Anda di halaman 1dari 12

Membantah Microblog

@Narasitoleransi
tentang“Bagaimana Islam
merangkul LGBTQIA”
Daftar Isi
Muqodimmah ......................................................................................................................................... 3

Dalil Keharaman Homoseksual dan yang sejenisnya ........................................................... 4

Alquran .................................................................................................................................................. 4

Hadist Nabi ........................................................................................................................................... 5

Ijma’ ( Kesepakatan Para Ulama ) ............................................................................................. 5

Dalil Keharaman Transgender......................................................................................................... 6

Benarkah ada Mispersepsi Tentang sebab diadzabnya Kaum Nabi Luth As? ............. 7

benarkah Imam At-Thabari berkata Kaum Nabi Luth bukan diadzab karna
Homoseksual, tapi karna Kemusyrikan dan Kekerasan seksual yang dilakukan
secara non-consent? .......................................................................................................................... 7

Bolehkah setiap orang menggali makna Ayat yang lebih relevan dan humanis
tentang persoalan yang kerap menuai pro dan kontra?...................................................... 8

Sejarah LGBTQIA dalam Islam .......................................................................................................... 8

Sikap kita terhadap Kampanye LGBT dan orang yang LGBT ............................................... 9

Kampanye LGBT dan Aktivisnya ................................................................................................. 9

Adapun sikap kita terhadap pelaku LGBT ............................................................................. 10

Kesimpulan............................................................................................................................................ 10

Blunder ....................................................................................................... Error! Bookmark not defined.

Saran ........................................................................................................................................................ 11

Sumber : .................................................................................................................................................. 11
Muqodimmah

Dewasa ini Isu Feminisme dan LGBTQ makin ramai diperbincangkan,


dan perdebatan di Media Sosial pun makin ramai, semua orang bebas
berpendapat tanpa pandang latar belakangnya.

Dan tidak jarang Aktivis Feminis atau LGBT mencatut Agama untuk
pembenaran Kampanye mereka, sudah sering terjadi, namun karna
postingan dari @narasitoleransi sudah berani terang terangan mencatut
nama Ulama, maka saya rasa tidak pantas kita sebagai muslim berdiam diri
ketika nama Ulama dijadikan mainan.

Beberapa story ke depan juga maksudnya adalah menjelaskan hakikat


LGBT dari sudut pandang Islam. Bukan sebagai judgement terhadap yang
pelaku LGBT tersebut. Karna kita adalah da’i (Pengajak) bukan Qodhi (Hakim).

Saya juga meminta maaf kepada para Asatidz dan senior yang
ilmunya jauh lebih di atas saya, kalau dirasa tulisan ini menggurui atau
melangkahi, karna sebenenarnya saya hanya Tholibul Ilmi, tapi karna merasa
ada kegawatan yang sangat, maka saya berijtihad untuk menulis bantahan
ini.

Semoga Allah senantiasa menjauhkan kita dari Riya, Ujub dan Kibr, Wallahu
waliyut taufiq.
Dalil Keharaman Homoseksual dan yang sejenisnya
Alquran
Apakah dalam Al-Quran tidak ada satu pun ayat yang secara eksplisit
menolak lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT)?

Logika seperti ini sama saja dengan logika orang yang mengatakan
bahwa hukum memukul orang tua itu halal, karna tidak ada Dalil sharih yang
melarang itu. Tentu sesat sekali kan logikan seperti itu.

Dalam dunia Ushul Fiqh dijelaskan bahwa cara pengambilan hukum itu
bukan hanya dengan Mantuq Sharih saja, ada Mantuq Ghair Sharih1,
Mafhum2 Muwafaqoh dan Mukholafah.3

kata Fahisyah yang ditafsirkan dengan makna Ityan Adz-Dzakar dan yang
semisalnya seperti Ityan Ar-Rijal (Homoseksual)disebutkan beberapa kali di
Al-Quran, salah satunya :

Allah SWT berfirman :

