Anda di halaman 1dari 72

 

 ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
PADA KLIEN LUKA BAKAR.

Doni Setiyawan, S.Kep., Ns., M.kep., CWCS


 

Epidemiologi Luka Bakar


 Luka bakar adalah masalah kesehatan yang sangat
global. Menurut WHO, pada tahun 2016
diperkirakan 265.000 kematian setiap tahun
disebabkan oleh luka bakar, dan hampir setengah
kejadian luka bakar terjadi di Asia Tenggara.
Mayoritas kejadian ini terjadi di negara
berpenghasilan rendah sampai menengah.
Sedangkan pada negara dengan penghasilan
tinggi, angka kematian akibat luka bakar sudah
menurun setiap tahunnya. Dan tingkat kematian
anak karena luka bakar 7 kali lebih tinggi di negara
berpenghasilan rendah sampai menengah daripada
negara dengan penghasilan tinggi.
 

 Di Amerika Serikat, luka bakar

menyebabkan 5000 lebih


dan mengakibatkan kematian
dari per tahun
50.000
pasien di rawat inap (Kumar et al.,
2007). Di Indonesia, prevalensi luka
bakar sebesar 0,7% (RISKESDAS,
2013).
 

Kejadian Luka Bakar


 Menurut sebuah studi penelitian yang
dilakukan di RSCM pada tahun 2011-2012
melaporkan
sebanyak 257 jumlah pasien
pasien. lukarerata
Dengan bakarusia
28 tahun (2,5 bulan 76 tahun), dengan
 – 

rasio laki-laki : perempuan adalah 2,7 : 1.


Terdapat
diikuti lukaluka bakar
bakar karena
karena air api (54,9 %),
panas
(29,2%), luka bakar listrik (12%) dan luka
bakar kimia (3,1%).
 

DEFINISI
• Luka adalah hilang atau rusakny
r usaknya
a sebagian jaringan

tubuh atau rusaknya kesatuan/komponen jaringan,


dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang
rusak atau hilang. Ketika luka timbul, beberapa
beberapa efek
akan muncul diantaranya hilangnya seluruh atau
sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan
dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri dan
kematian
kematian sel (Kaplan&Hentz, 2006)
 

• Luka bakar (combustio) adalah kehilangan jaringan yang

disebabkan kontak dengan sumber panas seperti air, api,


bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar akan
mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga
mempengaruhi
mempengaruhi seluruh sistem tubuh (Nina, 2008)
 

NEXT...
• Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau

kehilangan jaringan kulit yang disebabkan kontak


dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik, radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis
trauma dengan morbiditas dan mortalitas
mor talitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak aw
awal
al (fase
syok)
syok) sampai fase lanjut (Moenadjat, 2003)
 

PATHOFISIOLOGI:

 Luka bak
bakar disebabkan pengali
lih
han energi dari
suatu sumber panas kepada tubuh.

P aniasi
as i delektr
radias
rad pt ktroma
ele dipomagne
indagnetik
hkatik.
n . lewat hantaran atau
 Luka bakar dpt dikelompokkan menjadi LB
term
te rmal
al,, ra
raddia
iasi
si at
atau
au ki
kim
mia.
ia.
 Dest
De stru
ruk ksi jar
arin
inga
gan
n terj
rjad
adii aki
akibat
bat koag
agul
ulas
asi,
i,
denaturasi protein atau ionisasi isi sel.
 

 Kulit dan mukosa saluran nafas atas


merupa
rupak kan lo
lok
kas
asii destru
struks
ksii jari
jaring
ngan
an..
 Jaringan yg dalam termasuk organ visera dpt
mengalami kerusakan karena luka bakar
elektrik atau kontak lama d dg ga ag
gen penyebab.
 Dalamnya LB bergantung pada suhu agen
penyebab.
 Nekrosis dan kegagalan org
rga
an dpt terjadi.
 

ETIOLOGI
• Pap
apar
aran
an ap
apii • Aliran listrik
 – Flame • Zat kimia
 –

Benda panas
(kontak)

Radiasi
• Sunburn
• Scalds (air panas)

Uap panas
• Gas panas
 

FASE LUKA BAKAR

• Fase akut
• Fase subakut
• Fase lanjut
 

FASE AKUT/FASE AWAL/FASE SY


SYOK
OK
• Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman
gangguan airway
airway (jalan nafas), breathing (mekanisme
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway
airway tidak
hanya
han ya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah
terbakar,, namun masih dapat terjadi obstruksi
terbakar obst ruksi saluran
pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca
trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab
penyebab kematian utama
penderita pada fase akut
• Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit akibat cedera termal yan
yang
g berdampak sistemik.
 

FASE SU
SUB
BAK
AKU
UT
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi
adalah kerusakan atau kehilang
kehilangan
an jaringan akibat kontak
dengan sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan :
• Proses inflamasi dan infeksi
• Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka
yang tidak berepitel luas atau pada struktur atau organ
fungsional
• Keadaan hipermetabolisme
 

FASE LANJUT
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya
terjadinya maturasi

parut akibat luka dan pemuluhan fungsional. Problem yang


yang
muncul pada fase ini adalah pen
peny
yakit berupa sikatrik yang
yang
hipertrofik, keloid, gangguan
gangguan pigmentasi, deformitas dan
kontraktur
 

KLASIFIKASI LUKA BAKAR


• Derraj
De aja
at I
 – Keru
erusa
saka
kan
n te
terba
rbata
tass pa
pada
da
bagian
bagian epi
epiderm
dermis
is
 – Kulit
Kulit kerin
ering,
g, erit
eritema
ema
 – Nyeri
 – Tidak ada bula
 –

Penyembuhannya terjadi
secara spontan dalam
waktu 5 -10 hari
(Brunicardi et al., 2006).
 

• Derraj
De aja
at II
 – Kerusakan terjadi pada
seluruh lapisan epidermis
dan
dan se
seba
bagi
gian
an de
derm
rmis
is
 –
Terdapat proses eksudasi
 – Ada bula
 – pembentukan scar
s car,, dan
nyeri
nyeri karen
karena
a ujung - ujun
ujung
g
syaraf sensorik teriritasi.
 –
Dasar luka berwarna
merah atau pucat. Sering
terletak lebih tinggi diatas
kulit normal (Moenadjat,
2001).
 

Derajat 2
Derajat II Dangkal (Superficial) Derajat II dalam (Deep)
1. Kerusakan mengenai bagi gia an 1. Kerusakan mengenai hampir
superficial dari dermis. seluruh bagian dermis
2. Org
Organ
an-o
-orrga
gann kul
ulit
it se
sepe
pert
rtii fol
olik
ikel
el 2. Org
Or gan
an-o
-orrgan kul
ulit
it se
sepe
pert
rtii fol
olik
ikel
el--
rambut, kelenjar keringat, kelenjar folikel rambut, kelenjar
sebasea masih utuh. keringat,kelenjar
besar masih utuh.sebasea sebagian
3. Bula mu mungkin ti
tidak te
terbentuk
beberapa jam setelah cedera, dan 3. Jug
Ju ga dij
iju
umpapaii bula
la,, ak
akan tetap
apii
luka bakar pada mulanya tampak permukaan luka biasanya tanpak
seperti luka bakar derajat I dan berwarna merah muda dan putih
mungkin terdiagnosa sebagai segera setelah terjadi cedera
derajat II superficial setelah 12-24 karena variasi suplay darah dermis
 jam (daerah yang berwarna putih
4. Ketitik
ka bula dih
ihiila
lan
ngk
gkan
an,, lu
luk
ka mengindikasikan aliran darah yang
tampak berwarna merah muda dan sedikit atau tidak ada samas ama sekali,
basah. daerah yg berwarna merah muda
mengindikasikan masih ada
5. Jarran
Ja ang g men
menyeba
bab bkan hyp
hypererttroph
phic
ic
beberapa aliran darah )
scar.
(Moenadjat, 2001)
6. Jika infeksi dicegah maka 4. Jik
Jika inf
infek
eksi
si di
dice
ceggah
ah,, luk
lukaa bak
bakar
ar ak
akan
an
penyembuhan akan terjadi secara
sembuh dalam 3 -9 minggu
spontan kurang dari 3 minggu
(Brunicardi et al., 2005)
(Brunicardi et al., 2006).
 

Derraj
De aja
at II
IIII (F
(Ful
ulll Thi
Thick
ckne
ness
ss bu
burn
rn))
 – Kerusak
Kerusakan
an mel
melip
iputi
uti sel
seluru
uruhh
derm
de rmis
is dan
dan la
lapi
pisa
san
n yg le
lebi
bih
h
dalam
 – Tid
Tidak ad
adaa bul
ula
a
 –

Kulit
ul
nitpu
dan
da berw
be
puccrwar
at arna
na ab
abu-
u-ab
abu
u
 – Kering
 – Terj
erjadi
adi koag
oagul
ulasi
asi pr
prot
otein
ein
pada epidermis yang
diken
dikenal
al se
seba
bagagaii sc
scar
ar
 – Tidak
Tid ak ny
nyeri
eri hil
hilang
ang sen
sensasi
sasi..
 – Penyembuhanterjadi lama
karena tidak ada proses
epitelisasi spontan dari

dasar
2001).luka (Moenadjat,
 

Derajat IV
• Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot,
tendon dan ltulang dengan adanya kerusakan yang
luas. Kerusak
Kerusakanan meliputi seluruh dermis, organ
organ-org
-organ
an
kulit seperti folik
folikel
el rambut, kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat mengalami kerusakan, tidak dijumpai
bula, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat,
terletak lebih rendah dibandingkan kulit sekitar, terjadi
koagulasi protein pada epidemis dan dermis yang 12
dikenal scar, tidak
sensori karena dijumpaisyaraf
ujungujung rasa nyeri dan hilang
sensorik mengalami
kerusakan dan kematian. penyembuhannya terjadi
lebih lama kar
karena
ena ada proses epitelisasi spontan dan
rasa luka (Moenadjat, 2001).
 

Klasifikasi Berdasarkan Luas

• Ring
Ringan
an (M
(Min
inor
or Bur
Burns
ns))
• Sedang
Sedang (Mo
(Moder
derat
ate
e Burn
Burns)
s)
• Berrat (M
Be (Maj
ajor
or Bu
Burn
rn))
 

Luk
Luka ba
bak
kar rin
ring
gan
• - Lu
Luk
ka bak
bakar de
derraj
ajat
at II <15
<15 %
• - Luk
Luka
a bakar
bakar derajat
derajat II < 10 % pada anak –
anak – anak

- Luk
Luka
a bakar
bakar der
deraja
ajatt III < 2 %
 

Luk
Luka bak
bakar se
seda
dang
ng
• - Luk
Luka
a bak
bakar der
deraja
ajatt II 15-
15-25
25 % pada
pada ora
orang
ng
dewasa

- Luk
Luka
a bakar
bakar der
deraja
ajatt II 10 –
10 – 20% pada anak –
anak –
anak
• - Luk
Luka
a bakar
bakar der
deraja
ajatt III < 10
10 %
 

Luk
Luka ba
bak
kar be
berrat
• - Luka bakar
bakar derajat
derajat II 25 % atau lebih
lebih pada orang
orang
dewasa
• - Luka bakar der
derajat
ajat II 20
20 % atau
atau lebih pada anak
 – anak.
• - Luk
Luka
a bakar
bakar derajat
derajat III 10
10 % atau lebih
lebih
• - Luka bakar mengenai tang
tangan,
an, wajah,
wajah, telinga,
telinga,
mata, kaki dan genitalia/perine
genitalia/perineum.
um.
• - Luka bakar deng
dengan
an cedera
cedera inhalasi, listrik,
disertai trauma lain.
 

PENENTUAN LUAS LUKA BAKAR:

• Rumus Sembilan (role of Nines). Cara cepat


menghitung Luas LB. Menggunakan
Meng gunakan persentase
persentase
dlm kelipatn sembilan terhadap permukaan tubuh
yg luas.
• Metode Lund dan Browder; Metoda yg lebih
tepat. Mengakui presentasi luas LB pd berbagai
bagian anatomik, khususnya kepala dan tungkai,
akan
akan be
beru
ruba
bah
h me
menu
nuru
rutt pe
pert
rtum
umbu
buha
han.
n.
• Metode Telapak Tangan. Lebar telapak tangan
pasien sebesar 1 %.
 

LUAS LUKA BAKAR BERDASARKAN RULES


OF NINES

• Wallace membagi tubuh atas 9 % atau kelipatan 9 yang


terkenal dengan nama rule of nine atau rule of Wallace:
Wallace:
• Kepala dan leher : 9%
• Lengan masing-masing 9% : 18%
• Badan depan 18% : 36%
• Tun
ungk
gkai
ai ma
masi
sing
ng-m
-mas
asin
ing
g 18%
18% : 36
36%
%
• Genetalia perineum : 1%
• Total : 100 %
 

LUA
UAS
S LUK
LUKA
A BAK
AKAR
AR
 

1. Rule of nine
Uraiannya:
 Kepala leher 9% = 9%
 Lengan 9% = 18%
 Badan de
depan = 18%
 Badan belakang = 18%
 Tungkai 18% = 36%
 Genitalia/ perineum = 1%
  Jumlah/ total 100%
 

Lu
Luka
ka baka
bakarr me
meng
ngak
akib
ibat
atkakan
n
pen
eniingkat
ata
an per
erm
meab
abiilitas pem
emb
bul uh
darah terhadap :
air, Natrium, Klorida, Protein tubuh.

Kesemuanya meninggalkan sel dan


meny
me nyeb
ebab
abka
kan
n te
terj
rjad
adin
inya
ya oe
oede
dema
ma..
Kemudian dapat ter
erjjadi hipovolem
emiia
dan
dan he
hemo
moko
kons
nsen
entr
tras
asi.
i.
 


 Faktor-faktor kehilangan Cairan tubuh :
1. Peningkatan Mineralokortiko
Mineralokortikoid.
id.
- Retens
Retensii ai
air,
r, nat
natriu
rium,
m, k
klor
lorida
ida..
- Ekre
Ekresi
si kkal
aliu
ium.
m.
2. Peningkatan permeabilitas
pembuluh darah: keluarnya
elektrolit dan protein dari
pembuluh darah.
3. Perbedaan tekanan osmotik intra
sel dan ekstra sel.
 

Luka Ba
Bakar akan mengakibatkan , titidak hanya
kerusakan kulit, tetapi juga amat mempengaruhi
seluruh sistem tubuh klien.
Seluruh Sistem tubuh klien menunjukan perubahan
reaksi fisiologis sebagai respon kompensasi
terh
rha
adap luka bakar.

Pada luka bakar yang luas (mayor) tubuh tidak 

m am
tim plube
imbu
bul larbag
berbgiagai
uai
ntmukac
mam
engkkoomp
acam mplik
mpliekn
assi
a.si sehingga
si.
 

Manifestasi Sistemik Tubuh meliputi

   Respon Kardio Vaskuler.

Perpindahan cairan
ekstravaskuler
ekstrava skuler darikebocoran
melalui intravaskuler
kebocora ke yang
n kapiler
mengakibatkan kehilangan natrium, air dan protein
plasma
plasma serta
serta oede
oedema
ma jaringan
jaringan yang diikuti
diikuti
dengan; penurunan curah jantung,
hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan
perfusi pada organ mayor, oedema menyeluruh.
 

  Respon Renalis .

Dengan menurunnya volume intra


vaskuler,
vaskuler, maka aliran plasma ke
ginjal dan GFR (Laju Filtrasi
glomerulus akan menurun yang
mengakibatkan haluran urine
menurun. Jika resusitasi cairan
tidak adekuat/terlambat maka
kemungkinan terjadi gagal ginjal
akut.
 

 Respon Gastrointestinal.

Respon umum yang biasa terjadi pada


klien luka bakar >20 % adalah

penurun
penurunanan aktivitas
ini disebabk
disebabkan gastrointestinal.
gastrointes
an oleh kombinas
kombinasi tinal. Hal
i efek 
respon hipovolemik dan neurologik serta
respon endokrin terhadap adanya
perlukaan yang luas.
Pemasangan NGT akan mencegah
terjadinya distensi abdomen
abdomen,, muntah dan
potensial aspirasi.
 

• Respon Immunologi:
Immunologi:

Respon immunologi dibedakan dalam dua ,


yaitu :
1. Res
Respo
ponn ba
bari
rier
er me
mekakani nik.
k. Seb
Sebag
agaiai
bari
ba rie
e me
mekakani
nik,
k, ku
kulilitt be
berf
rfun
ungs
gsii
seba
se baga
gaii me
meka
kani
nism
sme e pepert
rtah
ahan
anan
an
diri yang penting dari
orga
organinism
smee ya
yang
ng mung
mungki kin
n

2. masuk.
2.Re
Resp
spon
on immun
immun se
selu
lula
lar.
r.
 

 Resp
Respon
on Pu
Pulm
lmon
oner
er

- Meskipun tdk terdpt cedera pulmoner,


hip
ipo
oksia dpt dijumpai.
- Pd kondisi berat konsumsi Oksigen oleh
tubuh akan meningkat dua kali lipat.
- Cedera pulmoner : saluran nafas atas dan
cedera dibawah glo
lottis.
- Karbonmonoksida merupakan gas yg paling
seri
sering
ng menim
nimbu
bulk
lkan
an cecede
dera
ra in
inha
hala
lasi
si..
- Penurunan kelenturan paru, penurunan kadar
Oksigen serum dan asidosis respiratorik dpt

terjadi dlm 5 hari pertama setelah LB.


 

Indikator Kemungkinan Kerusakan Paru :


 Riwayat LB di daerah yg tertutup.
 LB pada wajah dan leher.
 Rambut hidung gosong.
 Suara yg menjadi parau, perubahan suara,
batuk kering, stridor, sputum yg penuh jelaga.

Sputum yg berdarah.
 Pernafasan yg berat atau takipnea dan tanda-
tanda penurunan kadar oksigen lain.
 Eritema dan pembentukan lepuh pd mukosa
oral atau faring.
 

TATALAKSANA RESUSITASI
• Tat
atal
alak
aksa
sana
na re
resu
susi
sittas
asii ja
jala
lan
n na
naffas:
 – Intubasi
 – Krik
Krikoti
otiro
roid
idot
otom
omii (t
(ter
erla
lalu
lu ag
agre
resi
siff da
dan
n me
meni
nimb
mbul
ulka
kan
n

 –
mo
morbi
Pem rbidi
ember dita
beriatas
ns le
ian lebi
bih
oksi
ok hgen
besa
be
sige n sarr0%
100%
10 diba
diband
ndin
ingg in
intu
tuba
basi
si))
 – Per
eraw
awatatanan ja
jala
lann na
naffas
 – Pen
enghghis
isap
apanan sesekr
kret
et (s
(sec
ecar
araa be
berk
rkal
ala)
a)
 – Pem
emberberiaian
n te
tera
rapi
pi in
inha
halalasi
si
 – Bilasan
Bilas an bronk
bronkoalvoalveolar
eolar
 – Pera
Pe rawa
watan
tan rerehab
habili
ilita
tatif
tif unt
untuk
uk res
respir
pirasi
asi
 – Eska
Eskaroroto
tomi
mi papada
da di
dind
ndin
ingg to
toraks  memperbaiki
raks
komp
omplialiansi
nsi par
paru u
 

Tatalaksana resusitasi cairan


• Resusit
Resus itasi
asi ca
cair
iran
an dil
dilak
akuk
ukan
an den
denga
gan
n mem
member
berik
ikan
an cai
caira
ran
n pen
pengga
ggant
nti.
i.
• Carra un
Ca untu
tukk me
mengnghi
hitu
tung
ng keb
ebut
utuh
uhan
an ca
cair
iran
an in
ini:
i:

Cara Evans
Luas
Luas lu
luk
ka ba
bak
kar (%
(%)) x BB (k
(kg)
g) me
menj
njad
adii mL Na
NaCl
Cl pe
perr 24
24 jam
jam
Luas
Luas lu
luk
ka ba
bak
kar (%
(%)) x BB (kg
(kg)) menj
menjad
adii mL pl
plas
asma
ma pe
perr 24 ja
jam
m
2.000 cc
cc glukosa
glukosa 5% per 24 jam
jam

Sep
Separu
aruh
diberi
dib hndar
erika
kandarii am
dalam
dal jumlah
jum lahjam
16 1+2+3
1+2 +3rikutn
berik
be diberi
diberika
utnyakan
. nPa
ya. dalam
dal
daam
Pada hari8i kjam
har perta
pe
edua
edu rtama.
a di ma.
diber
berik Sisan
Sis
ikan
an anya
ya
sete
seteng
ngah
ah ju
juml
mlahah ca
cair
iran
an ha
hari
ri pe
pert
rtam
ama. a. Pad
ada
a ha
hari ri ket
etig
iga
a di
dibe
beri
rik
kan
sete
seteng
ngah
ah ju
juml
mlahah ca
cair
iran
an ha
hari
ri ked
edua
ua..
 

Cara/Rumus Baxter

Lua
Luas lu
luk
ka bakar (%
(%)) x BB (k
(kg
g) x 4 mL

Separuh da
dari
ri ju
juml
mlah
ah cai
airran di
dibe
beri
rika
kan
n da
dalam 8 jam pertama.
lam
Sisanya dib
diberi
erikakan
n dalam 16 jam berikutnya.
dalam

Pad
ada
a ha
hari
ri ked
edua
ua di
dibe
beri
rik
kan set
ete
eng
ngah
ah ju
juml
mlah
ah cai
airran ha
hari
ri
pertama.

Pad
ada
a ha
hari
ri ket
etig
iga
a dib
iber
erik
ikan
an se
setten
eng
gah jum
umla
lah
h cai
airran ha
hari
ri ked
edua
ua..
 

Terapi pembedahan pada luka bakar

• Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan


nekrosis dan debris (debridement ) yang dilakukan

dalam waktu
mengatasi
menga tasi < 7 luka
kasus
kasus hari pasca
pas
bakca
ar cedera
bakar cedera termis.
derajat
derajat ter mis. Untuk
II dalam Untu
dank
derajat III. Tindakan ini diikuti tindakan
hemostasis dan juga “skin grafting” (dianjurkan
“split thickness skin grafting”).
• Eksisi dini terdiri
terdiri dari eksisi
eksisi tangensial
tangensial dan
dan eksisi
fasial
 

Skin grafting
• Tujuan dari metode ini:
 – Menghentikan evaporate heat loss
 –

Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi


sesuai dengan waktu
 – Melindungi jaringan yang terbuka
• Teknik mendapatkan kulit pasien secara
autograft dapat dilakukan secara split
thickness skin graft atau full thickness
thickness skin
graft 
 

• Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit


donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang
 – lubang pada kulit donor (seperti
(s eperti jaring-jaring dengan
perbandingan tertentu,
tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6)
dengan mesin.  mess grafting.
• Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka
yang akan dilakukan grafting, usia pasien, keparahan
luka dan telah dilakuk
dilakukannya
annya pengambilan
pengambilan kulit donor
sebelumnya.
• Pengambilan
Peng ambilan kulit donor ini dapat dilakuk
dilakukan
an dengan
mesin ‘dermatome’ ataupun dengan manual dengan
pisau Humbly atau Goulian.
 

• Beberapa faktor yang mempengaruhi


keberhasilan penyatuan kulit donor dengan
 jaringan yang
yang mau dilakukan
dilakukan grafting adalah:
 – Kulit donor setipis mungkin
 – Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed
(jaringan yang dilakukan grafting), hal ini dapat
dilakukan dengan cara :
• Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut
tekan)
• Drainase yang baik
• Gunakan kasa adsorben
 

PROGNOSIS
• Progno
Prognosi
siss da
dan
n pe
pena
nang
ngan
anan
an lu
luk
ka ba
bak
kar
tergantung:
 –

Dalam dan lu lua


asn
snyya permukaan lu luk
ka bakar
 – Pen
enan
anggananan
an se
seja
jak
k awa
wall hi
hing
nggga pe
pennyem
embu buhahann
 – Leta
Letakk da
daer erah
ah yan
ang g terb
terbak
akar
ar
 – Usia
Us ia da
dan n kea
eaddaa
aan n kes
eseh
ehaatan pependnder
erit
ita
a
 – Pen
enyu
yuli
litt ju
jug
ga me
mempmpenenggar
aruh
uhii pr
prog
ogon
onos
osisis pa
pasi
sien
en..
Pen
enyu
yuli
litt yan
angg timb
timbul ul pa
pada
da lu
luk
ka babak
kar
ar:: gag
gagalal gi
gin
nja
jall
akut,
akut, edem
edema a paru,
paru, SIRS,
SIRS, inf
infek
eksisi dan sep
sepsis,
sis, sert
serta
a

paru
parutt hi
hipe
pert
rtrrofi
ofik
k da
dan
n kon
ontr
trak
aktu
turr.
 

Sistemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS),


Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS),

dan Sepsis
 

Perawatan luka bakar


• Luka bakar
bakar dibersihkan
dibersihkan dengan
dengan cairan RL atau Tab Water Water..
• Untuk menutup luka: kasa lembab lembab steril.
steril.
• Modern Dressing
Dressing : Silver,
Silver, Alginat, Acticoat
Acticoat + Hidrogel,
Hidrogel,
Foam, TF dll
 Balutan dinilai dalam waktu 24-48 jam.
• Dap
Da pat dil
ilak
akuukan in
insi
sisi
si pa
padda bula yg lu
luas
as utk men eng gel
elu uar
ark
kan
trans
transud
udat
at ta
tanp
npaa mem
membu buang
ang epi
epider
dermis
mis yang
yang terl
terlepa
epas. s.
• Pad
adaa bu
bula
la-b
-bul
ula
a yan
ang
g kececil
il cu
cuku
kup
p di
dila
laku
kuka
kan n as
aspi
pirras
asii
menggunak
menggu nakan
an spu
spuit.
it.
• Derajat
Der ajat 1 -2 : Dressing
Dressing Cuticel/Me
Cuticel/Melolin
lolin
• Burnaz
Bur nazin
in : Mem
Memperperban
banya
yak
k Slo
Sloug
ugh
h
• Bis
isa
a dig
igu
unakaka
an sa
salf
lf Meb
ebo
o
 

• Dari
Dari pemer
pemerik
iksaa
saan
n la
lab
b
 – Leukosit ↑, di
dise
seba
babk
bkan
an ol
oleh
eh rea
eak
ksi in
infl
flam
amas
asii pa
pada
da

fase ak
akut
ut lu
luk
ka ba
bak
kar.
 – Hematokrit.
 – Kalium, Natrium, WBC, DL


Pad
ada
a pe
peme
meri
rik
ksa
saan
an ur
urin
in
 – Eritrosit ↑, laktat ↑  pantau!!
dapa
dapatt me
men
nyeb
ebab
abk
kan ker
erus
usak
akan
an tu
tubu
bulu
luss gi
ginj
njal
al yan
ang
g
permanen.
Berrat je
Be jeni
niss Ur
Urin
in un
untu
tuk
k me
men
nen
entu
tuk
kan de
deh
hid
idrras
asi.
i.
 

• Resusi
Resusittasi ca
cairan  ca
iran carra Ba
Baxt
xter
er

4 x BB x % luka bakar = 4 x 55kg x 11%


= 2.42
2.4200 mL
mL / 24 ja
jam
m

Hari
Hari pe
pert
rtama
ama::
8 jam pertama  1.210 mL.
16 jam kemudian  1.210 mL.
Hari
Hari ke-
e-2:
2: ½ cai
cairran ha
hari
ri pe
pert
rtam
amaa = 1.2
1.210
10 mL/
mL/24
24 ja
jam.
m.
Hari
Hari ke-
e-33 ½ cai
cairran ha
hari
ri ked
edua
ua = 605
605 mL/2
mL/244 jam.
jam.

Jumlah
Juml ah cai
airran da
dapa
patt di
dik
kur
uran
angi
gi ba
bahk
hkan
an di
dihe
hennti
tik
kan bi
bila
la
diur
diures
esis
is pa
pasi
sien
en me
memu
muas askkan dan pa
pasi
sien
en da
dapa
patt mi
min
num
tanpa
tanpa kesu
esulit
litan
an
 

PEME
PEMERI
RIKS
KSAA
AAN
N FI
FISI
SIK
K

• Status Present:
• Kondisi Umum : tampak sakit berat

Kesadaran : E4V5M6 /Compos mentis
• Berat ba
bada
dann : 60
60 kg
• Gizi : Baik
• Tekanan darah :-
• Nadi : 100x/menit (Normal: 80-150x/menit)
• Respirasi : 26 kali/menit (Normal: 25-
50x/menit)
 
• Suhu aksila : 37 9 ºC Nor
orma
mal:l: 36 5-37 2oC
5-37

PEME
PEMERI
RIKS
KSAA
AAN
N UM
UMUM
UM

•  Mata : Anemis
Anemis -/-, ikterus -/-,
-/-, RP +/+ isoko
isokorr
•  THT

• Tenggorok
• Jal
ala
an na
napa
pass be
beba
bass
• Faring : hiperemis   – 
• Tonsil : T2/T2
 

Hidung

Cavum nasi dextra Cavum nasi sinistra

Tampak luar Terdapat luka bakar Terdapat luka bakar

Warna merah muda, rambut hidung Warna merah muda, rambut


Mukosa
terbakar hidung terbakar

Warna normal tidak ada


Meatus Warna normal, tidak ada pembesaran
pembesaran

Konka Tidak menyempit Tidak menyempit

Sekret Negatif Negatif

Massa Negatif Negatif

Perdarahan Negatif Negatif


 

Leher : terdapat luka bakar, tampak eritema dan terdapat bula KGB
membesar (-)
Thorax : Simetris (+), retraksi (-)
Cor 
Ins
nspe
pek
ksi : Tidak tampak pul ulssasi iktus cordis
Palp
Pa lpas
asii : Ik
Iktu
tuss ko
kord
rdis
is te
tera
raba
ba pa
pada
da IC
ICSS V MC
MCLL S, ku
kuat
at an
angk
gkat
at (-
(-))
Perku
kussi : Batas atas ja
jan
ntung ICS II kiri
Batas kanan jantung PSL kanan
Batas kiri jantung MCL kiri ICS V
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
Insp
Inspek
eksi
si : Si
Simmet
etri
riss st
stat
atis
is da
dan
n di
dina
nami
miss
Palpasi : tidak dilakukan
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi
Ausku ltasi : Vesiku
esikuler
ler +/+, Rhonc
Rhonchihi -/-, Wheezi
Wheezing
ng -/-
Abdomen :
Ins
nspe
peks
ksii : Di
Dist
sten
enssi (-
(-),
), asc
sciite
tess (-
(-))
Auskultasi
Ausku ltasi : Bisi
Bising
ng usus (+) normal
Palpasi : Hepar/lien ttb, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani (+)
Ekstremitas   : Hanga
Hangatt ,  edema  , CRT < 2 detik 
 

STATUS LOKALIS
• Region fasialis tampak eritema, kulit terkelupas
ter kelupas,, bula (-),
( -), nyeri
nyeri
(+)
• Regi
egion
on thora
thoracic
cic tampa
tampakk eri
eritem
tema,
a, kulit
kulit terk
terkelu
elupas
pas,, bula +, nye
nyeri
ri
+
• Reg
egio
io br
brachi
achial
al de
dextr
xtra
a et si
sini
nist
stra
ra ta
tamp
mpak
ak er
erit
item
ema,
a, ku
kulilitt
meng
mengel
elup
upas
as,, bula
bula +, ny
nyer
erii +
• Regio manu
Regio manuss dekstr
dekstra
a et sinistr
sinistra
a tampa
tampakk eritema,
eritema, kulit intak
intak,,
nyeri (+)
• Regi
egion
on abdo
abdomen
men tam
tampak
pak eri
eritem
tema,
a, kulit
kulit men
menge
gelup
lupas
as,, nye
nyeri
ri +

Region pelvi
Region pelviss dan pubis normal
• Regio femur dekstra et sinistra, tampak eritema, bula (+),
dasar pucat keputihan, nyeri (+)
• Regio kruris dekstra et sinistra tampak eritema, bula (+),
dasar pucat keputihan, nyeri (+)
• Region
Region pedis
pedis dekstra
dekstra et sinistra
sinistra tak tampa
tampakk eritema,
eritema, bula (-)
 

DIA
DIAGNOSIS
GNOSIS KERJA

Luka Bak
Luk Bakar
ar de
derraj
ajat
at II den
deng
gan lua
uass
63%
 

PEMERI
PEMERIKSA
KSAAN
AN PEN
PENUN
UNUN
UNJAN
JANG
G
Hematologi DL Hasil Nilai Nor mal

Leukosit 10,9 ribu/ μL 4,50-10,0


Eritrosit 5,35 jt/ Μl 3.6
3.6 - 5.2
5.2
Hemoglobin 12,1 g/ dL 9,50-15,0
Hematokrit 47,5 % 35-43

Trombosit 387 ribu / μL 200-600


MCV 70,1 fL 70,0-110
MCH 22,5 pg 24,0-38,0
MCHC 32,1 g/dL 32,0-36,0
RDW 13,3 % <14

Differential count:
a. Ba
Baso
sofi
fill 0,207 % 0,00-99,9
0,071 % 0,00-99,9
b. Eosin
Eosinofi
ofill
1% 2,0-22,0
c. Neutr
Neutrofi
ofill bat
batan
ang
g 76% 25-60
d. Neutrofi
Neutrofill segm
segmen
en 20% 25-50
3,93 % 6,0-36,0
e. Limf
Limfos
osit
it
1,40 % 0,00-99,9
f. Mon
Monosit
 

TATALAKSANA

Pasa
asang
ng 2 IV line
line,, berika
berikann RL 4 ml/k
ml/kgBB
gBB unt
untuk
uk setiap
setiap
1% permukaan
per mukaan tubuh yang terbakar,
terbakar, ½ dari total
kebutuhan
kebutuhan cairan dalam waktu 8 jam pertama, dan
sisanya 16 jam berikutnya.
• 4ml x 60kg x 63 % = 15.120ml,
15.120ml, diberikan
diberikan 7.560m
7.560mll
dala
dalam
m 8 jam
jam pe
pertam
rtama.
a.
• Ceftriaxon 2gr IV
• Debridement dan cooling, tu
tutu
tupi
pi se
selu
luru
ruhh pe
permu
rmuka
kaa
an

luka bakar dengan kassa basah


 

• KIE ke
keluarga ata
tauu kerabat tentang
kondisi pasien dan segera rujuk ke
RSUP sanglah.
• Kontrol ke poli bedah
• Mon
onit
itor
orin
ing
g Tan
Tanda
da ta
tand
nda
a vi
vita
tall dan
dan
airway
 

TATALAKSANA

Secara sistematik dapat dilakukan 6c :


clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis,
covering
coveri ng and comf
comforting
orting (contoh pengurang
nyeri). Untuk pertolongan pertama
per tama dapat
dilakukan langkah clothing dan cooling, baru
selanjutnya dilakukan pada fasilitas
kesehatan
 

TATALAKSANA

• Clothing
• Cooling
• Cleaning
• Chemoprophylaxis
• Covering
Comforting
 

CLOTHING

singkirkan semua pakaian yang


panas atau terbakar. Bahan
pakaian yang
yang menempel dan
dan tak
dapat dilepaskan maka dibiarkan
untuk sampai pada fase
fase cleaning.
 

COOLING
• Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan
air mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu
di bawah normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini
efektif sampai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar  – 
Kompres dengan
dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap
memberikan rasa dingin) sebag
sebagaiai analgesia (penghilang rasa
nyeri)
nyeri) untuk luka yang terlokalisasi
ter lokalisasi  –  Jangan pergunakan es karena
es menyebabkan pembuluh darah mengkerut (vasokonstriksi)
sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko
hipotermia  –  Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di
daerah mata, siram dengan air mengalir yang banyak selama 15
menit atau lebih. Bila peny
penyebab
ebab luka bakar berupa bubuk, maka
singkirkan terlebih
ter lebih dahulu dari kulit baru
bar u disiram air yan
yang
g mengalir.
mengalir.
 

CLEANING

pembersihan dilakukan dengan zat


anastesi untuk mengurangi rasa
sakit. Dengan membuang jaring
jaringan
an
yang sudah mati, proses
penyembuhan akan lebih cepat
dan risiko infeksi berkurang
 

CHEMOPROPHYLAXIS

pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka


yang lebih
lebih dalam dari superficial
superficial partial-
partial- thickness
(dapat dilihat pada tabel 4 jadwal pemberian
antitetanus). Pemberian krim silver sulvadiazin untuk
penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka
bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah,
riway
riwayat alergi sulfa, perempuan
pe rempuan hamil, bayi baru lahir
lahir,,
ibu menyususi dengan bayi kurang
kurang dari 2 bulan
 

COVERING
penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai
dengan derajat luka bakar.
bakar. Luka bakar superfisial tidak

perlu di tutupluka
ditutup
Pembalutan denganangkasa
(yang
(y atau bahan
dilakukan setelalainnya.
lainny
setelah a.
h pendinginan)
bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang yang
terjadi akibat hilangnya
hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar.
bakar.

Jangan a, berikan
lainnya,
lainny menghambmentega,
menghambat minyak, olidan
minyak,
at penyembuhan a taumeningkatkan
atau mlarutan
eningkatkan
risiko infeksi
 

COMFORTING

dapat dilakukan pemberian pengurang rasa


nyeri,
nyeri, berupa
ber upa :

• Paracetamol dan codein (PO-per oral)-

20-30mg/kg
• Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg
diberikan dengan dosis titrasi bolus
• Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg
 

PASIEN

Pasa
asang
ng 2 IV line
line,, berika
berikann RL 4 ml/
ml/kgB
kgBBB untuk
untuk
setiap 1% permukaan
per mukaan tubuh yang terbakar,
terbakar, ½
dari total ke
kebutuhan
butuhan cairan dalam waktu 8 jam
pertama, dan sisanya
sisanya 16 jam berikutnya.
berikutnya.
• 4ml x 60kg x 63 % = 15.120ml, diberikan
7.560m
7.560mll dalam
dalam 8 jam
jam perta
pertama.
ma.

Ceftriaxon 2gr IV
• Tet
etag
agam
am IM
• Debridement dan cooling, tu
tutu
tupi
pi se
selu
luru
ruhh
perm
rmuukaan luka bakar dengan kassa basah
 

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai