Penulis:
apt. Irma Melyani Puspitasari, S.Si., MT., Ph.D
apt. Yozi Fiedya Ningsih, S.Farm
Dr. dr. Prayudi Santoso, SpPD-KP., M.Kes., FCCP., FINASIM
apt. Sofa Dewi Alfian, M.KM., Ph.D
apt. Dika Pramita Destiani, M.Farm
apt. Ivan Surya Pradipta, M.Sc., Ph.D
1
Slide presentasi ini merupakan bagian dari Modul Pelatihan Pengendalian Tuberkulosis oleh Apoteker di Apotek. Slide ini merupakan media yang
digunakan untuk memberikan pelatihan kepada peserta yang mengikuti pelatihan pengendalian tuberkulosis oleh apoteker di apotek.
Slide ini merupakan bagian dari Sesi 2 Modul Pelatihan. Adapun slide sesi 1 dan slide sesi 3 terdapat pada bagian yang terpisah dari slide ini.
Mengidentifikasi penyebab TB Mengidentifikasi cara penularan TB Mengidentifikasi jenis jenis TB
Mengidentifikasi faktor risiko penularan TB
Mengidentifikasi factor penyakit TB
Mengidentifikasi efek samping OAT ringan Mengidentifikasi OAT penyebab interaksi Memahami cara pengendalian infeksi secara
Mengidentifikasi efek samping OAT berat Mengidentifikasi interaksi paling umum administrasi
Memahami cara pengendalian infeksi secara
lingkungan
Memahami cara pengendalian infeksi secara
3
respiratori
Setelah mempelajari sesi ini, peserta diharapkan bisa:
❑ Mengidentifikasi penyebab TB
❑ Mengidentifikasi faktor risiko penularan TB
❑ Mengidentifikasi faktor risiko penyakit TB
❑ Mengidentifikasi pasien terduga TB
❑ Mengetahui cara pemeriksaan TB
❑ Mengidentifikasi pengobatan yang sesuai pada pasien
❑ Mengidentifikasi efek samping OAT
❑ Mengidentifikasi interaksi OAT
❑ Mengetahui cara pengendalian infeksi TB
4
1 Apa itu TB?
❑ Tuberkulosis (TB) merupakan suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis
(M.tb)
Risiko Penularan
❑ Tidak semua orang yang menghirup percik renik langsung terinfeksi TB.
❑ Faktor Risiko Penularan TB
▪ Sistem imun
▪ Banyaknya jumlah organisme di udara ditentukan oleh volume ruang dan ventilasi.
▪ Lamanya menghirup lama terkontaminasi
8
Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
CARA PENULARAN
Risiko Penyakit TB
INFEKSI TB LATEN
Faktor Risiko Penyakit TB
❑ Pasien HIV, DM
❑ Anak usia <5 tahun
❑ Lansia
❑ Perokok
❑ Konsumsi alcohol
❑ Tinggal di lokasi padat penduduk
dan sanitasi buruk
PENYAKIT TB AKTIF 9
2 CARA PENULARAN Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
10
3 KLASIFIKASI PASIEN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
11
3 KLASIFIKASI PASIEN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
12
3 KLASIFIKASI PASIEN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
❑ Monoresistance
M.tb resisten terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja
❑ Polyresistance
M.tb resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
❑ Multi-drug resistant (MDR)
M.tb resisten terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan, dengan atau tanpa diikuti resisten OAT lini pertama lainnya
❑ Pre-Extensive drug resistant (Pre-XDR)
TB MDR yang sekaligus juga M.tb resisten terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon atau salah satu dari OAT lini kedua jenis
suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin).
❑ Extensive drug resistant (XDR)
TB MDR yang sekaligus juga M.tb resisten terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua
jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin)
❑ Rifampicin resistant (TB RR)
M.tb resisten terhadap Rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode genotip (tes
cepat molekuler) atau metode fenotip (konvensional).
14
Updated XDR definitions
Global consultation meeting , 27-29 October, 2020
Pre-XDR-TB:
TB caused by Mycobacterium tuberculosis strains that fulfil the
definition of MDR/RR-TB and which are also resistant to any
fluoroquinolone *
* Fqs include Lfx and Mfx as they are the Fqs currently recommended by W HO for inclusion in
longer regimens.
XDR-TB:
TB caused by Mycobacterium tuberculosis strains that fulfil the definition of
MDR/RR-TB and which are also resistant to any fluoroquinolone and at
least one additional Group A drug*
* The Group A drugs are: Lfx, Mfx, Bdq,Lzd. Therefore XDR-TB is MDR/RR-TB that is resistant to a
fluoroquinolone and at least one of bedaquiline or linezolid (or both). The Group A is appropriate
here and it will apply to any Group A drugs in the future.
15
Kelompok Obat Nama Obat
Contoh paduan: 6 Bdq – Lfx atau Mfx – Lzd – Cfz – Cs / 14 Lfx atau Mfx– Lzd – Cfz – Cs
16
3 KLASIFIKASI PASIEN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
17
4 GEJALA TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
GEJALA TB EKSTRA
INFEKSI TB LATEN GEJALA TB PARU GEJALA TB PARU ANAK
PARU
18
4 GEJALA TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
GEJALA TB EKSTRA
INFEKSI TB LATEN GEJALA TB PARU GEJALA TB PARU ANAK
PARU
Gejala Utama Gejala lainnya
“Jika seseorang
memiliki gejala
utama, maka
seseorang tersebut
Demam meriang >1 Sesak nafas dapat
disertai nyeri dada
Berat badan menurun patut dicurigai atau
bulan
menjadi terduga TB
yang harus segera
dibawa ke faskes
tbindonesia.or.id
(puskesmas) untuk
melakukan
Batuk >2 minggu pemeriksaan”.
Berkeringat di malam
Dahak bercampur Penurunan nafsu
hari tanpa kegiatan
darah makan 19
fisik
4 GEJALA TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
GEJALA TB EKSTRA
INFEKSI TB LATEN GEJALA TB PARU GEJALA TB PARU ANAK
PARU
tbindonesia.or.id
20
4 GEJALA TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
GEJALA TB EKSTRA
INFEKSI TB LATEN GEJALA TB PARU GEJALA TB PARU ANAK
PARU
21
5 PEMERIKSAAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
Pemeriksaan TB Paru
1. Gejala Klinis
❑ Pasien yang memiliki gejala klinis TB, dilanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis atau tes cepat molekuler (TCM) jika ada.
2. Tes Cepat Molekuler (TCM)
❑ Pemeriksaan bakteriologis TCM merupakan pemeriksaan terbaik TB saat ini. Semua klasifikasi kasus TB dilakukan pemeriksaan
menggunakan TCM.
3. Mikroskopis
❑ Pemeriksaan mikroskopis menggunakan dua jenis dahak (dahak pagi dan dahak sewaktu atau dahak sewaktu dan dahak sewaktu) yang
dilakukan pemeriksaan warna.
❑ Jika salah satu dahak positif, maka pasien didiagnosa TB terkonfirmasi bakteriologis.
❑ Selain untuk penegakkan diagnosis, uji mikroskopis merupakan uji yang digunakan dalam memonitoring keberhasilan pengobatan
pasien.
4. Foto Toraks
❑ Jika pemeriksaan mikroskopis dua dahak negatif, maka dilanjutkan pemeriksaan foto toraks. Jika gambaran mendukung TB, maka pasien
didiagnosa TB terkonfirmasi klinis.
❑ Namun jika fasilitas kesehatan (faskes) tidak memiliki pemeriksaan foto toraks, maka diberi terapi antibiotika non OAT. Jika pasien tidak
24
ada perbaikan klinis, ada faktor risiko TB, dan atas pertimbangan dokter, maka pasien didiagnosa TB terkonfirmasi klinis
TB Diagnosis Algorithm, 2021
TB presumptive
Repeat rapid
Molecular tests: SL-LPA, XDR molecular test***
Phenotypic DST tests
catridges, etc)
Xray of give wide-
Repeat rapid spectrum antibiotic
molecular test then
INH DST testing if patients treat accordingly
previously treated with TB
Susceptible to
fluoroquinolone Resistant to FQ Lung TB
Normal lung Xray
(FQ) abnormality / no
INH /clinically
INH resistant clinical
susceptible improved
improvement
** Initiate FL-TB tx
25
*** One time repeat only
* Initiate DR-TB treatment for patients previously treated. New TB patient should repeat the rapid molecular test.
5 PEMERIKSAAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
27
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
❑ Mempertahankan kualitas hidup dan tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk
mencegah terjadinya resistensi
produktivitas pasien
❑ Diberikan dalam dosis yang tepat
❑ Mencegah kematian atau efek lanjutan
❑ Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung
❑ Mencegah kekambuhan
oleh PMO (pengawas menelan obat) sampai selesai
❑ Mencegah perkembangan resistensi
masa pengobatan.
❑ Mencegah penularan. ❑ Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup
terbagi dalam tahap awal serta tahap lanjutan untuk
mencegah kekambuhan.
28
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
29
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
Tahap Pengobatan TB
Tahap Intensif Tahap Lanjutan
RHZE 2 bulan RH 4 bulan
30
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
31
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
32
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
Pengobatan TB Paru
❑ Pengobatan dilakukan selama 6 bulan
❑ Paduan standar pengobatan TB paru kasus baru ialah 2HRZE/4-7RH
❑ Tahap sisipan tidak lagi diberikan jika asupan dahak masih positif pada akhir fase awal. Pasien direkomendasikan untuk
evaluasi TB RO, sementara pengobatan dilanjutkan pada tahap lanjutan
33
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
34
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
INH: 15 mg/kgBB, 900 dosis maksimum INH: 25 mg/kgBB, 900 dosis maksimum
RPT: RPT:
10,0-14,0 kg, 300 mg 10,0-14,0 kg, 300 mg
Isoniazid (INH) dan Sekali
3 bulan 14,1-25,0 kg, 450 mg 14,1-25,0 kg, 450 mg 12
Rifapentin (RPT) seminggu
25,1-32,0 kg, 600, mg 25,1-32,0 kg, 600, mg
32,1-49,9 kg, 750, mg 32,1-49,9 kg, 750, mg
>50 kg, 900 mg dosis maksimum >50 kg, 900 mg dosis maksimum
Dosis OAT
DEWASA ANAK
Dosis Rekomendasi Harian Dosis Rekomendasi Harian
OAT
Dosis Dosis Dosis Maksimum
Dosis Maksimum (mg)
(mg/kgBB) (mg/kgBB) (mg)
Isoniazid (INH/H) 5 (4-6) 300 10 (7-15) 300
Rifampin (RIF/R) 10 (8-12) 600 15 (10-20) 600
Pirazinamid (PZA/Z) 25 (20-30) 35 (30-40)
Etambutol (EMB/E) 15 (12-18) 20 (15-25) 36
Dosis Paduan OAT KDT (2HRZE/4HR)
Tahap Intensif Tahap Lanjutan
Setiap hari Setiap hari
Berat Badan
RHZE (150/75/400/275) RH (150/75)
selama 56 hari selama 16 minggu
30 - 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet
38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet
>71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet
37
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
38
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
▪ Semua pasien, PMO dan tenaga kesehatan diminta untuk melaporkan gejala TB yang menetap atau muncul kembali, efek samping
OAT atau terhentinya pengobatan
▪ Berat badan harus dipantau setiap bulan dan disesuaikan dengan dosis OAT
▪ Respon pengobatan dipantau dengan pemeriksaan sputum yang dilakukan pada akhir fase intensif, yakni satu minggu sebelum akhir
tahap awal, satu minggu sebelum bulan ke-5, satu minggu sebelum akhir pengobatan
o Jika hasil sputum BTA positif pada bulan ke-5 atau akhir pengobatan, pasien dinyatakan gagal
o Jika hasil sputum pasien saat penegakkan diagnosis dan akhir bulan kedua negatif, maka tidak perlu pemantauan dahak
39
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
Penderita Diabetes
Pengguna Kontrasepsi
Melitus
40
6 PENGOBATAN TB Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
42
7 ESO OAT Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
43
7 ESO OAT Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
44
8 INTERAKSI OAT Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
❑ Di antara OAT, Rifampisin memiliki efek yang besar pada interaksi dengan obat obatan lainnya.
❑ Rifampisin adalah suatu enzyme inducer yang kuat untuk cytochrome P-450 isoenzymes, mengakibatkan turunnya
konsentrasi serum obat-obatan yang dimetabolisme oleh isoenzyme tersebut.
❑ Isoniazid adalah inhibitor kuat untuk cytochrome P-450 isoenzymes, tetapi mempunyai efek minimal pada CYP3A.
Pemakaian Isoniazide bersamaan dengan obat-obat tertentu, mengakibatkan meningkatnya konsentrasi obat tersebut
dan dapat menimbulkan risiko toksis
❑ Efek Rifampisin lebih besar dibanding efek isoniazid, sehingga efek keseluruhan dari kombinasi isoniazid dan rifampisin
adalah berkurangnya konsentrasi dari obat-obatan tersebut seperti fenitoin dan karbamazepin
45
8 INTERAKSI OAT Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
46
8 INTERAKSI OAT Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
Interaksi Rifampisin
Obat yang kadarnya berkurang karena
Jenis Interaksi Rekomendasi umum
Rifampisin
Antiinfeksi
NNRTIs
Nevirapin Mayor Efavirenz lebih disukai dibandingkan nevirapin
Efavirenz Moderate
Protease inhibitor
Amprenavir, Lopinavir, Saquinavir, nelfinavir, Mayor Ganti ke lopinavir/ritonavir atau saquinavir/ritonavir dengan modifikasi dan
Indinavir, ritonavir pemantauan dosis
Makrolida Azitromisin atau roksitromisin (jika tersedia) dapat digunakan sebagai
Erythromycin, clarithromycin Moderate alternatif
Antijamur azol Flukonazol dapat digunakan, meskipun kadarnya sedikit berkurang. Hindari
Ketoconazole, itraconazole, voriconazole Mayor antijamur azole lain karena hilangnya keefektifan.
Kloramfenikol Moderate Pertimbangkan antibiotik alternatif
Doksisiklin Moderate Pertimbangkan antibiotik alternatif
Meflokuin Moderate Pertimbangkan profilaksis / pengobatan malaria alternatif
Praziquantel Mayor Pertimbangkan antelmintik alternatif
Kinin Mayor Hindari kombinasi atau tingkatkan dosis kina, dapatkan saran spesialis.
47
8 INTERAKSI OAT Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
Interaksi Rifampisin
Obat yang kadarnya berkurang karena
Jenis Interaksi Rekomendasi umum
Rifampisin
Terapi hormonal
Kontrasepsi hormon (oral, implan) Mayor Gunakan metode kontrasepsi non hormonal hingga satu bulan setelah
pengobatan rifampisin selesai
Tiroksin, levotiroksin Moderate Pemantauan fungsi tiroid dianjurkan, mungkin memerlukan peningkatan
dosis tiroksin
Analgesik
Kodein, morfin Moderate Pantau kontrol nyeri yang adekuat, tingkatkan dosis opioid jika perlu.
Antikoagulan
Warfarin Mayor Pantau waktu protrombin atau INR (rasio normalisasi internasional). Mungkin
memerlukan peningkatan dosis yang signifikan
Imunosupresan
Siklosporin, tacrolimus Mayor Hindari kombinasi atau pantau konsentrasi. Mungkin membutuhkan
peningkatan dosis yang signifikan
Kortikosteroid
Hidrokortison, fludrokortison, Moderate Pantau secara klinis. Mungkin membutuhkan peningkatan dosis yang
metilprednisolon, prednisolon signifikan
48
8 INTERAKSI OAT Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
Interaksi Rifampisin
Obat yang kadarnya berkurang karena
Jenis Interaksi Rekomendasi umum
Rifampisin
Antikonvulsan
Fenitoin Mayor Pemantauan level atau efek klinis diperlukan. Mungkin membutuhkan
Karbamazepin, valproat Moderate peningkatan dosis antikonvulsan
Diazepam Minor
Obat kardiovaskular
Pemblokir Saluran Kalsium Pemantauan klinis diperlukan. Mungkin memerlukan peningkatan dosis atau
Nifedipine, felodipine Mayor perubahan ke pengobatan alternatif
Diltiazem, verapamil, Moderate
Propranolol, metoprolol Moderate Pemantauan klinis diperlukan. Mungkin memerlukan peningkatan dosis atau
perubahan ke beta-blocker alternatif (atenolol lebih disukai)
Losartan Moderate Pemantauan klinis diperlukan. Mungkin memerlukan peningkatan dosis atau
Enalapril Minor perubahan ke pengobatan alternatif
Digoksin Moderate Pemantauan level atau efek klinis diperlukan. Mungkin membutuhkan
peningkatan dosis digoksin
49
8 INTERAKSI OAT Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
Interaksi Rifampisin
Obat yang kadarnya berkurang karena
Jenis Interaksi Rekomendasi umum
Rifampisin
Bronkodilator
Teofilin Moderate Pemantauan level atau efek klinis diperlukan. Mungkin membutuhkan
peningkatan dosis teofilin
Hipoglikemik
Sulfonylureas Rifampisin dapat meningkatkan metabolisme glibenklamid dan menurunkan
Glibenklamid, gliclazid, glimepiride Moderate efek hipoglikemiknya; pantau glukosa darah dan tingkatkan dosis
glibenklamid jika perlu
Psikotropika
Amitriptyline, nortriptyline Minor Pemantauan klinis diperlukan. Mungkin memerlukan peningkatan dosis atau
perubahan ke pengobatan alternatif
Haloperidol, quetiapine Mayor Pemantauan klinis diperlukan. Mungkin memerlukan peningkatan dosis atau
perubahan ke pengobatan alternatif
Hipnotik
Buspirone Mayor Pemantauan klinis diperlukan. Mungkin memerlukan peningkatan dosis atau
Zolpidem Moderate perubahan ke pengobatan alternatif
Diazepam, triazolam, Minor
50
8 INTERAKSI OAT Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
Interaksi Isoniazid
Obat yang
Jenis Interaksi Efek Rekomendasi umum
Berinteraksi
Perhatikan bahwa isoniazid berinteraksi dengan banyak obat yang sama dengan rifampisin (lihat daftar di bawah). Untuk obat-obatan ini,
rifampisin memiliki efek berlawanan (dan lebih besar) dengan isoniazid, sehingga efek keseluruhan dari terapi kombinasi rifampisin /
isoniazid biasanya penurunan kadar: karbamazepin, diazepam, fenitoin, valproate, itraconazole, ketoconazole, teofilin, aminofilin dan
warfarin.
NRTIs Meningkatkan risiko neuropati Pyridoxine (vitamin B6) 10-30 mg setiap hari harus
Didanosine, stavudine Moderate perifer (rasa terbakar atau diberikan. Pasien harus diberi konseling dan dipantau
kesemutan pada kaki) untuk tanda-tanda neuropati perifer
51
9 PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI TB
Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
52
9 PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI TB
Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
53
9 PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI TB
Webinar Pelatihan Pengendalian TB bagi Apoteker di Apotek
54
MIND MAP
55
HATUR NUHUN
56