Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TUGAS MATA KULIAH

DI

S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 5
Muh Ridwan sani
Muh idsal ramadani
Prida
Waldy

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PRODI : ADMINISTRASI NEGARA
DOSEN : DA’I SOPHIA

UNIVERSITAS TOMAKAKA MAMUJU


KAMPUS III TOPOYO

2020/2021
KATA PENGANTAR
 
Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat
AllahSWTy a n g   t e l a h   m e m b e r i k a n   r a h m a t   d a n   h i d a y a h ,  
s e h i n g g a   p e n u l i s   m a m p u menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.Walaupun makalah ini telah selesai, namun kami
menyadari sepenuhnya bahwa di dalamnya
masih terdapat banyak kekurangan. Kekurangan tersebut karena keterbatasan
pengalaman,pengetahuan,kemampuan,waktu
serta tenaga.O l e h   s e b a b   i t u ,   k r i t i k   d a n   s a r a n   y a n g   b e r s i f a t   m
e m b a n g u n   s a n g a t l a h   k a m i harapkan demi penyempurnaan penulisan
berikutnya.A k h i r n y a   k a m i   b e r h a r a p   s e m  g a   m a k a l a h   y a n g   s e d e r h
a n a   i n i ,   d a p a t  berguna dan bermanfaat bagi diri penulis sendiri maupun bagi
para pembaa nya.

TOPOYO, 26 Oktober 2021

KELOMPOK 4

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i

BAB I. PENDAHULUAN
A. Alat Ukur Kinerja
B. Pentingnya Alat Ukur
C. Mengenal Konsep Balance Scorecard
D. Balanced Scorecard adalah Strategi
E. Peta Strategi (Strategy Map)
F. Penentuan scorecard
G. Implentasi Balance Scorecard
BAB II. PEMBAHASAN
A.
B.

BAB III. PENUTUP

BAB 1
PENDUHULUAN

Pengenalan Blanced Scorecard Sebagai Strategi Organisasi Bisnis


A. Alat Ukur Kinerja
Dalam kajiang menejemen strategi ,pegukuran hasil (performace)
memegan peran sagat pentin karena tidak haya berkaitan degan
penentuang keberhasilan,tetap menjadi ukuran suatu strategi berhasil atau
berjalan baik atau tidak. Artiya,hasil akan di jadikan ukuran strategi
berjalan baik atau tidak apabila organisasi tidak dapat mencapai
hasil,diagnosis pertama menunjuhkkan bahwa strategi tidak berjalan
baik.dalam ukuran penilaiang tradisonal,whelen (2006) menunjuhkkan
bahwa roi (return on investment) memiliki berbagai kelemahan, yank
memaksa praktis memikirkan ukuran yang lebih komprehensif dan dapat
di gunakan. Di amerika,misalnya di kenal Malcolm Baldrige national
qualiy, yank setiap tahunyahmemberikan penhargaan melalui acara yank
sagat bergebsi.bagimanapun terhadap kinerja bisnis. Sejumlah korporasi
turut serta dalam penilaian sebagai tim independe. Hasil penilaian degan
megunakan yank di lakukan mereka semakin meyakinkan keberadaan
BSC lebih dari pada sekadar alat ukur,namun menjadi bagian bagian dari
strategi
Degan melakukan penelusuran terhadap publikasi terkait,di harapkan
bahwa benang merah, peraktik, dan kemajuan Teknik terkait degan BSC
dapat di jadikan pembelajaran baiksecara akademis maupun praktis,
B. Pentingnya Alat Ukur.
Bisnis di pahami sebagai satu system,dan hasil yank di peroleh
adalah sebagai dari tindakan perusahan secara terencana. Dalam
bisnis diakui adanya’cause and effect relations,’’hasil yank di
peroleh adalah akibat dari tindakan.memang,harus diakui adanya
konsep win fall yank menunjuhkan suatu perusaan mendapat
keuntugan di luar strategi yank dirancang oleh perusan itu
sendiri.sesuai degan hal tersebut,dalam model pegajaran bisnis
modern,salah satu tahapan yank di kenal adalah ‘’pegukuran
hasil’’ROI menjadi alat ukur hasil yank sagat ‘’disukai’’karena di
nilai sederhana dan muda diterapkan sekalipun demikian,ROI
mempuyai kelemahan karenasagat di pegaruhi oleh;
1. Kebijakan peyusutan,
2. Kesensitifan terhadap nilai buku,
3. Prakti transfer pricing,
4. Perhatian sering focus pada jangka pendek
5. Tidak bias di bandinkan antaraperusahaan yank berbeda,
6. Keadaan perokonomian secara umum,dan
7. pegelolahan tersedia (lifo dan fifo).

Kelamahan tersebut memaksa para praktisi bisnis dan


akademisi untuk memformulasi ukuran yank dapat di
gunakan,sekaligus dapat memenuhi tuntutan,misalnya,total
quality management yank menekankan memenuhi komitmen
terhadap perbaikan mutu.dalam kaitan ini,aku runtuh.oleh
karenah itu,di sampingb memperolehkeuntugan (roi
tinggi),perusahan juga di harapkan untuk menerapkan prinsip
perbaikan mutu.seluruh unik perusahan atau organisasi di
haruskan dapat menerapkan perbaikan mutu.
Salah satu kebutuhan terhadap alat ukur adalah
kebutuhankannya alat ukur yank komprehensiflain
misalnya,orientasi terhadap pelanggan megakibatkan peratian
terhadap penerimaan.hal demikian harus dicatat

C. Mengenal Konsep Balance Scorecard


Kapal dan Norton dalam makalahnya menggagas penting nya
konsep balanced scorecard . Antonim ( 2005) mendenifikasikan
balanced scorecard sebagai system manajemen strategi dan
pegukuran yank menghubungkan sasaran strategi pada indikator
yank komprehensif.untuk itu,di perjelas bahwa indikator yank di
gunakan harus merupakan kegiatan dan peroses kegiatan inti
lingkugan organisasi beroperasi,
Pendapat kalpa dan nortol yank megatakan,wat you measure is
Wat you get’’menjadi prinsip dalam peyusunan ukuran hasil dan
Memjadi prinsip dalam peyusunan ukuran hasil di harap kan
Pada tahun 1992 terhadap dua belas korporasi,di peroleh bahwa
Korporasi tersebut telah megadopsi balanced scorecard.kalpa dan
Norton melihat adanya kelemahan dalam pegukuran linerja yank
Menonjolkan percapaiang tujuang secara terpisa,bahwa cenderun
Kompotitif,yank pada akhirnya megakibatkan konflik korpolasi.oleh
Karena itu,konsep balancedscorecard di gunakan degan alasn;
1. Scorecard meyatukan alat dalam laporan menejemen yank
utuh,menghilangkan kelemahan pandagan terhadap berbagai
bidang yank di nilai bersaing,menjadikan perusahan
berorinentasi pada pelanggan,memperpendek waktu pemberi
tanggapan,memperbaiki kualitas tim,mempercepat waktu
jangkah waktu Panjang,
2. Scorerd menjadi pedoman untuk megoptimalkan percapaian
tujuang.sejak 1992,konsep ini terus di kembalikan tidak haya
oleh kalpan dan nortol,tetapi juga penulis lain.demikian
juga,degan bidang yank megadopsi balanced,semakin lama
semakin bayak karathonous d.dan karathonous
(2005),megunakan balancedscorecard untuk
Pendidikan,sedangkan kocakulah,m.c dan austill,a.d (2007)
megunakan balacced scorecard dalam bidang kesehatan.
Dalam bidang Pendidikan perluh dicatat studi yank di
laporkan oleh beard (2006) yank megidentifikasih penerapan
balanced scorecard kepala dua sekolah yank menerimah
penghargaan dari Malcolm Baldrige.national quality
award.program in meyimpulkan bahwa perusahan penerima
penghargaan lebih memperoleh alas an yank sesuai degan visi
dan misi organisasi setelah hasil pegamatan di akui bahwa
perusahan-perusahan yank berada dih dalamnya megalami
kemajuan karena setiap pegambilang kewajiban karnah setiap
pegambilang kewajiban tetap mempertimbankan perspektif
tersebut
Perkembagan impementasi balanced scorecard (bsc)
semakin lama semakin marak karena di lanjutkan degan cara
mencapai kemajuan,misalnya seperti penentuan pegupahan
degan system BSC. Bahkan parapenguna BSC menyiapkan
parankat lunak (software) untuk menentukan cara agar suatu
bisnis dapat terhasil,
Dari perkembagan awal,dapat digarisbawahi bahwa peran
BSC adalah sebagai alat ukur hasil atau efaluasi,jauh dari
posisi strategis akan tetapi,dari seri buku buku dan riset yank
di tawarkan oleh Kaplan Norton,akhirnya di akui bahwa
permasalahan BSC bukan pada lefel evaluasi somata,tetapi
harus di mulai dari peyusunan strategi.karnah dalam buku seri
dan eksperimen yank di keluarkan oleh Kaplan dan noroton,di
sebutkan bahwa permasalahan BSC harus menjadi
kesepakatan (komitmen) manajemen puncak sejak awal.
BSC menjadi populer di kalagan traktisi dan akademisi di
bidang pegukuran hasil dan penuntasan masalah
strategi.pandey (2005) menjelaskan berbagai alas an
pengunaan BSC dalam organisasi,yaitu;
1. BSC adalah alat untuk komperehensif untuk memahami
pelanggan dan kebutuhanya,sertah kesejagan kinerja;
2. BSC meyiapkan logika untuk menciptakan modal intangible
dan intelektual ketika pegukuran tradisional dalam sistem
kinerja sulit di lakukan;
3. BSC mampuh megarti kulasih strategi pertumbuhan menjadi
keandalan bisnis yank focus pada upaya-upaya nonfinasial;
4. BSC mampu megartikulasih srategidan kaitan sasaran ke
dalam operasi perusahan dari hari kehari;
5. BSC memfasilitasi umpah balik reviewkinerja dari waktu
kewaktu.
Bagai mana balanced scorecard ditinjau dari sistem
manajemen strategi perusahan,dalam sistem manajemen
strategi (strategicmanagement system),ada dua tahapan
penting,yaitu tahapan perencanaan dan dan
implementtasih.balanced scorecard awalnya bera padan
tahapan impelemen tasih,fungsih balanced scorecard di sinih
hayahsebagai alat ukur kinerja secara komplementasi. Bagi
para eksekutif dan memberikan feedback tenten kinerja
manajemen.
D. Balanced Scorecard adalah Strategi
Strategi kapurasi di turunkan dari visi dan misi.demikikian
pentinya peran strategi sehinggah ap bilah tujuan korporasi tidak
tercapai,sebabnya adalah strategi.whelen (2006) menjelaskan berbagai
hal peyebeb kegagalan penerapa strategi,yaitu;
1. Komunikasih yang sulit antarstaf,
2. Komitmen manajemen operasional yang lemah,
3. Kegagalan yang menerimah umpan balik dan mekanismenya,
4. Basis perencanaan dan formulasi strategi tidak valid,
5. Perencanaan fungsional yang tidak konsisten,dan
6. Penilaian sumber daya yang tidak konsisten.
Dalam penerapan balanced scorecard,ada premis yang secara
implisit diperoleh,yaitu bahwa BSC adalah strategi memehartikan
BSC sebagai pegukur kinerja adalah hal yang paling mudah di
ketahui karenah masing-masing perspektif yang kemudian di
turunkan menjadi sasaran fungsinya adalah pegukuran kinerja.akan
tetep,apabila di perhatikan hubugan antara visi,misi,dan strategi
sebagai awal penetapan perspektif,tampak bahwa kaitan masing-
masing perspektif dan strategi sagat kuat.
Kapla dan Norton (1992) menjelaskan bahwa the balanced
scorecard puts strategy-not coltrol-at center.maknaya adalahbahwa
esensi penerapan BSC bukanlah adanya pegendalian terhadap
divisi,melaikan setiap divisi satu korpolasi akan perinisiasihdemikian
rupah untuk menentukan ukuran kinerja dan menkaitkanya degan
visi,misi,dan strategi korpolasi.dalam hal ini,keunkulan BSC adalah
teridentifikasikan struktur ataupun keranka yang ada di korpolasi
guna mencapai-merealisasikan-visi dan misi korpolasi.penjelasan in
menegaskan bahww sebelum BSC dikenelkan telah berbagai program
pegukuran yang mengarah pada perbaikan misalnya intekrasi
antarfungsi,skalah global,perbagikan terus menerus,dan tanggun
jawab tim yang mengantikan peran individu.kalpa punmenuliskan
bahwa penerapan BSC sejalan degan semua prinsip itu.akan
tetapi,yang membedakan BSC degan berbagai konsep tersebut adalah
bahwa pada BSC,manajar memahami,setidaknya secara im
pisti,kaitanantarafungsi. BSC juga mengarah kan menejer untuk
melihat ke depan dari pada melihat ke belakang . hal ini muda di
pahami karna empat pereseptik;keuangan, pelanggan, peroses bisnis
internal,serta pembelajaran dan pertumbuhan, oleh kaplandi gambar
kan sebagai perspektif yang peraitan satu dengan lainnya, bahkan ,
hal itu di riamgkum dalam suatu hubungan “cause and effect
relationship”.
Kaitam masing-masing perspektif dapat di jelaskan sebagai
berikut.
1. Persektif pelanggan.perspektif in menunjuhkan citra perusahan
di mata pelanggan.pelanggan mempuyai kemampuang teknis
melihat korpolasi dari berbagai sisi,yaitu waktu,kualitas,linerja
dan jasa sertah biayah yang di keluarkan oleh pelanggan untuk
memperoleh pelayan.dimensih kebutuhan pelanggan tersebut oada
akhirnya akan menentukan prespektif pelanggan tehadap
perusahan.semakin baik persepsi perspektif pelanggan tehadap
baik pula nilai korpolasi di mata pelanggan.
2. Pesrpektif keuangan.pertanyaan yang harus di jawab korpolasi
adalah bagai manah merekah di lihat oleh para pemegan
sahan,baik pada janga pendak maupun janga Panjang?korpolasi
dapat merugi pada waktuh tertentu,tetapih setelah itu koporasi
akan mendapat keuntugan,sehinggah dividen akan di
perolah.semakin baik keporasi di mata pemeegang saham,semakin
aman korpolasi memperoleh sumber modal.
3. Perspektif proses bisnis internal.ukuran ini menujukkan dalam
peroses produksi seperti apa korporasi lebih baik, orientasi kepada
pelangan memang untlak, tetapi permasalahan bagi manejemen
adalah mengupayakan cara menyapkan kompetensi yang dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.perspektif ini
menunjukkan cara korporasi dapat bertahan dan mampu berubah
sesuai dengan tuntutan eksternal. Perhatikan dengan baik bahwa
scorecsrd (papan nilai ) diturun kan dari visi dan strategi. Hal ini
menjadi kunci yang secara implisti meniggkat bahwa perusahaan
di gerakkan oleh visi misi. visi dan misi yang baik akan
menjadi”mesin” penggerak semua kegiatatan. Visi dan misi
tersebut terformulasi oleh Kaplan yang di nyatakan dengan empat
perspektif di atas
Menurut kalpa, terjemahan visi untuk masing masing
perspektif tersebut harus di uji dengan kriteria, yaitu:
1. Sasaran,
2. Ukuran,
3. Tujuan,dan
4. Inisiatif.keempat persperatif ini mempuyai ciri sebagai
berikutpenerjemahan visi dengan misi dan misih ke dalam empat
perspektif menjukkan ada nya satu siklus:keutungan perusahaan
hanya dapat tumbuh bilaman perusahan mempunyai posisi di
benak pelanggan (sharevalue ), sementara posisi di benak
pelanggan haya muggki bilaman pengusahaan mempunyai peroses
belajar .satu hal yang sangat nyata dari hubungan yang di
tunjukaan oleh kapla bahwa satu dengan lain nya saling
berhubungan. Dalam buku terakhir, strategy map, kapla
menujukan empiris. Selanjut, nya kapla secara jitu menjelas kan
penting nya intangible asset sebagai rangkaian pencapaian yujuan.
Dri keempat perspektif sebagai mana di mukakan di atas,kapla
(1992)juga menjelas kan posisi perstektif seperti di atas
beroriyentasi kedepan, bukan ke belakang.hal ini terlihat
penentuang sasarang yang diimplementasikan melalui perusahan
insiasi yang akan di gunakan.
Dari pegalaman korporasi yang meggunakan BSC,di ketahui
bahwah BSC bayak memberikan memfaat di banding degan
pegukuran kenerja yang lain.frigo (2002) melaporkan korpolasi
yang meggunakan BSC, seperti ABB sitzerland,at dan Canada
chemical bank, Hilton hotels, sears, UPD wells fargo online
financial service, dan wendy’s inter national menujukkan ke
unggulan BSC sebaggai satu hierarkis atau pun keranggkai yang
dapat di jadi kan pedoman yang dapat di terima oleh semua divisi.
Selanjut nya, dari hasil syrevei IMA yang di laporkan oleh firgo
(2002)bahwa manfaat penerpan BSC dapat diterima dalam hal :
1. Mendukung strategi korporasi menjadi lebih baik;
2. Membina hubungan yang kuat dalam pengukuran kinerja;
3. Menggunakan alat ukur baru;
4. Menciptakan kaitan yang kuat antar indikator kinerja dan kinerja
perusahaan karna adanya komunikasi strategi kepada staf dan
kariawan.

Hasil yang sama juga di lapor kan oleh Hendrik (2004) dalam
pemanfaatan BSC,yaitu;
1. Pemahaman baik manajemen yang baik maupun hubugan
keputusan strategi degan tindakan dan strategi yang di pilih;
2. Pendifinisian ulang hubugan degan pelanggan;
3. Rekayasan mendasardari proses bisnis;
4. Munculnya kultur korporasi yang menekahkan pada upaya tim di
antara fungsi organisasi menerapkan strategi perusahaan.
Konsep lankah yang di tempuh oleh kapla sagat di kenal
dalam pegukuran kinerja dalam perusahaan karena di nilai dapat
meyelesaikan kelemahan konsep pegukuran tradisional yang di
cirikan oleh pegukuran tunggal dan terpisah satu degan lainnya.
Akan tetapi,berbagai pegalamaan penelitian menunjuhkan
kesulitan dalam hal operasional,yakni menerjemahkan konsep
perspektif yang tentuh berbeda antara satu perusahaan terhadap
perusahaan yang lain,kesulitan ini berkaitan degan sebutuhnya
kemampuang teknis untuk meyusun menerjemahkan konep
menjadi bagian yang operasionan.artinya pempertimbankan
kebutuhanya terhadap organisasi dalam rangka menopang
pencapaian tujuang sehingga dapat terlaksanakan dan
terukur.tidak heran apa bilasebelum menerapkan konsep ini di
butuhkan satu pelatihan yang bertujuan agar pemahaman pihak
internal memandai sehingga dapat menerapkan konsep menjadi
suatu yang operasional.
Keunggulan BSC di akui oleh para peneliti dapat megejikan
satu kerankah logis yang struktur,yang megakibatkan setiap
divinis perusahaan dapat berinisasi aktif untuk menentukan
kinerja. Akan tetapi, penentuan kinerja ini harus di ikuti dengan
menentukan strategi yang di butuh kan untuk mencapai sasaran
yang telah di tetukan. Kaplam dalam wawancaranya dengan
lagace(2008) menjelaskan tantagan penerapan strategi menjadi
omperasional :
1. Banyak perusahaan menerapkan berbagai program, seperti
TQM,six sigma, dan senbagian nya, tetapi gagal mencatat
perbaikan organisasi yang terjadi bersamaan dengan di
gunakan nya program iyu ;
2. Perancanaan anggaran dan pembiayaan lepas dari strategi
sehingga hasil yang diperoleh senantiasa tidak menjadi
ukuran yang dapat diterima
Menerapkan balanced scorecard. Penghargaan Malcolm
lebih berfokus pada keberhasilan mencapai 11 saran, tetapi
penerapan balanced scorecard memberikan posisiyang lebih
jelas bagi perusahaan. Karena penerapannya dapat menjelas
kan konsistensi capaian dengan visi-misi organisasi dan nilai
inti serta perbaikan yang di laksanakan oleh organisasi,sifat
balanced scorecard yang menekankan pada sistem manajemen
tidak hanya memampukan organisasi, tetapi juga membantu
perusahaan mengklarifikasi visi dan menerjemahkannya pada
sasaran yang operasional, ukuran dan tindakan yang jelas, serta
sesuai dengan misi dan nilai inti organisasi.
