Anda di halaman 1dari 5

Nurma Retno Ningtyas, Hendra Tarigan Sibero |Penggunaan Antibiotik Kombinasi Antifungal Sistemik dan Kortikosteroid

Topikal sebagai Tatalaksana Peronikia Kronik

Penggunaan Antibiotik Kombinasi Antifungal Sistemik dan Kortikosteroid


Topikal sebagai Tatalaksana Paronikia Kronik
Nurma Retno Ningtyas,1 Hendra Tarigan Sibero2
1
Mahasiswa, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Paronikia didefinisikan sebagai penyakit inflamasi dari jaringan (proksimal atau lateral) di sekitar kuku jari. Paronikia kronis
menetap selama lebih dari 6 minggu. Paronikia kronik tidak memberikan rasa nyeri seberat akut, namun tetap memberikan
gejala kemerahan dan bengkak. Penyebab tersering paronikia kronik adalah Candida albican. Organisme ini sering
ditemukan pada 40-95% kasus paronikia kronik. Tidak jarang paronikia juga disebabkan oleh pajanan zat kimia sehingga
menyebabkan iritasi, dan pajanan dengan air maupun deterjen dalam jangka waktu panjang tanpa menggunakan sarung
tangan. Zat-zat tersebut kemudian masuk kedalam celah-celah kuku dan jaringan kuku serta daerah disekitarnya. Oleh
karena itu, penggunaan antifungal sistemik dan kortikosteroid topikal dapat memberikan efek yang signifikan dalam
pengobatan paronikia kronik. Antifungal sistemik yang dapat dijadikan pilihan terapi adalah terbinafine dan itrakonazole.
Sementara itu, kortikosteroid yang dapat dijadikan pilihan terapi adalah metilprednisolon aseponate 0,1 % dan
betametason 0,1%.

Kata kunci: Antifungal Sistemik, Kortikosteroid Topikal, Paronikia Kronik

The Use of Antibiotics Combination Systemic Antifungal and Topical


Corticosteroid for Treatment of Chronic Paronychia

Abstract
Paronikia is an inflamatory disease of (proksimal and lateral) nailfold tissue. This can be persist for more than 6 weeks, and
its called chronic paronychia. The symptoms are pain, but not as pain as acute paronychia, redness, and swelling. Etiology of
chronic paronychia are Candida albican. This organisme usually found in 40-95% chronic paronychia cases. Paronychia also
can be caused by chemical irritant, water and detergent for a long time without using gloves. This substances enter into
sulcus of the nails and nail tssue and the surrounding area. Therefore antifungal systemik and topical corticosteroid gives
significant effect for treatment of chronic paronychia. Systemic antifungal for chronic paronychea are terbinafine and
itraconazole. While corticosteroid are metylprednisolone aceponate 0,1% and betametasone 0,1%.

Keywords: Chronic Paronychia, Systemic Antifungal, Topical Corticosteroid

Korespondensi: Nurma Retno NIngtyas, alamat Pondok CIlegon Indah (PCI) Blok D.85 No.18 Cibeber, Cilegon, Banten, HP
087779311155, e-mail nurmaretnoningtyas@gmail.com

Pendahuluan kontak dengan air seperti memasak dan


Paronikia didefinisikan sebagai penyakit mencuci piring. Sekitar 33% ibu rumah tangga
inflamasi dari jaringan (proksimal atau lateral) di Irak mengalami paronikia kronik. 1,2,3
di sekitar kuku jari. Infeksi tersebut bisa terjadi Infeksi paronikia menyebabkan
secara akut maupun kronis. Paronikia kronis rusaknya barier antara lapisan-lapisan kuku
adalah penyakit inflamasi yang biasanya dan jaringan disekitarnya sehingga
menyerang wanita akibat adanya keterlibatan menyebabkan mudahnya organisme seperti
trauma mekanik dan kimia. Hal ini bakteri dan jamur untuk masuk ke area
menyebabkan rusaknya kutikula sehingga tersebut dan menyebabkan infeksi sekunder.
membuat penetrasi zat-zat iritan dan Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri
menyebabkan alergi. Secara klinis hal ini tersering yang ditemukan pada paronika.
menyebabkan hipertrofi dan retraksi dari Candida albican adalah jamur yang sering
bagian proksimal atau lateral dari kuku menyebabkan paronikia kronik. Organisme ini
sehingga menghilangnya kutikula. Hal ini sering ditemukan pada 40-95% kasus
berhubungan dengan penyebaran inflamasi paronikia kronik. Selain adanya infeksi,
pada proksimal matriks. Biasanya penyakit ini paronikia bisa juga disebabkan oleh penyebab
berhubungan dengan adanya trauma pada non-infeksi seperti pajanan bahan kimia iritan
kutikula dan pekerjaan yang melibatkan dan lembab yang berkepanjangan.4,5
Majority| Volume 8 |Nomor 2 | Desember 2019|200
Nurma Retno Ningtyas, Hendra Tarigan Sibero |Penggunaan Antibiotik Kombinasi Antifungal Sistemik dan Kortikosteroid
Topikal sebagai Tatalaksana Peronikia Kronik

