Anda di halaman 1dari 23

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR


MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA TUNAS LUHUR PAITON

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Oleh :
WAHYU HIDAYATILLAH
NIM. 2081201490024

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
JANUARI 2022
PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA TUNAS LUHUR PAITON

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Oleh :
WAHYU HIDAYATILLAH
NIM. 2081201490024

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
JANUARI 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir Penelitian Tindakan Kelas dengan judul

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA TUNAS LUHUR PAITON

Disusun oleh:
Wahyu Hidayatillah
NPM:2018.12.01.49.0024

Telah memenuhi syarat dan telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk
dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas bagi yang bersangkutan

Kraksaan, 08 Januari 2022

Mengetahui,
Ketua Program Strudi

Wahyu Lestari, M.Pd


NIDN. 2101059401
Disetujui,
Dosen Pembimbing,

Raudhatul Islam, M.Pd


NIDN 2105109502
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Penelitian Tindakan Kelas


PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA TUNAS LUHUR PAITON

Disusun oleh:
Wahyu Hidayatillah
NPM: 2018.12.01.49.0024

Telah dipertahankan di depan Tim penguji Tugas Penelitian Tindakan Kelas


Program Studi Tadris Matematika* Fakultas Tadris Umum*
Universitas Islam Zainul Hasan Genggong
Pada tanggal …….
TIM PENGUJI
Nama/Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Raudhatul Islam, M.Pd

Kraksaan, 08 Januari 2022


Fakultas Tadris Umum Universitas Islam Zainul Hasan*
Dekan,

(Zainuddin), M.Pd
NIDN.
ABSTRAK
Hidayatillah, Wahyu 2022. Penggunaan Metode Problem Based Learning (Pbl)
Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa.
Penelitian Tindakan kelas. Program Studi Tadris MatematikamFakultas
Tadris Umum Universitas Islam Zainul Hasan Genggong. Dosen pengampu
Wahyu Lestari, M.Pd
Kata Kunci : Penggunaan, PBL, Minat Belajar Matematika
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan minat
belajar matematika siswa melalui penggunaan metode Problem Based Learning
(PBL). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan didesain
dalam dua siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Tunas Luhur Paiton pada
semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Subjek penelitian ialah siswa kelas X Ipa
1 SMA Tunas Luhur sebanyak 27 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik secara
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dari murid sebagai
subyek penelitian sedangkan teknik secara kualitatif dilakukan untuk
mendeskripsikan hasil observasi aktivitas murid dan guru pada hasil 27 interaksi
antara guru dan murid selama pembelajaran melalui pendekatan Problem Based
Learning (PBL). Model PTK merupakan penelitian proses pengkajian berdaur yang
terdiri dari dua siklus, di mana setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Daur penelitian tindakan kelas
ditujukan sebagai perbaikan atas hasil refleksi terhadap tindakan sebelumnya yang
dianggap belum berhasil, maka masalah tersebut dipecahkan kembali dengan
mengikuti daur sebelumnya melalui tahapan yang berurutan. Penelitian ini
mengikuti model Kurt Lewin yang terdiri dari perencanaan (planning), aksi atau
tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penggunaan
Metode Problem Based Learning (PBL) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Matematika Siswa pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan
Eksponen” ini dengan baik dan benar.
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh setiap mahasiswa semester 7 program studi Tadris Matematika
selama berlangsungnya kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Kerja (PPLK).
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik berkat bantuan, bimbingan dan kerja
sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yaitu:
1. Ibu Wahyu Lestari, M.Pd., selaku Dosen pengampu mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
2. Bapak Muhammad Rudi Hartono, S.Pd., selaku Kepala Sekolah yang telah
memberi izin kepada mahasiswa untuk pelaksanaan PTK di SMA Tunas
Luhur
3. Bapak Mahrus Sani Hidayat, S.Pd, Selaku Guru pamong matematika yang
telah memberi arahan, bimbingan dan dukungan kepada kami selama PTK.
4. Peserta didik SMA Tunas Luhur yang telah bersedia untuk bekerja sama
dan belajar bersama selama kegiatan PTK berlangsung.
Penulis menyadari bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, demi lebih sempurnanya kritik dam saran sangat
penulis harapkan. Semoga hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat

Kraksaan, 8 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ........................................................................................... ii
Halaman Persetujuan .......................................................................................... iii
Halaman Abstrak ...................................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................... iv
Daftar Isi............................................................................................................. vi
Daftar Tabel....................................................................................................... vii
Daftar Gambar .................................................................................................. viii
Daftar Lampiran.................................................................................................. ix
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................
B. Batasan Masalah.........................................................................................
C. Rumusan Masalah ......................................................................................
D. Tujuan Penelitian .......................................................................................
E. Manfaat Penelitian......................................................................................
BAB II Kajian Teori
A. Kajian Teori ........................................................................................... 5
B. Kerangka Berpikir .................................................................................. 6
C. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 7
BAB III Metode Penelitian
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................. 9
B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 10
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................
D. Teknik Analisis Data ................................................................................
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB V Penutup
Daftar Pustaka ................................................................................................. 20
LAMPIRAN
Daftar tabel
Daftar gambar
Daftar lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang harus diperhatikan bagi setiap negara,
pendidikan sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia yang kreatif,
mandiri, dan berkualitas sesuai dengan Undang-Undang Negara Republik
Indonesia Nomer 20 Tahun 2003.
Penelitian dari PISA (Programme Internationale for Student Assesment)
tahun 2015 tentang mathematics performance among 15 years old, Indonesia
berada pada peringkat ke-64 dari 71 negara peserta. Indonesia hanya dapat
mengumpulkan 386 skor rata-rata. Hal tersebut terjadi karena pengaplikasian
kurikulum mengenai kemampuan pemcahan masalah matematika peserta didik di
Indonesia masih kurang. Karena kurangnya pemahaman dalam pemecahan masalah
matematika oleh beberapa peserta didik sehingga matematika dianggap sulit dan
sukar dipelajari, akibatnya kebanyakan peserta didik kurang memahami pelajaran
matematika.
Hasil observasi penulis di SMA Tunas Luhur Paiton melalui interview
dengan Bapak Mahrus Sani Hidayat, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika,
mengatakan, “masih rendah minat peserta didik terhadap pelajaran matematika,
dikarenakan mindset yang menganggap matematika pelajaran yang sulit dipahami”
Menanggapi permasalahan tersebut, guru ditekankan untuk lebih kreatif
dalam proses kegiatan belajar mengajar agar minat belajar matematika siswa dapat
meningkat. Salah satu upaya yang kerap kali digunakan guru ialah dengan
menggunakan suatu metode pembelajaran berbasis masalah, seperti metode
Problem Based Learning (PBL).
Barrow dalam Huda (2013:271) mendefinisikan pembelajaran berbasis
masalah PBL sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju
pemahaman akan resolusi suatu masalah. Sa’diyah et al. (2015) menjelaskan model
pembelajaran PBL mempunyai keunggulan (1) peserta didik didorong untuk
memecahkan masalah dalam situasi nyata, (2) peserta didik memiliki kemampuan
membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar, (3) pembelajaran
berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu
dipelajari, (4) terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok.
Dengan proses belajar berkelompok, simulasi permasalahan nyata peserta didik
tidak hanya menghayal tetapi juga melihat langsung konsep yang diberikan oleh
guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, rumusan masalah pada
penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan metode Problem Based Learning dalam
meningkatkan minat belajar matematika siswa di kelas X SMA Tunas Luhur
