Anda di halaman 1dari 23

PENANAMAN KESADARAN BELA NEGARA BAGI GENERASI MUDA

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan
yang dibina oleh Bapak Sutoyo

Oleh :
Kelompok 5/Offering I
1. Dewi Sekar Miasih (150342606610)
2. Ghalia Nowafi (150342607224)
3. Giovanica Zendi (150342606591)
4. Lely Rindiyanti F.T.P. (150342607238)
5. Mohammad Fajar D.F (150342606362)
6. Rochmatullah (150521604381)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
April 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Penanaman Bela Negara Bagi Generasi Muda. Dan juga kami berterima
kasih pada Bapak Sutoyo selaku dosen matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan
yang telah membimbing kami menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bela negara. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari anda dari perbaikan makalah diwaktu yang akan
datang.

Malang, 18 April 2016

Penyusun
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Generasi muda merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan yang


memiliki potensi strategis, dinamis, kreatif, inovatif dan produktif sangat
diperlukan dalam kaitannya untuk mewujudkan pengetahuan kebangsaan dan
sumber daya manusia guna mengantisipasi arus globalisasi, dengan
menumbuhkan sikap optimisme dalam menatap masa depan bangsa dan negara,
serta sikap proaktif dalam menghadapi tantangan dan peluang di era global untuk
menghantar negara Indonesia dalam arus utama dunia.
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi
merupakan juga tanggung jawab segenap warga negara sesuai kemampuan dan
profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Bela negara
merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi
suatu negara yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen untuk kepentingan mempertahankan eksistensi negara. Secara
fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik
atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara. Sedangkan secara
non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun
peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Dewasa ini suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru
menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung.
Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik
perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda untuk dipelajari, dipahami dan
diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun
merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter. Salah satu dampak
buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan kecintaan
pada negara.
Semangat untuk membela negara seolah telah memudar, perbedaan
pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah
adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang demokratis namun
berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan separatisme yang sering terjadi dengan
mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat
kebersamaan sebagai suatu bangsa, kepentingan kelompok, bahkan kepentingan
pribadi, telah menjadi tujuan utama. Ketidaksiapan masyarakat bangsa akan
sebuah perubahan sosial yang terjadi pada era reformasi ini menjadikan pengaruh-
pengaruh asing mudah masuk dan mudah menggoyahkan sendi sendi kehidupan
berbangsa, diantaranya adalah semangat dan nilai nilai untuk membela bangsanya
seperti, cinta pada tanah air, kewaspadaan terhadap ancaman, dan kerelaan
berkorban untuk bangsa dan negara lambat laun akan menjadi luntur. Kondisi ini
menjadi makin rentan karena bela negara yang dilakukan oleh pemerintah masih
dinilai oleh masyarakat belum memiliki tujuan positif bagi kehidupan masyarakat
Indonesia. Untuk itu pada makalah ini akan mencoba menguraikan definisi bela
negara, bentuk-bentuk usaha pembelaan negara, peran generasi muda dalam bela
negara, dan penanaman bela negara pada generasi muda.

Rumusan Masalah
Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi bela negara ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk usaha pembelaan negara ?
3. Bagaimana cara meningkatkatkan kesadaran bela negara untuk generasi
muda ?
Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui definsi bela negara.
2. Mengetahui bentuk-bentuk usaha pembelaan negara.
3. Mengetahui cara meningkatkan kesadaran bela negara untuk generasi
muda.
PEMBAHASAN

1.1 Definisi Bela Negara


Bela Negara, adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara (UU No.3/2002). Bela
negara merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu negara yang mencerminkan patriotisme
seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen untuk kepentingan
mempertahankan eksistensi negara. Bela negara dibagi menjadi dua, yaitu :
1. FISIK, Usaha pertahanan mengahadapi serangan fisik atau Agresi dari
pihak yang mengancam keberadaan negara.
2. NON-FISIK, upaya turut serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bela negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga negara
untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar
maupun dalam negeri dengan cara penyelenggaraan pertahanan negara yang
dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia maupun oleh seluruh komponen
bangsa.
Sejarah Bela Negara
1. Periode Pertama (Perang Kemerdekaan 1945-1949).
Bela negara dipersepsikan dengan perang kemerdekaan,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara diwujudkan ikut serta
berperan dalam perjuangan kemerdekaan, baik bersenjata maupun tidak
bersenjata.
2. Periode Kedua (1950-1965).
Dalam menghadapi berbagai pemberontakan dan gangguan-
gangguan dalam negeri, bela negara dipersepsikan identik dengan upaya
pertahanan dan keamanan, baik bersenjata maupun tidak bersenjata
3. Periode ketiga (Orde Baru 1966-1998)
Bela negara dipersepsikan identik dengan Ketahanan Nasional.
Pada periode ini keikutsertaan warga negara dalam bela negara
diselenggarakan melalui berbagai segenap aspek kehidupan nasional.
4. Periode Keempat (Reformasi 1999 – Sekarang)
Bela negara dipersepsikan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai
krisis yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pada periode ini
keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara disesuaikan dengan
kemapuan dan profesi masing-masing
Nilai-nilai Bela Negara
1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara Indonesia
3. Yakin akan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
4. Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
5. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara
Dasar Hukum Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara“. dan “Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang”.
Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari
segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari
luar maupun dari dalam. Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela
Negara:
1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan
Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam
Negara Rl. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.
1.1 Bentuk Bentuk Usaha Pembelaan Negara
1. Penyelenggaraan Pertahanan Negara
        Pertahanan Negara  diselenggarakan  melalui  usaha  membangun, 
membina  kemampuan  daya  tangkal  Negara  dan  bangsa,  serta 
menanggulangi  setiap  ancaman  yang  dating.  Penyelenggaraan
pertahanan  Negara  diselenggarakan oleh komponen-komponen  berikut :
a. Komponen  Utama  Pertahanan  Negara
b. Komponen  Cadangan dan Pendukung  Pertahanan Negara
Menurut  Pasal 30 UUD  1945  usaha  pertahanan  Negara  dilaksanakan 
dengan  Sistem  Pertahanan  dan  Keamanan Rakyat  Semesta
( Sishankamrata ).
2. Sifat Sishankamrata
Sishankamrata  memiliki  sifat-sifat  sebagai berikut :
1) Kerakyatan
2) Kesemestaan
3) Kewilayahan
Berbagai upaya bela negara juga dapat dilakukan melalui organisasi
maupun individu. Upaya bela negara tidak hanya berperang, tetapi
mengharumkan nama bangsa Indonesia di luar negeri pun disebut bela
negara. Misalnya, yang dilakukan oleh para atlet olahraga yang berlaga
dalam olimpiade. Kita bisa ikut bangga jika ada atlet Indonesia menjadi
juara dalam kejuaraan antarnegara atau kejuaraan dunia. Kebanggaan dan
keharuan kita bertambah ketika sang saka Merah Putih berkibar dengan
gagah di antara bendera negara-negara lain. Selain itu secara organisasi, bela
negara dapat dilakukan melalui pengiriman Tim SAR Indonesia untuk
mencari dan menolong korban bencana alam.

Selain secara organisasi, individu-individu sebagai warga negara


juga dapat berperan membela negara dalam tindakan, menjunjung
nasionalisme, patriotisme, serta membela Pancasila dan UUD 1945.
Berbagai upaya pembelaan terhadap negara dan mewujudkan keamanan
dapat dilakukan warga negara dalam semua aspek kehidupan.
Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 5, menegas kan bahwa
pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahan kan
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan
wilayah dan menjadi tanggung jawab segenap bangsa. Oleh karena itu,
ancaman terhadap sebagian wilayah Indonesia merupakan ancaman bagi
seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut maka
keikutsertaan segenap warga negara dalam upaya pembelaan negara bukan
hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga dalam lingkungan terdekat tempat
kita tinggal. Artinya, menjaga keutuhan wilayah lingkungan kita tidak dapat
dipisahkan dari keutuhan wilayah negara secara keseluruhan.

Bentuk Ancaman terhadap Bangsa dan Negara

Menurut  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 ancaman  terhadap


Negara mencakup ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan. Ancaman
terhadap kedaulatan Negara yang semula bersifat konvensional (fisik) 
berkembang  menjadi  multidimensional (fisik dan nonfisik)  baik  yang  berasal 
dari  luar  negeri  dan  dari   dalam  negeri. Ancaman  dibedakan  menjadi dua
yaitu, Ancaman Militer dan Ancaman Nonmiliter.

Peran serta masyarakat dalam upaya pembelaan negara berlangsung sejak


masa awal kemerdekaan. Keterlibatan warga negara dalam pembelaan negara
adalah sebagai berikut :

1. Dibentuknya kelaskaran rakyat, kemudian dikembang kan menjadi barisan


cadangan pada periode perang kemerdekaan ke-1.
2. Pasukan Perang Gerilya Desa (Pager Desa) termasuk mobilisasi Pelajar
(Mobpel) sebagai bentuk per kembangan dari barisan cadangan. Pada
periode perang kemerdekaan ke-2.
3. Pada 1958-1960, muncul Organisasi Keamanan Desa (OKD) dan
Organisasi Perlawanan Rakyat (OPR) yang merupakan bentuk kelanjutan
Pager Desa.
4. Pada 1961 dibentuk pertahanan sipil (Hansip), Wanra, dan Kamra sebagai
bentuk penyempurnaan dari OKD/OPR.
5. Perwira cadangan yang dibentuk sejak 1963.
6. Kemudian, berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 1982, ada
organisasi yang disebut rakyat terlatih yaitu Wanra yang membantu
pertahanan dan Kamra yang membantu keamanan dan anggota per
lindungan masyarakat.
Contoh yang dilakukan Polri dalam upaya bela negara, antara lain:
1. Mendukung tetap tegaknya negara kesatuan RI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
2. Melakukan penyuluhan kesadaran hukum bagi warga Negara.
3. Melakukan pengaturan lalu lintas dan memberikan pengayoman keamanan
bagi warga Negara.
4. Memberikan perlindungan keamanan dari berbagai tindak kejahatan
terhadap warga Negara.
5. Melakukan proses penyidikan dan penyelidikan terhadap berbagai tindak
kejahatan.
Alasan Pentingnya Usaha Pembelaan Negara
Bangsa  Indonesia  menyatakan  kemerdekaannya  pada  tanggal  17
Agustus 1945.  Kemerdekaan  tersebut  diraih  melalui  perjalanan  yang  sangat 
panjang  dengan  mengorbankan  segenap  jiwa,  raga,  dan  harta.  Dengan  tekad
bulat, seluruh rakyat Indonesia  akhirnya dapat  mencapai  kemerdekaaannya  dan 
berdiri  sebagai  bangsa  yang  memiliki  kemerdekaan.
            Salah  satu  keutuhan  perjuangan  bangsa  Indonesia  saat  ini  adalah
menjaga keutuhan wilayah NKRI. Pertahanan  dan  keutuhan  wilayah  RI
menjadi  tugas  dan tanggung  jawab seluruh rakyat Indonesia melalui  sitem
pertahanan dan  keamanan rakyat semesta. Seluruh  warga  Negara harus  mau
dan  siap  membela  Negara  dari ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri.
Beberapa  alasan  diadakannya  wajib  Bela  Negara, anatara  lain :
1) Latar  Belakang  sejarah
2) Kedudukan geografis dan geostrategic NKRI yang terletak pada posisi
silang
3) Kondisi Demografis  bangsa   Indonesia yang sangat  heterogen
4) Adanya  Perkembangan Ilmu Pengetahuan  dan teknologi
5) Kedudukan Tanah air yang strategis

1.1 Cara Meningkatakan Kesadaran Bela Negara Untuk Generasi Muda


Membangun Kesadaran Bela Negara pada pemuda merupakan sesuatu yang
penting dan tidak bisa dianggap suatu hal yang sepele, karena pemuda merupakan
generasi penerus bangsa yang tidak dapat didisparitaskan dari sejarah bangsa ini.
Kendatipun demikian, kesadaran bela negara ini jangan pula ditafsir hanya
berhubungan dengan angkat senjata melawan musuh dari negara luar belaka,
melainkan harus lebih luas memandangnya, sehingga dalam pengejawantahannya,
pemuda lebih kreatif mengimplementasikan arti bela negara ini dalam
kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat bela negara itu sendiri.

Sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bersama bertanggung jawab


mengemban amanat penting ini, apabila pemuda sudah tidak terpatri dalam
dirinya akan kesadaran mengenai bela negara, maka ini merupakan ancaman besar
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, bisa jadi suatu saat mengakibatkan
bangsa ini akan berada ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk
dari bangsa-bangsa lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.

Kalau kita coba melihat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu
indikator bahwa sebagian kalangan pemuda di negeri ini telah mengalami
penurunan kesadaran akan pentingnya bela Negara. Hal tersebut bisa kita lihat
dari segelintir persoalan seperti, kebiasaan pemuda yang lebih bangga dengan
budaya atau simbol-simbol bangsa lain dan tidak bangga dengan budaya bangsa
sendiri. Ataupun, pemuda saat ini lebih cenderung meninggalkan nilai-nilai
budaya bangsa dengan memamerkan ciri  westernisasi. Dan semakin banyaknya
pemuda yang melakukan perilaku penyalahgunaan narkoba, dan kondisi ini
diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada sesama yang
ditunjukkan dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-tengah
masyarakat. Permasalahan ini jelas mengganggu sikap kesadaran bela Negara
pada pemuda.
Hal lain juga yang dapat mengganggu kesadaran bela negara di tingkat
pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran
dan kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan
masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi
dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat maka sedikit banyak himpitan
persoalan akan dapat teratasi. Dengan perilaku ini, pemuda telah melakukan
langkah konkrit dalam melakukan bela negara.
Fenomena-fenomena diatas merupakan tantangan bagi kita dan akan
cenderung menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya.
Kondisi pemuda yang seperti itu juga akan menjadikan pemuda kita menjadi
pemuda yang kehilangan identitas dan karakter yang berdampak pada hilangnya
perekat di masyarakat yaitu pemuda itu sendiri.
Salah satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda
tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang
dihadapi saat ini. Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan,
dalam melakukan perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga
keutuhan bangsa ini, mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih
besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru disegala aspek, atas
derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga merupakan salah satu menjaga
negara ini.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan
sosial dan memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini. Usaha
pembelaan negara berdasar pada kesadaran setiap pemuda akan hak dan
kewajibannya. Kesadaran demikian perlu ditumbuhkembangkan melalui proses
motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut sert dalam pembelaan negara.
Proses motivasi untuk membela negara dan bangsa akan berhasil jika setiap
pemuda memahami keunggulan negaranya. Disamping itu setiap pemuda
hendaknya juga memahami kemungkinann segala macam ancaman terhadap
eksistensi bangsa dan negara indonesia. Dalam hal ini terdapat beberapa dasar
pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap pemuda untuk ikut
dalam usaha bela negara. Kaelan dan Achmad Zubaidi (2007:121)
mengemukakan bahwa untuk mewujudkan motivasi pemuda terhadap semangat
bela negara setidaknya harus diperhatikan beberapa hal, antara lain:
1. Pengalaman sejarah perjuangan republik Indonesia
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidangpersenjataan
6. Kemungkinan timbulnya peperangan
Keenam pokok pikiran diataslah yang harus diperhatikan dan
ditumbuhkembangkan sebagai jalan meningkatkan motivasi generasi muda agar
melakukan upaya-upaya pembelaan negara. Dengan membangun kesadaran itulah,
maka pemuda telah melakukan salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga
keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan Bela Negara harus diajarkan sejak dini, mulai dari pendidikan
dasar, menengah dan tinggi ( dari TK s/d Universitas). Memang saat ini
kurikulum Tahun 2013 tidak secara eksplisit mencantumkan hal tsb, namun tidak
menghambat untuk menyampaikan materi pendidikan Kewarganegaraan,
Pancasila, Sejarah Perjuangan Bangsa dan mata pelajaran lainnya yang relevan,
serta Pramuka yang menjadi kewajiban Ekstra Kurikuler. Penanaman nilai nila
Bela Negara (Cinta tanah air, Sadar Berbangsa dan Bernegara, Yakin Pancasila
sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban, serta Mempunyai kemampuan awal
secara psikis dan fisik untuk Bela Negara) bagi pelajar sangat penting. Dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Bela Negara, pihak sekolah dapat
melibatkan instansi terkait, seperti unsur TNI, Polri, Kemhan, Lemhannas,
Kemenko Polhukam, Kemendikti dan Riatek, Kemdikbud, Kemdagri, Pemda dll
dlm menyampaikan materi berupa Ceramah, Diskusi Interaktif, sampai dengan
simulasi Bela Negara, sehingga terwujud sinergitas penyelenggaraan Bela Negara
di kalangan Siswa dan Mahasiswa.
Materi disampaikan secara Komunikatif, Dialogis dan Interaktif, sehingga Tidak
Monologis, Dokrinal dan Menakutkan peserta.
Pendidikan Bela Negara harus berupaya membuat peserta menjadi betah,
senang, riang gembira, menggunakan bahasa bahasa yang mudah dicerna dan
diterima masyarakat, sehingga tidak terkesan seperti wajib militer sebagaimana
dikhawatirkan oleh sebagain elit2 politik yang dianggap seperti Era Orde Baru
(Militer akan kembali memasuki Bidang Politik). Materi materi Bela Negara
harus sesuai kondisi dan tantangan ke depan, agar mudah diresapi, dihayati, dan
dijiwai oleh semua unsur masyarakat untuk bekal Bela Negara dalam semua aspek
Kehidupan IPOLEKSOSBUDHANKAM.
Bela negara adalah komponen penting dalam tegaknya negara sebagai
negara yang berdaulat, adil.dan makmur. Tanpa Bela Negara yang kuat dan
kokoh, akan sulit negara kita mewujudkan kemandirian yang merupakan salah
satu dasar menjadi Negara yang hebat dan berpengaruh di Asia dan Dunia. Diklat
Bela Negara harus ditingkatkan di semua level Ormas, LSM dan berbagai Parpol,
maupun di lingkungan Pemerintahan, perusahaan BUMN dan Swasta agar
terwujud rasa Nasionalisme, Patriotisme dan Cinta Tanah Air yang tinggi
terhadap NKRI.
Kita memang saat ini tidak dalam menghadapi “Musuh Nyata” perang fisik
dengan Negara lain seperti Korea Selatan menghadapi Korea Utara., Namun
sesungguhnya kita saat ini lagi menghadapi “Musuh Negara Indonesia” seperi
Kemiskinan, Narkoba, Ideologi Radikal dll, termasuk perlambatan perkembangan
ekonomi yang lagi kurang menggembirakan yang berpotensi seperti Krisis
Tahun.2008. Untuk itu, semua komponen bangsa harus sepakat melawan “musuh
bangsa” tersebut dengan melakukan Bela Negara. Nampaknya setelah merayakan
70 Tahun Kemerdekaan RI, perlu dipertimbangkan kembali dalam jangka pendek
untuk melakukan “Sumpah Pemuda jilid II” atau sebutan lainnya (Sumpah
Kebangsaan) sebagaimana yang dilakukan oleh para pejuang dan pendahulu kita
melaksanakan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 agar mempunyai semangat
perjuangan bangsa dan tekad yang kuat untuk memajukan Negara dan Bangsa ini,
ditengah persaingan global antar bangsa di dunia.
Generasi muda Indonesia harus memiliki jati diri dan daya tangkal, serta
daya saing dalam mengarungi arus Globalisasi yang telah melanda Indonesia.
Semoga pencerahan ini menjadi renungan dan dpt segera ditindak-lanjuti sesuai
ketentuan peraturan yang berlaku oleh rekan rekan sekalian, sesuai fungsi dan
tugas yg diemban agar upaya bela negara dapat lebih nyata dirasakan manfaatnya
oleh Generasi Muda khususnya para pemuda sebagai generasi penerus bangsa.
Peran Serta Pemuda
Disaat kondisi bangsa seperti saat ini peranan generasi muda sebagai pilar
penggerak, pengawal jalannya reformasi, dan pembangunan sangat diharapkan.
Dengan organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dapat memainkan peran
yang lebih besar untuk mengawal jalannya reformasi dan pembangunan.
Permasalahan yang dihadapi saat ini, justru banyak generasi muda atau pemuda
yang mengalami disorientasi, dislokasi, dan terlibat pada kepentingan politik
praktis. Seharusnya melalui generasi muda terlahir inspirasi untuk mengatasi
berbagai kondisi dan permasalahan yang yang ada. Generasi muda yang
mendominasi populasi penduduk Indonesia saat ini, mesti mengambil peran
sentral dalam berbagai bidang untuk membangun bangsa dan Negara.
Sudah Saatnya pemuda menempatkan diri sebagai agen sekaligus
pemimpin perubahan. Pemuda harus memperjuangkan cita-cita bangsa melalui
perjuangannya. Generasi muda yang relatif bersih dari berbagai kepentingan akan
menjadi asset yang potensial dan mahal dimasa depan. Saatnya pemuda
memimpin perubahan. Pemuda yang tergabung dalam berbagai Organisasi
Kemasyarakatan, pemuda yang memiliki persyaratan awal untuk memimpin
perubahan. Mereka memahami dengan baik kondisi daerahnya dari berbagai sudut
pandang. Kemudian proses kaderisasi formal, informal dalam organisasi, serta
interaksi yang kuat dengan berbagai lapisan sosial.
Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest)
untuk suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi
perubahan yang diusung oleh kekuatan generasi muda, sepanjang moral dan
semangat juang tidak luntur. Namun bersatunya pemuda dalam satu perjuangan
bukanlah persoalan mudah. Dibutuhkan syarat minimal agar pemuda dapat
berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, moral perjuangan harus terpenuhi,
yakni terbebas dari kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok. Kedua,
kesamaan agenda perjuangan secara umum. Ketiga, terlepasnya unsur-unsur
primordialisme dalam perjuangan bersama yang sensitive dalam kebersamaan.
Mengembalikan semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan
pemuda akan mengangkat moral perjuangan generasi muda. Nasionalisme adalah
kunci integritas suatu negara atau bangsa. Sementara visi reformasi seperti
pemberantasan KKN, amandeman konstitusi, otonomi daerah, budaya demokrasi
yang wajar, dan egaliter juga dapat memacu semangat pemuda untuk memulai
perubahan.
Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi
yang sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih
menjadi bidang eksklusif bagi sebagian orang, termasuk generasi muda. Pemuda
harus menyadari , bahwa sumber daya (resource) negeri ini merupakani aset yang
harus dipertahankan supaya tidak terjebak dalam konspirasi ekonomi
kapitalis. Pemuda harus dapat memainkan perannya sebagai kelompok penekan
(pressure group) agar kebijakan-kebijakan strategis pemerintah betul-betul
bermanfaat bagi kepentingan bangsa.
Hal mendasar yang harus dimiliki oleh generasi muda dalam
kontribusinya mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan tujuan dan cita-
cita nasional adalah semangat kebangsaan sebagai sinergi antara rasa
kebangsaan dan faham kebangsaan yang menyatukan tekad untuk
senantiasa menjaga martabat bangsa serta pemahaman tentang apa dan
bagaimana bangsa ini mewujudkan masa depannya (Lemhannas RI, 2008).

Dengan kondisi demikian itu dalam rangka menumbuhkan


semangat bela negara bagi generasi muda guna menjamin ketahan
nasional Indonesia dalam pencapaian tujuan nasional, pendidikan nasional
sangat dibutuhkan keberhasilannya guna menumbuhkan sikap, moral dan
watak bangsa. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
mempertegas rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagai
berikut :

1. Fungsi Pendidikan Nasional ialah mengembangkan kemampuan dan watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Undang-undang
nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan
bahwa kurikulum dan isi pendidikan yang memuat pendidikan Pancasila,
pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan terus ditingkatkan dan
dikembangkan di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Sebagai pelajar
kita harus ikut berpartisipasi dalam membela negara di lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
Anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, anak, serta orang lain yang
menjadi bagian dari keluarga harus melaksanakan kewajiban nya dengan
baik dan sungguhsungguh agar mendapatkan haknya sesuai kewajiban yang
telah dilakukannya. Misalnya, ayah/ibu mencari nafkah dan mengurus
rumah tangga, anak-anak belajar dengan sungguh-sungguh, serta pembantu
mengerjakan pekerjaan di rumah dengan baik.
2. Lingkungan Sekolah
Warga sekolah (civitas akademika) menghormati kepemimpinan kepala
sekolah dengan cara melak sanakan kewajibannya, antara lain sebagai
berikut.
a. Siswa belajar dengan baik dan memenuhi unsur wajib belajar secara
akademik.
b. Siswa menaati tata tertib sekolah atau berdisiplin.
c. Guru mendidik siswa dengan baik, di antaranya pendidikan damai
dan penyelesaian konflik tanpa kekerasan, serta mengacu pada
tujuan yang akan dicapai, baik kompetensi siswa maupun
kurikulum.
d. Staf tata usaha melaksanakan tugas dengan baik dengan men
dokumen tasikan administrasi dengan tertib.
e. Penjaga sekolah melaksanakan tugasnya dengan baik.
3. Lingkungan Masyarakat dan Negara
Perilaku di masyarakat memperlihatkan bela negara disesuaikan dengan
tuntutan dan kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya, mengikuti segala
kegiatan dengan berpartisipasi mengelola lingkungan yang kondusif dan
mendukung kebijakan pemerintah setempat. Bidang hukum, yaitu dengan
cara berperilaku yang tidak melanggar tata tertib yang berlaku.

Dalam bidang ekonomi dapat berpartisipasi meningkatkan kemakmuran


di lingkungan masyarakat dengan cara menjadi anggota koperasi dan tidak
melakukan kecurangan dalam perekonomian. Di bidang sosial budaya, mampu
menunjukkan nilai budaya terbaik sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Bidang pertahanan dan keamanan dapat berbentuk menjaga keamanan
lingkungan, seperti ikut ronda malam. Kepedulian terhadap alam, di antaranya
tidak mela kukan perbuatan yang dapat merusak keseim bangan alam, seperti
penebangan pohon sewenang-wenang dan mendirikan bangunan seenaknya.

Gambar 1. Peran serta masyarakat dan pemuda dalam bela negara.

PERAN MAHASISWA DALAM MEMBELA NEGARA

Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda


sejarah demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor,
penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di
berbagai negara di dunia, baik di Timur maupun di Barat.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir
para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan
mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme
mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada
penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Dalam sejarahnya mahasiswa merupakan kelompok dalam kelas
menengah yang kritis dan selalu mencoba memahami apa yang terjadi di
masyarakat. Bahkan di zaman kolonial, mahasiswa menjadi kelompok elite
paling terdidik yang harus diakui kemudian telah mencetak sejarah bahkan
mengantarkan Indonseia ke gerbang kemerdekaannya.
Dengan demikian adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa untuk
menjadi pelopor dalam melakukan fungsi control terhadap jalannya roda
pemerintahan sekarang. Bukan malah sebaliknya.
Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of change,
agent of modernization, atau agen-agen yang lain. Hal ini memberikan
konsekuensi logis kepada mahasiswa untuk bertindak dan berbuat sesuai
dengan gelar yang disandangnya. Mahasiswa harus tetap memiliki sikap
kritis, dengan mencoba menelusuri permasalahan sampai ke akar-akarnya.
Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan
timbul sikap korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran
prospektif ke arah masa depan harus hinggap dalam pola pikir setiap
mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran konservatif pro-status quo harus dihindari.
Tetapi tidak bisa dipungkiri, mahasiswa sebagai social control terkadang juga
kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa harus menghindari
tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang disandangnya, termasuk
sikap hedonis-materialis yang banyak menghinggapi mahasiswa. Karena itu,
kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan
keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah
keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka pelajari di perguruan
tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika terjun di
masyarakat kelak.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa
mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan
mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap
mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen
pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap
perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap
menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.

Organisasi kemahasiswaan
Resimen Mahasiswa (MENWA) merupakan wadah penyaluran potensi
Mahasiswa untuk ikut serta dalam bela Negara. Melalui Pendidkan Dasar
Militer yang wajib ditempuh setiap anggota MENWA, diharapkan
memantapkan fisik dan mental serta rasa kesadaran bela Negara dengan
semangat, disiplin, dan jiwa nasionalis yang tinggi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Bela negara merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu negara yang mencerminkan patriotisme
seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen untuk kepentingan
mempertahankan eksistensi negara. Bela negara juga dapat dimaknai sebagai
upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia
terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri dengan cara
penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional
Indonesia maupun oleh seluruh komponen bangsa.
Membangun Kesadaran Bela Negara pada pemuda merupakan sesuatu
yang penting  karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Begitu
besarnya kiprah pemuda dalam melakukan perubahan-perubahan di negara
indonesia sebagai wujud sikap bela negara. Dahulu para pemuda indonesia
bersatu padu untuk memperoleh kemerdekaan, dan saat ini peran dan fungsi
pemuda sebagai generasi penerus bangsa dan pengisi kemerdekaan
sebagaimana dilakukan pemuda tempo dulu masih sangat diidamkan oleh
seluruh elemen bangsa.
Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki kaum muda
hendaknya dimanfaatkan sebagai dasar pergerakan pemuda. Pemuda kala ini
hendaknya ikut serta dalam usaha pembelaan negara yang dilakukan dengan
cara mengisi kemerdekaan dengan manampilkan sikap-sikap positif yang
sesuai dengan ideologi bangsa dan konstitusi yang berlaku di indonesia.
Semangat bela negara dapat tercermin dari adanya kesadaran pemuda akan
aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, serta adanya kemelekan
politik dari para pemuda yang akhirnya dapat memposisikan diri dalam
kancah politik nasional untuk perubahan Indonesia.

SARAN
Agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi, maka kita sebgai
warga negara Indonesia harus dapat membela negara. Dengan adanaya
makalah ini diharapkan para pelajar maupun pembaca, dapat lebih mengerti
apa itu arti bela negara itu. Sehingga dapat diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari.
RUJUKAN
Harist Muzani, Teuku. Revolusi Peran Pemuda Pasca Konflik. tersedia dalam

http: //keacehan. blogspot.com/2011/01/ revolusi-peran-pemuda-pasca-

konflik.html.

http:// www. setneg. go.id /index.php?option =com_content&task

=view&id=747&Itemid=135

Kaelan dan Zubaidi, Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan.

Paradigma: Yogyakarta.

Utama, Wira. Penanaman Bela Negara Pada Mata Pelajaran PKN Memiliki

Posisi Strategis tersedia dalam

http://lms.aau.ac.id/library/ebook/MJ_3774_11_H/files/res/downloads/

download_0030.pdf

Undang-Undang Dasar 1945. Citra Umbara: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai