Anda di halaman 1dari 20

KONSEP PENGAMBILAN RESIKO

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah “Enterpreneurship”

Dosen Pengampu:

Fariz Hidayatulloh, M.Pd

Disusun oleh :

 Khoirunnisa
 Nadia Khosyatillah
 Nurkhayati Rojabiah

SEKOLAH TINGGI ILMU SHUFFAH AL-QUR’AN ABDULLAH BIN MAS’UD

PROGAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR AL-QUR’AN

Tahun Ajaran 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhana Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Entrepreneurship dengan judul “Konsep
Pengambilan Resiko” sebagaimana batas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dan juga kami
berterima kasih kepada Bapak Fariz Hidayatullah, M. Pd. selaku Dosen mata kuliah Entrepreneurship
yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan tugas ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas
dalam menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Muhajirun, 04 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................................3
A. Pengertian Pengambilan Resiko.............................................................................................3
B. Berani mengambil resiko......................................................................................................3
C. Mengambil Resiko dalam Peluang Usaha..............................................................................5
D. Pengambilan Resiko Karakretistik Entrepreuner...............................................................6
E. Resiko dan Ketidakpastian.......................................................................................................6
1. Ketidakpastian (Unexpected risk).........................................................................................6
2. Risiko ( expected risk)..........................................................................................................7
F. Klasifikasi Resiko Usaha........................................................................................................7
G. Jenis-jenis Resiko Usaha........................................................................................................7
H. Klasifikasi dalam Menghadapi Resiko Usaha.......................................................................8
I. Cara Mengidentifikasi Resiko Usaha....................................................................................9
1. Metode Analisa Dari Pengalaman dan Sejarah..............................................................................9
2. Metode Pengamatan dan Survei....................................................................................................9
3. Metode Acuan.............................................................................................................................9
J. Mengatasi dan Memperkecil Resiko Usaha..........................................................................9
K. Upaya untuk Mengatasi Resiko Usaha................................................................................10
L. Tipologi Pengambilan Resiko pada Tingkat Manajemen....................................................11
J. Evaluasi Resiko.......................................................................................................................13
BAB III............................................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................15
B. SARAN.....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Resiko merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang terjadi sebagai akibat dari
keputusan yang di ambil dalam kehidupan sehari-hari. Resiko dapat besifat pasti maupun tidak pasti
yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif. Kunci untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan
Anda hadapi adalah seberepa anda mandapatkan informasi. Semakin sempurna Anda mengetahui
seberepa besar resikonya.

Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih kesuksesan tetapi
dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyuka ihal-hal yang
menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan resiko menurut perspektif
wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena
seorang wirausaha selalu ingin berhasil mereka menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko
yang lebih rendah karena bagi mereka tidak ada tantangan. Dalam pengambilan resiko para wirausaha
selalu memperhitungkan matang-matang keputusan yang akan diambil.

Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan pada
kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan keputusan,
serta semakin siap pula mencoba apa yang menurut orang lain penuh dengan resiko. Yang
membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalh kesiapan dalam pengambilan resiko.
Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan nyaman dengan tidak mengambil hal
yang beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah. Berbeda dengan wirausaha resiko
dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan yang menjadikan kita
gagal

Secara umum, konsep risiko selalu dikaitkan dengan adanya suatu tingkat ketidakpastian pada masa
yang akan datang. Secara spesifik, risiko didefinisikan sebagai adanya konsekuensi, sebagaindampak
adanya ketidakpastian, yang memunculkan dampak yang menguntungkan tidak dianggap sebagai
risiko. Konsekuensi positif ini dianggap sebagai keuntungan yang diharapkan.