Paiton tahun pelajaran 2021/2022?
2. Bagaimana metode Problem Based Learning dapat meningkatkan minat
belajar matematika siswa di kelas X SMA Tunas Luhur Paiton tahun
pelajaran 2021/2022?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian pada penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan penggunaan metode Problem Based Learning dalam
meningkatkan minat belajar matematika siswa
2. Meningkatkan minat belajar matematika siswa melalui metode Problem
Based Learning
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa,
guru, dan sekolah :
a. Manfaat bagi siswa
1. Siswa dapat berani menyampaikan pendapatnya saat pembelajaran atau
saat diskusi berlanjung
2. Siswa dapat tertarik untuk belajar matematika
3. Siswa dapat memahami dan mampu mengerjakan soal matematika
b. Manfaat bagi guru
1. Guru mendapatkan pengetahuan yang lebih konkret mengenai metode
Problem Based Learning
2. Guru dapat mengetahui keefektifan penggunaan metode Problem Based
Learning pada pelajaran matematika
c. Manfaaat bagi sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan kajian dalam melaksanakan
pembelajaran matematika
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian minat belajar
Besar kecilnya minat akan mempengaruhi keberhasilan bagi setiap
kreatifitas manusia. Dalam hal belajar minat sangat besar pengaruhnya terhadap
proses dan hasil belajar tersebut. Jika seseorang tidak berminat untuk
mempelajari sesuatu hal, maka tidak diharapkan akan berhasil dengan baik.
Definisi minat secara sederhana diberikan oleh Muhibin Syah yang
mendefinisikan bahwa “minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Begitu juga dengan
Slameto (2003:57) mengatakan bahwa “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.”
Hillgard (dalam Slameto, 2003:57) memberi rumusan tentang minat sebagai
berikut “Interest is persisting to pay attention to and enjoy some activity or
content”. Yang berarti bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
siswa diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang dan
diperoleh suatu kepuasan. Menurut safari (2005:111) minat belajar adalah
pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat menumbuhkan gairah
seseorang untuk memenuhi kesediannya dalam belajar.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat. Menurut Slameto (2003:180) Minat tidak dibawa sejak
lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Jadi
minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar
selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang
hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa
minat akan membantu seseorang mempelajarinya.
Dari pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat
adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau
terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal
tersebut. Dengan demikian minat belajar dapat kita definisikan sebagai
ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan terlibat
dalam aktivitas belajar karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal yang
dipelajari.
2. Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Arends (2007: 43) menyatakan bahwa esensinya PBL menyuguhkan
berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang
dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan.
PBL dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan
berpikir dan keterampilan menyelesaikan masalah, mempelajari peran-
peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri. Model ini
menyediakan sebuah alternatif yang menarik bagi guru yang menginginkan
maju melebihi pendekatan-pendekatan yang lebih berpusat pada guru untuk
menantang siswa dengan aspek pembelajaran aktif dari model itu.
PBL adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan
yang esensial dari mata pelajaran. PBL memiliki gagasan bahwa
pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-
tugas atau permasalahan yang autentik, relevan dan dipresentasikan dalam
suatu konteks. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa PBL
merupakan sebuah model pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan
oleh para pendidik. Guru perlu mengembangkan lingkungan kelas yang
memungkinkan pertukaran ide secara terbuka sehingga pembelajaran ini
menekankan siswa dalam berkomunikasi dengan teman sebayanya maupun
dengan lingkungan belajar siswa, sehingga membantu siswa menjadi lebih
mandiri dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fakta.
Fokus pembelajaran ada pada konsep yang dipilih sehingga siswa tidak
saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi
juga metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Masalah yang
dijadikan fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja
kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang
beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok.
Keadaan tersebut menunjukan bahwa model PBL dapat memberikan
pengalaman yang kaya pada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBL
dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari
sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi yang
nyata dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Problem Based Learning (PBL)
Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah ada tiga, yaitu membantu
siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan penyelidikan dan
pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada siswa mempelajari
pengalaman-pengalaman dan peran-peran orang dewasa, dan
memungkinkan siswa meningkatkan sendiri kemampuan berpikir mereka
dan menjadi siswa mandiri. Adapun tujuan PBL menurut Rusman (2010:
238) yaitu penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan
keterampilan pemecahan masalah. PBL juga berhubungan dengan belajar
tentang kehidupan yang lebih luas (lifewide learning), keterampilan
memaknai informasi, kolaborasi dan belajar tim, dan keterampilan berpikir
reflektif dan evaluatif. Trianto (2010: 94-95) menyatakan bahwa tujuan
PBL yaitu membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa yang
autentik d
an menjadi pembelajar yang mandiri. Sejalan dengan pendapat tersebut,
pemecahan masalah merupakan salah satu strategi pengajaran berbasis
masalah dimana guru membantu siswa untuk belajar memecahkan melalui
pengalaman-pengalaman pembelajaran hands-on (Jacobsen et al, 2009:
249), sehingga pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui pengaruh PBL terhadap kemampuan kognitif C3,
C4, C5 dan C6 berdasarkan keterampilan pemecahan masalah persoalan
fisika siswa.
c. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)
Fase 1. Memberikan Orientasi tentang Permasalahannya kepada
Siswa.
Pada awal pelajaran PBL, seperti semua tipe pelajaran lainnya, guru
seharusnya mengkomunikasikan dengan jelas maksud pelajarannya,
membangun sikap positif terhadap pelajaran itu, dan mendeskripsikan
sesuatu yang diharapkan untuk dilakukan oleh siswa. Guru perlu
menyodorkan situasi bermasalah dengan hati-hati atau memiliki prosedur
yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi permasalahan. Guru
seharusnya menyuguhkan situasi bermasalah itu kepada siswa dengan
semenarik mungkin.
Fase 2. Mengorganisasikan Siswa untuk Meneliti.
PBL mengharuskan guru untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi
di antara siswa dan membantu mereka untuk menginvestigasi masalah
secara bersama-sama. PBL juga mengharuskan guru untuk membantu siswa
untuk merencanakan tugas investigatif dan pelaporannya.
Fase 3. Membantu Investigasi Mandiri dan Kelompok.
Investigasi yang dilakukan secara mandiri, berpasangan, atau dalam tim-tim
studi kecil adalah inti PBL. Meskipun setiap situasi masalah membutuhkan
teknik investigatif yang agak berbeda, kebanyakan melibatkan proses
mengumpulkan data dan eksperimentasi, pembuatan hipotesis dan
penjelasan, dan memberikan solusi.
Fase 4. Mengembangkan dan Mempresentasikan Artefak dan
Exhibits.
Fase investigatif diikuti dengan pembuatan artefak dan exhibits. Artefak
lebih dari sekedar laporan tertulis. Artefak termasuk hal-hal seperti rekaman
video yang memperlihatkan situasi yang bermasalah dan solusi yang
diusulkan, model-model yang mencakup representasi fisik dari situasi
masalah atau solusinya, dan pemrograman komputer serta presentasi
multimedia. Setelah artefak dikembangkan, guru sering mengorganisasikan
exhibits untuk memamerkan hasil karya siswa di depan umum. Exhibits
dapat berupa pekan ilmu pengetahuan tradisional, yang masing-masing
siswa memamerkan hasil karyanya untuk diobservasi dan dinilai oleh orang
lain.
Fase 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Mengatasi Masalah.
Fase terakhir PBL melibatkan kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk
membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri
maupun keterampilan investigatif dan keterampilan intelektual yang mereka
gunakan. Selama fase ini, guru meminta siswa untuk merekontruksikan
pikiran dan kegiatan mereka selama berbagai fase pelajaran.
B. Kerangka berpikir
Permasalahan yang dihadapi dalam kelas
1. Selama proses pembelajaran berlangsung terlihat kurangnya
kesiapan siswa dalam belajar matemaika
2. Saat guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya, hanya
beberapa siswa yang mau bertanya
3. Siswa tidak aktif dalam mencatat materi, mereka lebih suka
mengabadikan materi di dalam smartphonenya
4. Siswa belum berani dalam menyampaikan pendapat/jawaban dari
masalah yang diberikan

Tahap-Tahap Pembelajaran Metode Problem Based Learning


1. Menyampaikan tujuan pembelajaran, menginstruksi model dan
menyampaikan apersepsi
2. Menyajikan informasi dalam bahan ajar
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
6. Memberikan kesempatan untuk kelompok lain menanggapi
7. Memberikan kesimpulan
8. Menutup diskusi

Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan


minat belajar matematika siswa

C. Hipotesis penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat diajukan hipotesispenelitian
tindakan bahwa pembelajaran dengan metode Problem Based Learning PBL)
dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan secara kolaborasi atau bekerja sama dengan guru kelas X mata pelajaran
matematika di SMA Tunas Luhur Paiton. Menurut Umar dan Kaco (2017: 9) bahwa
“PTK bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam
menangani kegiatan belajar mengajar”. Model PTK merupakan penelitian proses
pengkajian berdaur yang terdiri dari dua siklus, di mana setiap siklus terdiri atas
empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Daur penelitian
tindakan kelas ditujukan sebagai perbaikan atas hasil refleksi terhadap tindakan
sebelumnya yang dianggap belum berhasil, maka masalah tersebut dipecahkan
kembali dengan mengikuti daur sebelumnya melalui tahapan yang berurutan.
Penelitian ini mengikuti model Kurt Lewin yang terdiri dari perencanaan
(planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Tunas Luhur
Paiton Probolinggo, dengan jumlah siswa sebanyak 83 orang. Adapun sampel
penelitian ialah siswa kelas X Ipa 1 yang terdiri dari 27 siswa. Adapun
pelaksanaannya pada proses pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode Problem Based Learning siswa diamati sejak awal pembelajaran, kegiatan
inti, evaluasi dan penugasan.
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik secara kuantitatif dilakukan untuk
memperoleh data yang akurat dari murid sebagai subyek penelitian sedangkan
teknik secara kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan hasil observasi aktivitas
murid dan guru pada hasil 27 interaksi antara guru dan murid selama pembelajaran
melalui pendekatan Problem Based Learning (PBL).
Alat yang digunakan sebagai sumber pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah tes tertulis dan lembar obervasi.
1. Tes
Menurut Sukmadinata (2016: 223) bahwa “tes hasil belajar kadang-kadang
disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai
murid selama kurun waktu tertentu”. Oleh karena itu, data tentang hasil belajar
murid diambil dengan menggunakan tes akhir setiap siklus dalam bentuk
ujian. Tes yang digunakan merupakan tes yang dikembangkan sendiri oleh
peneliti.
2. Observasi
Instrumen penilaian aktifitas belajar yang digunakan berupa format observasi
model checklist (√). Instrumen tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti,
yang terdiri atas 5 aktifitas belajar murid, yaitu: a) kehadiran, b) menanggapi
pertanyaan guru/teman, c) mengajukan pertanyaan, d) membuat kesimpulan
materi, dan e) mengumpulkan tugas.
Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data tentang kondisi pembelajaran selama tindakan penelitian diambil
dengan menggunakan lembar observasi yang dikembangkan sendiri oleh
peneliti
2. Data tentang kualitas pembelajaran matematika murid diambil dengan
menggunakan tes pada akhir setiap siklus dalam bentuk ulangan harian.
3. Data mengenai tanggapan murid terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan digunakan soal refleksi.
4. Data tentang kehadiran, keaktifan/kesungguhan murid mengikuti kegiatan
belajar dengan cara pengamatan (observasi).
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi
data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan
fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan
penelitian (Sanjaya, 2018: 86). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis data kuantitatif
digunakan untuk melihat data hasil tes belajar murid, atau digunakan untuk
menentukan peningkatan hasil belajar murid sebagai pengaruh dari setiap
tindakan yang dilakukan. Sedangkan analisis data kualitatif digunakan untuk
menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang
dilakukan oleh guru. Menurut Miles dan Huberman (Rahmi, 2012: 23) data hasil
belajar murid dapat ditafsirkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
𝑵𝑨 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

Analisis kuantitatif dapat digunakan teknik kategorisasi dengan


berpedoman pada skala angka 0-100 seperti pada Tabel 3.1 di bawah ini
NO Nilai Kategori
1 𝑥 > 100 Sangat tinggi
2 83 ≤ 𝑥 ≤ 100 Tinggi
3 67 ≤ 𝑥 ≤ 83 Sedang
4 50 ≤ 𝑥 ≤ 67 Rendah
5 𝑥 ≤ 50 Sangat rendah
BAB IV
Hasil penelitian dan pembahasan

Anda mungkin juga menyukai