Mutasowifin (2002) dan purawanto, A.T. (2003)
menggagas penerapan balanced scorecard pada koprasi dan
pengelolaan sumber daya alam. Artinya, karena konsep di nilai
baik, banyak organisasi mengadopsinya. Apapun
terjemahannya di dalam Bahasa Indonesia,, ide utama balanced
scorecard adalah adanya satu papan nila yang seimbang yang
dapat diguna kan sebagaai alat ukur menentukan suatu
organisasi dinilai berhasil atau tidak.
Dari definisi tersebut pengertian sederhana dari blanced
scorecard adalah kartu nilai yang ddi guna kan untuk mengukur
kinerja degan memerhatikan keseimbagan antara sisi keuagan
dan nonkeuagan,antara janka pendek dan janka panjan serta
melibatkan faktor internal dan eksternal.konsep ini lahir dari
hasil pegamatan oleh penulis yang memberikan satu jawaban
bahwa perusahan bahwa yang perhasil di dasarkan pada ke
seimbagan empath hal,yaitu keuagan,pelanggan,peroses bisnis
(intern),dan pembwlajaran-pertumbuhan.dari pandagan
akademis,kapla dan Norton Bersama degan sejumlah
perusahaan melakukan eksprimen.dari awal tahun di tetapkan
pegamatan terhadapa keberhasilan ataupun kinerja
perusahaan,sampai di putuskan bahwa keempat perspektif itu
dapat di jadikan ukuran keberhasilan perusahaan,sampai
Sekarang,kalpa dan Norton memiliki proyek Bersama degan
sejumlah perusahaan untuk menentukan cara agar perusahaan
berhasil.berdasarkan konsep balanced scorecard ini,kinerja
keuagan sebenarnya merupakan akibat atau hasil dari kinerja
keuangan sebenar nya merupakan akibat atw hasil dari kinerja
nonkeuangan (pelanggan,proses bisnis dan pembelajaran).
Perkembangan implementasi balanced scorecard (BSC)
semakin lama semakin marak karena di lanjutkan dengan cara
mencapai kemajuan, misalnya seoerti penentuan mengupahkan
dngan sistem BSC . bahkan parah pengguna BSC menyiapkan
perangkat lunak (software) untuk menentukan bahwa suatu
bisnis dapat berhasil.
Dari perkembangan awal, dapat di garis bawahi bahwa peran
BSC adalah sebagai alat ukur hasil atau evaluasi, jauh dari
posisi strategis.
BSC menjadi populer di kalangan praktis dan akademis di
bidang pengukuran hasil dan penuntasan masalah strategi.
Pandey (2005) menjelaskan berbagai alas an pengguna BSC
dalam organisasi, yaitu:
1.) BSC adalah alat komprehensif untuk memahami pelanggan dan
kebutuhannya, serta kesenjangan kerja.
2.) BSC menyiapkan logika untuk menciptakan modal intangible dan
intelektual ketika pengukuran tradisional dalam sistem kinerja sulit
dilakukan;
3.) BSC mampu mengatrikulasi strategi pertumbuhan menjadi keandalan
bisnis yang focus pada upaya-upaya nonfinansial.
4.) BSC memampukan kariyawan memahami strategi dan kaitan sasaran
kedalam operasi perusahaan dari hari ke hari;
5.) BSC memfasilitasi umpan balik review kenerja dari waktu ke waktu

Pada bulan april tahun 1998, dewan negara-negara OECD


merekomendasikan the improvement of ethical conduct in the
public service.rekomendasi itu mengimbau pemerintah negara-
negara untuk mengambil tindakan menjami agar setiap unsur
dan sistem kelembagaan di negara masing-masing mampuh
menerapkan fungsi pengaturan kode etik secara tepat.
Siding umum PBB pada bulan desember 1996 telah
mengeluarkan resolusi “Action Against Corruption”. Resolusi
tersebut menuntut agar setiap negara anggota PBB melakukan
tindakan Yang di perlukan dalam mengatasi praktik-praktik
korupsi.
Semntara itu, di eropa, negara-negara uni eropa telah
menerapkan trakta atau kesepakatan untuk menerangi korupsi
di lingkungan aparatur pemerintah di negara anggota.

E. Peta Strategi (Strategy Map)


Dalam bukunya, Kaplan dan Norton (2005) memperjelas
lagi bahwa masing-masing perspektif harus terkait satu nama
sehingga realisasinya merupakan satu rangkaian.

F. Penentuan scorecard

Hendrick (2004) enunjukan kendala penerapan BSC, yaitu: (1)


Pemeriksaan tentang faktor yang berkaitan dengan pengapdosian
BSC masih sedikit, dan (2) masih di butuhkan keyakinan bahwa
dengan pengapdosian BSC akan berdampak pada kinerja
keuangan. Selanjut nya Hendrick melaporkan bahwa kunci
penerapan BSC adalah:
1. Melibatkan pemimpin senior
2. Mengatrikulasi visi dan strategi perusahaan
3. Mengidentifikasi kategori kinerja yang menghubungkan visi
dan strategi terhadap hasil;
4. Menerjamahkan papan nilai (scorecard) kepada tim, divisi, dan
tingkatan fungsi;
5. Mengembangkan pengukuran yang efektif dan standar yang
berarti (jangka pendek dang Panjang, atau memimpin atau
tertinggal;
6. Menggunakan penganggaran yang tepat, teknologi informasi,
komunikasi, dan sistem imbal jasa;
7. Melihat BSC sebagai proses kontinuitas, membutuhkan
perbaikan, penilaian uang, dan pemuthakiran.
8. Mempercayai bahwa BSC merupakan fasilitator perubahan
kultur dan organisial.
Komitmen pimpinan puncak tetap menjadi kunci utama
karena hanya dengan komitmen itulah, organisasi dapat bergerak.

G. Implentasi Balance Scorecard


Implemntasi balance scorecard pada awalnya
merupakan papan nilai yang dinilai seimbang antar berbagai
perspektif untuk menentukan keberhasilan suatu organisasi
atau perusahan. Permasalahan ini menjadi krusial bukan
karena menyangkut banyak hal, melainkan karena adanya
ukuran yang seimbang, capaian dan kinerja satu organisasi
dapat berkelanjutan (sustainable). Hal yang harus dicatat dari
berbagai publikasi Kaplan dan Norton adalah untuk
mengimplementai BSC dibutuhkan strategi sehingga dapat
diketahui bahwa dalam BSC, rancangan strategi merupakan
implementasi yang mutlak dilaksanakan.
BAB 2
Implementasi Manajemen
Organisasi Pemerintahan
Di Indonesia

Dewasa ini, peranan pemerintah dalam kegiatan pemerintahan,


pembangunan, dan kemasyarakatan sangat penting dan strategis. Peran tersebut
harus efisien dan efektif. Secara umum, menejemen dapat dirumuskan sebagai
kemampuan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan tertentu
dengan cara menggunakan manusia dan berbagai sumber yang tersedia dalam
organisasi seefisien mungkin, seddangkan istilah pemerintah, mengacau pada
kegiatan Lembaga-lembaga public dalam menvapai tujuan negara (Suradinata,
1998:14).
Secara konsepsional, dari kedua istilah tersebut, dapat disimpulkan bahwa
menejemen pemerintah berarti suatu kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan
negara dengan menggunakan berbagai sumber yang dikuasai oleh negara,

A. Penerpan Prinsip-Prinsip Organisasi Modern


Adanya prinsip kewenangan pemerintahan yang luas pada daerah sesuai
dngan undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah,
membawa konsekuensi dilakukannya penataan kelembagaan pemerintah di
puast dan daerah ( provinsi dan kabupaten/kota).
Sejalan dengan pernyataan di atas, Osborne dan Plastrik (2000:12)
Mengemukakan bahwa dalam menyikapi kondisi organisasi birokrasi perlu
dilakukan pembaruan pemerintah.

Pada bagian lainnya, Osborne dan Plastrik (2000:12) menegaskan


pengertian pembaharuan pemerintah sebagai berikut:
Pembaharuan adalah informasi sistem dan organisasi pemerintah secara
Fundamental guna menciptakan peningkatan dramatis dalam evektifitas,
Efesiensi, dan kemampuan untuk melakukan inovase.
Hal ini perluh dilakukan mengingat adanya kondisi yang menurut tesis
Osborne dan Gabler (1999:13) bahwa bentuk emerintah berkembang
digambarkan sebagai birokrasi yang lamban dan terpusat.
Dalam konteks birokrasi, dalam kontes birokrasi, waber sebagaimana di kutip
Osborne dan plastrik (2000:20), menyimpulkan prinsip-prinsip dibentuknya
birokrasi baru, yaitu:
1. Birokrasi tersentraliasasi dan aturan;
2. Birokkrasi dituntut oleh aturan;
3. Birokrasi terstandardisasi dan impersonal, memberikan perlakuan atau
pelayanan yang sama kepada setiap orang.
4. Birokrasi menggunakan proses-proses admistratif;
5. Birokrasi memilih staf berdasarkan ujian, bukan kriteria subjektif.

Nirwandar (1999:12) mengemukakan bahwa pembentukan organisasi


daerah memerlukan pembangunan daerahnya. Pada bagian lain, ia
menjelaskan bahwa dalam penataan kelembagaan/ organisasi pemerintah,
pemerintah daerah di harapkan tetap berpegang dan prinsip-prinsip
organisasi modern, di antaranya sebagai berikut.
1. Visi dan misi yang jelas
Hal ini akan sangat membantu disusunnya organiasi yang benar-benar
sesuai dengan kebutuhan, terutama untuk mengantisipasi tuntutan
perubahan pada masa yang akan dating.
2. Organisasi flat atau datar\
Jenjang organisasi di batasi sehingga organisasi lebih datar. Hal ini
berarti tingkatan atau eselon dikurangi atau lebih jelasnya organisasi
pemerintah cukup memiliki dua atau tiga tingkatan structural di bawah
pucuk pimpinan.

Organisasi ramping (tidak banyak pertimbangan)


Merujuk pada format organisasi pemerintah pada masa yang akan datang,
organisasi yang ramping dengan jumlah pembidangan yang dibatasi
merupakan suatu keharusan.

Sejalan dengan pernyataan di atas, Osborne dan plastrik (2000:323)


mengemukakan.
Mengenai pentingnya misi bagi organisasi pemerintah Osborne dan
gaebler (1999:133-134) menegaskan bahwa organisasi pemerintah yang
digerakkan oleh misi, memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Lebih efisien dibandingkan organisasi yang digerakkan oleh
peraturan;
2. Lebih efektif karena mendatangkan hasil yang lebih baik;
3. Lebih inovatif;
4. Lebih fleksibel;
5. Lebih bersemangat.

Prinsip berikutnya adalah perubahan dari struktur yang tinggi


menjadi struktur organisasi yang lebih datar. Utnuk penjelasan
ini,penulis mulai dengan teori organisasi dan manajemen klasik yang
menyangkut pentingnya pencapaian tujuan organisasi secara efektif
dan efisien.
Pada bagian lainnya, Kasim ( dalam suradinata, 1998:28)
lebih jauh menjelaskan stuktur organisasi yang lebih datar sebagai
berikut:
Konsep’’Oranization reengineering’’ didasarkan pada
filosofi yang sangat berbeda dengan filosofi yang mendasari
menejemen konvensional (termasuk manajemen klasik), khususnya
yang mengatakan bahwa efisien dan prokduvitas yang sangat tinggi
hanya dapat di capai menyebabkan timbulnya struktur organisasi
yang tinggi ( tale organization) yang menempatkan hiearki sebagai
mekanisme control utama.
Menurut widayanto (dalam supriant, 2000:32), hal-hal yang
perluh diperhatikan dalam merancang organisasi dengan struktur
horiziontal yang mendasarkan pada proses bisnis adalah:
1. Menyusun organisasi berdasarkan proses, bukan pekerjaan;
2. Membuat hiearki dengan meminiumkan subbagian proses;
3. Menugaskan pimpinan-pimpinan senior bertanggung jawab
terhadap proses dan kinerja proses yang menjadi tanggung
jawabnya;
4. Mengaitkan target kinerja dengan memuaskan pelanggan;
5. Memfokuskan kinerja pada tim, bukan kepada individu;
6. Menggabungkan pekerjaan manajerial dan nonmanajerial
sebanyak mungkin pada banyak tim, untuk menamba variasi
pekerjaan dan meningkatkan motivasi anggota tim;
7. Menekankan pada setiap karyawan akan perlunya penguasaan
biang keahlian (competence) yang beragam;
8. Memberikanpelatihan intensif;
9. Maksimumkan komunikasi dan temu muka dengan stakeholder;
10.Memberikan imbalan (reward) kepada kelompok, bukan individu.

B.Orientasi Fungsi Prganisasi Pemerintahan


Belajar dari kondisi birokrasi yang ada, Osborne dan Gaebler (1990:40)
mengemukakan konsep mengarahkan dibandingkan mengayuh dengan
penjelasan sebagai berikut: pemerintah entrepreneurial mulai beralih pada
sistem yang memisahkan keputusan kebijakan (mengrahkan) dan pemberian
pelayanan (mengayuh).
Dalam konteks ini, Osborne dan Gaebler (1999:41) mengemukakan
bahwa metode terbaik perlu dicari dalam upaya mengarahkan organisasi untuk
mencapai sasarannya, sedangakan upaya mengayuh organisasi cenderung
mempertahankan metode organisasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai