OLEH
PENDIDIKAN FISIKA RB
DOSEN PEMBIMBING :
1. Drs. AHMAD FAUZI , M.Si
2. RENOL AFRIZON, S.Pd
Fisika statistik yang juga disebut sebagai mekanika statistik adalah kajian teoretik
untuk fenomena Termodinamika. Dengan menggunakan hukum-hukum mekanika,
persamaan-persamaan termodinamik yang dirumuskan melalui eksperimen. Makalah ini
dimaksudkan sebagai tugas dari mata kuliah fisika statistik , pada Jurusan fisika Fmipa
UNP. Makalah ini berjudul aplikasi statistik maxwell-boltzmann untuk menganalisis
kecepatan molekular pada campuran gas berbeda
Makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga memerlukan perbaikan secara
berkesinambungan.Umpan balik berupa kritik atau saran dari para pembaca sangat
diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat dan secara umum memberi sumbangsih bagi
peningkatan kualitas pembelajaran.
Penulis
APLIKASI STATISTIK MAXWELL-BOLTZMANN UNTUK MENGANALISIS
KECEPATAN MOLEKULAR PADA CAMPURAN GAS BERBEDA
Abstrak
A. Latar Belakang
Fisika statistik adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mengkaji sistem yang terdiri atas
banyak partikel dengan menggunakan pendekatan statistik. Konsep pada fisika statistik dapat
dipakai untuk menganalisis masalah interaksi antarsub-unit dengan jumlah sangat besar,
sementara interaksi individual antarsub-unit itu sendiri sangat sulit untuk dijelaskan. Konsep
dari fisika statistik pada statistik maxwell-boltzman dapat menganalisis kecepatan molekuler
Alasan pengembangan mekanika statistik adalah untuk memberi landasan yang kokoh
bagi fenomena termodinamik. Selanjutnya Statistika Maxwell-Boltzmann sering
digambarkan sebagai statistika bagi zarah klasik “terbedakan”. Sistem zarah klasik terbedakan
merupakan sistem zarah yang konfigurasinya berbeda ketika dua atau lebih zarah
dipertukarkan. Ketika gagasan di atas diimplementasikan akan dihasilkan distribusi
(Boltzmann) biasa bagi zarah dalam berbagai tingkat energi.Dua fisikawan mashur disebut
sebagai pelopornya, yaitu Boltzmann di Jerman dan Gibbs di Amerika Serikat. Makalah ini
akan membahas konsep statistik Maxwell-Boltzman dan aplikasinya dalam penurunan
persamaan gas ideal (PV = NkT). Perhatikan bahwa persamaan gas ideal dituliskan bukan
dalam bentuk PV = nRT sebab melalui pendekatan mekanika statistik kita mulai
mempersoalkan gerak molekul-molekul gas. Sebagaimana dipahami, k adalah tetapan umum
gas untuk setiap molekul, sedangkan n adalah untuk setiap mol.
B. Tujuan Makalah
C. Manfaat Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh informasi lebih lanjut
mengenai aplikasi fisika statistik maxwell-botzman, dalam menganalisis tentang
distribusi kecepatan molekuler , selain itu juga dalam rangka untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah Fisika Statistik.
BAB II
KAJIAN TEORI
Ludwig Eduard Boltzmann (20 Februari 1844 - September 5, 1906) adalah seorang
Austria fisikawan terkenal atas kontribusi pendirian dalam bidang mekanika statistik dan
termodinamika statistik . Dia adalah salah satu yang penting pendukung paling untuk teori
atom pada saat yang model ilmiah masih sangat kontroversial.
Boltzmann belajar fisika di Universitas Wina , mulai tahun 1863. Di antara guru-gurunya
adalah Josef Loschmidt , Joseph Stefan , Andreas von Ettingshausen dan Jozef Petzval .
Boltzmann menerima gelar PhD pada tahun 1866 bekerja di bawah supervisi dari Stefan;
disertasinya adalah pada teori kinetik gas. Pada tahun 1867 ia menjadi Privatdozent (dosen).
Setelah memperoleh gelar doktor, Boltzmann bekerja dua tahun lagi sebagai asisten Stefan's.
Itu yang memperkenalkan Stefan Boltzman pada Maxwell bekerja.