ُ َّ َ َ َٰ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َٰ َ َ ُ َ َ ِ َ َ َ ً َُ
‫إِنكم‬٠٨ ‫حشة ما سبقكم بِها مِن أحد مِن ٱلعل ِمي‬ ِ ‫ف‬ ‫ل‬ ‫ٱ‬ ‫ون‬ ‫ت‬ ‫أ‬ ‫ت‬ ‫أ‬ ‫ۦ‬ ِ ‫ه‬ ‫م‬‫و‬‫ِق‬ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ذ‬ِ ‫إ‬ ‫ا‬‫وط‬ ‫ول‬
َ ُ ُّ َ ُ َ َ َ ُ َ ‫ون ٱلر َج َال َشه‬ َ ُ ََ
٠٨‫ۡسفون‬
ِ4
‫م‬ ‫م‬‫و‬‫ق‬ ‫م‬ ‫نت‬ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫ب‬ ِ ‫ء‬‫ا‬‫س‬ ِ ‫لن‬ ‫ٱ‬ ‫ون‬
ِ ‫د‬ ‫ِن‬ ‫م‬ ‫ة‬‫و‬ ِ ‫َلأت‬
Memang tidak disebut secara Sharih/Eksplisit bahwa Ityan Adz-Dzakar
itu haram, tapi ini bisa dipahami dari Isyarat bahwa Kaum Luth diadzab karna
Homoseksual, maka tentu saja hukum Homoseksual hukumnya Haram.

Imam Ath-Thabari berkata :


ُ ُّ ُ ْ ْ َ َ ُ َّ ُ ُ َ َ َّ َ ُ ْ َ ُ َّ ُ ُ ُ َ ْ َ‫واكن‬5
ِ ‫ور‬ ‫ك‬ ‫اذل‬ ‫يان‬ ‫إت‬ :‫ها‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اّلل‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫اعق‬ ‫ت‬ِ ‫ال‬ ‫ها‬ ‫ون‬‫ت‬ ‫أ‬ ‫ي‬ ‫وا‬‫اكن‬ ‫ت‬ِ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ش‬ ‫ح‬
ِ ‫فا‬ ‫ت‬

1
Mantuq Ghair Sharih : Makna yang tidak disebut redaksinya, tapi bisa dipahami dengan Isyarat dan kemestian hal
itu
2
Mafhum : Makna tersirat yang tidak disebutkan di redaksi
3
Kasyf Satir Hal 58 Jilid 1
4
Al-A’raf Ayat 80-81
5
Tafsir At-Thobari Hal 304 Jilid 10
“Dan perilaku Keji yang mereka lakukan dan Allah Azdab mereka karnanya
adalah Ityanu Adz-dzkar : Homoseksual.”

Imam Al-Qhurtubi berkata :


ُ ُّ َ ْ ْ َ َ َ َ َُْ َ ُُْ َ6
ِ ‫ور‬ ‫ك‬ ‫اذل‬ ‫يان‬ ‫إت‬ ‫ن‬ِ ‫ع‬ ‫ي‬ ) ‫ة‬ ‫ش‬ ‫ح‬
ِ ‫الفا‬ ‫ون‬‫ت‬ ‫أ‬ ‫(أت‬ :‫عاىل‬ ‫قول ت‬
“Dan Firman Allah : Kenapa Kalian Melakukan perbuatan keji maknanya
adalah Ityanu Adz-dzkar ( Homoseksual).”

Hadist Nabi
Itu baru dari Alquran saja, Adapun dari hadist maka terdapat beberapa
Hadist, salah satunya yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal dalam
musnadnya dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
َ َْ َ ُ ْ ُ َ َ َ ُ ُ َ
‫والمف ُعول بِه‬ ‫وج ْدت ُموهُ َي ْع َمل ع َمل ق ْو ِم لوط فاق ُتلوا الفاعِل‬ ‫ َمن‬7
“Barang siapa yang kalian dapati sedang melakukan perbuatan seperti
perbuatan kaum nabi Luth, maka bunuhlah pelaku dan orang yang menjadi
objeknya”

Hadist ini memang masih diperdebatkan ke-Validannya, tapi bahkan


dengan anggapan hadist ini tidak valid pun sebenernya para Ulama telah
ber-Ijma’ (Sepakat) atas keharaman Homoseksual.

Ijma’ ( Kesepakatan Para Ulama )


Para Ulama dari Zaman ke Zaman telah bersepakat atas keharaman
Homoseksual dan sejenisnya, dan Ijma tidak mungkin karna Rasulullah SAW
sendiri yang menjamin itu, beliau bersabda :

8 ‫لم يكن اّلل يلجمع أمت ىلع ضاللة‬

6
Tafsir Al-Qurthubi Hal 243 Jilid 7
7
Musnad Imam Ahmad Hal 464 Jilid 4
8
Hadist Riwayat Tirmidzi no 2269
“Tidak Mungkin Allah menyatukan Ummatku dalam kesesatan.”

Imam Al-Qurthubi berkata :

َْ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ُ َ‫العل‬
ُ ‫واخ َتلَ َف‬
ْ 9
ِ ‫ب ىلع َمن ف َعل ذل ِك َبع َد إْجا‬
ِ‫ع ِه ْم ىلع َت ِري ِمه‬ ‫َي‬
ِ ‫ِيما‬ ‫ف‬ ‫ماء‬
“Dan Para Ulama berbeda pendapat tentang hukuman Homoseksual, setelah
kesepakatan mereka atas keharamannya.”

Di mausu'ah fiqhiyyah kuwaitiyah disebutkan


َ َّ َّ ‫ُم َّرم ُم َغ َّل ُظ‬
ْ ‫اَل‬
‫حرِي ِم وأن ُه م َِن الكبائ ِ ِر‬
َُ َ َّ َ ُ َ ُ َ َ ْ
‫هاء ىلع أن اللِواط‬ ‫أْجع الفق‬
“Para Ulama Fiqh telah bersepakat atas keharaman Homoseksual sekeras
kerasnya pengharaman dan itu termasuk dosa besar.”

Dalil Keharaman Transgender


َ َ َُ َ َ َ َُ َّ ُ َُ َ ََ
ِ ِ ‫هات مِن النِساءِ ب‬
‫الرجا ِل‬ ِ ِ ‫الرجا ِل بِالنِساءِ والمتشب‬
ِ ‫لعن رسول اّللِ ﷺ المتشب ِ ِهي مِن‬
10

"Sesungguhnya baginda Nabi SAW melaknat para lelaki yang mukhannits


dan para wanita yang mutarajjilat."

Imam Nawawi membagi Mukhonnits (Waria) menjadi dua jenis yaitu :


Waria yang memang sejak lahir begitu, dan Warian yang sengaja ingin
menyerupai wanita. Dan menurutnya yang dilaknat oleh hadist tadi hanya
Waria yang sengaja ingin menyerupai wanita.11 Maka bisa disimpulkan dari
Hadist di atas keharaman transgender.

9
Tafsir Al-Qurthubi Hal 243 Jilid 7
10
Hadist Riwayat Bukhari no 5885
11
Tuhfatul Ahwadzi Hal 57 Jilid 8
Benarkah ada Mispersepsi Tentang sebab diadzabnya
Kaum Nabi Luth As?
Dan tidak benar Klaim bahwa Kaum Luth diadzab karna Kemusyrikan
saja, karna Allah secara gamblang berfirman :

12 َ َ َٰ َ َ َ ُ َ
‫َما َس َبقكم ب ِ َها مِن أحد مِن ٱلعل ِمي‬
َ

“yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia
ini).”

Yang belum pernah dilakukan Oleh Kaum Lain adalah Homoseksual.


Sedangkan kemusyrikan terhdap Allah sudah pernah dilakukan oleh kaum
sebelum Luth, kalau benar Kaum Luth diadzab hanya karna Kemusyrikan saja,
maka Allah tidak akan berfirman demikian.

Benarkah Imam At-Thabari berkata Kaum Nabi Luth


bukan diadzab karna Homoseksual, tapi karna
Kemusyrikan dan Kekerasan seksual yang dilakukan
secara non-consent?
Tidak ditemukan perkataan seperti ini di Tafsir Ath-Thabari di semua
kisah Nabi Luth yang terdapat di Al-Quran. Bahkan Imam Ath-Thabari sendiri
yang menjelaskan bahwa sebab diadzabnya Kaum Luth adalah karna
Homoseksual, Beliau berkata :
ُ ُّ ُ ْ ْ َ َ ُ َّ ُ ُ َ َ َّ َ ُ ْ َ ُ َّ ُ ُ ُ َ ْ َ‫واكن‬13
ِ ‫ور‬‫ك‬ ‫اذل‬ ‫يان‬ ‫إت‬ :‫ها‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اّلل‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫اعق‬ ‫ت‬ِ ‫ال‬ ‫ها‬ ‫ون‬‫ت‬ ‫أ‬ ‫ي‬ ‫وا‬‫اكن‬ ‫ت‬ِ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ش‬ ‫ح‬
ِ ‫فا‬ ‫ت‬
“Dan perilaku Keji yang mereka lakukan dan Allah Azdab mereka karnanya
adalah : Homoseksual.”

Maka saya ragu apa benar Penulis dari @narasitoleransi ini sudah
benar benar membaca Tafsir Ath-Thabari atau cuman copy paste dari
sumber yang tidak kredibel, atau bahkan hanya mencatut nama Imam Ath-

12
Al-A’raf Ayat 80
13
Tafsir At-Thabari Hal 304 Jilid 10
Thabari saja, Karna bahkan dia tidak membawa kutipan Imam Ath-Thabari,
tidak pula membawa catatan kaki .Dan di referensi Microblog pun tidak
disebut Tafsir Imam Ath-thabari, lalu atas dasar apa akun ini mencatut
nama Imam Ath-Thabari?

Bolehkah semua orang menggali makna Ayat yang


lebih relevan dan humanis tentang persoalan yang
kerap menuai pro dan kontra?

Ini sebenarnya pengakuan secara tidak langsung bahwa mereka


menafsirkan Alquran semau mereka, dan pencatutan nama Imam Ath-
Thabari hanya akal akalan saja.

Ini juga merupakan usaha Kaum sekuler atau Liberal, yaitu supaya
Ijtihad/Perumusan Hukum boleh dilakukan oleh siapapun14, atau istilah
lainnya Hermeneutika Tafsir yang artinya penafsiran ulang Al-Quran. Dan ini
sudah dilakukan pada Bibel sebelumnya.15

Padahal ini berbicara tentang Tafsir Alquran yang sangat sakral, maka
harusnya yang boleh berbicara tentang Tafsir hanya ahlinya yaitu mereka
memenuhi syarat dan kompetensi. Bukankah kita merasa aneh kalau ada
orang yang tidak punya latar belakang Kedokteran Gigi tiba-tiba buka
Praktek cabut gigi? Begitu juga dengan Alquran, tidak terbayang orang yang
tidak paham bahasa Arab, nahwu, Ushul Fiqh dan ilmu-Ilmu alat lain tiba-
tiba seenaknya menafsirkan Alquran.

Sejarah LGBTQIA dalam Islam


Adapun kisah tentang Harun Ar-Rasyid dan Abu Nawas, maka akun ini tidak
menyebut Sumber sejarah dari Turats Arab sama sekali. Walaupun memang

14
Islam, Otoritarianisme, dan Ketertinggalan Hal 11
15
Indahnya Keserasian Gender Dalam Islam Hal 66
benar Imam As-suyuti meriwatkan beberapa Penyair dan Khalifah yang
dikenal Homo

Tapi bahkan dengan anggapan semua kisah ini valid pun, perbuatan
Para Khalifah Atau penyair bukanlah sumber hukum Islam dan mereka bahkan
bukan tidak punya hak merumuskan hokum Islam, karna tidak memiliki
Kompetensi untuk merumuskan Hukum Islam,

Abu Bakar dan para sahabat yang hidup sezaman dengan Nabi
Muhammad Yang lebih pantas diambil dari merek Hukum Islam adalah ,
Diriwatyakan bahwa Abu Bakar memerintahkan pelaku Homoseksual untuk
dibakar16 , dan beberapa Khalifah juga melakukan hal yang sama. Ibnu
Taimiyah pun meriwatakan Ijma' Sahabat atas Pembakaran pelaku
Homoseksual.17

Sikap kita terhadap Kampanye LGBT dan pelaku LGBT


Melihat realita bahwa kita memang hidup di Zaman dan di tempat
yang Syariat Islam belum ditegakkan secara sepenuhnya. maka perlu ada
pembagian sikap, yaitu sikap terhadap Kampanye LGBT dan Aktivisnya, juga
Sikap terhadap pelaku LGBT.

Kampanye LGBT dan Aktivisnya


Sudah jelas sekali seorang Muslim yang beriman sepatutnya tidak ikut
Kampanye LGBT, bahkan tidak cukup di situ, bahkan setiap muslim yang
mengerti akan penyimpangan LGBT harusnya ikut andil dalam melawan
kampanye LGBT. Karna Adzab jika turun ke suatu Kaum tidak hanya turun
untuk pelaku Kezhaliman saja, tapi turun juga ke orang yang beriman namun
berdiam diri tidak mencegah kemunkaran, seperti sudah masyhur dalam
Kisah Ashabu As-Sabt di surat Al-A’raf.

16
Tafsir Al-Qurthubi Hal 243 Jilid 7
17
Majmu’ Fatawa Hal 543 Jilid 11
Dan perlawanan bisa dilakukan dengan Edukasi Ummat akan bahaya
LGBT. Bisa juga bisa dilakukan di Ranah Pemerintahan dengan menolak
semua RUU yang mendukung praktik LGBT.

Adapun sikap kita terhadap pelaku LGBT


Yang harus disadari adalah kita ini da’i pengajak, bukan hakim, maka
yang pertama harus disadari adalah jauhi kata kata judgement seperti :
“Homo lu”, Gua rajam, Neraka “ dan lain lain.

Pandangan kita terhadap pelaku LGBT dan Maksiat lain umumnya


adalah pandangan kasihan dan penuh simpati, dan berangkat dari simpati
itulah kita jelaskan kemunkaran LGBT lalu kita ajak dia bertaubat dengan
memerhatikan cara-cara yang penuh hikmah dan wal mawizhotil hasanah
tentunya, dan bila perlu berdebat lakukan dengan baik dan ilmiah.

Kesimpulan
Semua Tafsir semaunya ala feminis dan klaim yang tadi kita jelaskan
yang sudah jelas-jelas kebathilannya, memberi Isyarat kuat bahwa Feminis
ingin menjadikan Agama sebagai pembenaran propagandanya.

Tapi di sisi lain, ini juga Isyarat betapa rapuhnya Aktivis LGBT &
Feminis di Indonesia dan akutnya ketakutan mereka sehingga
membutuhkan pembenaran dari Agama. Dan salah satu bukti betapa
lemahnya mereka juga adalah usaha mencari payung hukum dengan
menyisipkan kepentingan mereka lewat RUU TPKS dan RUU-RUU yang lain.
Mungkin alasannya karna mereka menyadari bahwa Masyarakat Indonesia
dengan keberagamannya masih memegang kuat nilai-nilai ketimuran,
Pancasila dan Nilai- Nilai agama Cenderung tidak bisa menerima Kehadiran
dan Kampanye mereka dengan mudah.

Blunder
- Ke-tidak konsistenan penulis microblog @narasitoleransi, karna
menurut kebanyakan Feminis Tafsir Al-Quran selama ini merupakan
Produk Penindasan Rezim Patriarki dan perlu direkontsruksi18, tapi di
saat yang sama dia malah mengutip perkataan At-Thabari yang
merupakan Imamnya para Mufassirin yang tentunya menurut mereka
Patriarki.
- Kerancuan cara berfikir penulis microblog @narasitoleransi, karna
narasi yang mereka bawa adalah menghilangkan kejumudan dalam
beragama, tapi di sisi lain ia malah melakukan kejumudan itu sendiri
dengan membatasi hukum islam pada dalil-dalil sharih saja dan
menganulir cara Pendalilan yang lain, padahal hal itu akan membuat
Hukum Islam tidak dinamis dan susah menyesuaikan dengan Zaman.

Saran
Saran saya untuk pembuat Microblog dari @narasitoleransi secara
Khusus dan Aktivis Feminis dan LGBT umumnya adalah tidak perlu mencatut-
catut agama untuk pembenaran, karna bukan hanya akan ditentang oleh
para Agamawan yang berkaitan tapi juga pada akhirnya hanya akan
mengorbankan sebagian Idealisme Feminisme itu sendiri.

Sumber :
Alquran Alkarim

Ahmad Burnu, Kasf As-Satir Syarh Ghawamid Raudhat An-Nazhir,Cet. 2,1964,


Dar Al-Kutub Al-Mishriyyah

Al-Qurthubi, Al-Jami’ li ahkamil-Quran, Cet. 1, 2002, Muassasah Ar-Risalah

Ath-Thabari, Jami’ Al-Bayan An Ta’wil Ayi Al-Quran, Cet. 1, 2001, Dar Hajr li Ath-
Thiba’ah wa an-Nasyr wa At- tawzi’ wa Al-I’lan.

Ahmad, Musnad Al-Imam Ahmad, Cet. 1, 2001, Muassasah Ar-Risalah.

At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Cet. 2, 1975, Syarikah Maktabah wa Mathba’ah


Mushtafa Al-Babi Al-Halabi
Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa, Cet.1,1995, Majma’ Malik Fahd

18
Indahnya Keserasian Gender Dalam Islam Hal 67
Al-Khara’ithi,Masawi’I Al-Akhlaq wa Madzmumiha, Cet. 1 1993, Maktabah As-
Sawadi
Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, Cet.1, 1422 H, Dar Thauq An-Najah
Islam, Otoritarianisme, dan Ketertinggalan Hal 11
Shalahuddin, Henri, Indahnya Keserasian Gender Dalam Islam Cet.1, 2020,
INSITS
Kuru, Ahmet, Islam, Otoritarianisme dan Ketertinggalan, Cet.3, 2021, Gramedia
Tim Penyusun, mausu'ah fiqhiyyah kuwaitiyah, Cet. 1404 H – 1427 H,
Kementrian Waqaf dan Urusan Agama Kuwait.

https://www.alukah.net/personal_pages/0/102741/#ixzz7Fl6O023Q

https://app.turath.io/book/8243

https://app.turath.io/book/1435

https://app.turath.io/book/7289

https://app.turath.io/book/20855?page=2781

https://app.turath.io/book/20855

https://app.turath.io/book/11430

Anda mungkin juga menyukai