Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

ELEKTRONIKA DISKRIT

IC REGULATOR

Dosen Pembimbing:

Torib Hamzah, S.Pd., M.Pd

Abdul Kholiq, S.ST, MT

Disusun Oleh :

Rika Nor Safitri

P27838018024

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah komponen elektronika aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan transistor, dioda, resistor dan kapasitor yang dijadikan satu
sehingga membentuk suatu rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Sebelum
ditemukannya IC, peralatan elektronik saat itu umumnya memakai tabung vakum sebagai komponen
utama yang kemudian digantikan oleh transistor yang memiliki ukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk
merangkai sebuah rangkaian elektronika yang rumit dan kompleks, memerlukan komponen transistor
dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat elektronika yang dihasilkannya pun berukuran
besar dan kurang cocok untuk dapat dibawa berpergian (portable).
Tanpa adanya teknologi IC (Integrated Circuit) mungkin saat ini kita tidak dapat menikmati
peralatan elektronika portable seperti handphone, laptop, konsol game portable, kamera digital dan
peralatan elektronika yang bentuknya kecil dan dapat dibawa bepergian kemana-mana. Oleh karena
itu, untuk mengetahui fungsi, cara kerja, serta macam-macam IC maka praktikan melakukan
praktikum ini.

1.2 Batasan Masalah


Dapat mengukur tegangan input dan output pada rangkaian IC Regulator dengan menggunakan
multimeter.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan IC Regulator?
2. Apa saja macam-macam IC serta jenis-jenisnya?
3. Bagaimana prinsip kerja IC Regulator?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan jenis IC Regulator
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pin IC Regulator
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu merangkai rangkaian IC Regulator
2. Mahasiswa mampu mengukur tegangan input dan output pada rangkaian IC Regulator
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi IC Regulator yang rusak atau tidak
4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan IC Regulator
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Mahasiswa memahami cara mengukur tegangan input dan output pada rangkaian IC
Regulator dengan menggunakan multimeter.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa mampu merangkai rangkaian IC Regulator 78xx dan 79xx serta mampu
mengukur tegangan input dan outputnya dengan multimeter.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 IC Regulator
Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah komponen elektronika aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan transistor, dioda, resistor dan kapasitor yang dijadikan satu
sehingga membentuk suatu rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil. IC Regulator atau
yang dikenal dengan voltage regulator (pengatur tegangan) adalah salah satu rangkaian yang sering
dipakai dalam peralatan elektronika. Fungsi voltage regulator adalah untuk mempertahankan atau
memastikan tegangan pada level tertentu secara otomatis. Artinya, tegangan output (keluaran) DC
pada voltage regulator tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan input (masukan), beban pada
output dan juga suhu. Tegangan stabil yang bebas dari segala gangguan seperti noise ataupun
fluktuasi (naik turun) sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan elektronika.
Terdapat berbagai jenis voltage regulator atau pengatur tegangan. Salah satu tipe IC voltage
regulator yang paling sering ditemukan adalah tipe 7805 yaitu IC voltage regulator yang mengatur
tegangan output stabil pada tegangan 5 Volt DC.

Gambar 2.1 IC Regulator


(Sumber: widuri.raharja.info)
2.1.1 Jenis-jenis IC Regulator
Terdapat beberapa cara pengelompokan pengatur tegangan yang berbentuk IC (Integrated
Circuit), diantaranya adalah berdasarkan jumlah terminal (3 terminal dan 5
terminal), berdasarkan linear voltage regular dan switching voltage regulator. Sedangkan cara
pengelompokan yang ketiga adalah dengan menggolongkannya menjadi 3 jenis, yakni :
1. Fixed Voltage Regulator (Pengatur Tegangan Tetap)
IC jenis pengatur tegangan tetap (fixed voltage regulator) ini memiliki nilai tetap yang
tidak dapat disetel (di-adjust) sesuai dengan keinginan rangkaiannya. Tegangannya telah
ditetapkan oleh produsen IC sehingga tegangan DC yang diatur juga tetap sesuai dengan
spesifikasi IC-nya. Misalnya IC voltage regulator 7805, maka output tegangan DC-nya juga
hanya 5 Volt DC. Terdapat 2 jenis pengatur tegangan tetap yaitu positive voltage regulator
dan negative voltage regulator.
Jenis IC voltage regulator yang paling sering ditemukan di pasaran adalah tipe 78XX.
Tanda XX dibelakangnya adalah kode angka yang menunjukan tegangan output DC pada IC
voltage regulator tersebut. Contohnya 7805, 7809, 7812 dan lain sebagainya. IC 78XX
merupakan IC jenis positive voltage regulator.
IC yang berjenis negative voltage regulator memiliki desain, konstruksi dan cara kerja
yang sama dengan jenis positive voltage regulator, yang membedakannya hanya polaritas
pada tegangan outputnya. Contoh IC jenis negative voltage regulator diantaranya adalah
7905, 7912 atau IC voltage regulator berawalan kode 79XX.