Pada tahun 1869 pada usia 25, ia diangkat sebagai Profesor penuh Matematika Fisika di
Universitas Graz di Provinsi Styria . Pada tahun 1869 ia menghabiskan beberapa bulan di
Heidelberg bekerja dengan Robert Bunsen dan Leo Königsberger dan kemudian pada tahun
1871 ia bersama Gustav Kirchhoff dan Hermann von Helmholtz di Berlin. Pada tahun 1873
Boltzmann bergabung dengan Universitas Wina sebagai Profesor Matematika dan di sana ia
tinggalhingga1876.
Ludwig Boltzmann dan rekan kerja di Graz, 1887. (Berdiri, dari kiri) Nernst , Streintz ,
Arrhenius , Hiecke, (duduk, dari kiri) Aulinger, Ettingshausen , Boltzmann, Klemenčič ,
Hausmanninger. Pada tahun 1872, jauh sebelum perempuan masuk ke universitas Austria, ia
bertemu dengan Henriette von Aigentler, calon guru matematika dan fisika di Graz.
Dia menolak izin untuk tidak resmi audit kuliah. Boltzmann menyarankan dia untuk
mengajukan banding, yang dia lakukan, berhasil. Pada 17 Juli 1876 Ludwig Boltzmann
Henriette menikah, mereka memiliki tiga anak perempuan dan dua anak. Boltzmann kembali
ke Graz untuk mengambil kursi of Experimental Fisika. Di antara murid-muridnya di Graz
adalah Svante Arrhenius dan Walther Nernst. Dia menghabiskan 14 tahun bahagia di Graz
dan di sanalah ia mengembangkan konsep statistik tentang alam. Pada tahun 1885 ia menjadi
anggota Kekaisaran Austria Akademi Ilmu Pengetahuan dan pada tahun 1887 ia menjadi
Presiden Universitas Graz. Ia terpilih menjadi anggota Royal Swedish Academy of
Sciencespadatahun1888.
Untuk sistem klasik, seperti atom gas, perbedaan energi dua tingkat berdekatan mendekati
nol, atau ε i+1−ε i → 0.Perbedaan energi yang yang mendekati nol memiliki makna bahwa
tingkat energi sistem klasik bersifat kontinu. Dalam sistem klasik juga tidak ada batasan
jumlah sistem yang dapat menempati satu keadaan energi. Satu keadaan energi dapat saja
kosong, atau ditempati oleh suatu sistem, oleh dua sistem dan seterusnya. Bahkan semua
sistem berada pada satu keadaan energipun tidak dilarang. Konsep statistik Maxwell-
Boltzman dan aplikasinya dalam penurunan persamaan gas ideal (PV = NkT). Perhatikan
bahwa persamaan gas ideal dituliskan bukan dalam bentuk PV = nRT sebab melalui
pendekatan mekanika statistik kita mulai mempersoalkan gerak molekul-molekul gas.
Sebagaimana dipahami, k adalah tetapan umum gas untuk setiap molekul, sedangkan n adalah
untuk setiap mol.
1. Ruang fase
Setiap titik dalam ruang fase adalah representasi lengkap dari posisi dan kecepatan setiap
molekul. Jika kecepatan setiap molekul dinyatakan sebagai vektor dengan titik tangkap pada
pusat koordinat, maka vektor-vektor ini akan menembus permukaan radial khayal tertentu.
v=√ v x2 + v y 2+ v z 2
dimana index x menandakan komponen dalam arah Sumbu-x. Setiap vektor yang
bersesuaian dengan satu molekul dan direpresentasikan oleh anak panah dapat diwakili oleh
ujung vektor berupa titik. Titik-titik ini berada dalam ruang yang kita sebut sebagai ruang
kecepatan (velocity space).
Ruang repsentasi kecepatan adalah ruang tiga dimensi Kartesian dengan sumbu
v x , v y , v z . Pada ruang kecepatan, ada kemungkinan dua buah vektor berimpit. Keadaan ini
bersesuaian dengan keadaan bahwa dua molekul memiliki kecepatan yang persis sama,
kendati posisinya berbeda.
Dalam ruang fase, tidak mungkin ada dua titik representasi berimpit sebab posisi
setiap molekul unik. Suatu elemen volume dV dalam ruang fase diasumsikan mengandung
banyak sekali titik representasi. Elemen-elemen volume selanjutnya dipandang sebagai bilik
kemudian diberi nomor. Kita dapat mendefinisikan densitas pada masing-masing elemen
volume ini :
Ni
ρ= ; H =dxdydz dv x dv y dv z
H
Densitas ini akan merupakan fungsi dari 3 peubah ruang dan 3 peubah kecepatan; dan
perlu dirumuskan bentuk eksplisitnya.
Distribusi jumlah molekul dalam sel tanpa memandang molekul secara individu disebut
status makro dari sistem sedangkan penentuan molekul tertentu (secara individu) dalam tiap
status makro disebut status mikro dari sistem. Kemudianjumlah status mikro terhadap status
makro tertentu dinamakan probabilitas termodinamik. Dalam metoda statistik ini dilakukan
penentuan probabilitas termodinamik dan selanjutnya ditentukan pula hubungan dari
probabilitas termodinamik dengan masalah tenaga-dalam untuk selanjutnya memperoleh
jumlah molekul dalam sel.
Keadaan mikro adalah konfigurasi sesaat yang memuat data lengkap posisi dan kecepatan
(momentum) setiap molekul. Konfigurasi dapat dipandang sebagai hasil pemotretan pada satu
titik waktu. Potret nyata dari suatu sistem hanya memuat informasi posisi masing-masing
molekul dan tidak ada informasi tentang kecepatan. Kenyataan bahwa pemotretan benda
bergerak akan menghasilkan gambar yang kualitasnya tidak sebaik dengan pemotretan benda
diam. Sebab itudikonsepkan bahwa potret untuk keperluan keadaan mikro memuat informasi
bukan hanya posisi, tetapi juga kecepatan yang dinyatakan oleh warna. Pemotretan dapat
dilakukan pada berbagai titik waktu, sedangkan hasil dari masing-masing pemotretan adalah
satu keadaan mikro.
abc de e f gh
i jkl m n
N! N!
Ω= =
N1 ! N2! … N n! n
∏ Ni!
i=1
dimana biasa juga disebut sebagai bobot statistik (Statistical weight). Faktorial dari
bilangan yang ordenya hingga 1023 akan sangat besar sehingga perlu teknik khusus untuk
menghitungnya. Kita akan menggunakan pendekatan Stirling yaitu:
ln x! = x ln x – x
ln x ! ≈ x ln x−x
S=k ln Ω
dengan menggunakan rumus stirling, diperoleh :
ln Ω=N ln N −∑ N i ln N i ;
∑ N i=N
Jumlah molekul yang berada pada bilik ke i tentu saja berubah setiap saat. Akan tetapi
pada saat entropi maksimum, maka perubahan bobot statistik maksimum Ωmaks akibat
perubahan dari N i adalah nol. Jika bobot statistik Ω maximum, logaritmanya juga maximum,
sehingga :
Alasan kenapa ∑ δ N i=0 terkait dengan kenyataan bahwa jumlah molekul tetap,
pertambahan jumlah dalam suatu bilik adalah akibat pengurangan pada bilik yang
lain. Implikasinya menjadi :
∑ ln N i δ N i=0
Dalam bagian ini akan digunakan konsep statistik Maxwell-Boltzmann untuk perhitungan
entropi gas ideal. Hamiltonian sistem dinyatakan oleh :
N
Pi−2 3 N pi2
H ( q , p )=∑ =∑
i 2m i 2m
suku energi potensial tidak ada karena molekul-molekul gas ideal saling bebas.
Perhatikan bahwa batas penjumlahan berubah dari N menjadi 3N, yaitu karena
−2 2 2 2
P =P x + P y + P z Jumlah mikrostate sistem dinyatakan oleh integrasi.
❑
Ω ( E , N )= ∫ d
3N
d
3N
p
H( q, p)
❑
Ω ( E , N )=V
N
∫ d
3N
qd
3N
p
H ( q , p)
3N
∑ Pi 2 ≤ 2 mE
i
4. Paradoks Gibbs
Dalam termodinamika statistik, dikenal ststistik maxwell-boltzman yaitu :
gjN j
W =N ! ∏
j N j!
Dengan menggunakan perumusan entropi S dan energi bebas Helmholtz F,maka :
S=− ( ∂∂TF ) V
Dari distribusi maxwell diatas yang disebut juga distribusi semi – klasik. Lalu kita
turunkan untuk mencari persamaan entropinya. Menggunakan aprokmasi stirling
dimana ln ( x ! )=x ln x−x , didapatkan :
ln W =N j ln g j−N j ln N j+ N j
ln W =N j ln
( )
gj
Nj
+N j
−1
Substitusi nilai g j=N j e−( α +βε ) , ε j N j =U , dan pengali Lagrange A=e α dan β= ,
kT
sehingga :
ln W =N j ln e− ( α +βε )+ N j
ln W =¿−α N j −β ε j N j + N j ¿
U
ln W =¿−N ln A+ +N j ¿
kT
N
Karena Z=
A
Z U
ln W =¿ N ln + + N j¿
N kT
Entropi , S yaitu :
S=k ln W maks
S=
U
T (
Z
+ Nk ln +1
N )
C. Distribusi Kecepatan Molekul
Ruang Kecepatan
Setiap titik dalam ruang fase adalah representasi lengkap dari posisi dan
kecepatan semua molekul gas. Jika kecepatan setiap molekul dinyatakan sebagai
vektor dengan titik tangkap pada pusatkoordinat maka vektor-vektor ini akan
tampak sebagai kumpulan anak panah yang menembus permukaan khayal tertentu,
misalnya permukaan bola dengan jejari kecil. Arah masing-masing anakpanah
ditentukan oleh komponen kecepatannya, yaitu v x , v y , v z dimana v x adalah
komponenkecepatan pada sumbu-x.
Untuk setiap vektor kecepatan berlaku :
v=√ v x2 + v y 2+ v z 2
Ruang repsentasi kecepatan adalah ruang tiga dimensi Kartesian dengan sumbu
v x , v y , v z . Pada ruang kecepatan, ada kemungkinan dua buah vektor berimpit.
Keadaan ini bersesuaian dengankeadaan bahwa dua molekul memiliki kecapatan
yang persis sama, kendati posisinya berbeda.Dalam ruang fase, tidak mungkin ada
dua titik representasi berimpit sebab posisi setiap molekulunik.
Sejumlah molekul dalam fraksi tetap memiliki komponen v y dan v z . Sebab itu,
kita dapat menyatakan fraksi molekul yang kecepatannya berada antara v y dan
v y + dv ybaik terhadap total molekul N maupun subtotal dN vx . Nilai kedua fraksi ini
sama sebab fraksi dapat dipandang sebagai besaran homogen (Bandingkan dengan
massa jenis, massa jenisbahan sama dengan massa jenis potongannya). Dengan
demikian kita dapat menuliskan :
2
d N vxvy dN vy 2 dN vy
= →d N vxvy = dN vx
dN vx N N
Sehingga diperoleh bahwa :
dN vy
d 2 N vxvy = Nf ( v x ) dv x =dN vy f ( v x ) dv x =Nf ( v x ) f ( v y ) dv x dv y
N
Sajian ini menyatakan jumlah titik representasi pada balok yang merupakan
interseksi antara lempengan dv x dan dv y .
Melalui argumentasi yang analog, fraksi molekul yang memiliki kecepatan antara
v z dan v z +dv z. dalam d 2 N vxvy dapat dinyatakan sebagai :
3
d N vxvyvz dN vz
2
=
d N vxvy N
Sehingga diperoleh :
d 3 N vxvyvz =Nf ( v x ) f ( v y ) f ( v z ) dv x dv y dv z
d 3 N vxvyvz
ρ= =Nf ( v x ) f ( v y ) f ( v z )
dv x dv y dv z
Sesuai asumsi sebelumnya, kecepatan bersifat isotropik sehingga nilai ρ ( v x , v y , v z )
homogen secara radial. Ada perubahan nilai ρ dari titik v ke v + dv sebesar dρ
yaitu :
∂ρ ∂ρ ∂ρ
dρ= dv x + dv y + dv
∂ vx ∂ vy ∂ vz z
dρ=N
([ ]
df ( v x )
∂ vx
f ( v y ) f ( v z ) dv x +f ( v x )
[ ]
df ( v y )
∂vy
f ( v z ) dv y + f ( v x ) f ( v y )
[ ] )
df ( v z )
∂ vz
dv z
Kasus khusus bisa ditinjau, yaitu elemen volume yang berada pada jarak yang
sama dari pusat, yaitu v, sehingga dρ = 0, akibatnya :
f , ( v x) f , (v y ) f , ( vz )
dv x + dv y + dv z =0
f ( vx ) f (vy) f ( vz )
Sesuai syarat dρ = 0, dua element volume yang ditinjau berada pada lempeng
permukaan konsentrik yang sama, sehingga :
2 2 2 2
v =v x + v y + v z =konstan
Yang berarti :
v x dv x +v y dv y +v z dv z =0
Dengan menggunakan tetapan pengali Lagrange sehingga menjadi :
( ) ( ) ( )
, , ,
f (v x ) f (v y) f ( vz )
+ λ v x dv x + + λ v y dv y + + λ v z dv z =0
f ( v x) f (v y ) f ( vz)
Dengan integrasi, solusinya dapat dituliskan sebagai :
2 2
− β vx
f ( v x ) =α e
2 λ
Dimana β = , sehingga jumlah titik representasi dalam elemen volume dV adalah
2
− β ( v x +v y + v z )
2 2 2 2
d 3 N=N α 3 e dv x dv y dv z
ρ= =N α 3 e−β v
dv x dv y dv z
Sajian ini hanya bergantung pada laju v sebagai konsekuensi dari asumsi bahwa
laju molekul gas isotropik. Fungsi ini dinamakan fungsi distribusi kecepatan
Maxwell.
BAB III
PEMBAHASAN
( 2 πmk T ) v e
3
2 2 k BT
f ( v )=4 π 2
Grafik alur fungsi f(v) terhadap kecepatan v disajikan pada Gambar di bawah ini. Pada
suhu tinggi atau masa molekul kecil, distribusi molekul dengankecepatan tinggi lebih besar
jumlahnya dibandingkan dengan pada suhu rendahatau masa molekul lebih besar. Semakin
kecil masa molekul atau semakin tinggisuhu, puncak kurva bergeser ke v yang lebih tinggi,
dan kurva melebar sepanjangaksis kecepatan v tersebut.
Persamaan Maxwell f(v) di atas selanjutnya diteliti secara cermat oleh
Boltzmann. Penurunan persamaan Maxwell dimulai dari pendapat Boltzmann yang
menyatakan bahwa fraksi molekul yang bergerak dengan kecepatan tertentu
berbanding lurus dengan pangkat ¿). Berdasarkan pendapat ini, distribusi
kecepatan gas dalam arah satu dimensi di sumbu X dirumuskan dengan
persamaan berikut :
2
−m v x
dN
= A . e 2k B
T
.d v x
N
∫ A.e 2 kB T
. d v x =1
−∞
∫e 2 k BT
.d vx
−∞
√
2
+∞ −m v x
m 2 π k BT
Dengan a=
2kT
,maka harga ∫ A.e 2 kB T
. d vx=
m
−∞
A= +∞
∫e
1
−mv 2
2 k BT
.d vx
=
√ m
2π kBT
−∞
√
2
−m v x
dN m
=f ( v x ) d v x = . e 2k B
T
.d vx
N 2 π kB T
Persamaan ini dikenal dengan persamaan Maxwell-Boltzmann, yang pertama
kalidisampaikan oleh Maxwell, dan selanjutanya dibuktikan secara teliti oleh
Boltzmann.
Pembahasan yang telah dilakukan diasumsikan pada kecepatan gas yang
bergerak di sumbu X. Namun gas selalu bergerak acak dengan arah di tiga dimensi
X, Y, dan Z. Oleh karena itu, secara terpisah dapat dituliskan sesuai dengan
arahnya:
√
2
−m v x
m
f ( vx ) d v x= . e 2k B
T
.d vx
2 π kB T
√
2
−m v y
m
f ( v y ) d v y= . e 2k B
T
.d vy
2 π k BT
√
2
−m v z
m
f ( vz ) d vz = . e 2k B
T
. d vz
2π kBT
Distribusi molekul yang memiliki kecepatan dalam rentang kecepatan v sampai
(v+dv) direpresentasikan oleh suatu persamaan koordinat kartesian berikut.
(√ )
2
3 −mv
m 2 kB T
f ( v ) dv=f ( v x , v y , v z ) d v x d v y d v z .e . d vx d v y d vz
2 π k BT
Distribusi akhir ditemukannya molekul yang bergerak dengan
rentangankecepatan v sampai dv merupakan jumlah peluang teletaknya molekul
dalamsegala arah di tiga dimensi dengan rentang kecepatan v sampai v + dv atau
berbentuk bola. Untuk itu, perhitungan peluang harus dikalikan dengan volumbola
4 3
yang berjejari v dengan kulit dv, sehingga volum bola adalah π v
3
(√ )
3 −mv 2
m 2 2 kB T 4 3
f ( v ) dv= .e . π v . dv
2π kBT 3
3
(√ )∫
3 −mv 2
4 m 2 3 2 kB T
f ( v )= π . v .e . dv
3 2 π kB T
3
(√ )
3 −mv 2
m 2 2 2 kB T
f ( v )=4 π v .e
2 π kB T
Mengingat hubungan antara massa m dan massa molekul M, serta antara
tetapan Boltzmann k B dan tetapan gas R,maka persamaan distribusi tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut.
3
−Mv 2
( 2 πRT ) v .e
3
M 2 2 RT
f ( v )=4 π 2
( ) ∫v .e
−Mv
⟨ v ⟩ =∫ v f ( v ) dv=4 π M
2 2 2 4 2 RT
. dv
2 πRT 0
M
Dengan a= , maka evaluasi untuk perhitungan v rms dengan harga n = 4 adalah
2 RT
sebagai berikut :
[ ( )]
5 1
( )
3
⟨ v ⟩ =4 π M
2 2 3
x π
2 RT 2
2 πRT 8 M
( ) [ ( )]
3 5
⟨ v 4 ⟩ =π 2 M 9 2 RT
x π
2 πRT 4 M
⟨ v2 ⟩= ( 3MRT )
Sehingga :
v rms=
√ 3 RT
M
Evaluasi kecepatan rata-rata v . juga dapat dilakukan dengan cara serupa menggunakan
fungsi distribusi Maxwell dan cara integral terhadap v f(v)dv sebagai berikut :
∞ 3/ 2 ∞
v=∫ v . f ( v ) . dv=4 π
M
( ) ∫ v 3 e− M v / 2 RT . dv
2
0 2 πRT 0
( ) ( )
3 /2 2
M 1 2 RT
v=4 π .
2 πRT 2 M
v=
√ 8 RT
πM
Selain kedua kecepatan yang dihitung dengan distribusi Maxwell tersebut, dikenal
pula satu kecepatan gas lainya yang dikenal sebagai kecepatan dengan kebolehjadian terbesar
v*, atau kecepatan yang paling mungkin. Kecepatan paling mungkin ini ditunjukkan oleh titik
puncak distribusi, dimana turunan pertama fungsi Maxwell bernilai = 0. Dengan
bertambahnya suhu atau berkurangnya massa molekul gas, kecepatan ini berubah ke arah
kecepatan yang lebih besar. Ini dikarenakan distribusi kecepatan molekul juga semakin besar.
Harga kecepatan paling mungkin ini ditentukan oleh persamaan :
v ¿=
√ 2 RT
M
Distribusi ini dapat pula digunakan untuk menerangkan kecepatan pergerakan gas
hydrogen dan helium di atmosfir bumi yang lebih besar dari pada nitrogen dan oksigen.
Barangkali kita tidak dapat merasakan keberadaan gas hydrogen dan helium secara bebas di
atmosfir seperti gas nitrogen dan oksigen.
Ini dapat diterangkan dengan v rmsyang mengukur seberapa cepat suatu atom atau
molekul berkelana di atmosfir. v rmshydrogen14 1/ 2 kali lebih besar dari pada nitrogen karena
masa molekul nitrogen 14 kali masa hitrogen, sedangkan v rms helium 71 /2 kali lebih besar dari
pada nitrogen karena massa nitrogen 7 kali masa atom helium.
Kecepatan suatu objek untuk dapat lepas dari gravitasi bumi dan meninggalkan bumi
adalah 11,2 km/det. Maka dari itu, roket yang akan meluncur ke Mars harus memiliki
kecepatan melebihi 11,2 km/det untuk dapat meninggalkan bumi. Demikian pula yang berlaku
pada molekul gas. Jika molekul gas memiliki kecepatan rata-rata lebih dari 11,2 km/det, gas
tersebut tidak akan pernah tinggal di bumi. Gas hidrogen dan helium memiliki kecepatan rata-
rata yang sangat besar, sehigga hampir tidak ditemukan di atmosfir bumi.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihk-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan masalah ini, terutama kepada bapak Ahmad Fauzi dan pak
Renol yang telah membimbing dalam penyelesaian makalh ini. Dan tidak lupa ucapan terima
kasih kepada teman-teman yang telah membantu. Terutama kepada jurnal-jurnal yang saya
ambil.
DAFTAR PUSTAKA
F. W. Sears. 1963. Thermodynamics the Kinetic Theory of Gases and Statistical Mechanics,
Addison Wesley
L. E. Reichl, A Modern Course. 1998. Statistical Physics, John Wiley & Sons