Anda di halaman 1dari 11

4 Strategi Agar Mudah Mengelola Proses Akuntansi Usaha Jasa (zahiraccounting.

com)
Siklus akuntansi jasa: Transaksi – Jurnal Umum – Buku Besar – Neraca Saldo – Jurnal Penyesuaian –
Neraca Lajur – Laporan Keuangan – Jurnal Penutup – Neraca Saldo Penutup – Jurnal Pembalik

Akun-akun yang memerlukan penyesuaian


a. Beban yang masih harus dibayar.
b. Beban yang dibayar di muka.
c. Pendapatan yang masih harus diterima
d. Pendapatan yang diterima di muka
e. Pemakaian perlengkapan
f. Penyusutan aktiva tetap kecuali tanah

Asset Perusahaan = Liabilities Kewajiban Perusahaan + Ekuitas Perusahaan


Asset Perusahaan = Utang + Modal Usaha + Pendapatan Usaha – Biaya Usaha
Asset Perusahaan + Biaya Usaha = Utang + Modal Usaha + Pendapatan Usaha

Keterangan:
A: Asset Perusahaan U: Utang Perusahaan B: Biaya Usaha
L: Kewajiban Perusahaan (liabilities) M: Modal Usaha
E: Ekuitas Perusahaan
P: Pendapatan Usaha

Laba Perusahaan Jasa=> Laba = Pendapatan – Beban

Konsep Modal=> Modal Akhir = Modal Awal + Laba – Prive

Perubahan Modal => Modal Akhir – Modal Awal

Harta = Utang + Modal + Laba


Harta = Utang + Modal + (Pendapatan – Beban)
Harta = Utang + Modal + Pendapatan – Beban
Harta + Beban = Utang + Modal + Pendapatan

Harta (assets):
Merupakan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan memberikan nilai ekonomis
pada masa yang akan datang.

rumus dasar akuntansi adalah HARTA = HUTANG + MODAL

Pendapatan bersih = Pendapatan – Beban

Laporan perubahan modal (ekuitas)

Rumus, jika saldo  Laba:


Modal Akhir= Modal Awal + (Labar bersih – Prive)

Rumus, jika saldo  Rugi:


Modal Akhir = Modal Awal – (Rugi bersih + Prive)

Kode akun adalah suatu penamaan/penomoran yang dipergunakan untuk mengklasifikasikan pos
atau rekening. Setiap jenis pos dalam satu sitem akuntansi harus memiliki kode atau nomor yang
dapat dikelompokkan dalam enam jenis kategori yaitu: 1. Aset 2. Liabilitas 3. Ekuitas 4. Pendapatan
5. Beban
Jurnal Penyesuaian

1. Beban dibayar di muka

Misal Anda bayar premi asuransi di muka sebesar Rp2.400.000 untuk periode 3 Mei 2019 s/d 3 Mei
2020, maka pada bulan Desember 2019 (ketika ayat jurnal penyesuaian dibuat) premi yang
dibayarkan baru sebesar Rp2.400.000:12×7 = Rp1.400.000.

Dengan pendekatan neraca:

Jurnal tanggal 3/5/2019

Debet Kredit

Asuransi dibayar di muka Rp2.400.000 –

Kas – Rp2.400.000

Ayat jurnal penyesuaian 3/12/2019

Debet Kredit

Biaya Asuransi Rp1.400.000 –

Asuransi dibayar di muka – Rp1.400.000

Dengan pendekatan laba rugi

Jurnal tanggal 3/5/2019

Debet Kredit

Asuransi dibayar di muka Rp2.400.000 –

Kas – Rp2.400.000

Ayat jurnal penyesuaian 3/12/2019


Debet Kredit

Asuransi dibayar di muka Rp1.000.000 –

Biaya Asuransi – Rp1.000.000

2. Pendapatan diterima di muka

Misal, Anda menerima pendapatan sewa ruangan untuk setahun sebesar Rp3.600.000 pada 3 Juli
2019. Pada bulan Desember 2019, biaya sewa yang telah digunakan adalah Rp3.600.000:12×5 =
Rp1.500.000

Dengan pendekatan neraca:

Jurnal 3/7/2019

Debet Kredit

Kas Rp3.600.000 –

Sewa diterima di muka – Rp3.600.000

AJP 3/7/2020

Debet Kredit

Sewa diterima di muka Rp1.500.000 –

Pendapatan sewa – Rp1.500.000

Dengan pendekatan laba rugi:

Jurnal 3/7/2019

Debet Kredit

Kas Rp3.600.000 –
Debet Kredit

Pendapatan sewa – Rp3.600.000

AJP 3/7/2020

Debet Kredit

Pendapatan sewa Rp2.100.000 –

Sewa diterima di muka – Rp2.100.000

5. Penyusutan aktiva tetap

Mobil operasional perusahaan dengan harga perolehan Rp100.000.000 disusutkan 10% per tahun.

