Anda di halaman 1dari 26

PATOFISILOGI DAN

DAMPAK LUKA BAKAR


Disusun oleh Kelompok :
Kelompok 2
Anggota Kelompok
Astrifahnoor Ervina
Aden Ratna Nurhadiza
Andi Reski Amelia wahdilla Retno Dwi M.
Abdal Abidin
Definisi
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang dapat
disebabkan oleh terpapar langsung oleh panas (api, cairan/lemak
panas, uap panas), radiasi, listrik, kimia. Luka bakar merupakan jenis
trauma yang merusak dan merubah berbagai sistem tubuh. Luka bakar
adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
dengan benda-benda yang menghasilkan panas baik kontak secara
langsung maupun tidak langsung
Etiologi
Luka Bakar (combustion/burn) merupakan cedera sebagai akibat dari kontak langsung
atau terpapar langsung oleh sumber panas seperti, panas (thermal), listrik (electric),
zat kimia (chemycal), atau radiasi ( radiation). etiologi terjadinya Luka Bakar yaitu:

Luka Bakar Akibat Thermal


Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena
terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau
objek-objek panas lainnya. Penyebab paling sering
yaitu luka bakar yang disebabkan karena terpajan
dengan suhu panas seperti terbakar api secara
langsung atau terkena permukaan logam yang panas
(Moenadjat, 2009).
Etiologi
LUKA BAKAR KIMIA
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh
kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa
kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan
banyaknya jaringan yang terpapar menentukan
luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar
kimia dapat terjadi misalnya karena kontak
dengan zat– zat pembersih yang sering
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan
berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang
industri, pertanian dan militer
Etiologi
LUKA BAKAR ELEKTRIK LUKA BAKAR RADIASI
Luka bakar electric (listrik) disebabkan Luka bakar radiasi disebabkan oleh
oleh panas yang digerakkan dari energi terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe
listrik yang dihantarkan melalui tubuh. injuri ini seringkali berhubungan dengan
Berat ringannya luka dipengaruhi oleh penggunaan radiasi ion pada industri
lamanya kontak, tingginya voltage dan atau dari sumber radiasi untuk keperluan
cara gelombang elektrik itu sampai terapeutik pada dunia kedokteran.
mengenai tubuh (Rahayuningsih, 2012). Terbakar oleh sinar matahari akibat
Luka bakar listrik ini biasanya lukanya terpapar yang terlalu lama juga
lebih serius dari apa yang terlihat di merupakan salah satu tipe luka bakar
permukaan tubuh radiasi
PATOFISIOLOGI
.perubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode
syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder
akibat penurunan curah jantung dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik.
curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Sebagai respon,
system saraf simpatik akan melepaskan ketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi dan
frekuensi denyut nadi.Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas
distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia. Komplikasi ini
dinamakan sindrom kompartemen. Volume darah yang beredar akan menurun secara dramatis
pada saat terjadi syok luka bakar.Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar
natrium serum terhadap resusitasi cairan bervariasi.
PATOFISIOLOGI
Biasanya hipnatremia terjadi segera setelah terjadinya. Luka bakar hiperkalemia akan
dijumpai sebagai akibat destruksi sel massif. Hipokalemia dapat terjadi kemudian dengan
berpeindahnya cairan dan tidak memadainya asupan cairan. Selain itu juga terjadi anemia
akibat kerusakan sel darah merah mengakibatkan nilai hematokrit meninggi karena
kehilangan plasma. Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-
faktor inflamasi yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen serum,
gangguan fungsi neutrofil, limfositopenia. Imunosupresi membuat pasien luka bakar
bereisiko tinggi untuk mengalami sepsis. Hilangnya kulit menyebabkan ketidakmampuan
pengaturan suhunya.Beberapa jam pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh
rendah, tetapi pada jam- jam berikutnya menyebabkan hipertermi yang diakibatkan
hipermetabolisme.
Derajat luka bakar
Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung dari derajat sumber,
penyebab, dan lamanya kontak dengan permukaan tubuh. Luka bakar terbagi dalam
3 derajat.

DERAJAT LUKA I
Kerusakan jaringan terbatas pada lapisan epidermis (superfisial)/epidermal burn.
Kulit hiperemik berupa eritema, sedikit edema, tidak dijumpai bula, dan terasa nyeri
akibat ujung saraf sensoris teriritasi. Pada hari keempat paska paparan sering
dijumpai deakuamasi. Salep antibiotika dan pelembab kulit dapat diberikan dan tidak
memerlukan pembalutan
Derajat luka bakar
DERAJAT II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi. Pada derajat ini terdapat rasa nyeri
akibat iritasi ujung-ujung saraf sensoris. ficial partial thickness,
kerusakan jaringan meliputi epidermis dan lapisan atas dermis luka
sangat sensitif dan akan lebih pucat jika kena tekanan
DERAJAT LUKA III
Kerusakan jaringan permanen yang meliputi seluruh tebal kulit hingga
jaringan subkutis, otot, dan tulang. Tidak ada lagi elemen epitel dan kulit yang
terbakar berwarna keabu-abuan pucat hingga warna hitam kering (nekrotik). Terdapat
eskar yang merupakan hasil koagulasi protein epidermis dan dermis. Luka tidak nyeri
dan hilang sensasi akibat kerusakan ujung-ujung saraf sensoris. Penyembuhan lebih
sulit karena tidak ada epitelisasi spontan.
Faktor yang mempengaruhi berat dan ringannya luka bakar

1. Kedalaman luka bakar


kedalaman luka bakar dilihat
dari permukaan kulit yang
paling luar. kedalaman suatu
luka bakar terdiri dari
beberapa kategore
berdasarkan pada elemen
kulit yang rusak
Lanjutan
2. luas luka bakar
Ukuran luka bakar ditentukan dengan prosentasendari permukaan tubuh yang
terkena luka bakar. akurasi dari perhitungan bervariasi berdasarkan metode dan
yang digunakan dan pengalaman seseorang dalam menentukan luas lukaa bakar.

3. lokasi luka bakar


Berat ringannya luka bakar dipengaruhi pula oleh lokasi luka bakar. Luka bakar
yang mengenai kepala, leher dan dada sering kali berkaitan dengan komplikasi
pulmoner. Luka bakar yang menganai wajah seringkali menyebabkan abrasi
kornea. Luka bakar yang mengenai lengan dan persendian seringkali
membutuhkan terapi fisik dan occupasi dan dapat menimbulkan implikasi terhadap
kehilangan waktu bekerja dan atau ketidakmampuan untuk bekerja secara
permanen.
Lanjutan
4. Mekanisme injury
Pada luka bakar electric, panas yang dihantarkan melalui tubuh, mengakibatkan kerusakan jaringan internal. Injury
pada kulit mungkin tidak begitu berarti akan tetapi kerusakan otot dan jaringan lunak lainnya dapat terjad lebih luas
khususnya bila injury electrik dengan voltage tinggi. Contoh lainnya yaitu adalah seberapa lama anda terkena
paparan sinar matahari, semakin lama andar terpapar maka luka bakarnya akan semakin berat

5. Usia
Usia mempengaruhi berat/ringannya luka bakar. angka kematiannya cukup tinggi pada anak yang berusisa < 4
tahun, terutama pada kelompok usia 0-1 tahun dan klien yang berusia di atas 65 tahun.Tingginya statistic mortalitas
dan morbiditas pada orang tua yang terkena luka bakar merupakan akibat kombinasi dari berbagai gangguan
fungsional (seperti lambatnya bereaksi, gangguan dalam menilai, dan menurunnya kemampuan mobilitas).
Disamping itu juga mereka lebih rentan terhadap injury luka bakar karena kulitnya menjadi lebih tipis, dan terjadi
athropi pada bagian-bagian kulit lain. Sehingga situasi seperti ketika mandi dan memasak dapat menyebabkan
terjadinya luka bakar.
PENGELOLAAN NYERI
LUKA BAKAR
Secara umum luka bakar yang mengalami injuri inhalasi memerlukan perhatian
khusus. Pada luka bakarelectric, panas yang dihantarkan melalui tubuh,
mengakibatkan kerusakan jaringan internal. Injury pada kulit mungkin tidak begitu
berarti akan tetapi kerusakan otot dan jaringan lunak lainnya dapat terjad lebih
luas khususnya bila injury electrik dengan voltage tinggi. Oleh karena itu voltage ,
tipe arus (direct atau alternating), tempat kontak danlamanya kontak adalah sangat
penting untuk diketahui dan diperhatikan karena dapat mempengaruhi morbidity
a. Observasi :
Lanjutan
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Indentifikasi respon nyeri non verbal
4) Indentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
5) Indentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6) Indentifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7) Indentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
9) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Lanjutan
b. Terapeutik :
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis.TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat atau dingin, terapi
bermain)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3) Fasilitas istirahat dan tidur
4) Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Proses Penyembuhan Luka
Menurut Paula Krisanty (2009) mengatakan bahwa proses penyembuhan luka bakar
terdiri dari tiga fase meliputi fase inflamasi, fase fibioblastik, dan fase maturasi.
Adapun proses penyembuhannya antara lain:

1. Fase Inflamasi 3. Fase Maturasi


Proses pematangan kolagen dan terjadi
Fase terjadinya luka bakar sampai 3 - 4 hari penurunan aktivitas seluler dan vaskuler. Hasil
pasca luka bakar. Pada fase ini terjadi ini berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih dari
perubahan vascular dan proliferase seluler. satu tahun dan berakhir jika sudah tidak ada
Daerah luka mengalami agregasi trombosit tanda-tanda inflamasi untuk akhir dari fase
dan mengeluarkan serotonin serta mulai iniberupa jaringan parut yang berwarna pucat,
tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.
timbul epitelisasi. 2. Fase Fibi Oblastik
Fase yang dimulai pada hari ke 4 sampai 20
pasca luka bakar Pada fase ini timbul
abrobast yang membentuk kolagen yang
tampak secara klinis sebagaijaringan
granulasi yang berwarna kemerahan.
Komplikasi Luka Bakar
Syok : Awal Fase ini dimulai saat kejadian hingga penderita mendapatkan
perawatan di IRD/ Unit luka bakar. Seperti penderita trauma lainnya,penderita
luka bakar mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing
(mekanisme bernafas),

Flow/hipermetabolik : Permasalahan pada fase ini adalah proses inflamasi atau


infeksi pada lukabakar, problem penutupan lukan, dan keadaan
hipermetabolisme.

Timbulnya penyulit : Seperti jaringan parut yang hipertrofik, keloid, gangguan


pigmentasi, deformitas, dan adanya kontraktur
Penatalaksanaan perawatan di tempat kejadian

1. Mematikan api 2. Mendinginkan luka bakar


Upaya pertama saat terbakar adalah Proses koagulasi protein sel di jaringan yang
mematikan api misalnya dengan menyelimuti terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah
dan menutup bagian yang terbakar untuk api dipadamkan sehingga destruksi tetap
menghentikan pasokan oksigen bagi api yang meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan
menyala mendinginkan daerah yang terbakar dan
mempertahankan suhu dingin ini pada jam
pertama

3. Melepaskan benda penghalang 4. Menutup luka bakar


Meskipun pakaian yang menempel pada luka Luka bakar harus ditutup secepat
bakar dapat dibiarkan, pakaian lain dan semua mungkin untuk memperkevil
barang perhiasan harus segera dilepaskan kemungkinan kontaminasi bakteri dan
untuk melakukan penilaian serta mencegah mengurangi nyeri dengan mencegah
terjadinya kontriksi sekunder akibat edema aliranudara agar tidak mengenai
yang timbul dengan cepat. permukaan kulit yang terbakar.
Pemeriksaan Penunjang
Hitung darah lengkap: Peningkatan Hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi
Hitung darah lengkap: Peningkatan Hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi
sehubungan dengan perpindahan cairan. Menurutnya Hematokrit dan sel darah
sehubungan dengan perpindahan cairan. Menurutnya Hematokrit dan sel darah
merah terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap pembuluh darah.
merah terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap pembuluh darah.
Leukosit akan meningkat sebagai respons inflamasi
Leukosit akan meningkat sebagai respons inflamasi
Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cedera inhalasi
Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cedera inhalasi
Elektrolit Serum. Kalium meningkat sehubungan dengan cedera jaringan, hipokalemia
Elektrolit Serum. Kalium meningkat sehubungan dengan cedera jaringan, hipokalemia
terjadi bila diuresis.
terjadi bila diuresis.
Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema jaringan
Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema jaringan
Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan.
Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan.
EKG : Tanda iskemik miokardia dapat terjadi pada luka bakar
EKG : Tanda iskemik miokardia dapat terjadi pada luka bakar
Fotografi luka bakar: Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.
Fotografi luka bakar: Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.
DAMPAK LUKA BAKAR

Luka bakar dapat memiliki dampak yang luas pada jaringan tubuh. Berikut adalah
beberapa dampak utama dari adanya luka bakar pada jaringan:

Kerusakan Jaringan: Luka bakar dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai


lapisan kulit dan jaringan di bawahnya. Semakin dalam luka bakar, semakin besar
kerusakan yang terjadi pada jaringan, termasuk kerusakan pada pembuluh darah,
saraf, dan struktur kulit.

Infeksi: Kulit yang rusak akibat luka bakar menjadi pintu masuk yang potensial
bagi bakteri dan mikroorganisme lainnya. Infeksi pada luka bakar dapat terjadi
dengan mudah dan menjadi komplikasi serius yang dapat mengancam jiwa.

Perubahan Fungsi Kulit: Luka bakar yang parah dapat menyebabkan perubahan
permanen pada struktur dan fungsi kulit. Ini termasuk hilangnya elastisitas,
ketidakmampuan untuk mengatur suhu tubuh dengan baik, serta risiko terjadinya
jaringan parut yang mengganggu pergerakan dan kenyamanan.
DAMPAK LUKA BAKAR

Gangguan Sistemik: Luka bakar yang luas atau dalam dapat memicu respons
sistemik tubuh, seperti peradangan, pelepasan zat kimia pro-inflamasi, dan respon
stres. Ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi sistemik seperti syok, gagal
organ, dan gangguan keseimbangan elektrolit.

Risiko Kesehatan Jangka Panjang: Luka bakar parah dapat meninggalkan dampak
jangka panjang yang signifikan, termasuk risiko meningkatkan kanker kulit,
gangguan pernapasan kronis akibat kerusakan paru-paru, dan masalah psikologis
seperti stres pasca-trauma dan depresi.

Dalam banyak kasus, penanganan yang cepat dan tepat serta perawatan yang intensif
diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari luka bakar pada jaringan.
Perawatan termasuk membersihkan luka, menjaga kelembaban kulit, mencegah
infeksi, dan mempromosikan penyembuhan yang optimal.
Pencegahan Terjadinya Luka Bakar
Hitung darah lengkap: Peningkatan Hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi
pencegahan luka bakar sangat penting untuk mencegah terjadinya cedera yang menyakitkan dan berpotensi
sehubungan
mengancam dengan
jiwa. Berikut perpindahan
adalah cairan.
beberapa langkah yangMenurutnya
dapat diambil Hematokrit danluka
untuk mencegah selbakar:
darah
merah terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap pembuluh darah.
Hindari
LeukositPaparan
akanPanas: Hindari sebagai
meningkat kontak langsung
responsdengan sumber panas seperti api, uap, atau permukaan
inflamasi
yang sangat panas seperti kompor, oven, atau permukaan logam yang terpapar sinar matahari langsung.
Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cedera inhalasi
Gunakan Peralatan Pelindung: Saat bekerja di lingkungan di mana paparan panas atau risiko api adalah
Elektrolit
potensi, Serum.
gunakan Kalium meningkat
perlindungan sehubungan
yang sesuai seperti dengan
pakaian tahan api, cedera jaringan,
sarung tangan, hipokalemia
helm, dan sepatu
terjadi bila diuresis.
pelindung.
Perhatikan
AlbuminAnak-anak: Pastikan area
serum meningkat sekitar
akibat peralatan berbahaya
kehilangan sepertiedema
protein pada komporjaringan
dan oven terlindungi
dengan baik dan tetap jauh dari jangkauan anak-anak. Gunakan pagar pengaman pada tangga dan api.
Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan.
Waspadai Bahan Kimia: Kenali dan hindari kontak dengan bahan kimia berbahaya seperti asam, alkali,
EKG : Tanda iskemik miokardia dapat terjadi pada luka bakar
dan bahan bakar yang dapat menyebabkan luka bakar kimia. Pastikan penggunaan dan penyimpanan
Fotografi
bahan kimia luka bakar:
dilakukan Memberikan
dengan aman. catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.
Pencegahan Terjadinya Luka Bakar
Hitung darah lengkap: Peningkatan Hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi
Perhatikan Keselamatan di Dapur: Saat memasak, pastikan untuk selalu mengawasi kompor,
sehubunganpegangan
menggunakan denganpanci
perpindahan cairan.
dan wajan yang aman,Menurutnya Hematokrit
dan menjauhkan dan terbakar
bahan mudah sel darah
dari api.
merah terjadi
Gunakan sehubungan
Pelindung dengan
Matahari: Saat kerusakan
beraktivitas oleh panas
di luar ruangan, terhadap
gunakan pembuluh
tabir surya dengan SPF darah.
yang
cukup tinggiakan
Leukosit untuk meningkat
melindungi kulit dari paparan
sebagai sinarinflamasi
respons UV matahari yang dapat menyebabkan luka bakar
kulit.
Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cedera inhalasi
Periksa Sumber Panas: Pastikan alat-alat seperti kabel listrik, selang gas, dan peralatan dapur berfungsi
Elektrolit
dengan baikSerum.
dan bebasKalium meningkat
dari kebocoran atau sehubungan
kerusakan yangdengan cedera jaringan,
dapat menyebabkan hipokalemia
kebakaran atau
terjadi bila diuresis.
ledakan.
Pendidikan
Albumin Keselamatan: Ajarkan akibat
serum meningkat kepada kehilangan
anggota keluarga, terutama
protein padaanak-anak, tentang bahaya luka
edema jaringan
bakar dan tindakan yang harus diambil untuk mencegahnya. Ajarkan mereka untuk tidak bermain dengan
Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan.
api, korek api, atau bahan berbahaya lainnya.
EKG : Tanda iskemik miokardia dapat terjadi pada luka bakar
Fotografi luka bakar: Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai