Alat Pengukur Curah Hujan merupakan alat yang digunakan untuk mencatat intensitas curah hujan dalam kurun waktu tertentu. Hasil
pencatatan curah hujan pada umumnya dihubungkan dengan hasil pencatatan pergerakan tanah pada extensometer. Hasil
pencatatan alat pengukur curah hujan dapat digunakan sebagai pembanding dengan hasil pencatatan pergerakan tanah pada
extensometer yang dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas curah hujan, maka tanah cenderung mudah bergerak, Rain
Gauge atau Alat Pengukur Curah Hujan terdiri dalam beberapa type yaitu Manual dan juga otomatis:
Curah hujan
adalah jatuhan butir-butir atau tetes hujan yang mencapai permukaan bumi.
Waktu Pengamatan
Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam-jam tertentuwalaupun cuaca baik. Namun ketentuannya hujan
ditakar setiap 3 jam sekali yang dimulaidari jam 00.00, 03.00, 06.00, 09.00, 12.00, 15.00 UTC, dan seterusnya
Keterangan Gambar :
Mulut penakar seluas 100cm
(diameter = 11,3cm) terbuat dari kuningan. Harusterpasang horizontal2.
Pipa sempit untuk menyalurkan air ke kolektor
Tabung kolektor dengan kapasitas 3-5 liter, setara dengan 300-500 mm
curahhujan
Keran
Gelas ukur
Syarat – syarat pemasangan :
Penakar hujan harus dipasang pada lapangan terbuka, tanpa ada gangguan disekitar penakar,seperti pohon dan bangunan, kabel atau
antene yang melintang diatasnya. Jarak yang terdekat antara pohon / bangunan dengan penakar hujan adalah 1 kalitinggi pohon /
bangunan tersebut.
Penakar hujan tidak boleh dipasang pada tanah miring (lereng bukit), puncak bukit, diatasdinding atau atap.
Penakar dipasang dengan cara disekrup / dipaku pada balok bulat yang dicat putih dan ditanam pada pondasi beton (lihat gambar),
sehingga tinggi penakar hujan dari permukaan corong sampai permukaan tanah 120 Cm.(lihat gbr), letak penampang corong harus
datar
Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibukaagar airnya tertampung dalam gelas
penakar.
Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran ditutupdahulu, lakukan pembacaan dan catat.
Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca keangka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm.
menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm.
Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm.
Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan.
Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu hujan
Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar hujan Hellman di mana hasil yang dibaca dikalikan 2.
Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang berskala ml. (Cc),yang dapat dibeli di Apotik.
Dengan gelas ukur ini, hasil pengukurannya yaitu volume air yang tertampung dibagi luas corongnya (100 Cm2) dan kemudian
satuannya dijadikan millimeter (mm.). Misalnya air yang tertampung sebanyak 170 ml. (170 Cm3) maka hasilnya adalah : 170 Cm3
:100 Cm2 = 1.7 Cm =17 mm. atau 1 mm sama dengan 10 ml (Cc).
GIS GLOBAL
Jl.Pejuangan, Mawar III No.15.A
Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530
NPWP : 03.042.405.5-035.000
Telp: 53670757
Fax: +6221-53670757
Web: www.teknologisurvey.com