Anda di halaman 1dari 6

PENTINGNYA MELAKUKAN MITIGASI BENCANA UNTUK

MENGURANGI DAMPAK NEGATIF BENCANA DI


INDONESIA

KERTAS KARYA ILMIAH PERSEORANGAN (TASKAP)


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Mitigasi dikenal sebagai berbagai tindakan pencegahan atau siasat yang
dikaji ulang dari kejadian-kejadian sebelukmnya agar dapat mengurangi dampak
dan kerugian yang diakibatkan dari sebuah bencana. Bencana sendiri diartikan
sebagai kejadian yang menimpa sebuah kondisi yang kedatangannya sangat
tidak diharapkan karena membawa kerusakan dan berbagai kerugian lainnya
bagi orang-orang yang terkena dampaknya.
Dengan posisinya yang terletak di antara dua benua dan dua samudera,
tentu saja Indonesia sangat rentan mendapatkan bencana dari berbagai sisi.
Walau sudah seringkali tertimpa bencana, Indonesia masih acapkali belum
sigap dalam mencegah dan menanggulangi dampak kerugian yang menimpa
berbagai daerah di Indonesia yang suseptibel tertimpa bencana. Untuk itu,
dibutuhkan koordinasi yang kuat antara kebijakan pemerintah dengan
kesadaran warga Indonesia untuk melakukan mitigasi bencana. Peraturan
Pemerintah Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana mengatakan bahwa mitigasi bencana merupakan
bentuk yang harus dilakukan mulai dari pencegahan, pencerdasan, hingga
penanganan yang bijak untuk mengurangi risiko terdampaknya berbagai efek
negatif yang dihasilkan dari datangnya sebuah bencana. 1 Bentuk yang dapat
dilakukan untuk melakukan pencegahan dalam rangka mengurangi risiko
terkena efek buruk dari bencana adalah dengan membuaty fasilitas umum yang
kokoh agar dapat memperkecil terjadinya kurgian baik material hingga korban
jiwa.

1
Putera, Rohi Eha dkk. 2020. Mitigasi Bencana Dalam Peningkatan Kewaspadaan Terhadap
Ancaman Gempa Bumi di Universitas Andalas. Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN), 8(2). 83
BAB II
PEMBAHASAN

Pembahasan
Kesigapan Indonesia dalam menangani bencana masih sangat minim
dan belum cukup efektif untuk mengurangi kerugian yang didapatkan dari
bencana. Untuk itu, perlu dilakukan mitigasi bencana yang dapat dilakukan
mulai dari masa pencegahan, penanganan, dan penguatan upaya agar semakin
baik dalam menghadapi sebuah tragedi. Untuk penjabaran mengenai apa saja
yang harus dilakukan selama masa-masa tertentu saat melakukan upaya untuk
mengurangi risiko bencana, penulis membuat penjelasannya sebagai berikut:
1. Masa Pencegahan
Masa pecegahan merupakan masa yang sangat tepat untuk melakukan
tindakan preventif agar bila nanti sebuah bencana akan menimpa sebuah
daerah, masyrakat di wilayah itu sudah bersiap-siap dan tidak panik dalam
menghadapinya. Di masa preventif ini, pemerintah dapat melakukan
pencerdasan kepada masyarakat agar mengetahui apa saja yang harus
dilakukan bila sewaktu-waktu bencana datang secara tiba-tiba. Tindakan
preventif lainnya juga dapat dilakjukan dengan melakukan pencegahan dengan
melakukan edukasi dan bimbingan secara berkala kepada masyarakat
mengenai betapa pentingnya menjaga lingkungan dan merawatnya agar dapat
mecegah kedatangan bencana semaksimal mungkin. Contohnya adalah dengan
edukasi tentang pemanasan global kepada masyarakat dan langkah apa saja
yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut, seperti dengan
mengurangi pemakaian plastik (atau di beberapa tempat penggunaan plastik
dikenakan biaya tertenu), tidak membuang sampah sembarangan dan
mengelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya, mengolah limbah rumah
tangga, dll.
2. Masa Penanganan
Masa penanganan merupakan penanganan yang dilakukan saat bencana
tersebut terjadi. Kedatangan bencama memang tidak pernah diharapkan karena
tidak peduli sudah sekeras apapun kita mencegah kedatangan musibah tersebut
pasti akan tetap terjadi karena beberapa kondisi alam yang berada di luar
kendali manusia. Di saat sudah terjadi sebuah bencana, pemerintah dan aktivits
atau badan lain yang ingin menolong akan mengirimkan bala bantuan kepada
posko-posko bencana berupa sandang, pangan, dan papan
3. Masa Penguatan
Idonesia dapat mencontoh Jepang yang letak astronomis negaranya
menyebabkan Jepang harus sering kali mengalami bencana gempa bumi
bahkan tsunami, meskipun yang memilki frekuensinya lebih sering terjadi adalah
tsunami kecil. Hal itu tidak menjadi alasan Jepang untuk berpasrah dengan
keadaan melainkan negara yang mendapatkan julukan “Negeri Mahahari Terbit”
tersebut memiliki sebuah motivasi untuk membuat gedung yang kuat dan tahan
gempa sehingga bila sewaktu-waktu bila tsunami datang, warga sudah tidak
perlu khawatir karena bangunan-bangunan di Jepang sudah diatur dengan
perhtingan yang tepat agar tahan dalam segala kondisi ekstrim seperti tsunami
dan gempa dasar laut. Tidak hanya berpuas pada teknologi bangunan yang
sebenarnya sudah sangat aman untuk melawan tekanan dan hentakan kencang
yang disebabkan oleh air laut yang datang secara kencang, tetapi mereka terus
melakukan pengkajian ulang dan inovasi agar teknologi yang digunakan
semakin efektif bahkan bisa mengurangi bencana hingga mencapai titik
probabilitas terendah yang mungkin terjadi.
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Berada di letak astronomis yang diapit oleh dua benua dan dua negara
dengan berbagai kondisi alamnya membuat Indonesia mau tidak mau
mengalami berbagai bencana yang seringkali terjadi di berbagai wilayah
Indonesia. Untuk mengurangi risiko terkenanya kerugian yang besar karena
terjadinya bencana tersebut, Indonesia melakukan tindakan mitigasi bencana.
Mitigasi bencana dapat dilakukan pada 3 masa tahapan yaitu saat sebelum
kejadian atau masa pencegahan, masa saat kejadian bencana berlangsung atau
masa penanganan, dan terakhir adalah masa sesudah bencana terjadi atau
masa penguatan.
DAFTAR PUSTAKA

Putera, Rohi Eha dkk. 2020. Mitigasi Bencana Dalam Peningkatan


Kewaspadaan Terhadap Ancaman Gempa Bumi di Universitas Andalas.
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (AsIAN), 8(2). 83

Anda mungkin juga menyukai