1890 - Konstruksi Jalan Raya Buku 1 Geometrik Jalan
1890 - Konstruksi Jalan Raya Buku 1 Geometrik Jalan
BUITU I
GEOIIIETRII( JALAIT
M-MSAODANGMSCE
IDET-EIIIIIT NOYA
#ffitfrufr
BUI(U I
GEOMETRII( JAI,AIT
PENERBTT NOVA
KOIAK POS 1468 BANDUNG
Saodan!,f,amlrhan
Isi :
1. GEoMEIRIKIALAN.
2. PERANCANGAN PEnIGRASAN JAIJTN nAyA"
l. SIRUKIUR & KONSIRUI$IJAUIN RAYA"
625.7
I
I'ONSTBUKSIJAI,AN
DTIflT r . nrnllml? rAI A\I
Koto Pe.ngontot
DA.F!f,TAR [S[
baik pada periode 198Gan. Banyak ialan yang kembali mengalami kondisi IIAI,\MANJUDUL
kritis dan bahkan ada beberap^yaflg putus sama sekali. I(ATA PENGANTAR I
Hal seperti ini, tentunya akzn memberikan banyak pekeriaan I)AFTAR ISI iii
tambahan bag para pengelola dan pembina ialan raya, tervtama pembina
jalan di tingkat pemedntah daerah, padz erz otonomi daerah sepetti BAB 1. PENDAHULUAIN.
sekarang ini. Disisi lain mungkin pula banyak pelaksana, pengawas dan
pemerhati jalan makin kuatir, berapa lama kondisi seperti ini akan 1.1,. ' Pengantar ......... " 1
bedangsung. Insya Allah, kita semua berharap mudah-mudahan derap 1.2. Lingkup Bahasan..... 2
pembangunan akan melangkah ltgr, dan tentunya demikian pula dengan 1.3. Istilah dan Pengertt^nnya....... 2
pembangunan s t^na. dan prasana termasuk ialan tzya, akan berdenyut
kembali. BAB 2. KONSEP DASAR DAN PARAMETER GEOMETRIK
Dalam hal ini, penulis hznya memberikan sedikit sumbang pikir, JAI-AN RAYA
berupa buku Konsttuksi Jalan ini. Buku Konstruksi Jalan disusun meniadi
3 ( tiga ) buku, dengan tidak menutup kemungkinan berkembang dan 2.1. Kompetensi Geometrik Jalzn&aya 19
bertambah lagi. 2.2. Pengertian Perunczngan Geometrik................ 20
Sementara kami susun : 2.3. ParameterPerancanganGeometrikJalanRaya........ 21,
)BukuI : Geometrik J a,ltn R.:aya 2.4. Karakteristik Pemakai Ja1an........... 43
) Buku II : Perancangan Perkerasan Jalan Rayz.
) Buku III : Struktur & KonstruksiJalan Raya. BAB 3. KRNERIA PERANCANGAN GEOMETRIKJAT.AN
RAYA.
Secara umum, pembahasan materi didalam ketiga buku tidak
bersambung, jadi berdiri sendiri, namun merupakan satu kesatuan bahasan 3.1.. Persyaratan Geometrik JalznRaya 46
yaitu Konstruksi Jalan, yang memang mempunyai cakupan yang luas. 3.2. Penetapan dan PemetaznTnseJalan.............. 54
Siapapun yang ingin memiliki hanya, salah satu dari ketiga buku, tidak
akan kehilangan konteks materi pembahasan, karena memang tidak saling BAB 4. ELEMEN GEOMETRIK.
terkait langsung.
Walaupun buku-buku ini fauh dari sempurna., harzpan penulis 4.1.. Elemen dan Komponen Geometrik 57
dapat menerima masukan dari siapa saia, untuk lebih disempurnakan lagi, 4.2. Alinyemen Horisontal 57
untuk ikut beqpartisipasi dalam sasaran nasional, mencerdaskan bangsa. 4.3. Alinyemen Vertikal 108
4.4. Koordinasi Alinyemen 129
Femu[f,s"
lll
I(ONSTNUKSIJAIIAN
BUKU T: GEOMETRIKJAU,N
Iv Do6ton Isi K()NS'I'RIIKiiI JAI,AN BUKU I: GEOMETRIKJAIAN
Sistem jaringan primer, disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata c. Jalan lokal primer tidak terputus,walaupun'memasuki desa'
ruang dan struktur pengembangan wilayah tingkat Nasional yang
menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi sebagai berikut:
(B) SistemJaringanJalanSekunder.
A.1. Jalan Arteri Primer :
- Jaringan jalan sekunder di dalam desa, yang merupakan hasil swadaya (l'). Jalan Khusus
nrasyarakat, baik yang adadi desa maupun di kelurahan.
- Jalan yang dibangun dan dipelihara oleh Instansy'Badan
Hukum/Perorangan untuk melayani kepentingan masing-masing .
BERDASARKAN FUNGSI
(rru-No.13l19ao & PP.NO.26I1966) Klassifikasi Jalan menurut wewenang dapat dilihat pada Gbr.1.2.
AF
TABEL 1.1a. Klassifikasi lalan antar Kota
II l-r<rrl II Fungsi Kelas Muatan Sumbu Terberat
Arteri I >10
KP KP II 10
III A 8
ttt [- Kolektor III A I
LP
",'-Jtit
LP III B
Lokal III C 8
ADMINISTRASI O ii). JALAN TIPE II ( P.',g"tr.r.,Jalan Masuk: Sebagian atau txnpa pentrturxn
(PP. NO.26 T1I.1985 Ps.43,44,45) Fungsi VOLUME KELAS
I.ALU LINTAS
( dalam SMP )
PRIMER : trArteri I
n Kolektor 10.000 I
10.000 II
SEKUNDER: r Arteri > 20.000 I
< 20.000 II
n Kolektor > 6.000 u
< 6,.000 III
n Jalan Lokal > 500 IIT
< 500 ry
Sumber : Standar Perencanaan Geometrik untukJalan Perkotaan - 1988
untuk konstruksi jalan, terdiri dari badan jalan, saluran tepi jalan dan I I .. nruarr .l I I
i r -;.::l
: >Efq
(2). Milik Jalan (DAMIJA) atau disebut juga ROW (Right of
Daerah ,^,,,-,1.,,,--.
i--f---rfll!eler'lrf1.-'--''l ! ,,,.i, :
ti(/ry), meliputi Damaja dan sejalur tanah tertentu , dibatasi oleh patok r* i
par+lil
batas t ! ii II ::*
ii
I
uarru DAi,iuA
tanda batas Damija.
:^T'," ) :tjrijll i t pi
(3). Daerah Pengawasan Jalan (DA\i(ASJA), adalah sejalur tanah, yang j-
=liJan
t -i,som
terletak diluar Damija, yang penggunaannya diawasi oleh pembina jalan, -
dengan maksud agar tidak mengganggu pandangan pengemudi dan
bangunan konstruksi jalan.
Gambaran posisi Damaja, Damija dan Dawasja, untuk jalan antar kota Arteri ; Min 2O,O m
Kolektor: Min 15 ,0 m
dapat dilihat pada Gbr.1.3. Lokal : Min 10,0 m
(1). Badan )alan, adalah bagian jalan, yang meliputi seluruh jalur lalu t.3.4. GEOMETRTKJAT-AN
lintas, trotoar, median dan bahu jalan, serta talud/lereng badan jalan, yang
merupakan satu kesatuan untuk mendukung beban lalu lintas yang lewat o Penampang MelintangJabn :
diatas permukaan jalan.
(2).Ambang Pengaman, lajur terluar Damaja, dimaksudkan untuk (1). Jalur Lalu Lintas, adalah bagian jalan yang digunakan untuk lalu
mengamankan bangunan konstruksi jalan, terhadap struktur lain, untuk lintas kendaraar,yang secara fisik berupa perkerasan jalan.
tidak masuk kawasan jalan. (2). Lajur. adalah bagian jalur lalu lintas yang memaniang, dibatasi oleh
(3). Perkerasan Jalan, adalah lapisan konstruksi yang dipasang langsung marka lajur falan, memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu
diatas tanah dasar badan jalan, pada jalur lalu lintas, yang bertujuan untuk kendaraan bermotor sesuai kendaraan rencana.
menerima dan menahan beban langsung dari lalu lintas. (3). Bahu Jalan, adalah bagian jalan yang berdampingan ditepi lirlur
(4). Tanah dasar (subgrade), adalah lapisan tanah asli/tidak asli yang lalu lintas, dan harus diperkeras, berfungsi untuk lajur lalu lintas darur.rt.
disiapkan/ diperbaiki kondisinya, untuk meletakkan perkerasan jalan. ruang bebas samping dan penyangga perkerasan terhadap bcbrrrt lalu
lintas.
( IAI'ATAN : Istilah yang lebih lengkap akan disajikan pada Buku 2: Perkerasan Jalan. (4). Median, adalah bagian jalan yang secara fisik mcmisllrk.rtt tlur
jalur lalu lintas yang berlawanan arah, guna memungkirtkrur kcrttllralt
bergerak cepat dan aman. Fungsi median adalah : nrcnris.rlrkrrr rlui llttntr
II hrr\x'l'til rtrtil J.{l,AN BUKU 1 : GEOMETRIK JAI^AN l'rnrlulu0,urtr !lr
lalu lrrrt.rs yir.g berlawanan, ruang lapak tunggu penyeberang jalan, (14). Jalur parkir(parking lane/stopping lane), adalah jalur khusus yang
pencnrl),rl,rrr fbsilitas jalan, tempat prasarana pekerjaan sementara, rlisediakan untuk parkir atau berhenti, yang merupakan bagian dari jalur
penghii.ruan, pemberhentian darurat, cadangan lajur dan mengurangi silau lalu lintas.
dari lanrpu kendaraan pada malam hari dari arah berlawanan. (15). Jalur tanaman (planted strip), adalah bagian dari jalan yang
(5). T'rotoar, adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada Damija, diberi disediakan untuk penanaman pohon, yang ditempatkan menerus
lapisan permukaan, diberi elevasi yang lebih tinggi dari permukaan scpanjang trotoar, jalan sepeda atau bahu ialan.
perkerasan, dan umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kend araan.
(16). Jalur lalu lintas lambat, adalah jalur yang ditentukan khusus untuk
(6). ' Saluran tepy'samping, adala.h selokan yang berfungsi untuk kendaraan lambat.
menampung dan mengalirkan air hujan, limpasan dari permukaan jalan (17). Jalur putaran (turning lane), adalah jalur khusus kendaraan yang
dan daerah sekitarnya.
disediakan pada persimpangan untuk perlambatan, perpindahan jalur dan
(7). Lereng/talud, adalah bagian tepi perkerasan yang diberi untuk menunggu pada saat kendaraan berputar.
kemiringan, untuk menyalurkan air ke saluran tepi. Dapat juga berarti
(18). Jalur percepatanfperlambatan (acceleration/deceleration lane),
lereng kiri-kanan jalan dari suatu perbukitan, yang dipotong untuk
adalah jalur yang disediakan untuk percepatan/perlambatan kendaraan
pembentukan badan jalan.
pada saat akan masuk/keluar jalur lalu lintas menerus.
(8). Separator, adalah bagian jalan yang ditinggikan pada ruang (19). Pemisah luar (outer separation), adalah ruang yang diadakan untuk
pemisah jalur, biasa ditempatkan dibagian luar, dibatasi oleh kerb, untuk
memisahkan jalur samping dari jalur lalu lintas menerus, atau untuk
mencegah kendaraan keluar dari jalur.
memisahkan jalur lalu lintas lambat dari ialur lain.
(9). Pulau lalu lintas (traffic island), adalah bagian dari persimpangan
--.rrgrrrhfr,
jalan, yang ditinggikan dengan kerb, yang berfungsi untuk
lalu lintas, juga sebagai fasilitas pejalan kaki, pada saat menunggu a Elemen Geometrik:
kesempatan menyeberang.
(10). Kanal Jalan(Channel), adalah merupakan bagian persimpangan
(1). Alinyemen Horisontal, adalah proyeksi sumbu ialan pada bidang
sebidang, yang khusus disediakan untuk membeloknya kendaraan, ditandai
horisontal, terdiri dari bagian lurus dan lengkung.
oleh marka jalan, atau dipisahkan oleh pulau lalu lintas. (2). Alinyemen Vertikal, adalah perpotongan bidang vertikal dengan
(11).. Jalur tambahan (auxilliary lane), adalah merupakan jalur yang bidang permukaan, perkerasan jalan, melalui sumbur/as jalan, yang
disediakan untuk belok kiry'kanan, atau perlambatan/percepatan umumnya disebut profilf penampang memanjang jalan.
kendaraan. (3). Alinyemen pada tikungan (curved alignment), adalah seluruh
(12). Jalur tepian (marginal strip), adalah bagian dari median bagian dari lengkung peralihan dan lengkung lingkaran.
arau
separator luar, disisi bagian yang ditinggikan, yang sebidang dengan jalur (4). Jalur pendakian (climbing lane), adalah jalur jalan yang disediakan
lalu lintas, diperkeras dengan bahan yang sama dengan jalur lalu lintas, pada bagian ruas jalan dengan kemiringan besar, untuk menampung
dan disediakan untuk mengamankan ruang bebas samping dari jalur lalu kendaraan berat pada saat menaniak, agar tidak mengganggu kendaraan
lintas. lain, yang lebih cepat
(13). Jalur sepeda(bicycle way), adalah ialur khusus pengendara sepeda
(5). Jalur samping (frontage road), adalah jalan yang dibangun sejajar
dan becak, biasa dibangun sejajar dengan jalur lalu lintas, namun sepanjang jalur lalu lintas menerus, berfungsi sebagai akses tambahan pada
dipisahkan dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik seperti kerb atau lahan sekitar atau jalan lokal, biasa dipisahkan oleh struktur fisik sepcrti
guardrail. Fasilitas ini sangat jarang ditemui di Indonesia. kerb atau pagar pelindung (guard-rail).
t3 h(rNn,t'l3lrK$IJALAN BUKUT: GEOMETRIKJAU,N
I i,rrrlrrfluIurrr a7
t9
tO h(rNN'l'ttl lltt{l JAI,AN BUKU t : GEOMETRIK.IAI-AN r . 'N :'1, I \r'.(u rkrr lltutxrtr,tr. Geonetrik Jo0or Pogo ,r
jllarr sccara utuh, yang kemudian akan diikuti dengan serangkaian fase It'ninjauan masalah dalam hal non-teknis biasanya banyak yang lcbih
selrrrrjutnya yang lebih menekankan pada langkah membangun struktur rn('rrl]ganggu dxi padz faktot teknis. Sehingga pemikiran perancangan
i;rlan sesuai dengan kriteria fungsional jalan. r1',,rnetrik jalan irngrn hanya dititik-beratkan kepada faktor teknis saja,
I :rk tor non-teknis tetap diperhatikan.
(4) Truk Besar, yaitu Truk dengan uga gandar dan Truk
kombinasi tiga, dengan iarak gandar (gandar pertama ke
gtndar kedua) < 3,50 meter.
(5) Sepeda Motor, yaitu Kendaraan bermotor dengan dua atau
tiga roda,meliputi : sepeda motor dan kendaraan roda tiga.
L -T=
lq
t!
2.3.2. VOLUME IALU LINTAS RENCANA
dimana:
K = disebut faktor Iladalah faktor volume lalu lintas jam
sibuk
F - disebut faktor F, adalah faktor variasi tingkat lalu lintas
per sePeremP^tizrrr, dalam satu jam.
VJR digunakan untuk menghitung iumlah lajur inltn tlrn
fasilitas lalu lintas lainnya yang dipedukan. Arus lrrlu lirrtls
Gbr. 2.6. J^i- iati Manuver Kendataan Besar bervariasi dari jam ke jam berikutnya dalam satu hari.
Volume 1 irm yzng dapat dipergunakan sclragrri Vf ll lrnrrrn
sedemikian rupa, sehingga :
ta IrONItl'RIIKHI JAI,AN
BUKU 1 : GEOMETRIKJAIAN L,x rt, I\r,:or dor Poruru.ter GeonetrihJo0,an Pogo
10.000 -
30.000 6-8 0,80 - 1
Gbr. 2.7. Grafik Jumtah Jam dengan Volume Kapasitas adalah volume lalu lintas maksimum (mantap) ynrrtrq
/Jam dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan dalam kondisi tcrtcntu
Rencana
(misalnya : renclne. geometrik, lingkungan, komposisi lalu lintas tllrr
sebagainya)..
:IO KONI.i'I'BIIKSTJAL{N BUKU t : GEOMEI'RIK.IAI-AN r ..s ., t, I r,r:rrt ,hu Puloir€tr.t Geo*etlik Jolon POgo ll
Kapasitas lalu lintas merupakan jumlah lalu lintas atau kendat^zn y^ng Adalah jumlah kendaraan maksimum yang melewati suattt
dapat melewati suatu penampang, dalam waktu, kondisi jalan dan lalu penampang pada suatu ialan selama 1 (satu) iam dalam
Iintas tertentu. keadaan jalan dan lalu lintas yang mungkin dapat dicapai.
Faktor utama yang mempengaruhi kapasitas lalu lintas, adalah:
(1) Faktor lalu lintas yang meliputi sifat-sifat lalu lintas, c. . Kapasitas praktis. atau kapasitas rencanz volume
antara lain :
^tau
pelzyanan.
Bus dan Truk. Adalah jumlah kendaraan maksimum yang melewati suatu
^, Pembagian kendaraan
Prosentase
b. falur lalu lintas jalur atau jalan selama 1 (satu) jam, pada kondisi lalu lintas
c. Variasi dalam.arus lalu lintas yang dipertahankan sesuai tingkat pelayanan tertentu,
(2) Faktor fisik ialan, meliputi antara lain : zrttnya: kepadatan lalu lintas yang bersangkutan, dapat
lebar perkensan ialan mengakibatkan kelambatan, bahaya dan gangguan pada
^.
b. lebar bahu jalan kelancaran lalu lintas dengan ketentuan masih dalam batas-
c. kebebasan sampiflg ' batas toleransi yang ditetapkan
d. tikungan dan kelandaian ialan. Kapasitas menuniukkan besaran kuantitas jumlah kendaraan.
e. kondisi permukaan perkerasan jalan.
2.3.4. TINGKAT PELAYAI\AI{ 0-r.l of Service).
Kemampuan suatu ialan dalam menampung arus lalu lintas
dalam suatu satuan waktu tertentu terutama ditentukan oleh Adalah tolok ukur yang digunakan untuk menyatakan kualitas
dua faktor tersebut diatas, sehingga kemampuan tersebut dapat pelayanan suatu jalan. Tingkat pelayanan, dipengaruhi oleh
diartikan sebagai kapasitas suatu jalan dan merupakan bagian beberapa faktor, yaitu kecepatan perjalanan dan perbandingan
yang tidak bisa dipisahkan atau merupakan bagian yang dengan kapasitas A /C1.
^ntar^volume
penting dalam petencanaan suatu ialan. Kecepatan perialznzn merupakan indikator dari pelayanan
Hal lain yang tidak dapat dipisahkan dari kapasitas ialan adalah falan, makin cepat berarti pelayanan baik atau sebaliknya.
tingkat pelayanan ialan yang menggambarkan tingkat kualitas Faktor ini dipengaruhi oleh keadaan umum fisik jalan.
kenyamana n petjalanan. Highway Capacity Manual, membagi tingkat pelayanan ialan
Beberapa jenis kapasitas jzlan disesuaikan atas 6 (enam) keadaan, yaitu :
dengan
penggunaan ny a, adaTah :
Tingkat pelayanan A, dengan ciri - ciri :
Kapasitas dasar atau kapasitas ideal
^. Adalah jumlah kendaraan maksimum yang melewati suatu (1) arus lalu lintas bebas tanp^ hambatan;
penampang pada suatu ialur atau ialan selama 1 (satu) jam Q) volume dan kepadatan lalu lintas rendah;
dalam keadaan jalan dan lalu lintas yang ideal yang dapat (3) kecepatan kendaraan merupakan pilihan pengemudi.
dicapai.
Tingkat pelayanan B, dengan ciri - ciri:
b. Kapasitas yang mungkin (Possible Capaciry). (1) arus lalu lintas stabil;
@ kecepatan mulai dipengaruhi oleh keadaan lalrr litttls.
tetapi tetap dapat dipilih sesuai kehendak pcngcnrutli
)Gsor dor Poroxr.ter Geortetrih JoC'ar Pogo
tl
t2 K()Nf{TRTIT(IiI JAI,AN BUKU T : GEOMETRIK JAI.AN t, )r' x,f , 1
1r'st'kan melintang dan gaya normal yang bekerfa disebut koefisien gesekan
Dari Gbr. z.9a- pada permukaan datar akandidapat rrrclrntang (f).
hubungan Besaran koefisien gesekan melintang dipengaruhi oleh beberapa
gaya geser melintang^F,, g"y, normal ^ntzra
ant,.r' petk.ras"n dan ban N, dan l;rkr,r seperti ienis dan kondisi ban, tekanan ban, kekasaran permukaan
gaya centdfugal W.V/ g.R, seperti berikut
ini :
1x'rkcrasan, kecepatan kendaraan dan keadaan cuaca.
Koefisien gesekan maksimum akan terfadi pada saat ban aken
rrrcngalami selip.
Untuk perencanaan dengan mengedepankan keamanan dan
k.nyamanan, harga F, yang dipakai adalah harga pada saat gaya kesamping
rncmberikan perasaan tidak nyaman kepada penumpang, tapi masih
rncmenuhi syar^t kestabilan. Batas kenyamanan pengendara ditetapkan
G{::,-' ,,lch beberapa hasil. penelitian. Misalnya AASHTO'54 menetapkan
R_l lrubungan kecepatan dan koefisien gesek melintang merupakan
--&-r. ^ntarlyang harganya
lrubungan linier, berkisar antz,ra +0,16 untuk kecepatan 48
km/iam dan t 0,12 untuk kecepatan 772 km/iam, sebagaimana tedihat
(bl tcl pada Gbr.2.10
lr.v'z 0,t 7
0,I6
-=(N"n+N*-)F.=W.F,.
g.R 0,I5
\P .t_ 0,14
Ii-
,-...--{2.3.) 0,I3
g.R 0,r2
0,r0
Dalam penelitian lebih lanjut, k,rcrasi k<rcfisien melintang 2.3.10. JARAK PANIDAI{G.
dan kecepatan , masih berupa garis linier hanya dipecah meniadi 2
garis patah f1 = - 0p0065 V+ 0,792, berlaku untuk kecepatan V < g0 Jarak pandang adalah suatu iarak yang dipedukan oleh seorang
km/jam, sedangkan f2 - - 0,00125 V + O,24, b.rlaku untuk pcngemudi pada saat mengemudi sedemikian, sehingga jlka pengemudi
kecepatan zntar^ 80 - 112 km/jam. melihat suatu halangan yang membahayakan, maka pengemudi dapat
melakukan sesuatu tindakan untuk menghindai bahaya tersebut dengan
lIman.
Jarak pandang terbagi menjadi dua bagian, yaitu Jarak Pandang
l{enti flJ dan Jarak Pandang Mendahului fl).
0'18
:
O Jarak pandang henti S).
