2. STUDI PUSTAKA
Rangkaian dijalankan dengan BJT dalam mode
aktif. Maka, input dibuat sebesar 40mVpp. Output
diukur pada titik Vo- dan Vo+.
3. METODOLOGI
Gambar 4.4 Vo+, Vo-, dan Vo—Vo+
Pada percobaan kali ini, akan dilakukan dengan
memasangkan tegangan input common mode dan Dapat dilihat bahwa fasa berbeda 90 derajat dan
tegangan input sebagai input dan dilihat kurva tidak sinusoidal sempurna, dikarenakan BJT
perbedaanynya. Hasil yang akan diamati adalah dalam kondisi saturasi.
perbedaan Vo+ dan Vo- dan selisihnya, I Bias, Irc1, Ibias = 1634,59mA
Irc2, dan pengamatan mode XY Vin dan Vo+ dan
Vin dan Vo-. Kemudian rangkaian Penguat IRc2=0,757mA
diferensial diubah Rbias, ditambah Emitor IRc1=0.794mA
degeneratif, cermin arus, dan cermin arus dan
beban aktif. Vo+ dan Vo- didapat sesuai dengan
gambar 2.1
5. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini, dapat dilihat bahwa pada
dasarnya, rangkaian akan memunculkan output
Gambar 4.9 Mode XY degan beda fasa 180 derajat, input differensial
berbeda 90 derajat, R bias besar menyebabkan beda
Degenerasi Emitor: fasa 90 derajat, sehingga jika rangkaian input
differensial dan Rbias 8,6k ohm, output berfasa
sama. Degenerasi emittor tidak berbeda dengan
Rbias 8,6kΩ.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. T. Hutabarat., Petunjuk Praktikum
Gambar 4.10 Vo+, Vo-, dan Vo—Vo+
Elektronika II, Sekolah Teknik Elektro dan
Untuk degenerasi emmitor dapat dilihat kedua Informatika Institut Teknologi Bandung,
output seimbang dan bebda fasa 180 derajat. Bandung, 2021.
I bias=1,628mA
IRc2=0.871mA dan IRc1=0.742mA