Penyakit yang melibatkan kuku, sering Kuku merupakan jaringan yang ada
kali sulit untuk diobati. Proses regenerasi pada ujung-ujung jari. Ujung jari berisikan 2
kuku yang lama dibandingkan dengan jaringan kompartemen yaitu jaringan adiposa dan
lain membuat proses pengobatan menjadi pulpa digitalis. Pulpa digitalis yang merupakan
lebih lama, hal ini membuat menurunnya organ penting yang berisikan saraf-saraf
kepatuhan pasien dalam pengobatan. Artikel sensoris yang berguna untuk merasakan saat
ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas jari-jari bersentuhan dengan benda, pembuluh
penggunaan antifungal secara oral dan darah dan aliran limfatik. Ujung jari juga
kortikosteroid topikal terhadap tatalaksana merupakan jaringan yang terdiri dari tulang
paronikia kronik.5 dan jaringan lunak dimana pada bagian distal
terdapat insersi antara kuku dengan tendon-
Isi tendon fleksor dan ekstensor. Kuku
Paronikia kronik adalah penyakit inflamasi melindungi organ-organ tersebut. 3,5,8
dermatosis yang melibatkan matriks kuku dan Kuku terdiri atas 4 bagian ektoderm dan
jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan mesenkimal yang berbeda yaitu matriks kuku,
gangguan pertumbuhan kuku. Paronikia bantalan kuku (nail bed), badan kuku (nail
kronik biasanya terjadi pada perempuan. plate), lipatan kuku (nail fold) seperti yang
Trauma minor seperti pajanan mekanik terlihat pada gambar 1. Matriks kuku adalah
ataupun kimia biasanya menyebabkan jaringan yang memiliki vaskular yang lebih
rusaknya kutikula, sehingga akan merusak banyak dibandingkan dengan jaringan lainnya
barier fisik antara kuku dan jaringan sehingga mampu memproduksi badan kuku
disekitarnya. Hal ini menyebabkan organisme yang menyelimuti hampir seluruh bagian
seperti jamur dan zat-zat iritan lain mudah proksimal lipatan kuku melalui gradient
untuk masuk ke jaringan sekitar kuku dan parakeratosis. Bantalan kuku merupakan
menyebabkan reaksi inflamasi. Reaksi ini jaringan epitel yang membantu kuku ber-
menyebabkan kerusakan dari membran ikatan dengan dermis. Bantalan kuku dan
keratin kuku dan mencegah terbentuknya badan kuku akan terus tumbuh. Pertumbuhan
kutikula yang baru. Paronikia kronik biasanya badan kuku akan memanjang dan melebar.
menyerang ibu jari, jari telunjuk dan jari Pada bagian distal badan kuku lebih tebal
tengah pada tangan yang dominan. Secara dibandingkan dengan proksimal.5
klinik gejala yang akan timbul berupa
pembengkakan, kemerahan dan hilangnya
kutikula.2,6,7

4
Gambar 1. Anatomi Kuku

Paronikia bisa terjadi dalam 2 bentuk lateral lipatan kuku. Ketika infeksi sudah
yaitu bentuk infeksi akut dan kronis. Paronika menyebar ke bantalan kuku, kuku bisa
akut menyebabkan rasa nyeri yang lebih berat terangkat dan terjadi kerusakan matriks.
dibandingkan paronikia kronis, kemerahan, Paronikia kronik tidak memberikan rasa nyeri
bengkak dan tidak jarang ditemukan adanya seberat akut, namun tetap memberikan gejala
pus ataupun discharge pada proksimal atau kemerahan dan bengkak. Penyebab tersering
Majority| Volume 8 |Nomor 2 | Desember 2019|201
Nurma Retno Ningtyas, Hendra Tarigan Sibero |Penggunaan Antibiotik Kombinasi Antifungal Sistemik dan Kortikosteroid
Topikal sebagai Tatalaksana Peronikia Kronik

paronikia kronik adalah Candida albican. Pada menyebabkan alergi. Paronikia jenis ini
beberapa kasus kuku tampak kehijauan pada dibuktikan dengan hasil positif pada test
bagian lateralnya hal ini dikarenakan karena provokatif.
adanya infeksi Pseudomonas aeruginosa.6 4. Paronikia yang disebabkan oleh infeksi
Berdasarkan penyebabnya paronikia kandidia sejati (true candida paronychia)
kronik diklasifikasikan menjadi 5 yaitu : Paronikia jenis ini sering terjadi pada
1. Reaksi iritatif pasien-pasien dengan imunodefisiensi
Ini merupakan bentuk paronikia yang dan mukokutaneus kandidiasis kronis.
paling sering menyerang bagian Biasanya pada ujung jari ditemukan
proksimal lipatan kuku, biasanya adanya inflamasi yang diikuti dengan
disebabkan oleh adanya kondisi eksim onychomicosis ataupun onycholisis oleh
seperti dermatitis atopi sehingga Candida Albican
memilik hasil yang negatif baik terhadap Paronikia kronik yang biasanya timbul
skin patch test ataupun test provokatif. dengan gejala pembengkakan, kemerahan dan
2. Kontak alergi hilangnya kutikula (gambar 2), paling sering
Merupakan paronikia yang disebabkan disebabkan oleh adanya infeksi sekunder
oleh dermatitis kontak alergi yang jamur Candida albican. Oleh karena itu, baku
ditandai dengan adanya nilai positif emas pemeriksaan untuk menentukan etiologi
pada skin patch test. adalah kultur jamur dari kuku. Tidak jarang
3. Hipersensitifitas makanan paronikia juga disebabkan oleh pajanan zat
Pasien biasanya merasakan keluhan kimia sehingga menyebabkan iritasi, dan
gatal secara tiba-tiba yang semakin pajanan dengan air maupun deterjen dalam
lama semakin berat pada daerah jangka waktu panjang tanpa menggunakan
periungual, ditandai dengan adanya sarung tangan. Zat-zat tersebut kemudian
inflamasi pada jaringan sekitar akibat masuk ke dalam celah-celah kuku dan jaringan
memakan suatu bahan yang kuku dan daerah disekitarnya.9,10

8
Gambar 2. Paronikia kronik

Tatalaksana paronikia kronik menjadi terjadi akibat penatalaksanaan paronikia


sangat penting karena pasien biasanya jarang kronik yang tidak adekuat.6
merasakan sakit yang mengganggu pada kuku Tatalaksana paronikia bergantung pada
dan jaringan yang sakit. Perkembangan kuku luasnya reaksi inflamasi dan keparahan
sangat lambat hanya 3 mm/bulan untuk kuku paronikia itu sendiri. Tatalaksana menjadi
jari tangan dan 1,5 mm/bulan untuk kuku kaki, sedikit sulit oleh karena pasien sering tidak
selain itu jaringan kuku itu sendiri membuat merasakan adanya keluhan nyeri yang berarti.
obat sering sulit untuk penetrasi ke dalam Tatalaksana antifungal pada penyakit kuku
kuku. Hal ini membuat regenerasi jaringan kronis memerlukan kesabaran karena mem-
kuku menjadi lebih lama dibandingkan butuhkan pengobatan selama 3 minggu,
jaringan yang lain. Sehingga pengobatan pada sehingga banyak pasien putus pengobatan.
infeksi di jaringan terebut menjadi lebih lama. Hal ini membuat kejadian rekurensi paronikia
Osteomielitis adalah komplikasi tersering yang kronik menjadi semakin meningkat. Pengobat-
Majority| Volume 8 |Nomor 2 | Desember 2019|202
Nurma Retno Ningtyas, Hendra Tarigan Sibero |Penggunaan Antibiotik Kombinasi Antifungal Sistemik dan Kortikosteroid
Topikal sebagai Tatalaksana Peronikia Kronik

an dapat dilakukan melalui topikal maupun adalah betametason 0,1%. Kombinasi antara
sistemik.5 antifungal sistemik dan kortikosteroid juga
Kerusakan jaringan disekitar kuku mempercepat kesembuhan pasien dengan
menyebabkan bakteri juga mudah memasuki paronika kronik. Penggunaan kortikosteroid
jaringan kuku dan disekitarnya. Hal ini pada paronikia kronik berguna dalam
menyebabkan adanya infeksi sekunder. Oleh menurunkan reaksi inflamasi pada jaringan
karena itu, kebanyakan kasus paronikia dapat yang terinfeksi. Oleh karena itu, apabila reaksi
di atasi dengan pengguaan antibiotik oral inflamasi sudah mulai berkurang, sebaiknya
seperti Trimetropim dan sulfametoksazol, penggunaan kortikosteroid topikal di
doksisiklin atau klindamisin dapat mengatasi hentikan. Hal ini berkaitan dengan kerja
sebagian besar infeksi bakteri bahkan bakteri kortikosteroid yang dapat menurunkan sistem
Staphylococcus aureus resisten penicilin. imun. Tatalaksana paronikia kronik menjadi
Antibiotik topikal juga sering digunakan dalam sangat penting agar menghindari dari
tatalaksana paronikia yaitu gentamisin salep, komplikasi terseringnya yaitu osteomielitis.5
mupirosin salep dan kombinasi basitrasin, Kultur jamur pada paronikia jarang
neomisin dan polimixin B. Namun pada dilakukan, namun pada pemeriksaan fisik
kenyataannya, penggunaan antibiotik saja paronikia kronik akibat jamur Candida albican
terkadang tidak cukup. Sehingga perlu adanya memiliki karakteristik khusus yaitu adanya
kombinasi-kombinasi obat-obatan lain seperti kerusakan pada bagian proksimal kuku. Hal ini
anti fungal dan kortikosteroid. dikarenakan koloni Candida albican paling
Anti fungal menjadi tatalaksana yang banyak terdapat pada proksimal kuku.
penting dalam terapi paronikia kronik. Penggunaan kortikosteroid digunakan karena
Tatalaksana antifungal yang menjadi pilihan penyebab paronikia kronik tidak selalu
adalah menggunaan miconazole ataupun disebabkan oleh adanya jamur. Namun dapat
ketokonazole secara topikal. Apabila sudah pula disebabkan oleh alergi, dermatitis kontak
terbukti adanya keterlibatan Candida albicans. dan dermatitis atopi. Oleh karena itu,
Baku emas tatalaksana paronikia kronik pemberian kortikosteroid dapat menjadi salah
adalah menggunakan mikonazole dan satu pilihan terapi dalam mengurangi reaksi
ketokonazole topikal. Apabila pasien tidak inflamasi seperti pembengkakan dan nyeri
sembuh diberikan mikonazole ataupun pada paronikia kronik.6,13
ketokonazol dapat diberikan lini keduanya Pencegahan dapat dilakukan untuk
yaitu itrakonazol dan flukonazol secara oral. menghindari terjadinya paronikia kronis
Bila dibandingkan dengan pemberian seperti penggunaan sarung tangan dalam
ketoconazole topikal, ketokonazol tablet melakukan kegiatan rumah tangga seperti
peroral memberikan perbedaan yang cukup mencuci. Hal ini dilakukan karena banyak juga
signifikan.2,12 paronikia yang disebabkan oleh pajanan dari
Walaupun antifungal sudah menjadi bahan kimia iritan berulang sehingga menjadi
terapi yang sering dianjurkan, menurut dermatitis kontak. Pada keadaan seperti ini
beberapa penelitian menggabungkan anti- mencegah terpaparnya zat-zat tersebut
fungal dengan kostikosteroid memberikan dengan sarung tangan menjadi hal utama
hasil terapi yang lebih baik. Pada penelitian yang harus dilakukan. Selain itu penggunaan
double-blind randomized controlled trial yang pelembab dengan jumlah yang cukup pada
membandingkan antara efektifitas sistemik tangan juga dapat menjaga kelembaban
antifungal 250 mg terbinafine perhari atau daerah kuku dan sekitarnya dapat menjaga
itrakonazol 200 mg per hari selama 3 minggu imunitas. Pada penelitian sebelumnya tata-
dengan pemberian kortikosteroid berupa laksana paronikia kronik menggunakan
metilprednisolon aseponat 0,1 % nistatin yang dikombinasikan dengan vaseline
menunjukkan hasil yang signifikan dalam ternyata memberikan efek yang signifikan
mengobati paronikia dibandingkan dengan dalam mengurangi tanda dan gejala paronikia
hanya menggunakan antifungal sistemik saja. kronik. Hal ini dilakukan untuk mencegah
Kortikosteroid lain yang juga direkomen- hilangnya lapisan kutikula kuku yang diikuti
dasikan dalam tatalaksana paronikia kronik dengan terpisahnya lapisan proksimal dan

Majority| Volume 8 |Nomor 2 | Desember 2019|203


Nurma Retno Ningtyas, Hendra Tarigan Sibero |Penggunaan Antibiotik Kombinasi Antifungal Sistemik dan Kortikosteroid
Topikal sebagai Tatalaksana Peronikia Kronik

lateral. Terpisahnya kedua lapisan ini akan the nails and their management. Edisi ke-
membuat suatu celah yang memudahkan 5. 2019. p65.
bakteri, jamur dan deterjen masuk kedalam 8. Heneke E. Anatomy of the nail unit and
celah tersebut dan menyebabkan inflamasi. 14 the nail biopsy. Seminars in Cutaneous
Medicine and Surgary. 2015:34:96-100.
Ringkasan 9. Kemenkes RI. Peraturan menteri
Paronikia adalah inflamasi yang kesehatan republik indonesia no 87 tahun
melibatkan jaringan di proksimal dan lateral 2014: pedoman pengobatan anti-
kuku. Diagnosis dibangun atas dasar keluhan retroviral. Kementrian Kesehatan RI.
klinis dan pemeriksaan fisik seperti adanya 2015.
rasa nyeri yang tidak seberat paronikia akut, 10. Allouni A, Yousif A, Akhtar S. Chronic
kemerahan, bengkak dan kerusakan pada paronychia in hairdresser. Occupational
kuku proksimal atau lateral. Penatalaksanaan Medicine Journal of Oxford University.
paronikia kronik penting dan sebaiknya segera 2014:64:468-469.
dilakukan agar tak terjadi komplikasi seperti 11. Brasch J, Jendroschek B, Wohlfeil E.
osteomielitis. Recalcitrant purulent paronychia and
onychomycosis caused by Fusarium
Simpulan oxysporum.J Dtsch Dermatol.
Berdasarkan penyebab paronikia kronik 2012:10(7):519-520.
multifaktorial yaitu infeksi (bakteri dan atau 12. Ferri FF. Ferri’s clinincal advisor. Rhode
jamur), dermatitis kontak (alergi dan atau Island. Elsevier Mosby. 2015
iritan), dan trauma. Maka penggunaan 13. Relhan V, Dkk. Management of Chronic
antibiotik (sistemik ataupun topikal) kom- Paronychia. Indian Journal of
binasi antifungal sistemik dan kortikosteroid Dermatology. 2014: 59(1):15-20.
topikal dapat digunakan untuk penata- 14. Sherquie KE, Noaimi AA, Galib SA.
laksanaan paronikia kronik. Treatment of chronic paronychia: a
double blind comperative clinical trial
Daftar Pustaka using singly vaseline, nystatin and fusidic
1. D’almeida LFV, Dkk. Chronic paronychia acid ointment. Journal of Cosmetic and
treatment: square flap technique. Dermatological Science and Applications.
American Academy of Dermatology. 2013;3:250-255.
2016:1-6.
2. Wolff K, Dkk. Fitzpatrick’s dermatology in
general medicine. Edisi ke-7. San
Fransisco: Mc Grawhill Medical; 2006.
3. Jane WD, Elston DM. Andrews disease of
the skin : clinical dermatology. Edisi ke-
11. London: Elsevier; 2011.
4. Lomax A, Thornton J, Sigh D. Toenail
paronychia. Europian Foot and Ankle
Society. Elsevier. 2015:1-5.
5. Shafritz AB, Coppage JM. Acute and
chronic paronychia of the hand. The
American Academy of Orthopedic
Surgion. 2014:22(3):165-174.
6. Iorizzo M. Tips to treat 5 most common
naik disorder: brittle nails, onycholysis,
paronychia, psoriasis, onychomycosis.
Dermatol Clin. Elsevier. 2015:175-183.
7. Baran R, DeBerker DAR, Holzberg M,
Thomas L. Baran & dawbers’s disease of

Majority| Volume 8 |Nomor 2 | Desember 2019|204

Anda mungkin juga menyukai