2 o.r7
Adalah iaruk minimum y^tg diperlukan oleh setiap
F pengemudi untuk menghentikan kendara^nny^ dengan
0.16
3 begitu melihat adanya halangan di depan. Setiap titik ^m^n,
di
r
L'
o.rs sepanjang jalan harus memenuhi Jarak Pandang Henti ( J. ).
2
Jarak pandang henti diukur berdasarkan asumsi bahwa tirgg,
6
a
0.1{ mata pengemudi adalah 105 Cm dan tinggi halangan adalah
15 Cm, diukur dari permukaan jalan.
U o.rs
z Jarak pand^ngan henti S), terdiri atas dua komponen, yaitu :
o.e (1) Jarak tanggap fn), adalah jarak yang ditempuh oleh
fr kendaraan sejak pengemudi melihat suatu halangan
E :-Q,00125V+0.24
tx o.il yang menyebabkan ia harus berhenti sampai saat
pengemudi menginjak rem.
0.t0
$ 50 60 70 Bo 90 t@ td't @ Jarak pengereman Sj, adalah iarak yang dibutuhkan
Ea untuk menghentikan kendaraan sejak pengemudi
_ KECEPATAN KM/JAM menginjak rem sampai kendaraan berhenti.
Jarak Pandang Henti fl), dalam saruan meter, dapat dihitung
dengan rumus :
Tshap pertama
V-
di mana
=
:
d2 = 0,278 V* Tz,
(1) kendaraan yang didahului kecepatannya. tetap ;
@ kecepatan kendaraan yang mendahului lebih bcsar
darrpzda kecepatan kendaraan yang didahului ;
d: = antara3}- 100 meter.
(3) perlu waktu pengambilan keputusan mendahului bila
t'uang untuk mendahului telah terczpat;
do = 2/3 dr.
(4) apablla start terlambat pada saat menyiap , harus
dimana:
kembali ke jalur, dan kecepatan r^t^-.rata saat
T1 = waktu dalam detik, *
2,12 + 0,026 VR
mendahului oo 15 Km/iam lebih besar daripada
kendaraan yang didahului ;
T2= waktu kendaraan berada di jalur lawan, (detik) ,
* 6,56 + 0,048 VR. (5) pada saar kembali ke jalur semula perlu jarak dengan
kendaraan y ang ar ahny a berlaw anan.
a= percepatan r^ta-rataKm/jam/ detik oo 2,052 +0,0036 VR.
m= perbedaan kecepatan dari kendaraan yang mendahului dan . Mengukar Jarak Pandangan.
kendaraan yang didahului (biasanya diambil 10-15Km/jam).
%- Kecepatan kendaraan rata-tata dalam keadaan mendahului
J^rak pandangan diukur dari tinggi mata pengemudi ke
"" Kecepatan Rencana (Km/iam). puncak sebuah obyek.
dr= Jarak kebebasan
t_
o4 Jarak yang ditempuh kendaraan yang datans dari arah z) untuk pandangan henti:
bedawanan
2.4. KARAKTERTSIIKry*JAIAN.
Tabel2.7. Pan arak Pa
Dalam pengertian pemakai jalan, meliputi :
670 550 350 250 2(X) 150 100 1). Pengemudi (driver)
Sumber : TCP( iAK N( ).( ) ]t]l\'lBM/1997 2). Pejalan kaki (pedestrian).
Pemakai jalan merupakan salah satu dan tigz hal pokok, yang
tli st:1.lar-rjang ialan dengan
Daerah untuk mendahului, harus discblr terdiri dari :
jumlah paniang minimum 70 oh drri l)lurilrng total ruas jalan
tersebut. 1) Pemakai jalan
Asumsi yang diambil pada saat rrrc'rrcrrtukan jarak pandzngar 2) Kendaraan
mendahului : 3) Jalan da;n perencanaan geometriknya.
44 KONSTBUKSIJAI,IN BUKU T : GEOMETRIKJAI-AN t ,
'r'r.l' I \r:urt drtn Puonele.tt Geonetrtik Jo0on Pogo
.ilt
3.I.2. PERSTARATAI\DASAR
113
-_----
3.1.2.1. TraseJalan.
. rrkul-r pada jalan 2 - jalur, akan dapat membuat jalan tersebut sebagian
Penentuan lokasi dan perencanzafl suatu trase jalan
sampai pada
r r rt'rriacli jalan 4
- jalur.
batas-batas tertentu sangat dipengaruhi oleh keadaan Penggunaan lahan seperti daerah pertanian, perindustrian,
fisik dan topografi, 1,t'rkampungan, tempat-tempat rekreasi dan lain sebagainya juga dapat
serta peruntukan lahan yang dilaluinya.
nr('rnpengaruhi perenc^n misalnya jalan untuk daerah perindustrian
Keadaan tanah dasar dapat memperyIaruhi lokasi ^i,
dan bentuk .lircncanakan untuk lalu lintas yang sebagian besar t.rdiri dari kendaraan
trase dari suatu ialan, misalnya keadaan ,"rr"tr
dasar yang kurang baik trrrk, yang akan memedukan pefsyaratan berbeda daripada perencanaan
dapat memaksa pefencana untuk memindahkafl
trase jaran ataumelakukan
penimbunan yang tinggi, har yang iama juga dapat ;:rlrrn untuk daerah perkampung^n ata:u tempat-tempat rekreasi dengan
terjadi apabirzdidapati I't'rrrlaraan pada umumnya adalah mobil penumpang.
tanah. dasar dengan permukaan-air ,^n^i
y^rg ai.rggi, walaupun dalam f ;rlan-jalan di daerah intra-urban, biasanya diperuntukkan untuk kendaraan
kondisi te.entu daglt diatasi dengan tata salir dlaina#yang
baik. ,l.ngan bobot muatan tinggi, sedangkan jalan-jalan di daerah perkotaan
Keadaan iklim juga dapat mempengaruhi penetapan
rokasi serta .lipcruntukkan untuk variasi lalu-lintas dengan kecepatan rendah atau
bentuk geometrik, misalnya pada daerui, yl"g banyak
hujan memaksa trrrlgi. oleh sebab itu persyaratan perencanaan untuk ialan-ialan ant^r kot^
pefencana untuk menggunakan rereng merintang
perk..rrr., yang lebih
hesar daripada keadaan normar,
iugazapat -.-itr" pJk.r.r, membuat 'rtlalah lebih berat dari jalan perkotaan, walaupun pemilihan trase di
alinyemen yang jauh lebih tinggi aiipadapermukaan ,lrrcrah intra-urban adalah lebih bebas daripada di daerah perkotaan.
tanah asli. Secara umum trase jalan pada daerah perbukitan, selalu
Dalam kondisi normal, penentuan trase jalan
pemetaannya dilapangan, tidak tedalu banyak .sekaligus rrrengikuti kontur dari topografi, sehingga banyak berkelok-kelok karena
memerlukan perbai[an untuk mempertahankan kelandaian memanjang (grade) jalan. Namun
perbaikan tanah ( soil improaement
pekerjaan gali-timbun ( cut dzfilt) saja.
), sehingga hanya terbatas pada ,lcmikian yang paling utama adalah grade disesuaikan dengan persy^r t^n
)'ang ada, ^gx kendaraan-kendaraan berat masih bisa melaluinya.
)crsyaratan ini mengatur kelandaian memanjang
3.1.2.2. Faktor Topogafi. f maksimum (grade) ialan,
:rgar semua jenis kendzr^ n yang diijinkan pada ruas tersebut dapat
Keadaan topografi dalam penetapan trase jalan rrrcmpertahankan kecepatan renc nanya. dan tidak sampai terhenti akibat
memegang
peranan yang sangat penting, karena akan mempengaruhi kcterbatasan kapasitas mesin yang dipunyai kendaraan.
p.rr.ri'pri
alinyemen, kelandaian jalan, jarak pandangan, l'ada tabel 3.1 ditunjukkan klassifikasi medan berdasarkan topografi
p.rrrrip"ng melintang,
saluran tepi dan lain sebagainya.
Untuk lokasi dengan daenh datar, pengaruhn ya tidak begitu TABEL3.l. Klassifikasi Medan
nyata, penentuan trase dapat dengan bebas ditarik Topografi medan Kemiringan medan
kimana saja, disesuailan
d"1g':. arah dan tuiuan route ialan raya yangdirencanakan. Datar <3
Untuk daerah (D)
perbukitan atau daerah pegunungan' sebaliknya, iopogrrR sangat Perbukitan ( B ) 3 -25
mempengaruhi pemilihan lokasi se*a ^d^t^i
penetapan urgrr"-brgir" Pezununean(G) >250h
bahkan sangat mungkin akan mempengaruhi penetapan i^i^n Sumber : TPGJAK - No. O38/T /BM/ 1997
1"].""I" tipe ialan.
Misalnya saja untuk- dapat mempertah^.rlir., lrprriirr, 3.1.2.3. Faktor Geolqgr.
karena beratnya
rcrrrrin terpaksa perl jarur tambahan
. llngadakan pada pendaki#
1x'rrrl;rkian yang berat dari jarur jalan (crimbing rane), Seperti daerah patahan atlr
d^erah labil @ergerak), mcrrrpirkirrr
k;rr.rr:r r*rhulnya untuk menyediakan jarak ;"g, r.ra"rrg-kadang
pirra"rrgr, irendahuru i yang ,l:rcrah-daerah yang tidak baik untuk digunakan dalam pembuaran rasc
K()Nii'T'RIIKSI JAI,AN k r r t rr iu l'c.ttuncorgor Ceonetrik Jo[.or, Pogo !a
BUKU T: GEOMETRIKJAIAN
jalan. Persyaratan utama dari faktor geologi adalah hindari daeruh zofla- Dalam era pembangunan saat ini, sudah sepatutnya dipikirkan
zona geologis yang berbahaya. Trase iabn nrcrrgenai pembangunan ialan ylflg berwawasan lingkungan dan
ie;ngeLn dibuat melalui daerah-
daerah r^w^n seperti patahan, amblesan, longsoran regional dan lainJain. I'crnbangunzn yang berkelanjutan. Perencanaan dan pembangunzn jalan
Bila menemui.daerah patahan fault qone), sebaiknya dipindahkan kedaerah .rk;rn menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya agar dianalisis
yang lain yang bebas patahan. Demikian pula untuk daerah yang memiliki rrrcngenai dampak lingkungan (AMDAL). Misalnya ia,lan Cengkareng
tanah dasar dengan daya dukung tanah yahg rendah serta melalui ,lrlrcberapa lokasi selalu tergenang atr pada musim curah huian tinggi
genangan ah ya;ng bersifat regional, kalau masih bisa dihindari, hindarkan \';rrrg mengakibatkan tergenangnya flras menuju Bandzra Sukarno-Hatta,
daerah-daerah seperti ini. BiIa dana cukup banyak rersedia, dan tidak ada \',rng menyebabkan terlambatnya penerbangan, a;tat iala.n dipantai Carita
pilihan lokasi lain, dapat saia dilakukan perbaikan tanah dan atan ,lilrcberapa lokasi hampir putus termakan abrasi, dan lain-lain;
rrrcniadi contoh nyzt^ betzpa pentingnya faktor lingkungan (berikut ^g^t
peninggian elevasi tanah. sudah barang tentu dengan memperhatikan.
duign life jalan, faktor-faktor yang merugikan yang akan terjadi nanti ,rnalisanya) dalam penentuan suatu trase jalan. Jadi persyaratan untuk
misalnya kelongsoran, secara dini diantisipasi dengan membangun lrrktor lingkungan ini, dimunculkan untuk meniaga keserasian dan
struktur-struktur tambahan. [r:sinambungan ekosisistem lingkungan. Jangan sampai trase jalan
rr rcnyebabkan perubahan ekosistem secafa drastis.
3.1.2.4. Faktor Tata Guna Lahan.
3.1.2.6. Penetapan Stasiun ( Stationing ).
Dalam rencana t^tz-tuzn| untuk perencanaan wilayah atau Tujuan dari penetapan stationing, adalah untuk menetapkan
dzerah, tata guna lahan merupakan hal yang paling mendasar dalam titik-titik lintasan suatu trase lalan, sekaligus untuk menentukan paniang
penentuan suatu rrase jalan. Lpakah ialan yang direncanakan tersebut srratu trase ialtn, atau iarak dari satu tempat ke tempat yang lainnya pada
diperuntukkan untuk daerah permukiman, daerah perindustri an, at^v suatu lokasi ialm. Titik-titik penting atau titik-titik yang terdapat pada
daerah ruang lain, secara keseluruhan seraru memperhatikan ptda scpanjang jalan tertentu dinamakan dengan fizm^ titik stasiun. Jadi stasiun
peruntukan la,han. Jalan yang akan dibuat melalui daerah hutan lindung, ( Sta ) adalah farak langsung yang diukur dari mulai titik awal, berupa Sta
misalnya, segera harus direlokasi kedaerah lain. Demikian pula bilaman-a o + 000 sampai dengan titik yang akan dicari stasiunnya.
menemui cagar buday', cagar alam, situs purbakala yang dilindungi dan
lainJain.
Kelas jalan sangat banyak rerganrung pzda tata ruang yang dilalui
ialan. Drcrzh permukiman zkan mempunyai kelas ialm ymg lebih rendah
dari jalan yang melalui ruang yang diperuntukkan ...t.rt daerah industri,
demikian juga fungsi dan status izlan akrn berbeda. persyaratan teknis
terkait kepada tataguna lahan adalah iatr,gan sampai tara ruang yang sudah
adz dirusak oleh keberadaan ialan baru. Usahakan kehadiran
lalan,
menambah keserasian ruang laha,n yang suclah acla. Bila lahan belum
mempunyai tataruang, jadikan ialan sebagai sarana pembentuk orientasi
tatarnzng dengan jalan sebagai koridor penyanHla ruang lahan tersebut.
3.1.2.5. Faktor lingkungen. Gbr 3.1. Rencana TraseJalan dan Titik-Titik Stasiun.
-----'E
Titik-titik awal yang penting rlan tcrletak p^d^ trase jalan, (1) saluran samping;
ditetapkan atau dihitung stasiunnya. Dalam hal menghitung stasiun di @ kemiringan melintang jalur lalu lintas;
luar titik penting, dilakukan dengan car^-c^r^ lrcrdasarkan kriteria sebagai (3)kemiringan melintang bahu jalan;
berikut: (4)kemiringan lereng falan;
1) untuk daerah datx, dibuat jarak patok +/- 100 meter. (5)
gorong.gorong.
2) untuk daerah perbukitan,iarak patoknya tlibuat +/- 50 meter. c) Komponen pelengkap jalan
3) untuk daerah pegunungan,iarak patoknya aclalah +/-25 meter. (1) lembatan;
4) Untuk dzerah lengkung, jarak pat.knya harus rlibuat lebih pendek @ kerb;
menurut keperluan yang berkaitan rlcngrn fhktor kcrclitian. (3) pengaman lereng berupa tembok penahan;
(4) gorong-gorong;
3.1.2.7. Potongan Memaniang dan Melintang Jalan. (5) patok kilometer dan hektometer, damija dll;
(6) guideblock dan guidepost.
r Potongan mcmanjang. d) Komponen struktur ialan
(1) lapisan perkerasan jalan;
Pembuatan porongan memanjang jalan, dibuat dengan (2) lapisan pondasi atas;
menggunakan skala horrzontal l : 1000 a;tatt 1, : 2000 dan skala vertikalnya (3) lapisan pondasi bawah;
adalah 1 : 100. Potongan memanjang jalan digambarkan sec ra langsung (4) lapisan tanah dasar.
dai pengukuran lapangan, untuk mengetahui bagtan y^fig harus E Komponen road furniture
digali (galia.n tanah) dan bagian yang harus ditimbun (timbunan tanah) (1) lampupenetanganialzn;
dalam arah memanjang trase jalan. Gambar perencanaan potongan A) plplrr namaialan;
memaniang jalan didasarkan pada hasil perhitungan alinyemen vertikal (3) papan legenda wilayah kota;
serta standar-standar yang digunakan. (4) trffic sign;
(5) fasilitas fisik landskap.
r Potongan melintangialan. MarkzJalan
(1) tanda pembatas areal ialzn :sumbu/as jalan;batas
Potongan / penampang melintang jalan merupakan potongan
tepi, 7,c
b ra cro ss, cb e a ro n ;
melintang tegak lurus sumbu jalan. Dafi porongan melintang jalan dapat
dilihat komponen-komponen dan elemen dari jalan, meliputi: @ simbol lalu lintas.
llt'lrcrapa tipikal jabn raya dengan pembagian jalur lalulintas dan iumlah
a) Komponen potongan melintang yang langsung berguna lrrjrrrnya, dapat dilihat pada gambar 3.2.
untuk lalu lintas.
0) jalur lalu lintas; l.'lxrr lajur ideal, diberikan pada Tabel 3.2., dibawah ini.
@ lajur lalu lintas;
(3) bahu jalan;
(4) trotoir;
(5) median jalan.
b) Komponen yang berguna untuk drainase jalan.
h() N H,T'RI h,I{!
1 JAI,AN BUKU T : GEOMETRIKJAI^AN
r k i iI(i i(r P(,Jroreokgora Geometnib Ja0on Poqo lr4
ideal
^b13.2.I-aiut
FUNGSI KELAS I-EBAR r,/UUR rDEAL ( M ) .t.2. PENETAPAN DAN PEMETAAN.TRASEJAI-A,N.
Arteri I 3,75
II. IIIA 3.50
Dalam menentukan trase jalan, dikenal beberapa t^hap,,n survey
Kolektor IIIA-IIIB 3.00
Inkal UIC 3-00 'r'lragai berikut :
1. Survey Awal - Rekonesan ( Reconnaisance Survey
).
\FJ A- laiur
d). I JALUR,4 r,AJUR, a. Titik-titik utama (primary controls)
E= F lajur 2 ARAH ( 4t2 TB )
( tidak disarankan ) titik permulaan ffase jalan dan titik akhir.
b). T JALUR,2 LAJUR, pusat-pusat tra{Frc yang terpenring
l ARAH (2n1B) lajur daerah pegunungafl
- - persilangan dengan sungai.
lajur
e lajur
lajur
b. Titik-titiksekunder.
lajur pusat industri ataa produksi.
6, lajur
A- lair-n F-
k==i Etr A-- persilangan jalankereta api dengan jalanraya
\# \.J r lajur C-r H daerah rawa atau daerah longsoran
\-
^ ^ lrl,-
^- f-r - daerah yang cukup penting, yang mempunyai daya bcli
dan daya iual yang tinggi serta rempat-tempar bersejarah.
c).2 JALUR,4 LAJUR,
2 ARAH (4/28)
tr Pengambaran petadasar :
e).2 JALUR, n LAJUR,
2ARAH(n/28) Ditentukan alasan utama bagi daerah-daenh yang rlik,w:rri
trase ialan dan ditandai pada peta dasar.
Gbr.3.2. Tipikal denah ialan untuk 1 dan Zlaiar lalulintas dengan Digambarkan satu atau beberapa jalur altcrnutil' st.lr;r1,.1 r
EbESf[EUS GaE3@U'[Eq[']R-UK
4.1. FIF.N[F:N{ DAN KOMPONEN GEOMETRIK
aa
5ll h(|\s,t'tilrhFilJAI,AN BUKU 1: GEOMETRIKJAIAN E0.trter Geor.e.tlik ai
nrcnlgunakan nrl:ai e maksimum berkisar a.nt^ra 4 - 6 %. Pada .rrl:rlrrh bcrupa lengkung tertaiam, pada suatu nilai suatu batas kccepatan
daerah persimpangan tempat pertemuan beberapa jal:u ialan, e I ('t't(:11n2,
maksimum yang dipergunakan sebaiknya rendah, bahkan t^npz- ll;rrga radius minimum ini merupakan ketentuan minimum untuk
menggunakan superelevasi. AASHTO menganjurkan pemakaian rrrt'rnilih radius lengkungan dalam perenclnuaLi, yang dzp* dihitung dari
beberapa nilai e maksimum yaitu 4 oh, 6o/0, \oh, 10oh dan 12 oh. Bina r utnus
Marga untuk jalan di luar kota menganjurkan untuk menggunakan v'z
nilai e maksimum 8oh dan 10%. Nilai e maksimum 10oh digunakan R minimum = -(4.2 )
untuk kendaraan dengan kecepatan > 30 Km/iam, sedangkan nilai e 127 (e maks * f maks )
781913,53 ( e maks + f maks )
maksimum 8%o digunakan untuk kendaraan dengan kecepatan 30 atau D maks = ..............-(4.3. )
Krn/iam, sedangkan untuk ialan di dalam kota dapat dipergunakan v2.
superelevasi maksimum 670.
hctajaman lengkung horisontal, dinyatakan dengan besarnya radius dari
Dari Gbr. 2.9c. @ab 2), dapat diturunkan rumus yang .mengkorelasikan lcngkung atau dengan besarnya deniat kelengkungan.
kemiringan superelevasi e, koefisien gesek f , kecepatan V dan radius l)enjat lengkung didefinisikan sebagai besar sudut lengkung yang
lengkungan R, berupa : rnemberikan panjang busur 25,0 meter. (lihat Gbr. 4.1)
V2 25
e*[= D-_ X 3(r0o
g.R 2trR
1432,39
Jika V dinyatakan dalam km/jam, g = 9,81 mf det2, dan R dalam meter, D _ _.._.{4.4.)
maka didapat rumus umum: R
R dalam meter.
v
e*f= ( 4.1.) Gbt 4.1. Kotelasi atttarra deraiat lengkung ( D ) dan radius
127 R lengkung ( R )
Dari rumus ini bisa dipahami bahwa radius lengkung horisontal
dipengaruhi oleh nilai e dan f, serta nilai kecepatan reflcan yang dipilih. I)enggunaan radius minimum yang menghasilkan lengkung tertajam ini,
Semakin besar R, akan semakin kecil D (lihat penjelasan dibawah),dan scbaiknya dihindarkan dalam suatu pelaksanaan alinyemen horizontal,
semakin tumpul pula lengkung horizontal rencana. Sebaliknya semakin karena hal ini menimbulkafl r^s^ tidak nyaman bagi pengemudi yang
kecil R, semakin besar D dan akan semakin tajam lengkung horizontal lrcrgerak dengan kecepatan lebih tinggi dari kecepatafl renc na.
yang direncanakan. Itadius yang diambil untuk pelaksanaan sebaiknya, iauh lebih besar dari
Dengan kata lain, akan ada statu Radias tikungan minimum, atau Derajat rrngka ini.
Jadi.\,,^hanya sebagai patokan pemilihan radius saja.
kelerykangar maksimum, bila ada koefisien geser f maksimum, dan selang llina Marga memberikan nilai yang terdapat pada Tabel 4.2. untuk mcncari
superelevasi maksimum. kngkung yang dihasilkan oleh kondisi seperti ini It Iltn.
KONS'IRUKSI JAI,AI\I BUKU I : GEOMETRIK.IAI-AN i'0rncn Ceorctrih .iI
Tabel 4.2. Panianglai-iai Minimum (dibulatkan (.1) Selang superelevasi sedemikian sehingga kendaraan yang bcrialan
V" (krn/iam) 120 100 80 60 50 40 30 20
l):r(lir kecepatan rettclttl, mempunyai seluruh gLyL sentrifugalnya,
lari-iarj Min- R*,- (m) 600 370 210 110 80 50 30 15 .lrirrrlrangi oleh superelevasi di lengkungan, sampai terca;Pit e maksimum,
Sumber: Tata Clra Pelnlnaan GeometrikJalan antar kota [TrGJAK.)-No.038/T/BM/1997
lrt'rarti sampai kurva cenderung tajam.
Bila digunakan rumus 4.2 dan 4.3. diatas, dengan superelevasi maksimum
(l). Sama seperti metoda (2), kecuali didasarkan pada kecep^tan r^ta-
t;lIit.
e-"k- 8%o dan 70o/o, dan koefisien gesef melintang f-"0, yang bersesuaian (4). Selang superelwasi merupakan hubungan parabolis, terhadap
dengan kecepatan renc tT (gunakan Gfu.2.1'1, - Bab 2), akan didapat hasil
dcraiat kelengkungan, dengan nilai yang tedetak diantua nilai metoda (1)
sesuai dengan Tabel4.3. .
.l:rn (2).
Sebagai perbandingan AASHTO yang menggunakan variasi e-^k" =
6oh, 9oh, 10o/o dan 12oh, dengan 4 variasi disrribusi f..u., dan kecepatan 'Iabel 4.4. Uat<simom demiat kelengkungan dan Radius Minimum untrlk suatu.
reflc rrl bervariasi dari V = 30, 40, 50, 60, 65,7A,75, dan 80 mph (miles nilai limit e dan f.
per hour ), sesuai dengan metoda yang mereka lakukan, dapat dilihat pada il1(IIPATAN MAKSIMUM MAKSIMUM TOTAL MINIMUM MAKSIMUM
Tabel 4.4. {llN(IANA e f (e+ f) RADIUS DERAIAT
(ft) KEI-ENGKI-INGAN
Hubungan yang didap* dari 4 Metoda yang dilakukan oleh AASHTO, r{) 0,06 0,16 o,22 273 2tp
adalah :
.ll) 0,06 0,15 o2r 508 11,3
\0 0,06 0,14 o,m 833 6,9
r,o 0,06 0,13 0,19 1263 4,5
(1). Selang superelevasi e, berbanding langsung terhadap deniat (,5
/0
0,06
0,06
0,13
o,r2
0,19
0,18
1,t83
1815
1q
32
kelengkungan. (Hubungan garis lurus dari D=0 sampai D = maksimum). r5 0,06 0,11 o,77 2206 2,6
n() o ori 0.11 o-17 2510 2\
1o 0,08 0,16 o,24 250 22,9
Tabel 4.3 Besar R minimum dan D maksimum untuk beberapa 1o 0,08 0,15 o,23 464 t2l
rencana denqan memperzunakan Detsamarn (4.2 dan(4 ,n) 0,08 o,t4 o22 758 7,6
I(ecepatan e maks f maks R min R min D maks 6(l 0p8 0,13 o2r tt43 5,0
Rencana m/m' Desain 65 0,08 0,13 o21 t34l 4,3
@erhitungan) Desain
10 0,08 0,12 o20 1633 3,5
I(m/iam m m (detaiat) )q
0p8 1974
q 0-10 0.166 47 76\ 47 30,48
15 0,11 0,19
|t( ) noR 0.11 019 2246 2-5
0,08 51.213 51 28,09
t0 0,10 0, 6 o26 231 24,8
50 0.10 0,160 75.858 76 8.85
40 0,10 0, 5 o?s 427 73,4
0,08 82-192 82 7,41 o24 694 8,3
5o 0,10 0, 4
60 0,10 0,1s3 tt2.o47 112 )7q anl 0,10 0, o23 1043 5,5
-t
0.08 121,659 l2 1.74 0,10 0, 3 023 1225 4,7
70 0.10 o,147 156.522 157 9.12 'lll 0,10 0, 2 o22 1485 39
0,08 170.343 170 8.43 75 0,10 0, 1 o21 1786 32
80 0.10 0,1,m 209.974 210 6,82 lt( ) 0,10 0. 1 021 2032 2-8
0,08 29.062 229 5-25 io o,t2 0, t6 o28 274 26,7
90 0,10 o,728 280.350 280 5,12 40 o,t2 o t5 027 395 14,5
0.08 307.377 307 4,67
.,(, o,t2 0, t4 0?6 641 89
100 0,10 0,115 366,233 366 3,91 (,( ) 0,12 o t3 02s 960 6,0
0,08 403.796 N4 3,55
(r5 o,72 0, t3 o2s 1127 5,1
Il0 0.10 0,103 470.497 470 lo 0,12 0, t2 0,24 1361 42
3,05 't\ o,t2 0, t1 o23 1630 15
0.08 522,058 522 2.74
I?0 0.10 0,090 596-768
lt( ) o,l2 0, t1 023 1855 3,r
597 2.40
0.08 666.975 667 2.15
0.1 h(DNH't'lltrKstJAl/aN BUKUT: GEOMETRIKJAIAN
il0rnpr Geonelrik
Besarnya kemiringan normal jalan sangat tergantung kepada jenis lapis (.).8
permukaan ialan yang dipergunakan. semakin kedap ,.ir pada p.r-okr* 1'/m =
jalan tersebut, maka kemiringan melintang L,
ialan akan dibuat semakin rlimana:
landai, sebaliknya ienis lapis permukaan jalan yang mudah dirembesi oleh
air,. harus mempunyai kemiringan melintan g jirm yang cukup besar, 1/m =
landai relatif.
sehingga kerusakan konstruksi perkerasan jalan dapat jinirdrri. Besar L =
panjang lengkung peralihan
kemiringan melintang jalan ( = ) berkisar antan (z- 4 ) yo. Bentuk
B =
lebar jalur '1. arah , m
kemiringan melintang normal jalvn "n
pada ialan dengan 2 iilur 2 arah,
e =
superelevasi , mf m'
umumnya berbentuk ,,,,^- croil.)fi , dan pada jalan
en =
kemiringan melintang normal , mf m,
yang mempunyai median, kemiringan melintang dibuat ,ntrl masing- licsarnya landai relatif maksimum dipengaruhi oleh kecepatan dan tingkah
masing jalur. laku pengemudi.
Gbt.4.2.I^andai Relatif Maksimum menurut Bina Marya Sudut putaran dari roda depan kendaraan adalah relatif sangat kecil,
dan AASIITO 1990. schingga dapat dianggap bahwa p = r.cr zt^u a =p/r.
Jadi dcr= -p/rz.dr.
4.2.1.5. Bentuk lengkung petalihan. Dengan w=d u / dt, maka : *=-p/r, .dr1dt.
Sebagai pendekatan dalam menentukan bentuk lengkung Sedangkan : v=ds / dt, maka: * =-pvfrr. dr/ds, zta:u
peralihan yang paling sesuai, secara teoritis didekati dengan peninjauan ds = _ pv/w. rr. dr.
terhadap genkan kendaraan di tikungan. Pada tikungan kendaraan w dianggap tetap, maka setelih integrasi terdapat :
dianggap mempunyai kecepatan sudut yzng tetap, dan pengemudi mulai
dengan membelokkan kemudinya padz saat permulaan memasuki busur s =pv/w.r*C.
lingkaran.
Gerakan kendaraan di tikungan merupakan kombinasi dari I)ada perfnulaan lengkung, dimana s = 0, f=
gerakan mafu dan gerakan berputar , yang berarti kombinasi dari v =
hatga co , makz konstanta
integrasiC=0, iadi
ds/dt dan w = da/dt, dimana :
v = kecepatan linier , .s =pv/w.r. atau s=Vr.
w = kecepatan sudut ,
s *-iarak linier, kngkung yang memenuhi pefsamaan tersebut diatas, rrtlrrlrrlr
c = sudut putaran dan lcngkung spiral Euler Spiral Cornu, atau dalam istilah nrulcnratikir
t '_- waktu. ^tzu
.liscbut dengan clothoida. kngkung ini mempunyai sifat lxrlrwu lurr ilrr
72 KoNSTRUKfJI JAI,AN BUKUI : GEOMETRIKJAI/.N
il0.r.ncn Ceone,irtiE
7:l
na'- P.Los
tl = p.L'
l+ = P.Lt
L,,
(4.17 )
Rumus yang dipergunakan :
24 Rc
L,,
Maka ketentuan yang digunakan adalah menggunakan Full
\ = L.(1 """"'(4'B)
Circle ( trC )
Untuk L. = 1,00 meter, maka p - p' dan k = k'
-40o,) Untuk L" = L", m^kzp = P' x L" dan k = k x L..
r*'
x= 6R.
(4.e ) Nilai p'dan k' , dapat dilihat pada"fabel 4.9
40 &' 90
70 h(DNr{'l'ltt rKst JAI/AN :
BUKU T GEOMETRIKJAI-AN I erucr Ouxplrik ,,
0r p* _k+ Os p' k.
oJ o,ooo73l5 o,4999987 zo,3 o,o3()9385 o,4977965
I,O O,OOl1163l o,4999949 2l,o o,o3t7409 o,4976A42
t.5 o,oo2l948 o,49998E6 21,5 o,0.325466 0,49756AA
2.O o,002926E o,4999797 22.O o,o333559 o,4974504
2,5 0,003659t o,49996a2 22,5 o,o34tfi7 0,4973288
1,O o,o043919 o,4999542 23,O o,or49a52 o,497204,2
s,5
o,Nr32%
qoomfl7
o,49!m727
o,4998459
25,O
25,5
o,o382t95
o,o391255
o,496673A
o,496s331
./\ 6,O o,ooEto16 q4998165 26,O q039e657 o,4963E9t
.B 6,5 o,(x)95396 o,49vta# 25,5 QO4O8tOr 0,4962411
7,O qol02786 0,499750t 2't,o o,ott6587 0,4969)12
7,5 qolrolrS 0,4997r30 2?,5 o,o.425tlT o,4959372
.* 8,O qorl76(D o,496732 2a,o o,04,33692 o,4957798
t,5 o,or25030 0,4996309 2a,5 o,0442112 0,4956119
qo o,otr247t' q49958s9 29,O q(x5o978 o,4954s46
9,5 qor39928 q49953E3 29,5 o,o45!x90 q495286t
"..".. a ,,,'' SPIRAL
lqo Opr47.lo0 o,4994ttO 30,o 0,0461450 o,495t tsa
.1.. ,/..'
':.;,' TANGE{ lo,5 o,ot548E8 0,499435r 3q5 o,0477258 o,49t94(}5
'() I I,O o,o162394 o.4993795 3l,o 0.0486115 o.4%1620
I r,5 qol69er9 o,49932t 31,5, o,o4950l2 0,494.5798
l2,o o,ot77$2 4,4992@.' 3ao o,o503979 o,49tt939
t2,5 o,ors5qr5 o,499t966 31s o,o5r298s O;4942o4{
l3,o o,or9260t o,499t303 33,O o,o522o4,A oJ94Orr-r
Gbr. 4.6. Lengkung Spiral - Spiral. r 3,5 o,@o/}2t3 o39e()6rr 33,s o,o5rl162 q4938Iz(,
r4,o o,u2o7a4O o,49E9E93 34,O O,OSzf0328 0,4936131
r4,5 o,orzr549() qa98er46 14,5 o,o99549 o,4934oU
CATATAN: l5,o o,o22rt65 o,49At3T2 35,O oro55tt25 0,493t997
I* = 1 m dan 0. tertentu, dengan menggunakan persarnaan 4.10 sepanjang I* I*
= r 5,5 o,o230E63 q498?57() 35,5 qo568155 o,4929a72
/ 2 R* radial, akan diperoleh R". r6,0 o,(xt385rr o,4146739 36'0 o,o517544 o,4927706
p' dan k- diperoleh dengan menggunakan persamaan p 16,5 0,(}24633t q498588O 36,5 o,0586989 O,.f9255()1
= #- & ( 1 _ cos 2) r7,o o,02s4l16 q4984993 77,o o,os964i92 o,49212t1
17,5 o,o26t92t o:4ew'n 37,5 o,0606053 o.4920967
rlrrrr rumus k = L" -E=-R.
4oR,' (
;e-s=y!,
sin4r'2
fr R"
r8,o 0,o2619?56 o,49a:?ttz 3t,o o,cbr567, o,491t639
r8,5 o,v2776t9 0.4982158 38,5 o,06.25354 o,19t626r'
llrrtrrk 1.. I m dan 0. tertentu,(dariperhitungan, p=p..I* ; k=k..f l9,o o,(,zts5l3 qa98ll54 39,O 0,063s095 qa9r 3at7
19.5 o,gr9[]43t o,498ot2t 39,5 qo6a{b9? O.a9t l.l(}l
o-o3(}1396 o-497gmSA a0-o o.651762 o-amsa
-----"%
rq
o Paniang lengkung peralihan (I^s) berdas^rkan rumus SHORTT I irrrrrli mengimbangi g y^ sentrifugal, telah dibuatkan superelcvasi.
)'r lrirrl'Jla gay^ y^ng bekerja adalah gaya sentrifugal dan komponen berat
Gaya sentrifugal akan berubah dengan cepat, jika paniang spiral l.( n(l1rraan. Dengan demikian rumus SHORTT meniadi
yang digunakan adalah pendek, sebaliknya gaya sentrifugal akan berubah v' V. e.
sccara perlahan-lahan f ika panjang spiral cukup panf ang.
\ = 0,022 - 2,727 ........ ( 4.20)
Gaya sentrifugal = m.V /n .
R.C C
\Xiaktu yang dipergunakan oleh kcndaraan untuk bergerak sepanjang l(rrnrus ini, dikenal dengan nalr:,a rumus MODIFIKASI SHORT.
lengkung spiral sepanjang L., adalah t = L" / V. llrrgkung peralihan perenc n^an dapat diambil dari Tabel Ls1 dan Tabel
Perubahan g:ay^ rat^-rata sepaniang waktu tempuh sepaniang spiral = gzyz / Ls 3 ( lihat l,ampiran 1 clan 3), bila menggunakan metoda AASHTO, dan
waktu. 'l'rrlrcl Ls2dan Tabel Ls4 (lihat Lampiran 2 dzn 4), bila menggunakan
Gaya m.V2/R m.V3 rrrctoda Bina Marga. Masing-masing Tabel digunakan untuk e maksimum
l}olt dan 8t%, dengan suatu kecepatan rencana tertentu, dan radius yang
waktu L, /V R . [-,. ,lipilih.
Perubahan percepatan ke arah radial untuk sctiap satuan waktu
:
1.2.7.6. Superelevasi.
(C)=u/t. ---+C = z/t
Craya = m.a Superelevasi dicapai secara bertahap dari kemiringan melintang
GzYa -'' m. V' rr<rrmal pada bagian jalan yang lurus, sampai ke kemiringan maksimum
= = (superelevasi) pada bagian lengkung ialan. Dengan mempergunakan
waktu t R. L" .liagram superelevasi, dapat ditentukan bentuk penampang melintang pada
V, V. sctiap titik di suatu lengkung horizontal yang direncanakan.
C= L.- l)iagram superelevasi digambarkan berdasarkan elevasi sumbu ialan sebagai
R.L,. R.C. saris nol. Ada tiga cara dalam menggambarkan diagram super elevasi,
dimana: vaitu: (lihat Gbr.4.7 ).:
L - panjang lengkung spiral I meter ] l) Sumbu ialan dipergunakan sebagai sumbu putar.
R = jari - iari busur lingkaran I meter ] f) Tepi perkerasan ialan sebelah dalam digunakan sebagai sumbu putar.
V - kecepatan rencana.,Km / jam- ) Tepi perkerasan jzlan sebelah luar digunakan sebagai sumbu putar.
C = perubahan percepatan [m/de( ] , yr.g bernilai ^ntzra: l]ntuk jalan r^y^ yang mempunyai median Qalan rzyz terpisah),
1-3.
lrcncapaian kemiringan didasarkan pada lebar serta bentuk penampang
n-relintang median y.^ng bersangkutan dan dapat dilakukan dengan
v' rnenggunakan ketiga cara tersebut diatas, yaitu :
Rumus SHORT : I-s = 0,022 ........( 4.19.) l) Masing-masing perkerasan diputar sendiri-sendiri dengan
(1e0e) R. c menggunakan sumbu jalan masing-masing ialur jalan sebagai suml>u
putzf.
Rumus ini, tidak memperhitungkan pengaruh adanya
"l) Kedua perkerasan diputar sendiri-sendiri dengan sisi mcclian st'lxr11;rr
kcrrriringan ialan terhada;p gzya centrifugal
sumbu putar, sedangkan median dibuat dalam kondisi clatar.
K()NSTITI]KSI JALAN BUKUT: GEOMETRIKJAIAN
i'e.ru Geonettik It
Cara AASHTO, melintang sudah mulai berubah pada l) lengkung busur lingkaran sederhana (circle) ;
^. titik TS (Iikunganpenampang
Spiral).
.l) lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan (spiral - circle
-
b. Caru Bina Marga, penampang melintang pada titik TS (fikungan * - spiral)
Spiral) masih berbentuk penampang melintang normal. i) lengkung peralihan spiral - spiral
r.g&$.,^c oAr ,^ og. t' o.or-,." t\- 4.2.2.1. k gk"og busur lingkaran sederhana (circle).
( nori{l t
/ = \.Tg.Yz L (4.21)
& (1-Cos'/zL')
Cos t/z A
= Tc.tg t/r A, (4.22)
4.. n
t. = A dalam dertjat (4.23)
180.
-Rc, A.
I, = 0,01745 Rc ,A dalam derajat (4.23t)
CIRCLE
TANGENT
L.= Rc, A dalamradial. (4.24)
Metoda,MSHTO :
l)ari Tabel Lsl (Lampiran
1) diperoleh e= 0,026 dan Ls = 40 m.
licrdasarkan perhitungan yang dilakukan, didapatkan dataiata sebagai
lrcrikut :
V = 60Km/iarn Lc = 166,65 m
A =20" e = 2,6oh
It = 955m Ec = 3,65 m
Lthar A *.
Y+ o'o2 'lt = 83,55 m Ls' = 40m
I)i soal ini hanya terdapat perbedaan di e saja. (eu*=2,3oh,"t,o,,ro=2,6oh
(tidak selalu demikian/tidak bedaku umum)
Gbr.4.10. Pencapaian Superelevasi menurut Bina Matga dan
AASI{TO pada tikungan Full Circle(I"ingkaran penuh).
8C h(, N f{.I.IT T I KliI JAI,AN BUKU 1 : GEOMETRIKJAT-AN
r ilCencn Geone-trib t7
Pr ,/-.
z\\ 4.2.2.1. I-engkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan
( Spiral {itcle -Spiral )
gT
BAGIAN
'\
.-\ "'
\
\
lxf
I vr*61sm I
l(c di akhir spiral (sebelah kanan SC). Titik TS adalah titik pcralih:rn
l,;rrrtl:ri llclatif (Bina Marga)= { ( 0,02+ 0,023)*3,50 \ / +O = 0,00376 lxrgian lurus ke bagian berbentuk spiral dan titik SC adalah titik pcralihrrrr
l,;rrrrl:ri l(r'lrrtif'( AASHTO ) =
{ (0,02+ 0,026 )*3,50 } / +O = 0,00401 lxrgian spiral ke bagian lingkaran.
at t()Nf.lTlltlKiilJAI,AN BUKU r : GE0METRIKJAI-AN SCerer Geoxetrib
-
L2 L2
X=L(t__1 Y_
40R2 6R
L" g0I"
0s -_ radial 0s = ---:- der2;i*
2& Tr Rt
L"' In' _ -4.
-\sin 0, \
6& 40 &'
Untuk L,= 1ff, p = p+ dan k=k*
Dan untuk I*=I", p = p*. L" dan k= k*.I+.
Sudut pusat busur lingkaran = A., dan sudut spiral = 0*'
Jika besar sudut perpotongan kedua tangent a,dalah A, maka:
A. A- 0,.
= DTN.AIILIRUS IIABTIILTnIJS
E, = (& +p) Sec %A _ \
T. = (& +p ) tg % A + k
SISI DTL.Af,I
0.
I-.=-tr.\
SPIR.IIL
180 :
L.' 602 Disini Tabel 1 sampai Tabel 4 hznya digunakan untuk mencari
p =-- -573 (l-Cos3,0) superelevasi. Paniang lengkung peralihan L, harus dicari dari rumus 4.18 :
&(1-Cos0,)=
6& 6.573
0 s. n .Rc
P = 0,263 m'
t^s = (4.2s)
Dengan mengunakan Tabel 4.9, didzpatkan data :
90
P* = 0,0043919
p = p* * Ls = 0,0043919 . 60 = 0,263 m
k = I"-L'/40&'-&sin0, dengansudut 0s='/, A.
Rumus la;innyz- dari lengkung spiral-circle- spiral tetap dapat digunakan,
k = 60 - 60u / 40.573' - 573 Sin 3,0 = 30,0 m
Dengan mengunakan Tabel 4.9, dtdapatkan data : dengan mengakomodir hal khusus diatas.
k* =
0,4999542
k = k* xL = 0,4999542 . 60 = 30,0 m.
lr. (R. +
= p) Sec%A - &
), r()Nt{T!l1 Xt{l JAI.AN
I
BUKU T : GEOMETRIKJAIAN ill,cu Georztrih T
\ I;T
-..\ a
\ a
SISI LUAIT
DAB,AHLURU$ iolmenurnus
0.01
, {e-,"v\,b
i t-'.:,r.
.\
Gbr. 4. 14. Diagram Sulretelevasi CONTOH SOAL 2
x":
:
Gbt.4.15. Pencapaian Superelevasi pada tikuagan
Lirykamn Penuh.
h()Nn't'ttt rKsI JAl,aN BUKU T : GEOMETRIK.IAI.AN ernrr (iarncttik af,
lirlrltuu
lil(utrSra
15
"i"lA.frh
tilugrl
l)ari gambar 4.76 dapat dilihat : ll, radius lengkung untuk lintasan luar roda depan yang besarnya
b = bbx kendaraan rencana dipengaruhi oleh sudut a
l(, .lirrsumsikan sama dengan F.i+ y2b.
tikungan pada laiur sebelah dalam.
U = B-b r(, = (&+Y,b)2+(p+A)') (\+y,b)'= &'-(p+A)'
C = kbar kebebasan samping di kiri dan kanan ialan.
Z = kbar tambahan akibat kesukaran mengemudi di
rll,l-t7rb) J
B. -'7 -(p+ A)'
B, = l-ebar total perkerasan pada bagian lurus
N = l-nbar total perkerasan di tikungan t(: R"' *(p + A)' -,/rb ) R, +b= *(p+ A)' +%b ..
B. = Jumlah laiur r l, ------:--r--:--) ( a\
A b = N(B+C)+Z ) sulrslttust \ /
B=\ Ri
,r-ffi
:
R*
( 4.26)
t
taa KoNsnf,,urstJALAN BUKU T : GEOMETRIKJAI^AN t0ener Geonetrr.ih loI
Z= 0'10:V ; dimana : V= kecepatan kendaraan I Km/iam] dan Pelebaran Jalut I-alu Lintas di Tikungan berdasarkan Tata Cara
{R Perencanaan GeometrikJalan at:itat Kota. ( 035/T/BM/1997 )
R = radius lengkung I meter ].
di tikungan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Pelebaran falur
Kebebasan samping yzngada di kiri dan kanan jalan, tetap harus Kesulitan pengemudi untuk menempatkan kendaraan tetap pada
dipertahankan demi untuk keamanan dan tingkat pelayanan ialan.
