TINJAUAN PUSTAKA
Ekspresi sex tanaman berbunga dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu (1)
individu bunga, (2) individu tanaman dan (3) populasi. Ekspresi sex pada individu
bunga dibagi menjadi tiga tipe yaitu (1) bunga hermaprodit yaitu bunga yang
memiliki benang sari dan putik, (2) bunga androecious yaitu bunga yang hanya
memiliki benang sari tanpa memiliki bakal buah dan (3) bunga gynoecious yaitu
bunga yang memiliki putik tanpa memiliki benang sari. Ekspresi sex pada
individu tanaman terbagi menjadi 7 tipe yaitu (1) tanaman hermaprodit yaitu
individu tanaman yang hanya memiliki bunga hermaprodit, (2) tanaman
monoecious yaitu tanaman yang memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam
satu pohon, (3) tanaman androecious yaitu tanaman yang hanya memiliki bunga
jantan, (4) tanaman gynoecious yaitu tanaman yang hanya memiliki bunga betina,
(5) tanaman andromonoecious yaitu tanaman yang memiliki bunga hermaprodit
dan bunga jantan, (6) gynomonoecious yaitu tanaman yang memiliki bunga
hermaprodit dan bunga betina dan (7) trimonoecious yaitu tanaman yang memiliki
bunga hermaprodit, bunga jantan dan bunga betina. Ekpresi sex pada populasi
dibagi menjadi 5 tipe antara lain : (1) populasi hermaprodit yaitu populasi yang
terdiri dari hanya tanaman hermaprodit, (2) populasi monoecious yaitu populasi
yang terdiri dari hanya tanaman monoecious, (3) populasi dioecious yaitu populasi
yang terdiri dari tanaman androecious dan gynoecious, (4) populasi androecious
yaitu populasi yang terdiri dari tanaman hermaprodit dan androecious dan
(5) populasi gynodioecious yaitu populasi yang terdiri dari tanaman hermaprodit
dan gynoecious (Frankel dan Galun 1977).
Tanaman genus Garcinia pada umumnya memiliki bunga jantan dan
betina (dioecious), kecuali pada G. scortechinii King dan G. mangostana (Richard
1990a). Garcinia termasuk tanaman berumah dua yaitu bunga jantan dan betina
dihasilkan pada tanaman yang berbeda meskipun fakultatif agamospermy.
Pemunculan bunga jantan dan bunga betina terdapat pada pohon yang berbeda
sehingga termasuk kategori dioecious. Tanaman dioecious memiliki bunga betina
hasil obligat agamospermy, sedangkan tanaman jantan merupakan hasil dari
reproduksi seksual. Apabila tidak ditemukan bunga jantan, maka dapat
10
Penanda Morfologi
(truncates) ujung daun rata, (5) ujung terbelah (retusus) ujung daun terdapat
lekukan dan (6) ujung berduri (mucronatus) (Tjitrosoepomo 2005). Bentuk
acuminate dapat didefinisikan pula sebagai ujung yang meruncing sehingga pada
ujung daun membentuk cekungan sepanjang sisi pada ujungnya. Bentuk acute
meruncing ke ujung dengan bentuk lurus pada kedua sisi ujung daun. Bentuk
pangkal daun terbagi menjadi (1) oblique apabila bentuk pangkal daun tidak
seimbang, (2) membulat (rounded), (3) aequilateral apabila kedua sisi bentuk
seimbang, (4) cuneate apabila pangkal meruncing (Harris dan Harris 2004).
Hipotesa Richards (1990b) menyatakan bahwa karakter morfologi
G. mangostana berada diantara karakter G. hombroniana dan G. malaccensis
berdasarkan : (1) waktu berbunga, (2) warna getah, (3) warna mahkota bunga,
(4) kedudukan stigma, (5) tekstur permukaan stigma, (6) rasio stigma lobes,
(7) diameter stigma, (8) susunan benang sari, (9) ada tidaknya benang sari pada
bunga betina, (10) bentuk buah, (11) tekstur permukaan kulit buah, (12) warna
buah matang (13) aroma aril. Karakter morfologi G. mangostana mirip dengan
G. celebica, G. porrecta, dan G. hombroniana yaitu memiliki kesamaan karakter
pada morfologi tajuk, daun dan bunga. Pada bunga terdapat empat kelompok
tangkai sari, mengelilingi putik/pistil terdiri dari 170 kotak sari yang mengandung
polen (Zakki 2003).
Pengamatan stomata pada permukaan atas maupun permukaan bawah
daun merupakan peubah pada pengamatan morfologi. Stomata adalah celah dalam
epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup berbentuk ginjal, sedangkan sel yang
berbeda bentuknya disebut sel tetangga. Bentuk sisi sel epidermis bervariasi
seperti berleluk dalam, berlekuk dangkal atau rata. Sel epidermis yang
mengelilingi sel penutup dapat digunakan sebagai identifikasi dari tipe stomata.
Tipe stomata dapat dibedakan menjadi 4, berdasarkan susunan sel epidermis yang
berada di samping sel penutup yaitu : (1) anomositik apabila sel penutup
dikelilingi oleh sel yang tidak dapat dibedakan ukuran dan bentuknya dengan sel
epidermis, (2) anisositik apabila sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga
yang tidak sama besar, (3) parasitik apabila sel penutup diringi satu atau lebih
oleh sel tetangga yang sejajar dengan sel penutup dan (4) diasitik apabila stomata
dikelilingi oleh dua sel tetangga yang letaknya tegak lurus (Hidayat 1995).
12