LP Obesitas Pada Lansia
LP Obesitas Pada Lansia
DI BUAT OLEH :
(1921013)
TA. 2020/2021
DAFTAR ISI
A. Lansia
1. Definisi lansia ..........................................................................9
2. Batasan lansia ......................................................................10
3. Proses menua ......................................................................12
4. Kebutuhan hidup lansia ..................................................13
5. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ..........14
B. Obesitas
1. Definisi obesitas ................................................................16
2. Penyebab .............................................................................17
3. Patofisiologi ....................................................................18
4. Klasifikasi ....................................................................20
5. Manifestasi .................................................................21
6. Komplikasi ..................................................................22
7. Penatalaksanaan ...............................................................25
A. Kesimpulan .................................................................................... 26
B. Saran ............................................................................................... 28
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia,
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni
Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES
HANG TUAH program studi DIII Keperawatan, makalah ini disusun dengan judul
”OBESITAS PADA LANSIA”
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh yang mempunyai fungsi sebagai energi,
sebagai penyekat panas, penyerap goncangan dan fungsi lainnya. Rata- rata wanita memiliki
lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan normal antara lemak tubuh
dengan berat badan adalah sekitar 25- 30 % pada wanita dan 18-23 % pada pria. Wanita dengan
lemak tubuh lebih dari 30 % dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25 % dianggap mengalami
Masalah obesitas meningkat dengan cepat dI berbagai belahan dunia menuju proporsi
epidemik. Hal tersebut disebabkan peningkatan diet yang tinggi lemak dan gula, disertai
penurunan aktivitas fisik. di Eropa, obesitas telah menjadi epidemik dengan memberikan
kontribusi sebesar 35% terhadap angka kesakitan dan memberikan kontribusi sebesar 15-20%
diseluruh dunia baik di Negara berkembang maupunNegara yang sedang berkembang telah
meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Hal tersebut dapat mengakibatkan masalah
kesehatan yang serius karena obesitas dapat memicu kelainan kariovaskuler, ginjal, metabolic,
Kegemukan adalah salah satu dari penyebab kematian yang dapat dicegah utama di dunia.
Data prevalensi obesitasi Amerika Serikat menunjukkan bahwa 50 % orang dewasa dan
25 % anak-anak AS menderita berat badan lebih dan obesitas menggunakan patokan BMI ≥30,
presentase yang sangat tinggi menyebabkan epidemic penyakit kronis. Apabila percepatan
penyakit obesitas berlanjut seperti sekarang kemungkinan sebagian besar populasi di
Himpunan studi obesitas Indonesia memeriksa lebih dari 6000 orang dari hampir seluruh
provinsi dan didapatkan angka obesitas dengan Indeks Massa Tubuh ( IMT ) > 30 kg/m2
pada laki- laki sebesar 9,16% dan pada perempuan 11,02 %. Apabila tren ini berjalan
terus seperti sekarang ini, maka pada tahun 2015 tidak mustahil penduduk Indonesia akan
menyandang gelar “ obesogenik “ terutama dinegara urban (Soegih. 2009). Perawat memiliki
peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu
peran penting seorang perawat adalah sebagai Educator, dimana pembelajaran merupakan
dasar dari Health Education yang berhubungan dengan semua tahap kesehatan dan tingkat
menekankan pada tindakan keperawatan yang berorientasi pada upaya promotif dan
preventif.Maka dari itu, peranan perawat dalam penanggulangan obesitas yaitu perawat dapat
memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga dalam hal pencegahan penyakit,
pemulihan dari penyakit, memberikan informasi yang tepat tentang kesehatan seperti diet
untuk obesitas. Manfaat pendidikan kesehatan bagi keluarga antara lain meningkatkan
Peran keluarga sangat penting, disfungsi apapun yang terjadi pada keluarga akan
berdampak ada satu atau lebih anggota keluarga secara keseluruhan keluarga, bila ada satu
orang yang sakit akan berpengaruh pada keluarga secara keseluruhan. Adanya hubungan kuat
antara keluarga dan status kesehatan setiap anggota keluarga, sangat memerlukan peran
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat penulisan
PEMBAHASAN
B. Lansia
1. Definisi Lansia
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu
periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Secara biologis
lansia adalah proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya
daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
2. Batasan Lansia
BatasanLansiamenurutDepkes RI(2009)meliputi:
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Sosial membagi lansia ke dalam 2
kategori yaitu usia lanjut pote nsial dan usia lanjut non potensial. Usia lanjut potensial adalah
usia lanjut yang memiliki potensi dan dapat membantu dirinya sendiri bahkan membantu
sesamanya. Sedangkan usia lanjut non potensial adalah usia lanjut yang tidak memperoleh
penghasilan dan tidak dapat mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhannya sendiri (Hayati,
2010).
3. Proses Menua
Proses menua menurut (Santi, 2009), (aging) adalah suatu keadaan alami selalu berjalan
dengan disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling
berinteraksi. Hal tersebut berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun
kesehatan jiwa. Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses menua secara
alamiah.
Menua didefinisikan sebagai perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai
kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan
dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis
maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia
secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment),
Proses menua dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis. Apabila seseorang
mengalami proses menua secara fisiologis maka proses menua terjadi secara alamiah
atau sesuai dengan kronologis usianya (penuaan primer). Proses menua seseorang yang
lebih banyak dipengaruhi faktor eksogen, misalnya lingkungan, sosial budaya dan gaya
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu teori biologis dan psikososial.
Secara umum teori biologi dan psikososiologis dijelaskan sebagai berikut (Stanley, 2008):
a. Teori Biologi
1) Teori Genetika
pembentukan gen dan dampak lingkungan pada pembentukan kode genetik. Menurut teori
genetik, penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan
dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan kata lain,
Teori Wear and Tear (Dipakai dan Rusak) mengusulkan bahwa akumulasi sampah
metebolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi
molecular dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh
3) Riwayat Lingkungan
industry, cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam proses
penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat penuaan, dampak dari
lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor utama dalam
penuaan.
4) Teori Imunitas
berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka terhadap
orgenisme sering mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita
berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem
5) Teori Neuroendokrin
Para ahli menyatakan bahwa penuaan terjadi karena suatu perlambatan dalam suatu
sekresi hormon tertentu yang mempunyai suatu dampak pada reaksi yang diatur oleh
suatu sistem saraf. Hal ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal
dan reproduksi.
b. Teori Psikososiologis
1) Teori Kepribadian
Kepribadian manusia adalah suatu wilayah pertumbuhan yang subur dalam tahun-
Tugas perkembangan adalah aktivitas dan tantangan harus dipenuhi oleh seseorang pada
tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses. Pada kondisi
tidak adanya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka
3) Teori Disengagement
diri oleh lansia dari peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya. Menurut ahli teori ini.
Proses penarikan diri ini dapat diprediksi, sistematis, tidak dapat dihindari, dan penting untuk
fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh. Manfaat pengurangan kontak
sosial untuk lansia adalah agar ia dapat menyediakan waktu untuk merefleksikan
4) Teori Aktivitas
Menurut teori ini, jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif.
yang penuh arti dengan orang lain dan kesejahteraan fisik dan mental orang tersebut.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pentingnya aktivitas mental dan fisik yang
Teori kontinuitas, juga dikenal sebagai suatu teori perkembangan, merupakan suatu
kelanjutan dari kedua teori sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dampak kepribadian
pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar mencapai kebahagiaan dan
terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan pada kemampuan koping
seseorang akan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat penuaan. Ciri
kepribadian dasar dikatakan tetap tidak berubah walaupun usianya telah lanjut.
Selanjutnya, ciri kepribadian secara khas menjadi lebih jelas pada saat orang tersebut
bertambah tua.
Secara lebih detail, kebutuhan lansia terbagi atas (Subijanto et al, 2011):
secara ekonomi sehingga harus terdapat sumber pendanaan dari luar, sementara untuk
manusia dalam kehidupannya tanpa memandang suku atau asal-usul. Kebutuhan spiritual
diidentifikasi sebagai kebutuhan dasar segala usia. Fish dan Shelly mengidentifikasi
kebutuhan spiritual sebagai kebutuhan akan makna dan tujuan, akan cinta dan keterikatan dan
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut (Stanley, 2008):
a. Perubahan Fisik
1) Perubahan penampilan
Saat seseorang memasuki usia lanjut, penampilan secara fisik akan berubah. Misal
sudah mulai terlihat kulit keriput, bentuk tubuh berubah, rambut mulai menipis.
Perubahan pada fungsi organ juga terjadi pada lansia. Perubahan fungsi organ ini yang
menyebabkan lansia tidak tahan, terhadap temperatur yang terlalu panas atau terlalu
Perubahan pada indera berlangsung secara lambat dan bertahap, sehingga setiap
tersebut. Misal, kacamata dan alat bantu dengar hampir sempurna untuk mengatasi
Pada lansia, terjadi penurunan kemampuan seksual karena pada fase ini klimakterik
pada lansia laki-laki dan menopause pada wanita. Tapi, hal itu juga tidak membuat
potensi seksual benar-benar menurun. Ini disebabkan penurunan atau peningkatan potensi
seksual juga dipengaruhi oleh kebudayaan, kesehatan dan penyesuain seksual yang
dilakukan di awal.
a) Kekuatan
Terjadi penurunan kekuatan otot. Hal ini menyebabkan lansia lebih cepat capai
dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk memulihkan diri dari keletihan
b) Kecepatan
Kecepatan dalam bergerak nampak sangat menurun setelah usia enam puluhan.
Lansia yang belajar keterampilan baru cenderung lebih lambat dalam belajar
dibanding dengan yang lebih muda dan hasil akhirnya juga cenderung kurang
memuaskan.
d) Kekakuan
Lansia cenderung canggung dan kagok, yang menyebabkan sesuatu yang dibawa
dan dipegangnya tertumpah dan jatuh. Selain itu, lansia juga melakukan sesuatu
a) Belajar
Lansia lebih berhati – hati dalam belajar, memerlukan waktu yang lebih
mempelajari hal – hal baru yang tidak mudah diintegrasikan dengan pengalaman masa
lalu.
c) Kreativitas
Kapasitas atau keinginan yang diperlukan untuk berpikir kreatif bagi lansia
cenderung berkurang.
d) Ingatan
Lansia pada umumnya cenderung lemah dalam mengingat hal – hal yang baru
dipelajari dan sebaliknya baik terhadap hal – hal yang telah lama dipelajari.
e) Mengingat kembali
lansia yang menggunakan tanda – tanda, terutama simbol visual, suara, dan gerakan,
f) Mengenang
Kecenderungan untuk mengenang sesuatu yang terjadi pada masa lalu meningkat
g) Rasa humor
terhadap komik yang dapat mereka baca bertambah dengan bertambahnya usia.
h) Perbendaharaan kata
kecil, karena mereka secara konstan menggunakan sebagian besar kata yang pernah
i) Kekerasan mental
Kekerasan mental
penampilan, minat pada pakaian dan minat pada uang. Minat terhadap diri sendiri
pada lansia cenderung meningkat, sedangkan minat terhadap uang dan penampilan
sosial lansia.
biasa dinikmati pada masa mudanya, dan mereka hanya akan mengubah minat
dipengaruhi oleh bagaimana mereka dibesarkan atau apa yang telah diterima
minat dan sikap terhadap kegiatan keagamaan merupakan ciri orang berusia
lanjut dalam beberapa kebudayaan dewasa ini. Beberapa perubahan
keagamaan selama usia lanjut memberi pengaruh pada usia lanjut, antara lain
yang lebih penting bagi penyesuaian individual pada usia lanjut dibanding
pada masa tuanya dibanding mereka yang minat dan kegiatannya dalam
1) Definisi Obesitas
Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak
yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu
kesehatan (Sugondo, 2009). Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak
kilokalori yang masuk melalui makanan daripada yang digunakan untuk menunjang
2) Penyebab Obesitas
Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak kilokalori
a. Faktor genetic
Selain faktor genetik pada keluarga, gaya hidup dan kebiasaan mengkonsumsi
makanan tertentu dapat mendorong terjadinya obesitas. Penelitian menunjukkan
b. Faktor lingkungan
c. Faktor psikis
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah
satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.Ada dua pola makan
abnormal yang dapat menjadi penyebab obesitas, yaitu makan dalam jumlah sangat
d. Faktor kesehatan
e. Faktor obat-obatan
Selain itu, Insulin- secreting tumors juga dapat menimbulkan keinginan makan
f. Faktor perkembangan
terjadi pada pada penderita di masa kanak-kanaknya dapat memiliki sel lemak
sampai lima kali lebih banyak dibandingkan orang yang berat badannya normal (Farida,
2009).
g. Aktivitas fisik
utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas pada masyarakat. Orang yang
tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengonsumsi
makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang akan
3) Patofisiologi Obesitas
tubuh serta penurunan aktifitas fisik (sedentary life style) yang menyebabkan
rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energy dan regulasi sekresi
hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal
eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer
(meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula
2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi
makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan
stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived
hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi
nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan
energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic
sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar
a. Apple-shapedd body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian dada dan
pinggang)
b. Pear-shapedd body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian panggul dan
untuk kawasan Asia Pasifik. Kriteria ini berdasarkan meta-analisis beberapa kelompok
etnik yang berbeda, dengan konsentrasi lemak tubuh, usia, dan gender yang sama,
menunjukkan etnis Amerika berkulit hitam memiliki IMT lebih tinggi 4,5 kg/m
dibandingkan dengan etnis kaukasia. Sebaliknya, nilai IMT bangsa Cina, Ethiopia,
Indonesia, dan Thailand masing-masing adalah 1.9, 4.6, 3.2, dan 2.9 kg/m2 lebih
rendah daripada etnis Kaukasia. Hal ini memperlihatkan adanya nilai ambang batas
IMT untuk obesitas yang spesifik untuk populasi tertentu (Sugondo, 2009). Klasifikasi
Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria
badan kurang < 18,5 Rendah (risiko meningkat pada masalah klinis lain)
23,0 – 24,9 Meningkat moderat Obes I 25,0 – 29,9 Moderat berat Obes II ≥ 30,0
Berat sangat berat Sumber: WHOWPR/ IASO/ IOTF dalam The Asia Pacific
b. Leher relatifpendek
bagian dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan laserasi kulit
(Sugondo,2009).
Obesitas tipe apple shaped atau yang lebih dikenal sebagai “android
dibagian atas ( upper body obesity) yaitu pinggang dan rongga perut,
sehingga tubuh cenderung menyerupai buah apel. Obesitas tubuh bagian atas
didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini disebut sebagai android
obesity. Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi,
(Sugianti, 2009).
Pada obesitas tipe ini, distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian
panggul dan paha, sehingga tubuh menyerupai buah pir. Obesitas tubuh bagian
bawah merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio
gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering
disebut “ gynoid obesity”. Resiko terhadap penyakit pada tipe ini umumnya
kecil. Pada obesitas tipe apple shaped, lemak banyak di simpan pada bagian
pinggang dan rongga perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi
6. Komplikasi Obesitas
gangguan toleransi glukosa, abnormalitas lipid dan hemostasis, disfungsi endotel dan
7. Penatalaksanaan obesitas
a. Merubah gayahidup
dan makan bukan karena lapar tetapi karena ingin menikmati makanan dan
b. Terapi Diet
kalori yang berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang terprogram secara benar.
Diet rendah kalori dapat dilakukan dengan mengurangi nasi dan makanan berlemak,
serta mengkonsumsi makanan yang cukup memberikan rasa kenyang tetapi tidak
mengandung serat tinggi seperti sayur dan buah yang tidak terlalu manis
(Sugondo,2009).
c. AktifitasFisik
dengan berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat
dan dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5 kali
seminggu (Sugondo,2009).
d. Terapi perilaku
suatu strategi untuk mengatasi hambatan yang muncul pada saat terapi diet dan
e. Farma koterapi
berat badan yang telah disetujui untuk penggunaan jangka panjang. Sirbutramine
ditambah diet rendah kalori dan aktifitas fisik efektif menurunkan berat badan dan
Pembedahan dilakukan hanya kepada penderita obesitas dengan IMT ≥40 atau
banding vertical gastric) atau bypass gastric (Roux-en Y) adalah suatu intervensi
penurunan berat badan dengan resiko operasi yang rendah (Sugondo, 2009).
BAB III
A. Kesimpulan
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu
periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Secara biologis
lansia adalah proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya
daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak
yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu
kesehatan (Sugondo, 2009). Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak
kilokalori yang masuk melalui makanan daripada yang digunakan untuk menunjang
Penyebab Obesitas
1. Faktor Genetik
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor psikis
4. Faktor kesehatan
5. Faktor obat-obatan
6. Faktor perkembangan
7. Aktivitas fisik
B. Saran
1. Bagi masyarakat
Agar pasien dapat memahami penyakit dan melakukan hidup sehat disekitar lingkungan.
Dapat menambah keluarasan ilmu terapan bidang keperawatan dalam memberi dan
menjelaskan penyakit obesitas.
Dalam memberikan pelayanan kesehtan terhadap pasien hendaknya tetap meningkatkan dan
mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, J.M.F. 2009. Dislipidemia. Dalam: Sudoyono, W.A., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., & Setiati, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI: 1926 - 1932. Ayu Henny, Komang.
(2012). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (2nd ed). Jakarta : Sagung Seto Farida
El Baz et al. (2009). Impact of Obesity and Body Fat Distribution on Pulmonary
Function of Egyptian Children. Egyptian Journal of Bronchology: 3(1)49-58. Fauci,A. S., et
al., 2009. Obesity. Dalam : Harisson’s Manual Of Medicine 17th Edition . USA : The
McGraw-Hill Companies: 939. Hayati, Sari., Marini, Liza. 2010. Pengaruh Dukungan
Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara. Rosen, S. Shapouri, S. 2008. Obesity in the midst of unyielding food insecurity in
developing countries. Amberwaves USDA ERS. Dalam Istiqamah, et al. Hubungan Pola
Hidup Sedentarian Dengan Kejadian Obesitas Sentral Pada Pegawai Pemerintahan Di Kantor
Bupati Kabupaten Jeneponto. Hal. 1-3. Santi, N. 2009. Hubungan Antara Senam Dengan
Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha. Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu
Keperawatan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Setiadi. (2008).
Konsep Dan Proses Keperawatan Keuarga. Yogyakarta : Graha Ilmu Sherwood, L. 2012.
Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC. h. 708-710. Soegondo, S., 2009.
Sibdroma Metabolik. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiasti, S.,
editors. Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. 5th ed. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pp 1865. Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett
Beare. 2006.Buku Ajar KeperawatanGerontik, ed 2. Jakarta: EGC Subijanto HAA, Dhani R,
Yoni FV.2011. Modul Pembinaan Posyandu Lansia guna Pelayanan Kesehatan Lansia.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Sugianti, E., et al. 2009. Faktor Risiko terhadap
Obesitas Sentral