Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal, sejauh
perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang
bermaksa, berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya
distress (tidak nyaman, tidak tentram, rasa nyeri), distabilitas (tidak mampu mengerjakan
pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan resiko kematian, kesakitan, dan distabilitas.
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah waham atau delusi.
Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai
dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu
dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau
kesalahannya atau tidak benar secara umum.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan delusi atau waham?
2. Apa jenis-jenis waham?
3. Bagaimana terjadinya waham?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien waham?

1.3.Tujuan Penulisan Makalah


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien waham
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian waham
2. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis waham
3. Mahasiswa mampu memahami bagaimana terjadinya waham
4. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala waham
5. Mahasiswa mampu memahami pelaksanaan terapi medik pada pasien waham
6. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien waham
1.4. Manfaat Pembuatan Makalah
1.4.1. Bagi institusi
Dengan makalah ini institusi pendidikan berhasil menjadikan mahasiswa lebih mandiri dalam
membuat makalah dan menambah wawasan mereka dalam pengetahuannya.
1.4.2. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa
serta dapat memandirikan mahasiswa dalam mempelajari asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan epilepsi jiwa.

1.5. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam makalah ini disusun, mulai dari Bab I yang berisikan latar
belakang, rumusan masalah, tujuan pembuatan makalah, manfaat pembuatan makalah dan
sistematika penulisan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Waham


2.1.1. Pengertian Waham
Waham adalah keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh
orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial ( Menurut Gail W. Stuart ).
Waham (delusi) adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan
dengan realitas. Haber (1982) keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budayanya. Rawlin (1993) dan tidak dapat digoyahkan atau
diubah dengan alasan yang logis (Cook and Fontain 1987) serta keyakinan tersebut diucapkan
berulang-ulang.
Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan tentang diri dan
lingkungan yang menyimpang, dipertahankan secara kuat, tidak serasi dengan latar belakang
pendidikan dan sosial budaya.
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap dipertahankan
dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien yang sudah kehilangan kontrol.
2.1.2. Jenis-Jenis Waham
Jenis-jenis waham, antara lain:
1. Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai sekali,
orang kaya
2. Waham berdosa
Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar.
Penderita percaya sudah selayaknya ia dihukum berat.
3. Waham dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa dikejar-kejar oleh orang lain atau kelompok orang
yang bermaksud berbuat jahat padanya.
4. Waham curiga
Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu curiga terhadap
sekitarnya. Biasanya yang mempunyai waham ini mencari-cari hubungan antara
dirinya dengan orang lain di sekitarnya, yang bermaksud menyindirnya atau menuduh
hal-hal yang tidak senonoh terhadap dirinya. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita
kenal “Ideas of reference”, yaitu ide atau perasaan bahwa peristiwa tertentu dan
perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman, gerak-gerik tangan, nyanyian
dan sebagainya) mempunyai hubungan dengan dirinya.
5. Waham cemburu
Selalu cemburu kepada orang lain
6. Waham somatik atau hipokondria
Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya, seperti ususnya
yang membusuk, otak yang mencair
7. Waham keagamaan
Waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama
8. Waham nihilistik
Keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah meninggal
9. Waham pengaruh
Yaitu, pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain atau
kekuatan
2.1.3. Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep diri : harga
diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal
mencapai keinginan.
1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal
ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi,
klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak
efektif.
b. Faktor Sosial Budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham
c. Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat menimbulkan
ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan
d. Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak atau
perubahan pada sel kortikal dan limbik
e. Faktor genetik

2. Faktor presipitasi
a. Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok
b. Faktor Biokimia
Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab
waham pada seseorang
c. Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah
sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang
menyenangkan

2.1.4. Proses terjadinya waham (delusi)


Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham, adalah:
1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat
2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4. Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5. Kegagalan yang sering dialami
6. Keturunan paling sering pada kembar satu telur
7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat, misalnya menyalahkan
orang lain
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego spesifik,
reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham menggunakan mekanisme pertahanan
reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai
pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan
ketergantungan ditransformasikan mejadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan.
Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat di terima
dari dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas telah dihipotesiskan telah
menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan
fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka. (kalpan dan Sadock
1997).

2.1.5. Tanda dan Gejala

1. Tanda dan Gejala menurut Budi Anna Keliat, 1999:


• Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit
• Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
• Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
• Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
• Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
2. Tanda dan gejala menurut Azis R dkk, 2003:
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan)
 Klien merasa orang lain menjauh
 Klien merasa tidak ada yang mau mengerti
 Banyak kata ( logorrhoe )
 Inkoheren
 marah-marah tanpa sebab
 Curiga
 Bermusuhan
 Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
 Takut, sangat waspada
 Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
 Ekspresi wajah tegang
 Mudah tersinggung
2.1.6. Rentang Respon
respon adaptif respon maladaptif

pikiran logis distorsi pikiran waham


persepsi akurat ilusi halusinasi
emosi konsisten dgn pengalaman reaksi emosi berlebihan/kurang sulit berespon emosi
perilaku sesuai perilaku aneh/ tidak biasa perilaku kacau

berhubungan sosial menarik diri isolasi sosial

2.1.7. Mekanisme koping


Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman
yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif
meliputi :

Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk


mengatasi ansietas
Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi co : menyalahkan
orang lain
Menarik diri
Pada keluarga : mengingkari
2.1.8. Perilaku waham
1. Waham agama : percaya bahwa seseorang menjadi kesayangan supranatural
atau alat supranatural
2. Waham somatik : percaya adanya gangguan pada bagian tubuh
3. Waham kebesaran : percaya memiliki kehebatan atau kekuatan luar biasa
4. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan atau irasional dan tidak percaya
dengan
5. orang lain
6. Waham nihilistik : keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal
dunia, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
7.
8. Waham Kejar : Klien yakin bahwa ada orang yang sedang mengganggunya,
menipunya, memata-matai atau menjelekkan dirinya.

9. Waham Depresif (menyalahkan diri sendiri) :


10. Kepercayaan yang tdak berdasar. Menyalahkan diri sendiri akibat
perbuatan-perbuatannya yang melanggar kesusilaan atau kejahatan lain.
Waham depresif sering dirasakan sebagai : waham bersalah (perasaan
bersalah, kehilangan harga diri), waham sakit (gangguan perasaan tubuh
yang berasal dari viseral yang dipengaruhi oleh keadaan emosi), waham
miskin (kehidupan perasaan nilai sosial).
11. Siar pikir : percaya bahwa pikirannya disiarkan ke dunia luar
12. Sisip pikir : percaya ada pikiran orang lain yang masuk dalam pikirannya
13. Kontrol pikir : merasa perilakunya dikendalikan oleh pikiran orang lain
2.1.9. Dampak/Akibat masalah utama
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko tinggi perilaku kekerasan. Resiko
tinggi perilaku kekerasan merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/
membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
Tanda dan Gejala :
• Memperlihatkan permusuhan
• Mendekati orang lain dengan ancaman
• Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai
• Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan
• Mempunyai rencana untuk melukai

2.2. Pohon Masalah

Anda mungkin juga menyukai