Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ANTENA DAN PROPAGASI

“ANTENA DIPOLE SETENGAH LAMDA”

Disusun Oleh :

Nama : Putri Alifia Rizky


NIM : 062040352215
Kelas : 3 TEA
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : DIV Teknik Telekomunikasi
Dosen Pengampu : Mohammad Fadhli,S.Pd., M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui untuk jurusan Teknik Elektro program studi Teknik Telekomunikasi


Politeknik Negeri Sriwijaya
Oleh:
Dosen Pengampu,

(Mohammad Fadhli, S.Pd., M.T.)


NIP. 199004032018031001
I. Judul
Antena Setengah Lamda

II. Tujuan
Untuk membuat antena dengan menggunakan CST STUDIO SUITE

III. Landasan Teori


Antenna dipole adalah sebuah radio antenna yang dapat dibuat sangat sederhana
dengan menggunakan kawat . Ini terdiri dari dua konduktor logam batang atau kawat,
paralel berorientasi dan collinearsatu sama lain (sesuai dengan satu sama lain), dengan
ruang kecil di antara mereka. Frekuensi radio tegangan diberikan ke antena di tengah,
antara dua konduktor. Mereka digunakan sendiri sebagai antenna, terutama di daerah-
daerah terpencil ,sering disebur “telinga kelinci” antena televisi , dan sebagai unsur
didorong dalam banyak jenis antena, seperti Yagi. Antenna Dipole ditemukan oleh
fisikawan Jerman Heinrich Hertz sekitar 1886 dalam percobaan perintis
dengan gelombang radio. Antena dipole bisa terdiri hanya satu kawat saja disebut single
wire dipole, bisa juga dengan dua kawat yang ujung-ujungnya dihubungkan dinamakan
two wire folded dipole, bisa juga terdiri atas 3 kawat yang ujung-ujungnya disambung
dinamakan three wire folded dipole. Antenna dipole adalah antenna yang terbuat dari satu
elemen pemancar yang dibagi menjadi dua bagian (dengan panjang tidak harus
sama). Daya RF dicatukan pada bagian tengah.

IV. Alat dan Komponen


1. 1 buah laptop
2. Software CST STUDIO SUITE

V. Langkah Percobaan
1. Menginstall aplikasi CST STUDIO SUITE
2. Jika sudah terinstall, buka aplikasi CST
3. Pilih new project, lalu pilih MW&RF&Optical, lalu pilih antenna, lalu klik next
4. Pilih workflow “wire”, lalu pilih “Time Domain”, lalu klik next, masukkan unit
dimensi, frekuensi, waktu, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Pada percobaan ini
menggunakan frekuensi 215 MHz.
5. Masukkan rentang nilai frekuensi minimal dan maksimal (percobaan ini menggunakan
rentang 50-300), lalu ceklis E-Field, H-Field, dan Farfield.
6. Lalu klik selesai.
VI. Analisa

Pada percobaan kali ini, untuk membuat antena 𝜆⁄2 dipole diberikan nilai radius 1,5 dan
feedline sebesar 10. Frekuensi antena sebesar 215 MHz, dengan nilai lamda sebesar 697.19
mm. Nilai 𝜆⁄2 dapat dihitung menggunakan calculator wavelength seperti gambar
dibawah ini,

Gambar 6.1 Calculator Wavelength

Lalu masukkan nilai parameter radius, length dan feedline.

Gambar 6.2 nilai R, L, dan F


Selanjutnya membuat antena dengan mengklik bagian modelling, lalu pilih cylinder, beri
nama DIPOLE dengan diorentasi sumbu z, diberikan radius sebesar 1,5 dan masukkan nilai
Zmin dengan -L/2 dan Zmax dengan L/2, dan material PEC, kemudian klik OK. Maka akan
terdapat cylinder di dalam kubus.

Gambar 6.3 Cylinder di dalam kubus

Langkah selanjutnya adalah membuat feed yang terletak pada antena, beri nama FEED,
yang berorientasi pada sumbu z, dengan outer radius R. Lalu masukkan nilai Zmin -F/2
dan Zmax F/2, materialnya adalah Vaccum.

Gambar 6.4 Membuat Feed


Setelah membuat feed, untuk memotong bagian feed, klik dipole lalu pilih boolean,
kemudian klik insert dan pilih objek lalu enter.

Gambar 6.5 Memotong bagian feed

Kemudian klik picks pada modelling, pilih pick edge, dan pilih bagian feed yang akan
dipotong.

Gambar 6.6 Picks pada feed


Lalu, pada bagian simulation, klik discreate port, lalu klik OK.

Gambar 6.7 Discreate port

Kemudian mengatur feed monitor pada bagian E-Field, H-Field, Farfield, dan Fieldsource
untuk frekuensi sebesar 215 MHz.

Gambar 6.8 Mengatur field monitor

Selanjutnya, tekan start simulation pada home. Maka dapat dilihat parameter antena yang
dicari, yaitu return loss, nilai VSWR, nilai Gain, dan pola radiasi antena. Untuk melihat
return loss, pilih bagian 1D-result, S-parameters, lalu klik S1-1.
Gambar 6.9 Grafik S-Parameters pada frekuensi 215 MHz.

Lalu, untuk melihat nilai return loss, dengan cara menggeser garis S1-1. Terlihat pada
gambar 6.10, return loss terjadi pada frekuensi 199.48 MHz, dimana hal ini tidak sesuai
dengan frekuensi yang kita gunakan yaitu sebesar 215 MHz.

Gambar 6.10 Return loss pada L = 697.19


Gambar 6.11 Grafik VSWR pada L = 697,19

Lalu, kita dapat melihat pola radiasi dan penguatan antena dengan cara mengklik Farfields.
Pilih frekuensi 215 MHz.

Gambar 6.12 Farfield antena secara 3D H-Plane


Gambar 6.13 Farfields secara 3D E-Plane

Besarnya gain dapat dilihat disamping kiri, pada gambar 6.13 terlihat bahwa gain sebesar
-1.122 dB.

Pola radiasi di sekitar antena adalah omnidirectional.

Gambar 6.14 Pola Radiasi

Pada return loss yang tidak sesuai dengan frekuensi yang diharapkan, maka nilai L dapat
diperkecil. Bisa dilihat pada gambar 6.15 untuk garis merah L diperkecil sebesar 647.19
mm. maka frekuensi yang didapatkan 215 MHz, sesuai yang diharapkan.
Gambar 6.15 Return loss pada L = 647.19 mm

Gambar 6.16 VSWR pada L = 647.19 mm


Gambar 6.17 Bandwith pada L = 647.19 mm

Terlihat pada gambar bahwa, titik 2 dan titik 3 dikurang dan mendapatkan hasil 24.2608 ,
lalu dikali seribu, sehingga bandwith antena yang dibuat adalah 24.260,8.

Gambar 6.18 Farfield antena pada L = 647.19 mm

Besarnya gain pada antena dapat dilihat pada gambar 6.18 sebesar -1,122 dB.
Gambar 6.19 Pola radiasi pada L = 647.19 mm

VII. Kesimpulan

Pada percobaan yang telah dilakukan, pada percobaan pertama dengan


menggunakan L = 697.19 mm, return loss terletak pada frekuensi 199.48 MHz, dimana
frekuensi yang diharapkan adalah 215 MHz. Agar return loss dapat sesuai dengan frekuensi
yang kita harapkan, maka nilai L dapat diperkecil menjadi 647.19 , Sehingga sesuai dengan
frekuensi yang digunakan yaitu 215 MHz.
DAFTAR PUSTAKA

Budi L. Tiara Annisa. dan Zahra Nabila Putri. (2021, 8 April). LAPORAN PRAKTIKUM
ANTENA DIPOLE.
https://www.scribd.com/document/502128115/Laporan-Praktikum-Antena-Dipole
Diakses pada 25 Desember 2021

Denis Apriyanto Ambalinggi . (2014, 12 Oktober). Antena Dipole.


http://dennisambalinggi.blogspot.com/2014/10/antenna-dipole.html
Diakses pada 25 Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai