Anda di halaman 1dari 27

i

Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Dalam Mengembangkan Kinerja


Pengawai Pada Dinas Koperasi dan UMKM
Provinsi Sulawesi Selatan

PROPOSAL

Diajukan sebagai tugas akhir untuk memenuhi


Nilai mata kuliah Metode Penelitian

Oleh :
Fitriani
105721141418

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat kehendak-Nya
saya diberikan kemudahan dan kelancaran sehingga dapat menyelesaikan proposal
yang berjudul “Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Dalam Mengembangkan Kinerja
Pengawai Pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Selatan )” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan pembuatan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas akhir pada mata kuliah “Metode Penelitian”.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak
yang terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.
Dalam penyusunan proposal ini, saya berharap semoga proposal ini dapat berguna
dan bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi saya dan rekan-rekan
mahasiswa lainnya. Terima Kasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................................... 5
B. Pengertian Kinerja Pegawai ................................................................. 11
C. Kerangka Konsep ................................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 19
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 20
C. Lokasi Penelitian ................................................................................. 20
D. Sumber Data ........................................................................................ 21
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 21
F. Instrumen Penelitian............................................................................. 22
G. Metode Analisis Data .......................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan suatu perusahaan merupakam suatu keinginan setiap individu

yang berada didalam perusahaan tersebut. Dengan perkembangan tersebut

diharapkan perusahaan mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman, sehingga

tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Terkait dengan hal tersebut, kualitas

karyawan yang baik merupakan hal penting dalam suatu perusahaan, karena

dengan kualitas karyawan yang baik dapat meningkatkan kualitas dari perusahaan

itu sendiri. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa seorang karyawan yang baik harus

memiliki tingkat loyalitas dan kinerja yang lebih baik dari sebelumya.

Kinerja merupakan suatu perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai

prestasi kerja yang dihasilkan oleh setiap karyawan setiap dengan peranannya

dalam suatu perusahaan. Kinerja yang tinggi mengandung arti terjadinya

peningkatan efisiensi, efektifitas, atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian

tugas yang telah dibebankan kepada seorang karyawan didalam suatu perusaahaan.

Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya

perusahaan untuk mencapai tujuan. Hal kini karena karyawan merupakan asset

yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan adanya dukungan penuh dari

karyawan dalam pelaksanaan tugasnya, diharapkan dapat memaksimalkan

pencapaian tujuan dari perusahaan dengan kinerrja kerja karyawan yang maksimal.

1
Maka diharapkan perusahaan mempunyai kemampuan bersaing dan lebih unggul

dibandingkan dengan pesaing sehingga mampu bertahan dan berkompetensi.

Peningkatan kinerja karyawan didalam suatu perusahaan itu tidak terlepas dari

peranan manajemen sumber daya manusia. Manajem Sumber Daya Manusia

(MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umumyang meliputi segi-

segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.1 Manajemen

sumber daya manusia berperan sebagai pelaksanaan dari fungsi perusahaan yaitu

melakukan perencanaan, pengorganisasian, manajemen staf, kepemimpianan, dan

pengawasan serta sebagai pelaksanaan operasiomal perusahaan

Kinerja pengawai merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah organisasi.

Jika perusahaan atau organisasi mempunyai pengawai yang kinerjanya kurang

baik maka perusahaan tersebut akan mencapai tujuan yang telah disepakati

bersama. Untuk itu para pengawai juga membutukan dukungan dan motivasi kerja

yang tinggi. Motivasi kerja perlu dibangun pada setiap individu pengawai dan

sebuah organisasi seperti pemberian intensif maupun dalam bentuk penghargaan

lainnya.

Manajemen Sumber Daya manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan

fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang

kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat

dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang

senantiasa konstan ataupun bertambah.


1
.

2
Manajemen sumber daya manusia bisa didefinisikan sebagai proses serta upaya

untuk merekrut, merngembangkan memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan

sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.

Pengertian ini mencakup dari mulai memilih siapa saja yang memiliki kualifikasi

dan pantas untuk menempati posisi dalam perusahaan (the mab on the right place)

seperti yang diisyaratkan perusahaan hingga bagaimana agar kualifikasi ini dapat

dipertahankan bahkan ditingkatkan serta dikembangakan dari waktu ke waktu.

Dengan demikian, hal yang menarik untuk diteliti adalah “Peningkatan Mutu

Sumber Daya Manusia Dalam mengembangkan Kinerja Pengawai Pada

Dinas Koperasi dan Umum Provinsi Sulawesi Selatan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terpapar diatas maka dapat disimpulkan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kinerja pengawai pada Dinas Koperasi dan Umum

Provinsi Sulawesi Selatan

2. Bagimana pengaruh Mutu Sumber Daya Manusia Dalam Mengembangkan

Kinerja Pengawai Pada Dinas Koperasi dan Umum Provinsi Sulawesi Selatan

C. Tujuan Peneltian

Dengan mengacu pada permasalahan yang telah dijelaskan sebelumya. Maka

tujuan penelitian ini yaitu:

3
1. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja terhadap kinerja pengawai pada

Dinas Koperasi dan Umum Provinsi Sulawesi Selatan

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Mutu Sumber Daya Manusia

Dalam Mengembangkan Kinerja Pengawai Pada Dinas Koperasi dan Umum

Provinsi Sulawesi Selatan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Peneliti ini guna menambah khazanah keilmuan terutama dalam bidang

manajemen khusunya dalam mutu sumber daya manusia dalam

mengembangkan sumber daya manusia dalam mengembangan kinerja

pengawai pada dinas Koperasi dan Umum Provinsi Sulaeesi Selatan

b. Sebagai sumbangan ide, pemikiran bagi guru dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pengawai pada Dinas Koperasi dan Umum Provinsi Sulawesi

Selatan

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini sebagai masukan motivasi kerja terhadap kinerja

pengawai pada Dinas Koperasi dan Umum Provinsi Sulawesi Selatan

b. Sebagai motivasi penulis dan membaca untuk terus meningkatkan

kemampuan diri, sehingga nantinya bisa pengawai yang profesional

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Flippo (1996) dalam Yuli Budi (2005:16) menyebutkan bahwa

manajemen personalia dapat dipahami dari dua kategori fungsi yaitu fungsi

manajemen dan fungsi operasional. Fungsi manajemen mengacu pada proses

(planning, organizing, directing dan controlling), sedangkan fungsi operasional

meliputi kegiatan pengadaan pengawai (recruitment), pengembangan

(development), kompensasi (compensation). Untuk itu, manajemen sumber

daya manusia adalah suatu yang perlu dikembangkan saat ini sebagai (human

resources development) secara makro, adalah suatu peningkatan kualitas atau

kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pembangunan

bangsa.

Manusia merupakan unsure paling utama setiap aktivitas organisasi, karena

manusialah yang berperan sebagai perencana, pelasana sekaligus sebagai

penentu terwujudnya tujuan organisasi. Manusia sebagai penggerak vital dalam

sebuah organisasi yang menentukan efektif efesiennya sebuah organisasi.

Mengelolah dan mengatur manusia dalam sebuah organisasi bukanlah hal

yang mudah berbeda dengan mesin, modal dan lain sebagainya dapat diatur dan

dikendalikan secara penuh dengan mudahnya. Untuk itu, diperlukan adanya

5
manajemen sumber daya manusia, yang mengatur manusia atau orang-orang

yang ada dalam organisasidemi terwujudnya tujuan organisasi, kepuasan

pengawai dan masyarakat.

Mengelolah manusia perlu memperhatikan banyaknya kebutuhan dan

keinginan manusia yang unik dan berbeda antara satu manusia dengan manusia

yang lainnya. Untuk itu pengelolaan manusia sebagai sumber daya potensial

diharapkan dapat menjalankan peran serta tugas secara baik dan dapat

memberikan sumbangan yang optimalbagi organisasi. Hal tersebut perlu

menjadi perhatian karena manusia merupakan unsure paling utama dalam

mengelolah suatu ornanisasi.

Masalah sumber daya manusia, sebenarnya dapat kita lihat dari dua aspek,

yakni Kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut sumber daya manusia atau

penduduknya yang kurang penting kontribusinya dalam pembangunan,

dibandingkan dengan aspekkualitas sumber daya, bahkan kuantitas sumber

daya manusia yang tanpa disertai dengan kualitas yang baikakan menjadi beban

pembangunan suatu bangsa, sedangkan kualitas menyangkut mutu sumber daya

manusia tersebut, yang menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik

maupun kemampuan non-fisik seperti kecerdasan dan mental. Oleh sebab itu

untuk kepentingan ekselerasi suatu pembangunan dibidang apapun, maka

peningkatan kualitas sumber daya manusia, suatu prasyarat utama

Kualitas sumber daya manusia dapat dianalisis melalui dua aspek, yakni

aspek fisik (kualitas fisik) dan aspek non-fisik (kualitas non-fisik) yang

6
menyangkut kemampuan bekerja, berpikir dan keterampilan-keterampilanlain.

Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini juga

dapat diarahkan kepada kedua aspek tersebut. Untuk meningkatkan kualitas

fisik dapat diupayakan melalui program kesehatan dan gizi.

Dari uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya

manusia suatu seni atau ilmu mengatur kegiatan atau aktivitas tentang

pengadaan, pengembangan, pengembangan kompensasi, integrasi dan

pengawasan pengawai dalam rangka mencapai tuuan organisasi.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Notoatmodjo (2009;89) berpendapat bahwa menjalankan fungsi manajemen,

seorang manajer SDM juga harus melakukan pengawasan terhadap orang lain

yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan tugas operasional. Dengan

kata lain seorang manajer mempunyai fungsi operasional. Oleh sebab itu secara

garis besar fungsi manajer dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a. Fungsi-Fungsi manajerial, yang terdiri dari:

1) Perencanaan (planning). Untuk manajer SDM, perencanaan berarti

penentuan program karyawan (sumber daya manusia) dalam rangka

membantu tercapainya sasaran atau tujuan organisasi itu. Dengan kata

lain mengatur orang-orang yang mengani tugas-tugasyang dibebankan

kepada masing-masing orang dalam rangka mencapai tugas organisasi

2) Pengorganisasian (Organizing) organisasi sebagai alat untuk mencapai

tujuan sebagai secara efektif, oleh sebab itu dalam fungsi organisasi

7
harus terlihat pembagian tugas dan tanggung jawaborang-orang atau

pengawai yang akan melakukankegiatan masing-masing

3) Pengarahan (directing). Agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat

berjalan dengan efektif diperlukan arahan dari manajer. Dalam suatu

organisasi yang besar pengarahan ini tidak mungkin dilakukan oleh

manajeritu sendiri, melainkan didelegasikan kepada orang lain yang

diberi wewenang untuk itu

b. Fungsi-Fungsi operasional, yang mencakup:

1) Pengadaan tenanga (recruitment). Fungsi rekrutmen seorang manajer

SDM brtujuan jenis dan jumlah tenanga atau SDM yang tepat, sesui

dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh unit-unit kerja yang

bersangkutan. Penentuan sumber daya manusia yang dipilih harus harus

benar-benar yang diperlukan, bukan karena ada tenanga yang tersedia.

Oleh sebab itu, sistem rekrutmen yang mencakup seleksi harus lebih

dahulu dikembangkan secara matang

2) Pengembangan (development). Apabila ingin berkembang seyogianya

diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia ini dapat di

laksanakan melalui pendidikan pelatuhan yang berkesinambungan

3) Kompensasi (compensation). Kompensasi adalah fungsi yang yang

sangat penting. Melalui fungsi ini organisasi memberikan balas jasa

yang memadai dan layak bagi karyawan

8
4) Integrasi (integration). Kegiatan manajemen yang bertujuan untuk

rekosiliasasi kepentingan karyawan dalam dalam organisasi itu.

Pentingnya fungsi integrasi ini agar diperoleh kesepakatan kembali

dalam pelaksanaan keegiatan organisasi.

5) Pemeliharaan (maintenance). Fungsi pemeliharaan kemampuan SDM

ini juga termasuk jaminan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan,

agar karyawan betah dalam organisasi tersebut.

6) Pemisahan (separation). Seorang karyawan tidak mungkin akan selalu

bekerja pada organisasi tertentu. Untuk itu, tenanga kerja tersebut harus

memutuskan hubungan kerja ini sesui dengan ketentuan-ketentuan yang

berlaku, dan menjamin warga masyarakat yang dikembalikan itu berada

dalam keadaan yang sebaik mungkin.

c. Pemanfaatan Sumber daya Manusia (Personal Utilization)

Langkah trakhir dari proses manajemen sumber daya manusia adalah

pemanfaatan tenanga kerja. Langkah ini pada dasarnya upaya untuk

memelihara tenanga kerja agar senantiasa sejalan dengan perencanaan

strategis perusahaan. Produktivitas, efektivitas, dan efiensi merupakan kata

kunci yang senantiasa diharapkan dapat diperlihatkan oleh tenanga kerja.

Dalam kenyataanya, tidak semua tenga kerja dapat untuk senantiasa dapat

memenuhi kualifikasi yang diisyaratkan oleh perusahaan dengan konsisten.

Faktor usia, kesehatan. Faktor internal dan eksternal tenanga kerja sangat

memengaruhi performa tenanga kerja.

9
d. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia

Yang dimaksud dengan proses manajemen sumber daya manusia adalah

segala proses yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan mulai

perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, penandatanganan kontrak

kerja, penempatan tenanga kerja hingga pembinaan dan pengembangan

tenanga kerja guna menempatkan sesuai dengan persyaratan yang diberikan

kepada tenga kerja tersebut

Secara garis besar proses manajemen sumber daya manusia kedalam lima

bagian fungsi uitama yang terdiri dari:

1) Human Resource Planning, merencanakan kebutuhan dan pemanfaatan

sumber daya manusia bagi perusahaan

2) Personal Procurement. Mencari dan mendapatkan sumber daya manusia

termasuk didalamnya rekrutmen, seleksi dan penempatan kerja

3) Peersenonal Develomment. Mengembangkan sumber daya manusia

termasuk di dalamnya program orientasi tenga kerja, pendidikan dan

pelatihan

4) Personal Meintenance. Memmelihara sumber daya manusia, termasuk

didalamnya memberikan penghargaan, intensif, jaminan kesehatan dan

keselamatan tenanga kerja, dan lain sebagainya

5) Personal Utilization. Pemanfaatan dan mengoptimalkan sumber daya

manusia termasuk didalam promosi , demosi, transfer dan juga separasi

10
B. Pengertian Kinerja Pengawai

Suatu organisasi perusahaan didirikan karena mempunyai tujuan tertentu yang

ingin dan harus dicapai. Dalam pencapaian tujuannya setiap organisasi

dipengaruhi perilaku organisasi. Salah satu kegiatan yang paling lazim dilakukan

dalam organisasi adalah kinerja karyawan, yaitu bagaimana ia melakukan segala

sesuatu yang berhubungan denga sesuatu pekerjaan atau peranan dalam organisasi.

Konsep dasar dasar suatu kinerja yaitu pencapaian hasil atas pelaksanaan suatu

tugas tertentu dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam kamus Bahasa

Indonesia dinyatakan bahwa kinerja berarti: (1) seesuatu yang dicapai, (2) prestasi

yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja. Kinerja merupakan suatu kondisi yang

harus dikerahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi

yang diemban suatu organisasi atau perusahaan dan untuk mengetahui dampak

positif dan negatif dari suatu besar kebijakan operasional.

Pengertian kineja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui

perencanaan strategi suatu organisasi.

Arti kata kerja berasal dari kata-kata job performance dan disebut juga actual

performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh

seseorang karyawannya.

Menurut oxford dictionary, kinerja (performance) merupakan suatu tindakan

proses atau cara bertindak atau melakukan fungsi organisasi

11
Moeheriono (dalam Rosyida 2010: 11) dalam bukunya menyimpulkan

pengertian kinerja pengawai atau definisi kerja atau performance sebagai hasil

kinerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu

organisasi baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, sesuai dengan

kewenangan, tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai

tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum yang

sesuai dengan moral ataupun etika

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

suatu pelaksanaan suatu prigram kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, visi, dan misinya organisasi yang yang dituangkan melalui

perencanaan suatu strategi organisasi.

Sebenrnya kinerja merupakan suatu konstruk, dimana banyak para ahli yang

masih memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mendefinisikan kinerja, seperti

yang dikemukan oleh Ronnis. Mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi

interaksi antara kemampuan dan embility (a) motovasi atau Motivation (M) dan

kesempatan atau opportunity (O), yaitu kinerja= f(AxMxO). Artinya fungsi dari

kemampua, motivasi dan kesempatan.

Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau

kelompok dalam suatu keinginan organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor

untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.fungsi kegiatan atau

pekerjaan yang dimaksud disini ialah pelaksanaaqn hasil pekerjaan atau kegiatan

seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam

12
suatu organisasi. Pelaksanaan dari hasil pekerjaan/prestasi kerja tersebut diarahkan

untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu tertentu (Pabundu Tika

2006: 121-122)

Yalliatin mengatakan bahwa kinerja diukur denga instrument yang

dikembangkan dalam studi yang bnergabung dalam ukuran kinerja secara umum

kemudian diterjemahkan didalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi:

1. Kuantitas kerja

2. Kualitas kerja

3. Pengetahuan tentang pekerjaan

4. Perencanaan kegiatan

Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan tersebut

dalam pekerjaannya menurut criteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan

tertentu, kinerja karyawan dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: a)

keputusan atas segala aturan yang telah ditetapkan organisasi, b) dapat melakukan

tugas atau pekerjaanya tanpa kesalahan atau dengan tingkat kesalahan yang paling

rendah, c) ketetapan dalam menjalankan tugas.

Aspek-aspek kinerja karyawan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Hasil kerja, bagaimana seseorang itu mendapatkan suatu yanh dikerjakan

2. Kedisiplinan yaitu ketepatan dalam menjalankan tugas, bagaimana seseorang

menyelesaikan pekerjaannyasesuai dengan tuntutanwaktu yyang dibutuhkan

3. Tanggung jawab dan kerja sama, bagaimana seseorang bisa bekerja dengan

baik walaupun dalam dengan ada dan tidaknya pengawasan. Aspek-aspek diatas

13
sejalan dengan hasil kerja secara kualitias dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

Dari berbagai uraian diatas dapat ditegaskan bahwa kinerja pengawai adalah

perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah

ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas

maupun kuantitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

1. Faktor Kinerja

Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, berikut ini faktor faktor

yang mempengaruhi kinerja menurut beberapa ahli:

a. Kompensasi Individu

Kompensasi individu adalah adalah kemampuan atau keterampilan

melakukan kerja. Kompensasi setiap orang mempengaruhi oleh beberapa

faktor yang dapat dikelompokkan dalam enam golongan yaitu:

1) Kemampuan dan keterampilan kerja

2) Keahlian. Yang menggambarkan tentang kerja karyawan berdasarkan

sejauh mana pengetahuan tentang hal yang mereka tanganu lebih baik

dari pada orang lain dibidang yang sama

14
3) Kebutuhan yang menggambarkan tentang kinerja karyawan berdasarkan

pada hal-hal yang menggerakan karyawan pada aktivitas dan menjadi

dasar alasan berusaha

4) Tanggung jawab yang menggambarkan tentang kinerja pengawai

berdasarkan keadaan wajib menanggung terhadap tugas-tugasnya

5) Latar belakang. Yang menggambarkan tentang kinerja pengawai dilihat

dari titik masa lalunya yang memberikan pemahaman kepada

pekerjaannya apa yang ingin di lakukan

6) Etos kerja. Yang menggambarkan kinerja pengawai berdasarkan sikap

yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh

sistem organisasi orientasi nilai buaday terhadap kinerja

b. Faktor dukungan Organisasi

Kondisi dan syarat kerja, setiap seseorang juga bergantung dengan dukungan

organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasarana

kerja, kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi dan syarat kerja.

Pengorganisasian yang dimaksud disini adalah untuk member kejelasan bagi

setiap orang tentang sasaran tersebut. Sedangkan penyediaan sarana dan alat

kerja langsung mempengaruhi kinerja setiap orang,penggunaan peralatan dan

teknologi maju sekarang ini bukan saja dimaksudkan untuk meningkatkan

kinerja, akan tetapi juga dipandang untuk memberikan kemudahan dan

kenyamanan kerja

15
c. Faktor Psikologis

Kinerja perusahaan dan kinerja setiap perorangan juga sangat bergantung

pada kemampuan psikologis seperti persepsi, sikap dan motavasi. Sedangkan

menurut pandangan henry simamira (mangkuenegara, 2010) kinerja

( performance) di pengaruhi oleh tiga faktor yaitu : (1) faktor individual yang

yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi. (2)

faktor psikologis, terdiri dari persepsi attitude (sikap), personality,

pembelajaran, motivasi. (3) faktor organisasi, terdiri dari sumber daya,

kepemimpinan, penghargaan, struktur job.

Perusahaan penting untuk mengetahui kinerja pengawai agar dapat

mengambil langkah untuk mengambat sumber daya manusia yang ada dalam

perusahaannya dengan langkah mengikut sertakan pengawai kepelatihan-

pelatihan tertentu. Faktor lingkugan juga berpengaruh terhadap kinerja

pengawai khususnya pada Dinas Koperasi dan Umum Provinsi Sulawesi

Selatan

2. Penilaian Kinerja

Kinerja dapat diukur dan diketahui jika individu dan kelompok karyawan

telah mempunyai criteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang telah

ditetapkan oleh organisasi oleh karena itu. Jika tanpa tujuan dan target yang

ditetapkan dalam pengukuran, maka pada sseorang atau kinerja organisasitidak

mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolah ukur keberhasilan.

16
Pengukuran atau penilaian kinerja mempunyai pengertian suatu proses

penilaian tentang suatu kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam

pengelolaan sumber daya manusia untuk mengahasilkan barang dan jasa

termasuk informasi atas efesiensi serta efektifitas tindakan dalam pencapaian

tujuan organisasi

Penilaian kerja adalah proses evaluasi seberapa baik pengawai melakukan

pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standard an kemudian

mengkomunikasikan informasi tersebut kepada pengawai.

Kinerja pengawai pada organisasi kenyataannya tidak dapat diukur secara

material atau financial, tetapi dapat dilihat pada penyelesaian volume dan beban

kerja yang ada, dan ketepatan waktu disamping kualitas pelayanan yang mereka

berikan. Selanjutnya sejauh mana tugas-tugas dapat dilaksanakan sesuai bidang

kerja dengan memanfaatkan berbagai sumber daya manusia, sehingga tujuan

bisa dicapai. Peningkatan kinerja pengawai tidak dapat dilepas dari suasana

kerja atau iklim yang ada diorganisasi.

Suasana kerja yang memungkinkan meningkatnya kinerja pengawai seperti

pemahaman pengawai terhadap deskripsi rugas sesuai posisi dimana pengawai

itu ditempatkan, tugas-tugas seperti apa yang harus dilakukannya, kepada siapa

pengawai itu melapor atas hasil yang dikerjakannya, atau bila menemukan

masalah dalam pekerjaannya kepada siapa ia memperoleh solusinya, bagaimana

mekanisme koordinasi secara formal yang harus dipedomani, demikian pula

dengan pola interaksi yang harus diikuti pengawai dalam organisasi. Hal-hal

17
yang dikemukan tersebut satu dengan yang lannya, sehingga dapat dikatakan

bahwa bila suasana kerja dalam organisasi tidak tercipta dengan baik, maka

akan berpengaruh terhadap hasil kerja karyawan dalam organisasi.

C. KERANGKA KONSEP

Berdasarkan kajian teori yang telah dijabarkan diatas maka diuraikan

kerangka konsep mengenai PeningkatanMutu Sumber Daya Manusia Dalam

Mengembangkan Kinerja Pengawai Pada Dinas Koperasi dan Umum Provinsi

Sulawesi Selatan sebagai berikut :

Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia


Dalam Mengembangkan Kinerja Pengawai Pada
Dinas Koperasi dan Umum Provinsi Sulawesi
Selatan

Sumber daya manusia Kinerja pengawai

1. Pengadaan 1. Prestasi kerja


2. Pengembangan 2. Kedisiplinan

3. Kompensasi 3. Bekerjasama
4. Integrasi 4. Tanggung jawab
5. Pemeliharaan
6. pemisahan

11

Skema 1.1 kerangka konsep

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan tujuan

untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai topik penelitian.

Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan

perilaku orang-orang yang diamati

Tujuan metode ini adalah untuk mengetahui gambaran Mutu Sumber Daya

Manusia Dalam Mengembangkan Kinerja Pengawai Pada Dinas Koperasi dan

Umum Provinsi Sulawesi Selatan. Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur

penelitian akan mendapatkan data deskriptif yaitu sebuah penelitian yang berusaha

memberikan gambaran mengenai objek yang diteliti atau diamati, atau suatu tipe

penelitian yang memiliki tujuan membuat deskriptif atau gambaran secara

sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta di lapangan.


2
Metode penelitian kualitatif juga disebut sebagai metode interpretatif karena

data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang

ditemukan di lapangan3 dan dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan secara

2
Ibid 37
3
Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan Ke-21. Bandung:
Alfabeta.

19
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Sedangkan penggunaan pendekatan deskriptif diarahkan untuk jawaban “apa”

dari sebuah fenomena sosial yang lebih mendalam dibandingkan penelitian

eksplorasi4. Pendekatan deskriptif digunakan untuk mengetahui bagaimana

gambaran Kinerja Pengawai Pada Dinas Koperasi dan Umum Provinsi Sulawesi

Selatan. Dalam pendekatan ini partisipasi dari peneliti sangat diperlukan, sehingga

dapat memahami segala macam tindakan dari dalam maupun dari luar.

B. Fokus Penelitian

1. Gambaran kinerja pengawai pada Dinas Koperasi dan Umum Provinsi

Sulawesi Selatan

2. Pengaruh Mutu Sumber Daya Manusia Dalam Mengembangkan Kinerja

Pengawai Pada Dinas Koperasi dan Umum Provinsi Sulawesi Selatan

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Jalan A.P Pettarani. No.-, Banta-Bantaeng,

Kecamatan Rapoccini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222 1,5 km. Dinas

Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Selatan memiliki Sumber Daya manusi

dengan kinerja karyawan profosional.

4
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi penelitian sosial dan pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

20
D. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian survei, yakni penelitian yang ditunjukan

pada sejumlah besar individu atau kelompok, yang datanya diambil dari data

sampel, yang generalisasinya akan diberlakukan bagi seluruh populasi.

Penelitian survei termasuk dalam penelitian kualitatif, juga dikenal sebagai

metode ilmiah, karena telah memenuhi kaedah-kaedah ilmiah, yaitu konkrit,

objektif, terukur, rasional, sistematis. Penelitian ini, selain deskriptif untuk

menggambarkan untuk data apa adanya berdasarkan data yang diperoleh melalui

sampel, juga bersifat ekspnatori untuk menguji hubungan antar variabel, dan tidak

hanya menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu populasi, tetapi juga

menggambarkan hubungan yang terjadi antar variabel. Penelitian ini bersifat

menerangkan yang bertujuan untuk menguji tentang adanya hubungan sebab

akibat antar berbagai variabel yang akan diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah teknik data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara

langsung pada objek peneliti dengan maksud untuk melihat dari dekat kegiatan

yang dilakukan. 5Dalam penelitian tersebut peneliti melakukan observasi atau

pengamatan secara langsung terhadap Mutu Sumber Daya Manusia Dalam

5
Ahmadin. 2013 Metode Penelitian. Cetakan ke-1 Makassar. Reyhan Intermedia. Hal 99

21
Mengembangkan Kinerja Pengawai Pada Dinas Koperasi dan Umum Provinsi

Sulawesi Selatan

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengumpulkan

informasi secara mendalam dengan cara bertanya langsung kepada responden

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dijadikan pelengkap dalam pengumpulan data pada proses

penelitian. Dokumentasi yang dilakukan seputar pengambilan gambar berupa

foto yang berkaitan dengan fokus penelitian serta gambar-gambar lain yang

dapat mendukung pengambilan data pada saat penelitian. Penelitian juga

menggunakan alat elektronik berupa handphone untuk merekam hasil

percakapan peneliti dan informan serta pengambilan gambar sebagai bukti

dokumen penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah

peneliti itu sendiri. Dalam penelitian ini peneliti berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, manafsirkan data dan membuat kesimpulan

atas semua, terkait dengan masalah yang diteliti. Untuk memudahkan peneliti,

digunakan beberapa alat bantu penelitian diantaranya alat perekam suara, kamera

22
digital, serta alat tulis yang kemudian didokumentasikan ke dalam bentuk rekaman

suara serta dokumen berupa gambar yang diperoleh selama penelitian.

G. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian merupakan suatu kegiatan yang sangat penting

dan memerlukan penelitian serta kekritisan dari peneliti. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan analisis data berupa analisis data kualitatif maka analisis

berlangsung sejak pertama kali terjun ke lapangan sampai pengumpulan data dan

terjawabnya sejumlah masalah yang ada, kemudian dilanjutkan dengan cara

menuliskan, mengedit, mengklasifikasikan dan ke tahap penyajian.

Sesuai dengan apa yang dijelaskan Miles dan Huberman dalam tiga langkah

berikut:

1. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada


penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh di
lapangan studi.
2. Penyajian data, yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang
memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, dari permulaan pengumpulan data,
peneliti mencari makna dari setiap gejala yang diperolehnya di lapangan,
mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada,
alur kausalitas, dan proposisi. Selama penelitian masih berlangsung, setiap
kesimpulan yang ditetapkan akan terus menerus diverifikasi hingga benar-
benar diperoleh konklusi yang valid dan kokoh.

23
DAFTAR PUSTAKA

Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta; PT Rajagrafindu

Persada,

Ahmadin. 2013 Metode Penelitian. Cetakan ke-1 Makassar. Reyhan Intermedia.

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi penelitian sosial dan pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan Ke-21.

Bandung: Alfabeta.

Sujarweni V. Wiratna.2014. Metodologi penelitian. Yogyakarta: PT Pustaka baru

Sujarweni, Wiratna.2014. Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Baru Press

24

Anda mungkin juga menyukai