Disusun Oleh:
TAHUN 2018
1
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : Rabu
Disetujui oleh :
Guru Pembimbing
NIP. 196406021992031005
2
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberi kami kelancaran, kemudahan, serta kesehatan sehingga kami dapat
menyusun makalah ‘’Rencana Bisnis Budidaya Bawang Merah’’ ini dengan
lancar tanpa ada kendala atau halangan suatu apapun.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………….……...………………..………...1
LEMBAR PENGESAHAN………………………….…………………..………...2
DAFTAR ISI…………………………………………..…….……………...……...4
BAB I : PENDAHULUAN…………...……………………….…………………..5
BAB II : PEMBAHASAN…………………...…………………………….….…...7
2.2.1 Persiapan……………………………………………………………………….…7
2.2.3 Pemeliharaan……………………………………………………………………...8
2.2.4 Pemanenan……………………………………………………………………… 8
4
2.2.5 Pascapanen………………………………………………………………………..9
2.3.1 Ancaman………………………………………………………………………..…7
2.3.2 Tantangan……………………………………………………………………....…7
2.3.3 Hambatan………………………………………………………………………....8
2.3.4 Gangguan………………………………………………………………..………10
3.1 Kesimpulan……………………......…………............................…………....16
3.2 Saran…………………………………..……………………...………….......16
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
3 Apa sajakah ancaman tantangan hambatan dan gangguan budidaya bawang
merah?
4 Berapakah anggaran yang dibutuhkan dalam budidaya bawang merah?
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui penyelesaian dari
rumusan masalah diatas, yaitu :
7
BAB II
PEMBAHASAN
1. Akar
Tanaman bawang merah berakar serabut dengan system perakaran dangkal
dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah
perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 20-200 akar. Diameter
bervariasi antara 5-2 mm. Akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar
(AAK, 2004).
2. Batang
Memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang berbentuk seperti
cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik
8
tumbuh), diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah
daun dan batang semua yang berbeda di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi
menjadi umbi lapis (Sudirja, 2007).
3. Daun
Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan
bagian ujungnya runcing, berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun
melekat pada tangkai yang ukurannya relative pendek (Sudirja, 2007).
4. Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya
antara 30-90 cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun
melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6
helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau
kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga (Sudirja,
2007).
5. Buah dan Biji
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji
berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau
putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Biji-biji berwarna merah dapat
dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tenaman secara generatif (Rukmana,
1995).
1. Iklim
Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi ± 1.100 m (ideal 0-800 m) diatas permukaan laut,
tetapi produksi terbaik dihasilkan dari dataran rendah yang didukung keadaan
iklim meliputi suhu udara antara 25-32 C dan iklim kering, tempat terbuka dengan
pencahayaan ± 70%, karena bawang merah termasuk tanaman yang memerlukan
9
sinar matahari cukup panjang, tiupan angin sepoi-sepoi berpengaruh baik bagi
tanaman terhadap laju fotosintesis dan pembentukan umbinya akan tinggi (BPPT,
2007 ).
2. Tanah
Tanaman bawang merah dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran
tinggi, yaitu pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Meskipun demikian ketinggian
optimalnya adalah 0-400 m dpl saja, Secara umum tanah yang dapat ditanami
bawang merah adalah tanah yang bertekstur remah sedang sampai liat, drainase
yang baik, penyinaran matahari minimum 70%. (BPPT, 2007 ).
Bawang merah tumbuh baik pada tanah subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organik dengan dukungan jenis tanah lempung berpasir atau
lempung berdebu, drajad kemasaman tanah (pH) tanah untuk bawang merah
antara 5,5-6,5, tata air (darainase) dan tata udara (aerasi) dalam tanah berjalan
baik, tidak boleh ada genangan (Sudirja, 2007)
10
Selain dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bawang merah juga
memilki berbagai manfaat bagi kesehatan, antara lain :
1. Kaya antioksidan
Bawang merah kaya akan inulin, sejenis serat yang bertindak sebagai
prebiotik. Inulin juga membantu mencegah sembelit, memperbaiki regulasi gula
darah dan meningkatkan penyerapan nutrisi.
11
2.2 Langkah-Langkah Budidaya Bawang Merah
2.2.1 Persiapan
Bibit yang ditanam pada setiap polybagnya sekitar 3 umbi dan jaraknya
sekitar 5 cm per umbinya. Tanam umbi bagian lehernya. Pemupukan yang perlu
dilakukan ketika umbi telah ditanam adalah pemupukan dengan menggunakan
pupuk NPK (16-16-16) sebanyak 1 gram per polybagnya, yang diberikan setiap
12
minggu hingga bawang merah berusia 6 minggu dengan cara disiram. Tempatkan
polynbag anda pada tempat yangterkena cukup cahaya matahari
2.2.3 Pemeliharaan
Yang perlu anda perhatikan, tanaman bawang merah tidak bias hidup jika
kekeringan, dan juga tidak bias jika tergenang oleh air.
Yang perlu diingat bahwa bawang merah memerlukan banyak air, namun
dia tidak tahan terhadap genangan atau tanah yang becek. Penyiraman sebaiknya
dilakukan menggunakan gembor. Untuk tanaman berumur 0 -10 hari, penyiraman
dilakukan 2 (dua) kali yakni pagi dan sore hari, sedangkan sesudah umur tersebut
penyiraman cukup dilakukan sekali sehari (sebaiknya dilakukan pada pagi hari).
Untuk pemeliharaan budidaya bawang merah dalam polybag, anda cukup
meyiramnya satu atau dua kali sehari pada musim kemarau, Jika bawang sudah
berusia sekitar dua bulan, jangan terlalu sering menyiranya magar bawang cepat
tua dan berisi.
Pemupukkan
1. Pupuk dasar yaitu pupuk kandang bisa sapi atau kambing 15-20 ton/ha atau
kotoran ayam 5-6 ton/ha atau kompos 2,5 ton/ha. Pupuk buatan juga
diperlukan TSP 150-200 kg/hektar. Langkah-langkah memberikan pupuk
13
dasar yaitu dengan menyebar dan mengaduk rata dengan tanah 1-3 hari
sebelum tanam.
2. Pupuk susulan yaitu berupa urea 150kg/ha, Za 300 kg/ha, dan KCL 150/ha.
Pemupukan susulan yang pertama dilakukan pada umur 10-15 hari setelah
tanam dan pemupukan susulan kedua yaitu pada umur 1 bulan setelah tanam
dengan 1/2 dosis.
Namun pada praktek budidaya kali ini kita tidak menggunakan pupuk.
Apabila tanaman terkena hama / penyakit, maka kita harus ketahui dahulu
apa hama / penyakit yang menyerang tanaman kita dan temukan langkah yang
tepat untuk menanganinya. Jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang
bawang merah akan dijelaskan lebih rinci pada bagian Ancaman, Tantangan,
Hambatan, dan Gangguan. Anda bisa memberinya pertisida nabati untuk
mencegah hama
2.2.4 Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan jika daun telah 80% menguning dan leher
batang telah gembos atau kosong, dan umbi telah menyembul ke permukaan tanah
serta bewarna merah. Jika ingin dikonsumsi, bawang merah bisa dipanen pada
usia tiga bulan, dan jika ingin dijadikan benih kembali, bisa dipanen pada usia 100
hari. Anda sebaiknya memanen bawang pada saat hari panas, sehingga tanah
menjadi kering dan bawang tidak mudah busuk. Setelah dipanen, jemur dahulu
bawang pada sinar matahari agar menjadi kering dan nilai juallnya lebih tinggi.
14
waktu 4-7 hari. Bawang merah yang sudah agak kering diikat dalam bentuk
ikatan.Proses pengeringan dihentikan apabila umbi telah mengkilap, lebih merah,
leher umbi tampak keras dan bila terkena sentuhan terdengar gemerisik.
Ikatan bawang merah dapat disimpan dalam rak penyimpanan atau
digantung dengan kadar air 80 (persen) - 85 (persen), ruang penyimpnan harus
bersih, aerasi cukup baik, dan harus khusus tidak dicampur dengan komoditas lain
2.3.1 Ancaman
15
hari di antara per-
tanaman serta menjaga
kebersihan areal per-
tanaman.
Rotasi tanaman, me-
Pada daun yang terserang lakukan penyemprotan
(umumnya daun tua) setelah hujan dengan air
terdapat bercak keputih- untuk mengurangi spora
putihan dan agak yang menempel pada
Penyakit bercak
mengendap, lama kelamaan daun. Pengendalian se-
4. ungu atau trotol
berwarna ungu berbentuk cara kimiawi dilakukan
(Alternaria porri).
oval, keabu-abuan dan dengan penyemprotan
bertepung hitam. Serangan fungisida, antara lain
umumnya terjadi pada Antracol 70 WP, Ditane
musim hujan. M-45, Deconil 75 WP,
atau Difolatan 4 F.
Nematoda akar Pemberian Furadan 3G
Tanaman kerdil dan tidak
5. (Ditylenchus sebanyak 20-80 kg per
mampu membentuk umbi.
dispaci). hektar.
2.3.2 Tantangan
No Tantangan Solusi
1. Perubahan iklim dan cuaca Perbaikan tata cara penyiraman
Menggunakan pupuk organik
2. Peningkatan serangan hama kompos / pupuk kandanh yang lebih
banyak
Mempersiapkan waktu yang pas
ketika ingin menjual harga panen
3. Harga jual naik turun
dengan benar-benar memperhatikan
harga pasar
4. Masuknya produk impor Menjaga kualitas produk dan
16
memasarkan serta mempromosikan
produk sebaik mungkin
2.3.3 Hambatan
No Hambatan Solusi
Munculnya rasa malas dalam
1. Memperbanyak motivasi diri
budidaya
Membaca rencana bisnis dengan baik
2. Budidaya gagal berkali-kali kemudian diterapkan sesuai
ketentuan
Terus menerus mencoba karena
Perasaan ingin menyerah jika sudah
3. kegagalan adalah kesuksesan yang
gagal
tertunda.
2.3.4 Gangguan
No Gangguan Solusi
Diberi penanganan sesuai jenis hama
1. Hama dan penyakit
dan penyakitnya
Tidak menaruh polybag di area yang
2. Terkena hujan deras tidak tertutup sehingga tidak
kehujanan.
Meletakkan polybag di tempat yang
3. Faktor manusia bukan merupakan jalan umum untuk
orang lewat.
17
2. Media tanam 1 pak Rp. 25.000 Rp. 25.000
1 sachet
3. Bibit bawang merah Rp. 11.000 Rp. 11.000
(600 biji)
Total Rp. 38.000
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
18
Bawang merah ( Allium ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang
memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek
pasar yang menarik. Selama ini budidaya bawang merah diusahakan secara musiman
(seasonal), yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (April-Oktober),
sehingga mengakibatkan produksi dan harganya berfluktuasi sepanjang tahun. Sudah
saatnya para petani mencari alternatif untuk membudidayakan tanaman bawang
merah sepanjang tahun tanpa terpengaruh musim.
DAFTAR PUSTAKA
AAk, 2004. Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta. Hlm 18. BPPT,
2007 . Teknologi budidaya Tanaman Pangan.
Moekesan.T.K., Prabaningrum, L., dan Meitha, L.R., 2000. Penerapan PHT. Pada
sistem Tanaman Tumpang gilir. Bawang merah dan cabai.. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Jakarta Hlm 8-10, 30.
19
Rukmana, R, 1995. Bawang merah Budidaya Dan Pengolahan Pasca panen.
Kanisius, Jakarta, Hlm 18.
www.tanamanbawangmerah.blogspot.com
www.anakagronomi.com
www.artha-harianja.blogspot.com
www.anekamakalah.com
www.belajarberkebun.com
20
21