Resiko akan selalu ada dalam kehidupan usaha sehari-hari. Intensitas risiko akan semakin
meningkat manakala kita melakukan kegiatan bisnis. Jika ingin mendapatkan hasil/keuntungan yang
besar, maka risiko yang dihadapi pun besar juga (high risk, high return). Oleh karenanya, seorang
wirausaha tidak dapat dilepaskan dengan bagaimana seorang wirausaha melakukan pengambilan
risiko untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Bentuk resiko usaha dapat berupa kerugian finansial dan pengalaman buruk. Dari resiko usaha ini,
seorang wirausahawan dapat memperbaiki dengan cara belajar lagi dengan cara yang yang baru,
gigih, ulet, dan bekerja keras agar dapat meraih keberhasilan. Adapun karakteristik resiko yaitu
sesuatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa sehingga menimbulkan kerugian. Resiko selalu
terjadi apabila keputusan yang diambil menggunakan kriteria peluang atau kriteria ketidakpastian.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan resiko?
2. Bagaimana pandangan wirausaha mengenai resiko?
3. Apakah pengambilan resiko itu sama pengertiannya bagi setiap orang?
4. Bagaimana resiko dapat dikurangi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti resiko
2. Mengetahui bagaimana pandangan wirausaha mengenai resiko
3. Mengetahui apakah pengambilan resiko itu sama pengertiannya bagi setiap orang
4. Mengetahui bagaimana cara mengurangi resiko.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Resiko


Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu membuka usahanya sendiri dan menciptakan
lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurut KBBI, wirausahawan merupakan orang yang pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi
untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkanya. Seorang
wirausaha harus mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dan mampu menangkap peluang yang
ada.

Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih kesuksesan tetapi
dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai hal-hal yang
menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Pengambilan resiko menurut perspektif
wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena
seorang wirausaha selalu ingin berhasil menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang
lebih rendah karena bagi mereka tidak ada tantangan.

Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu memperhitungkan matang-matang keputusan yang
akan diambil. Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan
keputusan, serta semakin siap pula mencoba apa yang menurut orang lain penuh dengan resiko.

Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalah kesiapan dalam pengambilan
resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan nyaman dengan tidak
mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah. Berbeda dengan
wirausaha, resiko dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan
yang menjadikan kita gagal.

Anak muda sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka tidak takut mati. Inilah salah
satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang penuh dengan resiko dan tantangan,
seperti balap motor di jalan raya, balap mobil milik orang tuanya. Tetapi, contoh-contoh tersebut
dalam arti negatif. Olahraga beresiko yang positif ialah panjat tebing, mendaki gunung, arum jeram
karate atau olah raga bela diri dan sebagainya.

Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa ke dalam wirausaha yang juga penuh resiko dan tantangan,
seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Namun semua tantangan ini
harus dilakukan dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang, membuat pertimbangan
dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung kepada-Nya.

B. Berani mengambil resiko


Resiko itu ada bilamana waktu yang akan datang (future) tidak diketahui (uknown). Jadi, dengan
perkataan lain resiko itu ada bila ada ketidakpastian (uncertainty). Berhubungan akibat daripada
resiko itu sangat tidak kita kehendaki, maka setiap orang akan bertindak sebgai risk manager, bukan
karena dipilih tetapi karena terpaksa. Berhubung resiko itu banyak ragamnya, dalam tahap ini akan
dibahas terutama resiko yang dihadapi oleh business firm dan selanjutnya resiko yang dihadapi oleh
keluarga. Beberapa jenis resiko:

1. Objective risk : adalah resiko yang terjadi secara alami (nature) yang sama bagi semua orang dan
cara mengatasinya pun sama.
2. Subjective risk : adalah resiko yang diperkirakan akan terjadi oleh setiap orang sebagai akibat
objective risk.
3. Uncertainty : adalah kesadaran orang akan adanya resiko dalam situasi tertentu, tetapi sulit untuk
memperkirakan mana dari sekian akibat atau hasil yang akan terjadi. Tidak seperti halnya
kemungkinan, ketidakpastian ini tidak dapat diukur dengan alat apa pun yang dapat diterima.

Reaksi terhadap resiko; adalah reaksi seseorang atau tindakan seorang dalam situasi yang tidak pasti.
Reaksi ini antara lain disebabkan karena ketidakpastian ini. Reaksi orang terhadap resiko tidak sama,
tergantung pada hal yang berikut:

a. Jenis kelamin
b. Pendidikan
c. Umur
d. Intelegensi
e. Kondisi ekonomi

Kerugian potensial dalam sistem yang mengandung resiko dapat digolongkan ke dalam bidang:
ekonomi, sosial, politik dan psikologi, fisik, legal atau kombinasi dari semuanya. Three Classes of
Economic Risk:

1. Pure speculative risk (A. H. Mowbray)

Pure risk terjadi bila kemungkinan rugi ada tetapi kemungkinan yang menguntungkan tidak ada.
Contoh: kecelakaan pada mobil

Speculative risk, timbul bila kesempatan adanya rugi maupun untung (gain) sama-sama ada. Contoh:
dalam ekspansi perusahaan.

2. static or dynamic risk (A. H. Willet)

static risk, selalu dihubungkan dengan kerugian yang disebabkan irregular actionkarena peristiwa
alam atau karena kesalahan dari human being (manusia). Statistic losses, biasanya menyebabkan
kerugian pada masyarakat dalam periode tertentu dan pengaruhnya terhadap individual selalu berupa
pure risk.

Dinamic risk, biasanya dihubungkan dengan perubahan kehendak manusia. Contoh: umpamanya ada
perkembangan machinery dan organisasi.

3. Fundamental or particular risk (C. A. Kulp)

Fundamental risk, adalah resiko yang dihubungkan dengan adanya uncertainty, ketidakcermatan,
bencana alam. Particular risk, adalah resiko yang sifatnya personal yang kadang-kadang dapat
dicegah, seperti kehilangan pekerjaan. Sedangkan fundamental risk.

Risk managemen procces terdiri dari lima langkah sebagai berikut:


1. Harus adanya pembinaan prosedur dan komunikasi dalam organisasi secara baik, supaya dapat
menyusun serta menemukan kemungkinan adanya resiko yang akan terjadi.

2. Selalu melakukan identifikasi pada risk. Pengukuran kerugian ini mencakup:

a. Penetapan probilitas pada kerubian yang akan terjadi


b. Penetapan pengaruh terhadap aspej fiansial
c. Kemampuan memperkirakan (predicting)

3. Pengambilan keputusan (decision maker), keputusan mana yang diangga paling baik dan paling
tepat untuk mengatasi masalah, dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Avoiding the risk


b. Reducng the loss
c. Transfering the risk
d. Retaining the risk internally (risk retention)

4. Implementasi daripada metode yang sudah dipilih

5. Evalusi terhadap keputusan yang telah diambil.

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko menempatkan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau megambil resiko akan sukar memulai atau berinisiatif.
Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung resiko ialah orang yang
selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik.” Wirausaha ialah orang yang
lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan
ketimbang usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai resiko yang
terlalu rendah atau yang terlalu tinggi. Wirausaha akan menyukai resiko yang paling seimbang
(moderat). Dengan demikian, keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan
adalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik.

Bahwa pengambil resiko berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya, semakin besar
keyakinan seorang kepada kemampuan sendiri, semakin besar keyakinan orang tersebut akan
kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dan keputusan. Dan semakin besar pula kesediaan seseorang
untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai resiko. Oleh sebab itu, pengambil resiko
ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting dari
perilaku kewirausahaan.

Dalam perusahaan besar, manajemen senior biasanya mengambil keputusan data dan dokumentasi
perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan dan anjungan komite. Informasi ini, biasanya telah
dihimpun dengan cara yang baku, sesuai dengan teknik-teknik pemecahan persoalan. Sebuah
persoalan utama dapat dibagi-bagi sehingga sebagian daripadanya dapat dipecahkan dengan segera.
Biasanya karena ada kebutuhan mendesak yang hasilnya cukup pasti. Biasanya keputusan dicapai
melalui prosedur tetap, yang dimengerti dengan baik oleh manajemen, dan mungkin ini hasil
musyawarah karena banyak orang yang bersedia memikul tanggung jawab pribadi atas keputusan tadi.

C. Mengambil Resiko dalam Peluang Usaha


Seorang wirausahawan adalah penentu risiko dan bukan penanggung resiko. Ducker mengatakan
bahwa ketika wirausawan menetapkan sebuah keputusan, sudah memahami secara sadar resiko yanga
bakal di hadapinya. Selanjutnya wirausaha tersebut akan memperkecil resiko - resiko itu. Dalam hal
ini,penerapan inovasi dalam usaha merupakan usaha yang kreatif untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya resiko. Dalam berwirausaha praktiknya penuh resiko. seperti adanya persaingan, harga
turun naik, barang tidak laku dijual, serta adanya resesi dan inflasi.

D. Pengambilan Resiko Karakretistik Entrepreuner


Ada tujuh ciri-ciri seorang wirausahawan menurut Meredith ( 1996 ) adalah harus memiliki percaya
diri, berorientasikan tugas dan hasil, pengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi ke
masa depan, jujur dan tekun. Sementara menurut Kuratko dan Hodgetts menyebutkan ada sembilan
karakteristik dari entrepreneur, yaitu:

1. Entrepreneur adalah pelaku


2. Entrepreneur itu dilahirkan, bukan di buat atau diciptakan
3. Entrepreneur selalu menjadi penemu atau pencipta sesuatu
4. Entrepreneur adalah akademis
5. Entrepreneur harus memenuhi the profile
6. Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan
7. Ketidak tahuan merupakan keberuntungan bagi entepreneur
8. Entrepreneur menginginkan keberhasilan dan pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup
tinggi
9. Entrepreneur adalah seorang pengambil resiko

Wirausaha sukses harus cermat dalam mengkalkulasi resiko, Kecermatan, ketelitian, ke hati-hatian
merupakan suatu sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Penggabungan dari ketiga sifat
diatas memberi dampak yang positif untuk kemajuan usaha di masa datang. Seorang wirausaha harus
bisa mengkalkulasikan hal-hal yang menghambat pada kemajuan usahanya, meskipun hal yang peling
kecil sekalipun. Ia tidak boleh ceroboh dalam mengambil sikap maupun mengambil suatu keputusan,
apalagi dianggap sepele, karena itu semua juga akan menghambat perkembangan bisnis dan juga
harus tetap mengontrol emosi.

E. Resiko dan Ketidakpastian


Ketika anda terjun ke dunia usaha, Anda juga harus siap menghadapi segala bentuk perubahan,
kejadian dan hal-hal yang penuh ketidakpastian. Inilah perbedaan yang paling mendasar antara belajar
di sekolah, yang penuh teori dan kepastian, dengan berwirausaha,yang penuh dengan hal-hal yang
tidak pasti dan berisiko

1. Ketidakpastian (Unexpected risk)


Ketidakpastian selalu berhubungan dengan keadaan yang memiliki beberapa kemungkinan kejadian
dan dampaknya. Ketidakpastian (uncertainty) sering di sebut “unexpected risk” atau risiko tak terduga
dari sebuah kejadian.

Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian Ada beberapa penyebab kegagalan
usaha

1. Perencanaan yang kurang matang


2. Kurangnya modal
3. Bakat yang tidak cocok
4. Kurang pengalaman
5. Lemahnya pemasaran
6. Tidak mempunyai semangat berwirausaha
7. Tidak mempunyai etos kerja yang tinggi

Ciri-ciri resiko dari ketidakpastian adalah:

1. Tidak bisa di duga sebelumnya.


2. Sulit di rencanakan.
3. Bersifat tiba-tiba.
4. Biasa digolongkan “force majeure”(bencana alam).

2. Risiko ( expected risk)


Risiko merupakan informasi, kejadian,kerugian atau pekerjaan yang terjadi sebagai akibat dari
keputusan yang di ambil dalam kehidupan sehari-hari. Risiko dapat bersifat pasti maupun tidak pasti
yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif. Kunci untuk mengetahui seberapa besar risiko yang akan
Anda hadapi adalah seberapa anda mendapatkan informasi. Semakin sempurna Anda mengetahui
seberapa besar risikonya.

F. Klasifikasi Resiko Usaha


Secara umum, resiko usaha dapat diklasifikasikan sebagai berikut

1. Resiko Murni

Resiko murni adalah resiko yang menyebabkan kerugian dan tidak mungkin menimbulkan
keuntungan. Resiko murni menjadi karena ketiak sengajaan dan tidak dapat dicegah.

2. Resiko Spekularif

Resiko spekulatif adalah risiko yang diambil secara sengaja atau sadar oleh seorang wirausaha dan
memiliki dua kemungkinan hasil, yaitu keuntungan atau kerugian.

Berdasarkan jenis dampaknya, resiko usaha bisa diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Resiko Sistematik

Resiko sistematik adalah risiko yang mempunyai dampak lebih kompleks dibandingkan resiko murni
dan risiko spualatif.

2. Resiko spesifik

Resiko spesifik adalah risiko yang memiliki dampak khusus dan tidak dapat dihindari tetapi bisa di
minimalisasi tingkat risikonya.

G. Jenis-jenis Resiko Usaha


Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian dan ketatnya persaingan usaha, Anda tidak mungkin
menghindari resiko. Salah satu cara yang efektif dan efisien dalam menghadapi resiko adalah dengan
mengenali jenis-jenis risiko itu sendiri.

Jenis-jenis risiko yang sering terjadi dalam dunia usaha dan berwirausaha adalah sebagai berikut.

1. Resiko perusahaan

Resiko perusahaan adalah risiko yang terjadi pada usaha Anda yang akan berdampak pada
kelangsungan hidup atau saham perusahaan Anda.
2. Resiko Keuangan

Resiko keuangan adalah risiko yang berdampak kerugian pada aspek keuangan perusahaan.

3. Resiko Likuiditas (ketersediaan uang tunai)

Resiko likuiditas terjadi ketika ada tagihan mecet dari pelanggan yang menyebabkan alam
ketersediaan uang tunai (likuiditas) perusahaan. Hal ini bisa berdampak pada kerugian tingkat suku
bunga dan kesulitan dalam membayar gaji karyawan.

4. Resiko Permodalan

Resiko permodalan adalah risiko yang terjadi karena kerugian,penjualan,likuiditas,dan keuangan yang
membuat modal usaha Anda mengalami penurunan yang signifikan (rugi besar). Hal ini harus segera
diatasi dengan meneliti dan mengevaluasi faktor penyebabnya.

5. Resiko Pasar

Resiko pasar, yaitu resiko yang terjadi akibat persaingan usaha, perubahan pola persaingan, daya
hidup pelanggan,maupun munculnya pesaing baru yang potensial di pasar produk Anda.

6. Resiko operasional

Resiko operasional adalah resiko dari penyimpangan hasil yang di prediksikan karena tidak
sempurnanya penerapan keputusan, perubahan sistem, SDM, tegnolovasi, produktivitas, inovasi,
proses dan mutu produk.

7. Menurut sifat

a. Resiko Murni

Yaitu resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja.

Misalnya : kebakaran, bencana alam, pencurian dan sebagainya

b. Resiko Spekulatif

Yaitu resiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi
pihak tertentu.

Misalnya :utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya

c. Resiko Fundamental

Yaitu resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup
banyak.

Misalnya : banjir, angin topan, dan sebagainya.

H. Klasifikasi dalam Menghadapi Resiko Usaha


Berdasarkan cara pandang dan menghadapi risiko,setiap orang wirausaha dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.

1. Risk avoidar
Risk avoider adalah orang yang tidak senang menghadapi resiko bahkan cenderung menghindari
risiko.

2. Risk Calculator

Risk calculator adalah orang yang berani mengambil keputusan bila risiko atau dampaknya bisa
dikalkulasikan (dihitung berapa tingkat kerugiannya).

3. Risk Taker

Risk taker adalah orang yang berani dan mampu mengambil keputusan dengan mengukur risiko
secara intuitif saja. Para risk taker ini sering disebut speculator atau gambler.

I. Cara Mengidentifikasi Resiko Usaha


Seorang wirausaha perlu mengindentifikasi risiko agar meminimalkan dampak yang terjadi. Cara
mengindentifikasi risiko adalah sebagai berikut.

1. Metode Analisa Dari Pengalaman dan Sejarah


Gunakan informasi dan data yang ada untuk menganalisa risiko yang akan terjadi di kemudian hari.
contoh:

a. Informasi keluhan pelanggan


b. Informasi kecacatan produk
c. Informasi track record SDM (rekam jejak karyawan)
d. Informasi pertumbuhan penjualan.

2. Metode Pengamatan dan Survei


Dengan melakukan pengamatan survei, akan di peroleh informasi tentang hal yang diinginkan .
Contoh:

a. Pengamatan dan survei tingkat kebutuhan pasar.


b. Pengamatan dan survei tentang ketidakpuasan pelanggan.
c. Pengamatan dan survei untuk menemukan produk baru.
d. Pengamatan dan survei gaya hidup pelanggan .
e. Pengamatan dan survei lokasi berdirinya pabrik dan lingkungan.

3. Metode Acuan
Metode acuan sering digunakan ancaman dalam menemukan kelemahan, peluang, hambatan,
kekuatan, dan ancaman sehingga wirausaha tahu apakah produk, strategis , dan mutunya telah sesuai
dengan pasar. Acuan yang digunakan adalah acuan yang bersifat strategis, yaitu pemimpin pasar atau
produk unggulan.

J. Mengatasi dan Memperkecil Resiko Usaha


Salah satu faktor sukses berwirausaha adalah mengatasi dan memperkecil risiko. Cara mengatasi dan
memperkecil risiko adalah sebagai berikut.

1. Gunakan pengetahuan Anda untuk mengetahui dampak atau risiko yang akan terjadi.
2. Manfaatkan pengalaman yang Anda miliki.
3. Berpikir kreatif dan inovatif dan yakinlah bahwa segala sesuatu pasti ada penyelesaiannya.
4. Asuransikan apa yang perlu di asuransikan.
5. Bekerja dan berpikir prestatif, yang merupakan faktor pendorong untuk mendapatkan pengetahuan
baru melalui”problem and experiential based learning”(Belajar dari masalah dan pengalaman).
6. Keahlian menganalisa, menelaah, menilai, dan menguraikan sebab akibat serta keyakinan diri
untuk mengambil risiko.
7. Mengubah keadaan yang bisa menimbulkan risiko menjadi keadaan yang lebih baik dan berisiko
kecil.
8. Proaktif dan antisipatif, adalah kunci penting dalam mengelola resiko

K. Upaya untuk Mengatasi Resiko Usaha


1. Manajer atau wirausaha menambah pengetahuan tentang:

a. Ketrampilan teknis, terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Misalkan
yang semula dengan teknologi tradisional diganti dengan teknologi tepat guna/modern

b. Ketrampilan mengorganisasi yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor produksi dalam
usaha mencakup SDM, SDA, modal . Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, murah dan
disenangi pembeli.

c. Ketrampilan memimpin yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dikerjakan dengan baik
dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk itu setiap pimpinan dituntut membuat
konsep kerja.

d. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi strategi produksi, strategi
keuangan, strategi SDM, strategi operasional, strategi pemasaran, strategi penelitian dan
pengembangan.

e. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap saat harus membayar
premi yang merupakan pengeluaran tetap.

2. Resiko Pasar

Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasaran.

a. Faktor penyebab:

· Kesalahan dalam mengidentifikasi pasar


· Kesalahan dalam mengetahui kebutuhan pelangan dalam pasar yang dipilih
· Kegagalan dalam memprediksi perubahan pasar
· Kesalahan dalam memperhitungkan secara makro
· Kegagalan dalam memprediksi siklus pasar

b. Upaya yang ditempuh:

· Mengadakan inovasi yaitu membuat desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli.
Misal budidaya lele dumbo
· Mengadakan penelitian pasar dan memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan.

3. Resiko Kredit
Resiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak membayar pinjaman sesuai waktu yang telah
disepakati.

Faktor penyebab:

· Sering terjadi produsen menaruh produknya terlebih dahulu dan dibayar kemudian
· Deditor meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal akibatnya timbul kredit macet,
Upaya yang ditempuh:

a. Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sebagai berikut:

· Dapat dipercaya yaitu watak dan reputasinya


· Kemampuan untuk membayar, hal ini dapat dilihat dari kemampuan/hasil yang diperoleh dari
usahanya
· Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha sehingga merupakan net personal
assets
· Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor

b. Memperlihatkan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan memiliki perusahaan.

4. Resiko Alam

Resiko ini di luar pengetahuan/ jangkauan manusia, misal gempa bumi, banjir, angin topan, kemarau
panjang. Kemungkinan – kemungkinan bertahannya seorang wirausahawan tetap hidup dalam
menghadapi resiko terburuk antara lain :

a. Memperbaiki usaha :

Memperbaiki tampilan, mengganti nama, mengganti personil, melengkapi alat-alat, mengganti strategi
pemasaran, memperbaiki cara produksi/cara kerja.

b. Melakukan alih usaha :

Berpindah dari usaha satu ke usaha lainnya yang memungkinkan, misalnya dari bengkel umum ke
bengkel khusus, pabrik bata ke pabrik genting, produksi tahu ke susu kedelai, warung bakso ke
warung makan, penerbit ke percetakan, dsb.

c. Pindah alamat :

Bisa jadi suatu usaha tidak / kurang berhasil karena faktor tempat yang kurang strategis, atau karena
di dekatnya ada usaha sejenis yang lebih besar

d. Mencari investor untuk berinvestasi :

Mencari orang yang memiliki dana untuk menginvestasika uangnya dengan kompensasi tertentu,
misal dengan bagi hasil

e. Meminta pihak lain untuk mengakuisisi :

Meminta pihak lain untuk membeli sebagian besar saham dengan konsekuensi otoritas pengendalian
usaha akan beralih kepihak lain. laku di pasaran.
L. Tipologi Pengambilan Resiko pada Tingkat Manajemen
1. Pada tingkat bawah

Perusahaan membutuhkan pekerja-pekerja yang terampil dalam melaksanakan hal-hal yang rutin dan
mempunyai sedikit resiko.Mereka akan membawa kestabilan perusahaan.

2. Pada tingkat menengah

Manajer harus dapat lebih banyak kebebasan untuk berinovasi dan membuat perubahan-perubahan
kecil dalam prosedur dan fungsi. Orang-orang yang berada di sini dianggap sebagai pengambil resiko.

3. Pada tingkat atas

Mereka harus mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif agar
berhasil dalam bisnis dan mewujudkan ide-ide mereka menjadi kenyataan.

Manajemen. Pengertian manajemen menurut Prof. Die Liang Lee, adalah ilmu dan seni
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia
dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Fungsi manajemen:

- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Penggerakan
- Pengawasan

Contingency planning [perencanaan peristiwa tak terduga] merupakan cara untuk mengatasi resiko
tertinggal adalah membuat rencana untuk peristiwa tak terduga rencana yang belum terjadi selain itu
dengan memikirkan kemungkinan pemecahan sebelum terjadi dengan menerapkan pendekatan
rasional secara lebih baik pada rencana tersebut maupun akibat yang dihasilkan. Pengembangan
produk sering kali dimulai dengan ‘ hanya sebuah gagasan’ yang dapat datang dari sejumlah sumber
antara lain:

- Permintaan pasar
- Riset pasar
- Kemampuan teknologi baru
- Analisis terarah dari jajaran produk yang pernah dianalisikesenjangannya

terkait ini dapat dikendalikan? Yaitu dengan mengambil pendekatan berfase artinya membatasi
komitmen pada waktu tertentu dan pengembangan hanya berlanjut bila resiko yang dinilai untuk fase
berikut sebanding dengan jumlah yang akan terkena resiko. Fase tersebut dapat dipandang dari
berbagai sudut yaitu:

- Aktivitas para pengembang


- Definisi konsep
- Evaluasi
- Spesifikasi
- Desain dan pengembangan produk
- Produksi
- Peluncuran produk
- Saat dipasarkan.

4. Tahap perencanaan resiko

Petunjuk mengenai tahap perencanaan resiko:

a. Kenali sumber resiko

Mengidentifikasi sebanyak mungkin sumber resiko Membentuk tim kerja Adakan pembahasan
dengan sumbang saran Pertimbangkan hati-hati susunan tim yang wajar agar pembahasan lebih efektif
Sumber potensial dikelola Carilah seseorang yang trampil menemukan apa-apa

b. Hindari resiko

Hal-hal yang dapat mencegah sunber resiko secara potensial adalah: Pertimbangkan bagaimana
potensi resiko dapat dibicarakan Gunakan tenaga ahli untuk pembicaraan Carilah pengalaman baru
dalam menangani masalah Pertimbangkan bagaimana resiko dapat dipindahkan Berilah imbalan
kepada para ahli yang membantu memecahkan masalah

c. Kendalikan manajemen

Pengendalian yang baik diperlukan dalam kasus apapun dan pimpinan

bersama staf harus memonitor kemajuan teknik proyek setiap waktu untuk menemukan masalah
sedini mungkin, sehingga dapat mengadakan perbaikan

d. Asuransikan beberapa resiko misalnya kegagalan pemasok dan kerusakan pada peralatan kritis.
Kelayakan produk atau asuransi jaminan profesi atau garansi pemerintah yang dapat dipakai untuk
mengurangi finansialexposure akibat ulah pelanggan yang ada di Negara lain.

e. Resiko yang tertinggal.

Kemungkinan resiko yang dulu terjadi lagi sasarannya.

f. Perencanaan scenario

Teknik ini dilakukan dengan melihat bahaya yang mungkin terjadi atau scenario alternative dari faktor
yang menyebabkan ketidakpastian. Setelah itu lalu merencanakan setiap scenario dilakukan secara
mendetail.

J. Evaluasi Resiko
Beberapa upaya agar berhasil [efektif] dalam usaha mengurangi waktu meliputi hal-hal berikut:

a. Kumpulkan sedini mungkin sebuah tim inti untuk memelihara visi sasaran yang konsisten
b. Pastikan jenis aktivitas yang berlainan
c. Tentukan informasi yang diambil dari aktivitas awal oleh tim atau bagian lain yang memerlukan
informasi untuk aktivitas berikutnya
d. Dukung penggunaan informasi parsial yaitu komunikasi yang efisien dan terbuka dengan
kepercayaan yang tinggi dan memungkinkan orang untuk memulai aktifitas, sebelum tugas utama
benar-benar selesai
e. Pastikan bahwa prosedur persetujuan fase beroperasi dengan lancar dan cepat Perkuat tim
pengembangan untuk sebanyak mungkin keputusan tidak harus keluar dari tim Terapkan
pengembangan bertahap ( incremental development ) bila memungkinkan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam kondisi yang penuh ketidak pastian dan ketatnya persaingan usaha, Anda tidak mungkin
menghindari risiko. Salah satu cara yang efektif dan efesien dalam menghadapi risiko adalah dengan
negenali jenis-jenis risiko itu sendiri.

1. Di dalam berwira usaha kita harus memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya
risiko usaha
2. Seorang wirausaha perlu mengindentifikasi risiko agar meminimalkan dampak yang terjadi
nantinya misalnya metode Analisa Dari Pengalaman dan Metode Pengamatan dan Survei

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan mengambil resiko usaha di atas tersebut diatas, maka dapat di sarangkan
senbagai berikut.

1. Tentukan tujuan dan sasaran (visi dan misi) Anda ketika menghadapi suatu permasalahan.
2. Carilah kemungkinan adanya alternatif lain dari risiko yang akan terjadi.
3. Pikiran risiko lain yang bisa muncul berdasarkan tabel perbadingan sebab akibat.
4. Kumpulkan semua informasi yang bisa Anda peroleh sebagai bahan pertimbangan.
5. Tanya terlebih dahulu kepada pakar atau ahli tentang hal ini sebelum mengambil keputusan.
6. Putuskan dan yakinlah bahwa Anda telah menyusun rencana Anda dengan sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai