Anda di halaman 1dari 31

UPAYA GURU SKI DALAM MEMILIH MEDIA PEMBELAJARAN YANG TEPAT

GUNA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SKI DI MTS N 08


MUARO JAMBI

Proposal

Oleh :

Anggita Rahayu

Nim : 201180190

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN


KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SIAFUDDIN JAMBI
Daftar isi

DAFTARISI........................................................................................................................... i

BABI .................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 6

C. Fokus Penelitian ...................................................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BABII ................................................................................................................................... 6

LANDASAN TEORI ............................................................................................................. 8

A. Guru Pendidikan Agama Islam ............................................................................... 8

1. Guru Mata Pelajaran SKI ................................................................................... 8

2. Upaya gyru ......................................................................................................... 8

B. Media Pembelajaraan .......................................................................................... 18

1. Pengertian Media Pembelajaran ....................................................................... 18

2. Klasifikasi Media Pembelajaran ........................................................................ 11

C. Minat Belajar ........................................................................................................ 18

D. Motivasi Belajar ..................................................................................................... 20

BABIII ................................................................................................................................ 23

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................ 24

A. Pendekatan Penelitian .......................................................................................... 24

B. Social Setting dan Subjek Penelitian .................................................................... 24

C. Jenis Data Penelitian ............................................................................................ 24

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 25

E. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 28

I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka membangun sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan
mempnyai peran yang sangat penting, dan perlu diperhatikan setiap perkembangannya,
sebab jika kita lihat pada masa sekarang dimana-mana telah terjadi krisis moral. Disinilah
pendidikan akan menjadi sarana pembentukan moral manusia untuk menjadi pribadi yang
lebih baik lagi. Pendidikanlah yang menjadi wadah pengetahuan,sikap dan keterampilan.
Menurut Ki Hajar Dewantara pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia
atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin terdapat dari pendidikan. Dalam
mewujudkan pendidikan yang berkualitas itu sendiri banyak sekali tokoh-tokoh yang
berperan penting didalamnya, salah satunya guru.

Guru atau yang disebut eorang pendidik merupakan seorang yang dewasa yang
bertanggung jawab dalam membimbing anak didik dalam perkembangan jasmani ddan
rohani agar anak didik dapat mencapai kedewasaannya serta mampu melaksanakan tugsnya
1
sebagai makhluk Allah dan makhluk social yang mandiri. Seorang guru sangat banyak
memiliki peran dalam dunia pendidikan salah satunya dalam proses pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas bersama peserta didik. Pertama yang harus dilakukan oleh
seorang guu adalah membut peserta didik tersebut mau untuk belajar mata pelajaran yang
duajarkan oleh guru tersebut.

Kemudian menurut Prey Katz (Aini, 2012) berpendapat bahwa peranan seorang
guru sebagai komunikator, juga sahabat yang mampu memberikan nasihat serta motivator,
pemberi inspirasi untuk peserta didiknya dan dorongan, guru juga sebagai pembimbing
dalam pengembangan sikap dan tingkah laku peserta didik, dan guru harus bisa menguasai
bahan yang akan diajarkan kepada peserta didikdi dalam kelas.2Serta guru mampu untuk
memahami sifat dan karakteristik peserta didik, kemampuan untuk belajar dan bagaimana

1
Yohana Afliani Ludo Buan, Guru dan Pendidikan Karakter, (Indramayu, Adanu Abimata 2020), hl. 1
2
Siti Maemunah, MuhamadAlif, Peran Guru Orang Tua, Metode dan Media Pembelajaran, Strategi KBM di MasaPandemi
Covid-19, (Banten,, Media Kara Serang, 2020), hl. 8
1
cara mengorganisasikan proses pembelajaran, cara dan gaya belajar serta minat terhadap
sebuah pelajaran.

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting
yang harus dipelajari untuk umat islam, dalam upaya membentuk kepribadian peserta didik
dari pengalaman seorang tokoh atau generasi terdahulu. Seperti yang tercntum dalam
firman Allah SWT, anjuran untuk kita mempelajari sejarah para tokoh-tokoh yang
memperjuangkan agama islam untuk mentauladani prilaku yang baik terdPt di dalam Q.S
Yusuf ayat 111 sebagai berikut.

ٌْ ِ ‫ن حَ د ِ َ ْ ث ً ا َ ُّ ف ْ ت َ ٰز ي وَ لٰ ك ِ ْه ت َ صْ د ِ َ ْ ق َ ا ل َّ ذ‬
َ ‫مَ ا كَ ا‬ ِ ِۗ‫ن ف ِ ٍْ ق َ صَ ص ِ ه ِ م ْ ع ِ ب ْ زَ ة ٌ ِِّّل ُ و ل ِ ً ا ِّْل َ ل ْ ب َ ا ب‬
َ ‫ل َ ق َ دْ كَ ا‬
ࣖ ‫ل ِّ ق َ ىْ مٍ َ ُّ ؤْ م ِ ن ُ ىْ َن‬ ً ‫ه َ َ د َ َ ْ ه ِ و َ ت َ ف ْ ص ِ ُ ْ ل َ ك ُ لِّ ش َ ٍْ ء ٍ و َّ ه ُ د ً ي و َّ رَ حْ م َ ت‬
َ َُْ‫ب‬

Artinya : Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang
yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan
(sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.3

Hal yang sangat mendasar dalam mempelajari sejarah sesungguhnya terletak


pada kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari
fakta sejarah yang ada. Oleh karena itu, jika tema-tema dari pembelajaran SKI dapat
dikemas dengan baik oleh seorang guru yang telaten, maka indikator keberhasitan
belajar tidak hanya sekedar bercokol pada ranah kognitif, tetapi juga dapat sampai pada
capaian ranah afektif. Jadi SKI tidak saja merupakan transfer of knowledge, tetapi juga
merupakan pendidikan nilai (value education).

Dengan adanya kegiatan belajar mengajar dilakukan yang akan membuat


pesertadidik mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman baru. Dalam
berlangsungnya proses belajar mengajar berlangsung guru harus bisa menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan untuk peserta didik.
Sebab bagi sebagian peserta didik pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini kurag
diminati dan dianggaap tidak menarik dan membosankan, hal tersebut dapat terjadi
karena beberapa hal seperti kurangnya kreativitas seorang guru dalam mengajar

3
Q.S Yusuf ayat 111
2
sehingga berlangsungnya proses pembelajaran dianggap kurang menyenangkan bagi
peserta didik.

Umumnya karakteristik dari pelajaran SKI ini yaitu mteri yang mempelajari
tentang sejarah Islam pada masa lampau yang disampaikan dengan cara guru bercerita
saja, sehingga modelpembelajaran seperti inilah yang membuat siswa jenuh,karena
siswa hanya duduk dan mendengarkan cerita yang hanya disampaikan oleh guru saja
sehingga dapat menyebabkan kurangnya kreativitas peserta didik dalam berfikir.
Untuk mmengatasi kebosanan dan ketidak menyenangkan dalam proses pembelajaran
SKI tersebut guru dapat berupaya dengan cara mengubah model pembelajarannya salah
satunya guru dapat menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan minat dan
motivasi belajar pada peserta didik.

Media pembelajaran merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran demi tercapainya sebuah tujuan pendidikan. Terkadang guru sering kali
salah dan kurang tepat dalam pemilihan media pembelajaran, dan seorang pendidik
harus dituntut mampu untuk menggunakan, mengembangkan ketrampilan, membuat
media pembelajaran, maka dari itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup
tentang media pembelajaran.

Tujuan seorang guru memilih media pembelajaran antara lain untuk


mendemonstrasikan, menjadikan siswa merasa akrab dengan media tersebut, memberi
gambaran atau penjelasan tentang materi secara lebih konkrit. Dasar pertimbangan
untuk memilih media sangatlah sederhana, yakni memenuhi kebutuhan atau mencapai
tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc.Cornnel (1974) mengatakan bila media
pembelajaran itu harus sesuai pakailah “ If The Media Fits, Use It”. Dari segi teori
belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologi yang perlu mendapat
pertimbangan dalam pemilihan dan penggunan media adalah sebagai berikut : motivasi,
emosi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum
belajar, partisipasi umpan balik, penguatan (reinforcement), latihan dan pengulangan,
dan penerapan. Hasil nya seorang guru yang tepat dalam pemilihan media
pembelajaran membuat effektifitas pembelajaran tercapai dan hasil belajar siswa
memuaskan, hal tersebut disebabkan siswa mudah, cepat memahami materi yang
disampaikan guru.
3
Media pembelajaran sebagai sarana, alat untuk mengeffektifkan proses transfer
materi kepada siswa agar siswa dapat memahami materi, menerima materi, menguasai
materi dengan baik, jelas, mudah, sehingga proses belajar mengajar berlangsung
dengan baik.Seringkali guru dalam memilih media pembelajaran dalam menyampaikan
suatu materi tidak tepat, salah pilih, sehingga effektifitas transfer materi dalam proses
belajar mengajar tidak tercapai. Setiap alat dalam media pembelajaran mempunyai
karakteristik sendiri-sendiri, sehingga tidak semua materi cocok menggunakan alat dan
sarana media tersebut. Guru kadang kala semua materi disampaikan dengan model satu
alat, sarana media pembelajaran nya apa saja, padahal setiap materi mempuyai isi
program, karakteristik materi berbeda-beda sesuai bidangnya.

Jika guru sudah berhasil dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat
maka peserta didik akan lebih mudah dan cepat dalam menerima pembelajaran dan
dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta didik untuk belajar. Motivasiadalah
sebuah dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu
yang ingin dicapainya. Motivasi dalam belajar atau keinginan belajar dapat dikatakan
memiliki perananan penting karena dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran
siswa dalam hubungan dengan pemahaman bahan pelajaran, singga penguasaan
terhadap bahan yang disajikan menjadi lebih mudah dan efektif.

Motivasi dapat dirangsang oleh faktor luar, motivasi juga tumbuh dalam diri
seseorang. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai daya
penggerak yang memberikan arah kegiatan belajar serta menjamin kelangsungan
kegiatan belajar sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.Jika dari dalam
diri peserta didik sudah terdapat motivasi didalamnya maka minat untuk mempelajari
sebuah pelajjaran pun muncul sendiirinya,

Minat adalah sebagai sebab, yaitu kekuatan yang dapat memaksa seseorang
menaruh perhatian pada seseorang, situasi atau aktivitas tertentu. Atau minat dapat di
artikan sebagai sebuah gejala psikologis yang menunjukan adanya subjek terhadap
objek yang menjadi sasaran, karena objek tersebut dapat menarik perhatian. Minat
dapat di katakan juga sebagai dorongan yang kuat bagi seseorang untuk mencapai suatu
target tertentu. Contohnya menjadikan seseorang pembelajar sungguh-sungguh,

4
kemudian mengalami pembelajaran karena dorongan yang timbul dari hati secara terus
menerus dan semakin kuat sehingga membuatnya termotivasi sendiri untuk belajar. 4

Suatu minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban yang menyertai siswa
dikelas dan menemani dalam belajar.minat mempunyai fungsi sebagai pendorong yang
kuat dalam mencapai prestasinya. Maka dari itu seorang guru tugasnya tidak hanya
sebatas memberi materi pembelajaran saja, guru harus dapat memberikan motivasi
kepada siswa agar dapat meningkatkan minat belajar siswa dengan metode-metode
belajar atau menggunakan media pembelajaran yang menyenangkan agar siswa
memiliki minat dan motivasi untuk belajar dan tercapainya sebuah tujuan
pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa saat ini upaya
seorang guru dalam memilih sebuah media pembelajaran yang tepat adalah hal yang
harus diperhatikan dalam pendidikan. Sehingga masalah ini merupakan masalah yang
menarik untuk dikaji dalam sebuah penelitian skripsi, penulis memilih MTsN 08 muaro
jambi sebagai obyek penelitian ini. Keadaan seperti itu pernah penulis temui pada saat
observasi pra lapangan terlebih dahulu di MTsN 08 muaro jambi. Dari observasi awal
tersebut, terdapat siswa yang antusias dalam mengikuti pelajaran dan ada juga yang
kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah
kebudayaan Islam yang seperti ini cukup kontekstual dari sisi kebutuhan siswa untuk
belajar mengembangkan dirinya. Sehinggaguru diharapkan mempunyai kreativitas
seperti mengembangkan metode pembelajaran yang bervariasi, sumber belajar yang
tepat dan cara pengelolaan kelas sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
yang optimal.Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, peneliti ingin mengkaji tentang
“Upaya Guru SKI dalam Memilih Media Pembelajaran yang Tepat Guna
Meningkatkan minat dan Motivasi Belajar Sejarah Kebudayaan islam Peserta Didik di
MTsN 08 Muaro Jambi”.

4
Sutrisno, M.Kom. meningkatkan minat dan hasil belajar TIK materi topologi jaringan dengan media pembelajaran..cet. 1, (
Malang. Ahil media pres 2021). Hl. 11
5
B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka perlu ditetapkan
fokus penelitian yang terkait dengan penelitian ini guna menjawab segala permasalahan
yang ada. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya guru SKI dalam memilih media pembelajaran yang tepat guna
meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik di MTsN 08 Muaro Jambi. ?

2. Media pembelajaran apa yang cocok digunakan dalam pembelajaran SKI di MTsN 08
Muaro Jambi?

3. Bagaimana kendala yang dihadapi guru dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran di MTs N 08 Muaro Jambi?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini yang ingin dicapai
yaitu:

1. Untuk mengetahui upaya Guru Mata Pelajaran SKI Dalam memilih media
pembelajaran yang tepat

2. Untuk mengetahui mesdia pembelajaran apa yang cocok untuk mata pelajaran SKI.

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi untuk mewujudkan upaya Guru Mata
Pelajaran SKI dalam menggunakan media pembelajaran guna meningkatkan motivasi
dan minat belajar siswa pada Mata Pelajaran SKI di MTsN 08 Muaro Jambi

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi

1. Bagi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

6
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya
hasil penelitian ini diharapan memberikan sumbangan pengetahuan tentang upaya Guru
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam Memilih Media Pembelajaran yang
Tepat Guna Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN 08 Muaro Jambi

2. Bagi MTsN 08 Muaro Jambi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat meningkatkan


kinerja guru dalam Memilih media pembelajaran yang tepat guna meningkatkan
motivasi dan minat belajae sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar Siswa dan
tercapainy\ tujuan pembelajaran yang sesungguhnya dan guru dapat menjalankan
profesi gurunya sesuai dengan professional.

3. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapakan menjadi rujukan para guru dalam
meningkatkan kinerja dalam meningkatkan minat belajar Peserta didik sesuai dengan
profesionalitas yang sudah dipegangnya.

4. Bagi peneliti

Diharapkan dengan penelitian ini peneliti atau penulis menambah wawasan


yang luas berkenaan dengan obyek penelitianya.Lalu dengan prosesnya terjun di
lapangan menambah pengalaman dalam mencari informasi.

7
BAB II

Landasan Teori

A. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Guru Mata Pelajaran SKI

Pengertian “ sejarah” menurut etimologiberasal dari asal kata sejarah yang


seiring dikatakan berasal dari kata Arab “Syajarah”yang berarti pohon. Penegetian
sejarah pada dasarnya memberikan arti objektif tentang masa lampau, dan sebagai
peristiwa itu sendiri5.Secara umum kebudayaan adalah istilah untuk sebuah hasil karya
manusia yang berkaitan dengan pengungkapan bentuk.Lalu kebudayaan atau peradaban
yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam disebut kebudayaan atau peradaban Islam.

Jadi Sejarah Kebudayaan Islam adalah peristiwa masa lampau sebagai hasil
karya manusia yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam.Dalam Kamus Bahasa Indonesia,
definisi guru adalah “ orang yang pekerjaan, mata pencaharian, atau profeinya
mengajar.” Jadi untuk memahami tentang pengertian Guru SKI adalah orang yang
pekerjaanya atau profesi mengajarnya menjelaskan peristiwa masa lampau sebagai
hasil karya manusia yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam.

2. Upaya Guru

Upaya adalah semua sesuatu yang bersifat mengusahakan terhadap sesuatu hal
agar dapat lebih berdaya guna dan berhasil sesuai dengan maksud, tujuan dan fungsi
serta bermanfaat jika dilaksanakan. Upaya adalah usaha, akal; ikhtiar untuk mencapai
suatu maksud, memecahkan persoalan mencari jalan keluar.Upaya yang dimaksud
peneliti disini adalah bentuk usaha seorang guru untuk memilih dan menggunakan
media pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan minat dalam belajar SKI.
Sedangkab menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, upaya merupakan sebuah usaha

5
Dudung Abdurahman, Sejarah Pradaban Islamdari masa klasik hingga modern, (Yogyakarta;Lesfi,002, hl 4)
8
untuk menyampaikan suatu maksud. Upaya juga diartikan sebagai usaha untuk
melakukan suatu kegiatan yang bertujuan.6

Berdasarkan teori di atas penulis menyimpulakn bahwa upaya yakni usaha


seorang guru untuk meningkatkan minat itu sendiri dengan melakukan berbagai
cara.“Guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran disekolah.
Secara khusus guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam membantu anak untuk
mencapai kedewasaanya masing-masing.”7Guru merupakan komponen manusia yang
ikut berperan dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan.berikut arti
guru yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan diantaranya:

 Menurut Zakiyah Daradjat mengartikan bahwa: “guru adalah pendidik profesional,


karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya dan menerima sebagian tanggung
jawab yang terpikul dipundak para orang tua.”8

 Athiyah Al-Abrosy mengemukakan bahwa guru adalah Spiritual Father atau bapak
rohani bagi seorang murid, ialah yang memberi santapan jiwa dengan ilmu, pendidik
akhlak yang membenarkannya, maka menghormati guru merupakan penghormatan
terhadap anak-anak kita, dengan guru itu ia hidup dan berkembang, sekiranya setiap
guru itu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya.9

Dari pemahaman tentang pengertian atau definisi ''upaya atau usaha'' dan
“guru'', maka dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya atau usaha guru secara garis besar
adalah suatu aktivitas guru yang dilakukan dalam rangka membimbing, mendidik,
mengajar dan melakukan transfer knowledge kepada anak didik sesuai dengan
kemampuan dan keprofesionalan yang dimiliki sehingga mencapai sesuatu yang
diinginkan atau hendak dicapai.

6
http://rangerwhite09-artikel.blogspot.com/2015/01/skripsi-upaya-guru-pendidikan-agama_26.html. diakses 01 Oktober 2015.
7
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009),hal. 138
8
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 31.
9
15Athiyah Al-Abrosy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hal. 137.

9
B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran.

Dalam dunia pengajaran, untuk mencapai agar terdapat eefektifitas dan


effesiensi dalam pembelajaran, maka diperlukan suatau alat bantu yang dikenal dengan
istilah “Media Belajar” Media adalah sebuah alat perantara atau pengantar dari guru
untuk siswa.Menurut pendapat Santoso S. Hamidjojomengemukakan pengertian
“Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan ide sehingga ide atau pendapat atau gagasan yang dikemukakan/
disampaikan itu bisa sampai pada penerima”. Dalam hal ini media memiliki peranan
sebagai alat bantu yang digunakan dalam kegiatan belajar – mengajar, dengan tujuan
untuk menyampaikan pesan dalam pembelajaran dari guru kepada peserta didik. Pesan
yang disampaikan media dalam bentuk materi pembelajaran harus dapat diterima oleh
penerima pesan yaitu peserta didik dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan
beberapa alat indera.

Sedangkan pengertian pembelajaran pembelajaran adalah upaya membelajarkan


anak didik. Pembelajaran dalam hal ini berarti cara untuk menggunakan semua sumber
belajar dalam upaya membelajarkan siswa. Rusman (2013: 3) menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Dalam hal ini pembelajaran merupakan proses interaksi
yang dilakukan oleh peserta didik dengan guru dan sumber belajar baik berupa data,
orang lain atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar.

Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinatamenjelaskan bahwa media


pembelajaran merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan
guru untuk mendorong siswa belajar. Hal ini berarti media pembelajaran yang
disediakan oleh guru dapat membantu merangsang pikiran, perasaan dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada peserta didik10.
(Sutjipto (2011: 9) mengemukakan pengertian “media pembelajaran adalah alat yang

10
Tatang M Amirin, manajmen pendidikan, (Yogyakarta,UNY Pres, 2010). Hal 41
10
dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna
pesan yang disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih
baik”.

Dalam hal ini media pembelajaran merupakan suatu alat bantu yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar dari guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa Media
pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan, merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong proses belaja mengajar. Sebagai pembawa pesan media pengajaran
menyalurkan pesan, dalam penggunaan media pembelajaran harus dikuasai dan
difahami oleh guru yang lebih penting dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru..

Dengan demikian penggunaan media pembelajaran sangat penting, karena


hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran.Tujuan akhir dari
pemilihan media pengajaran adalah bahwa penggunaan media pembelajaran dapat
memungkinkan siswa berinteraksi dengan media yang telah guru pilih. Pemilihan
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sejalan dengan tindakan seorang
guru dalam menghadapi keaneka ragaman siswa dalam Proses belajar mengajar
berlangsung, seorang guru memiliki banyak pilihan dalam menentukan media
pembelajaran apa yang tepat, cocok.antara lain:

1. Ciptakan rancangan kelas yang multidiminsional, dan rancanagn pembelajaran yang


menggambarkan keragaman kemampuan belajar.
2. Buat rancangan waktu belajar fleksibel.
3. Kelompokkan siswa berdasarkan basis kemampuannya.
4. Persiapkan strategi pembelajaran untuk kelompok sesuai dengan spesifikasi nya
dengan strategi yang tepat.
5. Gunakan tutorial teman sebaya dan belajar bersama untuk menambah kemampuan
dan pengalaman masing-masing siswa. ( Kauchak, 1998 :8).

2. Klasifikasi Media Pembelajaran


Media pembelajaran terdapat bermacam – macam jenis. Menurut Schramm
(Sutirman, 2013: 16) media dibedakan berdasarkan jumlah audien yaitu massal,
11
klasikal dan individual. Media untuk massal yaitu televisi, radio, dan internet. Media
untuk klasikal yaitu OHP, papan tulis, slide, videotape, poster, foto dan lain – lain.
Media yang bersifat individual yaitu telepon dan handout.
Sedangkan Nana Syaodih Sukmadinanta (2012: 91) menjelaskan jenis media
yang digunakan dalam pembelajaran berupa media gambar, suara, benda asli atau
tiruan, animasi komputer serta media laboratorium dan lingkungan. Media berupa
gambar dapat berupa poster, foto, tayangan slide. Media berupa suara yaitu radio dan
suara rekaman. Benda asli dan tiruan, animasi komputer seperti slide show pada power
point serta media laboratorium untuk praktik peserta didik.
Leshin, Pollock & Reigeluth (Made Wena, 2009: 9) mengklasifikasikan media
kedalam 5 kelompok yaitu :
a. Media berbasis manusia : pengajar, instruktur, tutor, kegiatan kelompok
b. Media berbasis cetak : buku, buku latihan dan modul.
c. Media berbasis visual : buku, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi dan slide.
d. Media berbasis audio visual : video, film dan televisi.
e. Media berbasis komputer : pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video.
Sedangkan Wina Sanjaya (2006: 170) mengklasifikasikan media pembelajaran sebagai
berikut :

a. Dilihat dari sifatnya media dibagi kedalam :


1. Media auditif, Media auditif merupakan media yang hanya memiliki unsur suara, media
ini hanya dapat didengar saja. Contoh : radio dan rekaman suara.
2. Media visual, Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat, tidak
mengandung unsur suara. Contoh : gambar, lukisan, film slide, foto, transparansi, dan
berbagai bentuk bahan yang dicetak.
3. Media audiovisual, Media audio visual yaitu media yang memiliki unsur suara serta
memiliki unsur gambar sehingga media ini dapat di dengar dan dilihat. Contoh :
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula di bagi ke dalam :
1. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak. Contoh : radio dan televsi.
2. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu. Contoh : film
slide dan film video.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam :

12
1. Media yang diproyeksikan seperti : film, slide, film strip, transaparansi dan lain
sebagainya. Media ini memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projector untuk menyajikan film slide, overhead projector
(OHP) untuk menyajikan transparansi. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar,
foto, lukisan dan radio. Dari berbagai klasifikasi media pembelajaran di atas dapat
disimpulkan bahwa setiap media memiliki klasifikasi tertentu sesuai dengan jenis dan
kegunaannya.

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Menurut Soeparno penggunaan media pembelajaran ialah agar pesan atau
informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat tersampaikan semaksimal mungkin
oleh setiap peserta didik sebagai penerima informasi.11Ibrahim dalam Azhar Arsyad
pentingnya media pembelajaran karena media pembelajaran membawa dan
membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat
mereka ketika belajar, membantu meningkatkan pengetahuan peserta didik serta
menghidupkan suasana ketika proses pembelajaran berlangsung .Kemudian media
pembelajaran memiliki enam fungsi utama sebagai berikut
a. Fungsi atensi, menarik perhatian siswa dengan menampilkan sesuatu yang menarik dari
media tersebut.
b. Fungsi motivasi, menumbuhkan kesadaran siswa untuk lebih giat belajar.
c. Fungsi afektif, menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap terhadap materi pelajaran dan
orang lain.
d. Fungsi kompensatoris, mengakomodasikan siswa yang lemah dalam menerima dan
memahami pelajaran yang disajikan secara teks ataupun verbal.
e. Fungsi psikomotorik, mengakomodasi siswa untuk melakukan suatu kegiatan secara
motorik.
f. Fungsi evaluasi, mampu menilai kemampuan siswa dalam merespons pembelajaran.12
Selain enam fungsi diatas, media pembelajaran juga memiliki manfaat antara lain:

Memperjelas proses pembelajaran, meningkatkan ketertarikan siswa dan interaksi


siswa, meningkatkan efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar

11
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Pres, 2009) h. 28.
12
Jamil Suprihatiningrum, Stategi Pembelajaran, (Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2016), h.320-321.

13
siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan ditempat dimana saja dan kapan saja,
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, mengubah peran
guru ke arah yang lebih positif dan produktif, mengkonkretkan materi yang abstrak,
membantu mengatasi keterbatasan pancaindera manusia, menyajikan objek pelajaran
berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya kedalam kelas, dan meningkatkan daya
retensi siswa terhadap materi pembelajaran.13

1. Prinsip-prinsip Penggunaan Media PembelajaranPrinsip pokok yang harus diperhatikan


dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media
digunakan dan diarahkan untuk memahami materi pelajaran. Dengan demikian
penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Agar media
pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah
prinsip yang harus diperhatikan diantaranya:
a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan,
atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan
materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap
materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan
digunakan harus sesuai dengan kompleksan materi pembelajaran.
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa.
Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit
memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif, demikian
juga sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang akan
sulit menangkap bahan pembelajaran yang disajikan melalui media visual.
d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektifitas dan efisien. Media
yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai
tujuan tertentu, setiap media yang dirancang guru perlu memperhatikan
efektifitas penggunanya.
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya. Media yang kompleks terutama media-media mutakhir

13
Jamil Suprihatiningrum, Stategi Pembelajaran..., h. 321.

14
seperti media komputer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan
kemampuan khusus dalam mengoperasikannya
4. Langkah Penyiapan Media Pembelajaran untuk Pembelajaran SKI
Dalam hal penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan 4 tahapan,
Yaitu, persiapan, penyajian, penerapan, dan kelanjutan. dalam setiap tahapan tersebut
perlu langkah-langkah yang harus di siapkan terlebih dahulu.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam penggunaan media
pembelajaran.36 ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh seorang guru
sebagai pengguna media dalam tahapan ini, seperti:
 Membuat RPP, Langkah ini merupakan langkah dasar yang harus dilakukan oleh
seorang Guru SKI, karena RPP merupakan pedoman mengenai apa saja hal yang akan
dilakukan dalam pembelajaran. maka RPP ini menjadi acuan mengenai media apa yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran SKI.
 Mempelajari Tujuan, Tujuan suatu pembelajaran adalah target yang ingin di capai
dalam suatu proses belajar mengajar. Maka tidak menutup kemungkinan hal ini
mempengaruhi dalam suatu keputusaan penggunan media apa yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
 Mempersiapkan Materi, Materi adalah apa yang akan diajarkan oleh Guru. Maka dari
itu setiap Guru perlu mempersiapakan materi dan memilih media apa yang dapat
disesuaikan dengan materi SKI
 Memilih Media, Dalam pemilihan suatu media pembelajaran harus memperhatikan
kriteria-kriterianya, yaitu sesuai dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian materi dengan
media, kemudahan dalam memperoleh dan menggunakan media.
 Berlatih Menggunakan Media, Berlatih dalam menggunakan media sangat perlu
dilakukan oleh seorang Guru, terutama bagi Guru yang baru pertama kali menggunakan
Media pembelajaran.
 Menyiapkan dan mengatur Media Sebelum digunakan, tentunya media harus disiapkan
dan diperiksa kembali kondisinya, agar tidak terjadi masalah ketika KBM sedang
berlangsung.
 Memastikan tempat Mengajar, Dalam tahap ini Guru juga harus memastikan apakah
tempat yang akan digunakan untuk pembelajaran mendukung penggunaan media yang
akan digunakan.
15
2. Tahap Penyajian
Tahap penyajian berarti proses yang mengantarkan pada tahap penerapan penggunaan
media dan aktifitasnya terjadi dari awal pembelajaran. jadi sebelum menggunakan media,
ada berbagai langkah-langkah yang harus diperhatikan, yaitu:

 Menyampaikan pendahuluan
 Menarik Perhatian Siswa
 Menjelaskan Tujuan
 Menjelaskan apa yang harus dilalukan Siswa
 Menjaga suasana Belajar

