Pertemuan 22 - Nurul Fauziah (Overview Diagnosa, Intervensi Dan Luaran Keperawatan)
Pertemuan 22 - Nurul Fauziah (Overview Diagnosa, Intervensi Dan Luaran Keperawatan)
Submateri pertemuan:
1. Overview diagnosis keperawatan
2. Intervensi Keperawatan
3. Evaluasi Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai responss klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik aktual maupun potensial (SDKI, 2017).
Tujuan
Mengidentifikasi responss klien individu, keluaraga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan
dengan kesehatan.
1. Patofisiologi penyakit
2. Karakteristik diagnosis (tanda dan gejala) atau data mayor minor dalam sebuah diagnosis
3. Sifat diagnosis (aktual, mengancam, risiko, potensial)
Karakteristik diagnosis
Karakteristik diagnosis dapat dilihat melalui tanda dan gejala yang tampak pada pasien:
1. Tanda (sign) data objektif dari hasil pemeriksaan fisik hasil laboratorium dan prosedur
diagnostik
2. Gejala (symptom) data subjektif yang diperoleh dari anamnesa
1. Data mayor: tanda dan gejala yang sebagian besar muncul pada pasien. Untuk
menegakkan diagnosis, data mayor yang ditemukan harus mencapai 80 - 100%
2. Data minor: tanda gejala yang tidak harus ada, tapi jika ada, data ini dapat mendukung
tegaknya sebuah diagnosis.
1. Fisiologis
2. Psikologis
3. Peilaku
4. Relasional
5. Lingkungan
1. Diagnosis negatif, menunjukkan klien dalam keadaan sakit atau berisiko sakit. Sifat intervensi
diagnosis negatif adalah penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis negatif terdiri
dari:
a. Diagnosis aktual respons klien ketika berada dalam masalah kesehatan/sakit
2. Diagnosis positif, menunjukkan klien dalam kondisi sehat, dapat menjadi lebih sehat dengan
optimal. Diagnosis ini juga disebut Diagnosis Promosi Kesehatan, yaitu keadaan ketika kondisi
dan motivasi klien dalam keadaan optimal yang dapat meningkatkan kondisi kesehatan.
Diagnosis prioritas dapat ditentukan berdasarkan pemenuhan kebutuhan pasien pada saat itu.
Urutan kebutuhan pasien dapat dianalisis menggunakan beberapa teori, misalnya teori kebutuhan
dasar Maslow, Prinsip ABCD (airway, breathing, circulation dan disability), dll.
Intervensi dan evaluasi keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan yang
saling berkaitan dan berkesinambungan dengan komponen proses lainnya. Proses
Keperawatan sendiri dapat dilihat sebagai berikut:
Proses pengkajian merupakan salah satu langkah awal menuju penyelesaian masalah
klien yang terdiri atas komponen pemeriksaan biopsikososial spiritual yang komprehensif.
Untuk pengkajian, diperlukan keterampilan dan pengetahuan yang sangat luas terhadap ilmu-
ilmu dasar baik ilmu keperawatan, kesehatan hingga social.
Appskep telah merangkum beberapa poin-poin pengkajian yang esensial dan sering
menjadi topik dalam kasus-kasus yang muncul di UKNI. Silahkan sahabat sekalian
mempelajarinya dengan seksama.
Setelah pengkajian, maka sahabat akan memiliki data dasar yang dapat dianalisis
menjadi masalah keperawatan pada pasien. Pengelolaan Analisa data untuk penegakan
Luaran terdiri dari satu atau beberapa kriteria hasil yang ditetapkan sebagai target
evaluasi setelah dilakukan intervensi keperawatan. Kriteria hasil dapat ditetapkan
berdasarkan data pada pengkajian yang berkaitan dengan cara mencapai luaran tersebut.
Kriteria hasil juga menjadi indicator tercapainya sebuah luaran. Contoh:
“Setelah dilakukan intervensi selama 1 jam, maka bersihan jalan napas meningat dengan
kriteria hasil:
1. Batuk efektif
2. Produksi sputum menurun
3. Mengi menurun
4. Frekuensi napas dalam batas normal”
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari
klien, dan atau/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat berdasarkan pengetahuan
dan penilaian klinis. Intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang
diharapkan (Deswani, 2009; SDKI, 2018).
Prioritas intervensi keperawatan disusun berdasarkan pada kebutuhan dan kondisi
pasien pada saat itu. Intervensi / Tindakan keperawatan etrdiri atas:
1. Tindakan observasi: memonitor, mengidentifikasi, memeriksa
2. Tindakan terapeutik: melakukan, memberikan Tindakan-tindakan keperawatan yang
memulihkan status kesehatan
3. Tindakan edukasi: memberikan edukasi
PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian
Lakukan pengkajian komprehensif
Masalah keperawatan
Tentukan MK dari 80% data mayor dan sebanyak mungkin data minor, lalu tentukan etiologinya
Diagnosis Keperawatan
Tentukan Dx berdasarkan MK dan etiologinya
Luaran Keperawatan
Tentukan luaran berdasarkan data mayor minor, tentukan apa yang aan dicapai (luaran dan kriteria
hasil)
Intervensi Keperawatan
Tentukan intervensi berdasar luaran dan kriteria hasil yang sudah disesuaikan dengan Dx pasien
*TIPS
Untuk menentukan luaran dan kriteria hasil yang tepat, tentukanlah MK nya terlebih
dahulu
Untuk menentukan intervensi yang tepat, tentukanlah MK nya terlebih dahulu
Jika Luaran dan intervensi dipilih berdasarkan MK, maka bisa dikatakan piilhan
jawaban akan sesuai dengan yang diimnta oleh soal
Bersihan Jalan Nafas Tidak Tindakan batuk efektif Sputum kental saat pengambilan spesimen
Efektif TB Paru
Post Operasi Abdomen
Dilakukan apabila pasien menunjukkan ketidakmampuan untuk batuk.
Dapat dilihat dari batuk pendek, atau tidak mampu batuk
Bersihan Jalan Nafas Tidak Fisioterapi dada Dilakukan apabila tindakan bantuan batuk efektif tidak menyelesaikan
Efektif masalah pasien atau bila pasien tidak dapat diberi arahan untuk batuk
efektif atau bila lokasi sputum berada di lobus bawah paru.
Tindakan kombinasi yang bisa diberikan bersamaan tindakan lainnya.
Hipersekresi karena batuk tidak efektif, terdengar suara rhonki
Bersihan Jalan Nafas Tidak Terapi relaksasi napas dalam Bagian dari latihan batuk efektif. Selain untuk efektivitas pernafasan, dapat
Efektif digunakan sebagai teknik relaksasi
Bersihan Jalan Nafas Tidak Postural drainage Suara ronchi di lobus paru, sekresi sulit untuk dikeluarkan, atau pasien
Efektif tirah baring.
Bersihan Jalan Nafas Tidak Manajemen jalan napas Diagnosis terhadap adanya gangguan jalan napas
Efektif - Membebaskan jalan napas dengan alat 1. Look (lihat)
- Membebaskan jalan napas tanpa alat Melihat gerakan nafas/pengembangan dada dan adanya
retraksi sela iga
2. Listen (dengar)
Mendengar aliran udara pernapasan
3. Feel
Merasakan adanya aliran udara pernapasan
Pola Nafas Tidak Efektif Purse lip breathing Sering dilakukan pada pasien COPD/ PPOK. Pursed lip breathing akan
menimbulkan tekanan pada jalan nafas sehingga jalan nafas terbuka dan
udara terdorong keluar dari alveoli
Dilakukan bila terdapat sesak napas ringan, lebih berfungsi sebagai
relaksasi
Pola Napas Tidak Efektif Positioning (high fowler, fowler, semi fowler, orthopneic / Memposisikan pasien dengan tujuan mempermudah proses ventilasi.
tripod) Posisi high fowler, fowler, semi fowler, dan orthopneic/ tripod
menyebabkan pengembangan / ekspansi paru optimal.
Pemilihan posisi tergantung kenyamanan pasien, biasanya dimulai dari
posisi high fowler.
Pola Napas Tidak Efektif Terapi oksigen (jenis masker dan kondisi yang berkaitan) Bantuan oksigenasi diberikan berdasarkan saturasi oksigen, dimulai dari
- Nasal Canul saturasi 91-94% nasal kanul s.d ventilasi mekanik.
- Simple mask , Rebreathing mask, Non Rebreathing Gagal napas
mask diberikan sesuai kondisi: saturasi 85-90% Astma
- Ventilasi manual dan pemsangan ETT : saturasi <85% PPOK
MCI
Prinsip : STERIL
Yang perlu diperhatikan saat perawatan :
- Undulasi pada selang WSD
- Monitor perdarahan atau emfisema subkutan pada area pemasangan WSD
Jenis WSD :
- Satu botol
- Dua botol
- Tiga botol
- Disposible
- Flutter Valve
- Screw Valve
- Callibrated Spring Mechanism
Bersihan Jalan Nafas Tidak Pemberian obat pengencer dahak Manifestasi dahak kental dan banyak terutama pada pasien dengan
Efektif kesulitan batuk atau diajarkan untuk batuk seperti pada anak-anak
Resiko Infeksi Pemberian antibiotic Pada anak dengan pneumonia dan pneumonia berat (jika kasus mengarah
pada MTBS)
Pada anak dengan campak dengan komplikasi pneumonia serta gizi buruk
dengan komplikasi pneumonia (jika kasus mengarah pada MTBS)
Bersihan jalan napas tidak Life saving: Needle tracheostomi: pilihan terakhir dalam membuka jalan napas, pada
efektif - Needle tracheostomi pasien edema orofaring, perdarahan orofaring yang menyumbat jalan
- Needle thoracosintesis napas, trauma tulang belakang servikal, dan trauma inhalasi pada luka
- CTT bakar
- Cervical spine fixation Needle thoracosintesis: Pada pasien tension pneumothorak
- Pemasangan kassa 3 sisi Cervical spine fixation: Pasien Trauma dengan atau dicurigai fraktur
cervical.
Pemasangan kassa 3 sisi: Open pneumothoraks
2 Kardiovaskuler Penurunan curah jantung Manajemen nyeri dada pada kasus iskemia dan infark Pada pasien angina pectoris, STEMI atau NSTEMI
miokard (pemberian nitrat, trombolitik, antikoagulan) STEMI dengan onset <6 jam diberikan terapi trombolitik
- Beri aspirin (dikunyah) + nitrat + morphin (jika
diperlukan), perahankan oksigenasi 90 %
- Lakukan ekg
- Cek enzim jantung
Diare (pada anak) - Diare tanpa dehidrasi: pemberian cairan oral (ASI dan Didasarkan pada MTBS
Hipovolemia oralit) dan tablet Zinc, rencana terapi A
Resiko Syok
Edukasi
- Jenis makanan yang diberikan sesuai kondisi anak
4 Persarafan Resiko perfusi serebral tidak Pemantauan neurologis Penuruan Kesadaran
efektif Post trauma atau kecelakaan
Pasien yang menggunakan obat sedative
Resiko perfusi serebral tidak Pemasangan collar neck Fraktur cervical atau dicurigai
efektif
Resiko perfusi serebral tidak Manajemen pencegahan peningkatan TIK Cidera Kepala
efektif Stroke Hemoragic
Penurunan kapasitas adaptif Post operasi craniotomy
intracranial Post operasi pemasangan VP Shunt
Gangguan mobilitas fisik Positioning pencegahan luka tekan Pasien stroke: parese, kekuatan otot tidak maksimal
Gangguan mobilitas fisik Latihan berdiri, balance dan koordinasi berjalan Stroke
Di RS / Yankes:
- Amankan jalan napas (posisi miring, hindaran
aspirasi saliva), oksigenasi, sirkulasi
- 10 – 20 menit pertama: Diazepam 0,25 – 0,5 mg /
kg BB IV / IO atau Midazolam 0,2 mg / kgBB IV atau
Lorazepam 0,05 – 0,1 mg / kgBB IV
- 20 – 30 menit: fenitoin 20 mg / kgBB IV
- 30 – 60 menit: fenobarbital 20 mg / kgBB IV
- Pasang bedrail
Resiko gangguan
perkembangan
5 Endokrin Bersihan jalan napas tidak Monitor patensi jalan napas Hipertiroid
efektif
8 Integument Gangguan integritas kulit / Resusitasi cairan menggunakan formula baxter Pasien dengan luka bakar
jaringan
Pemberian terapi cairan (jenis cairan) Pasien dengan luka bakar
Resiko hypervolemia
Pengawasan hypervolemia Pasien dengan luka bakar yang sedang menjalani terapi IV / resusitasi cairan
Resiko infeksi
Perawatan luka
Deficit perawatan diri Perawatan luka bakar Pasien dengan luka bakar
Perfusi perifer tidak efektif Keseimbangan cairan monitoring output dan input cairan Pre eklamsia terutama pasien yang mengkonsumsi MgSO4 dan diuretic
Fokus post natal Intervensi budaya post partum sesuai dengan kondisi
pasien: edukasi (maintenance, akomodasi, merubah)