TEGALREJO
Disusun Oleh:
1. Chandra Alifian Syah (7101419033)
2. Rizki Ratnafuri (7101419157)
3. Naimatul Azizah (7101419158)
4. Ricky Hermawan Wibisono (7101419169)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas nikmat
dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
laporan amalisis pembiayaan pendidikan dengan judul “Analisis Pembiayaan
Pendidikan Di SMP Negeri 1 Tegalrejo” dengan baik. Laporan ini disusun
berdasarkan wawancara kepada Ibu Widiyati S.Pd,. selaku bendahara di SMP
Negeri 1 Tegalrejo.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembiayaan Pendidikan. Laporan ini penulis susun dengan semaksimal mungkin
dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
laporan ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Saringatun Mudrikah, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Nina Oktarina, S. Pd., M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pembiayaan Pendidikan
2. Ibu Widiyati S. Pd,. selaku narasumber dari SMP Negeri 1Tegalrejo
3. Anggota kelompok 4
Terlepas dari semua itu penulis menyadari seutuhnya bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis terbuka untuk merima segala masukan
dan kritk yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulis bisa melakukan
perbaikan laporan sehingga menjadi laporan yang lebih baik. Penulis berharap
laporan ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi bagi para pembaca.
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................... 9
iv
5.2 Saran ............................................................................................................ 11
LAMPIRAN ......................................................................................................... 13
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pendidikan
Disaat pandemi seperti sekarang pembiayaan pendidikan sekolah
kemungkinan ada perubahan walaupun sedikit, baik itu sumber dana, model
penganggaran sekolag, alokasi belanja yang dilaksanakan sekolah, dan laporan
keuangan sekolah. Dengan ini sebuah sekolah harus jelas atau transparan
mengenai pembiayaan pendidikan, yang bertujuan agar tidak ada kekeliruan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan merupakan proses dan usaha sadar untuk
meningkatkan potensi peserta didik (akademik, emosi, dan spiritual) agar dapat
berkembang secara maksimal.
Kemudian untuk fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia telah diatur
didalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Di dalam undang-undang tersebut memuat segala hal yang bersangkutan
dengan pelaksanaan pendidikan nasional di Indonesia yang meliputi dari
pengertian pendidikan, fungsi dan tujuan pendidikan, jenis-jenis pendidikan,
jenjang pendidikan, standart penddidikan dan lain sebagainya. Dengan
demikian arah pendidikan di Indonesia sudah ditentukan dengan sedemikian
rupa [6]
Berdasarkan pada undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional fungsi pendidikan yaitu Pasal 3 yang menyatakan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradapan bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional Indonesia sesuai dengan undang-undang No.
20 tahun 2003 yaitu, Pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa
adanya (aktualisasi) dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang
apa adanya (potensialitas), dan diarahkan menuju terwujudnya manusia yang
seharusnya atau manusia yang dicita-citakan (idealitas).
4
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan
potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam kajian manajemen pendidikan.
Mulyono dalam (Arwildayanto dkk., 2017) menyatakan biaya adalah
suatu unsur yang menentukan dalam mekanisme penganggaran. Penentuan
biaya akan memengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu
organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Mulyadi dalam
(Arwildayanto dkk., 2017) mengelompokkan konsep biaya dalam arti sempit
yaitu sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Sedangkan dalam arti luas biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu
Pembiayaan merupakan bagaimana mencari dana atau sumber dana dan
bagaimana menggunakan dana itu dengan memanfaatkan rencana biaya
standar, memperbesar modal kerja, dan merencanakan kebutuhan masa yang
akan datang akan uang. Sementara biaya pendidikan adalah seluruh usaha
yang dicurahkan oleh pemerintah dan masyarakat pendidikan berupa uang
maupun non moneter, biaya memerlukan penginventarisasian yang jelas [5]
Menurut Hasbullah [5] Pembiayaan sekolah adalah kegiatan
mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja
pendidikan. Biaya dalam pengertian ini yaitu jenis pengeluaran baik dalam
bentuk barang maupun tenaga untuk kepentingan penyelenggaraan
pendidikan. Pembiayaan pendidikan pada dasarnya adalah menitikberatkan
upaya pendistribusian benefit pendidikan dan beban yang harus ditanggung
masyarakat. Unsur biaya adalah hal yang menentukan dalam mekanisme
penganggaran. Penentuan biaya sangat mempengaruhi tingkat efisiensi dan
efektivitaskegiatan lembaga/organisasi dalam mencapai tujuan tertentu.
Menurut Yahya [5] pembiayaan adalah bagaimana mencari dana atau
sumber dana dan bagaimana menggunakan dana itu dengan memanfaatkan
rencana biaya standar, memperbesar modal kerja, dan merencanakan
kebutuhan masa yang akan datang akan uang
Sedangkan Nanang Fattah [5] mendefinisikan biaya pendidikan
5
merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai
keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru,
peningkatan profesional peralatan, pengadaan alat-alat dan buku pelajaran,
alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan
pendidikan, dan supervisi pendidikan.
Achmad Sanusi dalam (Rahman, 2017) secara konseptual merumuskan
biaya pendidikan sebagai pengorbanan yang tak dapat dihindarkan untuk
mendukung proses kegiatan yang diturunkan dari rencana kerja dan anggaran,
atau sejalan dengan yang dibutuhkan sepanjang pelaksanaan rencana dan
anggaran itu, serta pengorbanan tersebut dapat dihitung atau diperkirakan
dalam uang, berdasarkan harga satuan di pasar atau ketentuan lain yang
disahkan.
Pembiayaan pendidikan pada dasarnya menitikberatkan pada upaya
pendistribusian manfaat pendidikan dan beban yang harus ditanggung oleh
masyarakat. Pakar ekonomi mulai memberikan perhatian yang serius terhadap
pendidikan oleh karena pendidikan akan meningkatkan kemampuan manusia
dalam berproduksi. Disinilah muncul pandangan mengenai manusia sebagai
modal pembangunan atau sering disebut sebagai human capital. Biaya secara
sederhana adalah sejumlah nilai uang yang dibelanjakan atau jasa pelayanan
yang diserahkan pada siswa. Pembiayaan pendidikan berhubungan dengan
distribusi beban pajak dalam berbagai jenis pajak, kelompok manusia serta
metode pengalihan pajak ke sekolah. Hal yang penting dalam pembiayaan
pendidikan adalah berupa besar uang yang harus dibelanjakan, dari mana
sumber diperoleh dan kepada siapa uang harus dibelanjakan.
Berdasarkan penjelasan yang sudah diuraikan di atas maka, pengelolaan
pembiayaan pendidikan merupakan pengelolaan semua bentuk keuangan baik
usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas atau
kegiatan program pendidikan yang secara langsung maupun tidak langsung
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 62 ayat (1) dinyatakan bahwa
pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya
6
personal.
a. Biaya investasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumber daya manusia dan modal kerja tetap.
b. Biaya operasi meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan
pendidikan habis pakai dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa
daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.
c. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh
peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur
dan berkelanjutan. Sedangkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI
No. 40 tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana yaitu:
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habispakai, serta perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempatbermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain
yang diperlukan untukmenunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
4.2 Pembahasan
Laporan keuangan merupakan laporan yang berisi pencatatan uang dan
transaksi yang terjadi dalam sebuah organisasi baik pembelian maupun
penjualan. Sekolah merupakan salah satu organisasi yang harus melaporkan
keuangannya yang pada dasarnya sekolah sebuah perusahaan tetapi dalam
bidang pendidikan.
Di SMPN 1 Tegalrejo sendiri tentunya juga melaporkan penggunaan
keungannya. Sekolah mendapat dana 100% dari dana BOS. Dana BOS ini
dihitung per peserta didik sebesar Rp 1.100.000,00. Dana yang diperoleh ini
dialokasikan untuk kegiatan belanja barang/jasa dan belanja modal. Seperti
halnya sekarang Indonesia masih melawan pandemi covid-19, maka dana
tersbeut digunakan untuk penganggulangan covid-19. Alokasi tersebut
digunakan untuk belanja pembelian masker, hansanitizer, disinfectan, dan lain
sebagainya. Sebelum pandemi menyerang, dana BOS dialokasikan untuk
pembelian buku, perawatan peralatan sekolah, pendanaan lomba peserta didik,
dan masih banyak lagi.
Dalam laporan keuangan perlunya sebuah transparansi dana untuk
berbagai pihak. Guna dari transparansi dana ini adalah untuk menghindari
kecurigaan korupsi, meningkatkan kepercayaan antar instansi sekolah dengan
warga sekolah secara luas, meningkatkan kohesi sosil, dan lebih dapat
dipercaya oleh mayarakat. Untuk itu di SMPN 1 Teglarejo sendiri melakukan
IHT setahun sekali bersama warga sekolah guna mneyusun anggaran sekolah
untuk tahun berikutanya dan transparansi alokasi dana yang digunakan sesuai
jalur atau tidak.
Untuk sebuah sekolah laporan keuangan 4 bulan sekali secara online.
Kemudian terdapat laporan tertulis dilaksanakan per semester ke BPPAKD.
BPKAD adalah badan pengelolaan keuangan dan aset daerah. Dengan tujuan
utama dari badan ini adalah tugas pembantuan keuangan pada suatu daerah.
Dan yang terakhir adalah laporan triwulan SPJ ke dinas pendidikan.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengelolaan pembiayaan pendidikan merupakan pengelolaan semua
bentuk keuangan baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk
membiayai aktifitas atau kegiatan program pendidikan yang secara langsung
maupun tidak langsung untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Pada
SMP Negeri 1 Tegalrejo pengelolaan pembiayaan keuangan terbilang baik.
Sumber dana yang diperoleh 100% dari dana BOS serta dalam kondisi pandemic
covid-19 seperti sekarang ini pembelanjaan lebih banyak dialokasikan untuk
penganggulangan covid-19. Alokasi tersebut digunakan untuk belanja
pembelian masker, hansanitizer, disinfectan, dan lain sebagainya. SMP Negeri 1
Teglarejo melakukan IHT setahun sekali bersama warga sekolah guna menyusun
anggaran sekolah untuk tahun berikutnya dan transparansi alokasi dana yang
digunakan sesuai jalur atau tidak.
5.2 Saran
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini masih
membutuhkan pengembangan agar mendapatkan data yang lebih akurat dan
lengkap serta lingkup penelitian ini hanya terbatas pada SMP Negeri 1 Tegalrejo.
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki penyusunan analisis
anggaran pembiayaan kedepannya serta dapat memperluas lingkup atau cakupan
dari penelitian agar dapat menciptakan kegiatan pembiayaan pendidikan yang
berkualitas.
11
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Anwar, M. (2015). FILSAFAT PENDIDIKAN (2nd ed.). KENCANA.
[2]
Arwildayanto, Lamatenggo, N., & Sumar, W. T. (2017). Manajemen Keuangan
Dan Pembiayaan Pendidikan. In Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 110, Issue 9).
[3]
Kurniady, D. A., Setiawati, L., & Nurlatifah, S. (2018). Manajemen Pembiayaan
Pendidikan Terhadap Mutu Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Penelitian
Pendidikan, 17(3), 263–269. https://doi.org/10.17509/jpp.v17i3.9620
[4]
Rahman, A. (2017). Efisien dalam Pembiayaan Pendidikan untuk Meningkatkan
Kualitas Pendidikan. Jurnal Eklektika, 5(2), 87–103.
[5]
Riiski, A. (2019). Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan.
https://doi.org/10.31227/osf.io/aj65n
[6]
Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Adi Widya:
Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 29. https://doi.org/10.25078/aw.v4i1.927
[7]
Winoto, S. (2020). DASAR-DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN (1st ed.).
Bildung Yogyakarta.
12
LAMPIRAN
Lampiran 1
13
yang dilakukan akan disesuaikan
dengan juknis BOS yang ada.
Belanja dibagi 2, belanja barang dan
jasa & belanja modal (Peralatan dan
mesin & Pembelanjaan aset tetap
lainnya contoh belanja buku perpus).
5. Apakah ada perbedaan alokasi Sebelum pandemi : anggaran
belanja yang dilakukan sebelum dialokasikan sesuai RKAS yang sudah
pandemi dan setelah pandemi? di susun atau diprogramkan ditahun
sebelumnya seperti pembelian buku,
pembelian LCD, pembelian ATK,
pembiayaan anak-anak lomba.
Sesudah pandemi : anggaran
dialokasikan lebih banyak digunakan
untuk penanggulangan covid 19,
seperti pembelian masker, alat fogging,
handsanitizer, disinfectan, dsb.
6. Apakah sekolah transparan Sebagai Tim keuangan SMP Negeri 1
mengenai kebendaharaan? Tegalrejo dirasa sudah transparan
dengan bukti Semua program sekolah
direncakan oleh semua warga sekolah
dan dianggarkan atas masukan semua
komponen sekolah/ Pelaksanaan IHT.
7. Sumber dana yang didapatkan Sumber Dana yang diterima oleh
oleh sekolah itu berdasarkan SMPN 1 Tegalrejo didasarkan pada
apa? jumlah siswa yang ada pada data
dapodik. Besaran dana = Rp.
1.100.000/ per anak dalam 1 tahun
8. Ada berapa Laporan Keuangan Laporan Keuangan yang dilakukan
yang harus dilaporkan kepada pihak sekolah ada 3 macam yaitu
Pusat?
14
a. Laporan Online (4 bulan sekali)
karna dana Bos cairnya per tahap (1
tahap 4 bulan)
b. Laporan tertulis per semester ke
BPPAKD
c. Laporan/ SPJ per triwulan ke Dinas
pendidikan
9. Bagaimana proses audit yang Audit SMPN 1 Tegalrejo dilakukan
dilakukan sekolah? oleh Inspektorat, sedangkan per tahun
nya dilaksanakan oleh BPK.
15
Lampiran 2
16
2.2 Bukti Dokumentasi
17