Pertemuan II - Pengenalan Peralatan Tebang Manual Praktikum Pemanenan Hutan Fakultas Kehutanan Dan Lingkungan - Cepartemen Manajemen Hutan
Pertemuan II - Pengenalan Peralatan Tebang Manual Praktikum Pemanenan Hutan Fakultas Kehutanan Dan Lingkungan - Cepartemen Manajemen Hutan
Pertemuan II - Pengenalan Peralatan Tebang Manual Praktikum Pemanenan Hutan Fakultas Kehutanan Dan Lingkungan - Cepartemen Manajemen Hutan
—
Pengenalan
Peralatan Tebang
Manual
Praktikum Pemanenan Hutan
Medi El
2 cutter —-—-—
1 raker --—-
SS 4 cutter
—
(— 1 reker
Pertemuan 2 | Pengenalan Peralatan Tebong Manual
PP4
Gergaji potong
f
i
sow dust
Pertemuan 2 | Pengenalan Peralatan Tebong Manual
(
Pengoperasian
Sg
(5
| Selang lengkung |
Berat 1,6 Kg
Pertemuan ? | Pengenalan Peralatan Tebang Manuol
Fungsi
1. Menebang
2 Membersihkan cabang
3. Membagi batang
4. dil
6,
KAPAK BERMATA DUA (DOUBLE BIT AXE)
Keterangan
A Tangkai Kapak
B Kepala Kapak
1 Mata Kapak
I
1
1
I
1
1
I
I
1
1
1
7”
I
I
I
I
1
1
I
I
i
I
I
l
,
Pertemuan ? | Pengenalan Peralatan Tebang Manuol
Fungsi
Il. '“Menebang
2. Membersihkan cabang
3. Membagi batang
4. dil
KAPAK PEMBELAH 3
Keterangan
A Tangkai Kapak
B Kepala Kapak
1 Lingkaran Tajam
2 Punggung Kapak
Pertemuan ? | Pengenalan Peralatan Tebang Manuol
Fungsi
1. Menebang
2. Membersihkan cabang
3. Membagi batang
4. dil
&,
Alat Bantu Lainnya Ig
pr Keterangan
A Tangkai/Pegangan
“3 B Hooks/Pengait
SAPI-SAPI
A
Keterangan
aan A Tangkai/Pegangan
CANT HOOKS B Hooks/Pengait
Pertemuan 2 | Pengenalan Peralatan Tebang Manual
Fungsi
menggeser log
6
Alat Bantu Lainnya Ig
Keterangan
PEAVY ie A Tangkai
B Hooks/Pengoit
—G
LOG ZEG A
Keterangan
A Tangkai
5 B Hooks/Pengait Fungsi mengangkat log
( 2 Ay
Pertemuan 2 | Pengenalan Peralatan Tebang Manual
Alat Bantu Lainnya Ig
Keterangan
A Tangkai
B Hooks/Pengait
TIRFOR
Fungsi
|. Membantu mengarahkan
rebah pohon
Fungsi
Sai
menyarad
SKIDDING TONG
65,
Sumber Pustaka N
Fred C. Simmons. NORTHEASTERN LOGGERS'
ANDBOOK. . EHP Juta. PEMUNGUTAN HASIL
IUTAN.
Perencanaan
PWH (Pembukaan Wilayah Hutan)
Penebangan
Pembagian batang
Pengumpulan
Ki S b aan az Iga La k
Pa — |”. in Ya 0. Ma ta 2.
ii
4
AN Ke ATT
Ruang lingkup pemanenan hutan:
Task Plan
Operational
Plan
Strategic
Plan
Strategic Plan
SF .
Ka SN
3 da
@ DEPARTEMEN KEHUTANAN
pb
Multisystem
Silvikultur
40 TPTI
V6
&
10 SILIN
Yo
Ti
300 THPB
z
mi
-
cs
z
Pd
s
-
-
4
PET.
oh
Forest Opening up
)
(— Marking of Prospective
Skidding Roadand
Landing Location
in The Field
AL
Et-1 |
Marking of Felling
Directions and
Cutting of Liana
Et-0
.. Km
| Fellingand Stem Cutting
v
Block Inspection
Ja aa
JO45POO1TO3 Anisoptera sp. Mersawa 9.16 sehat p.besar
JO45POOITOS Ixora sp. Areng-arengan 10 10 0.88 cacat p.besar
JO45POO2TO2 Vatica sp. Resak 41 10 1.21 sehat p.besar
JO45POO2TO3 Vatica sp. Resak 45 14 1.56 sehat p.besar
JO45POO2TO4 Anisoptera sp. Mersawa 48 10 1.27 cacat p.besar
JO45POO2TO6 Vatica sp. Resak 40 15 1.32 cacat p.besar
@,
Pertemuan 3-4 | Harvesting Planning In The TropicaRainforest
Materi Praktikum
Data Sebaran Pohon
No.
Phn
Jenis Koordinat
Posisi Pohon
Bentuk Tajuk
X Y
1
2 13 14
1 2 3 4
Titik berat
Sumber: https:/Awww.cdiparngram.com
Bentuk tajuk yang berbeda menghasilkan fitik berat yang berbeda pula
&
Pertemuon $ | Penentuon Arah Reboh
Kondisi Kesehatan Pohon
https://www.osha.gov/SLT C/etools/logging/
Irisan 1: Top Cut
Kedalaman
va sd 1/
dia Ate
https://www.osha.gov/SLT Cj/etools/logaing!
Undur/Bottom Cut
Irisan 2
https://www.osha.gov/SLTCr/etocls/logging/
https://www.osha.gow/SLT C/etools/loaging!
6
Pertemuan $ | Pembuatan Takik Rebah
| Akibat kesalahan |
LOG MACET
Pertemuan $ | Pembuatan Tokk keboh
Teknik 2: Konvensional II
ES Tingkat keselamatan sedang
SS Relatif lebih mudah (teknis
maupun postur kera)
https://www.osha.aov/SLT C/etoocls/logoina!
Kedalaman
va sd 1/3
diameter
https://www.osha.gov/SLT Cj/etools/logaing!
Irisan 2: Undur/Bottom Cut
Iris
pada
SUDUT
0?
Kedalaman
https://www.osha.gov/SLT C/etoolsi/ldaging/
6,
Kesalahan-Kesalahan Umum
MB Sudut Terlalu Kecil
ma Ujung top cut dan
bottomcut tidak
bertemu
Pertemuan $ | Pembuatan Takik Rebah
https://www.osha.aov/SLTC/etools'loggina/
(
Teknik 3: Humbolt II
ES Tingkat keselamatan sedang
MB Relatif lebih sulit (teknis maupun
postur kerja)
SB (imbah kayu relatif lebih sedikir
https://www.osha.aov/SLT C/etoocls/logoina!
https://www.osha.oov/SLTG:etools/logaing/
https://www.osha.gov/SLT C/etoolsi/ldaging/
Kesalahan-Kesalahan Umum
MB Sudut Terlalu Kecil
ma Ujung top cut dan
bottomcut tidak
bertemu
Ta Pi
mn Ta ad” an
an
Gambar 3 Tipe Kerusakan Banir dan Akar
Pertemuan # | Simulasi Perkindan Dampok Penebangan
Batang Utama Patah
(
Pertemuan # | Simulasi Perkindan Dampok Penebangan
Tobel Dato Mentah Kerusakan Tegokon (Semoi, Poncong, Tiang, don Pohon)
Hutan Alam Tropiko Akibat
Penebangan Satu Pohon Masak Tebang Pado Sistem TPTI
Layan . ora PT Ka TI
Salah satu dampak dari penyaradan yaitu rusaknya vegetasi dan terbukanya
suatu areal (dari
kiri kanan: sebelum penyaradan, proses pembuatan jalan sard, proses
penyaradan
2
Pertemuan 8 | Simulosi Dompok Penyorodon
Akibat Penyaradan
Na Ne
Lan an aini 3 2 : 0 i
Aa 2 ai eh
Es
hi
Lg
Pa
Pn BA wi
Mo. Waktu Pengamatan (menit) Tinggi Permukaan Air Awol (cm) Tinggi
Permukaan Air Akhir (cm)|
| 5 menit pertama 27 22,4
2 10 menit pertama 257 214
3 15 menit pertama 26,1 223
4 20 menit pertama 28,2 24,5
5 25 menit pertama 2,8 2
6 30 menit pertamo 264 23,3
7 35 menit pertama 28,3 25,
8 40 menit pertamo 27,2 24,4
9 45 menit pertama 27 24,7
10 50 menit pertama 28,2 26,1
11 55 menit pertamo 2 26
12 60 menit pertama 28,2 27
Mo. Waktu Pengamatan (menit) (cm) Tinggi Permukaan Air Akhir (cm)
l 5 menit pertama 26 14,4
2 IG menit pertama Pa 14,8
3 15 menit pertama 25,1 18,4
4 20 menit pertama 28,2 22
5 25 menit pertama 27,6 23,4
6 30 menit pertama 26,4 23,2
Z 35 menit pertama 28,3 253
8 40 menit pertama 2,2 25,1
7 45 menit pertama 27 29,1
10 50 menit pertama 28,2 26,5
11 55 menit pertama 27,9 265,3
12 60 menit pertama 28,2 26,7
. Waktu n , Waktu
Unsur kerja . Unsur kerja .
(menit) | o (menit)
Penebangan B | Pembagian batang
Total Total
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
PRAKTIKUM HASIL HUTAN BUKAN KAYU
MATERI : PENYADAPAN GETAH PINUS
Pendahuluan.
Getah yang dihasilkan oleh Pinus merkusii digolongkan sebagai oleoresin
yang
merupakan cairan asam-asam resin dalam terpentin yang menetes keluar
apabila saluran resin
pada kayu tersebut tersayat. Oleoresin pinus berbeda dengan natural resin
yang merupakan
getah alami yang keluar dari rongga-rongga jaringan kayu pada genus
Dipterocarpaceae.
Getah pinus terdapat pada saluran interseluler sel atau saluran damar
traumatis dimana
saluran damar tersebut dibentuk dari oleh suatu mekanisme baik secara
Iysigenous (sel pada
jaringan kayu hancur dan meninggalkan celah) maupun schizogenous (sel
memisahkan diri)
atau schizolysigenous. Saluran resin memanjang batang diantara sel-sel
trakeida atau
melintang radial dalam berkas jaringan jari-jari kayu. Saluran getah
pinus terdiri dari saluran
aksial (Vertikal) mengarah dari atas ke bawah dan saluran getah radial
mengarah dari
empulur ke arah luar sejajar dengan jari jari pohon. Saluran vertikal
memanjang batang
biasanya lebih besar dibandingkan saluran ke arah radial dan sering kedua
saluran tersebut
berhubungan dan membentuk jaringan transportasi getah di dalam pohon.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas getah pinus yaitu, faktor
pasif :
kualitas tempat tumbuh, umur, kerapatan, sifat genetis, ketinggian
tempat, sedangkan faktor
aktif adalah kualitas dan kuantitas tenaga sadap serta perlakukan dan
metode sadapan.
Faktor-faktor tersebut dapat diperinci bahwa produktivitas getah
dipengaruhi juga oleh
faktor, luas areal sadap, kerapatan pohon, jumlah koakan tiap pohon, arah
sadap terhadap
matahari, jangka waktu pelukaan, sifat individu pohon dan keterampilan
penyadap serta
pemberian stimulansia.
Produksi getah pinus juga dipengaruhi oleh banyaknya saluran getah yang
dapat
dibuka akibat pembaharuan luka. Arah pembaharuan luka dapat mempengaruhi
banyak mulut
saluran getah aksial dan radial yang terbuka. Selain itu arah pembaharuan
luka dapat
membuktikan keberadaan saluran getah aksial dan radial pada batang pohon
pinus.
Tujuan
Tujuan dari Praktikum ini adalah :
1. Mempelajari penyadapan pinus dengan metode bor dan Ouarre
2. Menentukan kelebihan dan kekurangan metode bor dan Guarre
Prosedur Praktikum
1. Pelajari dengan seksama metode guarre dan metode bor berdasarkan vidio
yang telah
tersedia.
2. Diskripsi kan prosedur kerja dari kedua metode tersebut.
3. Kemukakan kelebihan dan kekurangan kedua metode berdasarkan kriteria :
“ Produktifitas dan kualitas getah
“ Kerusakan pada batang pohon
“ Kesehatan dan pertumbuhan pohon
“« Pelaksanaan kerja
Pelaporan
Setiap praktikan membuat laporan dengan bahasan sebagai berikut :
1. Prosedure kerja metode bor dan Guarre
2. Kelebihan dan kekurangan metode bor dan Ouarre.
PRAKTIKUM
PEMANENAN HUTAN
PENGUKURAN KAYU
Disusun oleh :
Dr. Ir. Ahmad Budiaman, M.Sc. Forst. Trop
2021
Lembar kerja
1. Foto tiga sampel kayu bulat.
2. Sajikan hasil pengukuran panjang kayu bulat yang telah dilakukan:
Batang Panjang (m)
ke- Pengukuran pembulatan dicatat
1
2
3
4
5
3, Sajikan hasil pengukuran diameter kayu bulat yang telah dilakukan:
Batang Diameter (setelah dikurangi tebal kulit 4 cm) Volume Volume
ke- (cm) Smalian Brereton (m3)
Pangkal Ujung (m3)
Rataan Dicatat Rataan Dicatat
Diameter Diameter
1
2
4. Jelaskan mengapa perhitungan volume kayu bulat menggunakan data hasil
pencatatan, bukan hasil pengukuran awal:
5. Sebutkan kerugian sistem pengukuran yang saudara praktekan:
6. Uraikan pengetahuan yang saudara dapatkan dari kegiatan praktikum ini:
PRAKTIKUM
PEMANENAN HUTAN
PENGUJIAN KAYU
(GRADING)
Disusun oleh :
Dr. Ir. Ahmad Budiaman, M.Sc. Forst. Trop
Syarat Kualitas
Kualitas Prime (P) First (F) Second (S) Third (T) Lokal
Diameter 240 240 230 230 30
(em))
Panjang Minimum Minimum Minimum Minimum 2,50
(m) 2,50 2,50 2,50 2,50
Bentuk Segar, lurus, Segar, lurus, Segar, boleh Segar, boleh Tidak ada
kayu silindris, serat | hampir tidak lurus, tidak lurus, batasan
lurus, bontos silindris, serat | boleh tidak boleh tidak
siku lurus, bontos silindris, silindris,
siku bontos bontos
tidaksiku/siku | tidaksiku/siku
Badan kayu | panjang pecah | Tdk ada gubal | Tdk ada gubal | Tdk ada
gubal | di luar syarat
1046: mata busuk, lobang | busuk, lobang | busuk, lobang | PF, S dan T
kayu sehat: gerek dan cacing, lobang | cacing, lobang
diameter lobang cacing. | gerek besar « | gerek besar «
maksimum panjang pecah | 3 buah tiap 1 6 buah tiap 1
mata kayu 4 «20Yo, mata m. panjang m. panjang
cm, jumlah kayu sehat: pecah «3040, | pecah « 4046,
mata kayu diameter mata kayu mata kayu
tidak lebih maksimum sehat, sehat:
dari 1 tiap 2 mata kayu 6 diameter diameter
m, jarak antar | cm: jumlah maksimum maksimum
mata kayu «2 | mata kayu mata kayu 8 mata kayu 10
m, tdk ada tidak lebih cm, jumlah cm, jumlah
mata kayu dari 1 tiap 2 mata kayu mata kayu
busuk m, jarak antar | tidak lebih tidak lebih
mata kayu « dari 1 tiap 2 dari 1 tiap 2
1,5 m, tdk ada | m, jarak antar | m, jarak antar
mata kayu mata kayu «1 | mata tdk ada
busuk m, tdk ada batasan, tdk
mata kayu ada mata kayu
busuk busuk
Bontos hati rapuh pecah busur, | pecah busur, | pecah busur, | Cacat
dalam
pecah gelang
dim lingkaran
bontos
panjang linier
« YA diameter
bontos,
diperkenankan
ada gerowong
pecah gelang
dim lingkaran
bontos
panjang linier
« 4/4 diameter
bontos,
diperkenankan
ada gerowong
pecah gelang
dim lingkaran
bontos
panjang linier
C1,5 diameter
bontos,
diperkenankan
ada gerowong
bontos « 60Y6
luas bontos
bontos maks atau busuk | atau busuk | atau busuk
1/3 diameter hati, asalkan « | hati, asalkan « | hati, asalkan «
bontos dan 156 luas | 3046 luas | 4046 luas
panjang limer | bontos. bontos. bontos.
«CV, diameter
bontos, tdk
ada gerowong
dan busuk hati
berikut:
Kelas Berat(kg) Tenaga (PK)
Ringan 10 3-4
Sedang 10-12 4-6
Berat 212 6-8
Crankshaft
ih
(own
- oa
Connecting
Rod
Gambar 2. Komponen utama engine
e Prinsip Kerja Engine
Prinsip kerja/langkah engine secara umum adalah sebagai berikut:
o Intake : Tangkah pemasukan bahan bakar
o Compression : Langkah pemampatan/penekanan bahan bakar
o Power : Langkah tenaga
o Exhaust : Tangkah buang
Secara umum keempat langkah kerja engine dibawah ini (4 tak)
?
IN)
("3
Ae
” N ti j 3 ik
— A4rO712009
"203 Oi 06 001 93
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
| Bagian Chainsaw |
£
Rear hand guard
Pelindung tangan
belakang
Cc
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Bagian Chainsaw
KY) 5
Pencengkeram
Chain catcher
Penangkap rantai
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Bagian Chainsaw
1410112009
Anti vibration component
Komponen peredam
getaran
Tanki pelumas
(Co,
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Bagian Chainsaw
&
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Bagian Body Chainsaw 0
Engine/motor bakar 2 fak
Tangki pelumas dan bahan bakar
Clutch dan sprocket
Spike
Mufler
Starter dan wire rope
Pegangan depan dan pegangan belakang
Alat kontrol (pemicu gas, swifch, choke, tombol pelumas manual)
Alat pengaman (pengunci gas, sfopper/penangkap rantai) (3
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
A SINGLE CYLINDER ENGINE
Gambar secara rinci engine
( 14,
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
L
Chain
na 3 Inside Mount
FN Pad
(na
Pivot Arm
Mount Pad
/
ad /
a /
aa
(4
Bahan bakar
Bensin : Oli - 25 : 1
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
G,
Pengoperasian
Chainsaw
NM 6loveei
Menghidvupkan/start
(
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Pengoperasian
Chainsaw
AA un SL)
Dangers of kickback
Kickback can result
in serious or fatal
injury.
MH Cufter (Pengerat)
MI Drive link (penggerak)
MI Tie strap (pengikat)
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Ge,
Pengoperasian
Chainsaw
9 0 0 0
(a) salah bsalah) c (benar)
Kesalahan penajaman
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Pengoperasian
Chainsaw
1
0“ ama
—..—..naununan
Kesalahan penajaman
Cu,
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Chainsaw
| Pengoperasian |
rantai pengerat kiri
|
Teknik penajaman
Gs,
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Pengoperasian
Chainsaw
Teknik penajaman
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
G,
Pengoperasian
Chainsaw
Teknik penajaman
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Gs,
Waspada Kickback
ure 21
Fig
Kickback
Figure 23
Dead guarter
@&,
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Mengurangi Resiko Kickback
Genggam chainsaw handles dengan telunjuk dan jempol.
Jangan menggengam terlalu keras (Ioss of control).
Jangan mengoperasikan chainsaw di atas bahu.
Operasikan chainsaw pada kecepatan penuh
Mata gergaji selalu tajam dengan ketegangan yang memadai
Hindari menggunakan bagian bilah kickback zone
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
(N
Alat Pelindung Diri
Pelindung
HI Kepala
HI Mata
MI Telinga
gi Kaki
MH Tangan
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
&,
Tugas Praktikan I
1) Mendeskripsikan fitur keselamatan pada chainsaw:
2) Menjelaskan bagian utama chainsaw:
3) Menjelaskan teknik menggunakan chainsaw:
4) Menjelaskan potensi bahaya pada chainsaw.
Dikerjakan dan disampaikan ke asisten secara daring membuat multimedia
Objek : cari gambar chainsaw atau buat chainsaw dari lembaran styrofoam
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
Sumber Pustaka I
Husgvamna, 1990. Work Technigue for Felling and Limbing.
Husgvarna. Sweden
Nagato, 1992. Keterangan Mengenai Pengguanaan Gergaji
Rantai. JICA dan Sabah Forestry Development Authority. Kinibalu,
Sabah. Malaysia.
Blount, Inc. 1997. Maintenance and Safety Manual. Chain Guide
bar and Drive Sprocket. Oregon Cutting System Division.
Portland, Oregon
Blount, Inc. 1998. Mechanical Timber Harvesting Handbook.
Oregon Cutting System Division. Portland, Oregon
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw
MB PerHatiaNnN
MEMBUTUHKAN KEAHLIAN KHUSUS
JANGAN DITIRU!
Disclaimer: All content provided by this channel if mean for
educational purpose only. “Any action you take upon the
information on this video is strictly at your own risk”, and we
will not be liable for any losses and injuries in connection with
ihe use this video.
Pertemuan 13 | Pengenalan Alat Tebang Mekanis Chainsaw