Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN: BRONKHOPNEUMONIA


Diajukan guna memenuhi laporan praktik klinik: Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pembimbing : Bangun Wijanarko, SST, M.Kes

Disusun oleh :
Yuliana
P27906120038

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKHOPNEUMONIA

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru yang
dapat disebabkan oleh bermacam-macam penyebab seperti virus, bakteri,
jamur, benda asing (Andra & Yessie, 2013). Sebuah penelitian oleh Betz
dan Sowden 2002 (dikutip dalam Andra & Yessie, 2013)
bronkopneumonia adalah peradangan akut parenkim paru yang biasanya
berasal dari infeksi. Kesimpulannya bronkopneumonia merupakan jenis
penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di
daerah bronkus dan sekitar alveoli.
2. Etiologi

a. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah

staphylococcus aureus, streptococus, aeruginosa, legionella,


hemophillus, influenza, eneterobacter.

b. Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia sehat,


setelah system pertahanan menurun oleh sakit, usia tua, atau
malnutrisi, bakteri tersebut segera memperbanyak diri dan
menyebabkan kerusakan.

c. Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,


adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini
menyerang saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini dapat
memicu pneumonia, terutama pada anak-anak.

d. Organisme mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia. Pneumonia


jenis ini berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu
pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan
ini sering disebut pneumonia yang tidak tipikal. Mikoplasma ini
menyerang segala jenis usia.
e. Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans (Meadow, 2015)
3. Manifestasi klinik

a. Peningkatan suhu tubuh yang mendadak biasanya didahului oleh


infeksi traktus respiratorius bagian atas, kadang timbul kejang

b. Pernafasan cepat dan dangkal di sekitar pernafasan cuping hidung


c. Sianosis sekitar hidung dan mulut

d. Kadang-kadang muntah dan diare

e. Batuk, pada permulaan penyakit tidak ditemukan, tapi setelah


beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif
4. Patofisiologi dan pathway
Infeksi saluran napas bawah yang paling sering diderita dan beresiko
besar pada anak-anak yaitu pneumonia (Corwin, 2009). Kerusakan
jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme di paru banyak

disebabkan dari reaksi imunitas dan inflamasi pejamu. Selain itu, toksin
yang dikeluargkan bakteri dapat secara langsung merusak sel-sel sistem
pernapasan bawah, termasuk produksi surfaktan sel alveolar tipe II.
Menurut corwin (2009) dan Price & Wilson (2006) bronkopneumonia
memiliki empat fase atau stadium yaitu hipertermia, hepatisasi merah,
hepatisasi kelabu, dan resolusi.
Stadium satu, hipertermia (4-12 jam pertama) merupakan respon
inflamasi awal pada daerah paru yang terinfeksi yang disebabkan
pelepasan histamine dan prostaglandin serta mengaktifkan komplemen

(Price & Wilson, 2006). Ketiga komponen ini menyebabkan vasodilatasi


dan peningkatan aliran darah ke area cidera serta memicu terjadinya
perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisial yang kemudian
mengakibatkan edema antara kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan
diantara kapiler dan alveolus, menyebabkan penurunan oksigen
hemoglobin. Pada stadium ini, penyebaran infeksi ke jaringan sekitar
terjadi akibat dari peningkatan aliran darah dan rusaknya alveolus serta
membrane kapiler seiring dengan berlanjutnya proses inflamasi.
Stadium dua, hepatisasi merah (12-48 jam pertama) merupakan

konsisi ketika alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat, dan fibrin yang
dihasilkan pejamu sebagai bagian dari proses inflamasi. Stadium tiga,
hepatisasi kelabu (3-8 hari) terjadi ketika sel-sel datrah putih membuat
kolonisasi dibagian paru yang terinfeksi. Pada stadium ini endapan fibrin

terakumulasi disuluruh daerah yang cidera dan terjadi fagositosis sel


debris. Stadium empat, resolusi (8-11 hari) merupakan periode ketika
respon imun dan inflamasi mereda, sel fibrin, debris, dan bakteri telah
berhasil dicerna, makrofag dan sel pembersih pada reaksi inflamasi
mendominasi (price & Wilson, 2006).
Penderita bronkopneumonia biasanya mengalami gangguan pada
proses ventilasi yang disebabkan karena penurunan volume paru akibat
langsung dari kelainan parenkim paru. Untuk mengatasi gangguan
ventilasi akibat dari penurunan volume paru maka tubuh akan berusaha

mengkonpensasi dengan cara meningkatkan tidal volume dan frekuensi


naps sehingga sevara klinis terlihat takipnea dan dispnea dengan tanda
inspiratory effort (Nelson, 2009). Tubuh berusaha meningkatkan ventilasi
sehingga terjadi usaha napas ekstra dan pasien terlihat sesak. Selain itu
dengan berkurangnya volume paru secara fungsional karena proses
inflamasi maka akan mengganggu proses difusi dan menyebabkan
gangguan pertukaran gas yang dapat mengakibatkan terjadinnya hipoksia
dan bahkan gagal napas (Chang & Elliot, 2009).
Pathway

5. Pemeriksaan penunjang

a. Foto thorax, bercak-bercak infiltrate pada satu atau beberapa lobus

b. Laboratorium
1) Pada gambaran darah tepi : Leukositosis :15.000-40.000/mm3
2) Urine : warna lebih tua

3) Albuminemia (karena suhu naik dan sedikit thorax hialin)


4) Analisa gas darah arteri asidosis metabolic dengan atau tanpa
retensi CO2
6. Penatalaksanaan medis dan keperawatan

Untuk penatalaksanaan medis yaitu:


a. Penicillin 50.000 u/kgBB/hari + klorompenikol 50-70 mg/kg/BB atau
ampicilin (AB spectrum luas), terus sampai dengan demam 4-5 hari

b. Pemberian oksigen

c. Pemberian cairan intravena, glukosa 5% dan NaCl 0,9% 3:1 + KCl 10


meq/500 ml/botol infus jadi karena sebagian besar jatuh dalam
asidosis metabolic akibat kurang makan dan hipoksia
Sementara untuk penatalaksanaan Keperawatan, yaitu:
a. Menjaga kelancaran pernafasan (suchtion/ hisap sekret, oksigen 0,5

Lpm s/d 2 Lpm, ekstensi kepala, dan ubah posisi rutin)


b. Penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
c. Mengontrol suhu tubuh. Suhu tubuh dikontrol secara rutin, jika panas
diberi kompres dingin dan obat penurun panas
d. Cegah komplikasi dengan gangguan rasa aman dan nyaman dengan
perubahan posisi tiap-tiap 2 jam. Postural drainase, fishioterapi dada,
bayi ditengkurapkan, isap lender 5-10 menit sekali dapat dilakukan
pada pagi dan sore hari.
e. Penyuluhan kesehatan pada orang tua rentang perawatan anak

f. Menjaga lingkungan yang bersih dan aman, jangan dibawa keluar


pada malam hari, jaga kebersihan anak
7. Komplikasi

a. Obstruksi jalan napas

b. Gagal napas – pleura effusion

c. Empiema

d. Otitis media akut

e. Atelektasis

f. Emfisema

g. Meningitis
B. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian

a. Identitas

Terdiri dari Nama, No.Rek.Medis, Umur , Agama, Jenis Kelamin


,Pekerjaan, Status perkawinan, Alamat, Tanggal masuk, Yang
mengirim, Cara masuk RS, dan Diagnosa medis dan nama Identitas
Penanggung Jawab meliputi : Nama, Umur, Hub dengan pasien,
Pekerjaan dan Alamat

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan hal-hal yang dirasakan oleh pasien
sebelum masuk ke rumah sakit. Riwayat Kesehatan Sekarang

2) Riwayat Kesehatan Dahulu


3) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya pasien mempunyai anggota keluarga yang pernah
menderita penyakit yang sama dengan pasien.
c. Pemeriksaan Fisik (dada Paru)
1) Inspeksi:
a) Amati bentuk thorax
b) Amati Frekuensi napas, irama, kedalamannya
c) Amati tipe pernapasan : Pursed lip breathing, pernapasan

diapragma, penggunaan otot Bantu pernapasan


d) Tanda tanda reteraksi intercostalis , retraksi suprastenal
e) Gerakan dada
f) Adakan tarikan didinding dada , cuping hidung, tachipnea
g) Apakah daa tanda tanda kesadaran meenurun
2) Palpasi
a) Gerakan pernapasan
b) Raba apakah dinding dada panas
c) Kaji vocal premitus

d) Penurunan ekspansi dada


3) Auskultasi
a) Adakah terdenganr stridor
b) Adakah terdengar wheezing

c) Evaluasi bunyi napas, prekuensi,kualitas, tipe dan suara


tambahan
4) Perkusi
1) Suara Sonor/Resonans merupakan karakteristik jaringan paru
normal
2) Hipersonor , adanya tahanan udara
3) Pekak/flatness, adanya cairan dalan rongga pleura
4) Redup/Dullnes, adanya jaringan padat
5) Tympani, terisi udara

d. Pola Kebutuhan
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya
Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
3) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat

diabetes mellitus
Tanda : Kistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk,
penampilan kakeksia (malnutrisi)
4) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : Perusakan mental (bingung)
5) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk),
imralgia, artralgi
Tanda : Melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit
untuk membatasi gerakan)
6) Pernafasan

Gejala : Adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas),


dispnea.
Tanda : Sputum: merah muda, berkarat
perpusi: Pekak datar area yang konsolidasi
premikus: Taksil dan vocal bertahap meningkat dengan
konsolidasi
Bunyi nafas menurun : Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
7) Keamanan
Gejala : Riwayat gangguasn sistem imun misal: AIDS,

penggunaan steroid, demam.


Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar (Wong, 2009
dalam Wara, 2018).

2. Diagnosis keperawatan

a. (D.0003) Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran


alveolus-kapiler.

b. (D.0001) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang


tertahan.

c. (D.0005) Pola nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas


(kelemahan otot pernapasan)

d. (D.0019) Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme.


e. (D.0056) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
f.
3. Intervensi keperawatan

No. SDKI SLKI SIKI

1 (D.0003) L.01003 Pertukaran I.01014 Pemantauan Respirasi


Gangguan Gas Observasi
pertukaran gas Setelah dilakukan • Monitor frekuensi, irama,
b.d perubahan tindakan keperawatan kedalaman, dan upaya napas
membran selama ... x ... jam • Monitor pola napas
alveolus- diharapkan oksigenasi • Monitor adanya produksi
kapiler. dan/atau eliminasi sputum
karbondioksida pada • Monitor adanya sumbatan jalan
membran alveolus- napas
kapiler dalam batas
• Palpasi kesimetrisan ekspansi
normal meningkat
paru
ditandai dengan kriteria
• Auskultasi bunyi napas
hasil:
a. Dispnea menurun • Monitor saturasi oksigen
• Monitor nilai AGD
(5)
b. Bunyi napas • Monitor hasil x-ray toraks
tambahan menurun Terapeutik
(5) • Atur interval pemantauan
c. PCO2 membaik (5) respirasi sesuai kondisi pasien
d. PO2 membaik (5) • Dokumentasikan hasil
e. Takikardia membaik pemantauan
(5) Edukasi
f. pH arteri membaik • Jelaskan tujuan dan prosedur
(5) pemantauan
• Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
2 (D.0001)
L.01001 Bersihan Jalan I.01011 Manajemen Jalan Napas
Bersihan
Napas Observasi
jalan napas
Setelah dilakukan • Monitor pola napas
tidak
tindakan keperawatan • Monitor bunyi napas tambahan
efektif b.d
selama ... x ... jam • Monitor sputum
sekresi yang diharapkan kemampauan Terapeutik
tertahan.
membersihkan sekret • Posisikan semi fowler atau
atau obstruksi jalan napas fowler
untuk mempertahankan • Berikan oksigen, jika perlu
jalan napas tetap paten Edukasi
ditandai dengan kriteria
• Ajarkan teknik batuk efektif
hasil:
• Anjurkan asupan cairan 200
a. Produksi sputum
ml/hari, jika tidak
menurun (5)
kontraindikasi
b. Wheezing
menurun (5)
c. Frekuensi napas
membaik (5)
d. Pola napas
membaik (5)
L.01004 Pola Napas I.01011 Manajemen Jalan Napas
3 D.0005 Setelah dilakukan Observasi
Pola nafas tindakan keperawatan
• Monitor pola napas
tidak efektif selama ... x ... jam
• Monitor bunyi napas tambahan
b.d Hambatan diharapkan inspirasi
• Monitor sputum
upaya napas dan.atau ekspirasi yang
Terapeutik
(kelemahan otot memberikan ventilasi
adekuat membaik • Posisikan semi fowler atau
pernapasan)
fowler
ditandai dengan kriteria
hasil: • Berikan oksigen, jika perlu
a. Dispnea menurun Edukasi
(5) • Ajarkan teknik batuk efektif
b. Penggunaan oto • Anjurkan asupan cairan 200
bantu napas ml/hari, jika tidak
menurun (5) kontraindikasi
c. Pemanjangan fase
kespirasi menurun
(5)
d. Frekuensi napas
membaik (5)
e. Kedalaman napas
membaik (5)
4 D.0019 L.03030 Status Nutrisi I.03119 Manajemen Nutrisi
Defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi
b.d peningkatan tindakan keperawatan • Identifikasi status nutrisi
kebutuhan selama ... x ... jam • Identifikasi alergi dan
metabolisme. diharapkan keadekuatan intoleransi makanan
asupan nutrisi untuk • Identifikasi makanan yang
memenuhi kebutuhan disukai
metabolisme membaik • Monitor asupan makanan
ditandai dengan kriteria
• Monitor berat badan
hasil:
• Monitor hasil pemeriksaan
a. Porsi makanan yang
laboratorium
dihabiskan meningkat
Terapeutik
(5)
• Lakukan oral hygiene sebelum
b. Perasaan cepat
makan
kenyang menurun (5)

c. Berat badan membaik Berikan makan konstipasi
tinggi serat
untuk mencegah
(5)
d. Indeks Masa Tubuh • Berikan makanan tinggi kalori
(IMT) membaik (5) dan tinggi protein
e. Nafsu makan Edukasi
membaik (5) • Anjurkan posisi duduk, jika
f. Bising usu membaik mampu
(5) Kolaborasi
g. Membran mukosa • Kolaborasi dengan ahli gizi
membaik (5) untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
5 D.0056
(L.05047) Toleransi (I. 05178) Manajemen Energi
Intoleransi
Aktivitas Observasi
aktivitas b.d
Setelah dilakukan Identifkasi gangguan fungsi
kelemahan
intervensi selama 3 x 24 tubuh yang mengakibatkan
jam, maka toleransi kelelahan
aktivitas meningkat, Monitor kelelahan fisik dan
dengan kriteria hasil: emosional
a. Frekuensi nadi Monitor pola dan jam tidur
meningkat (5) Monitor lokasi dan
b. Keluhan lelah ketidaknyamanan selama
menurun (5) melakukan aktivitas
c. Dispnea saat aktivitas Terapeutik
menurun(5) • Sediakan lingkungan nyaman
d. Dispnea setelah dan rendah stimulus (mis.
aktivitas menurun(5) cahaya, suara, kunjungan)
e. Perasaan lemah •

menurun(5) Lakukan rentang gerak pasif


dan/atau aktif
f. Tekanan darah
• Berikan aktivitas distraksi yang
membaik(5)
menyenangkan
• Fasilitas duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
• Anjurkan tirah baring
• Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
• Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
• Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
• Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

4. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam
perencanaan. Dalam dokumentasi dikenal 2 cara yaitu secara sumatif dan
formatif. Biasanya evaluasi menggunakan acuan SOAP atau SOAPIER

sebagai tolak ukur pencapaian implementasi.


DAFTAR PUSTAKA

Adriana, 2015. Studi Kasus Pada An.A Umur 10 Bulan Dengan Masalah

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Diagnosa Medis Bronkopneumonia


di RS Muhammadiyah Kediri, Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nuzul Mubarokah. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Klien Bronkopneumonia
Dengan Masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. Diakses pada
tanggal 26 Januari 2021: http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/229/1/Nuzul
%20Mubarokah.pdf
Puspa Ramadhani. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Tn.B dengan pneumonia di
ruang rawat inap paru. Diakses pada tanggal 26 Januari 2021:
http://repo.stikesperintis.ac.id/135/1/13%20PUSPA%20RAMADHANI.pdf

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatam Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi I Cetakan III (Revisi).Jakarta: DPP
PNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatam Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Cetakan II.Jakarta: DPP PN
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatam Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan, Cetakan II.Jakarta: DPP PNI
Wara Kustini. 2018. Asuhan Keperawatan Bronkhopneumonia pada An.A
Diruang Anggrek RSUD Kota Yogyakarta. Diakses pada tanggal 26 Januari
2021: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2082/
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERNAPASAN: BRONKHOPNEUMONIA

I. BIODATA
Identitas pasien
Initial pasien : Tn.B
Pekerjaan : Pensiunan guru
Usia : 79 tahun
No. RM :
Jenis kelamin : Laki-laki
Tgl pengkajian : 6 Juni 2018

Agama : Islam
Status pernikahan: Belum menikah

Penanggung jawab
Initial : Tn.A
Usia : 41 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub dg pasien : Anak

II. KELUHAN UTAMA


Anak pasien mengatakan pasien batuk sekali-kali

III. RIWAYAT KESEHATAN


Riwayat kesehatan
sekarang
Anak klien mengatakan klien masuk ke RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi pada tanggal 5 Juni 2018 melalui IGD dengan keluhan: demam
naik turun, nafsu makan menurun, nafas sesak dan bicara pelo. Saat
melakukan pengkajian pada tanggal 6 Juni 2018 di ruangan rawat paru pada
pukul 09.00 WIB kepada Tn. B anak klien mengatakan klien tidak mau
makan (nafsu makan menurun), porsi diet klien tampak tidak habis hanya
habis 3 sendok makan, klien makan 3 kali sehari, diet klien MC (susu), anak
klien mengatakan semua aktivitas klien selama dirumah sakit dibantu karena

ekstremitas atas bagian kiri dan ekstremitas bawah klien yang kiri mengalami
kelemahan, anak klien mengatakan kaki klien bengkak, selama dirumah sakit
klien banyak tidur, anak klien mengatakan klien batuk sekali- sekali, anak
klien mengatakan klien batuk kering

Riwayat kesehatan dahulu


Anak klien mengatakan klien pernah di rawat pada tahun 2016 dengan
panas tinggi di rumah sakit Lubuk Basung selama ± 1 minggu, anak klien

mengatakan klien pernah jatuh ± 5 bulan yang lalu sejak saat itu pendengaran
klien mulai terganggu dan anak klien mengatakan klien bicara pelo sajak ± 1
bulan sebelum masuk rumah sakit, selama di rumah semua aktivitas klien di
bantu seperti ke kamar mandi di gendong, duduk di bantu dan mandi di
mandikan, selanjutnya klien pernah di rawat di rumah sakit Lubuk Basung
selama ±5 hari karena batuk hilang timbul sejak bulan Mei dan disarankan
minum obat rutin 6 bulan dan anak klien mengatakan ± 10 hari
mengkomsumsi obat, namun tidak ada kemajuan malah memburuk sehingga
keluarga membawa klien ke Rumah Sakit Madina dan dirawat selama ± 11

hari dan kemudian klien dirujuk kerumah sakit Dr. Achmad Mochtar

Riwayat kesehatan keluarga


Anak klien mengatakan bahwa di dalam keluarga klien tidak ada satu pun
keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien dan didalam
keluarga tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit keturunan
seperti : Asma, Hipertensi,DM.

IV. AKTIVITAS/ ISTIRAHAT

Gejala (Subjektif)
Sebelum mrs pasien tidur siang dan malam. Lama tidur kurang lebih 8 jam.
Pasien selalu bangun pada subuh. Tidak ada kesulitan tidur. Semua aktivitas
klien di bantu seperti ke kamar mandi di gendong, duduk di bantu dan mandi

di mandikan.
Sesudah mrs pasien tidur pagi, siang, dan malam. Lama tidur kurang lebih 10
jam. Pasien terbangun pada malam hari dan pagi hari. Tidak ada kesulitan
tidur. Semua aktivitas tampak di bantu oleh anaknya.

Tanda (Objektif)
Pasien tampak mengalami kelemahan pada ekstermitas atas dan ekstermitas
bawah bagian kiri. Kekuatan Otot : 555 444.
555 444
konjungtiva anemis, sclera klien tampak berwaran putih, pupil klien tampak
isokor.

V. SIRKULASI
Gejala (Subjektif)
Anak klien mengatakan kaki klien bengkak

Tanda (Objektif)
Denyutan jantung teraba jelas, tidak teraba adanya pembengkakan, ichtus

cordis teraba. Perkusi terdengar bunyi pekak. Auskultasi terdengar bunyi


jantung 1 dan 2 (dup dan lup). CRT <2 detik. Tekanan Darah 120/70 mmHg,
Nadi 87 x / menit, ekstremitas bawah klien tampak odema.

INTEGRITAS EGO
Gejala (Subjektif)
Pasien mengatakan dirinya seorang laki-laki dan seorang ayah dan
mengatakan ingin cepat pulang. Pasien berusaha untuk sembuh dengan
mematuhi peraturan yang ada di Rumah Sakit seperti minum obat dengan

teratur dan memakan makanan yang di berikan oleh pihak rumah sakit.
Tanda (Obyektif)
Status emosional: pasien tampak tenang.

ELIMINASI
Gejala (Subjektif)
Sebelum mrs pasien BAB 1 x/hari, warna kuning, bau khas, konsitensi lunak.
BAK kurang lebih 4 x/hari, warna kuning, bau khas. Dibantu oleh keluarga.
Sesudah mrs pasien BAB terpasang pampers, warna kuning kecoklatan, bau
khas, konsitensi lembek. BAK pasien terpasang kateter urine, warna
kemerahan, bau khas. Dibantu oleh keluarga.

Tanda (Objektif)
Abdomen klien tampak simetris kiri dan kanan, perut klien tampak datar,
tidak tampak ada lesi, tidak ada pembengkakan pada abdomen, warna kulit
abdomen sama dengan kulit yang lain. Tampak terpasang kateter, urin klien
tampak berwarna kemerahan karna faktor pengeruh obat, jumalah urin klien
100 cc.

MAKANAN/ CAIRAN
Gejala (Subjektif)

Anak pasien mengatakan pasien tidak mau makan (nafsu makan menurun)
dan mual. Selama sakit pasien minum kurang lebih 3 gelas sehari.

Tanda (Objektif)
Porsi diet pasien tampak tidak habis hanya habis 3 sendok makan. BB sehat
50 kg, BB sakit 40 kg. Tinggi badan 158 cm. IMT 16,06 (tidak normal).
Mukosa bibir tampak kering. Bising usus 8 x/mnt. Turgor kulit pasien jelek.

HIGIENE

Gejala (Subjektif)
Aktivitas sehari-hari, mobilitas, makan, hygiene, toileting dibantu oleh
keluarga

Tanda (Objektif)
Gigi pasien tampak ada sisa-sisa makan, lidah pasien tampak kotor, mukosa
bibir tampak kering, kuku tangan pasien tampak kotor, tidak ada bau badan.

NEUROSENSORI
Gejala (Subjektif)
Anak pasien mengatakan pasien pernah jatuh ± 5 bulan yang lalu sejak saat
itu pendengaran pasien mulai terganggu dan anak pasien mengatakan pasien

bicaranya pelo.

Tanda (Objektif)
Status mental baik. Kesadaran compos mentis. Tidak menggunakan
kacamata. Pupil mengecil ketika diberikan reflek cahaya. Pasien bicara tidak
jelas/pelo, pasien tersedak saat minum, lidah klien deviasi ke kiri, fungsi
pendengaran klien mengalami gangguan sehingga menggunakan alat bantu
dengar

NYERI/ KETIDAKNYAMANAN
Gejala (Subjektif)
Tidak ada keluhan

Tanda (Objektif)
Pasien tampak terbaring ditempat tidur.

PERNAPASAN
Gejala (Subjektif)
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit pada penafasan. Pasien tidak
merokok.

Tanda (Objektif)
Dada pasien tampak simetris kiri dan kanan, pernafasan tampak dangkal, RR
16 x/menit (tachypnea), tidak terpasang O2, tidak menggunakan otot bantu
pernafasan, terdengar suara ronchi

KEAMANAN
Gejala (Subjektif)
Anak klien mengatakan klien tidak memiliki alergi terhadap makanan dan
obat-obatan.

Tanda (Objektif)
Suhu tubuh 36,5 ℃C. Integritas kulit turgor kulit klien jelek. Punggung tidak
terdapat lesi ataupun luka dekubitus

INTERAKSI SOSIAL
Gejala (Subjektif)
Status perkawinan sudah menikah. Hidup dengan anaknya. Pasien
berkomunikasi kurang jelas karena pelo.

Tanda (Objektif)
Hubungan dengan keluarga selama di rumah sakit tampak baik, dan klien
dapat bersosisalisasi dengan baik dengan para petugas dirumah sakit.

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jenis Hasil Normal Ket

Pemeriksaan
laboratorium
HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin
9.3 gr/dl 10.5 – 12.9 gr/dl Low

Lekosit 15900 mm/jam 5.000-10.000 mm/jamHigh


Eritrosit 3,55 juta 4,5 – 5,5 jutaLow
306 ribu
Trombosit 150 – 400 ribu

Hematoksit 29,3 % 40 – 48 % Low

Analisa Data

No Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)


1. DS: Kuman masuk ke dalam Bersihan jalan napas tidak
Anak pasien mengatakan saluran nafas efektif
klien batuk sekali-sekali
Proses peradangan
DO:
Hipersekresi mucus
- Pasien tampak batuk
sekali-sekali.
Peningkatan produksi sputum
- Pasien tampak batuk
tetapi tidak berdahak.
Batuk
- Tekanan darah 120/70
mmHg.
- Nadi 87 x/menit.
- RR 16 x/ menit
- Suhu 36,5 0C
- Pernafasan tampak
dangkal.
- Tampak tidak
terpasang O2
- Bunyi nafas Ronchi.
Kuman masuk ke dalam Defisit nutrisi
2. DS:
saluran nafas
Anak pasien mengatakan
nafsu makan pasien
Proses peradangan
menurun dan merasa mual

Hipersekresi mucus
DO:
- Diet pasien tampak
habis 3 sendok. Mual
- BB sakit 40 kg bb
sehat 50 kg
- IMT 16,06
- Mukosa bibir kering.
- Turgor kulit jelek.
- Bising usus 8 x/mnt
- Gigi pasien tampak
ada sisa-sisa makan
- lidah pasien tampak
kotor
3. DS: Kuman masuk ke dalam saluran Intoleransi aktivitas
nafas
Anak pasien mengatakan
\
aktivitas pasien selama Proses peradangan
dirumah sakit di bantu
karena ekstremitas atas Kuman berHmbang biak
dan ekstremitas bawah
bagian kiri pasien Kuman sampai ibronkus terjadi
mengalami kelemahan. proses peradangan di bronkus dan
Anak pasien mengatakan alveoli
kaki pasien bengkak.
Dinding alv li meradang
DO:
- konjungtiva anemis Peningkatan ker otot pernapasan
- ekstremitas tampak
oedem Kebutuhan 2 dalam
- RR 26 x/ menit otot meningkat
- pasien tampak
terbaring ditempat SesaJnafas
tidur
- semua aktivitas kele ahan
tampak dibantu oleh
keluarga
- Kekuatan Otot
: 555 444
555 444
Diagnosis Keperawatan
1) (D.0001) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan.
2) (D.0019) Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme.

3) (D.0056) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan


1)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien: Tn. B Nama Mahasiswa : Yuliana

Ruang : NPM : P27906120038


No. M.R. :

No. Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan


Keperawatan
1 D.0001 L.01001 Bersihan I.01011 Manajemen Jalan Napas
Bersihan jalan Jalan Napas Observasi
napas tidak Setelah dilakukan • Monitor pola napas
efektif b.d sekresi tindakan keperawatan • Monitor bunyi napas tambahan
yang tertahan selama 3 x 24 jam • Monitor sputum

diharapkan Terapeutik
kemampauan
• Posisikan semi fowler atau fowler
membersihkan sekret • Berikan oksigen, jika
atau obstruksi jalan perlu Edukasi
napas untuk
• Ajarkan teknik batuk efektif
mempertahankan jalan
• Anjurkan asupan cairan 200
napas tetap paten
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
meningkat dengan
kriteria hasil:
a. Produksi sputum
cukup menurun
(4)
b. Frekuensi napas
membaik (5)
c. Pola napas
membaik (5)
2 D.0019 L.03030 Status I.03119 Manajemen Nutrisi
Defisit nutrisi
Nutrisi Observasi
b.d peningkatan
Setelah dilakukan • Identifikasi status nutrisi
kebutuhan
tindakan keperawatan • Identifikasi alergi dan intoleransi
metabolisme.
selama 3 x 24 makanan
jam • Identifikasi makanan yang disukai
diharapkan • Monitor asupan makanan
keadekuatan asupan
• Monitor berat
nutrisi untuk
badan Terapeutik
memenuhi kebutuhan
metabolisme membaik • Lakukan oral hygiene sebelum
ditandai dengan makan
kriteria hasil: Edukasi
h. Porsi makanan • Anjurkan posisi duduk, jika
yang dihabiskan mampu
meningkat (5) Kolaborasi
i. Berat badan cukup • Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
membaik (4) menentukan jumlah kalori dan
j. Indeks Masa jenis nutrien yang dibutuhkan
Tubuh (IMT)
cukup membaik
(4)
k. Nafsu makan
membaik (5)
l. Membran mukosa
membaik (5)
3 D.0056 (L.05047) Toleransi (I. 05178) Manajemen Energi
Intoleransi Aktivitas Observasi
aktivitas b.d Setelah dilakukan Identifkasi gangguan fungsi
kelemahan intervensi selama 3 x tubuh yang mengakibatkan
24 jam, maka toleransi kelelahan Monitor kelelahan fisik
aktivitas meningkat, dan emosional
dengan kriteria hasil: Monitor pola dan jam tidur
a. Keluhan lelah Monitor lokasi dan
menurun (5) ketidaknyamanan selama
b. Perasaan lemah melakukan aktivitas
menurun(5) Terapeutik
• Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (mis.
cahaya,
suara, kunjungan)
• Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
• Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
• Fasilitas duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
• Anjurkan tirah baring
• Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa
Tindakan Keperawatan Respons Tanda
. Keperawatan
tangan

06
1 JuniD.0001
2018 S: Yuliana

• Bersihanpola
Memonitor jalan
napas Anak pasien mengatakan Tn.B masih
napas tidak • Memonitor bunyi batuk tetapi tidak sering. Pasien juga
efektif b.d napas tambahan mengatakan tidak merasa sesak
sekresi yang • Anak pasien mengatakan Tn.B sudah
Memonitor sputum
tertahan minum kurang lebih 3 gelas
• Mengajarkan teknik
batuk efektif
O:
• Menganjurkan asupan
- Pola napas normal
cairan 200 ml/hari
- Pasien tampak batuk tetapi tidak
berdahak.
- Tekanan darah 120/70 mmHg.
- Nadi 87 x/menit.
- RR 16 x/ menit
- Suhu 36,5 ℃C
- Pernafasan tampak dangkal.
- Tampak tidak terpasang O2
- Bunyi nafas Ronchi

A: Masalah bersihan jalan napas


teratasi sebagian

P: Intervensi manajemen jalan napas


dilanjutkan sebagian
06 Juni 2018 S: Yuliana
2 D.0019
Defisit nutrisi • Mengidentifikasi Anak pasien mengatakan klien nafsu
b.d status nutrisi makan kurang.
peningkatan • Mengidentifikasi Anak pasien mengatakan klien
kebutuhan alergi dan intoleransi menghabiskan porsi makan 1/8 dalam
metabolisme. makanan satu hari.
• Mengidentifikasi Pasien mengatakan tidak memiliki
makanan yang alergi pada makanan dan menyukai
disukai semua jenis rasa.
• Memonitor asupan
makanan

Memonitor berat
badan O:
• Melakukan oral - Porsi diet pasien tampak tidak
hygiene sebelum habis, hanya 3 sendok makan
makan - BB 40 kg
• Menganjurkan posisi - IMT 16,06
duduk, jika mampu - Gigi tampak bersih
• Berkolaborasi dengan - Lidah tampak bersih
ahli gizi untuk - Membran mukosa tampak sedikit
menentukan jumlah kering
kalori dan jenis - Pasien tampak bisa duduk dengan
nutrien yang dibantu oleh keluarga
dibutuhkan
A: Masalah defisit nutrisi teratasi
sebagian

P: Intervensi manajemen nutrisi


dilanjutkan sebagian
3 D.0056 06 Juni 2018 S: Yuliana
Intoleransi Mengidentifkasi Anak pasien mengatakan pasien untuk
aktivitas b.d gangguan fungsi mengubah posisi di bantu.
kelemahan tubuh yang Anak pasien mengatakan kaki pasien
mengakibatkan bengkak.
kelelahan Anak pasien mengatakan paham dan
Memonitor kelelahan mengerti dengan penjelasan yang telah
fisik dan emosional diberikan
Memonitor pola dan
jam tidur O:
Memonitor lokasi - Kaki pasien tampak oedem
dan ketidaknyamanan - Klien makan tampak disuapkan.
selama melakukan - Merubah posisi klien
aktivitas tampak dibantu.
Menyediakan - Klien tampak banyak tidur
lingkungan nyaman
- Cahaya dirungan pasien tampak
dan rendah stimulus
sudah cukup, tidak terdengar
(mis. cahaya, suara,
suara bising
kunjungan) - Pasien tampak dapat
Melakukan rentang menggerakan jari-jari tangan dan
gerak pasif dan/atau kaki
aktif A: Masalah intoleransi teratasi sebagian
Menganjurkan tirah
baring P: Intervensi manajemen energi
Menganjurkan dilanjutkan sebagian
melakukan aktivitas
secara bertahap
Menganjurkan
menghubungi perawat
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
07 Juni 2018 S: Yuliana
Anak pasien mengatakan Tn.B sesak
4 D.0001 • Memonitor pola napas
nafas dan kadang batuk
Bersihan • Memonitor bunyi
jalan napas napas tambahan O:
tidak • Memonitor sputum - Pasien diberikan oksigen dengan
efektif b.d • Memposisikan semi nasal kanul sebanyak 3 L/m
sekresi yang fowler dengan - Pasien tampak sesak
tertahan menaikan posisi - Pasien tampak batuk tetapi tidak
kepala dari tempat berdahak.
tidur pasien - Tekanan darah 117/70 mmHg.
- Nadi 84 x/menit.
- RR 32 x/ menit
- Suhu 36,5 ℃C
- Pola napas takipnea
- Bunyi nafas Ronchi
- Pasien tampak tidak mengeluarkan
sputum

A: Masalah bersihan jalan napas teratasi


sebagian

P: Intervensi manajemen jalan napas


dilanjutkan sebagian
5 D.0019 07 Juni 2018 S: Yuliana
Defisit nutrisi • Memonitor asupan Anak pasien mengatakan nafsu makan
b.d makanan Tn.B masih menurun
peningkatan • Memonitor berat Anak pasien mengatakan Tn.B
kebutuhan badan menghabiskan porsi makan 1/4 dalam
metabolisme. • Melakukan oral satu hari.
hygiene sebelum
makan O:
• Menganjurkan posisi - Porsi diet pasien tampak tidak
duduk habis, hanya 4 sendok makan
- BB 40 kg
- IMT 16,06
- Gigi tampak bersih
- Lidah tampak bersih
- Membran mukosa tampak sedikit
kering
- Pasien tampak duduk dengan
dibantu oleh anaknya

A: Masalah defisit nutrisi teratasi


sebagian

P: Intervensi manajemen nutrisi


dilanjutkan sebagian
6 D.0056 07 Juni 2018 S: Yuliana
Intoleransi Memonitor kelelahan Anak pasien mengatakan Tn.B untuk
aktivitas b.d fisik dan emosional mengubah posisi di bantu.
kelemahan Memonitor pola dan Anak pasien mengatakan kaki Tn.B
jam tidur masih bengkak.
Memonitor lokasi dan Anak pasien mengatakan Tn.B banyak
ketidaknyamanan tidur kurang lebih 10 jam
selama melakukan
aktivitas O:
Melakukan rentang - Kaki pasien tampak oedem
gerak pasif - Semua aktivitas pasien
dan/atau aktif tampak dibantu.
- Pasien tampak banyak tidur
- Pasien tampak dapat
menggerakan jari-jari tangan dan
kaki

A: Masalah intoleransi teratasi sebagian

P: Intervensi manajemen energi


dilanjutkan sebagian
7 D.0001 08 Juni 2018 S: Yuliana
Bersihan Anak pasien mengatakan Tn.B sudah
• Memonitor pola napas
jalan napas tidak sesak lagi dan kadang batuk
tidak • Memonitor bunyi
efektif b.d napas tambahan O:
sekresi yang • Memonitor sputum
tertahan • Memposisikan semi
- Pasien tampak batuk dan dapat
mengeluarkan dahak sedikit
fowler dengan
berwarna bening
menaikan posisi
kepala dari tempat - Tekanan darah 90/60 mmHg.
tidur pasien - Nadi 88 x/menit.
- RR 15 x/ menit
- Suhu 37 ℃C
- Pola napas normal
- Bunyi nafas Ronchi

A: Masalah bersihan jalan napas teratasi

P: Intervensi manajemen jalan napas


08 Juni 2018 dihentikan
8 D.0019
• Memonitor asupan S:
Defisit nutrisi
b.d makanan Anak pasien mengatakan Tn.B sudah
Yuliana
peningkatan • Memonitor berat mau makan dengan bubur
kebutuhan badan
metabolisme. • Melakukan oral O:
hygiene sebelum
- Porsi diet pasien tampak habis
makan
- BB 40 kg
• Menganjurkan posisi
duduk - IMT 16,06
- Gigi tampak bersih
- Lidah tampak bersih
- Membran mukosa sedikit kering
- Pasien tampak duduk dengan
dibantu oleh anaknya

A: Masalah defisit nutrisi teratasi


sebagian

P: Intervensi manajemen nutrisi


dilanjutkan sebagian
9 D.0056 08 Juni 2018 S: Yuliana
Intoleransi Memonitor kelelahan Anak pasien mengatakan Tn.B
aktivitas b.d fisik dan emosional aktivitasnya masih dibantu.
kelemahan Memonitor pola dan Anak pasien mengatakan kaki Tn.B
jam tidur masih bengkak.
Memonitor lokasi Pasien mengatakan merasa letih
dan ketidaknyamanan
selama melakukan O:
aktivitas - Kaki pasien tampak oedem
Melakukan rentang - Semua aktivitas pasien
gerak pasif tampak dibantu.
dan/atau aktif - Pasien tampak banyak tidur
- Pasien tampak dapat
menggerakan jari-jari tangan dan
kaki

A: Masalah intoleransi teratasi sebagian

P: Intervensi manajemen energi


dilanjutkan sebagian

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien: An. A

Diagnosis medis: Bronkhopneumonia Ruang Rawat:

Tgl Diagnosa SOAP Tanda

Keperawatan Tangan
08/06/1 D.0001 S:Yuliana
8 Bersihan jalan Anak pasien mengatakan Tn.B sudah tidak sesak lagi dan kadang batuk
napas tidak
efektif sekresi
b.d yang
tertahan
O:
- Pasien tampak batuk dan dapat
mengeluarkan dahak sedikit berwarna
bening
Tekanan darah 90/60 mmHg.
Nadi 88 x/menit.
RR 16 x/ menit
Suhu 37 ℃C
Pola napas normal
Bunyi nafas Ronchi
Produksi sputum sedang (3)
Frekuensi napas membaik (5)
Pola napas membaik (5)

A: Masalah bersihan jalan napas teratasi


sebagian

P:Intervensimanajemenjalannapas
dialnjutkan sebagian

08/06/1 D.0019 S: Yuliana


8 Defisit Anak pasien mengatakan Tn.B sudah mau makan dengan bubur
nutrisib.d

peningkatan

kebutuhan metabolisme.O:
Porsi- diet pasien tampak habis
BB 40- kg
IMT-16,06
Gigi tampak bersih Lidah tampak bersih
-
Pasien tampak duduk dengan dibantu oleh anaknya
Porsi- makanan yang dihabiskan cukup meningkat (4)
Berat- badan sedang (3)
Indeks Masa Tubuh (IMT) sedang (3) Nafsu makan membaik (5)
Membran mukosa cukup membaik (4)

-
-
-
-

A: Masalah defisit nutrisi teratasi sebagian

P: Intervensi manajemen nutrisi


dilanjutkan sebagian
08/06/1 D.0056 S: Yuliana
8 Intoleransi aktivitas Anak pasien mengatakan Tn.B
kelemahan
b.d aktivitasnya masih dibantu.
Anak pasien mengatakan kaki Tn.B masih bengkak.
Pasien mengatakan merasa letih

O:
Kaki pasien tampak oedem
Semua aktivitas pasien tampak dibantu.
Pasien tampak banyak tidur
Pasien tampak dapat menggerakan jari- jari tangan dan kaki
Keluhan lelah sedang (3)
Perasaan lemah sedang (3)

A: Masalah intoleransi teratasi sebagian

P: Intervensi manajemen energi


dilanjutkan sebagian

Anda mungkin juga menyukai