com)
Siklus akuntansi jasa: Transaksi – Jurnal Umum – Buku Besar – Neraca Saldo – Jurnal Penyesuaian –
Neraca Lajur – Laporan Keuangan – Jurnal Penutup – Neraca Saldo Penutup – Jurnal Pembalik
Keterangan:
A: Asset Perusahaan U: Utang Perusahaan B: Biaya Usaha
L: Kewajiban Perusahaan (liabilities) M: Modal Usaha
E: Ekuitas Perusahaan
P: Pendapatan Usaha
Harta (assets):
Merupakan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan memberikan nilai ekonomis
pada masa yang akan datang.
Kode akun adalah suatu penamaan/penomoran yang dipergunakan untuk mengklasifikasikan pos
atau rekening. Setiap jenis pos dalam satu sitem akuntansi harus memiliki kode atau nomor yang
dapat dikelompokkan dalam enam jenis kategori yaitu: 1. Aset 2. Liabilitas 3. Ekuitas 4. Pendapatan
5. Beban
Jurnal Penyesuaian
Misal Anda bayar premi asuransi di muka sebesar Rp2.400.000 untuk periode 3 Mei 2019 s/d 3 Mei
2020, maka pada bulan Desember 2019 (ketika ayat jurnal penyesuaian dibuat) premi yang
dibayarkan baru sebesar Rp2.400.000:12×7 = Rp1.400.000.
Debet Kredit
Kas – Rp2.400.000
Debet Kredit
Debet Kredit
Kas – Rp2.400.000
Misal, Anda menerima pendapatan sewa ruangan untuk setahun sebesar Rp3.600.000 pada 3 Juli
2019. Pada bulan Desember 2019, biaya sewa yang telah digunakan adalah Rp3.600.000:12×5 =
Rp1.500.000
Jurnal 3/7/2019
Debet Kredit
Kas Rp3.600.000 –
AJP 3/7/2020
Debet Kredit
Jurnal 3/7/2019
Debet Kredit
Kas Rp3.600.000 –
Debet Kredit
AJP 3/7/2020
Debet Kredit
Mobil operasional perusahaan dengan harga perolehan Rp100.000.000 disusutkan 10% per tahun.
AJP 31/12/2019
Debet Kredit
6. Kerugian Piutang
Misal, 10% saldo piutang perusahaan Anda (Rp2.000.000) diperkirakan tidak dapat ditagih.
AJP 31/12/2019
Debet Kredit
Misal, saldo perlengkapan awal tahun sebesar Rp2.000.000. Ternyata pada akhir tahun tinggal
Rp1.000.000.
AJP 31/12/2019
Debet Kredit
Ajp adalah salah satu yang biasa dilakukan di perusahaan, termasuk perusahaan jasa.
Karena itu blog akuntansi Jurnal disini akan berbagi contoh jurnal penyesuaian perusahaan jasa yang
akan dijabarkan dibawah.
Membayar premi asuransi (Insurance Expense) Rp 1.200.000 untuk periode 2 Februari 2019 s/d 2
Februari 2020.
Maka pada saat ayat jurnal penyesuaian dibuat pada bulan Desember, premi yang dibayarkan baru
sebesar (1.200.000 : 12 bulan )= Rp 100.000/bulan x 10 bulan (sampai Desember) maka diperoleh
angka Rp 1.000.000.
Ada 2 metode penyelesaian pada contoh ayat jurnal penyesuaian perusahaan jasa sebagai berikut :
Debit Kredit
Kas – Rp1.200.000
Debit Kredit
Debit Kredit
Kas – Rp1.200.000
Debit Kredit
Pada contoh ayat jurnal penyesuaian perusahaan jasa ini, perusahaan menerima pendapatan sewa
untuk 2 tahun Rp 3.000.000 diterima tgl 30 Juni 2019.
Perhitungan biaya sewa yang sudah terpakai sampai bulan Desember 2019 adalah terhitung 6 bulan.
Debit Kredit
Kas Rp 3.000.000 –
Debit Kredit
Debit Kredit
Kas Rp 3.000.000 –
AJP (31/12/2019)
Debet Kredit
Debit Kredit
AJP (31/12/2019)
Debit Kredit
Kendaraan dengan harga perolehan Rp 70.000.000 disusutkan sebesar 10% per tahun
Debit Kredit
6. Kerugian piutang
AJP (31/12/2019)
Debit Kredit
Saldo perlengkapan awal tahun sebesar Rp1.000.000 ternyata pada akhir tahun saldo perlengkapan
tinggal Rp800.000
AJP (31/12/2019)
Debit Kredit
Perusahaan seringkali telah membayar beban untuk beberapa periode yang mendatang, beban
tersebut dinamakan beban atau biaya yang dibayar dimuka.
Jadi, jika menemukan beban yang seharusnya dapat dibayarkan pada periode mendatang, maka
harus dihitung beban mana yang dilaporkan pada periode yang bersangkutan (sekarang).
Contoh Kasus :
Neraca saldo akun asuransi menunjukkan nilai Rp. 3.600.000. dan pada akhir periode, suatu
informasi saldo akun menunjukkan tersisa sebanyak Rp. 3.000.000. , artinya premi asuransi yang
sudah menjadi beban ialah Rp. 3.600.000-Rp. 3.000.000 = Rp. 600.000 (yang harus diakui sebagai
beban suatu asuransi dan mengurangi asuransi dibayar dimuka).
Contoh Kasus :
Saldo suatu akun sewa dibayar dimuka berjumlah Rp. 19.200.000 tidak menunjukkan keadaan yang
sebenarnya, karena sudah bisa terpakai sewa sebesar Rp. 3.200.000. Jadi beban sewa akan
bertambah dan sewa dibayar dimuka berkurang sebesar Rp. 3.200.000.
Pendapatan yang masih harus diterima yakni jika suatu pendapatan sudah menjadi hak suatu
perusahaan tapi belum diterima, maka hak tersebut harus dicatat sebagai suatu pendapatan pada
periode tersebut.
Contoh Kasus :
Suatu perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan yang berjumlah Rp. 550.000. Jumlah ini belum
termasuk yang terdapat pada suatu neraca saldo sebesar Rp. 15.600.00 (piutang pendapatan
perusahaan). Jadi dicatat sebagai yang menambah piutang pendapatan dan pendapatan jasa sebesar
Rp. 16.150.000.
4. Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan yang diterima dimuka tidak boleh dicatat sebagai pendapatan, namun sebagai utang,
sebab suatu perusahaan belum merealisasikan pendapatan tersebut untuk apa jadi belum menjadi
hak perusahaan.
Contoh Kasus :
Saldo pendapatan dapat diterima dimuka berjumlah Rp. 10.000.000. dan sampai akhir periode suatu
perusahaan baru mengerjakan sebesar Rp. 2.600.000. Jadi dicatat sebagai suatu pendapatan sewa
bertambah dan pendapatan diterima dimuka berkurang sebesar Rp. 2.600.000. Artinya masih ada
Rp. 7.400.000 yang masih menjadi utang pendapatan suatu perusahaan.
5. Penyusutan Peralatan
Penyusutan peralatan yang harus dicatat sebagai pengakuan beban depresiasi atau beban
penyusutan oleh perusahaan.
Contoh Kasus :
Informasinya menunjukkan bahwa beban penyusutan atau depresiasi untuk periode Desember 2017
adalah sebesar Rp. 1.400.000. Jadi akan menambah suatu beban penyusutan dan menambah
akumulasi penyusutan sebesar Rp. 1.400.000.
6. Pemakaian Perlengkapan / Perlengkapan Yang Tersisa
Perlengkapan ialah bahan-bahan yang dibeli untuk kepentinfan operasi perusahaan dan tidak untuk
dijual kembali. Suatu perusahaan harus mencatat pemakaian perlengkapan atau dilakukan
perhitungan fisik terhadap jumlah perlengkapan yang telah terpakai atau yang masih tersisa saja.
Contoh Kasus :
Saldo akun perlengkapan di neraca saldo ialah sebesar Rp. 4.400.000. Pada akhir periode suatu
informasi menunjukkan perlengkapan yang masih tersisa sebesar Ro. 2.700.000. Artinya suatu
perusahaan telah melakukan pemakaian perlengkapan sebesar Rp. 4.400.000-Rp. 2.700.000 = Rp.
1.700.000. Jadi dapat dicatat menambah beban perlengkapan dan mengurangi perlengkapan
sebesar Rp. 1.700.000.