AJP 31/12/2019

Debet Kredit

Biaya penyusutan kendaraan Rp10.00.000 –

Akumulasi penyusutan kendaraan – Rp10.00.000

6. Kerugian Piutang

Misal, 10% saldo piutang perusahaan Anda (Rp2.000.000) diperkirakan tidak dapat ditagih.

AJP 31/12/2019

Debet Kredit

Kerugian piutang Rp200.000 –

Cadangan kerugian piutang – Rp200.000


7. Biaya Pemakaian Perlengkapan

Misal, saldo perlengkapan awal tahun sebesar Rp2.000.000. Ternyata pada akhir tahun tinggal
Rp1.000.000.

AJP 31/12/2019

Debet Kredit

Biaya pemakaian perlengkapan Rp1.000.000 –

Cadangan perlengkapan – Rp1.000.000

Contoh Soal Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Perusahaan Jasa

Ajp adalah salah satu yang biasa dilakukan di perusahaan, termasuk perusahaan jasa.

Karena itu blog akuntansi Jurnal disini akan berbagi contoh jurnal penyesuaian perusahaan jasa yang
akan dijabarkan dibawah.

1. Biaya dibayar di muka

Membayar premi asuransi (Insurance Expense) Rp 1.200.000 untuk periode 2 Februari 2019 s/d 2
Februari 2020.

Maka pada saat ayat jurnal penyesuaian dibuat pada bulan Desember, premi yang dibayarkan baru
sebesar (1.200.000 : 12 bulan )= Rp 100.000/bulan x 10 bulan (sampai Desember) maka diperoleh
angka Rp 1.000.000.

Ada 2 metode penyelesaian pada contoh ayat jurnal penyesuaian perusahaan jasa sebagai berikut :

Dicatat sebagai persekot biaya atau pendekatan neraca.

Jurnal tgl 2/2/2019 (pada saat membayar asuransi) :

Debit Kredit

Asuransi Dibayar di muka Rp1.200.000 –

Kas – Rp1.200.000

AJP / Ayat jurnal penyesuaian (31/12/2019) sebagai berikut

 
Debit Kredit

Biaya asuransi Rp1.000.000 –

Asuransi dibayar di muka – Rp 1.000.000

Dicatat sebagai biaya atau pendekatan laba rugi.

Jurnal tgl 2/2/2019 (Pada saat pembayaran asuransi):

Debit Kredit

Biaya asuransi Rp1.200.000 –

Kas – Rp1.200.000

Baca Juga : Pengertian, Fungsi, dan Contoh Transaksi Jurnal Pembalik

AJP / Ayat jurnal penyesuaian (31/12/2019)

Debit Kredit

Asuransi dibayar dimuka Rp200.000 –

Biaya asuransi – Rp200.000

Baca Juga : Cara Membuat Laporan Laba Rugi Perusahaan F&B

2. Pendapatan diterima di muka

Pada contoh ayat jurnal penyesuaian perusahaan jasa ini, perusahaan menerima pendapatan sewa
untuk 2 tahun Rp 3.000.000 diterima tgl 30 Juni 2019.

Perhitungan biaya sewa yang sudah terpakai sampai bulan Desember 2019 adalah terhitung 6 bulan.

Maka perhitungannya adalah Rp 3.000.000 : 24 bulan = Rp 125.000 x 6 bulan = Rp 750.000.

Ada 2 metode penyelesaiannya yaitu:

Dicatat sebagai utang pendapatan atau pendekatan neraca.

Jurnal tgl 30 juni 2019 (pada saat menerima uang sewa)

Debit Kredit

Kas Rp 3.000.000 –

Sewa diterima dimuka – Rp 3.000.000

AJP / ayat jurnal penyesuaian (31/12/2019)


 

Debit Kredit

Sewa diterima dimuka Rp 750.000 –

Pendapatan sewa – Rp 750.000

Dicatat sebagai pendapatan atau pendekatan laba rugi

Jurnal tgl 30 juni 2019 (pada saat menerima uang sewa)

Debit Kredit

Kas Rp 3.000.000 –

Pendapatan sewa – Rp 3.000.000

AJP (31/12/2019)

Debet Kredit

Pendapatan sewa Rp 2.250.000 –

Sewa diterima dimuka – Rp 2.250.000

Baca Juga : Perbedaan Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur

3. Biaya yang masih harus dibayar

Masih harus dibayar gaji pegawai bulan Desember Rp300.000

Contoh AJP / Ayat jurnal penyesuaian (31/12/2019)

Debit Kredit

Biaya gaji Rp 300.000 –

Utang gaji – Rp 300.000

4. Pendapatan yang masih harus diterima

Masih harus diterima pendapatan bunga untuk 2 bulan @Rp120.000

AJP (31/12/2019)

Debit Kredit

Piutang bunga Rp 240.000 –


Pendapatan bunga – Rp 240.000

5. Penyusutan aktiva tetap

Kendaraan dengan harga perolehan Rp 70.000.000 disusutkan sebesar 10% per tahun

Contoh AJP / Ayat jurnal penyesuaian (31/12/2019)

Debit Kredit

Biaya penyusutan kendaraan Rp 7.000.000 –

Akumulasi penyusutan kendaraan – Rp 7.000.000

6. Kerugian piutang

Saldo piutang perusahaan Rp1.000.000 diperkirakan 10% tidak bisa ditagih

AJP (31/12/2019)

Debit Kredit

Kerugian piutang Rp 100.000 –

Cadangan kerugian piutang – Rp 100.000

7. Biaya pemakaian perlengkapan Pada Contoh Ayat Jurnal Penyesuaian

Saldo perlengkapan awal tahun sebesar Rp1.000.000 ternyata pada akhir tahun saldo perlengkapan
tinggal Rp800.000

AJP (31/12/2019)

Debit Kredit

Biaya pemakaian perlengkapan Rp 200.000 –

Cadangan perlengkapan – Rp 200.000

1. Beban/Biaya Dibayar di Muka

Perusahaan seringkali telah membayar beban untuk beberapa periode yang mendatang, beban
tersebut dinamakan beban atau biaya yang dibayar dimuka.

Jadi, jika menemukan beban yang seharusnya dapat dibayarkan pada periode mendatang, maka
harus dihitung beban mana yang dilaporkan pada periode yang bersangkutan (sekarang).

Contoh Kasus :

Neraca saldo akun asuransi menunjukkan nilai Rp. 3.600.000. dan pada akhir periode, suatu
informasi saldo akun menunjukkan tersisa sebanyak Rp. 3.000.000. , artinya premi asuransi yang
sudah menjadi beban ialah Rp. 3.600.000-Rp. 3.000.000 = Rp. 600.000 (yang harus diakui sebagai
beban suatu asuransi dan mengurangi asuransi dibayar dimuka).

2. Beban Sewa Gedung Dibayar Dimuka

Contoh Kasus :

Saldo suatu akun sewa dibayar dimuka berjumlah Rp. 19.200.000 tidak menunjukkan keadaan yang
sebenarnya, karena sudah bisa terpakai sewa sebesar Rp. 3.200.000. Jadi beban sewa akan
bertambah dan sewa dibayar dimuka berkurang sebesar Rp. 3.200.000.

3. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima (Piutang Pendapatan)

Pendapatan yang masih harus diterima yakni jika suatu pendapatan sudah menjadi hak suatu
perusahaan tapi belum diterima, maka hak tersebut harus dicatat sebagai suatu pendapatan pada
periode tersebut.

Contoh Kasus :

Suatu perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan yang berjumlah Rp. 550.000. Jumlah ini belum
termasuk yang terdapat pada suatu neraca saldo sebesar Rp. 15.600.00 (piutang pendapatan
perusahaan). Jadi dicatat sebagai yang menambah piutang pendapatan dan pendapatan jasa sebesar
Rp. 16.150.000.
4. Pendapatan Diterima Dimuka

Pendapatan yang diterima dimuka tidak boleh dicatat sebagai pendapatan, namun sebagai utang,
sebab suatu perusahaan belum merealisasikan pendapatan tersebut untuk apa jadi belum menjadi
hak perusahaan.

Contoh Kasus :

Saldo pendapatan dapat diterima dimuka berjumlah Rp. 10.000.000. dan sampai akhir periode suatu
perusahaan baru mengerjakan sebesar Rp. 2.600.000. Jadi dicatat sebagai suatu pendapatan sewa
bertambah dan pendapatan diterima dimuka berkurang sebesar Rp. 2.600.000. Artinya masih ada
Rp. 7.400.000 yang masih menjadi utang pendapatan suatu perusahaan.

5. Penyusutan Peralatan

Penyusutan peralatan yang harus dicatat sebagai pengakuan beban depresiasi atau beban
penyusutan oleh perusahaan.

Contoh Kasus :

Informasinya menunjukkan bahwa beban penyusutan atau depresiasi untuk periode Desember 2017
adalah sebesar Rp. 1.400.000. Jadi akan menambah suatu beban penyusutan dan menambah
akumulasi penyusutan sebesar Rp. 1.400.000.
6. Pemakaian Perlengkapan / Perlengkapan Yang Tersisa

Perlengkapan ialah bahan-bahan yang dibeli untuk kepentinfan operasi perusahaan dan tidak untuk
dijual kembali. Suatu perusahaan harus mencatat pemakaian perlengkapan atau dilakukan
perhitungan fisik terhadap jumlah perlengkapan yang telah terpakai atau yang masih tersisa saja.

Contoh Kasus :

Saldo akun perlengkapan di neraca saldo ialah sebesar Rp. 4.400.000. Pada akhir periode suatu
informasi menunjukkan perlengkapan yang masih tersisa sebesar Ro. 2.700.000. Artinya suatu
perusahaan telah melakukan pemakaian perlengkapan sebesar Rp. 4.400.000-Rp. 2.700.000 = Rp.
1.700.000. Jadi dapat dicatat menambah beban perlengkapan dan mengurangi perlengkapan
sebesar Rp. 1.700.000.

Anda mungkin juga menyukai