Sifat Ujian :
WAKTU 90 Terbuka
Sekolah Tinggi Ilmu
MENIT Dosen:
Hukum IBLAM
Dr. Irwan Triadi, SH.,MH
Catatan:
a. Kerjakan soal berikut dan jawablah dengan tepat
b. Hasil jawaban diketik dengan ketentuan huruf Arial, ukuran 12, line spacing 1,5.
Tulis nama, NPM, kelas, mata kuliah, nama dosen dibagian kiri atas. Dibuat
dengan format .Pdf
c. Apabila mahasiswa ketahuan copy paste jawaban, maka secara otomatis diberi
nilai E.
SOAL
1. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997
Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang Penyidik dan Penyidik Pembantu.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyidik?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyidik Pembantu?
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyidikan?
d. Jelaskan Wewenang Penyidik?
2. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997
Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang Penyerahan Perkara.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penyerahan Perkara?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penutupan Perkara?
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penghentian Penuntutan?
d. Jelaskan Wewenang Perwira Penyerah Perkara?
3. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997
Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang untuk kepentingan penyidikan,
Penyidik berwenang melakukan penangkapan.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penangkapan?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tersangka?
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Terdakwa?
d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tertangkap tangan?
e. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Penahanan?
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, mengatur antara
lain tentang Alat bukti.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Alat Bukti Yang Sah?
5. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997
Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang upaya hukum biasa, bantuan
hukum luar biasa, dan pelaksanaan putusan pengadilan.
a. Jelaskan Pemeriksaan Tingkat Banding?
b. Jelaskan Pemeriksaan Tingkat Kasasi?
c. Jelaskan Pemeriksaan Peninjauan Kembali Putusan Yang Sudah Mendapatkan
Kekuatan Hukum Tetap?
d. Jelaskan Pelaksanaan Putusan Pengadilan?
-Selamat Mengerjakan-
Tiwi Ambarwati S
19730277
A.75.S1
Penyidik adalah Atasan yang Berhak Mengkuhum, pejabat Polisi Militer tertentu, dan
Oditur, yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang ini untuk melakukan
penyidikan.
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya.
h) meminta bantuan pemeriksaan seorang ahli atau mendatangkan orang ahli yang
diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; dan
Perwira Penyerah Perkara adalah perwira yang oleh atau atas dasar Undang-
undang ini mempunyai wewenang untuk menentukan suatu perkara pidana yang
dilakukan oleh Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang berada di
bawah wewenang komandonya diserahkan kepada atau diselesaikan di luar
Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer atau Pengadilan dalam lingkungan
peradilan umum.
3. Hukum acara pidana militer disusun dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1997 Tentang Peradilan Militer, mengatur antara lain tentang untuk kepentingan
penyidikan, Penyidik berwenang melakukan penangkapan.
Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa, dan diadili di sidang
Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer atau Pengadilan dalam lingkungan
peradilan umum.
Pasal 171
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwaTerdakwalah yang bersalah
melakukannya.
Pasal 172
a. keterangan saksi;
b. keterangan ahli;
c. keterangan terdakwa;
d. surat; dan
e. petunjuk.
(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Pemeriksaan banding merupakan upaya yang dapat diminta oleh pihak yang
berkepentingan, supaya putusan peradilan tingkat pertama diperiksa lagi dalam
peradilan tingkat banding.
Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan oleh Pengadilan tingkat banding
atau Pengadilan tingkat pertama dan terakhir, Terdakwa atau Oditur dapat
mengajukan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung, kecuali terhadap
putusan bebas dari segala dakwaan.
(1) Terhadap putusan Pengadilan yang sudah memperoleh kekuatan hukum tetap,
kecuali putusan bebas dari segala dakwaan atau lepas dari segala tuntutan hukum,
Terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali
kepada Mahkamah Agung.
a. apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa apabila
keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnya akan
berupa putusan bebas dari segala dakwaan atau putusan lepas dari segala tuntutan
hukum, atau tuntutan Oditur tidak dapat diterima, atau terhadap perkara itu
diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan;
c. apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan Hakim atau
suatu kekeliruan yang nyata