Anda di halaman 1dari 21

RENCANA BISNIS

BUDIDAYA BAWANG MERAH

Untuk Memenuhi Tugas Prakarya Kewirausahaan

Disusun Oleh:

Angger Ilham Amanullah (X MIPA 8 / 03)

M. ‘Anin Nabail ‘Azhiim (X MIPA 8 / 13)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA MALANG

JALAN BANDUNG 07,KOTA MALANG

TAHUN 2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul ‘’Rencana Bisnis Budidaya Bawang Merah’’

Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 22 September 2018

Disetujui oleh :

Guru Pembimbing

Drs. Sukri, M.Pd

NIP. 196406021992031005

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Puja dan puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberi kami kelancaran, kemudahan, serta kesehatan sehingga kami dapat
menyusun makalah ‘’Rencana Bisnis Budidaya Bawang Merah’’ ini dengan
lancar tanpa ada kendala atau halangan suatu apapun.

Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan besar


kita, Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
menuju zaman keislaman seperti sekarang ini. Dan juga kita nantikan di
syafaatnya di Yaumul Qiyamah nanti.

Perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah mendukung dan memfasilitasi kami sehingga
kami dapat membuat makalah ini dengan baik dan lancar. Kami menyadari jika
makalah kami masih belum sempurna. Jadi, kami mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita dan semoga kita dapat mengambil ilmu yang bermanfaat dari makalah
ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Malang, 22 September 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………….……...………………..………...1

LEMBAR PENGESAHAN………………………….…………………..………...2

KATA PENGANTAR ………………………...……….………………...………..3

DAFTAR ISI…………………………………………..…….……………...……...4

BAB I : PENDAHULUAN…………...……………………….…………………..5

1.1 Latar Belakang ……………..……………………………….…………...…....5

1.2 Rumusan Masalah………………………………..…………….………...…....5

1.3 Tujuan Penulisan….………………..…………………………………............6

1.4 Manfaat Penulisan...………………..…………………………………............6

BAB II : PEMBAHASAN…………………...…………………………….….…...7

2.1 Karakteristik Bawang Merah. ….……………………...………………..…….7

2.1.1 Klasifikasi Bawang Merah…………………………………………………….…7

2.1.2 Morfologi Bawang Merah……………………………………………………..…7

2.1.3 Jenis-Jenis Bawang Merah………………………………………………………88

2.1.4 Syarat Tumbuh…………………………………………………………………...8

2.1.5 Manfaat Bawang Merah…………………………………………………………10

2.2 Tata Cara Budidaya Bawang Merah………………..…………………............9

2.2.1 Persiapan……………………………………………………………………….…7

2.2.2 Penanaman & Pemupukan……………………………………………………..…7

2.2.3 Pemeliharaan……………………………………………………………………...8

2.2.4 Pemanenan……………………………………………………………………… 8

4
2.2.5 Pascapanen………………………………………………………………………..9

2.3 Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan.....………………..…........13

2.3.1 Ancaman………………………………………………………………………..…7

2.3.2 Tantangan……………………………………………………………………....…7

2.3.3 Hambatan………………………………………………………………………....8

2.3.4 Gangguan………………………………………………………………..………10

2.4 Rancangan Anggaran……………………………...…..……………….…….15

BAB III : PENUTUP……………………………...………………………….......16

3.1 Kesimpulan……………………......…………............................…………....16

3.2 Saran…………………………………..……………………...………….......16

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merah atau Brambang (Allium ascalonicum L.) adalah nama


tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari
tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan
Indonesia.
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang
sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini
termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai
bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional.
Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak
manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang
menarik. Selama ini budidaya bawang merah diusahakan secara musiman
(seasonal), yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (April-Oktober),
sehingga mengakakibatkan produksi dan harganya berfluktuasi sepanjang tahun.
Untuk menghasilkan komoditas ini dalam jumlah yang besar, diperlukan
adanya budidaya bawang merah. Budidaya dapat dilakukan dalam skala besar
oleh petani bawang merah, maupun secara sederhana dalam skala kecil oleh
pelajar. Supaya budidaya bawang merah dapat berlangsung dengan baik,
diperlukan adanya panduan untuk melakukan budidaya bawang merah.
Berkenaan dengan hal diatas, pada kesempatan ini kami bermaksud
menyusun rencana bisnis dalam bentuk makalah budidaya bawang merah

1.2 Rumusan Masalah

1 Bagaimanakah karakteristik bawang merah?


2 Bagaimanakah proses budidaya bawang merah?

6
3 Apa sajakah ancaman tantangan hambatan dan gangguan budidaya bawang
merah?
4 Berapakah anggaran yang dibutuhkan dalam budidaya bawang merah?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui penyelesaian dari
rumusan masalah diatas, yaitu :

1. Untuk mengetahui karakteristik bawang merah.


2. Untuk mengetahui proses budidaya bawang merah.
3. Untuk meminimalisir ancaman, hambatan, tantangan, dan gangguan selama
budidaya bawang merah.
4. Untuk mengetahui rancangan anggaran yang akan digunakan

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan ini memiliki manfaat antara lain :

1. Dapat menambah wawasan tentang budidaya tanaman pangan


2. Dapat meminimalisir resiko ketika melakukan budidaya.
3. Dapat membuat siswa menjadi mandiri dan tidak terlalu bergantung pada
orang lain.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Bawang Merah

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Bawang Merah

Menurut Rahayu dan Berlian (1999) tanaman bawang merah dapat di


klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Family : Liliaceae
Genus : Alium
Spesies : Alium ascalonicum L.

2.1.2 Morfologi Bawang Merah

1. Akar
Tanaman bawang merah berakar serabut dengan system perakaran dangkal
dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah
perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 20-200 akar. Diameter
bervariasi antara 5-2 mm. Akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar
(AAK, 2004).
2. Batang
Memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang berbentuk seperti
cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik

8
tumbuh), diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah
daun dan batang semua yang berbeda di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi
menjadi umbi lapis (Sudirja, 2007).
3. Daun
Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan
bagian ujungnya runcing, berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun
melekat pada tangkai yang ukurannya relative pendek (Sudirja, 2007).
4. Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya
antara 30-90 cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun
melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6
helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau
kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga (Sudirja,
2007).
5. Buah dan Biji
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji
berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau
putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Biji-biji berwarna merah dapat
dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tenaman secara generatif (Rukmana,
1995).

2.1.3 Jenis-Jenis Bawang Merah

2.1.4 Syarat Tumbuh

1. Iklim
Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi ± 1.100 m (ideal 0-800 m) diatas permukaan laut,
tetapi produksi terbaik dihasilkan dari dataran rendah yang didukung keadaan
iklim meliputi suhu udara antara 25-32 C dan iklim kering, tempat terbuka dengan
pencahayaan ± 70%, karena bawang merah termasuk tanaman yang memerlukan

9
sinar matahari cukup panjang, tiupan angin sepoi-sepoi berpengaruh baik bagi
tanaman terhadap laju fotosintesis dan pembentukan umbinya akan tinggi (BPPT,
2007 ).

Angin merupakan faktor iklim bepengaruh terhadap pertumbuhan tanaman


bawang merah. Sistem perakaran tanaman bawang merah yang sangat dangkal,
maka angin kencang yang berhembus terus-menerus secara langsung dapat
menyebabkan kerusakan tanaman. Tanaman bawang merah sangat rentan terhadap
curah hujan tinggi.

Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bawang merah


adalah antara 300-2500 mm/tahun (Deptan, 2007 ). Kelembaban udara (nisbi)
untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta hasil produksi yang
optimal, bawang merah menghendaki kelembaban udara nisbi antara 80-90
persen. Intensitas sinar matahari penuh lebih dari 14 jam/hari, oleh sebab itu
tanaman ini tidak memerlukan naungan/pohon peneduh (Deptan, 2007 ).

2. Tanah
Tanaman bawang merah dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran
tinggi, yaitu pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Meskipun demikian ketinggian
optimalnya adalah 0-400 m dpl saja, Secara umum tanah yang dapat ditanami
bawang merah adalah tanah yang bertekstur remah sedang sampai liat, drainase
yang baik, penyinaran matahari minimum 70%. (BPPT, 2007 ).

Bawang merah tumbuh baik pada tanah subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organik dengan dukungan jenis tanah lempung berpasir atau
lempung berdebu, drajad kemasaman tanah (pH) tanah untuk bawang merah
antara 5,5-6,5, tata air (darainase) dan tata udara (aerasi) dalam tanah berjalan
baik, tidak boleh ada genangan (Sudirja, 2007)

2.1.5 Manfaat Bawang Merah

10
Selain dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bawang merah juga
memilki berbagai manfaat bagi kesehatan, antara lain :

1. Kaya antioksidan

Bawang merah mengandung vitamin C, folat, kalium dan mangan. Di


dalamnya juga ada senyawa antiinflamasi yang kuat.

2. Meningkatkan kepadatan tulang

Dalam penelitian yang diterbitkan American Journal of Clinical Nutrition,


peneliti melihat seberapa sering orang Italia dan Swiss mengonsumsi bawang
merah, bawang putih dan sayuran. Hasilnya orang yang mengonsumsi lebih
banyak bawang merah, risiko terkena kanker semakin rendah .

3. Melancarkan sistem pencernaan

Bawang merah kaya akan inulin, sejenis serat yang bertindak sebagai
prebiotik. Inulin juga membantu mencegah sembelit, memperbaiki regulasi gula
darah dan meningkatkan penyerapan nutrisi.

4. Membantu menurunkan kolestrol

Sebuah penelitian menunjukan wanita yang kelebihan berat badan dengan


polycystic ovary syndrome (PCOS). Mereka terbagi dalam dalam dua kelompok,
ada yang diminta mengonsumsi banyak bawang merah, kelompok kedua diminta
sedikit konsumsi bawang merah. Hasilnya orang yang mengonsumsi banyak
merah, tingkat kolesterol jahat turun.

5. Manfaat lebih kombinasi bawang dan tomat

Para ilmuwan percaya bahwa senyawa sulfur dalam bawang meningkatkan


penyerapan likopen, antioksidan pada tomat terkait dengan perlindungan terhadap
kanker dan penyakit jantung, serta kesehatan otak, tulang, dan mata. Anda dapat
mengkonsumsinya lewat kombinasi yang lezat di omelet, salad, sop, dan tumis.

11
2.2 Langkah-Langkah Budidaya Bawang Merah

2.2.1 Persiapan

Cara budidaya bawang merah dalam polybag yang pertama adalah


mempersiapkan media tanamnya. Media yang dibutuhkan adalah tanah yang
gembur, pupuk kandang atau kompos dan arang sekam, dengan perbandingan satu
banding satu pada setiap elemennya. Lalu anda juga membutuhkan pupuk SP-36
sebanyak 3 gram untuk setiap polbag dan ditambahkan dengna satu sendok kecil
furadan. Setelah tercampur, masukan kedalam polybag dan siram dengan air dan
biarkan selama dua hari. Polybag yang biasa digunakan adalah polybag dengan
ukuran 30 cm x 40 cm.
Sebelum menanam bibit, sebaiknya tanah sudah disiram terlebih dahulu,
kalau diperlukan buatlah atap yang bisa mengayomi bibit bawang merah dan
panas yang terik atau hujan.
Untuk syarat pemilihan bibit seperti berikut ini ;
 Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
 Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam
ikatan (umbi masih ada daunnya)
 Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak
keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
 Atau anda bisa menguunakan bibit dari biji yang sudah terbukti bebas penyakit
layu dan bersertifikat dari deptan. Sebagai solusi dari mahalnya bibit umbi
untuk kebutuhan per hektarnya.

2.2.2 Penanaman dan Pemupukan

Bibit yang ditanam pada setiap polybagnya sekitar 3 umbi dan jaraknya
sekitar 5 cm per umbinya. Tanam umbi bagian lehernya. Pemupukan yang perlu
dilakukan ketika umbi telah ditanam adalah pemupukan dengan menggunakan
pupuk NPK (16-16-16) sebanyak 1 gram per polybagnya, yang diberikan setiap

12
minggu hingga bawang merah berusia 6 minggu dengan cara disiram. Tempatkan
polynbag anda pada tempat yangterkena cukup cahaya matahari

2.2.3 Pemeliharaan

Yang perlu anda perhatikan, tanaman bawang merah tidak bias hidup jika
kekeringan, dan juga tidak bias jika tergenang oleh air.

 Penyiangan dan penyiraman

Yang perlu diingat bahwa bawang merah memerlukan banyak air, namun
dia tidak tahan terhadap genangan atau tanah yang becek. Penyiraman sebaiknya
dilakukan menggunakan gembor. Untuk tanaman berumur 0 -10 hari, penyiraman
dilakukan 2 (dua) kali yakni pagi dan sore hari, sedangkan sesudah umur tersebut
penyiraman cukup dilakukan sekali sehari (sebaiknya dilakukan pada pagi hari).
Untuk pemeliharaan budidaya bawang merah dalam polybag, anda cukup
meyiramnya satu atau dua kali sehari pada musim kemarau, Jika bawang sudah
berusia sekitar dua bulan, jangan terlalu sering menyiranya magar bawang cepat
tua dan berisi.

Penyiangan pada budidaya bawang merah sebaiknya dilakukan 2 kali


yakni pada saat tanaman berumur 10 -15 hari dan 28 – 35 hari (sebelum
pemupukan susulan). Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma di sekitar
tanaman.

 Pemupukkan

Ada 2 pupuk yang biasa digunakan dalam budidaya tanaman bawang


merah :

1. Pupuk dasar yaitu pupuk kandang bisa sapi atau kambing 15-20 ton/ha atau
kotoran ayam 5-6 ton/ha atau kompos 2,5 ton/ha. Pupuk buatan juga
diperlukan TSP 150-200 kg/hektar. Langkah-langkah memberikan pupuk

13
dasar yaitu dengan menyebar dan mengaduk rata dengan tanah 1-3 hari
sebelum tanam.
2. Pupuk susulan yaitu berupa urea 150kg/ha, Za 300 kg/ha, dan KCL 150/ha.
Pemupukan susulan yang pertama dilakukan pada umur 10-15 hari setelah
tanam dan pemupukan susulan kedua yaitu pada umur 1 bulan setelah tanam
dengan 1/2 dosis.

Namun pada praktek budidaya kali ini kita tidak menggunakan pupuk.

 Pengendalian hama dan penyakit.

Apabila tanaman terkena hama / penyakit, maka kita harus ketahui dahulu
apa hama / penyakit yang menyerang tanaman kita dan temukan langkah yang
tepat untuk menanganinya. Jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang
bawang merah akan dijelaskan lebih rinci pada bagian Ancaman, Tantangan,
Hambatan, dan Gangguan. Anda bisa memberinya pertisida nabati untuk
mencegah hama

2.2.4 Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan jika daun telah 80% menguning dan leher
batang telah gembos atau kosong, dan umbi telah menyembul ke permukaan tanah
serta bewarna merah. Jika ingin dikonsumsi, bawang merah bisa dipanen pada
usia tiga bulan, dan jika ingin dijadikan benih kembali, bisa dipanen pada usia 100
hari. Anda sebaiknya memanen bawang pada saat hari panas, sehingga tanah
menjadi kering dan bawang tidak mudah busuk. Setelah dipanen, jemur dahulu
bawang pada sinar matahari agar menjadi kering dan nilai juallnya lebih tinggi.

2.2.5 Pasca Panen

Pengeringan umbi dilakukan dengan cara dihamparkan merata diatas tikar


atau digantung diatas para-para. Dalam keadaan cukup panas biasanya memakan

14
waktu 4-7 hari. Bawang merah yang sudah agak kering diikat dalam bentuk
ikatan.Proses pengeringan dihentikan apabila umbi telah mengkilap, lebih merah,
leher umbi tampak keras dan bila terkena sentuhan terdengar gemerisik.
Ikatan bawang merah dapat disimpan dalam rak penyimpanan atau
digantung dengan kadar air 80 (persen) - 85 (persen), ruang penyimpnan harus
bersih, aerasi cukup baik, dan harus khusus tidak dicampur dengan komoditas lain

2.3 Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan

2.3.1 Ancaman

No Hama / Penyakit Gejala Cara Pengendalian


Pada daun yang terserang
terlihat bercak putih Rotasi tanaman, waktu
transparan. Hal ini karena tanam serempak, atau
Ulat daun bawang ulat menggerek daun dan dengan pengendalian
1. (Spodoptera masuk ke dalamnya secara kimiawi yaitu
exiqua) sehingga merusak jaringan menggunakan Curacron
daun sebelah dalam 50 EC, Diasinon 60 EC,
sehingga kadang-kadang atau Bayrusil 35 EC.
daun terkulai.
Terdapat bintik-bintik Mengatur waktu tanam
keputihan pada helai daun yang tepat, atau secara
Trips (Trips yang diserang, yang akhir- kimiawi yakni dengan
2.
tabaci Lind.) nya daun menjadi kering. penyemprotan Curacron
Serangan biasanya terjadi 50 EC, Diasinon 60 EC,
pada musim kemarau. atau Bayrusil 35 EC.
Pengendalian dilakukan
Ulat tanah Daun telihat berlubang secara manual yakni
3.
(Agrotis epsilon). karena dimakan oleh ulat dengan mengumpulkan
ulat ulat pada sore/senja

15
hari di antara per-
tanaman serta menjaga
kebersihan areal per-
tanaman.
Rotasi tanaman, me-
Pada daun yang terserang lakukan penyemprotan
(umumnya daun tua) setelah hujan dengan air
terdapat bercak keputih- untuk mengurangi spora
putihan dan agak yang menempel pada
Penyakit bercak
mengendap, lama kelamaan daun. Pengendalian se-
4. ungu atau trotol
berwarna ungu berbentuk cara kimiawi dilakukan
(Alternaria porri).
oval, keabu-abuan dan dengan penyemprotan
bertepung hitam. Serangan fungisida, antara lain
umumnya terjadi pada Antracol 70 WP, Ditane
musim hujan. M-45, Deconil 75 WP,
atau Difolatan 4 F.
Nematoda akar Pemberian Furadan 3G
Tanaman kerdil dan tidak
5. (Ditylenchus sebanyak 20-80 kg per
mampu membentuk umbi.
dispaci). hektar.

2.3.2 Tantangan

No Tantangan Solusi
1. Perubahan iklim dan cuaca Perbaikan tata cara penyiraman
Menggunakan pupuk organik
2. Peningkatan serangan hama kompos / pupuk kandanh yang lebih
banyak
Mempersiapkan waktu yang pas
ketika ingin menjual harga panen
3. Harga jual naik turun
dengan benar-benar memperhatikan
harga pasar
4. Masuknya produk impor Menjaga kualitas produk dan

16
memasarkan serta mempromosikan
produk sebaik mungkin

2.3.3 Hambatan

No Hambatan Solusi
Munculnya rasa malas dalam
1. Memperbanyak motivasi diri
budidaya
Membaca rencana bisnis dengan baik
2. Budidaya gagal berkali-kali kemudian diterapkan sesuai
ketentuan
Terus menerus mencoba karena
Perasaan ingin menyerah jika sudah
3. kegagalan adalah kesuksesan yang
gagal
tertunda.

2.3.4 Gangguan

No Gangguan Solusi
Diberi penanganan sesuai jenis hama
1. Hama dan penyakit
dan penyakitnya
Tidak menaruh polybag di area yang
2. Terkena hujan deras tidak tertutup sehingga tidak
kehujanan.
Meletakkan polybag di tempat yang
3. Faktor manusia bukan merupakan jalan umum untuk
orang lewat.

2.4 Rancangan Anggaran

No Barang Jumlah Harga Satuan Harga Total


1. Polybag 30 x 40 cm 10 lembar Rp. 200 Rp. 2000

17
2. Media tanam 1 pak Rp. 25.000 Rp. 25.000
1 sachet
3. Bibit bawang merah Rp. 11.000 Rp. 11.000
(600 biji)
Total Rp. 38.000

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembudidayaan tanaman bawang merah dapat dilakukan dengan melakukan


sesuai prosedur yang ada. Penanaman dilakukan pada akhir musim hujan, dengan
jarak tanam 10-20 cm x 20 cm. Cara penanamannya; kulit pembalut umbi dikupas
terlebih dahulu dan dipisahkan siung-siungnya. Untuk mempercepat keluarnya tunas,
sebelum ditanam bibit tersebut dipotong ujungnya hingga 1/3 bagian. Bibit ditanam
berdiri diatas bedengan sampai permukaan irisan tertutup oleh lapisan tanah yang
tipis.
Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman dengan menggunakan gembor atau
sprinkler, atau dengan cara menggenangi air disekitar bedengan yang disebut sistem
leb. Pengairan dilakukan secara teratur sesuai dengan keperluan tanaman, terutama
jika tidak ada hujan.
Pembudiyaan bawang merah termasuk budidaya tanaman yang tidak terlalu sulit
untuk dilakukan. Bibit bawang merah pun dapat kita peroleh dengan mudah tanpa
perlu biaya yang besar. Hasil panen yang didapatkan pun juga cukup banyak.

3.2 Saran

18
Bawang merah ( Allium ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang
memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek
pasar yang menarik. Selama ini budidaya bawang merah diusahakan secara musiman
(seasonal), yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (April-Oktober),
sehingga mengakibatkan produksi dan harganya berfluktuasi sepanjang tahun. Sudah
saatnya para petani mencari alternatif untuk membudidayakan tanaman bawang
merah sepanjang tahun tanpa terpengaruh musim.

DAFTAR PUSTAKA

AAk, 2004. Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta. Hlm 18. BPPT,
2007 . Teknologi budidaya Tanaman Pangan.

htpp//www.iptek.net.id/ind/tekn ologi-pangan/index.php id=244.Diakses 11


Januari 2007.

Deptan. 2007 . Pengenalan Dan Pengendalian Beberapa OPT Benih Hortikultura.

______, 2007 . Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. c

Irwan, 2007. Bawang Merah dan Pestisida.


http://www.waspada.co.id/serba-serbi/kesehatan/artikel php article-id=7849811 .
Diakses 21 Februari 2007. H U U H

Moekesan.T.K., Prabaningrum, L., dan Meitha, L.R., 2000. Penerapan PHT. Pada
sistem Tanaman Tumpang gilir. Bawang merah dan cabai.. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Jakarta Hlm 8-10, 30.

19
Rukmana, R, 1995. Bawang merah Budidaya Dan Pengolahan Pasca panen.
Kanisius, Jakarta, Hlm 18.

Rahayu, E, dan Berlian,N. V. A, 1999. Bawang Merah. Penebar swadaya, Jakarta,


Hlm4.

Suhardi, 1998. Jurnal Hortikultura, Badan penelitian Dan Pengembangan


Hortikultura, Jakarta. Hlm. 1021.

Semangun, H, 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia.


Gadjah Mada University Press Yogyakarta. Hlm. 23-27.

Wibowo, S, 1994. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay.


Penebar Swadaya, Jakarta. Hlm. 179.

Enni Sahrani Nst : Pengaruh Kepekatan Esktrak Daun Nimba Terhadap


Penekanan Serangan (Alternaria porri (EII.CIF) Pada Tanaman Bawang Merah
(Allium ascalonicum L), 2008

www.tanamanbawangmerah.blogspot.com

www.anakagronomi.com

www.artha-harianja.blogspot.com

www.anekamakalah.com

www.belajarberkebun.com

20
21

Anda mungkin juga menyukai