VI
9
ICD10, Vol. 2
MORBIDITAS CODING
Disusun oleh
dr. Mayang Anggraini Naga
(Revisi 2016)
1
KOMPETENSI
MAMPU
Menentukan kode Morbiditas
sesuai yang di atur melalui
Morbidity Coding Rules ICD10,
Vol. 2, WHO. dengan presisi, tepat dan
benar.
2
4.4. MORBIDITY
(Petikan dari ICD10 Vol. 2 halaman 96123
oleh dr. Mayang Anggraini Naga)
• Sejak 1948, ICD revisi6, WHO, yang mulanya
hanya diaplikasikan untuk informasi Mortalitas,
kemudian direvisi dan disusun untuk mampu
memenuhi kepentingan informasi Morbiditas.
Pada setiap revisi, klasifikasi senantiasa
diperluas Ini untuk menjawab pemanfaatan
data morbiditas di bidang kesehatan yang
cenderung terus meningkat.
3
4.4. MORBIDITY (Lanjutan)
• Kondisi (diagnose) pasien yang digunakan untuk
analisis morbiditas kondisi tunggal
= kondisi utama yang
diobati/diterapi/dinvestigasi pada
episode asuhan kesehatan terkait
= kondisi yang menjadi penyebab utama
pasien terkait memerlukan pemeriksaan
dan terapi.
Standard Pelayanan Medis
(Clinical Pathway)
4
4.4 Morbiditas (Lanjutan1)
• Apabila ada > 1 kondisi satu kondisi
yang paling bertanggungjawab terhadap
penggunaan sumber daya yang terbesar,
yang harus dipilih.
DRGs – CASEMIX
Bila tidak ada diagnose dapat ditegakkan
simtom utama/ penemuan abnormal/masalah
kesehatan dipilih sebagai kondisi utama.
5
4.4 Morbiditas (Lanjutan2)
• Sebagai tambahan, kondisi yang coexist atau
kondisi yang berkembang (timbul) pada saat
episode asuhan terkait dan mempengaruhi
manajemen pasiennya, sebisa mungkin juga
direkam.
DRGs – CASEMIX
Kondisi yang berkaitan dengan episode yang
sebelumnya dan tidak berpengaruh terhadap
pelayanan yang berjalan tidak perlu direkam.
6
4.4 Morbidity (Lanjutan3)
• Pada analisis morbiditas kondisi tunggal (single
cause analyses), kondisilain/informasi lain akan
tidak muncul
Direkomendasi untuk
memenuhi kebutuhan rutin setempat sebisa
mungkin lakukan penyandian (coding) kondisi
jamak (multiple conditions coding) dan adakan
analisis tambahan guna menunjang kebutuhan
rutin setempat
7
4.4 Morbidity (Lanjutan4)
Laksanakan ini atas kebijakan setempat
karena hal ini tidak diatur internasional.
(Bila perlu bisa menimba pengalaman badan
lain/negara lain).
Di Indonesia KemKes masih meminta
morbiditas bagi analisis penyebab tunggal
diagnosis.
Masing rumah sakit/fasilitas pelayanan
kesehatan silahkan menentukan kebutuhannya
masingmasing.
8
4.4.1. Guidelines for Recording Diagnostic
Information for SingleCondition
Analysis of Morbidity Data)
(Panduan merekam Informasi Diagnostik untuk
Analisis Kondisi Tunggal Data Morbiditas
• General (Umum)
Praktisi asuhan kesehatan yang bertang
gungjawab terhadap pengobatan pasien
harus menyeleksi kondisi utama yang
harus direkam berikut kondisikondisi
lain yang ditemukan dalam satu episode
asuhan terkait.
9
4.4.1. Guidelines … (Lanjutan1)
Informasi tersebut hendaknya ditata
sistematik berdasarkan metode standard
perekaman (recording).
Hal tersebut perlu memperoleh perhatian
khusus, apalagi bila akan mengelola
dengan menggunakan ITelektronik.
User reguirenment harus digali betul!
10
4.4.1. Guidelines … (Lanjutan2)
Suatu rekam yang komplit adalah esensial bagi
manajemen pasien yang baik dan akan
merupakan sumber yang sangat berharga
tentang:
data epidemiologik,
data statistik morbiditas lain, dan
masalah asuhan kesehatan.
11
Specificity & Detail (Kekhususan dan Detail)
• Setiap pernyataan diagnostik hendaknya/ harus
informatif agar kondisi yang dimaksud dapat
jelas terklasifikasi ke dalam kategori khusus di
ICD10
Sebagai contoh (ICD10, Vol. 2):
• Transitional cell carcinoma of trigone of bladder
1 3 2
No: M8120/2 see Neoplasm, in situ
blader (urinary)
trigone D09.0
M8120/2 12
Specificity & Detail (Kekhususan dan Detail) (Lanjutan1)
• Acute appendicitis with perforation No: K35.0
2 1 3
• Diabetic cataract,insuline dependence No:E14.3! H28.0*
1 see also E10E14 with 4th character .3
ada [See page .... for subdivision]
• Meningococcal pericarditis No: A39.5 ! I32.0*
semua kode dengan I32. *
semua A39.5 ! (dagger)
• Antenatal care for pregnancyinduced hypertension
No: O13.x Gestational [pregnancy induced]
hypertension without significant proteinuria.
13
Specificity & Detail (Kekhususan dan Detail) (Lanjutan2)
• Diplopia due to allergic to antihistamine taken as
prescribed No: H53.2 T88.7 No: Y57.8
• Osteoarthritis of hip due to an old hip fracture
No: M16.5
• Fracture of neck of femur following a fall at home
No: S72.0 0 closed? atau 1 (open)?
No: W19. [See page …. ]
Kode untuk tempat kejadian, bila tidak tahu beri 9
No: W19.x 9 Aktifitas ? Bila tidak tahu, tambah 9
No: W19.x 9 9 (tidak tahu sedang apa)
14
Specificity & Detail (Kekhususan dan Detail) (Lanjutan3)
• Third degree burn of palm of hand
( ) ( ) dst. No: T30.0
Note: The following …. for use with catagories
T2025. T29 dan T30:
0 Unspecified degree
1 First degree (erythema)
2 Second degree (Blister, epidermal loss)
3 Third degree (Deep necrosis of ….. )
No: T23. No: T23.3 Burn of third degree of
wrist and hand.
(Palm = telapak tangan)
15
Uncertain Diagnoses or Symptoms
• Bila sampai akhir suatu episode pelayanan tidak ada
diagnoses yang definitif, maka informasi yang mencakup
kekhususan dan keadaan tentang kondisi yang me
merlukan asuhan atau yang memerlukan investigasi
harus direkam.
Sebutkan saja simtom, temuan abnormal atau masalah
yang ada, namun jangan menggunakan istilah:
“kemungkinan” atau
“suspected” atau “questionable”
bila itu sudah dipertimbangkan namun belum tertegak
kan.
16
Uncertain Diagnoses or Symptoms (lanjutan)
Contoh:
• Hasil rongent paru kurang baik No:
• Kesemutan No:
• Mata kedutan No:
• Sakit dada No :
• Sakit perut No:
• Berdebardebar No:
• Telinga mendengung No:
17
Contact with Health Service
for Reasons Other than Illness
(Kontak dgn Pelayanan Kesehatan untuk
Alasan bukan/di luar Sakit)
• Episode asuhan kesehatan atau kontak dengan
pelayanan kesehatan tidak terbatas untuk urusan
pengobatan atau pemeriksaan sakit/cedera, namun bisa
juga untuk keperluan orang yang pada saat terkait tidak
sakit tetapi memerlukan asuhan/pelayanan terbatas;
untuk ini keterangan rinci tentang lingkungan yang
relevan yang akan direkam sebagai kondisi utama.
18
Contoh:
• Memonitor kondisi terdahulu yang telah diobati
Cari (Vol. 3, 264265):
Examination followup (routine)(following) Z09.9
[984] Z09.9 Followup exam. after unspec. tr. for o. con.
(tambah keterangan sakit yang telah diterapi untuk
kebutuhan koleksi data intern)
• Imunisasi (342) (see also vaccination) Z26.9
• KB (413) Management (of) contraceptive Z30.9
• Asuhan pre dan post natal
Supervision of normal pregnancy Z34.
Postpartum care Z39.
19
(Lanjutan)
• Surveillance orang berisiko (adanya riwayat sakit
keluarga) (Z80 – Z84)
• Pemeriksaan kesehatan (Z01Z02)
• Perlu nasehat medis/problem sosial (Z55Z65)
• Konsultasi seksual untuk mewakili pihak ketiga (Z70.2)
• Status jaringan dan organ tandur (Z94)
• Kondisi post tindakan bedah lainlain (Z98.8)
• Gemar main judi dan taruhan (Z72.6)
Untuk ini semua tersedia nomor kode di Bab XXI:
Factors Influencing Health Status & Contact with health
Services (Z00Z99)
20
Kondisi Ganda
(Multiple Conditions)
• Apabila suatu episode asuhan kesehatan meliputi
beberapa kondisi yang saling berkaitan
Ump.:
cedera ganda, sequelae ganda dari penyakit
yang terdahulu atau cedera/mungkin juga
kondisi ganda yang timbul karena penyakit virus
defisiensi imunitas [HIV],
satu yang terjelas paling berat dan memerlukan
sumber daya pelayanan yang melebihi yang lain
harus direkam sebagai kondisi utama, sedangkan
yang lain direkam sebagai kondisi lainlain.
21
ISTILAH “MULTIPLE”
Bila tidak ada satu yang menonjol,
istilah “Multiple Fractures”
“Multiple head injuries”
“HIV disease resulting in multiple infections”
boleh direkam sebagai kondisi utama,
diikuti oleh daftar serentetan kondisikondisi yang lain.
Bila ada kondisi ganda, dan tidak ada satu di antaranya
yang predominan,
istilah “Multiple injuries” “Multiple crushing injuries”
harus direkam tersendiri. 22
Conditions due External Causes
(Kondisi Akibat Kausa Luar)
Apabila kondisi seperti:
cedera,
keracunan atau
efek lain akibat kausa luar
terekam,
adalah penting bahwa hendaknya disertai
penjelasan lengkap tentang bentuk asal
(alami, nature) dari kondisi yang terjadi
dan juga tentang keadaan lingkungan yang
menimbulkan kondisi akibat cedera terkait.
23
CONTOH:
• “Fracture of neck of femur caused by fall due to
slipping on greasy pavement” No:
• “Cerebral contusion caused when patient lost
control of car, which hit a tree”No:
• “Accidental poisoning – patient drank
disinfectant in mistake for soft drink No:
• “Severe hypothermia – patient fell in her garden
in cold weather” No;
24
Treatment of Sequelae
(Pengobatan Kondisi Sisa)
• Apabila suatu episode asuhan adalah untuk
pengobatan atau investigasi satu kondisi
(gejala) sisa (sequelae) dari penyakit yang
saat itu sudah tidak ada, sequelae tersebut
harus dijelaskan dengan lengkap asal
muasalnya disertai rincian tentang indikasi jelas
bahwa penyakitnya sendiri betulbetul sudah
tidak ada pada episode asuhan terkait.
25
CONTOH
• “Deflected nasal septum – frature of nose in
chilhood” No:
No:
• “Contracture of Achilles tendon – late effect of
injuryto tendon” No:
No:
• “Infertility due to tubal obstruction – from old
tuberculosis” No:
No:
26
(Lanjutan)
• Apabila ada sequelae ganda sedangkan
terapi/investigasi tidak predominan langsung
tertuju ke salah satu sequelae terkait, maka
pernyataan:
“sequelae dari CVA”
atau
“sequelae dari cedera ganda”
bisa diterima
27
4.4.2. GUIDELINES FOR CODING
“MAIN CONDITION” &“OTHER CONDITIONS”
(PANDUAN PENYANDIAN “KONDISI UTAMA” & “KONDISI LAINLAIN”)
• GENERAL (UMUM)
Penentuan kondisi utama & kondisi lainlain yang
berkaitan dengan satu episode asuhan, hendaknya
direkam oleh para praktisi dokter yang memberi asuhan
ini akan memudahkan pemberian kode ICDnya, oleh
karena keputusan tentang kondisi utama harus diterima
dan dikode serta diproses oleh petugas penyandi (coder)
kecuali bila panduan (ICD) tidak diikuti oleh para praktisi
dokter. Sebisa mungkin bila ada rekaman kondisi utama
yang jelas tidak konsisten dan salah, harus
dikembalikan ke dokter terkait untuk klarifikasi.
28
4.4.2 (Lanjutan1)
Apabila klarifikasi tidak dapat terlaksana
Rules MB1, MB2, MB3, MB4 dan MB5 di
halaman 106107 ICD Vol.2 dapat diterapkan
Ini membantu penyandi (coder) menyelesaikan
sebagian sebabsebab umum kesalahan rekam.
Panduan yang tertera di bawah ini dapat
digunakan bila penyandi mengalami kesulitan
dalam proses coding.
29
4.4.2 (Lanjutan2)
• Direkomendasikan bahwa kondisi lainlain yang
berkaitan dengan suatu episode asuhan harus
direkam sebagai kondisi tambahan terhadap kondisi
utama, juga pada analisis penyebab tunggal, karena
informasi tersebut dapat membantu penentuan
ketepatan pilihan kode ICD yang benar bagi kondisi
utama.
• Putusan para praktisi dokter tidak boleh diubah di luar
izin/sepengetahuan dari yang bersangkutan !
MB RULES
30
Optional Additional Codes
(Kode Tambahan Pilihan)
Pada panduan di bawah ini, untuk lebih informatif,
kode untuk kondisi utama terkadang dijelaskan
dengan adanya kode
tambahan (additional code) yang “optional”.
Kode pilihan bagi
kondisi utama “main condition”
diperlukan pada analisis kondisi tunggal,
sedangkan kode tambahan bisa
disertakan pada analisis penyebab ganda.
31
Optional Additional Codes (Lanjutan1)
Menyandi dengan Sistem
SangkurBintang ( & * )
Bila bisa diaplikasikan:
Kedua kode ber ( ) & (*)
harus digunakan untuk kode kondisi utama,
karena mereka
menunjukkan kondisi tunggal
yang
mempunyai dua jalur penjelasan.
Contoh: Measle pneumonia B05.2 J17.1*
Tuberculosis pericarditis A18.8 I32.0*
Lyme disease arthritis A69.2 M01.2* 32
Coding of Suspected Conditions, Symptoms &
Abnormal Finding & Non Illness Situations)
• Bila episode asuhan adalah asuhan rawat inap, maka
penyandi harus berhatihati dalam mengklasifikasikan
kondisi utama ke dalam Bab XVIII atau Bab XXI.
Bila tidak ada diagnosis yang lebih spesifik yang
ditegakkan pada akhir episode terkait, atau memang
benarbenar tidak ada sakit atau cedera yang dapat
dikode, maka gunakanlah kode yang ada pada kedua
Babbab (Bab XVIII, XXI) tersebut di atas Baca
Rules MB3 dan MB5 di ICD Vol. 2.
Kategorikategori di Babbab tersebut dapat digunakan
secara normal untuk episodeepisode kontak dengan
pelayanan kesehatan.
33
Coding of Suspected Conditions (Lanjutan)
Apabila
setelah suatu episode asuhan kesehatan,
kondisi utamanya masih direkam sebagai
“suspected” atau
“questionable” dsb. dan
tidak ditemukan informasi atau
klarifikasi lebih lanjut
“suspected diagnosis” diberi
kode sebagai kondisi utama.
34
Coding for suspected conditions, symptoms
and abnormal findings
and nonillness situations
• Manakala periode perawatan adalah bagi pasien rawat
inap, maka pengkode hendaknya berhatihati untuk
mengklasiifkasi kondisi utama ke Bab XVIII atau
Bab XXI.
Apabila diagnosis spesifiknya belum ditegakkan sampai
saat pasien dipulangkan, dan tidak ditemukan kondisi
lain yang bisa dikode, maka bisa menggunakan kode di
kedua Bab di atas.
Baca MB3 dan MB5 (ICD10, Vol. 2) !!!
35
Coding for suspected conditions, symptoms and abnormal findings and
nonillness situations (Lanjutan1)
Category Z03
• Z03 dapat untuk mengkode kondisi suspected yang
gugur setelah investigasi
Contoh: (lihat di ICD Vol. 2)
• Suspected acute cholecystitis
beri kode Acute cholecystitis (K81.0)
• Admitted for investigation of suspected malignant
neoplasm of cervix uteri – ruled out
beri kode Observation for suspected malignant
neoplasm (Z03.1)
36
Coding for suspected conditions, symptoms and abnormal findings and
nonillness situations (Lanjutan2)
• Ruled out myocarditis infarction
beri kode Observation for suspected myocardial
infarction (Z03.4)
• Severe epistaxis, (no procedures or investigation
reported).
beri kode Epistaxis (R04.0) (walau masuk rawat
emergensi
ternyata hanya untuk mengatasi perdarahan
hidungnya saja, belum ditemukan sebabnya)
37
RULE MB1
• Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main
condition), kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai
“kondisi lain” (other condition)
Kondisi utama adalah kondisi yang relevan bagi
perawatan yang terjadi, dan jenis spesialis yang
mengasuh. pilih:
Kondisi yang relevan sebagai “Kondisi utama”
Contoh: K. ut.Dyspepsi
Kondisi lain: Acute appendicitis
Acute abdominal pain
Prosedur: Appendectomy
Spesialis: Bedah digestif
Maka reseleksi: Acute appendicitis sebagai
kondisi utama.
38
Coding Multiple Condtions
(Menyandi Kondisi Ganda)
• Apabila kondisi ganda terekam dalam suatu kategori
dengan sebutan “Multiple …” dan tidak ada kondisi
tunggal yang predominan, kode untuk kategori
“Multiple ..” harus digunakan sebagai kode yang
dipilih, sedangkan kode tambahan lainlain yang
optional boleh ditambahkan kepada kondisi individu
yang ada.
• Cara menyandi (coding) tersebut ini biasa sering
dilaksanakan untuk kondisi yang berhubungan dengan
penyakit HIV, cedera dan sequelae.
39
Contoh:
• HIV resulting in multiple infection B20.7
• Multiple malignant neoplasm, resulting
from HIV disease B21.7
• Diabetes mellitus with multiple complication E14.7
• Multiple fracture of upper arm S42.7
• Wound sequelae of multiple body regions T94.0
• Burn sequelae of multiple body regions T95.8
40
Latihan SoalSoal Morbiditas I
1. Dehydrasi akibat GE eltor No:
2. Ascariasis dengan komplikasi sumbatan usus No:
3. Anemia akibat infeksi Malaria vivax kronis No:
4. Demam menggigil karena para typhoid No:
5. Katarak mata akibat NIDDM No;
6. Pneumonia akibat campak No;
7. Pleuritis tuberculosis No:
8. Mitral insufiensi akibat demam rematik No:
9. Sirosis hepatis, alkolohism No;
10. Splenomegali, leukemia No:
11. Orchitis pada parotitis epidemika No:
12. Hematemesis pada sirosis hepatis No:
13. Lumpuh layuh akibat poliomyelitis 2 tahun yll. No:
14. Poliomyelitis akut, virus import dari Sudan No:
15. Flu burung, virus teridentifikasi No:
41
4.4.3 Peraturan untuk Reseleksi
Kondisi Utama yang Salah Rekam
ICD10 Vol. 2
Hanya dokter yang berwenang menentukan kondisi
utama pasien.
Pada keadaan tertentu atau ada informasi lain yang
dapat menunjukkan bahwa dokter telah tidak mengikuti
prosedur cara penulisan yang benar (ICD), bila coder
tidak mungkin menghubungi dokter terkait, dapat
menerapkan salah satu dari Rules yang tersedia
mereseleksi kondisi utama.
42
MB RULES
Peraturan reseleksi diatur
di dalam ICDVolume 2
dalam 5 rules:
MB1, MB2, MB3, MB4, MB5
disertai catatan
khusus untuk Babbab tertentu
(4.4.4 ICD10, Vol. 2)
43
RULE MB1
Kondisi minor direkam sebagai “main condition” (kondisi
utama), padahal ada kondisi yang lebih significant
direkam sebagai “ other condition”
(kondisi lainlain).
Kondisi minor atau kondisi kronik atau masalah
insidentl direkam sebagai kondisi utama, dalam rekam
medis ada pernyataan lain yang lebih menonjol yang
menyebabkan pasien tersebut memperoleh asuhan
dan rawatan direkam sebagai kondisi lainlain.
Maka pilih kondisi lain tersebut sebagai kondisi utama.
44
CONTOH
Kondisi utama: Sinusitis akut
Kondisi lainlain: Endocerviks carcinoma
Hypertensi
Pasien dirawat 3 minggu
Prosedur: Total hysterctomy
Spesialis: Ginekologist
Maka pilih: Endoserviks carcinoma C53.0
Baca contoh lain di ICD10, Vol. 2 !!!
45
RULE MB2
Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama.
Beberapa kondisi tidak bisa digabung untuk dapat
dicode bersama dan direkam semua sebagai kondisi
utama, dan salah satu kondisi lain pada rekaman
menunjuk sebagai kondisi utama,
pilih ini sebagai kondisi utama
bila tidak ada
maka
pilih yang pertama disebut.
46
CONTOH
1. K. Ut. Osteoporosis
Candida bronchopneumonia
Rheumatism
K. lain:
Bidang spesialisasi: Peny.Paru
Reseleksi K. Ut. Candida bronchopneumonia
2. K.Ut. KPD, letak lintang dan anemia
K.lain:
Partus spontan
Reseleksi K. ut. Premature rupture of membrane
Baca contoh lain di ICD10, Vol. 2 47
RULE MB3
Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
menggambarkan suatu gejala
yang timbul akibat suatu diagnose atau
kondisi yang ditangani.
Jika kondisi terkait diberi code yang ditemukan
di Bab XVIII (R.), dan
di rekam medis ada terekam kondisi lain
yang lebih menggambarkan diagnosis pasien
dan kepada kondisi ini terapi diberikan
Reseleksi
kondisi akhir tersebut sebagai kondisi utama.
48
CONTOH
K. ut.Hematemesis
K. lain: Varices esophagus
Cirrhosis hepatis
Bidang spesialis: Penyakit Dalam konsul ke
Bedah
Reseleksi kondisi utama:
Varices esophagus pada
cirrhosis hepatis (K74.! I98.2*)
Baca contoh lain di ICD10, Vol. 2
49
RULE MB4
Spesialisitas
Bila diagnosis yang terekam sebagai
kondisi utama
adalah
Istilah yang umum, dan
ada istilah lain
yang memberi informasi lebih tepat
tentang lokasi tubuh atau sifat dasar suatu kondisi,
Reseleksi kondisi terakhir sebagai kondisi utama.
50
CONTOH
(1) Kondisi Utama: CVA
Kondisi lainlain: Stroke
Hemiplegia
Cerebral haemorrhage
Reseleksi: Kondisi utama:
Stroke cerebral hemorhage
(2) Kondisi Utama: DM tanpa terapi insulin
Kondisi lainlain: Cataract mata bilateral
Spesialisasi: Ophthalmologist
Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract.
Baca contoh lain di ICD10 Vol. 2.
51
RULE MB5
Alternatif diagnoses utama
Suatu tanda/gejala direkam sebagai
kondisi utama,
dengan indikasi kondisi terkait
adalah
suatu kondisi atau kondisi lain.
Reseleksi gejala tersebut sebagai “kondisi utama”.
Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan
diagnostik sebagai kondisi utama,
Pilih yang Pertama Disebut.
52
CONTOH:
(1) Kondisi Utama: Sakit kepala mungkin karena
sinusitis atau stres.
Reseleksi: Sakit kepala
(2) Kondisi Utama: kolekistitis akut atau pankreatitis
akut
Reseleksi: kolekistitis akut
(3) Kondisi Utama: Gastroenteritis karena infeksi atau
keracuan makanan
Reseleksi: gastroenteritis infeksi.
Baca contoh di ICD10, Vol. 2.
53