Gambar 2.2 Fixed Voltage Regulator


(Sumber: www.baharelectronic.com)
Setiap ada tegangan DC dengan besaran 7 Volt hingga 38 Volt memasuki kaki IC
Regulator, misal IC 7805, untuk menghasilkan besaran tegangan output sebesar 5 Volt pada
kaki 3. Tegangan dengan besaran 7 Volt hingga 38 Volt tersebut yang masuk ke IC akan di
turunkan menjadi tegangan 5 Volt yang stabil. Karena batas tegangan yang masuk adalah
sampai 38 Volt, oleh karena itu jangan sampai tegangan input melebihi 38 Volt karena akan
menyebabkan IC terbakar. Sebaiknya minimal 2 Volt lebih besar dari tegangan output yang
diharapkan. Hal ini berati jika ingin mendapatkan tegangan keluaran sebesar +12
Volt berarti harus mengunakan IC Regulator 7812 dengan tegangan masukan sebesar
minimal 14 Volt, sehingga tidak akan mungkin mendapatkan tegangan 12 Volt dengan
menggunakan IC Regulator 12 Volt 7812 dengan tegangan masukan di bawah tegangan
tersebut.
Contoh :
7805 dan 7905 maksimal 10 Volt dan minimal 5 Volt
7809 dan 7909 maksimal 18 Volt dan minimal 9 Volt
7812 dan 7912 maksimal 24 Volt dan minimal 12 Volt
7815 dan 7915 maksimal 30 Volt dan minimal 15 Volt dll
Gambar 2.3 Diagram Regulator Tegangan
(Sumber :https://www.technodand.com)
Pada diagram di atas, sebuah trafo AC ( trafo linier ) mengubah tegangan AC dari
PLN menjadi tegangan DC. Sebuah kapasitor 1000 uF digunakan untuk menyaring riak
tegangan yang dihasilkan oleh bagian penyearah. Kemudian, tegangan yang sudah di saring
oleh kapasitor tersebut ( anggap sebesar 7 Volt ) kemudian masuk ke kaki dari regulator
tegangan (IC) 7805 sebagai tegangan masukan. Kaki 2 terhubung ke GRN atau ground dan
kaki 3 (IC) menjadi bagian output tegangan yang dihasilkan sebesar +5 Volt. Kapasitor 0,1
uF pada jalur output berfungsi sebagai penyaring untuk membuang interferensi tinggi.
2. Adjustable Voltage Regulator
IC jenis adjustable voltage regulator adalah jenis IC pengatur tegangan DC yang
memiliki range tegangan output tertentu sehingga dapat disesuaikan kebutuhan
rangkaiannya. IC adjustable voltage regulator ini juga memiliki 2 jenis yaitu positive
adjustable voltage regulator dan negative adjustable voltage regulator. Contoh IC jenis
positive adjustable voltage regulator diantaranya adalah LM317 yang memiliki range atau
rentang tegangan dari 1.2 Volt DC sampai pada 37 Volt DC. Sedangkan contoh IC jenis
negative adjustable voltage regulator adalah LM337 yang memiliki range atau jangkauan
tegangan yang sama dengan LM317. Pada dasarnya desain, konstruksi dan cara kerja pada
kedua jenis IC adjustable voltage regulator adalah sama, yang membedakannya adalah
polaritas pada output tegangan DC-nya.

Gambar 2.4 Adjustable Voltage Regulator


(Sumber: salinsalim.wordpress.com)
3. Switching Voltage Regulator
Switching voltage regulator ini memiliki desain, konstruksi dan cara kerja yang
berbeda dengan IC linear regulator (fixed dan adjustable voltage regulator). Switching
voltage regulator memiliki efisiensi pemakaian energi yang lebih baik jika dibandingkan
dengan IC linear regulator. Hal ini dikarenakan kemampuannya yang dapat mengalihkan
penyediaan energi listrik ke medan magnet yang memang difungsikan sebagai penyimpan
energi listrik. Oleh karena itu, untuk merangkai pengatur tegangan dengan sistem switching
voltage regulator harus ditambahkan komponen induktor yang berfungsi sebagai elemen
penyimpan energi listrik.
2.1.2 Cara Mengecek Tegangan IC Regulator
Komponen ini adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk mengatur suatu tegangan
keluaran dalam suatu rangkaian. Komponen IC ini memiliki 3 buah kaki sama seperti halnya
sebuah transistor. Selain itu dari bentuk juga sangat mirip dengan transistor. Dari ketiga kaki
IC Regulator tersebut, kaki 1 adalah masukan atau input DC, kaki 2 adalah ground dan kaki 3
adalah tegangan keluaran atau output. Pada sebuah power supply rangkaian regulator berperan
menjaga tegangan output tetap stabil dan tidak terpengruh perubahan pada beban power supply
yang cenderung naik turun.

Gambar 2.6 IC Regulator


(Sumber :https://www.technodand.com)
Sebelum kita melakukan pemeriksaan, terlebih dahulu kita harus menghidupkan
rangkaian yang akan kita periksa supaya hasil pemeriksaan menunjukan hasil yang akurat. Pada
pemeriksaan ini langkah awal yang harus perhatikan adalah melihat kode dari IC Regulator
untuk mengetahui besarnya tegangan keluaran yang dihasilkan. Kode yang ada pada IC
menunjukan ukuran nilai tegangan keluaran serta batas minimun dan maksimun tegangan yang
dijinkan sebagai tegangan masukan. Sebagai contoh IC dengan kode 7808 ini berarti bahwa
tegangan masukannya lebih besar dari 8 Volt dan tegangan keluarannya adalah sebesar 8 volt,
jika kesulitan menetukan spesifikasi dari sebuah IC Regulator, kita bisa memasukan kode yang
tertera pada IC kemudian akhiri dengan tulisan datasheets ( misal 7812 datasheets ) pada
search engine.
1. Siapkan sebuah AVO meter digital atau analog
2. Tempatkan probe hitam AVO meter pada ground rangkaian dan probe merah pada kaki 3 IC
Regulator.
3. Lihat hasil pembacaan pada AVO meter. Jika kita mendapatkan nilai voltase sebesar 8 Volt
berarti IC dalam keadaan bagus. Namun jika hasilnya kurang misalkan 5 Volt, 3 Volt atau
bahkan 0 Volt, lanjut ke langkah berikutnya
4. Karena besar tegangan kurang dari 8 Volt ( tegangan output IC ) maka kita harus periksa
tegangan masukan yaitu tegangan pada kaki 1 IC Regulator.
5. Pastikan bahwa tegangan input harus lebih besar dari 10 Volt.
6. Jika hasil yang didapat di bawah 10 Volt misalnya 5 Volt berarti ada kemungkinan ada
kerusakan misalnya adanya kebocoran tegangan.
7. Namun jika tegangan inputnya normal yaitu di atas 10 Volt misalnya 10 - 30 Volt tetapi di
output IC tidak ada tegangan berarti IC sudah rusak.
Regulator tegangan yang bocor dapat menurunkan tegangan masukan. Jadi, yang terbaik
adalah mengganti IC Regulator dan lakukan pemeriksaan ulang. Untuk mencegah pengaruh
tegangan turun karena ada masalah dari bagian ouput, anda bisa mengakalinya dengan cara
mengangkat salah salah satu kaki outputnya ( kaki 3 IC ) kemudian lakukan pengukuran.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. IC 7809 dan 7812
b. IC 7905 dan 7912
c. Resistor 1K Ω
d. Potensiometer 50K Ω
e. Kabel Jumper
f. Power Supply
g. Multimeter
h. Solder danTimah
i. Papan solder

3.2 Langkah Percobaan


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mempelajari terlebih dahulu karateristik IGO dan GIO.
3. Menyusun dan merangkai sesuai gambar yang ada di modul.
4. Mengukur tegangan input dan output pada rangkaian.
5. Membuktikan hasil pengukuran menggunakan multimeter.
6. Memasukkan data ke dalam tabel pengamatan.
7. Mengambil kesimpulan dari praktikum kali ini.

3.3 Gambar Rangkaian IC Regulator 7809 atau 7812 ( In Ground Out )


VCC (16 v olt)

Multimeter
R 1K

78xx
POT 50K
1 VINVOUT 3
GND
2
3.4 Tabel Pengamatan
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan IC 7805
NO V Sumber / Vcc Vout POT / Vin ic V Out ic
1 2V 2V 0
2 4V 4V 2,9 V
3 6V 6V 4,7 V
4 10 V 10 V 5V
5 12 V 12 V 5V
Tabel 3.2 Tabel Pengamatan IC 7812
NO V Sumber / Vcc Vout POT / Vin ic VOut ic
1 4V 4V 2,9 V
2 6V 6V 4,6 V
3 12 V 12 V 11 V
4 16 V 16 V 14 V
5 20 V 20 V 18 V

3.5 Gambar Rangkaian IC Regulator 7905 atau 7912 ( Ground In Out )

VCC (-16 v olt)


Multimeter

R 1K

79xx
POT 50K
2 VINVOUT 3
GND
1

3.6 Tabel Pengamatan II


Tabel 3.3 Tabel Pengamatan IC 7905
NO V Sumber / Vcc Vout POT / Vin ic VOut ic
1 -2 V -2 V -0,2 V
2 -4 V -4 V -3,2 V
3 -6 V -6 V -4,9 V
4 -10 V -10 V -5 V
5 -12 V -12 V -5,1 V
Tabel 3.4 Tabel Pengamatan IC 7912
NO V Sumber / Vcc Vout POT / Vin ic VOut ic
1 -4 V -4 V -3,4 V
2 -6 V -6 V -5,2 V
3 -12 V -12 V -12 V
4 -16 V -16 V -7 V
5 -20 V -20 V -8,2 V
BAB 4
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisis
Pada praktikum ini, kita mempelajari bagaimana cara mengukur V out atau Vin ic serta Vout ic

menggunakan multimeter. Hasil antara pengukuran Vout ic menggunakan multimeter dengan kode
yang tertera di badan IC didapatkan hasil yang berbeda. Jika VCC pada rangkaian diatur kurang dari
kode angka yang tertera pada badan IC, maka IC tersebut akan mengeluarkan output tegangan DC
yang kurang dari kode angka tersebut atau dia dalam keadaan tidak stabil. Namun, apabila VCC pada
rangkaian diatur 2 V atau 2,5 V lebih dari kode angka yang tertera pada badan IC, maka IC tersebut
akan mengeluarkan output tegangan DC sesuai dengan kode angka yang tertera. Pada praktikum
yang telah dilakukan, terdapat beberapa output IC yang tidak sesuai dengan kode angka yang tertera
di badannya, meskipun VCC sudah diatur melebihi kode angka pada IC. Hasil yang berbeda antara
hasil pengukuran Vout ic menggunakan multimeter dengan kode yang tertera di badan IC mungkin
dikarenakan kurangnya ketelitian dalam pembacaan multimeter atau IC dalam keaadan rusak atau
bocor. Maka dari itu, kita melakukan pengukuran secara berulang-ulang untuk meminimalisirnya.

4.2 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa antara hasil pengukuran
Vout ic menggunakan multimeter dengan kode yang tertera di badan IC didapatkan hasil yang berbeda
(hampir mendekati/selisih sedikit). Hasil yang berbeda ini mungkin dikarenakan kurangnya ketelitian
dalam pembacaan multimeter atau IC dalam keaadan rusak atau bocor. Untuk mengetahui apakah IC
kita rusak atau tidak, kita dapat mengeceknya apabila IC tersebut dalam suatu rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA

[1.] Dickson Kho. 2016. “Jenis-jenis IC Voltage Regulator”.


https://teknikelektronika.com/jenis-ic-voltage-regulator-pengatur-tegangan/
Diakses pada : 16 Oktober 2018
[2.] Sandi SB. 2015. “IC Voltage Regulator”.
http://www.elektronikaspot.com/2015/06/keluarga-ic-regulator-78xx-dan-79xx.html
Diakses pada : 16 Oktober 2018
[3.] Sugeng. 2015 “Cara Memasang IC Regulator 78xx dan 79xx”.
https://rajamudaep.blogspot.com/2018/02/cara-memasang-ic-regulator-78xx-dan-79xx.html?=1
Diakses pada : 18 Oktober 2018
LAMPIRAN

1. FOTO PRAKTIKUM
2. LAPORAN SEMENTARA
FOTO PRAKTIKUM
GAMBAR KETERANGAN

Pemasangan rangkaian IC regulator dengan


potensiometer 50KΩ dan resistor 1KΩ
menggunakan solder dan papan solder.

Rangkaian IC regulator yang telah selesai dirangkai


sesuai dengan rangkaian pada modul dan laporan
sementara.

Pengukuran Vin ic dengan VCC yang telah ditentukan


untuk masing-masing jenis IC Regulator
menggunakan multimeter.

Anda mungkin juga menyukai