Tabel 3.6 Awareness Lawang Sewu

Tabel 3.7 Awareness Kampung Pelangi

21
Tabel 3.8 Awareness Masjid Agung Jawa Tengah

Tabel 3.9 Awareness Maerakaca

Dengan melakukan penyesuaian angka untuk mempermudah analisis maka kami


bisa mengambil rata-rata setiap tempat wisata berdasarkan skor awaresness
pengunjung. Dimulai dari Lawang Sewu dan Masjid Agung Jawa Tengah yang
memiliki rata-rata nilai sama sebesar 4,7 ; kemudian disusul Kampung Pelangi
dengan rata-rata nilai sebesar 3,7 ; dilanjut Sam Poo Kong dengan rata-rata nilai
sebesar 3,52 ; dan yang terakhir ada Maerakaca dengan rata-rata nilai sebesar
3,02. Dari hasil ini menandakan bahwa Lawang Sewu dan Masjid Agung Kota
Semarang yang paling banyak diketahui oleh para pengunjung berdasarkan
kuesioner. Mengingat kedua wisata tersebut sudah sangat melekat bersama
identitas Kota Semarang maka sangat mungkin mendapatkan skor diatas 4. Ini
menandakan bahwa pemerintah kota Semarang masih belum cukup kuat untuk
melakukan promosi terkait wisata lainnya seperti Maerakaca yang hanya
memperoleh skor 3,02 dan terhitung sangat kecil. Wisata tersebut mungkin masih
terasa asing bagi wisatawan dari luar kota, selain itu lokasinya juga cukup jauh
dari kota sehingga banyak wisatawan lebih prefer ke tempat yang mudah
dijangkau.

22
BAB IV
KESIMPULAN
Perkembangan di bidang pemasaran memberikan pemahaman bahwa konsumen
semakin beragam. Dan atas itu pula mengapa pemerintah Kota Semarang harus
mulai lebih memperhatikan tempat-tempat wisata yang terdapat di semarang. Baik
dari pembangunan fasilitas, promosi, hingga penjagaan kebersihan sampai
ketersediaan sanitasi air bersih. Dari hasil analisis tersebut terbukti bahwa Kota
Lama memiliki predikat sebagai tujuan wisata yang cukup baik dan menarik, ini
terbukti dari aspek promosi, fasilitas, serta kepuasaan pengunjungnya. Bisa
dikatakan pemerintah Kota Semarang sukses menciptakan penilaian yang baik
dari konsumen. Dari perhitungan rata-rata melalu aspek Price di dapat bahwa rata-
rata harga masih menunjukkan nilai dibawah 4 yaitu di angka 3,4. Angka ini bisa
dibilang standar dan masih belum di tahap terjangkau. Yang artinya dibeberapa
titik memang harga di Kota Lama terbilang mahal karena kelasnya dan terletak di
daerah wisata. Sehingga pengunjung lebih cendurung untuk menikmati suasana
saja ketimbang masuk ke tempat-tempat tersebut. Secara keseluruhan penilian
seluruh aspek Kota Lama memiliki rata-rata 4,06 yang terdiri atas aspek facility,
price, place, response, customer satisfaction dan, customer loyalti. Nilai 4
dikatakan diatas rata-rata atau baik dan memuaskan. Ini memberikan kesimpulan
bahwa wisata Kota Lama adalah wisata yang masih baik walaupun sudah ada
sejak lama sekali dan terus melakukan pembaharuan agar terus terjaga kualitasnya
dan memberikan kenyamanan bagi para pengunjung baik dalam kota maupun luar
kota.

23
DAFTAR PUSAKA
Bletari, Indah. 2012, 16 Juni. “Kota Lama Semarang”.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Lama_Semarang . Disunting pada 28
Desember 2021.
Qiscus2. 2021, 3 Agustus. “3 Indikator Kepuasan Pelanggan dan Cara
Mengukurnya”. https://www.qiscus.com/id/blog/indikator-kepuasan-pelanggan-
dan-cara-mengukur/ . Disunting pada 28 Desember 2021.
Oktriwina, Alifia Seftin. 2021, 27 Desember. “Perilaku Konsumen: Definisi, Faktor,
Jenis, dan Manfaatnya untuk Bisnis”. https://glints.com/id/lowongan/perilaku-
konsumen/#.YcsWNRgxVkw . Disunting pada 28 Desember 2021.

24
25
LAMPIRAN

Gambar 1.2 Contoh tampilan Kuisoner

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

Anda mungkin juga menyukai