"
laiurnya.
Kebebasan samping ( C ) sebesar 0,50 m; 1,00 m;1,25 m; cukup memadai
untuk jalan dengan lebar lajur 6,00 m; 7,0 m; dan 7,50 m.
" Penambahan lebar laiur yang dipakai saat kendaraan melakukan gerak
melingkar. Dalam segala hal pelebaran di tikungan harus memenuhi gerak
perputaran kendaraan rencana sedemikian sehingga proyeksi kendaraan
Pencapaian pelebaan pada lengkr,rng horizontd.
tetap pada lajurnya.
HORISONTAL
o
:
i
Garis AB =garis pandangan
Irngkung AB = iasakptndtngrn.
m = iank dari penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam \/
\--.--/
I meterl E -At-! bfa rrfhf
0 = setengah sudut pusat lengkung sepanjangl.
S - iank pandtngan [meter] Gbt. 4.18. Jaruk pandangan pada lengkung horizontal untuk A).
L = pznizngbusur lingkaran [meter] S < L dan B). S > L C). Notasi-notasi.
R' = radius sumbu lajur sebelah dalam [meter]
m = R' - R'Cos Q = R' (1- Cos Q)
90s 28,65 . S
2q fr.0.R'
S_ 2fIR'= 0- =
fI R' R'
360 90
m= R'(1- Cos Q)
90s 90 DS DS
1432,39
0= m= (1-Cos DS/s0)
NR' n 1432,39 50 D
m= R' ( 1-Cos 28,65. S./ R')...-., .-.- (4.27)
q
(Vr)
l. {f:^;;rY;;--
-- ,6 II
i
b). DE.{AH
Tabel 4.12. Paniang kritis ( - ). Gbt:4.24 Taiut pendakian tipikal
Kelandaian f/o) 4 5 6 7 8 9 10
A'Jn'
Jn<L,maka: L= ..(4.31)
399
399
Jn > L,maka: L= zJh- .....-(4.32)
A
- Gbr: 4.28 . UntukJn<L
3) Paniang L , berdasarkan J,,.
A'Jo'
Ja < L ,maka.; L =
.. _ ..(4.33 )
840
840
Ju > L,maka : L = 2 Jo - ..-(4.34)
A
V.n
L-- .. (4.3s)
360 Gbt. 4.29. UntukJn>L
*
t{.pre{ G{'onel[ik
BUKU T : GEOMETRIKJAI-AN
II8 KONSTBUKSIJAT,AN
oBatasbawahpaniangminimum,didasarkanPadakecepatan
untuk
rencana dan iarak'periala:nan selama 3 detik; demikian iuga
lengkung vertikal cekung. 550
Untrf. f,erhitungan lerigkung vertikal' tnaka lengkung dianggap
adalah paniang
berbentuk pur^bzl^, drrr-pr"ir"g horisontal diatas, ^o
500
teoritisanl^ratitik-titikPotongdatigarislurusdanlengkung
parabola, sebelum dan scsudah lengkungan' En-
untuk lengkung vertikal'
Jarak pand ^rg n menyiap/mendahul'i
6-
2%o - 76
o/o, dapat Zmo
dengan perbeiaan kelandaian A bervariasi antara v
o
ditihat pada Gbr. 4.32-, detgan anggapan-anggapan^:. rt rso
km/iam lebih
-Kendaraan y".tg di.rlip bell'lan p'a' ttttpatan20
J
(9
kecil dari kecePatan rencana' ? :oo
z-.
- Waktu PersiaPan diambil 3 detik'
laiur falan yang e
- Menyiap ha,.,yu akan bedangsung pada blgr.an
250
dengan iarak pand nl, n"i f it"t'gan yang dipetlukan untuk t50
^ngstandar AASHTO)' yang berge tzk diantar-a
menyiap lberd'asarkan"
akan tedalu mahal bila diikuti secara penuh,
pada
2o/o-1,6oh ini, r00
4.3.2.2.L.gkurgvertikal cekung' t
harus o I 2 t 4 5 6 7 I 9 l0 ll t2 13 14
Dalam menentukan panian'g lengkung vertikal cekung'
15
;^ 900
o
g Eoo
o
z.
700
?
o
ooo
z- SOO
J
trco
2 too
1 zoo
J
x
o
o
- 100 o
E
o
0 o
=
fr
o
a
*
o
o
a at
o
- ./ ,.i.1. /)..',e
500
eo
450 3
* coo
=
6', 350
z
?
(,
300 S< L :Joror F.dooo ( Dorjong trnqlsB
9. zao
- Gbr. 4.32. J aruk pandangan menyiap dan paniang lengkung
E lio
o- Parabolis.
3'* 50 Jarak penyinaran lampu kendaraan
0 Jangkauan lampu depan kendaraan pada lengkung vertikal cekung,
o l 2 3 4 5 6 7 8 9 r0 il t2 13 11 15
merupakan batas jarak pandangan y^ng dapat dilihat oleh
pengemudi pada malam hari. Di dalam perencanaan umumnya
PERBEDAAN AIJABAR KETANDAIAN (%)
tinggi lampu depan diambil setinggi 60 cm, dengan sudut
penyebaran sebesar 1 ". ktak penyinaran lampu dengan kendaraan
dapat dibedakan dalam 2keadaan, yaitu :
Gbr 4.31. Grafik paniang lengkung vettikal cembung
betdasarkan iarak pandang mendahului (J" ). 1) Jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan < L;
2) Jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan > 1,.
{
--
Gambaran dari penentuan jarak pandangan menyiap dibcrikan
pada Gbr. 4.35.
4
tntgi mo to
I Mtnrmum ,or ok - I
F-- ponoong mororui
--l
Jalrrk pandangan bebas dibavrah bangunan pada lengkung Gbr.4.36. laruk pandangan bebas dibawah bangunan pada
vertikal cekung lengkung Vertikal cekung, dengan S < L
Jarak pandangan bebas pengemudi pada ialan raya y^ng melintasi S2.A S2.A
bangunan-baflgunan lainnya seperti ialan ruya lainnya, jembatan I. : _+ m = .{4.39)
penyeberangan, viaduct, aquaduct, seringkali terhalanpl oleh bagian 800. m BOO. L
bawah dari bangunan tersebut. Panjang lengkung vertikal cekung
minimum diperhitungkan berdasarkan iarak pandangan henti
minimum dengan mengambil tinggi mata pengemudi kendaraan Jlka jarak bebas dari bagian bawah bangunan terhadap ialan, adalah
truk, yaitu 1,80 meter dan tinggi obyek 0,50 meter (tinggi lampu C, maka :
belakang kendaraan). Ruang bebas vertikal minimum 5 m. Dalam
perencanaan disarankan untuk mengambil ruang bebas * 5,50 h, - h2 s'.A h1+h2
meter. Untuk memberi kemunl4kinan adanya lapis tambahan m= c___ -c_
(overlay) di kernudian hari. 2 800.L 2
) Jarakpandangan:S<L S2.A
l= {4.3e )
Diasumsikan titik PPV berada dibawah bangunan . 800c-400(h,+hr)
Sm
1-;'z - E = A.L./800. Jika : h,= 1,80 m , h , = 0,50 m , dan C= 5,50 m, maka
L E, persamaan menjadi
S 800 m
(-), = A..S2
L A. L. L=
3480
126 I'ONSTBfII(STJAT,AN BUKUl : GEOMETRIKJAI,AN t0erter^ GeonetriE
a-LSF / 1.3,AOL
1) Pada alinyemen vertikal yang rclatif datar dan lurus, sebaiknya Gbr: 4.38. Ltrgkorgvertikal dan hodzontal tetletak
dihindari adanya hidden clip, yarru lengkungJengkung vertikal pada satu fase.( ideal )
cekung yang pendek dan tidak tedih^t m t^ dari jarak jauh.
2) Pzda landai menurun yang paniang dan tajam, sebaiknya 2). Bila tikungan horisontal dan vertikal tidak terletak pada satu
diikuti oleh pendakian, sehingga kecepatan kendarz fl y^ng fase maka pengemudi akan sukar untuk memperkirakan bentuk
telah bertambah besar dapat segera dikurangi. jalan selaniutnya, dan bentuk jilan terkesan patah, disuatu
tempat (Gbr.a.39).
3) Jika direncanakan serangkaian kelandaian, maka sebaiknya
kelandaian yang paling curam diletakkaq di bagian awal, yang
diikuti oleh kelandaian yang lebih kecil.
4) Sedapat mungkin dihindari perenc n lengkung vertikal yang
^n
sejenis (cembung atau cekung) dengan hanya dipisahkan oleh
tangen yang pendek.
3). Tikungan yarrg t^jam sebaiknya tidak diadakan di bagian atas 4). Pada ialan yang lurus dan paniang sebaiknya tidak dibuatkan
lengkung vertikal cembung, atau di bagian bawah lengkung lengkung vertikal cekung(Gbt.4.4L2) ^t^u kombinasi dari
vertikal cekung. Alinyemen verrikal akan menghalangi lengkung vertikal cekung (Gbr. 4.41b)
pengemudi pada saat mulai memasuki awal tikungan (Gbr.
4.40)
Kombinasi yang seperti ini akan memberikan kesan
terputusnya jalan, yang sangat membahayakan pengemudi.
"\+
]rIf, Gbr : 4.41b. Kombinasi tengkung vertikal cekung pada ;alan
yang relatif lurus dan Paniang-
ib./rr-T-
,iffi
ol. okon tedodi efd< lonooton
Gbt.4.43. B"Srn lurus pada puncak lengkung cembung.
mr I a:'
b). okon terlodi goyo sentrifugol
don ruong bebos (woking )juSo
menjodi songol buruk.
v*'
o Dari rumus $.2)--'+ R-in=
127 (e
-"u.
t f -,n" )
o Dari Tabel 4.3. untuk VR= o/o, maka f maks 0,140
80, e maks - 70 =
902
o Diperoleh : R -i, = = 2A9,97m.
127 (0,10 + 0,140 )
diambil R -indes"in = 210 m (Iabel 4.23) D oo*= 6,82"
o Perencanaan Tiktngan ,
. KOORDINAT:
KOORDINAT x Y Z
TmKA (sTA.orcoo) 20.000 20.000 2N 237,70 m.
=
TTTIK PI 20.220 20.090
TTflK B 20.965 20.010
PI_B = W
=
d ,,-u = 749,28 m.
o Titik A dianggap berimpit dengan BM 0 sebagai awal Proyek di Sta.O +
000, dengan koordinat dan elevasi seperti diatas.
4
( 80)' 90.0,076
Dari data yang ada, maka diperoleh sebagai berikut :
I*-i.= 0,022 =27,54- 16,58= 10,96 m
409.1 t
Titik A PI B
x 20.000,000 20.220,000 20.965,000
Cek 3). --2,727
( .- - e" ).V* ( 0,1- 0,076 ). 80.
Y 20.000,000 20.090,000 20.010,000 ,_
*min = 2,53 m
X-i-,rt 0 220,004 255,000 3,6 r. 3,6. 0,035x6
Y-i*r.t 0 90,000 - 80,000 Ambil yang terbesar L, *in= 66,67 m
afc tan 0 67,75" - 83,87"
azimuth 67,75" 96,1.3"
r+ad'-70m>ro* = 66167 rn
A 28,38" ok!.
I
Datt- drta:
" Dari Tabel 2.4. Krcr.pltan Rencana gJ, sesuai klasifikasi fungsi dan
klasifikasi medan jalan, dengan fungsi izlan artei dan daerah bukit
didapatkan Vr = 60 - 80 Km/iam, dalam hal ini diambil Vn = 70 Km/iam.
v*'
" Dari rumus (4.2)- R *in =
127 (e *a., * f -,u )
oh,
" Dari Tabel 4.3., untuk e maks - l0 maka f maks = 0,147.
702
o Diperoleh: R -i, = = 156,21 m.
127 (0,10 + 0,147)
diambil R mindaain = 157 m (fabel 4.3.). D*r," = 9,12".
E Perencanaan Tikrngan .
do,-o =m Y
X-i-r,rt
20.000,000
0
20.010,000
220,000
19.950,000
745,000
_ Yoi-.,h 0 10,000 - 60,000
d ,,-u = 747,41 m- arc tan 0 87,4ff - 85,40"
azimuth 87,40" 94,60"
2) Mencari besar sudut tikungan A A 7,20"
=
Sudut azimuth taq X,/Y.
arc
XdanY = kootdinat aziouth, 3)' Perhitungalt
A tikungan = sudut azimuth B - sudut azi.uth pL of thuhb' A < 10P+ menggunakan tikungan dengen jenis
Sesuai 'rute
Lingkaren Sederhane, yang mempuoyai mdius diambit R = 6m m >
Titik A: . R-,,=157m.
Ituordinat titilA: ( 20.m0:20.000) ( R-t tidak Eternedukao lengkuog Peraliian = 500m + IihatTabel
I(oordinat azimuth : ( 0.000; 0.000 j 4'4)
tg (x./y) : 0 q' Menglitung chrcn titutgerr'
^tc azimuth :
Sudut -
R= 600n!, A = 72n"
TitiL PI :
IGordinat titik PI : ( 20.2N: X.OIO) ' Dari rumus ( 4'21) :
(:ONTOH SOAL 6:
Rencanakan tikungan SS untuk data sebagai berikut :
Sta. A = 0*000 L= 39,67 "
Sta. TC = Sta.A+dn-r, - T. Klassifikasi medan : Pqgunungan
= ( 0 + 000 ) + 220,23 - 37,75 = O * 182,48
Fungsi jalan : Lokal
Sta. CT = Sta. TC + I-c. Jalurialan :2x3,00m
- (0+ 182,48) + 75,40= 0 + 257,88
Radius lengkungan : 40 m.
Sta. B - Sa.CT-Tc*do,_u
- (0 + 257,88) - 37,75 + 747,41 = 0 + 967,54. Menghitung elemen tikungan.
CONTOH SOAL 7:
CATATAN:
l)rofil mema;nja;ng suatu ialur ialan seperti pada gambar dibawah ini, rlan
rrkan direnc tnakan lengkung vertikalnya.
(x,r-xa)
= arc tg
(ye-ye) (bc :
( rc-xs ) .lzl*n ytng akan direncanakan berupa ialan KOLEKTOR pada daerah drtx
arc tg ---*---
(r-ve) dengan kecepatan renc n Vn= 60 Km/irm.
fhta - Dzta drnKetentuan :
An: lSoo-1*^-or.,
" Dari Tabel 4.11. Untuk Vn= 60 Km/jaim, kelandaian maksimum =
llo/o
(tc-xs) " Dari Tabel 2.5 , Untuk Vr= 60 Km/izm, jarak pandang henti minimum
=arctg (b-xc) (Jn) = 75 meter.
( yc - ys ) ep : afc ,t -i;;;
" Dari Tabel 2.7, Untuk Vn = 60 Krn/irm, jarak pandang mendahului
minimum 0o ) = 350 meter.
&:(ocs-oco)- l8oo
200 200
KEIERANGAN : g, = kemiringa.^ tat^-ra;ta dari Sa. 110+000 ke Sa. 11Gt200, naik
& = kemiringen ratz,-r ta dari Sa. 110+200 ke Sa. 11Gt-4fi), turun
91i#
2. Arus lalu lintas diberi sudut tertento O5" - 105), dengan maksud
selain untuk mengurangi kecelakaan, juga mengurangi jarak dan
waktu kendaraan yang berpapasan, sehingga tidak terjadi konflik
(Gbr.la - garis terputus-putus).
15l)
T5I KONSTR,TIKSIJAI,AN BUKU r : GEOMETRIK JAIAN Geonetilh Peasinpongou r6t
Y
w^rna yang d^Pzt mengarahkan zhtan kendaraan, dan
^t^lJ
pengendalian kecepatan
1-
- dapzt pula berupa bentuk fisik, seperti kerb, pagatfuficin{, pagar
pengaman (guard-rail1, atau patok pengarah (guide-post).
Jari-iait kanal, dipertimbangkan untuk kendaraan yang belok kanan
adalah 15 - 30 meter, sedangkan untuk belok kiri ditentukan oleh
lahan yang tersedia dan lebar trotoir, dengan pertimbangan radius
putar minimum sebagai berikut, untuk:
Mobil penumpang = 6 meter.
-_-.-....-_ Truck dan semi trailer = 1,2 meter.
-j$%-
lt Lebar kanal disesuaikan dengan ial-jari lengkung dan kendara^n renc n ,
(el sebagai patokan lihat Tabel 5.1.
Dalam hal kanal dipisahkan dari jalur lalu lintas utama dengan pulau,
Sumbet: Highway Engineering - OGLESBY
diperlukan daerah bebas 50 cm, disebelah kanan dan kiri kanal tersebut.
Daerah bebas digunakan untuk bahu ialan, saluran samping, dan letak
Gbr.5.1. Ilustrasi ienis-ienis kanal.
pulau lalu lintas.
sehingga pengendara mau tidak mau akan mengurangi kecepatan
TABEL 5.1. LEBAR KANAL
kendaraannya.
Kendaraan Rencana
Jari-jari sisi
luar Kanal Truck Semi-trailer Truck
5. Terjaganya fungsi lanngan sesuatu tindakan, misalnya
berbelok ke suatu arah,walaupun^tas
tanpa kehadiran piranti kontrol.
13<R<14 8,5 5,5
14<R<15 8,0
5.1. SIMPANG SEBIDANG. Jxak rntara persimpangan, harus diusahakan sejauh mungkin.
Jarak minimum harus ditentukan, sehingga lebih panjang dari kondisi
Simpang ialan pada perremuan sebidang, sangat potensial, untuk berikut ini:
menjadi: ) panjang bagjan menyusup.
) titk pusat konflik lalu lintas, ymg saling bertemu. ) antrian pada lampu lalu lintas.
) penyebab kemacetan, akibat perubahan kapasitas. ) jalur belok kanan zttu ialw perlambatan.
) tempat terjadi kecelakaan. ) batas konsentrasi pengemudi.
) konsentrasi kendaraan dan penyeberang ialan.
Pada Gbr.5.3- dapat dilihat tipe-tipe dari persimpangan sebidang, yaitu :
5.I.2. KONTROL/PENGENDALIAN I-ALU LINTAS PADA
o Kelompok Simpang Tiga Kaki, dan PERSIMPANGAN.
o Kelompok Simpang Empat Kaki.
Untuk persimpangan sebidang, ada 4 (empat ) ienis pcngcntlalirn
-_,=.: Qt_
SENTUX .Y
(bnpo kool)
l-+ *tt* --=4:
-Y d€nson bd*on
Arus lalu lintas utama, sedapat mungkin dilayani dengan ialan lurus atau
hampir lurus.
(hl ,,
o Alinyemen florisontd.
/\ Jarak pandang minimum, tergantung pada kondisi ialan, pengendara dan
----Q >>-
-NI,-z-
SlMPAl.lc
EM"AT KAKI terutama kecepatan kendaraan dan reaksi-reaksi impulsif yang diielaskan
pada Bab 2 diatas.
BEMUKPArc osl- *--, Sebagai standar, jarak pandang minimum ini, diberikan pada Tabel 5.3.
ffi';'5[*ffi
\r^, ,12 /-
\\4', v
r- \ / \N\- TABEL 5.3:JARAK PANDANGAN MINIMUM DI
PERSIMPANGAN.
=r-
\\;7,/'
JARAK PANDANG MINIMU (M)
L/
KECEPATAN
ffis,E3f! SIMPNGM*
RENCANA
Signal Contol Stop Control
(km/iam)
SUMBER: AASH() 1965
60 170 105
50 130 80
Gbr.5.3. Bentuk Persimpangan Sebidang 40 100 55
30 70 35
Adalah mutlak untuk mengadakan koord.inasi perencanaan simpang 20 40 20
dengan perencanaan kontrol lalu lintas. SUMBER: Sandar Specifications for Geometric Design of Urban Roads - 1992
TABEL 5.4. JARI-JARI MINIMUM DI lJilamana jalur tambahan (auxiliary lane) diperlukan pada persimpang:rrt
.PERSIMPANGAN.
ialan, lebar ialur lalu lintas menerus dapat dikurangi sampai angka yang
KECEPATAN JAI-AN UTAMA tcrcantum pada kolom 3 - Tabel 5.6'
RENCANA l.ebar standar dari ialur tambahan adalzh 3,00 m, namufl bila diperlukan
Staodar Minimum Jalanyang menyilang
Gm/iam) ( denmn stop control )-m tergantung pada karakteristik lalu lintas dan tersedi^nya. rtl^flg. Angka yang
80 280 tercantum dalam kolom 4,Tabel5.6. dapat dipakai.
60 150 60
50 100 30
40 60 15
TABEL 5.6 ,EBAR
KEI-ASJALAN LEBARJALUR LEBARJALURLL. IEBARJALUR
30 30 15
TIPE II LURUSCTANGEN) MENERUS / / J/-],UR TAMBAHAN
20 15 TAMBAHAN
SUMBER : Standar Specifications for Geometric Design of Urban Roads - 1992 I 3,50 3)5;3,00 325;39;2,75
Kelas
Kelas II 32s 3,OO 2,75
o Alinyemen Vertikal Kelas III 3,25;390 390;2,75
Kelas IV
)
Landai maksimum. Jumlah jalur keluar dari persimpangan, sebaiknya sama dengan fumlah
Landai maksimum pada persimpangan tidak meleblhi 2o/o, kalau dapat ialur masuk ke persimpangln.
Bagjan keluar dari falur lalu lintas meflerus, hendaknya ditempatkan pada
diusahakan, buat serendah mungkin untuk memberikan kenyamanan pada
satu garis lurus, dengan ialur masuk dari falur lalu lintas menerus, tidak
Pengendara.
) boleh bergeser pada persimpangan.
Paniang minimum bagian dengan kelandaian rendah.
Bila terpaksa ada pergeseran ialur Qane-sbfi, dari lalu lintas menerus, harus
Panjzng pada bagian yang mempunyai kelandaian rendah, didekat
dibuatkan lengkung/taper yang tePat, untuk membuat ialut belok.
persimpangan, sebaiknya ditentukan oleh perkiraan panjang anaian, yang
Standar taper, dan panjang 'minimumnya tercarltum pada Tabel 5.7.dan
terjadi selama satu periode berhenti, sesuai dengan Tabel 5.5..
Tabel5.8.
Tabel5.5. Paniang minimum bagian berkelandaian rendah.
TABEL 5.7. Standar Tapet dari Pergeseran lalut.
JAII,N TIPE II Paniang minimum bagtan
KECEPATAN RENCANA TAPER
berkelandaian rendah. &m/iam)
60 1/30
Kelas I 40 50 r/25
Kelas II 35 N r/20
30 r/ls
Kelas III 15 20 t/10
Kelas fV 6
TABEL 5.8. Minimum T
Potongan Melintang dekat Petsimpangan. KECEPATAN RENCANA PANJANGTAPER*)
&m/iam) MINIMUM (m)
@ q
) Lebar dan iumlah idur 50 35
N 30
30 25
20 20
T59 KONSTRUI$iIJALAN
t
BUKU T : GEoMETRJK JAI.AN
Ceoup-tri0 Persinporgor
!ra
x) Sebagai perbandingan,
gunakan rumus:
Panjangialur belok kanan, vzng ada lampu lalu lintas :1" (panjang
dapatdihitung dari : "Y:H:r1*'impangan
L.=1,5xNxs
L=L,+L,. -..-.-..( s.2.)
s.s.)
dimana:
jalur belok dimana : N = banyak kendaraan
Lt-: tli*g
kanan ( m ). yang belok kanan
,t panlang taper ( m s = head distarrce ,^r^_rui.1^1.
).
k = pan;ang jal"r antrian (m)
Panjang minimum yang dibutuhkan
untuk pedambatan (J dan
Panjang taper adalah
nilai terbes
^r ^nta1
padl pergeseran ffffi:f,,il?;:rrlans ainar"k"' o"t"k P:;;;; Q, dapat
ITg $p.rJuk3
sampai ,r".",r1:ll1l:
pada jarur
yang dipedukan untuk
b"J"k fir; afi;; panjang 5.2. SIMPANG TIDAK SEBIDANG.
r.r._p.ArXUu]'l..rdr.r.,
(u.
Simpang tidak sebidang, dibangun
menambah keamanan dan ,Tpk memper'c.sar k;r;rer,rri.
fi."u-"i"n riisam^i^..
*
Dalam perancangan simpang tidak sebidtng banyak hal yang harus Ilustrasi umum mengenai bagan simpang susun, diwakili oleh tip.
dicermati Lntara,lain faktor perencanaan berupa : semanggi, sebagaimana tampak pada Gbr. 5.5.
o Jenis-jenis ramp Qangsung, tidak langsung, atav loop) dan landai ramp.
o Jalur-ialur tambahan (auxiliary lane)
o Jalur utama : diperuntukkan arus utama lalulintas, volumc
o Keluar masuk simpang lalulintas paling padat.
o Standar geometrik yang digunakan. o
o Ruang bebas (clearance high/width) Jalur Kolektor/Distributor: searah dengan jalur utama, sebagui
pengumpul dan pembag arus yang menuju dan meningS;alkan
o Konsistensi bentuk persimpangan. utama. Pada baglan ujung meriyatu dengan jalur utama, irenia,li
ia'iur
ialtrr
pedambatan atau percepatan.
o Jalur penghubung (ramp), menghubungkan dua larur rrr;rnm.
.t*
'road), utama' tujuan, kendaraql mengeiilingi titik pusat lebih dahulu dengan nron()r()1r,
o Jalur samping ffrontage ialur lokal disamping ialur
salah satu arus lqlr-rlintas secara tegaklurus.
terpisahdariarussimpangsusun,memberikanakseslokaldariialan Hubungan tida\ langsung, seperti pada tipe semanggi, pencapaian tuiuirrr
sekitarnya.
dilakukan dengqrl melakukan putaran 270" d,alam aiah-bedawanan lcl>ih
( Ramp )' dahulu, baru mqrlca;iai tuiuan.
5.2.3.2. Macam-mac^rrr Jalur Penghubung
5.2.3.3. Eleme\ Peren c^naa nsimpang Susun.
(tamp)'
Gbr.5.6. Jenis pencapaian pada ialut penghub"ng 5.2.3.3.1. Ket€patan Rencana Ramp.
Kecepatan ren(arra pada ial,i- penghubung, regantung pada kelas jaran dan
kecepatan renCQn4, yang diberikan pada'Tabel 5.10.
oleh arus lalu lintas, 2idz ngz
Berdasarkan pola pencapaian yang dilakukan
jenis bentuk ramP , Yaitu:
t Hobrr.tgrn langsung (direcfi - Gbr'5'6a dan 5'6b' . KECEPATAN RENCANA (l,m/tam)
' o Hubungr., ..t".rgrh luttgtottg (serni-dirut) - Gbr'5'6c' Jalan utama
tipe I dan tioe II
dan 5.6d.
o Hubungan tidak langsung (irtdirecty - Gbr'5'6e'
I
*
160.210
) Ruang Bebas : Ruang bebas untuk ramp sebagumana pada buku 2: 4
670-870 420.560 310.410 210 "280
(Ctearanc) Perancangan PerkerasanJalan dapat dipakat. 3
2 870.124 560.800 410,590 280.400
) lari-iai min. Ramp : dapat dilihat padaTabel5.l'2. 1240 -3500 800 -2000 590 - 1300 400,800
) Superelevasi ramp : dapat diikuti sesuai pada Tabel 5.13. b melintans standar = l.5o
) Pelebaran Jalur : sebagaimana tercantum pada Tabel 5.14. SUPEREI.EVASIC/O)
lai-iailenskuns(m)
) jarak pandang : dzpat mengikuti Tabel 5.15. Kecepatan Rencana ( km/iam )
) Kelandaian : Kelandaian ramp dibatasi sampa 6oh. 80 60 50 40,35,3025
2 1240"2100 800.1370 590 "1000 4m.600
1,5 2100.2500 1370.1500 1000.1300 600.800
TABEL 5.11. Lebat bahu
Kiri (m) Kanan (m)
1 ialur, 2 arah 2,50 1,00
TABEL 5.14. PEIJBARAN
PELEBARAN (m) Jali-iarr as ialur (m)
2ialur.l a:,ah 0,75 0,75
1 ialuq 1 arah 2 ialur. l arah
3,75 15-21
3,50
TABBL 5.12. lari-iari Minimum 3,25 2t -22
KECEPATAN Standar Minimum Pengecualian 3,00 22-23
RENCANA (*) Minimum (m) 2,75 t5-21 23 -24
&m/iam) 2,50 2t -23 24 -25
80 280 230 22s 23 -25 25 -26
140 2,N 25 -28 26 -27
60 .110 1,75 27 -29 27 -29
50 90 70
1,50 29 -32 29 -31
40 50 40 12s 32-36 JI-JJ
35 40 30 1,00 36-42 33-36
30 30 20 0,75 42-48 36-39
25 20 15 0,50 48-58 39 -43
02s 58 -72 43-47
0,00 72- 47-
*
TABEL 5.16. IALUR PERI-AMBATAN paniang jalur percepatzn minimum yang menufun, harus dikalikan dengan
V &m/iam) 100 80 60 50 40
koefisien yang tercantum pada Tabel 5.19.
PanjangJalur 90 80 70 50 30
Pedambatan standar
( tanoa taoer)
TABEL 5.19. Koefisien konversi ialan turun (ialur Percepatan)
Paniang Taper standar 60 50 45 40 40
Seatah/seiaiar- 4<i
Untuk dua jalut perlambatan, paniang minimumnya ( 120 - 150 ) 7o dari yang tetcantum pada Rata2 Kelandaian ialur 0<i<2 2<i<3 3<1<4
menerus(o/o)
Tabel 5.16.
1.40
Koefisien konversi 1.00 1,20 1,30
untuk dua ialur percepatan, paniang minimumnya adalzh (1,20 - 150)% #4tn: T
5.2.3.6. Perpotongan dengan Jalan.Rel. > Pada pembangunan simpang tidak sebidang, kadangkala difumpai kabcl
listrik melintas, pada lintasan ialan. Untuk kabel listrik dengan tegangan
) Sudut perpotonga n ant,lf^ ialan rel dan ialan raya harus membenruk rcndah, pemindahan atau peninggian posisi kabel tidak tedalu berrnasalah;
sudut 45" atau lebih. lrcrlainan bila kabel listrik adalah kabel tegangan tinggi. Pemindahan atau
) Alinyemen dekat persilangan dibagian sepanjang 30 meter sebelum dan peninggian tiang kabel, akan memerlukanbiaya yang cukup besar. Untuk
sesudah pefpotongan, serta persilangannya, harus dalam keadaan lurus, itu, perencana harus merancang tinggl struktur Lgat 'ruang bebas'
dengan landai jalur lalu lintas # 2,5o/o, namun unruk kondisi topografi yang (clearance) memfunyai titgg sedemikian, hingga ruang yang disyaratkan
berat syarat ini tidak mudak dilaksanakan. memenuhi sy^rat.
) Jarak pandang minimum harus mengikuti tabel 5.20. sehubungan
dengan kecepatan kereta api padapersilangan Pada Tabel 5.27. adalah persyaratan iarak bebas minimum dari kabel listrik
tegangan tirgg dengan suatu struktur.
110 atau lebih 350 4. Bangunan tidak tahan api, dan 12,5 13,5 t4 15
lapanpran ola.hrag.a.
Bagian bangunan yang ahan aPi. 3,5 4,5 8,5 8,5
Jarak pandangan harus diukur, sepaniang garis sumbu iatan rel terluar dari 5.
titik potong dengan garis sumbu falan raya ke titik teriauh dari jalan rel 6. SUTT lainnya: penghantar udara 3 4 8,5 8,5
tersebut, yang dapat rlilihat dari titik tertinggi 1,00 m diatas permukaan tegangan rendah, taringan
telekomunikasi, dan kereta gantung.
ialannya.
7. Rel kerea biasa 8 9 15 l5
5.2.3.7. Lain-lain.
8. Jembatan besi, rangka besi penahan
.,l 4 8,5 tt,5
penghantar kereta listrik terdekat, dan
) Fasilitas drainase mudak diperlukan untuk mengdirkan air permukaan sebagainyx.
keluar arcalialar' tanpa mengganggu ldu lintas.
) Marka jalan harus dibuat mengikuti standar yangarda. 9 Titik tertinggi tiang kapal pada 3 4 8,5 lt.5
> utilitas dibawah tanah seperti saluran air minum, gas, kabel-kabel lisuik keduduken air pasang/tertioggi, pada
atau tilpon, Ltztt saluran air kotor, diharapkan dianam kembali diluar lalu linas air.
Damiia, sesuai aturan yang berlaku. sr rMiltrl Pl N
*1
B4\B 6
PEB,@SEDU,.B- DAUS
E4\UU'GAKABG = &AUSGTK4\H
PER4\US@AUU'@A8U
6.I. PROSEDURPERANCANGANGEOMETRIK
JAI.AN RAYA-
r7t
{
( skala 1:2.500 dan 1:5.000 sangat disarankan). Perbedaan tinggi dan potongan melintang-nya. @utir 6.1.5.2. dan 6.1.5.3.)
setiap garis kontur disarankan tidak lebih dari 5 meter. c). Semua alternatif alinyemen dievaluasi @utir 6.1.5.4.)
2- Peta Geologi yang memuat informasi dmzhyang labil dan daerah
stabil. 6.1.5.1. Alinyemen Horisontal
3. Peta tatagana lahan yang memuat informasi ruang peruntukan
1). Berdasarkan kriteria perancangan, ditetapkan:
ialan.
4. Pera irnngan ialm yzng tda. a). Jai-jari minimum lengkung horisontal (fabel 4.2 dain Tabel
s.4).
6.1.3. TDENTIFIKAST LOKAST JALAN b) Kelandaian Jalan Maksimum (fabel 4.1 1 )
.) Paniang maksimum bagian jalan yanglurus (fabel 4.1.)
Berdasarkan d*ayangdri butir 6.1.1. selaniutnya, tetapkan : d) Jarak pandang henti dan jaruk pandang mendahului @ab
1. Kelas MedanJalan ( berdasarkan Tabel3.1.) 2.3.1.0, dan Bab 5.1.3).
2. Titik Awal dan Akhir perancangan, dan
3. Daerah-daerah yang layak dilintasi jalan, berdasarkan struktur 2). Dengan memperhatikan kriteriz per flc rrgun dan damiia @utir
tanah, struktur geologi dan pertimbarrgan lainnya. 6.7.5.3.1,.), pada peta dasar perancangan, rencanakan alinyemen
horisontal j alan, untuk beberapa alternatif lintasan(I-ampkan 24).
6.I.4. KRITERIA PERANCANGAN
3). Pada setiap gambar altematif alinyemen, cantumkan fiofior staion,
1). Tetapkan: disingkat Sta. dan ditulis $12. ooo + ooo, dimana ooo 2dal2l satuan
a). Untuk per^nclngzn geomerik, perlu diteapkan kilometer, dan o o o adalah satuan meter.
klassifikasi menumt fungsi jalan @ab 1.3.1.3). Penomoran Sta. ditetapkan sebagai berikut:
b) Kendaraan Rencana @$ 2.3.1.). a). Pada brg* iilan yzrry lurus Sta. dicantumkan untuk setiap
c).V** dan V.,n @*2.3.2) dan 50,00 meter
d). Kecepatan Rencana \(Iabel 2.4 danTabel 5.10) b). Pada bagian ialanyarglengkung Sa. dicantumkan untuk setiap
20,00 meter.
2) Kriteria perancangan tersebug ditetapkan berdasarkan c). Penulisan Sta. pada gambar dilakukan disebelah kiri dari arah
pertimbangan kecenderungan perkembangan transportasi, dimasa kilometer kecil ke kilometer besar.
yatg akm daang, selama umur rencan^ yangdiinginkan.
6.1.5.2. AlinyemenVertikal
2). Dengan memperharikan kriteria perancangat, refic nakan gambar d). Memiliki jumlah paniang jembatan paling sedikit atau paling
alinyemen vertikal untu\k semua alternaaf alinyemen horisontal. pendek, atau paliflg murah.
Gambar alinyemen vertikal berskala panjang 1:1.000 dan skala venikal
1:100.(I-ampiran24) 2). Pzda, akernanf yang paling efisien, perlu dievaluasi koordinasi antarz
alinyemen horisontal dan vertikal@ab a.4.)
3). setiap alinyemen pedu diuii terhadap pemenuhan jarakpandang, sesuai Perubahan kecil pada alinyemen terpilih ini, dapat dilakukan; tapi iika
ketentuan yang diuraikan padtBab 2.3.10. perubahan alinyemen tersebug mengakibatkan penambahan pekeriaan
tanah yangbesar, maka proses seleksi alinyemen pedu diulang kembali.
6.1.5.3. Potongan Melintarig
6.1.6. PENTYAJIAN RANCANGAN GEOMETRTK
1). Berdasarkan kriteria perzlncang n, terapkan :
r7E KONSTRUKIiIJAI,AN BUKU r : GEoMETRIK 'IAI^AN l}osedurt don Longho&-0ongko[ pe,toneongon r7e
Ini dapat didekati dengan : c). Pentbahan bosr* alinlemen dmgan tikunganJik''tfigafi Jdng tunful
) Bilamana XC adalah dianggap sebagi ixakfree haul (idakadabizya kebagian bagian drug* tikungan-tikilngan Jang tqiam secara mendadak
haras dihindarkan.
tambahan untuk mengangkut tanah dari X ke C), katakan pzniangnyz
200 m, maka kita berusaha untuk mendapatkan paniang yang sama di Demikian fuga pemak-aian tikungan yang tajam diuiung tangen
posisi lain, agar mendapatkan pedakuan y^ng sama. Volume tanah yang paniang, karena biasanya pengendara meningkatkan
L..prirtt kendaraannyapadz pada bagian yang lurus atau tumpul,
yang zkan dipindah, dinyatakan dalam ordinat BB'
) Seperti disebutkan diatas, identik dengan XC, volume tanah diatas sehingga kalau diberikan mendadak, pengendara tidak dapat
oD adalah dalam keadaan seimbang (galian=timb"t"')' Padahal menyesuaikan kecePatannYa.
dalam areal ini adzbagpan XC yang merupakan free-haul. Jadtbag1an
OD dan XC yang dinyatakan dengan ordinat B'B" harus d). Pada stdut-stdat tiktngan lang kecil, sering tetjadi panjang lengkangan
^ntzra dan ditimbun dibagian CD. Inilzh yang disebut overhaul. tidak cuk*p paltJdtt& meskipun sudah memenubi gtarat'
diangkut
Sebaiknya untuk tikungan dengan sudut pusat + 5", paniang
Jarak overhaul adalah iarak anrarz titik-titik berat dari OXX'
dan CC'D
dinyatakan dalam stasion. Jarak overhaul dikalikan dengan volume lengkung yang bersangkutan dibuat paling sedikit 150 meter, dan
dinamakan overhaul-volume-stasion. untuk setiap- penurunan sebesar 1", ditambah dengan 25 meter.
N titik berat CC'D, iarak sebalikrrya usabakan agnr tikangan tidak terlala panjarg mtak
Seandainya M adalah titik berat OXX' dan
nengbindarkan pengemudi terlalu kna ruengltadapi tikttngan'
overhaul M'N'- XC.
atau CC'O{'N' Paniang tikungan sebaiknya dibatasi 1 km.
Maka overhaul-volume-stasion = XX'O{'NLXC) -
xc). diasabakan agar kedta
Makin banyak lengkungan berpotongan dengan absis, makin kecil Q. Pada rikungan dmgan lengkung gmfu, hants
hrgkougyoug berdekatan, tidak ne@t'tryai jaiiai yng sangat berbeda'
overhaul-volume-stasion, makin ekonomis pemindahan tanah.
Dengan membuat beberapa ilternaaf route diagram massa, akan Cukup baik lika diambil RrS 1,5 R2.
didapatkan trase yang Paling optimal, dari tiniauan pekeriaan tanah.
fl. Tikmganyng berbalik dmgan mendadak barus dibindarkan'
6.3. PEDOMAN RANCANGAN. S*gr. b..Lrhry" karena pengemudi tidak akan dapat bertahan
terui berada pada jalumya, dan sukar melaksanakan kemiringan
6.3.I. PEDOMAN RANCANGAN ALINYEMEN idan seperti itu.
HORISONTAL.
g). Tangen pendek diantara dua btab tikangan lang searah (brohcn'
a). nemungkinkan alinlenen boisontal dibuat seluras mungkin,
Bik bach) sedapat mungkin dibindmkan.
untuk mendapatkan jam k lang sependt k'pende krya. Disamping berbahaya, iuga tidak memberikan bentuk yang baik'
Hal ini tidak selalu memungkinkan, karena faktor' topografi Buat panjang tangen lebih besar dari 500 meter.
setempat.
-yarg datar dan lurus, yng didalannla menS4andang sebagian keci/ yng
lto*rog) haras dibindarkan.
beralta rangkaian beberapa
Kurang baik dari estetika, dan berbahaya, karena umumnya
pengemudi kurang dapat meyakini apakah ada attu tidak kendaran
lain dari arah yang bedawanan, karena tedindung dibagian
lengkungan vertikal yang melengkung, sedang pada bagan datar,
sebelum lengkung tersebut, kendaraan berlalan dengan kecepatan
yang tinggi, bahkan melebihi kecepatan rencana. Gbt. 6.5. Kelandaian 07o.
c). Pada landai dengan penilrunan ltang besar atau panjang dianlarkan Jika setiap jarak +
100 meter, ir dari saluran samping dapat
wntuk segera diikati dengan pendakian, antuk dapat segera mengarangi dibuang keluar, dimana untuk menghindari pembuatan saluran
kercpatan kendaram truck atau bisyng seing terlalu cepat. samping tedalu dalam.
e). Pada aliryemen dengan landai pdnlaflg Jdng nefleras, lebib baik
menem]>atkan landai lang tercuram pada bagian pernu/aan landai,
selanlutnla diikuti d.engan landai-landai yng lebib kecil, atau neryisipkan
landaiyrg lebib besar pada landaiyng mefletas tersebut.
- saluran tanah
- saluran pasangan batu
- saluran beton.
roa MEMANJAIg
Gbt.6.7. Kelandaian * OW
l. Badan Jalan pada daerah datar 3. Badan Jahn terdiri dai tanab timbnan
q.
*r.-A..t{re*
Gbr.6.8. Badan Jdan didaerah datat.
Gbr. 6.10. BadanJalan dari batran Timbunan
{
Pethatikan:
- kemiringan tebing
- kapan dipedukan saluran samping
- pcngalanan tebing terhadap longsoran.
4. Badan Jalan didaerah nbing
. Dengan tdanya superelevasi, miring melintang jalan 5. Badan Jalan pada bagian galian dan timbanan
harus dibuat ke arah jurang.
rta
I9I KONSTR,fIKSIJAI,AN BUKU 1 : GEOMETRIK.IAI-AN StoEe-oul Geonettih Jo0,or
1). Hitung azimuthf sudut iurusan garis (AB ) --: oou , Hitung sudut
3). o( = sudut ( 0AB ):
dengan :
Xo-Xn
tB 0,lo
Yo - Y.t
= d,u =
Yo - Y,r cos o(Ao
didapat nAo =
I'X KONI{TRUI(IiIJAI,AN BUKUT : GEOMETRIKJAI,AN Sto[e-out GeonetrtiP Jo0ol ti,l
Yr-Yo
do, = ztatJ
cos ctol
do,=ffi
5). Lakukan cara pemztokan sebagai berikut :
Xr-Xo
tB cor
7.3. CARA PENGUKURAN JARAK DAN PEMBUATAN
= TANGEN DI LAPANGAN.
Yr-Yo
0r
didapat cq, =
7.3.1. PENGUKURAN JARATC
3). Hitung sudut 1 = sudut @I,0B):
Cara pengukuran jarak dengan pita ukuf, tergantung.pada sitrrasi rrrt.rlrrrr
Y= flog - &or yang ada. Ada beberapa cara, yaitu:
Ig7 KONSTBUKSIJAI,AII BUKUr: GEOMETRIKJAU,N Stobe-out e pa nettrb J aLov, tea
Jarat yeg diFrlut& adaian i.mt dar D. l& dari Pada Gbr.7.4.a. cara pengukuran bilamana iarak titikA dan B berdekatan.
Gbr.7.4.b. Pengukuran bilz iatak A dan B beriauhan, yaitu dilakukan
SCdidaPt
. ?= il+rtz
dei pba rerlihat: D = ( Lx), orh sebagian-sebagian. Jadi iarak datar D - d, * d2 + d3 i d+ * d.
P=( l-x)2+h2 :.:::0"*"
I P=P-ztx**2+62,6*^
x= x4zt+t4zt
7.3.2. PEMBUATAN TANGEN DI LAPANGAN.
Karena x kecil, makax2f 2lkecil sekali, sehingga dapat diabaikan. Setelah letak titik awalt, xahdan panjang tangen diketahui, makn
Jadi : pada prinsipnya, pembuatan tangen dilapangan tlapat dilaksanakan scbagai
hz berikut:
X = -- = koreksi kemiringan
2t
Jarakmendatar D=l - !
2t
b). Jarak mendatar diukur langsung dengan memakai unting-unting.
7.4.7. MENGGUNAKAN AI.AT UKUR SUDUT. Gbr.7.7a.Cermin sudut Gbr.7.7b.Prisma Segit igrt
f
2Ot KONSTnUKSIJALAII BUKU T : GEOMETRIKJAI-AN StoEP.oul ( )coxcltrI Jo[,on ,4,
Gbt.l .7
Itt
^J--. * B
,.**rr*"" pnsma
Gbt.7.8a. Cara pita ukut 0)
Cxa, Q) :
br.7.8b. Carupita ukur (2)
segitiga.
Dengan membuat jarak PA = PB, kemudian dari A dan B dibuat
b). Prinsip menggunakan prisma segl tlga: izr:zk-iar:aikAQ = BQ. Maka PerPotongan AQ dan BQ adalah titik
Q, dimana PQ tegaklurus AB.
Sama dengan cermin sudut, kecuali pembuatan sudut 90" hanya
dapat dilakukan terhadap satu jurusan titik saja. 7.5. MENGATASI MASAI-AH RINTANiAN DI I-APANIGAI{.
Petugas berdiri di P arahkan prisma k Q, maka akan terlihat
bayatgan titik A, dimana AP tegak lurus PQ. Pekerjaan pematokan tangen seperti diielaskan pada Bab 7.3. l.Jid*
selamanya dilaksanakan dengan cara biasa. Bisa saia terfadi situasi
7.4.3. DENGAN MENGGUNAKAN PITA UKUR. dilapangan yang tidak memungkinkan carabnst tersebug misalnya
rdrnyz rintangan yang menghalangi pengukuran c r biasa
Bila menggunakan pita ukur, banyak cara yang dapat dilakukan tersebut.
untuk membuat garis tegaklurus, diantar^rry?z Banyak rinangan yang terjadi, diaintarmya aidila;h:
- terhalang oleh bangunan atau sungai kecil.
Cara (l) : - terhalang beberapa massa bangunan.
- terhalang i*-g atau sungai besar/danau.
Dengan mengukur iarak-ixak dimana perbandingan pR: pe :eR posisi leak PI tidak bisa ditempati alat ukur'
= 3 : 4: 5. maka gris PQ akan tegak lurus PR.
7.5.I. BILI\TERHAI.ANG OLEH SUATU BANGI.'NAN ETEU
SUNGAI KECIL
a). Dengan membuat empat kali sudut 90"(Gbr.7.9a). c). Dengan cara membuat segitiga sama kaki (Gbr.7.9c)
Gbr.7.9.d
CE,=@
c)
Jarak BD = BC tg.Y
t2
Jarak BC -Jamk DE = x.
Jarak BE =Jarak CD
:2O7 KONSTITTIKSIJAI,AN BUKUI: GEOMETRIKJAIAN Stnhp--out Gponetrih J<.r0olt
7.6. PEMATOKANLENGKUNGHORISONTAL.
Pematokan pada lengkung horisontal disesuaikan dengan bentuk
lengkungan, yaitu: (1) hngkartn dan (2) spiral.
Maka iartk
AB = DE, 7.6.T. PEMATOKAN I.ENGKUNG BENTUKLINGKARAN.
Pematokan lengkung hogkaran dimulai dari titik TC, dapat
dilakukan dengan salah satu dari 5 ( Iima ) cara berikut:
1). Cata dengan selisih busur yang sama paniang dari titik T', '
g=
R.2R.
Koordinat tlflk 1,2,3,4, n = CT pada koordinat sumbu
"'
garis tangen CIC - PI), dengan garis yang tegak lurus pada (IC-O)
adalah s ebagai b erikut:
2). Can dengan selisih absis yang sama panjang dari ritik T., Untuk titik 2 :
Untuk titik 1 :
Xr-2COS72g
yt=asn1./2g
Jadi dcngan carzr ini, tirik 1 dapat diukur x, dan y, dengan sudut
90", juga <laptt rlcngan mengukur sudut Yzg daniaraka.
Demikian ptrlu rrntuk tttlk2, selain diukurkan farak-jarakxrdany,
dengan sutlrrt ()0" (pcrpanjangan talibusur), bisa juga dengan
mengukurkan srr<ltrr g clan iarak a.
Can perpanfang:ur lrusur ini, tidak efisien, dan iuga bisa terjadi
penumpukan kcs :rl:r I ra rr, a k i bat hasil kesalahan kumulatif.
Gbr.7.13b. Cara dengan selisih absis.
21:D KONSTEIiKSIJALAN BUKUl: GEOMETRIKJATAN Slohp.-oui GpomprrtiE Jo0on
2t0
A.,
Dapzt pula harga didapatkan dari -----g,denganiarak:
Z n
a=n ---+ g=2arcsin
2b,
b=2&sing
39
c= 2\sin------
aq
n = 2 R. sin -----
AC
n=2& sin------ )
A
Sudut g - ----- Gbr.7.13e. Metoda sudut defleksi dari titik O
n
L"
cri = sudutlentur t:iirk,1,2,3,4,5,6
= sudut defleksi
\ = jarak titk TS dengan titik i. =-\. I2
t3
2
i = 1,2,3,4,5,6,
3
4
Bila titik i= SC , maka l, = L.. 1). Btla ada bangunan disekitar as/sumbu.
L"t Seperti pada cara Bab 7.6.1.4. pematokan busur lingkaran, dapat
X6 = X, = L, - ____ - L, cos ctc. dilakukan sampai titik 3 dari titik TC.
40 R.2.L"2 Kemudian alat dipindahkan ketirik 3, arahkan ke titik rc, putar
180" (perpanjangan arah TC- 3), kcmudian buat sudut defleksi
L. O. L,, yang besarny^ sam,. dengan sudut defleksi dari titik rc, ketitik 3,
Yo=Y, = = L, sin c.. ditambah g/2,yairu 49/2,maka akan didapat titik 4.
6& Bila titik 5 dan cr masih dapat terlihat dan dtik 3, maka untuk
mendapatkan tittik 5 dan TC hanya dengan menambahkan sudut
dimana: g/2 dan g.
u.= 1/3. 0" - C.. dimana:
sinq/2 =
Setelah data tersebut dihitung pada setiap titik, maka prosedur
pengukuran adalah sebagai berikut:
2&
a = pznjans iuli brsur (iarak antara titik).
Blda arah garis tangen (dari TS ke pI) sudah diketahui, maka:
ft. = jari-iari lingkaran.
- Berdirikan alat di TS, arahkanke pI. Secara umum, bila pematokan hanya dapat dilakukan sampai
- Kemudian ukurkan iarak jaruk x, sehingga didapat
- dengan titik i, maka dititik i tersebut, alat dibuat sudut sebesar
titik-titk i'. (i+1) g/2 dengan jarak a, maka akan didapat tirik (i+1). Dan titik
- Dari titik - titik i', dibuat garis_garis yang tegak lurus CT dapat ditentukan dari tit_ik. TC dengan membuat sudut % Lr,
pada garis tangen, atau dibuat sudut_sudulseblesar 90,,, dari arah tangen ( TC - PI ) dan iarakTC ke CT 2 R" sin 1,/z L,r.
kemudian diukurkan jarak-jarak y,, sehingga didapai ;
titik-tirik i pada busur spiral.
225 KONSTRTIKSIJ,ILAN 228
BUKU T : GEOMETRIK.IAI-AN Stoke-oul Geonetilk Jo0on
sinl/z u = p/2R..
sinl/, $ = q/2\.
d"' R,,
srA R=srA.2_ _i; (2Q-\. sina) STA R=STA.4 +
crt' . &:
- (4Q -\ sina)
C" = 57,296"
("
C" = 57,296o
| ..'
7.7. PEMATOKAN IENGKUNG VERTIKAL.
.,:(
..ri:1,..) a. Sebelum melakukan pematokan lengkung vertikal, lakukan dahulu
pematokan kelandaian. Misalnya patok L,2,3 . dst. adalah patok
pada as sumbu yang be{arak setiap 50 m.Tinggi titik 1 telah diketahui
(Sta.0+000)= t, m.
Di titik 1 menurut peta perencanaan harus digali sedalam x meter. Jadi
tinggi rencana titik 1 = Tr = tr - X.
Rencana kelandaian adalah go/o, dari rencana kelandaian ini, dapat dihitung
tinggi rencana titik 2(Sta. 0+050), yaitu: T, = T, + 9/100 x 50 .
f)emikian fuga titik 3 (Sta. 0+100), dan selaniutnya untuk titik 3:
tz=tgu-b w
F+rr-T4
t3=tgl,_c
to=tg,,-d J-JL'r*.^*-:
KTLANDAIAN'-'T
tn=tsr.-2. #n.o*rro srh.o*zso
ulo o*roo
Kemudian dibandingkan dengan ti"gg, renc la titik-titik stasion
2,3,4, .... n.
Gbr.1.17b. Pematokan vertikal, gtade turun.
Bila T" ) t. maka pada titik n, ditulis :
gr l.
T,u(=T.r.u)=T.r, y-%
100 2 =+%
g, I* ---
Tro (=Tu,, ) = Tn r, *
100 2
rr - trt
F= Tir.- trz
Sedangkan titjk-titik 17,78 dan 79, dihitung dengan rumus
gr'X
:
cirr Tr* I
T* = Trr, + I'V
II
StaGf775
100 Sta"0 + 750
,k
I
'-'-'-'-'- '-'t'-'-'- ----+l 8. HENDRIATININGSIH S. Geometris Jalan Raya & Stake-out,
Gbr. 7.17.d. Pematokan lengkung vertikal Cekung. 1981, Departemen Geodesi FTSP, ITB.
Circle- Spiral.
247
I(ONSTRUKIiI JAI,AN
BUKU T : GEOMETRIKJAI.AN
LllltPlltaN I
F 3
I ? ?tsHtsX== q
N
il
O
N >+t-6 oo9 ft4 E
a l.-.1 o*o9 @60\ (E-
il
doo tE tdtr
orc d
tr :E
Y.' o
E..
J c9 ,\499\rr60\6 l, -d .?'U -:
I A EN I
'o-oi-q!
U) O v ! c\ d '^
O
o rN
rO
-O6rnN6*O
.++n\CF6O\O.
I
ET-EP =
B'
rq
il
O JUUU9UU99 ^': r :: SC Pg E
Fl
rq
& tr TOO )OOOOOOOOOO
\
o\
N
il B
o:!d=
jrE.*!
!-!
E€i E
F] .e J o 9HXE €
g ^666m0r46@6 I
-ld
p
q c qOr+OCIHcl\6O\O vd -dclc
LtepEH E
z
5
ll o ir3
'O
o++6\rF-@oo\60
?aqeqqqqqq.:
loooooooooo
E 'Ic :1
qi
U r d
4
ii
I
E.g*"EEts.
s d q.;
o \D d - =N !:
n= u
A
o E
F ,e I -OOO )OOOOOOOOOO
-n66n9\rFrr@ o
E
E3:t;-ia
p
a E
il #'s-g:r-^
.. ; mr "?
z o dCdq^
z ) @
ll o ZONN
-1 :ioo
OT o@*ao\@\rN@co@
.6++69r660.O\
]6OOOOOOOOO
d
-6 5
ep;D -6-c+jiio
6Esls
' OO Sodoooodooo a ! ! ! 0) .-
HE o o !-li E
z o s.+;
d'o6
b.b
a-a
z o ]OOOOOOOOOOOO ilH
F E
I J<r-*t+ ++++\i6nn9\orrr
trl
z
.g
i6
Fl O
r i6 l66 F- nN g @
.+ +c\, € V @q\
&
Iq
-!4
q
a
ll u zaaq!q-{
' OO
! o6 n \D t-f-- 6 O\ O\q\
=Q<2aqqeqqqq<2q
JOOOoOOOOOOOO BIXI
o\ ]OOOOOOOOOOQQ ^
tr
.9 I f .OOO
J**+ +.++ ++++*s46\cee\ce \
Ze
uv il lt
O
(,t t I
o 7 7.tuo.,Q{ c! 9i
o\46
9!
cN@+6.+Oo9i4@O
.++n6sr@666o\O
io6oooooooooF
s4
d
zl E
-!4
ll
! j F-l '-l ..1 ooo ic;c;oooociooooo l
JlJ (! o
,.tq -^^OO
,ue6O
loo cqo + + ooo
56 6 oooo
ooo
+6 6 nn \c QQaaa
\c e \D ee o
za
<(,
o
tr
@+ O. sl-- - !o qq
I
o
7-zze<4
ln
5r; 6
-\c
NC{ ++ n.{
6 oO n s \cF r 6@ 6 o\ \q
6 bo\ 0.6 *
z'z o C.CroO iodddo-QQqqqqqqqqq
o o o oo
F
<s
qa{
il
JJJF.lF.1 Fl Fid o io o oo o o oo o oo o )
,=
:o
Fl & :xE$I nsF* [3H HXRH sEs E3E Hs8*3P
Fl
oooo6 onQe ooo oeQa ae8 888888
i=5=:::RK 3*3 *333 =3= 888
14
q o
F
o
=II =I=a-a
r{
I,AMPIRAN
onrorn6roLoron66
rrF-l-rl-rF-rrr
E I vtsr
tr
3
qOF+ON366aO
zcE
}1
il a++rasr@@o\o\o
O
?ggceqqqqq-
fOOOOOOOOOO
d
4
N .- d /
9N!i !
E I ^OOO
errr ]OOOOOOOOOO
- t- t-. t-- l-- l'-- r- r r r F \g ^--Fl
s c N ft E .-E
od:,-e
6.
E il il : - H^, S
v3 aJrt-d
D OT a6+O\C\6\tNoOO@
l9EC:rZ
U)
3 I
o zqsA
od
q o rt.J'6
t^'r^'i:l^'^"
9l-. m 60\ o E
1 E FQanPP0
6 d ! d .,
i-
!
rq -LUJLAAAAOO
F.l i-OEK
rJl
& tscoYF=
rrl OOOOOOOOOOC 3O tr C u
*: d-i1
s !
d E e9goo
^OOOO €\c99€9\a\C\r9999 ; q .! o.
p =
d
U)
cq E .e.kF^8s6.
z ) M
h ^"1
c !
lau
o !i'-
- @
a o il zqqq!
Fn O6O\r-- tnN6+o@$
9! O OO rt ra g I r r
qqqqqeeeq<lqee
coa
6 O\ O\O HH L:#;E
zp F OO OOOOOOOOOOOOO
rr ll *^-do.
d'Ec*
l!{ Ze.
!lJ i_s*tio
a "a
z t
tr I JO,16i6i6+++ )OOOOOOOOOOOO
z
z
s t-t++++nnnro99\C
Pstu
il
o\
.,
lt I u 77C-A-A-NNN o96 cNo+O.<1-oOsn66O
o *:i- n 69 r- 6 60\ O.60
U99U9U-
34
14x
--iii---
t!HHH-.-.-,
OOO --aaaaooaoooo
9D -!d
Zl. J
6666h6
++++++ n o Lo ron @ 6
+ + + $-t.i-.{-
Lo6
<-+
n ro6
+ +$
C) o o o o
n 6 6 n \,
o
c
o o
M ito
I
2A
r40 n
I
N
C 6 6 O@ rn N @+
o o 6 *+ 6 \a \ra-
O\ Or
r @6
d c.) \t r 66
0\ 6. 6 0\ O\O\ !
I zzzAAc*c.c"3 ?q?qqqqqqqqqqqqeqq
1z o
i JJ rl Fl rl F-lF-l - l
1e
2
:.
ig:Si: I on=:p
& ; K=
or n FBfr =EgB
+ * ri o^' 6i d1 Res
:-:i B2=sppie6
- --i- - =
o o @@ r
6t
a
Fl
Fl 6o6o 6 orneo
o N,hr - Gi 6.-5 n o<>ooooo ooP q ?P
6- o 5 55 a e
qq q q eQQQO
q q eq q
3 oo'j - _ _6i oi -,n
d d -+ +r; 6 r doi o dN ci $ n e r-o 6
r4
E
F.
TIIMPIITAN 24l|
I -.1
lo
'-r )ooooo
..t--ts-601 O\ -
\l
F
! I
N 6 o .acl ts-o
{i-69rr@
il u rO
O
?qcqeq
)OOOOO
E
f
.e I )O
c€ )OOOOOOOO
a999S9rr@ n
a il
'cr 6 I
4 E
c3 v
9e^q
F&?
)o\rci66.a@o
!N o.o+669rr@ -40ts
Irl
tl il a iO ?qqeqeeqq -o
rq - )OOOOOOOO l ii.
c!
E:
," -ll
&
IJ]
g E )OOOOOOOOO
o646n699\t9 tril1tr.-
I ^ -_- h0i'l o,
il
a E ll NoF!"V:
)l \'60o6+o66O II EEE$ J
'Z q ZC-N !rae'!9t\!-9e E ! .-
a
il
'- )OOOOOOOOO f
d i
E i LS E E .:ie
=!-!-l
! I
iri i a.qtr E
hotr MA"6 =
tr
?-
;f
E
I l OOOOOOOOOO
6nn6666\t9\O
\o EE ryE":E E
xt:?*q,s,8
A lt
, E E E€Ei
Z
H
I
b
lt o zcc9!\c -\Oi\r+O6-rtr
cico+$699r--rr
OOOOOOOOOO E
E t.+!i 6
ts
z a OOOOOOOAAO E g
.I +^'E x'A
O l
c
z tr
-.^OOOO OOOOOOOOOOO + .^-o!-dd
I I Je++++ .t\t+++666non D bo'il
Htr!!fi, i
::lu i 2 Ia
r.1
)
I p
il tssPPAs.r:
r.l f 66 6r$o\r++m.+@o
.acq+6n9\r\Dl'- tr-6 ..-;'Orao:
il il
d 4 il o ZZF.ANqi
i i I I uo eqqeqqqeqqq il o-rb
I! OO OOOOOOOOOOO Ze.
JJJiJ - *
(, !
'Z E
s I Je'+<l+$:i-+ t++-t.f:tnnnnnn
g? ;-)o
2'z
E,
il
9V lt l
a zzt AI e.N 3E e rn O ci a-..)
tt+++6n\r9rrrr AOc.) I @a
zfr
Il]D
E
a
il o i i I tu oo
O OO
2qqqqqqqqqqq E
l
Jr.
,.D
E
d tr q
'22 s I Jee6OO
-.^^OOO q66o*+.+'+++nnnnnn
'4a o
E il
) 66
NN
orF+o\ao.+@d.+9@aoo
a6++669\r\OrrF-F-F6@ !
'4e o ZZZ* +e1 ,J,t
d d ?qqqecqqqqqqqqqq
A> I
]]]JJJ ] O O O O OO O OO O O O O OO
lE
; e ?9o.1 9n oeor 6@@ e6 6o- gSppS
J :XI :3 ;F [ 5 ?3 E KR Rr- ! +Bg
-.j - - :u\u\w
r.l =
r!
a
4,
o NrOr O Nn F-C)6O 6O 6OO --=PP=P===
Oc)O --- :: : ::
3OO- NNo6+$n\rF-@O\- e3s
F
LAMPIItAN 4 2tt
E I nnornn646n4
- I r tr r rr rrtr
E -,rr
'i d
F
---
!a
€E
\€6O6rd-OO6Q
lt o ZAq] o.a+64\rrtr.r6 o
tri
'tr-
O
?qqqQqqqqq
)OOOOOOCOO
-c
6
A * trN
tnD -U - ?c
o.
(n s J
errr
^-OO SOOOOOOOOOC
\rrrr-rrrrF-r- \ (!qN:A
h Eil-utr
il o:: ! 6 trE
t)H M ft d E *-r
Iq
rl
vd
il,. gxzs
rq
&
D
il o zqts O
-\aqg+On-$rO
no++rag9rrl--@ E
I
U Y q 6
-iL'E.-
=!-!,
U U ! Uq 'o
q
r4 dd-=H-
A Eh^ac
p JbC>iuc;
g.! u u+
a
z E J99909
^coooo -OOOOOOOOOO
o9\r99\C999\r9
e u-Y tr^ts tr o
o.
z s -.1
: k d ! .-
Eg:*r
LO
o
a cq l
, E
c,H'g E.: x
o.
p n6 it'---tO9-.+o'i-€O
a o
il o 44\ C 3S so$rn\r99rr@
=OOOC)OOOOOO
IOAaUL-:-CO T E f H'H S -o
o
$at n;
OO O
z ilq Ii
z
z z
,v E
E I Jv6Lnrn64rn J9UgJ9
n640r6n6n6n6
?s; bD
r.l
) -v
u 'a o
3
d €r oil
o\
N 46
zze- A Aqr q!q!
+o'o60tro609@a
n+-+v6n\r9r-trtrr
o f,OOOOOOCCOOO
Ez il
.-< E
5
O -O SOOiOOOOOOOO
Fl'
7fr , tr
Vf
(Jrl E
E
s I -^^66646ror4
- - - s vv Ys vv
a66660nnnno6rolr)6ro
+.i-.+ + -i- -{- n- + n-v + < <- + $.+ t
4'a o
tr ll
ia
()()
cf
o rn6 q F-i { o \c o <'@e.{- 9 6 a oo
v
zZZ + ++ F-q clc-{ ! 9Y I !! e I I 9tr r^ !- \ L 9a9a E
zz II
iff,,JJ,j.jJ?q OO
JU9UIJUU
foooooooooooodoo f
z>
t
ta In 3F E\ eH=xRHEts 383 3H ss*
F.l
rl =HES
14 o :l "l\ q no
.o6o c!"1 oo
\q,Qq q qu? o
oo ooo q oooQ
q q q q Y-HHHY XHXXX
: - : -:
m
t-.1
3Oo eNNoc.)${6\rF-@o\3:S!=:95
F
I l.AlltlDIltAN I'rt
o
O o
o
q
o
q q q q q
2t2
q q
q q q q q q q q q e q q q o o
o o o o c o o o o o o
o o o
o
o o o N o o
o r
X ol q q o? o: o? o: ol ol ol <a
o1 ol ol ol
o
@.
o o o
o?
o o
o?
o o c o o o o o o
o o a
a o 5 NIN N N N
o N
N
o
a
o o
M
a s a q a a a = .q qo
o o C -;l e; o o
o o =
o o o o o o O =
N
o ! @ o o
N
o N
N N N =
N
o q
Fl o o ? q o c2 q q e q q q o. q q o e q
o
q
o o o
&
o o -
o o o o o o o o o o o o
A
a o <l- o
3 <;
o
qt @
q c! tr?
o
u? q \ oq
o
o;
o O
<; @l@
o
E]
r.I o N
o \ o €
N
o o o
o !
q q <? q q co e q q q q
/, N N N
q Nq q q o q q o <?
o o o o
= o o
o o o o e
o o o o C;
Q
o
rl € o o
N o o o
o
4 { o
olo 6lo
ol ol q q ol o'l o? o? dl
t& ol ol ol o'l olo n o?
o o
o o o e; ol ct c;l o o o o O O
lq
I <r)
o o N
o o o - N
I o .+
l; q a
C,
o
a = I
o o
o = o a o - o o = O= o
o o =
o o
N N
o o o N @
N
o N
N o N
@ @ a @
tr o o q o
o q o
q o
o o o o o O
q q q o
o q o
q o q
o q o
q o q q q q q
o a a
? qa q
o
o
o o o o o o o
o o o o o o = =
o o q o o1 q *q u? r-: o
N d? R
@
c5
5 N
€
o o N
o @ N o @
o N @ @ olH
q o
@
o € q o o o
q o
a o q o
o q
N
o
q q o
o q o o
o q o
q o q q q a
o q o- o o
o o d
elq
olQ o
o o o o o o o o o o o e; o
o
o @
o
6
o @l@
€ o N,
N
N
oIo
€
o
o o o
@
o
o o o
o o
ol@
olo oIo o
X o o
d? o: dl q <2 d?l q o? ol ol ol
o'l 6lo d?
q o! o:
o o d o o e o o olo o o o o olo a
o 6 o o
o
o o @ N e
o @ @ @ o @ @ o
o o o o o
rl x --
a
o
o o
o o
o
o
o o
o
o
o
o
6 o
o o
o
o o
.q .q
o o o o
.q .q o
al
(Jl
(r)l j o o
* o
=
o
@
o
n
o
a
o o
a
o
.q
o O a Q a o o o
o o
6 o N o o
o o € a o N
N
a
FI o
o
N
@ @
N N
o o o o o o o o o o o o a O q @ o o
14
n Fr a a
<? <?
o
q q o
a <?
o
q o
q o o
o q q c q q q q q <'! I o
o o o o o o o o o o o o o a a = o C;
t{ o o or-: o€ d? q o o o q c€ o 5
o
F
c.l .t I o -!
=
o - o o o o o o
r.a[tl]lllAN l'rb 2,t t
o o
o q q q q q q q
q c? q
o o o o ci o
o o e o =
o
o
o
X ol o? ol o1 ,l o? o? o': o: o? o?
o o
ol o] ol
o
o o o o o o o
N o N o N o N N N N
M a q .q *{ a 9
o o o
*
= o o o =
o o o o o
o
6lo o
p N
-l ? oIo alq q q q q
o
q
o
q e
o
q
o
q
o
= dld olo o o
&
q
<.!
o o o EE il= N
?E
rq o o C o
N e
o 6
o q
r
o q =15
qlq q q
q c
o EIEIE o olo o o e
I; o o
o
o o
NIH
EIE ol ol
oll ol o'll q o: <2 ol o? o? I o'l ol
o o o olo o o
F olo o
Nl 6bl @ o
N
BI BEI ts
qln a a
3El 3 o o o o o
F olo 31 o
o N
o a o
N
o o o o o
cr o o o
q o
q q q q q q q q q q
q q o o o o o o
o o o o o o
3t
I o o o
!n o q oq e
o d? q c1 €
u @ @
.1
o o
o f
{ o N
E N o o o N
4 N
o f N N N
o. q
* q q
o
q
o
q 2 q
o , q
o
co q
o
q
a
q
o
e
c
q
o o
o
E
a o N
q N o N o
a2
X ,n q q o) o?ol ol ol ol
(n
(l
o')
o
<4
o
@. o:
o ) o?
o e
o)
o o o o o o o o
N
o o o N
N
N
x a Io
t.t
a q o
I I n
o o o = o
*q
o o o -
o o =
o o = o
U) o o o
O o o @ o
o o o N
?. o
q o
q o
<? q 2 o
o o
<? q
) o
q o
q o
q o
q o
q o o
a q o
q
o
o o o o o o
o o = o
"1
lrl o o
o o o ul c cc c
E
@
q s (.1
ri
o?
fr
Y l.AltllDlltAN ltn
I,A]IIPIIIAN 6b
@
@ o o o () 6(o c{ o N o) @ N
sq O6q :+
q .:
N
o F- (e
=f o o, ts (o (o <t r
o o
rr)
.-: o)
=.
@
c.{
c',
c? a?
@
n <q q \ c')
oq q
N
o
N
u?
N N N
\
o? I r.:
o -r' ri a
O a
o a o a so ou) oc{ @
(o a o
o o u)
@
o o (o c.) @ $ .<t o,
o
ts (o a
(r) c{ rf (r) O 6
N 6
F. ro o c{ 6o co .+ 6
@
EI X
@
c2
@
q co
o?
N
q
o
F
o? o?
o
N @ @
q o) o? 6
o) q o =
o? o? q c', cq cq aq
@
\ q u-l E
o .fo) o;
* * $ o -r. <f *o
o; o) OJ (r)
ol
loI
O)
+ o)
.<t jo, t
O)
-l_ $
o, o;
$ * O)
-f
O) o,
+ .st o, o, o,
-f
ilt o o N N (9 (o a
$ (o ro
o (t) CD o) o) o) o, c') o
o + s
N
o ac! N a No) I
€
F-
o) ts
c.)O) @ o (o
a
o e 0) o
@
@
@ o
o
al M q o? o? o) o? o? o? o) o) o? q ol c',
c')
q @ o?
* o?
co N
+
N N
o o? o) q c')
+
o? o) \
c{ s
.it $ $ s .<l I $ sf -f <' .<l .<f .<t t
-II 6l c! C{ c! e{ c! N c! N c! c{ c! -fN N N c{ cv N c{ 6l =!-
c{ c!
so NN oo, @ s ro N o u) O) C') o o N o @ Q)
.+ ao o, Fc', €
@ 6 @ c\l
(o ro F o
@ |- @ o, c! c! $
o (o o o o @ o c., o (o
A (o $
o{ o| c! c! c'{
o o o o O
c.{ q
N
c? o
o o C; o o
(f)
o
a
o
*c; no
(t)
o
qts
N Lr) O)
qq q
o o o
N
u?
O
N aq q q <?
O o
@
N
(o rr) o .+ (o O) o o,
o oO a o @
N o @
c{ r N
o
(o $ Nro N
o
(o
CD (o o) o N N
o c{
(o n Lr) o, (.) <o o N
.t *
o 6c\ Fc? @ ts o)
u? cg o? q j q \
N N O c{ @
F. o? u? o o? u? q Na? o
(.! co o) q
o o o o s <t ri
u?
6 r; 6 (o ts N @ o o { o
ts c!
a
<t c{
a
o N
a a a a o a a
<o (o c{ c! o @ (0 r)
o
N
o
o @ (o 6 .(t c! o @
I
& <!' s O o o c., c?) o c{ c{ C! N c{ N
6
o o o (o
c{
o
@
@
c{
r() N (o o o o
c{
co
<. af) c\I
@ F- o
(o a- o
i- o,
1r)
c! q (o
@ N
N
oq oq cq o o N C.) C\
o o o o cv cv di rl)
o (o
.{-
6 {
@
c{ o, (o $ c{ (o
@ N N N N
N o o
(o lr)
a
F
o
o
@o o,
c{ @ o
o)
F-
o ts
.f
ro (o
EI X o) o? o? o? q o? o? o) q
o? o? oo? oq cq N c?
o, o) o, c', o, o, o o, o, o, oi o o, o) oi
(., o,
ol o c',
cf, c., O o o c., (9 o o o o o o o o
!f,1 +
ts sF ts (o (o r) ro -f o o O) a @ s N a c! @ so No
ill M
o o?
ol o qo ol ol o oo? oo, qo qo, o?
o, o, q @ @ @ @ F
o, q o) q
ro
o c9
al o, o, o, C" o o, o, o; c', O) o oi o, c') o) o; o,
Fll
o c{ @ (o (o o N N
(o c{
s {rf)
o q) F
lf)
o o N ro (o ts
N o
c{
o o
N
@
ro 6(o (.)
o 6
c{
Ar c.|
o
c!
o
c! c! c! c! c! a?
o o o o o o
a Fa? .q -f-t
O o o o t U? (g
o O o o
cq a
c{ s
(o $ N (o o
6) o
6
N
o, cv ts o
@ o) *
@ N
(o o
c{ o o) o,
c!
(e 6
a c\
o a q o
@
u? n €og
u?
N o c{
(D
\ \ (o (o
c?
o
q
6
..: $
@ .f) c{
u? .q cl q
o o o !+ + .f $ ^l
rr) 6 @ ts N o o $ c{
cv (\
o o o
@ (o ro s C\a o
o (o rr) O o o O
N O o ro
& No oc{ o
o cv c! N N N N @ $
@
@ d) o @ ts ro o
o
q o,
o?
F*s oq oq @
q c..l o?
o O c{
(o o (o c! (o ts
@ o (o o
ro
o c{
.if
(o o, Fo
EI X
F
cr,
o; c',
F
02 o? ol ol oq
CD o, o) o, o,
\
ol
rol
N N c\t c{ N N N
(o o <o c{ @
6 6 .f c{ 6 =l
c{ 6
ill O) c', o, o) @
q @ rr)
6l
I
al !1 a
+
o? o?
$ .{.
o?
$
o?
$
ol
a 'll ts c{ (o
U g *(a o,
o N
N c{ @ N(o
?.
C!
o o
<-
c\,|
@
c\|
O
o
O
F
o n
c? \
o o
Fl
6 (o @
@
o
O
c! *o
-f o
c{ F
@
Fl
o o
ri \
N
6 c;
@
N
o
@
\o
-f 6
ts
E U
(o
F & 6 N O 6 6
I
l,AIlPIBAJll 7a 2'18
o o o so F ts ao F 6 @ @ o N @
o o rO o
(o ts o N $ ts o N@
q o N o o
C
o o
N .\
-f
q
o
(.,! c! o,l a? a? a? n
o o o o o o o =
n u? q q o
o o o o o o ci
o o o @ (o
o @ o
o so o ts @ (o @
ts
6 6
-f (o
$ o @N
o o o o o o o,
x oo?o oo?o cI,o?o oo?o,
o
o?
O)
q q o o,
o? o? o?
c',
o? o? q o) o?
ol 02 o?
El o o o o o o, o o o,
t o o o o
-f -f t t -f=f + -t_ -f
o <o o -l_ -r N
o
o o
@ @ @
o
o o o
o o o
d)l o o o o, o, o,
o o,
@ @
o
q a o o O) o o
o? o? q ol
o o, o
q o o,
o) q
o o
o? o? q q o? o)
rrl
3l
r<f -f $
N N N N N
-f s
N N N N
$ *
o? o? o?
N
-f
N
+ *
sN +
N N
*
N
<.
N
o
o + N
o @ N @ @
F o o
<!_ @ -t_ +
o o,
o o N o @
o @ o
L o (o N o @ o N -i @
q 6q @ q @q q q q q q
o o o o o o o o o o o ci o ci C; d c;
o @ @ N + @ 6 N o
o (o o
o
o o o N$ oo, -!_o o o N
N o o o
N
o ts
q o
o o o o
o, o .t o
o
o \o \o o o o
oq cq o? q .: a? n u? (g o? \ q 6l
N N
o o o o
o o 3
!ts
a o o
o
o
o o o
@ 6 s o
o o o
o o
N o o
o o
o o
@ N
O
(o o o
o .+ o
o o
N o o
o D
N N N N N N
J
ts @ o
N o
@ o
@ F -f
o +
*o
s+ o N@ o o
o N
@
@
(o
o N $ o N
E
c.{ o e? o a n n
o o o ci o o o
6 @
q @ N 6
u? q q
o to o o o o o
R u?
o o \I
$
cq oc
o-
U) o N (o o N @ N (o o o o s
6 @ @ @ @ N ts ts @ @ o N o
o, o o o o o o o o, o o, o o -t_
c', o o o,
x o? <2 o? q q o? c2 o? q o? o? q q o? o? o? o)
lrl o
(o o o o O) o o o o o, o o o o o o, o
@ @ @ @ (o @ @ (o
J EI @ @ @ @ (o @ @ @
C) ol o
t r-l @
o 6 @
c') o, o o o o o @
o -i
o, $
o o No) o
cr, o o o
o @
@
o o o
6 q oo? o,
o, o o
o? o? ol
o o o o o o? q q q oo? c',
llt
el
* o -fo to +o
o? o? o? o?
$
o? o?
o -t $ $ -f $ so -f o * <f
o?
\t-
o -f
J
o
N 6
o o N -f @ @ o
N ts o o ts (o o ts o 6 *o6l .+
q oq o
E. ts o o N N o -f ts
(L !L q ts
q @ q 6 @
6l
a o o o o o ct o o ci o o o o o o o o
N o
@ n N t @
N o + o o (0 N c{
a
o -f o
6 o
@ N o
N o o
oU' \o o\ oq oq o?
o
q n<? .:
N 6
.l o
l:
o .<f
a? a u? <q oq q
o o o N 6i
H
o o o o a oo o o o o o o o
o a
r)
o
o o
(o o
o o o
N o o,
o o o o o
(o o o
o o o o o
-aEE Y.
N N N
6 o
<l_
N
o
N N
rN o 6
@ F
o o o
-l
@ o
N
o to o
o o o o o
J
E o o
o
N q a!
* o
6
c! ts o
cY o a
o
a2
N
o
c?
o @
N <o
c? n n
o
q
r+
q o
q o
q
g o o o o o o o o o o o o = o o o o o
-
I <f) N
@ @ o @ @ ts ts
o, @ N @
(o N @ @
+ *c',
o o o
o, o, @ @
= o o, o o, o c', o o o, o o
o? o o
o, o o,
o? o? o
o,
E x q q c2 o? o? o? o? o? o) o) o?
o o o o o o o o o
o o,
o o, o o o o
o oi o o
l= o
l-
IE
EI o 6 o o 6 o o o
6 o o o
ol o o o @ (o o o $
td (ol O) o, o o) o o c') o o o o o, o o o o o
IE
IE rl :C
o
o?
o
q o
o?
o o o o o o o o o o
o? o? o? q o? o? o? o? o? o?
o
o? q o
o o
o? o?
IL
lE o o o o o, o o o o o, o o o, o o o o
lr 3 N N N N N N N N N N N N N N N N N
r
lo
t9
o-
@
o
o
q
o
F
o o
ts
q q
o o
o N
(o @
q @
o o) o
o @ o
q Nq ts
q @ q @
N o o
o <r)
q o
o o o o o o o o o o
ts o
o N o
o o o
6
N
@ o
o 6 o
o o o c;
@ o o
la o @ aNo N o
o so =fo -!- o N N N o o
to @
o ts + 6l o @ o
\
la at,
(D q q q
o o o \ \6
oq o? o? q q
o o o o o
N N
a?
- a r| o9
t_;
lur o o o
lo o o
E o o oo o
o ao a
o o o o oo
N o o @
o o
o
@ o $
o o
o o
o o o o
o o
@ <o o
ls N N N N N N
N
|.
IAMPIRAN 7h 2t7
N
O r r N N o @ o o ro o o
o
\ \
q $ 6 ogo oq @ s
og cq q q
@
q o o @
N
o o 6ts
e? o
O
@
O o o o o o o o o o
o o ts $ o rN o
o o
o o, @ N o (o o o o ts o
o s6 $
o o o @
x q
o o o
@ @ @ @ @ @ @
o? q CD o? q q q q
o o o o o
q 6o? Nq Fq Nol qts @
6
q
@
@ a o
q q c2
EI
s o o
+ o+ o $
o
+ o o o o o o
ol o o N ts s o o @
$
@l o o N $
o sq
@ @ @ N N N N N N @ @ @ o 6 o
O o o o o o o o, o o N
ill q o? q o? cD o? c? q q o
q o o oq q o qo q o o
q c? O)
o?
el N N N N N sN N N
$
N
+
N N N N N N
s
N N N
o o O o r@ o o Nr o
@ @ o o @ N o o @N o @ ts N o
L ts @ @ o
c\ o
c.! q q oc.! oc-\ + @ N @ o N N
c\| c! cl c.l c\ a? a? s a? oo*q
o
o d o o o o o o o o o o o o o o o o o
o
F
€ N $
o
(g o
*
@ @ N
s o o@ 66 oN @ o ooN No
@ @ $
N <o
o N
N @
ts n o
(D a
N
6
u?
N N
\
N
@ @
og
N N
q q
o di o o
c.l a u? cg c2 q R n
o o * \
o
u?
ri o
o o o
o o o o a o o o o o o o o o o o o
E o
o 6 o o o
@ @ ts N @
o @ o N o @ N o $ N
@ o o 6 o =f, s s o N @
$ o o
o ts N F @ $ o o N @ o
ts
o o o @ <o
(o @ o Ne o o N o @ s o o o 3
@
F
o?
o
@
o?
o
N
o @
o
o
N
(o
* -f
ts
u? q
o o N 6 o @ o
N
c?
N
ts
ai
(o
N
^;
o, o @ @
N N N
N o @ N
o ts N o
@ ao $ @ o N N ts o N o
o
q oq @ o
@ N N N @ @ (o @ <o
q
ol o? o? q q q q ol q a
q 6 qo o @
o
o?
o o o o o o o o o o o o ot
-f
o? q q
El @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @
o o o
@ @ @ @
o o
(o o
@
ol @ @ o -t r o @
@ ts N o o o
$
l"*l @
o oo? c2 N @ @ 6 N o o
rl :<
o
o? q o o o
q o o o o
q o o No N
o? q o? q q o? O) o
q 6c2 q@
el
$ o o o * o?
o o s
s
o?
o +o $ so *
o o o o
<2
!t $
o
@
@ o @
q o
N
ts o
N o
+ o @ * N @ @ o
rc? Noc? oo 6N oN (.)
o (oo o
o o
o o @
q .+ (o
o- clN
c.{ q t @
o
o o o o
N e? a? a?
o o o o R
o o o o o o R R n o n
o o C;
u?
o
N N N
6 o (o @
* ro N
@ s @
@ (o o N
ts @ (o N o $ @ o
o Nc.! o o C? q? +
o N (o F
D c? u? q oq q ooq q N Nc.i 6n q? 6
N q a
N
q?
N N N N N d o o o o $ + $ + o 6 o
o
ro o
o o o o
o o o
o o (o oo oc! o o 6 o 6
r o o O
o, @ 6 N oN
6
@ (o o 6 o o
o 6a aN $ s c! o N
* o
a
o
o
o o o @ @ o N
@
s ooN N6oq
(o 6o c! o
N o N o 6
o o @ o N@ No o o o 6
q \
N
o o o o o
o) cD o o
o o
=t-
N N
@
o s o* o6 @
@
o s o
o c! o @
c! N o O) @ (o o
o N
o
o o o o6
N 6
@ o o @ € ts ts N N N
o N o @ (o co
x o? o? o? o o? cq o? o? o? o o? o o? o
o o
N
o?
@
o o?
@
o
EI
o
o o o
o, o o6
o;
o o o o
ro o o 6 6 n o o o oi o, o ot o r) o
6
o,
6
o ot
ro
ol N o 6 @ t o !+
(ol o @ 6
o @ @ N N N N @ @ (o 6 s o o
rl = oqo <2
o o? o o,
cq o?
o
q o, o O) o o O) o
o? q o? q q o) <2 o? cD
@ 6
o 6o O)
o?
o
q oo? oq
o o o o
c! N N c! o o o o o o o o o o o o o o
3l N N N N N N N N N N N N N N N
ts @ o o ts o o
o-
@
@
@
N
o
o N
@
(.! C\
o
o
q olso N@ N @ o N o
N @ o
6{ c! c! c? c? a? c? $
o N
o o*
o, @
ro N o,
c? c? a? t
-o d o o o o a?
(r, o o o o o o o o o o o o o o
a o
o c! @ @
ro .+ o N o F o N
@ o (o
N N (o
<- N o \t
c) o NN @ c!
O) o =!- @ @ e 6 N
(t, oo q <? a N
q a q N oa? on o@
N N o d
u2 @ o9 q
o o o
q cl q? F
\
J N Gi N d =
lJ.l
o Oo a o o o o (o o o o N o
m
E o
o @ o o o o ro o c{ o a o o 6 o o o
+ so No (o
6 6 N
s 6 N N @ o o o o <t- $ .(f
I,AMIIIITAIII 7C
@
o vo oN @ o Nr @
o o @ N @
@
q \ oq q
N
e?
N
u?
N
\
N
cD
N
@
n + N
ri d
@
o @
o @ 6
o o @
o @ (o
@
@ o
s
x q sc2 oo? Nq
6 o
q ts
@ oq oq
@
\ @
aq o
@
EI o
+ o osl_ o o o o, o o o; o
=f t
\f, <f $
8l o o O)
N o O) @ o o
o o @
@ @ o
o o, € q ts F N (o o
ilt cD q q @
q @ o? o q q
+
ol o
t \
A N N N N N N N
$
N N N N N
o o
@ o
o
o 6
o o o @
@ o o
N
@ o N @
L 9 o-q
ts N N
n ou? oq q oaq s @
o
\o o @
@ q c q
o o o o o o o N
.!
@ o 9) o
o o o N F N o, @ o s N
o oq Nc2 o
oo o q
\ 6 6
N @
u?
@
ol q q 1v q q
o @ ts F @ o o N cO
N
o o o o o o o o oN o
N o o (o 6
o
n a$ o o o
o N N N N c! o
E 6 oN co @ N o @ 6
o N
@
o o osl- o o Fo N(o ro 6o ts
s =f (o o N
@ c! o
6 o
o o@ r:
a? q q?
N N
\
o?
N N N si o
c! a?
o d
r q Nq q
6
n
6
cq
o \
@
@
q
6
I
F
o o
o @o (o @ o o o o
@ @
x
o
o o oo oF @
c? o? o? q cq oq .c
@
oq
o
@ o
N
co
n
N \
o @ ts N @
q u2 o
n
@
r!q q
@
cq
@ {
O) o o(o o) o o o o o o oi o o o o o o o
EI @ @ @ @ (o @ @ @ (o @ @ @ o @ @ @ @
ol o @
@ r @ o (o 6
N. (0 N
o ts o @ o
ts
o
Fl @ @
€ N
r @
flI q o q o? o o q ro? No q 6q ol
@ @ o o @ N r
q No? oo? 6cq \ o
n
o o + o o + + o + $ o o o o os o o
3l
o N r o @
@
a
* c! ts N o
@ o N o c! o
s€ o N@ oN rs FN
L 66 Nq Io q o N o o o o
@ N 6
C' o o o o o o o ci
\ \ O N
oq oq o, q .-: c! c? s q q
N
U? I
N
N o o o, @ N o € o o
c') o @ N N o o @ o o o o o (o F
q o
@ o @ N $ o (o N (o
\
o N F CY N 6
q
D 6 @ .a @ r ts 6 6 oi q
q a? \ o
.: u?
N
a?
o
o
+
N
6
q
o
(o o o
N N
o o a o <o @ o o o o o o o 6o
o No oo @
I 6o N N o o N N N N N N
N o @ (o @
o
o o6
ts N o @ @
N
o
(o
r ts o
o o
o o o @ N @ N
t ts o o cr) N o N
ol rq
ol ts
-q
ts @ 6 o a? o n
ci N ci N N N
o? a?
o \ \ @
=t-
@
o?
ro F
L
o (o D sf <. o (o N r
ts o
6 o ts o o o o o 6 o o)
@ o @
o (o N N
6 $
o? o? ol =f
N q
o? o? q o q @ cq cq \ \o \o
@ N N
q @
n cq
EI
o
6
o
6 o o
o 6
o
6
o o o oi o o, o
o 6 6 6 6 6 o 6 o o
6
o
o o
6
O)
o
ol a o
ts c\ o o
o @
F o o o
N o @
(ol N
o o o oo @
o? q q o q o? o
@ a
@ @ cO @ o r
N
q o) o? No? @q @
q oq q aoq q
@
ill o; O) ot No o O)
c?
o o o o o
o o o 6, o o N N N N N
o
el N N N N N N N N N N N N
co o @ 6
c') @ @ o
N N
o
.+ o o
N @
@
@
N N N @ ts
o N o o (o
N o N @ o o (o o @
o
cr)
L g
N @ @ O) o
n R n @ u? (o q q =r-
o o o o C; o ci o o o
\ a9
o o o
o o? q ( R cq q
.\
N
a @ 6
o @ o
o o o
b
o
N o $
$
o o N
o rts o @ 6 ts
@ ts N o N (o ts ts
C)
U)
o
D q c!
b
o \
q a oq
ri @ @ @ ai ts N @
o
u? q? I
o o
@
n \ Gl
N
N
e?
$ F N $o
6 6
n c?
J
LrJ
o o o @
o oo o oN o
o o o o
@ @ o
o No o
o o
@ o
o
@
I o N o N N N N N N
L
l,Allll'lllAN lhr Z t0
'' O O O o o o
o o o o
oq
N
o
@
o'l
O
- O
@
rc o
o
@
(r? I
O O O N Gi
a
o o€ €
@
o o
09 o? o'l
N
o @ 6
@
€ € O6 N ol oNq
o'? ol o? o? ol o? o) o? 6
@
o:
@
o?
N @
o? ol
EI X 6 o o o o o o o o o; o 6 o o o
ol
NI
@ € € @ a a
;t.l o 6 @ o
o o
M o?
o o o @
N N @ @ a
o o o o o o o o N
o'l ol o? o? o': o) o o? o o? o ol o': o'l o'?
N
o @
o? ol
o o o o 6 ao o o oi o oi o o; o o @ o
6 o o
rll @ @ @
O O
a O
ts
N O
a o
N
o
o € O
O 6 o
o @
@
A O o
<: -{ @ O o
c-l c! c-l N c.{ cn d? c? u? IO q
F.l
o o o C;
- O o O o ei o o o 6 ei O O
d o N
N
N
e N N
@
6 o o
O o N
N
€ o a @ N
N
€ o
N 6 o q cY =t q 09 <c oq
& N N N N N N dt =
a o o o o
O o
O o
O O
o o O
o O C o O O
I
& O
rc @
N
O
N
N
O
O
N
O
o €
O
a O
6
C
N
O O
O @
O
o
tq
Fl
() 6
o @
@ o
ts N
N
o
€ € €
@
a
@
&
t2
O
@
O
q @
o o o
oc og o
O o o
o?
O
e N a @ @
U N
O € N € N o
N @ F O
N o
ol € €
I @ @ @ N
o o o o 6 o
X
o
ol o) ol ol ol ol ol ol oo? oo'l @
o
o? o? o? o? q o?
@
,,] o
o o
o
o
o
o
o o
o o
o o o
o o o o o o o o o o o;
o o 6 o o o o @ o o o
sl
d OI o o o o o
o o a € € € 6
o o o o o o 6
N @ 6
@
q ill M
o o o
o? o? o?
o
ol ol oe o
ol oo o
o? o o? al o? o? ol
o o o
ol o'l
o o o o o o o oi o o; o o o o; o o
(n
il €
@
6 o @
@
o
6
€
o o
a
@ o o @
N
o O N € @
@ €
@
N
@
<i o
@ N
e; O
N
ei
!.!
o
N
C;
N
o
@
N
c;
N
o \
O
N
a?
=
o o o o =
O
@
n
o € o
o o €
OI
oO
N
O
o @
o N
o N N
o o 6
6
@
o
N
o
@
e o
!.!
€
N
o
(t?
I
@
09
6
e @
N N N N N di
.V
bI O o o o o
O o O o o
o o O a
O
o & O€
N
O
@
N
O
6
N N
N
N
o O
o
O
6
O
@
O
6
O O
N
O
O
6
o
Fl
6 N o o N
6 @
6 o o o o
o @
€ N
o O
N
€
=q u? u? u? q @ N r-: 09 oc o? o N
o o o O o C; ci C; o o o o
M N o F o o N N o 6 6
J @ @ a
o o o o o o o o N o o
o o o o € € € 6 o N
o? o1 o? ol ol ol c? o1 ol o o? ql o? ol o? o? q? <l
X o o o o o o o o o o o o o @ o o o o
EI @ 6 € @ @ € 6 € 6 € 6 € 6 6 6 € 6 €
ol
rr
o
O\l
ill M
o
o
o o o o
o o o
Q
o oo oo 6o oo oco
o q
6 6
o
€ @
o
N
o N
o @ @
o
N
o o'l ql o
o? o o'l o
o
o
@
o': q ol ol oo o?
o ,l
$I Fll
€ o€ oN @N N o$t €
e a N O
U' o o a o o oo N @
a q (g q N N a @ O o 6
c.{ .? d? c?
O o O o a o o o o o d o o o O o ei o
:. a
O N o N @ 6 € oo
@
o N o o
q q 6 6
<t 6 N @
<D
o o c.{ a? U? @ oq o'l d? 6 N oq
F] o o N N N 6i
FI
tr Q e
o o
o Q
o o
o o e
E € O
N
@
N
@
N N
N
N
O
O
N
a o o
o o o
@ 6
O o O
N
o o
o ro f;
Fr
t,A[tlrtltAN 8lr 2jil)
o
O o
N
@
o
ol
@
o N o o
q o?
€ o
6 q .a .c ol
ri R
09 c.{ @
N N
@ 6
O
O
ol N €
O
cc o9 6
N
a
O
N
N @ @
O @
oq oc oq
@
r o
(c @
o o o o Io o; o
H o? o? 09 6
X 6; o o o o ot o ot o o o .-
N
O
O O O N @
€ @ o@
€
lt o
o:
@
6
ol @ a €
O N
N
@
ol o
6
@ @ @
o)
@ @
O
q o) o
o? ol a? o)
o M
o? o? o? o? o?
o o o o o o o o; o; o o o o o o o o;
F]
o @ o o
€
r-:
6 o oc
N
N
o?
o
ol O
N
o
N
N
N
6
N
@
q
O @ @
o o @
@
N
@
O O O O O
N @ @ €
€ O
o
@
o c o @ €
@
N
O N
@ o €
@
q o @
N N
c.l u? o c.{
; @
ry
@ a
oq
@ i
c.l @
i
oq
@
ul
€ o;
J? 09
D o
& =
- -cE c O -0 =o €-
= O
=
N =
-
= @ -
N
O
O
a
@
o
N
E
O N O @ 6 o @ O N 6
@ @ N @ @
o?
N
c
c.l d2 q
N N Ni ci
N
q =
i!
@
n O O 6
u? F-: \ ol @
n e N
\ r;
o o
O O O O O o @ O @ N @
ol @
ol ol ol ol N o ol o09 @
ol O N a o o
X o? o: 09 oq 09 09 cc og o9
o
o o o o
o o o o o
o o
o
o 6 o o
o
o o
o o o o o o o o o
6
o o;
6
o
N
o
N
@
O €
€ @
€
@
a
€ € o @ @ O
O h
o a I
lt @
o: o o o
ol o? a.
6 @ @
o? o? o? ol ol o) o: o) @ @ o
D
o M o o o o o
o?
o o o o o o o o o
o? o? o? o?
o o @ o ;
F.l
O
6
O
D c o
o
o O @ o
o N
ul @ o =
9
o o
€ ,q
@
oq ol
N
D
N
o'l O
@ D
N
C; O O i ct a c O O O
a =
O
@ N
@
o O
@
@ € N
D
@
o € N
@ O O
a
N o
o
6
@ n
@
ai
og a
= \ ri
O
c.!
ri \ @
o
ri
e
@
@
d2 r|
@ @
\ .: c ?
@ 6
6i
!D
& -r -= F
6
C
C
O
@
-=
I
a
€
o
O
o a
N -- a
t
C
4 N O =
o =
o \
@ o o rc a p
@
u?
€
(e
@
@ N
tr: oe o? c.{
o
R =t
o D oq
q
O
09
o
q
@
q
@
('? @
u?
6
N
N
,q
N N N N N N
-i di D +
@ €@ o o6 @ o o o
X t'? o? o?
N @ o N ts a o
<l o'l o? ol o? o Na? N
@ @ 6
ol o?
O o @ O
O o 6 N
o? 09 ce oc oe 09
P
\
EI D
p o
6
o o
@ 6
@ o o
€
@ @ 6
o; o
co
o
€ € € o;
6 o o o o o o D
6 @ € € 6 @ D
c\l
o @ N o o oo € @ N
q € € €
N @ @
ill 5 o o @ o
ol oo oo ao 6 6
o 6
o o 6
o ol ol
al M n
o? q o? ol o? o'l o
!$ +
,.ll
a I
= > a D
o N N N a N O o @ o N
a (g o o
(.)
a '?
=
N
=
O
6
q a
o O c;
@
O
q
o O
@
N
@
ei c; i ci o
F.: \o
@
F
d o o o o ?
@
og 09 o? o?
o ?
D
N
N
N
6
@
@ o a 6
€ 6
€
N
o
N
rc
6
@
@
6 @
@ @
T :..1 n I q <! @ .q o
ri ri
N
=
6
F-: 09
6
O cc
@ @ @ i
q a \
I!
tr
p - €
o Q E Q o O a O
=
a =
o C
Q
a F
C @
Q
n N O n N O = N
F & =
! @ @ 6 a
@
l,Aml)tltAN tk. 2,sa
O
@
O a
@ @ N
ol u? u? o) 6 c2 o? c.! 09 ol c9 a"?
6; O fi o €i
N N
o
€ o O N o N o o
El X
q Nu?
o o o=
@
d?
o
<t?
o
n
@
o o;
q Nol
N
o €
N
@
6
N
d Ia
09 c \ N=
N
ol
NI
O
it0l M q
o
o
N
6
N
o)
o
@
q o09
O
o o
6
O
N
oq c9 09 oq oq
@ o o o o
a
N
o
\ €(9
oi o o c
o o
O @
u? N
o
N
\
o
Fll
@ C €
N o o cN O O
o O o @ N N @
A oq o? a? o? N oq o? d? tr: o? ry o
Gi N N =
N N N N @ F:
€ o
o € €
6
o N @ o @ e N
6
o
<D \
O =
c.{
N
n
N
\
6 N
e N
(9
@
@
r
a
o;
q
= N
I€ a?
N
o)
N
\
@
N N N N @
o € a
€ O o
t O
N o O
N
@
N
O
N N
O
N
N N
O
N
@ N O 6 6
o 6 N N @ @ @ N o @
o
r,
u: d:
o
(r?
@ @
q N
ol
@ F
a
q
o aa\
c.!
O
Q
o O
q or-:
N
\ N
Q
@
N
o
N
q
N
@ @ @ a
@
q N o o @ @
€ @
rc2 c! Nq o€ N N @ @ N
X \o N
N
o
q .2 O
@
o 6
cq
@ o;
a
@ o; @ o o 6; d
\€
N
r-
@
@
n
O
EI o o o 6 6 6 6 6 6 6 o o o o 6 6
ol
ol o @ N O N o N N N N @ r
@ 6
@
o'? o? o? o'l ol ol o?
o @
o ooq €
N
N 6
@
oq oq tr: \o € @
<t?
u? o d?
@
[l M @ o o o o o o o; @ o; o o o o €
,ll
q
o
O
O € €
@ o
O @
o o
o €
o € €o o @
@
N
@
O o
N
@
(t? cg @ c9 o? q d? LT? N o <q <?
N N N si N L; 6
o
6
N o 6 o @
o €
o
N
o 6
o 6
o? c!q n o
N
e @
N
o o1 o
@ N
o9 q O o
oq c!
@ € o; o ai ri o =q
O
N
€ 6
o o o
o F @
O o O
o a
€ @
O a O
a
€ a
& N
N N
N
N N N
N
N N
o N
6 € o @
o N
@
@
o
6
N
r N @
O o
€
ts
<.!
=
oq <t?
4
@
f; @
a
@ @
-q
N
e
€ o'l
€ u?
o
d2
@
tq
N
N N @ @ 6
o o O
o Nq € u? -q oc.l o Fq N o o q
N N N6 N 6
X o oq \ \ \ \
o
o
@
o o
o 6
o oi o o; o o o o; o <t € r-
N
EI € @ @ 6 € 6 € € 6 6 6 6 o 6 € @ @
ol
6l N o
€ €
N @ @
a @ @ o o o
ill M o
@
ol @
o
6 6
o? o. o o? o
N
q.l o
o @ @
oc oq og N q N
u? oq
o al
$I F.ll
a o N
@ 6
a € as o @
N 6 o 6
(J A q -1 o
N o
cY ..! <?
o
.t g? o q q6 N
oq
o c.!
o
a \
o 6
d?
N
t2
Ni N N N + @
?. o
@
o aO o6 o
@
@
N @
o
N
N
o N
N
F
@
@
o
@
@ 6
€
@
N
@
@
.- a n
N
c.{ ol q r-: oc d? N u?
F]
14
<D d; d o 6 o C;
N
Gi N @ € = N
ri
N 6
tr O 6 @ o
O
O €
Q
@ a N
oo o6 o
6
E{
& N
N N N N
N
N N N
T
I,AIIIPIIIAN $rr
Ls=140m Ls = 160m
R 0s P K x Y R 0s P K x Y
280t 1.4321 0.291i 69 998t 139.99 ii 1.166f 280( t 627( 0.380{ /9.997t rs9.986! I 523,
260t 542( 0.3i41 69.9983 r39.989t 2563 260t t.t62l 0.4102 79.9971 59.984t 6401
250( 6043 0.326; 69.998i r39.989( 306( 250( r.8331 0.426[ 79.997: s9 983( .7061
240( 6711 0 340, 69.998( 139 9881 .361t 240( 1 909! 0.4444 79.997t 59 982i .7771
220( .823t 0 37li 69.997( 139.9851 4841 270( 2.083t 0.484t 79.996: 59 978t 939i
200c 2.0054 0.4085 69.9971 139.982{ 633i 200c 2.29tt 0.333: 79.9957 59.974r 2.1331
r900 2.1 10! 0 4298 69.9968 139.981t / 191 l90t 7.4tzl 0.561t 79.99s: 59 971( ?.245:
r800 2.?28i 0 4537 69.996: 139 978t .814t 180t 2.546t 0.592( 79 9941 59.968r 2.3t01
70t 2.359i 0.4804 69.996t 139.976i 921 170( 2.696: 0.6211 79.9941 159.964( 2.509r
160t 2 506i 0.5104 69.995: 139.9732 20414 t60t 2.865t 0.666( /9.993: rs9.960( 2.666:
s0( 26731 0.5444 69.994! r39.9695 21774 150( 3.055{ 0.711 79.99?t 1s9.954t 2.8431
140( 2.864{ 0.s83: 69.994i 39.965t 23321 140( 3.?14( 0.76rr 79.99r 159.947t 3.0461
1300 2.0851 0.6281 69.995' 39.959r 2517: 130( 3.5259 0.8204 79.989! 1s9.9394 3.28ti
120C 3.34? 0.680: 69.9931 139.952r 2721( 120( 3.819i 0.8887 79.9881 159.928{ 3.554r
I loc 3.6461 0.7 423 69.9901 139.943: 2 968t I l0( 4.r67t 0.969r 79.985r 159.915r 3.877:
00t 4.0107 0.816: 69 988( 139.931r 3.2651 100t 4.5837 0664 79 982! 159.897( 4.264
95t 4.22tt 0.959: 69 987: 39.924t 3.437: 95t 4.8241 r22! 79 9811 1s9.886( 4.489(
90t 4 456: 0.902i 69.98sl 39.9153 3.6281 90( 5.093( t84t 79 978! 159.873( 4.738r
85( 4.7 18t 0 9601 69.9842 139.905r 3.841: 85t 5.3921 .254! 79.9161 159.858: 5.016r
80t 5 013r 1.0801 69 9821 139.892t 4.0811 80t 5729( .332{ /9.973: 159.8401 5.3291
75t 5 341( .088( 69 9797 39.878 4.392t 75( 6.111 .421( 79.959; 159.818t 5.684:
70( 5.7291 166: 69.9767 39.8601 4 6633 70( 6.548r 523 79.965i 159.791 I 6.089(
65( 6.1703 255( 69.972! 39.8377 5.021: 65( /.051t 6401 79.959( 1s9.757( 6.s57(
60( 6.684: .360t 69.965: 39.809( 5.439i 60( 7.639r n61 19.9521 159.715t 7.102.
56( 7.t62t .451! 69.963r 39.781 5.826t 56C 8.185 9034 79.945( 159.673( 7.6071
55( 7.2922 484t 69.962i 39.7131 5.932: 55( 8.3339 937! 79.943( r59.661r t.t45l
521 7.7t2! .5035 69.861 39.746r 6.273{ 521 8.8147 2 0491 79.936! 159.6211 8.191
500 8.0?t4 .6322 69.954: 139.725r 6.5242 50t 9.167: ?.1314 79.931: 159.590t 8.517,
; r,rmPrtrAN 9b
lAllEL: SCS - 5b
Ls=140m Ls = 160m
R 0s P K x Y R 0s P K x Y
48t 8.355( r.7001 69.9504 r39.702i 6.7944 48( 9.549: 2.220t 79.926( 59.556 8.871
41i 8.443( I /18( 69.9491 139.696: 6.866[ 47! 9.649t 2.2433 19.974t 59.546i 8.9641
45( 8.912 1.813i 69 943( r39.661( 7.?467 45( 0.185{ 2.3671 79.9 15t 59.495 9.460
44( 9.1 1 5' 1.854r 69.941t 39.6461 7.410t 44{ 0 4t71 2 42t4 79:91 ll 59.47 1! 9 674
nal
9.437( 1.919; 69.9367 39.6207 1.67t4 42! 0.785 2.506€ 79.905( 59.434 10.013r
40( 0.026{ 2.039r 69.928( 39.57 1t 8. l48t 40( 455" ?.66?9 79.893r 59.361 10.636:
a1t 2 839t 79 878t 59.213t
0.695' 2.t751 69.918t 39.513t 8.689: 37! 2.223 I 1.340i
36( 1.140{ z.?651 69 91lt 39.471( 9.049( 36( 2.7321 2.957i 79 868t 59.211 1 1.810
35t 11.4592 2.330( 69.906t 39.441t 9.3067 35( 13 096i 3.041! 79.8609 59.166 12.145
2,'.)r
12.3406 2.508 69.891t 39.35 1[ 0 018( 321 14.103( 3.275t 79.8387 59. l33i 3.071
32t 2 5385 ? 547', 69.888: 39.33 1( 0.1731 32( 14.3231 3.325! 79.833t 59. l02l 3.2131
30t 13 369C 27t6( 69.873' 39 239i 0.846( 30( 15.2781 3.546: 79.8107 58.866( 4.150
28( 14 3239 ?910" 69.8544 39. r27: 1.614 ?8( 16.370i 3.7984 79.782t 158.698t 5.1491
26( 15 4258 3 l32t 69 831i 38.988( 2.499i 26C 17.6295 4.0881 79.1432 58.491 16.299t
25( 16 0428 3257! 69 8l7l 38.906r 2.993; 25t 18.334[ 4.25n 19.7211 58 369: 16.942"
z4( 6.71 I 3 3921 69 802( 38 813; 3.528( 24t 19.098t 4 4261 19.104( 58.23 r D.631"
22( 18.2305 3.698 69.7644 38.589: 4.t 41t zzt 20.8348 4.825i 79.6487 57.897i 19.211
21( 19.098f 3.873t 69.7411 38.4521 15.432t 21t 7t.821( 5.0531 79.614( 57.693( 20. I 07i
70( 20.0535 4.065t 69.7 l5 I 38.294i 16.101( 20t 22.9t83 5.303t 79.5t5i 57.458t 2 1.090i
18( 22.2811 4.5t21 69.648( 37.8971 17.953( 18t 25.464t 5.884: 79.4761 156.868: 23.371
16( 25.066! 5.069r 69.553t 37.344( 20.139i 16t 28.6471 6.607t 79.337t 56.046( 26.194
15( 26.738t 5.402: 69.494t 36.981 2t.44tt l5t 30.5577 7.039: 79.2414 55.508r ?7.871
t4( 28.6419 5.781r 69.420; 36.540: 22.9?0( r4( 32.t404 7.530! 79. l37t 54.853t 29.772i
12( 33.4221 6.723! 69.2 l3t 35.310( 26.567 tlt 38.1972 8.749i 78.8293 53.033i 34.442i
r0( 40.107t 8.025r 68.8721 33.293! 31.541i l0t 45.836( I0.426( 78.323: 50.058t 40.755r
8( 50.133t 8t 57.295t
5( 80.2141 5t 91.673i
I.ADIPINAil IO ,{4
SS-l Par:rrrrctcr
'l'Altl,:1, kurva lcngkung SPIRAL - St'IRAL
05 FUNCT IONS OF TRANSITION FOR -s=1
0 p k x v L.T S.T. L.C. 0
o( ).()0(x)( 0.5(.t00( _o(,(^,( ).UUUU( u.66667 U..1JJJJ 1.UO(XX (,.(
ZU.L u -t)ldY6 U..+YTY6 u.rot60 u-11>5> o.b(uvt u.55 ( Z> 0.9946t tu.
1
-910 -796 776 - 591 102 -729 - 454 _1
-2 - 925 '794 '7 64 - 648 't 06 -733 " 449 .2
-3 '939 -791 -752 -705 111 '737 ' 413 .3
_l+ - 954 -789 -740 -761 115 '7 41 - 438 .4
.5 '9 68 -787 -728 -818 - 1'.!9 -71+5 '132 -5
.c - 982 -785 -715 -875 - 124 -749 - 427 .6
-7 - 997 -743 -703 - 931 128 -753 - 4?'.| .7
0.0301 1
-781 -690 - 988 133 -758 - 415 -8
- oz6 (t9 678 120 4 tl -'t37 76? - 410 .v
z t.L U. UJU4 U.4Y I u -:/ooo) u.1z1u1 u.6t't4l u.55 / OO u.yy4uq tt.u
-1 - 054 775 652 157 1 lr7 -770 - 399 1
16 .00458
1 o.04693 48 .o4399
1 0 15094 80 1.14092 o.29337
17 1.00518 o -o4992 49 .04598
1 0 15460 81 1-"t4535 0. 29898
18 1 .00581 o.05?92 50 1 .04804 0 1 5831 82 1.14988 0 .30468
19 1 .00648 0.05593 51 1 .05114 0 1 6206 83 1.15453 0.31 048
20 1.00719 0.05895 52 I .05230 0 1 6544 84 1 .1 5930 o.31639
Sumber : Tata Cara Perencanarn Geometrik Jalan antar kota (TPGJAKFNo.$E(I IB.M/1997
I(ONSTRUKSI JAI,AN
BUKU T: GEOMETRIKJAI.AN RAYA
1
ci ?- O o
2
D
a
EE€
z (5 =^ tr) o-
j z EES s (o
V
(s
L_
2^ o o
Fl q
Fl EES
rrl
o (5
D.= =^ C o- o
-9s5 (o F.-
F
€\
o\
(s J^
L_
o- o
a q E-E rr) a,
*) !e
a a-
€
& z (6 o
A: =- C |r) o a
tr a _gqs .(f (O zd
vfrl I
j (6:2- o !o
o
V F.l
Ehs
lr) l.r, o-
c\l
O.
c! roo
rll
o
6 :
(E
=^ o- o- (3 xo
c ro- i- .,:l E'
sg
Z EES (O T\ F- c! <f) 6
E
c
J (5 ?- o 6
I
c
r- z o- ra)- o o ql 6
EES
=^ o
(O
o
F-
o-
t\ *9-
c
tr) c,
q,
U
6
3E.H
EBJ
8,gE
il € = Ar€
6
('E O
o 3o o
o : '=?=-
tr JA q
*< 8E q o P EqE
ul EN=
lr) EE
fEI
Fl
,U,
(f)
EE 3R GI Fllllll
I --=
LNIIPIBAN 24 204
-rTrT'1
*L_r*LJr,
(
il
..,lI
il
It
rii
N
16
N
2
E
I
:
t
-a
I
M q+.-- .--...,5S-,*.