Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


HUKUM PIDANA MILITER

Sifat Ujian :
WAKTU 90 Terbuka
Sekolah Tinggi Ilmu
MENIT Dosen:
Hukum IBLAM
Dr. Irwan Triadi, SH.,MH

Hari/Tanggal : Senin, 17 Januari 2022

Kelas/Semester : A.75.S1 / V (lima)

Catatan:
a. Kerjakan soal berikut dan jawablah dengan tepat
b. Hasil jawaban diketik dengan ketentuan huruf Arial, ukuran 12, line spacing 1,5.
Tulis nama, NPM, kelas, mata kuliah, nama dosen dibagian kiri atas. Dibuat
dengan format .Pdf
c. Apabila mahasiswa ketahuan copy paste jawaban, maka secara otomatis diberi
nilai E.

SOAL

1. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997
Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang Penyidik dan Penyidik Pembantu.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyidik?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyidik Pembantu?
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyidikan?
d. Jelaskan Wewenang Penyidik?

2. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997
Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang Penyerahan Perkara.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyerahan Perkara?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penutupan Perkara?
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penghentian Penuntutan?
d. Jelaskan Wewenang Perwira Penyerah Perkara?

3. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997
Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang untuk kepentingan penyidikan,
Penyidik berwenang melakukan penangkapan.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penangkapan?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tersangka?
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Terdakwa?
d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tertangkap tangan?
e. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penahanan?
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, mengatur antara
lain tentang Alat bukti.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Alat Bukti Yang Sah?

5. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997
Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang upaya hukum biasa, bantuan
hukum luar biasa, dan pelaksanaan putusan pengadilan.
a. Jelaskan Pemeriksaan Tingkat Banding?
b. Jelaskan Pemeriksaan Tingkat Kasasi?
c. Jelaskan Pemeriksaan Peninjauan Kembali Putusan Yang Sudah Mendapatkan
Kekuatan Hukum Tetap?
d. Jelaskan Pelaksanaan Putusan Pengadilan?

-Selamat Mengerjakan-
Tiwi Ambarwati S

19730277

A.75.S1

1. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31


Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang Penyidik
dan Penyidik Pembantu.

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyidik?

Penyidik adalah Atasan yang Berhak Mengkuhum, pejabat Polisi Militer tertentu, dan
Oditur, yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang ini untuk melakukan
penyidikan.

b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyidik Pembantu?

Penyidik Pembantu adalah pejabat Angkatan Bersenjata Republik Indonesia tertentu


yang berada dan diberi wewenang khusus oleh Undang-undang ini untuk melakukan
penyidikan di kesatuannya. Penyidik Pembantu ialah Provos Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat, Provos Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
Provos Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, dan Provos Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyidikan?

Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya.

d.Jelaskan Wewenang Penyidik?

Penyidik dalam melakukan penyidikan terhadap suatu peristiwa yang diduga


merupakan tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang atau diduga sebagai
Tersangka, mempunyai wewenang:

a) menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang terjadinya suatu


peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana;

b) melakukan tindakan pertama pada saat dan di tempat kejadian;

c) mencari keterangan dan barang bukti

d) menyuruh berhenti seseorang yang diduga sebagai Tersangka dan memeriksa


tanda pengenalnya;
e) melakukan penangkapan, penggeledahan, penyitaan, dan pemeriksaan surat-
surat;

f) mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

g) memanggil sesorang untuk didengar dan diperiksa sebagai Tersangka atau


Saksi;

h) meminta bantuan pemeriksaan seorang ahli atau mendatangkan orang ahli yang
diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; dan

i) mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.

2. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31


Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang
Penyerahan Perkara.

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyerahan Perkara?

Penyerahan perkara adalah tindakan Perwira Penyerah Perkara untuk menyerahkan


perkara pidana kepada Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer atau
Pengadilan dalam lingkungan peradilan umum yang berwenang, dengan menuntut
supaya diperiksa dan diadili dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-
undang ini.

b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penutupan Perkara?

Penutupan perkara adalah tindakan Perwira Penyerah Perkara untuk tidak


menyerahkan perkara pidana kepada Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer
atau pengadilan dalam lingkungan peradilan umum berdasarkan pertimbangan demi
kepentingan hukum atau kepentingan militer dan/atau kepentingan umum.

c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penghentian Penuntutan?

Penghentian penuntutan adalah tindakan Perwira Penyerah Perkara untuk tidak


menyerahkan perkara pidana ke Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer atau
Pengadilan dalam lingkungan peradilan umum yang berwenang karena tidak
terdapat cukup bukti atau perbuatannya ternyata bukan merupakan tindak pidana
dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang ini.

d. Jelaskan Wewenang Perwira Penyerah Perkara?

Perwira Penyerah Perkara adalah perwira yang oleh atau atas dasar Undang-
undang ini mempunyai wewenang untuk menentukan suatu perkara pidana yang
dilakukan oleh Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang berada di
bawah wewenang komandonya diserahkan kepada atau diselesaikan di luar
Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer atau Pengadilan dalam lingkungan
peradilan umum.
3. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1997 Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang untuk kepentingan
penyidikan, Penyidik berwenang melakukan penangkapan.

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penangkapan?

Penagkapan adalah suatu tindakan Penyidik Angkatan Bersenjata Republik


Indonesia berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau
terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau
penuntutan dan/atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
Undang-undang ini

b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tersangka?

Tersangka adalah seseorang yang termasuk yustisiabel peradilan militer, yang


karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga
sebagai pelaku tindak pidana.

c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Terdakwa?

Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa, dan diadili di sidang
Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer atau Pengadilan dalam lingkungan
peradilan umum.

d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tertangkap tangan?

Tertangkap tangan adalah tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan


tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu
dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang
melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang
diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang
menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu
melakukan tindak pidana itu.

e. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penahanan?

Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh


Penyidik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atas perintah Atasan yang Berhak
Menghukum, Perwira Penyerah Perkara atau Hakim Ketua atau Kepala Pengadilan
dengan keputusan/penetapannya dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
Undang-undang ini.

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, mengatur


antara lain tentang Alat bukti. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Alat Bukti
Yang Sah?

Pasal 171
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwaTerdakwalah yang bersalah
melakukannya.

Pasal 172

(1) Alat bukti yang sah ialah:

a. keterangan saksi;

b. keterangan ahli;

c. keterangan terdakwa;

d. surat; dan

e. petunjuk.

(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.

5. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31


Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang upaya
hukum biasa, bantuan hukum luar biasa, dan pelaksanaan putusan
pengadilan.

a.Jelaskan Pemeriksaan Tingkat Banding?

Pemeriksaan banding merupakan upaya yang dapat diminta oleh pihak yang
berkepentingan, supaya putusan peradilan tingkat pertama diperiksa lagi dalam
peradilan tingkat banding.

b.Jelaskan Pemeriksaan Tingkat Kasasi?

Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan oleh Pengadilan tingkat banding
atau Pengadilan tingkat pertama dan terakhir, Terdakwa atau Oditur dapat
mengajukan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung, kecuali terhadap
putusan bebas dari segala dakwaan.

c. Jelaskan Pemeriksaan Peninjauan Kembali Putusan Yang Sudah


Mendapatkan Kekuatan Hukum Tetap?

(1) Terhadap putusan Pengadilan yang sudah memperoleh kekuatan hukum tetap,
kecuali putusan bebas dari segala dakwaan atau lepas dari segala tuntutan hukum,
Terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali
kepada Mahkamah Agung.

(2) Permintaan peninjauan kembali dilakukan atas dasar:

a. apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa apabila
keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnya akan
berupa putusan bebas dari segala dakwaan atau putusan lepas dari segala tuntutan
hukum, atau tuntutan Oditur tidak dapat diterima, atau terhadap perkara itu
diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan;

b. apabila dalam pelbagai putusan terhadap pernyataan bahwa sesuatu sudah


terbukti, tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan putusan yang dinyatakan
sudah terbukti itu ternyata bertentangan satu dengan yang lain;

c. apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan Hakim atau
suatu kekeliruan yang nyata

d.Jelaskan Pelaksanaan Putusan Pengadilan?

Anda mungkin juga menyukai