Anda di halaman 1dari 2

Nama : Marlina

NIM : 2019201131
Dosen Pengampu : Dr. Tri Bayu Norito, M.Pd.

Permainan Tradisional Ucing Patung

Gambar 1 Anak-anak Bermain Ucing Patung.


(ilustrasi gambar oleh basasunda.com)

Tujuan : Keterampilan dalam bekerja sama, menyesuaikan diri, mengontrol diri (afektif)
Melatih kemampuan gerak siswa (fisik motorik)
Keterampilan dalam menaati aturan (kognitif)
Keterampilan dalam berempati, menghargai orang lain, dan berinteraksi (sosial
emosional)
Peralatan :-

Pelaksanaan Kegiatan

Persiapan :

Sebelum permainan dimulai siswa beranggotakan 5-9 orang atau lebih, setiap siswa akan
bergerak bebas atau diam sesuai dengan senandung yang dinyanyikan. Setelah siswa berkumpul
guru memberi contoh pelaksanaan permainan. Selanjutnya siswa diminta untuk mencoba
permainan. Apabila siswa telah siap maka permainan akan dimulai
Kegiatan :

 Anak-anak mementukan siapayang akan menjadi ucing. Untuk menentukan siapa yang
menjadi ucing dapat dilakukan dengan cara bersenandung berikut ini:
Lama-lama menjadi patung…… (semua pemain diam/tidak bergerak)
Sekali jadi ucing…… (semua anak diam kembali)
Bergerak (boleh bergerak)…… tidak bergerak
Nu padeukeut ucing…… (yang berdekatan ucing)
Nu pajauh ucing…… (yang berjauhan kucing)
Sakali deui teu menuang oyang…… (sekali lagi tidak bergerak)
Pemain yang posisi atau perilakunya tidak sesuai dengan senandung yang diucapkan,
maka dialah yang menjadi ucing.
 Ketika ucing sudah diketahui, anak-anak akan segera berlari untuk menghindari ucing,
dan sebaliknya dia akan terus mengejar anak-anak lainnya untuk menangkapnya. Ketika
ucing mampu menyentuh mangsanya, maka dia akan mengatakan “patung”, dan anak
yang dikenai tersebut tidak boleh bergerak sedikitpun.
 Setelah satu orang dikenai, maka dia akan terus mengejar anak-anak ,lainnya yang belum
disentuhnya.
 Permainan ini akan dilanjutkan atas kesepakatan bersama, dana anak yang akan
menggantikan posisi ucing adalah mereka yang disentuh pertama kali oleh ucing.

Anda mungkin juga menyukai