Anda di halaman 1dari 11

Konsep Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) dalam

Asuhan Keperawatan
Suci Meliza / sucimeliza0@gmail.com
Latar Belakang
Kerja (K3). Ketimpangan tersebut menjadi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja.
(K3) merupakan upaya untuk menciptakan
Dengan semakin meningkatnya kasus
suasana bekerja yang aman, nyaman dan
kecelakaan kerja dan kerugian akibat
untuk mencapai tujuan yang produktivitas
kecelakaan kerja, serta meningkatnya
setinggi-tingginya. Kesehatan dan
potensi bahaya dalam proses produksi,
Keselamatan Kerja sangat penting untuk
dibutuhkan pengelolaan K3 secara efektif,
dilaksanakan pada semua bidang pekerjaan
menyeluruh, dan terintegrasi dalam
seperti proyek pembangunan gedung seperti
manajemen perusahaan. Manajemen K3
apartemen dan tanpa terkecuali di bidang
dalam organisasi yang efektif dapat
kesehatan yaitu di rumah sakit dan lain-lain,
membantu untuk meningkatkan semangat
karena penerapan K3 itu sendiri dapat
pekerja dan memungkinkan mereka
mencegah dan mengurangi resiko terjadinya
memiliki keyakinan dalam pengelolaan
kecelakaan maupun penyakit akibat
organisasi (Akpan, 2011).
melakukan kerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Smith dan Sonesh (2011)
(K3) juga merupakan salah satu isu penting
mengemukakan bahwa pelatihan kesehatan
di dunia kerja saat ini termasuk di
dan keselamatan kerja (K3) mampu
lingkungan rumah sakit dan terkhusus dalam
menurunkan resiko terjadinya kecelakaan
asuhan keperawatan yang perawat berikan
kerja. Semakin besar pengetahuan karyawan
kepada pasien di rumah sakit. Angka
akan K3 maka semakin kecil terjadinya
kecelakaan kerja di rumah sakit lebih tinggi
resiko kecelakaan kerja, demikian
dibandingkan tempat kerja lainnya dan
sebaliknya semakin minimnya pengetahuan
sebagian besar diakibatkan oleh perilaku
karyawan akan K3 maka semakin besar
yang tidak aman. Hasil riset yang di lakukan
resiko terjadinya kecelakaan kerja.
oleh badan dunia ILO menyebutkan bahwa
Terjadinya kecelakaan kerja dimulai dari
setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal,
disfungsi manajemen dalam upaya
setara dengan satu orang setiap 15 detik atau
penerapan Kesehatan dan Keselamatan
2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau
kecelakaan yang berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
pekerjaannya (Rahayuningsih & Hariyono, tentang penerapan Kesehatan dan
2011). Keselamatan Kerja di rumah sakit
Di USA, setiap tahunnya terdapat 5 (Kepmenkes RI, 2010, p.8).
ribu petugas kesehatan yang terinfeksi
hepatitis B 47 positif HIV dan setiap tahun Metode
600 ribu - 1 juta mengalami luka akibat Metode dalam penulisan ini
tertusuk jarum (Kepmenkes RI, 2010, p.10). dilakukan dengan mengumpulkan data dari
Sedangkan di Israel, angka prevalensi cedera buku, jurnal, dan thesis dan e-book,
punggung tertinggi pada perawat (16.8%) kemudian melakukan analisis secara
dibandingkan pekerja lainnya (Kepmenkes mendalam terkait topik yang dibahas, serta
RI, 2007, p.4). Di Indonsia sendiri, data dari bersifat subjektif yaitu proses penulisan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang lebih fokus pada landasan teori. Dan
(2015) total kecelakaan kerja yang terjadi di melakukan analisis buku dan e-jurnal yang
Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 24.910 relevan dan berfokus kepada pengaplikasian
kasus. Kecelakaan kerja menjadi salah satu berfikir kritis dalam mengelola informasi
masalah urgen di lingkungan rumah sakit. dan komunikasi keperawatan. Adapun e-
Hal ini diakibatkan karena rumah sakit jurnal yang digunakan ini adalah dengan
merupakan suatu unit pelayanan kesehatan menggunakan google dengan memasukkan
yang memberikan pelayanan pada semua kata kunci “ Konsep Dasar K3”. Jurnal yang
bidang dan jenis penyakit. Oleh sebab itu digunakan adalah jurnal yang diterbitkan 8
rumah sakit dituntut untuk dapat tahun terakhir. Adapun referensi akan
menyediakan dan menerapkan suatu upaya dicantumkan dalam penulisan ini dengan
agar semua sumber daya manusia yang ada jelas terdapat pada daftar pustaka pada
di rumah sakit dapat terlindungi, baik dari bagian akhir penulisan.
penyakit maupun kecelakaan akibat kerja
(Ivana, Widjasena & Jayanti, 2014). Hasil

Pemerintah melakukan berbagai upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja

untuk mengatasi kecelakaan kerja di rumah (K3) merupakan upaya untuk

sakit, salah satunya dengan dikeluarkannya mengendalikan, meminimalisasi dan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 dan meniadakannya bahaya di rumah sakit dapat
dilakukan melalui sistem K3RS. Dan K3 sakit Amerika Serikat pada tahun 2011.
juga seharusnya dan wajib dilakukan dalam Kecelakaan kerja yang terjadi di rumah sakit
memberikan asuhan keperawatan agar dapat berupa tertusuk jarum suntik, cedera
meminimalisir kejadian yang tidak muskuloskeletal dan stres psikis.
diinginkan terjadi, baik itu kecelakan dalam Dan tujuan K3 juga merupakan
bekerja ataupun tindakan yang bisa mencegah, megurangi, bahkan menihilkan
mendatangkan penyakit. Perawat menjadi resiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja
salah satu profesi yang harus menerapkan (KAK) serta meningkatkan derajat
K3 ini sendiri dalam melakukan tindakan kesehatan para pekerja sehingga
keperawatan kepada pasien ketika berada di produktivitas kerja meningkat. Dalam
rumah sakit. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Dalam dunia kesehatan sendiri 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, upaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) kesehatan kerja ditunjukkan untuk
adalah upaya untuk memberikan jaminan melindungi pekerja agar hidup sehat dan
keselamatan dan meningkatkan derajat terbebas dari gangguan kesehatan serta
kesehatan pekerja dengan cara pencegahan pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), pekerjaan sehingga sudah seharusnya pihak
pengendalian bahaya di tempat kerja, pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3
promosi kesehatan, pengobatan, dan di RS. K3 termasuk sebagai salah satu
rehabilitasi. Berdasarkan atas data Badan standar pelayanan yang dinilai di dalam
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) akreditasi RS, disamping standar pelayanan
Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah lainnya.
terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182 Pembahasan
kasus di Indonesia. Jumlah kecelakaan A. Konsep Dasar Kesehatan dan
akibat kerja di Jawa Barat pada tahun 2014 Keselamatan Kerja
mencapai 1713 kasus dan di Pulau Jawa 1. Pengertian Kesehatan dan
sebesar 4.663 kasus. Kecelakaan kerja dapat Keselamatan Kerja (K3)
dipengaruhi oleh lama kerja, usia, dan Menurut International Labour
pendidikan seseorang. Data Bureau of Organization (ILO) kesehatan keselamatan
Labour Statistics menyebutkan sebanyak kerja atau Occupational Safety and Health
253.700 kecelakaan kerja terjadi di rumah adalah meningkatan dan memelihara derajat
tertinggi semua pekerja baik secara fisik, Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
mental, dan kesejahteraan sosial di semua Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah
jenis pekerjaan, mencegah terjadinya terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh kasus di Indonesia. Jumlah kecelakaan
pekerjaan, melindungi pekerja pada setiap akibat kerja di Jawa Barat pada tahun 2014
pekerjaan dari risiko yang timbul dari mencapai 1713 kasus dan di Pulau Jawa
faktor-faktor yang dapat mengganggu sebesar 4.663 kasus. Kecelakaan kerja dapat
kesehatan, menempatkan dan memelihara dipengaruhi oleh lama kerja, usia, dan
pekerja di lingkungan kerja yang sesuai pendidikan seseorang. Data Bureau of
dengan kondisi fisologis dan psikologis Labour Statistics menyebutkan sebanyak
pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian 253.700 kecelakaan kerja terjadi di rumah
antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap sakit Amerika Serikat pada tahun 2011.
orang dengan tugasnya. Sedangkan menurut Kecelakaan kerja yang terjadi di rumah sakit
OSHA kesehatan dan keselamatan kerja dapat berupa tertusuk jarum suntik, cedera
adalah aplikasi ilmu dalam mempelajari muskuloskeletal dan stres psikis.
risiko keselamatan manusia dan properti 2. Tujuan K3
baik dalam industri maupun bukan. Tujuan pelaksanaan kesehatan dan
Kesehatan keselamatan kerja merupakan keselamatan kerja (k3) antara lain,
mulitidispilin ilmu yang terdiri atas fisika, menciptakan lingkungan kerja yang selamat
kimia, biologi dan ilmu perilaku dengan dengan melakukan penilaian secara
aplikasi pada manufaktur, transportasi, kualitatif dan kuantitatif dan menciptakan
penanganan material bahaya. kondisi yang sehat bagi karyawan, keluarga
Dalam dunia kesehatan sendiri dan masyarakat sekitarnya melalui upaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
adalah upaya untuk memberikan jaminan Dan untuk promosi kesehatan di tempat
keselamatan dan meningkatkan derajat kerja menurut WHO adalah berbagai
kesehatan pekerja dengan cara pencegahan kebijakan dan aktifitas di tempat kerja yang
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), dirancang untuk membantu pekerja dan
pengendalian bahaya di tempat kerja, perusahaan di semua level untuk
promosi kesehatan, pengobatan, dan memperbaiki dan meningkatkan
rehabilitasi. Berdasarkan atas data Badan kesejahteraan dengan melibatkan partisipasi
pekerja, manajemen dan stakeholder melindungi pekerja agar hidup sehat dan
lainnya. Upaya promotif K3 dilakukan agar terbebas dari gangguan kesehatan serta
peningkatan kesehatan (health promotion) pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
dan perlindungan khusus. pekerjaan sehingga sudah seharusnya pihak
Peningkatan kesehatan di tempat kerja pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan di RS. K3 termasuk sebagai salah satu
dengan berbagai metode dan media yang standar pelayanan yang dinilai di dalam
intraktif. Misalnya diklat manajemen risiko, akreditasi RS, disamping standar pelayanan
diklat tanggap darurat bencana, penyuluhan lainnya.
gizi kerja, penyuluhan tuberkulosis di 3. Filosofi K3
tempat kerja dan berbagai kegiatan lainnya Sejarah perkembangan K3 di dunia
sesuai skala prioritas perusahaan. Sedangkan dimulai dari jaman pra-sejarah sampai
perlindungan khusus (spesific protection) dengan jaman modern. Pada masing-masing
adalah upaya promosi K3 dalam mencapai jaman berkembang teknologi yang kelak
tujuan tertentu. Perlindungan khusus ini menjadi ilmu-ilmu K3.
misalnya pemberian vaksin bagi pekerja Jaman Pra-Sejarah. Pada jaman batu
yang akan bertugas ke daerah dengan dan goa (Paleolithic dan Neolithic) manusia
endemik penyakit tertentu, pengendalian yang hidup pada jaman ini telah mulai
lingkungan kerja secara teknis, administrasi membuat kapak dan tombak yang mudah
dan pemakaian alat pelindung diri, untuk digunakan serta tidak membahayakan
penyesuaian antara manusia dengan bagi mereka saat digunakan. Desain tombak
lingkungan kerja. dan kapak yang mereka buat umumnya
Dan tujuan K3 juga merupakan mempunyai bentuk yang lebih besar
mencegah, megurangi, bahkan menihilkan proporsinya pada mata kapak atau ujung
resiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja tombak. Hal ini adalah untuk menggunakan
(KAK) serta meningkatkan derajat kapak atau tombak tersebut tidak
kesehatan para pekerja sehingga memerlukan tenaga yang besar karena
produktivitas kerja meningkat. Dalam dengan sedikit ayunan momentum yang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor dihasilkan cukup besar. Desain yang
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, upaya mengecil pada pegangan dimaksudkan untuk
kesehatan kerja ditunjukkan untuk
tidak membahayakan bagi pemakai saat Jaman Romawi. Para ahli seperti
mengayunkan kapak tersebut. Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai
Jaman Bangsa Babylonia (Dinasti memperkenalkan adanya gangguan
Summeria) di Irak. Pada era ini kesehatan yang diakibatkan karena adanya
masyarakat sudah mencoba membuat sarung paparan bahan-bahan toksik dari lingkungan
kapak agar aman dan tidak membahayakan kerja seperti timbal dan sulfur. Pada masa
bagi orang yang membawanya. Pada masa pemerintahan Jendral Aleksander Yang
ini masyarakat sudah mengenal berbagai Agung sudah dilakukan pelayanan kesehatan
macam peralatan yang digunakan untuk bagi angkatan perang.
membantu pekerjaan mereka. Semakin Abad Pertengahan. Pada abad
berkembang setelah ditemukannya tembaga pertengahan sudah diberlakukan
dan suasa sekitar 3000-2500 BC. pembayaran terhadap pekerja yang
Jaman Mesir Kuno. Pada masa ini mengalami kecelakaan sehingga
terutama pada masa berkuasanya Fir’aun menyebabkan cacat atau meninggal.
banyak sekali dilakukan pekerjaan- Masyarakat pekerja sudah mengenal akan
pekerjaan raksasa yang melibatkan banyak bahaya vapour di lingkungan kerja sehingga
orang sebagai tenaga kerja. Pada tahun 1500 disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada
BC khususnya pada masa Raja Ramses II lingkungan yang mengandung vapour harus
dilakukan pekerjaan pembangunan terusan menggunakan masker.
dari Mediterania ke Laut Merah. Disamping Abad ke-16. Salah satu tokoh yang
itu Raja Ramses II juga meminta para terkenal pada masa ini adalah Phillipus
pekerja untuk membangun “temple” Aureolus Theophrastus Bombastus von
Rameuseum. Untuk menjaga agar Hoheinheim atau yang kemudian lebih
pekerjaannya lancar Raja Ramses II dikenal dengan sebutan Paracelsus mulai
menyediakan tabib serta pelayan untuk memperkenalkan penyakit-penyakit akibat
menjaga kesehatan para pekerjanya. kerja terutama yang dialamai oleh pekerja
Jaman Yunani Kuno. Pada Jaman tambang. Pada era ini seorang ahli yang
romawi kuno tokoh yang paling terkenal bernama Agricola dalam bukunya De Re
adalah Hippocrates. Hippocrates berhasil Metallica bahkan sudah mulai melakukan
menemukan adanya penyakit tetanus pada upaya pengendalian bahaya timbal di
awak kapal yang ditumpanginya.
pertambangan dengan menerapkan prinsip bahan baku (khususnya bidang industri
ventilasi. kimia dan logam). Pada masa ini
Abad ke-18. Pada masa ini ada seorang berkembang pula pengorganisasian kerja
ahli bernama Bernardino Ramazzini (1664 – dalam cakupan yang lebih besar.
1714) dari Universitas Modena di Italia, Perkembangan teknologi ini menyebabkan
menulis dalam bukunya yang terkenal : mulai muncul penyakit-penyakit yang
Discourse on the diseases of workers, (buku berhubungan dengan pemajanan karbon dari
klasik ini masih sering dijadikan referensi bahan-bahan sisa pembakaran.
oleh para ahli K3 sampai sekarang). Pada Era Industrialisasi (Modern
jaman ini melihat bahwa dokter-dokter pada IdustrialiJation). Sejak era revolusi industri
masa itu jarang yang melihat hubungan di atau sampai dengan pertengahan abad 20
antara pekerjaan dan penyakit, sehingga ada maka penggunaan teknologi semakin
kalimat yang selalu diingat pada saat dia berkembang sehingga K3 juga mengikuti
mendiagnosa seseorang yaitu “ What is perkembangan ini. Perkembangan
Your occupation ?”. Ramazzini melihat pembuatan alat pelindung diri, safety
bahwa ada dua faktor besar yang devices. dan interlock dan alat-alat
menyebabkan penyakit akibat kerja, yaitu pengaman lainnya juga turut berkembang.
bahaya yang ada dalam bahan-bahan yang Era Manajemen dan Manajemen K3.
digunakan ketika bekerja dan adanya Perkembangan era manajemen modern
gerakan gerakan janggal yang dilakukan dimulai sejak tahun 1950-an hingga
oleh para pekerja ketika bekerja (ergonomic sekarang. Perkembangan ini dimulai dengan
factors). teori Heinrich (1941) yang meneliti
Era Revolusi Industri (Traditional penyebab-penyebab kecelakaan bahwa
IndustrialiJation). Pada era ini hal-hal yang umumnya (85%) terjadi karena faktor
turut mempengaruhi perkembangan K3 manusia (substandar act) dan faktor kondisi
adalah : penggantian tenaga hewan dengan kerja yang tidak aman (substandar
mesin-mesin seperti mesin uap yang baru condition). Pada era ini berkembang sistem
ditemukan sebagai sumber energi, automasi pada pekerjaan untuk mengatasi
penggunaan mesin-mesin yang masalah sulitnya melakukan perbaikan
menggantikan tenaga manusia, pengenalan terhadap faktor manusia. Namun sistem
metode-metode baru dalam pengolahan otomasi menimbulkan masalah-masalah
manusiawi yang akhirnya berdampak sebelum abad 17, masa penjajahan Belanda,
kepada kelancaran pekerjaan karena adanya masa penjajahan Jepang, masa
blok-blok pekerjaan dan tidak kemerdekaan, orde lama, orde baru dan orde
terintegrasinya masing-masing unit reformasi.
pekerjaan. Masa sebelum abad 17 (kerajaan di
Era Mendatang. Perkembangan K3 Indonesia). Pada masa ini tidak diketahui
pada masa yang akan datang tidak hanya secara pasti. Namun demikian penggunaan
difokuskan pada permasalahan K3 yang ada bahan alamiah yang digunakan sebagai obat
sebatas di lingkungan industri dan pekerja. untuk prajurit yang terluka dan pengenalan
Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek- beberapa bahan toksikan alamiah untuk
aspek yang sifatnya publik atau untuk senjata merupakan awal pengenalan K3.
masyarakat luas. Penerapan aspek-aspek K3 Masa penjajahan Belanda.
mulai menyentuh segala sektor aktifitas Perkembangan K3 pada masa Belanda
kehidupan dan lebih bertujuan untuk berbeda dengan makna K3 sesungguhnya.
menjaga harkat dan martabat manusia serta K3 pada masa Belanda ditujukan untuk
penerapan hak asasi manusia demi kesehatan dan keselamatan militer Belanda,
terwujudnya kualitas hidup yang tinggi. dan tidak ditujukan untuk Indonesia.
Upaya ini tentu saja lebih banyak Termasuk juga beberapa produk peraturan
berorientasi kepada aspek perilaku manusia tentang K3 yang dikeluarkan pada masa itu
yang merupakan perwujudan aspek-aspek bertujuan untuk memelihara peralatan,
K3. mesin dan karyawan Belanda supaya tetap
Sejarah K3 di Indonesia. Secara pasti sehat dan terpelihara keselamatannya.
tidak dapat diketahui kapan awal Masa penjajahan Jepang. Pada masa
perkembangan K3 di Indonesia. Namun ini bisa dikatakan tidak ada perkembangan
demikian diyakini bahwa metode K3.
pengobatan Indoenesia asli sudah Masa kemerdekaan.Pada masa
diterapkan. Untuk menolong korban kemerdekaan ini ditandai dengan adanya
kecelakaan yang terjadi pada para petani, dasar hukum yang jelas berdirinya sebuah
buruh industri atau korban perang antar negara, yaitu UUD 1945. Pada pasal 27 ayat
kerajaan pada masa itu. Secara ringkas 2 UU yang menyebutkan bahwa ” Tiap-tiap
sejarah K3 di Indonesia dimulai pada masa warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan Era Reformasi. Pada masa ini seiring
”.Ini mengandung pengertian bahwa dengan semangat otonomi daerah, maka
pekerjaan yang dilakuan harus sesui dengan perhatian terhadap K3 yang selama ini
norma-norma kemanusiaan, termasuk juga menjadi tanggung jawab pemerintah pusat,
adanya jaminan kesehatan dan keselamatan pemerintah daerah pun memiliki kewajiban
kerja. untuk memberikan jaminan K3. Semua
Masa Orde Lama – Orde Baru. Pada tempat kerja wajib menyelenggarakan upaya
masa ini pemerintah Indonesia mulai kesehatan dan keselamatan kerja. K3 mulai
memberi perhatian yang lebih besar berkembang tidak hanya di perusahaan
terhadap ketenagakerjaan terutama namun juga di tempat kerja lainnya,
pentingnya upaya K3. Pada tahun 1957 misalnya rumah sakit. Perkembangan K3 di
Departemen Perburuhan dan Jawatan dunia yang menekankan manajemen juga
Keselamatan Kerja yaitu dengan UU No 14 banyak berkembang disini, mulai mengikuti
Tahun 1969 Tentang Ketenagakerjaan. standar internasional.
Kemudian pada tanggal 12 Januari 1970, Masa mendatang. Perkembangan K3
lahirlah Undang-undang Keselamatan Kerja. di dunia pada masa mendatang juga ikut
Pada masa ini juga berdiri beberapa lembaga mempengaruhi di Indonesia. Implementasi
yang bergerak di bidang K3 yaitu Dinas K3 yang masih berorientasi pada kepatuhan
Higiene Perusahaan dan Sanitasi Umum, terhadap aturan, pada masa mendatang lebih
dan berbagai seminar tentang Higiene menekankan pada kesadaran berperilaku
perusahaan. Dilihat dari istilah higiene yang yang selamat dan sehat.
dipakai, penekanannya lebih pada 4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
lingkungan kerja dan kesehatan pekerja, dalam Asuhan Keperawatan
unsur keselamatan kerja belum menonjol. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Tanggung jawab dalam pelaksanaan K3 merupakan upaya untuk mengendalikan,
lebih besar pada Departemen Tenaga Kerja, meminimalisasi dan meniadakannya bahaya
meskipun pada awal tahun 2000an yaitu di rumah sakit dapat dilakukan melalui
2003 K3 mulai mendapat perhatian dari sistem K3RS. Dan K3 juga seharusnya dan
Departemen Kesehatan. Mulai berkembang wajib dilakukan dalam memberikan asuhan
K3 berbasis manajemen dengan adanya keperawatan agar meminimalisir kejadian
Sistem Manajemen K3. yang tidak diinginkan terjadi, baik itu
kecelakan dalam bekerja ataupun tindakan aman, baik itu dalam pelaporan, analisis
yang bisa mendatangkan penyakit. Perawat insiden dan kemampuan belajar dari insiden
menjadi salah satu profesi yang harus dan tindak lanjutnya. Tujuan dari K3 ini
menerapkan K3 ini sendiri dalam melakukan sendiri agar meminimalisir insiden atau
tindakan keperawatan kepada pasien ketika kejadian yang tidak diinginkan terjadi yang
berada di rumah sakit. berpotensi menyebabkan cidera. Sistem K3
Peningkatan kesehatan di rumah sakit seharusnya dikuasai perawat dalam
dalam melakukan kesehatan dan memberikan asuhan keperawatan agar
keselamatan kerja bisa dilakukan dengan tindakan bisa diberikan dengan benar dan
melakukan pendidikan dan pelatihan dengan minim terjadi kesalahan dalam memberikan
berbagai metode dan menggunakan media tindakan keperawatan.
yang intraktif. Misalnya diklat tentang Daftar Pustaka
manajemen risiko, penyuluhan gizi dan
Anita, D. (2012). DASAR KESELAMATAN
manajemen keselamatan pasien dan lain-
DAN KESEHATAN KERJA. Jember : UPT
lain. Kemudian bisa juga melakukan
Penerbit UNEJ
diagnosis awal dan pengobatan secara diri
agar mempercepat penyembuhan. Proses
Hanifa, N.D. (2017). Hubungan
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah
Pengetahuan dengan Upaya Penerapan K3
sakit juga bisa dengan membentuk tim
pada Perawat. Bandung : Bandung Meeting
keselamatan pasien yang terdiri dari
on Global Medicine & Health (BaMGMH)
pelaporan, verifikasi, investigasi dan analisis
atas apa yang terjadi pada pasien. Dengan
Jakarta, I.L. (2013) Keselamatan dan
dibentuknya tim keselamatan kerja
Kesehatan Kerja. Jakarta : ILO Katalog
diharapkan perawat dapat memberikan
dalam Data Publikasi.
asuhan keperawatan yang baik dan benar
dan meminimalkan terjadi insiden yang
Ivana, A.(2014). Analisa Komitmen
berpotensi menimbulkan cidera.
Manajemen Rumah Sakit (RS) Terhadap
Penutup
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pada RS Prima Medika Pemalang.
(K3) adalah suatu sistem yang membuat
Semarang : JURNAL KESEHATAN
asuhan keperawatan terhadap pasien lebih
MASYARAKAT (e-Journal)
Mandey, S. (2020) FAKTOR PSIKOLOGI Simamora, R. H. (2011). ROLE CONFLICT
DAN PERILAKU DENGAN PENERAPAN OF NURSE RELATIONSHIP WITH
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN PERFORMANCE IN THE EMERGENCY
KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT. : UNIT OF HOSPITALS RSD DR.
Indonesian Journal of Public Health and SOEBANDI JEMBER. The Malaysian
Community Medicine. Journal of Nursing, 3(2), 23-32.

Nazirah,R. (2017). PERILAKU PERAWAT Waruwu, S. (2016). ANALISIS FAKTOR


DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) YANG SIGNIFIKAN
KERJA (K3) DI ACEH. Aceh : Idea Nursing MEMPENGARUHI KECELAKAAN KERJA
Journal. PADA PROYEK PEMBANGUNAN
APARTEMENT STUDENT CASTLE.
Salawati, L. (2014). ANALISIS TINDAKAN Yogyakarta : Spektrum Industri.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA PERAWAT DALAM Yuliandi, C.D.(2019) PENERAPAN
PENGENDALIAN INFEKSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
NOSOKOMIAL DI RUANG ICU RSUD DR. KERJA (K3) DI LINGKUNGAN KERJA
ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH. Aceh : BALAI INSEMINASI BUATAN (BIB)
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA LEMBANG. Lembang : Manajerial.

Salmawati, L (2015). HUBUNGAN


PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA DAN
STRES KERJA PADA PERAWAT DI
RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA
PALU. Palu : JURNAL MANAJEMEN
PELAYANAN KESEHATAN.

Anda mungkin juga menyukai