Anda di halaman 1dari 3

MODUL I PENGUATAN DIFERENSIAL

HANSEN DEVIN HOTAMA (13217064)


Asisten: Nala Amani/13217012
Tanggal Percobaan: 17/11/2021
EL3109 Praktikum Elektronika II
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak Sistem bekerja jika Vd+ di Q1 sinusoidal, maka saat


Vd+ naik, transistor mulai berkonduktansi dan
Permodelan dilakukan untuk memahami pengaruh Input
menyebabkan arus kolektor Icollector1 dan
Common Mode dan Input Tegangan Diferensial terhadap
menurunkan voltase Rcollector1, sehingga Vo-
rangkaian penguat diferensial dan rangkaian penguat
menurun. Sedangkan, Iemmiter1 meningkat,
diferensial dengan cermin arus. Hal ini dilakukan dengan
sehingga meningkatkan arus common emitter,
membandingkan output pada Vo+ dan Vo-..
maka menurunkan tegangan RE(Rbias).
Kata kunci: Common mode, tegangan diferensial,
Sehingga emitters kedua transistors mengarah ke
cermin arus, penguatan diferensial.
arah positif, maka base dari Q3(Q2 salah di label)
akan semakin negatif. Sehingga menurunkan arus
1. PENDAHULUAN
collector, IC3 yang menurunkan voltage drop
Pada percobaan ini akan diamati output rangkaian RC3(RC2 salah label), sehingga menaikan output
penguatan diferensial. Untuk percobaan kali ini Vo+. Maka Q1 dan Q2 akan berbeda fasa 180
akan dilakukan menggunakan ragkaian penguatan derajat.
diferensial dan penguatan diferensial dan cermin
arus.

2. STUDI PUSTAKA
Rangkaian dijalankan dengan BJT dalam mode
aktif. Maka, input dibuat sebesar 40mVpp. Output
diukur pada titik Vo- dan Vo+.

Gambar 2.2 Perbedaan Fasa


Dengan Penguatan Amplituda sebesar:

Gambar 2.1 Penguat Diferensial

2.1 PENGUATAN DIFERENSIAL


Pada praktikum kali ini akan digunakan BJT 2.2 CERMIN ARUS
Penguat Diferensial yang menggunakan dua BJT Cermin arus digunakan dengan menggantikan
yang di couple-kan di emmiter. resistor bias. Maka resistansi sumber arus adalah
resistansi output transistor cermin arus tersebut.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


Dengan persamaan: Gambar 4.2 spike pada IRc2
Ad=1/2 gmR0
Dengan gm transkonduktansi sinyal kecil
transistor.

Gambar 4.3 mode XY


Jika rangkaian menggunakan input differensial,
maka didapat:

Gambar 2.3 Cermin Arus

3. METODOLOGI
Gambar 4.4 Vo+, Vo-, dan Vo—Vo+
Pada percobaan kali ini, akan dilakukan dengan
memasangkan tegangan input common mode dan Dapat dilihat bahwa fasa berbeda 90 derajat dan
tegangan input sebagai input dan dilihat kurva tidak sinusoidal sempurna, dikarenakan BJT
perbedaanynya. Hasil yang akan diamati adalah dalam kondisi saturasi.
perbedaan Vo+ dan Vo- dan selisihnya, I Bias, Irc1, Ibias = 1634,59mA
Irc2, dan pengamatan mode XY Vin dan Vo+ dan
Vin dan Vo-. Kemudian rangkaian Penguat IRc2=0,757mA
diferensial diubah Rbias, ditambah Emitor IRc1=0.794mA
degeneratif, cermin arus, dan cermin arus dan
beban aktif. Vo+ dan Vo- didapat sesuai dengan
gambar 2.1

4. HASIL DAN ANALISIS

Gambar 4.1 Vo+, Vo-, dan Vo—Vo+ Gambar 4.5 mode XY


Pada Gambar 2.3 adalah hasil percobaan rangkaian Jika rangkaian menggunakan Rbias 8,6k dan input
penguat diferensial denga bias resistor 5kΩ dan 40mVpp dan 1kHz.
input 40mVpp dan 1kHz.
Dapa dilihat bahwa fasa berbeda 180 derajat,
seharusnya amplituda sama, sehingga jika kedua
Vo dijumlahkan,Vo++Vo-=0.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh resistansi Gambar 4.6 Vo+, Vo-, dan Vo—Vo+
Rc1 an Rc2 yang kurang seimbang.
I bias=1,675mA
Dengan input 40mVpp dan 1kHz, didapat:
IRc2=0.977mA
I bias=1,6mA
IRc1=0.808mA
IRc1=0.97mA dan IRc2=148,235 dengan spike
Kejadian di lab: kabel Rc1 harus diganjal.
Dapat dilihat kedua output Ro sama dengan beda
fasa 90 derajat

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


Degenerasi emitor inputdifferensial:

Gambar 4.12 Vo dan selisih Vo


Gambar 4.7 mode XY
Dapat dilihat kedua Vo sama dan selisihnya
Untuk input differensial:
mendekati 0
Ibias=1.617mA
IRc1=0.97mA
IRc2=0,809mA
Gambar 4.8 Vo dan selisih Vo
Dapat dilihat bahwa kedua Vo sama dan selisih
hampir 0
Ibias=1,6mA
IRc2=0,826mA
IRc1=0,841mA

Gambar 4.13 Mode XY

5. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini, dapat dilihat bahwa pada
dasarnya, rangkaian akan memunculkan output
Gambar 4.9 Mode XY degan beda fasa 180 derajat, input differensial
berbeda 90 derajat, R bias besar menyebabkan beda
Degenerasi Emitor: fasa 90 derajat, sehingga jika rangkaian input
differensial dan Rbias 8,6k ohm, output berfasa
sama. Degenerasi emittor tidak berbeda dengan
Rbias 8,6kΩ.

DAFTAR PUSTAKA
[1] M. T. Hutabarat., Petunjuk Praktikum
Gambar 4.10 Vo+, Vo-, dan Vo—Vo+
Elektronika II, Sekolah Teknik Elektro dan
Untuk degenerasi emmitor dapat dilihat kedua Informatika Institut Teknologi Bandung,
output seimbang dan bebda fasa 180 derajat. Bandung, 2021.
I bias=1,628mA
IRc2=0.871mA dan IRc1=0.742mA

Gambar 4.11 Mode XY

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3

Anda mungkin juga menyukai