3. Tahap Penerapan
Tahap Penerapan Merupakan Tahap Inti, karena pada tahap inilah Guru
menggunakan media pembelajaran. adapun Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menggunakan Media
Setelah menyiapkan berbagai keperluan dan mengantar sampai pada tahap ketiga
ini, maka inilah saatnya menggunakan media. Dalam penggunaan media ini, guru harus
berusaha sebaik mungkin dalam menggunakannya untuk mencapai hasil yang
memuaskan. Segala persiapan dalam bentuk latihan maupun mempersiapkan media itu
sendiri menentukan bagaimana kualitas Guru dalam menggunakan Media pembelajaran
tersebut.
b. Melakukan Evaluasi
Setelah selesai proses suatu pembelajaraan, maka Guru harus melakukan
evaluasi terhadap penggunaan media tersebut.38 Evaluasi dapat dilakukan dengan
mengujikemampuan siswa dan dapat dilakukan dengan mendiskusikannya dengan
rekan kerja. Selain itu, perlu juga adanya suatu pengukuran keefektifitasnnya,
diantaranya kecapaian tujuan,ketepatan waktu, keadaan proses pembelajaran dan hasil
akhir dari proses pembelajaran tersebut. Sehinga dari evaluasi ini menghasilkan
keputusan apakah media tersebut bisa dilanjutkan penggunaanya atau ada hal yang
perlu diperbaiki.
4. Tahap Kelanjutan
Tahap ini adalah tahap terahir, adapun langkah yang perlu dilakukan seorang Guru.
Yaitu:
a. Pendalaman Materi
16
Seorang Guru meminta siswa untuk mendalami materi dengan cara seperti
mendiskusikan hasil tes siswa dan membuat rangkuman.
b. Tindak lanjut
Guru diharapkan terus menggunakan media pembelajaran agar terbiasa
menggunakan dan menguasainya. Sehingga dengan penggunaan media
pembelajaran yang berkelanjutan akan meningkatkan kualitas hasil belajar dan
memaksimalkan tujuan pembelajaran. Pemanfaatan Media Pembelajaran untuk
Pelajaran SKI
Berikut ini adalah macam-macam media pembelajaran yang dapat digunakan
dan dikembangkan oleh Guru MI dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam, paling tidak seorang guru SKI dapat menggunakan dua macam media
yaitu visual dan audio visual seperti penejlasan berikut:
 Media Visual
Media Visual yang diproyeksikan Media ini dapat diproyeksikan atau
dipantulkan pada layar, karena bahan yang digunakan tembus cahaya. Media ini dapat
diproyeksikan oleh berbagai proyektor dan yang diproyeksikan hanya berupa gambar.
Adapun contohnya dalam pembelajaran SKI yaitu bisa pada materi walisonggo, Arab
Pra Islam, dan lain sebagainya.Dalam hal ini, cara pembuatan media visual yaitu
berbagai macam variasi dalam pembuatannya, disini penulis hanya memaparkan cara
pembuatan media berbentuk visual yang diproyeksikan yaitu melalui media Power
Point Text (PPT).
Media Visual yang tidak diproyeksikanMedia yang tidak dapat dipantulkan
pada layar atau tidak mampu diproyekskan lewat alat proyeksi. Hal tersebut
dikarenakan dalam pemakaian media bukan bahan yang tembus cahaya. Namun tetap
masih berupa gambar. Adapun contohnya dalam pembelajaran SKI yaitu bisa pada
materi walisonggo, Arab Pra Islam, dan lain sebagainya.
Adapun langkah-langkah penggunaan media pembelajaran secara umum pada
media visual yang tidak diproyeksikan (gambar diam), yaitu:
a. Membuat rencana pembelajaran dan penentuan media (media gambar diam)
b. Mempelajari bahan/materi yang akan disampaikan. Contoh, grafik,peta, dan lain-lain.
c. Menyiapkan media yang akan digunakan. Sehingga pada saatnya tidak terburu-buru.
d. Menjelaskan pada siswa tujuan yang akan dicapai

17
e. Menyiapkan siswa kemudian menjelaskan kepada siswa apa yang harus mereka
lakukan pada saat pembelajaran.
f. Setelah persiapan selesai, baru memulai pembelajaran.
g. Menjelaskan setiap bagian-bagian dari media, sebagaimana contoh peta jazirah arab,
penggunaan media peta guru hendanya menjelaskan setiap bagian-bagian peta seperti
simbol-simbol dan lain-lain.
h. Setelah penyampaian materi selesai, guru bersama siswa secara bersama mengulas
kembali materi yang telah dipelajari bersama kemudian menyimpulkan.

 Media Audiovisual
Untuk media audiovisual ini sangatlah menarik untuk diterapkan dalam suatu
pembelajaran SKI. Karena tidak menutup kemungkinan dengan adanya sarana dan
prasarana yang memadai oleh pihak lembaga atau Instansi maka dengan mengunakan
media audiovisual ini sangat membantu seorang Guru dalam Menjelaskan dan
menerangkan kepada siswanya. Mugkin sebagian besar materi SKI bisa diproyeksikan
dengan video. Sehingga siswa secara tak sadar tertanam gairah belajar serta
memungkinkan anak untuk belajar mandiri.Adapun langkah langkah pembuatan media
audio visual, yaitu:
1. Menentukan gaya gambar yang terdapat dalam media visual, dapat berupa gambar
bebas ataupun yang sudah ditentukan,tergantung kreativitas gambar
2. Membuat sketsa gambar. Gambar sketsa ini sebaiknya disesuaikan dengan materi yang
akan dibuat animasi ataupun background yang akan digunakan.
3. Mengekspor sketsa gambar. Setelah hal ini selesai, selanjutnya adalah mengimpor
gambar tersebut ke macromedia flash dengan cara buka file > Import > Import to Stage
lalu pilih gambar yang akan dimasukkan dan pilih open.

C. Minat Belajar
Menurut WJS Porwadarminto upaya merupakan usaha untuk menyampaikan sesuatu
maksud, akal akhtiar. Sedangkan peningkatan itu sendiri berasal dari kata tingkat artinya
menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat. Mendapat awalan “pe” dan
akhiran “an”, yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.14

14
WJS. Porwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka.2003), hlm. 952

18
Minat belajar secara terminologi terdiri dari dua istilah yang masing -masing memiliki
pengertian sendiri-sendiri. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau gairah atau keinginan.W. S. Winkel
mengatakan “Minat adalah kecenderungan yang agak menatap dalam subjek merasa
tertarik pada bidang hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang
itu.15Secara definisi konseptual minat berarti watak yang tersusun melalui pengalaman
yang mendorong seseorang mencari obyek, aktivitas, pengertian, keterampilan untuk
tujuan perhatian atau penguasaan. Sedangkan secara definisi operasional minat adalah
keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.
Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat untuk dapat mengerti,
memahami, dan mengingatnya. Dalam bukunya L.Crow &A.Crow menyatakan bahwa
minat adalah sesuatu yang berhubungan dengan daya gerak yang mendorong berurusan
dengan orang lain, benda atau kegiatan ataupun suatu pengalaman yang efektif yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.16
Siswa atau individu itu memiliki sedikit minat alamiah namun yang beragam itu
mereka peroleh sebagai hasil dari pengalamannya dari lingkungan tempat mereka tinggal.
Terutama yang menyangkut penemuan guru terhadap minat yang ada pada siswanya,
seorang guru diharapkan dapat merancang pembelajaran yang akan dilakukannya untuk
memenuhi taraf minat yang berbeda yang terjadi pada siswa. Minat adalah suatu kekuatan
yang muncul dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu, untuk dapat mencapai sesuatu,
yang merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik atau
partisipasi terhapat suatu hal. Oleh karena itu minat seorang siswa juga dipengaruhi atas
dasar niat dan kesungguhan dalam mencari ilmu ilmu seperti yang diriwayatkan dalam
hadits shahih al-Bukhori dan Muslim:
Artinya “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan
sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang
hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan
barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang
wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya
tersebut” (HR. al-Bukhāriy dan Muslim)

15
W. S. Winkel, Psikologi Pendididkan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983),hlm. 30
16
L.Crow &A.Crow, Psychologi Pendidikan (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989 ), hlm. 303
19
Selanjutnya peneliti akan memaparkan beberapa istilah yang menyangkut makna dari
belajar, menurut Skinner dalam bukunya Muhammad Surya, Belajar adalah suatu usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseleruhan, sebagai hasil pengalaman seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Belajar adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan
menetapkan sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif
Dalam bukunya Oumarhamalik Ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan
belajar sebagai sesuatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.17
Berdasarkan penjelasan di atas, belajar dapat ditarik sebagai usaha seseorang untuk
membentuk suatu perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh kegiatan atau pengalaman
yang telah dialaminya.Dengan adanya minat atau perhatian siswa kapada mata pelajaran
yang kita berikan maka isi dari materi pelajaran akan terserap dengan baik. Sebaliknya
tanpa adanya perhatian terhadap apa yang kita berikan dengan susah payah tidak akan
didengar, apalagi disukai oleh siswa. Untuk itu hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah
menjadikan bahan pelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, alat-alat yang juga dapat
menarik minat siswa, serta keadaan atau situasi yang dapat menarik minat siswa, dan tanpa
kecuali sikap atau pribadi guru yang dapat menarik perhatian siswa itu sendiri.18
D. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Pengertian Motivasi Belajar Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan daya penggerak dari
dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas demi tercapainya suatu tujuan.
Istilah motif berasal dari akar kata bahasa latin “motive” yang kemudian menjadi “motion”,
artinya gerak atau dorongan untuk bergerak.Menurut Ngalim Purwanto motivasi adalah
segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.19
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia motivasi adalah dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar / tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu.4Dari pengertian motivasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
secara harfiah motivasi berarti dorongan, alasan, kehendak atau kemauan, sedangkan

17
Oumar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar (Bandung: TARSITO, 1983),hlm. 21

18
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta: Rineka Cipta, 1990),hlm. 103-106

19
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 60
20
secara istilah motivasi adalah daya penggerak kekuatan dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu, memberikan arah dalam mencapai
tujuan, baik yang didorong atau dirangsang dari luar maupun dari dalam dirinya.

2. Macam-Macam Motivasi
Motivasi di lihat dari dasar pembentukannya
a) Motif bawaan, Adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa
dipelajari. Contohnya, dorongan makan, minum.
b) Motif yang dipelajari. Motif yang timbul karena dipelajari, contoh: dorongan untuk
belajar ilmu pengetahuan.
Motivasi menurut pembagian Wood Worth dan Marquis.

a) Motif Organis, contoh: kebutuhan untuk makan, minum, bernafas, seksual dan
beristirahat.
b) Motif darurat, atau rangsangan dari luar, antara lain :dorongan untuk
menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas.
c) Motif Objektif, menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, manipulasi
untuk menaruh minat. Muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar
secara efektif.
Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah.
Sebagian ahli menggolongkan jenis motivasi menjadi dua jenis yakni: Motivasi
jasmaniah dan motivasi Rohaniah. Motivasi Jasmaniah misalnya: refleks, insting
otomatis, nafsu, sedangkan Motivasi Rohaniah yakni kemauan.
Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik.

a) Motivasi Intrinsik Adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu
itu sendiri. misalnya murid mungkin belajar menghadapi ujian karna dia senang
dengan mata pelajaran yang diujikan.
b) Motivasi EkstrinsikAdalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar
perbuatan yang dilakukannya, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan
menghindari hukuman.
3. Fungsi Motivasi
a. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Berfungsi sebagai penggerak
(kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.

21
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan tersebut. Makin
jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh.
c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dijalankan yang
serasi guna mencapai tujuan itu, dan mengesampingkan perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan itu.20
Jadi yang dimaksud motivasi belajar adalah kekuatan penggerak dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan proses perubahan tingkah laku
seseorang dalam masalah pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta tingkah laku
baru yang lebih baik. Dorongan disini berasal dari diri sendiri maupun dari luar dirinya.

20
Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 77 14 Arief Armai, Pengantar Ilmu dan
Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 145

22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan merupakan usaha dalam sebuah aktivitas penelitian untuk mengadakan
hubungan dengan objek yang akan diteliti. Pendekatan merupakan upaya untuk mencapai
target yang akan ditentukan dalam tujuan penelitian.
Penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian study kasus dalam arti penelitian
akan difokuskan pada satu fenomena yang dipilih dan akan dipahami secara mendalam,
dengan mengabaikan fenomena lainnya. Satu fenomena tersebut bisa berupa seorang
pimpinan sekolah atau pimpinan pendidikan, kelompok siwa, suatu proses, dan satu
penerapan kebijakan.
Ada beberapa komponen desain yang mempengaruhi perluasan temuan pada sebuah
penelitian kualitatif:
1. Peran peneliti dalam menjalin hubungan sosial dengan partisipan.
2. Pemilihan informan,kriteria,alasan, dan penentuan informan dilakukan dalam
kaitan dengan sampel purposive.
3. Konteks social pengumpulan data dirancang dalam tatanan osial, baik fisik,
social, hubungan interpersonal maupun fungsional.
4. Strategi pengumpulan data: menggunakan macam-macam metodemeliputi
wawancara mendalam, pengamatan partisipatif, dokumen(triangulasi).
5. Strategi analisis data digambarkan prosesnya.
6. Narasi murni deskripsi yang padat disajikaan secara naratifanalitik.
7. Kekhasan, kelompok atau lokasi yang memiliki karakteristik yang
istimewa.
8. Permis-permis analisis, teori-teori dasar dan kerangka pemikiran
penelitian.
9. Penjelasanalternative:rencanapenjelasanyangdapatditerima dan ditolak.

23
B. Social Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di MTs N 08 Muaro Jambi Kelurahan Pijoan,
Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru SKI dan siswa di MTs N 08 MuaroJambi.
C. Jenis Data Penelitian

1. DataPrimer

Data Prime radalah pengambilan data yang dikumpulkan langsung oleh


peneliti individu yang diselidiki yaitu siswa/siswi yang menjadi sampel dari
penelitian ini. Data primer dari peneliti in iadalah siswa-siswi dan guru bidang
studi Sejarah Kebudayaan Islam.

2. Data Skunder

Data skunder ini digunakan sebagai pelengkap dan pendukung dari data
sekunder dalam penelitian ini adalah:
a. Sejarah MTs N 08 Muaro Jambi.
b. Letak geografis MTs N 08 Muaro Jambi.
c. Struktu rSekolah MTs N 08 MuaroJambi.
d. KeadaanGurudi MTsN 08 Muaro Jambi
e. Keadaan siswa di MTs N 08 Muaro Jambi.
f. Sarana dan Prasarana di MTs N 08 Muaro Jambi.
Hasil dari penelitian kualitatif adalah data deskriptif ,hasil
daripenelitian ini berusaha menggambarkan ,menginterprestasikan dan
mendeskripsikan atau menjelaskan objek, peristiwa maupun
kejadianyang sedang berlangsung pada saat penelitian sesuai apa
adanya. Penelitian ini diharapkan dapa tmemberi gambaran yang
lengkap tentang bagaimana upaya yang di lakukan oleh seorang guru
SKI dalam memilih dan menggunakan media yang tepat untuk
meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa di MTS N 08 Muaro
Jambi.

24
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Observasi digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data-data dari sumber data
kunci dan sumber datatambahan. Dalam hal ini peneliti mengadakan observasi
langsung ke MTS Negeri 08 Muaro Jambi untuk mengamati guru SKI, dan siswa
mengenai penggunaan media pembelajaran yang di lakukan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah proses tanya jawab dalam


penelitian yang dilakukan secara lisan dimana dua orang atau lebih
bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan.

Proses wawancara berlangsung secara terbuka dan tidak ada


pemaksaaan dalam melakukan wawancara ini. Teknik wawancara dalam
penelitian skripsi inidigunakan untuk menggali informasi dan menjawab
rumusan masalah mengenai bagaimana cara guru dalam memilih media
pembelajaran yang tepat untuk peserta didik, Media pembelajaran apa yang
cocok digunakan dalam pembelajaran SKI di MTsN 08 Muaro
Jambi?Bagaimana kendala yang dihadapi guru dalam memilih dan
menggunakan media pembelajaran di MTs N 08 Muaro Jambi

Langkah-langkah yang dipakai dalam menggunakan wawancara


ini memakai 6 langkah yaitu: 1) menetapkan kepada siapa wawancara ini
akanpeneliti lakukan, 2) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan
dipertanyakan saat melakukan wawancara, 3) melangsungkan
wawancara, 4) menginformasikan hasil wawancara dan mengakhirinya,
5) menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, 6)
mengidentifikasi hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau\variabel


yang berupa catatan atau transkrip, buku, surat kabar ,majalah, notulen
atau rapat dan sebagainya. Adapun dokumentasi mencakup keseluruha
25
ndata yang dikumpulkan berupa catatan atau arsip yang berkaitan dengan
penenlitian. Berbagai dokumen yang akan diperoleh seperti data statistic
deskriptif MTs Negeri 08 Muaro Jambi, foto kegiatan siswa dan
dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

E. Teknik Analisis

1. Reduks iData

Reduksi data bertujuan untuk memudahkan dalam membuat kesimpulan


terhadap data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Reduksi data
dimulai dari mengidentifikasi semua catatan dan data lapangan yang memiliki
makna yang berkaitan dengan fokus dan masalah penelitian. Data yang tidak
memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian harus disisihkan dari kumpulan
data kemudian mebuat kode pada setiap satuan supayatetap dapat ditelusuri
asalnya dan menyusun hipotesis.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data
yang dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif dan dirancang
sedemikian rupa sehingga menarik minat pembaca untuk membacanya.
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah data terkumpul melalui wawancara dan observasi selanjutya di
proses dan di analisis sehingga menjadi data yang siap disajikan yang akhirnya
dapat ditarik menjadi kesimpulan hasil penelitian. Penarikan kesimpulan awal
masih bersifat longgar, tetap terbuka dan belum jelas, kemudian meningkat
kesimpulan akhir seiring dengan bertambahnya dat asehingga kesimpulan
menjadi suatu konfigurasi yang utuh.
Dalam penelitian ini, hasil data yang telah disusunyang berkaitan
dengan segala upaya yang di lakukan oleh guru SKI dalam memilih media
pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar.
4. Pedoman Penulisan
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Panduan Akademik dan
Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan

26
Thaha Saifuddin Jambi” diterbitkan oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

27
Daftar pustaka

Ludo Buan, AflianiYohana. 2020. Guru dan Pendidikan Karakter,Indramayu, Adanu Abimata
Maemunah Siti, Alif Muhamad. 2020. Peran Guru Orang Tua, Metode dan Media
Pembelajaran, Strategi KBM di MasaPandemi Covid-19, Banten,, Media Kara Serang.
Q.S Yusuf ayat 111
Sutrisno, M.Kom.2021 meningkatkan minat dan hasil belajar TIK materi topologi jaringan
dengan media pembelajaran..Malang. Ahil media pres
Abdurahma nDudung, 2012. Sejarah Pradaban Islamdari masa klasik hingga modern,
Yogyakarta; Lesfi.
http://rangerwhite09-artikel.blogspot.com/2015/01/skripsi-upaya-guru-pendidikan-
agama_26.html. diakses 01 Oktober 2015.
Ramayulis dan Nizar Samsul, 2009. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Daradjat Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Abrosy Athiyah, 1970. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.

M Amirin Tatang,2010, manajmen pendidikan, Yogyakarta,UNY Pres,

WJS. Porwadarminto,2003 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Rosyidi Abdul Wahab.2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab,Malang: UIN Malang Pres.

W. S. Winkel,1983.Psikologi Pendididkan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia,

L.Crow &A.Crow,1989. Psychologi Pendidikan Yogyakarta: Nur Cahaya,

Hamalik Oumar,1983 Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar Bandung: TARSITO,

Arikunto Suharsimi, 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto Ngalim,2000.Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya,

Nasution, 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,

ArmaiArief, 2002.Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta Ciputat Pers

28
29

Anda mungkin juga menyukai