Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TRIMESTER II


DI PUSKESMAS PAMOTAN KABUPATEN REMBANG

Untuk memenuhi persyaratan Stage Kehamilan

Oleh :
RINI INDRAWATI
NIM P1337424420087

PEMBIMBING INSTITUSI :

Sri Wahyuni S, S.Kp, Ns,S.Tr.keb.M.Kes

NIP. 19750209199803 2 002

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN SEMARANG
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Praktek Fisiologis Holistik Kehamilan Trimester II telah


diperiksa dan disahkan pada tanggal Agustus 2021.

Semarang , Agustus 2021

Pembimbing Klinik Pembimbing Institusi

Nurul Ummah, S.Tr.Keb Sri Wahyuni S, S.Kp, Ns,S.Tr.keb.M.Kes


NIP.19770113 200604 2 013 NIP. 19750209199803 2 002
TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI MEDIS


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan
peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah
mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi (Hani dkk,
2010). Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Sebagian besar menyebut lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
terbagi dalam trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu ( minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,
2014).
Kehamilan trimester 2 dimulai dari usia 13-27 minggu. Dimana masa
kehamilan ini, sebagian besar gejala hamil muda sudah mereda dan energi
mulai terkumpul kembali untuk beraktivitas biasa. Pada kehamilan trimester
kedua, organ vital bayi seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan otak sudah lebih
berkembang sehingga ukurannya lebih besar Pada periode ini, wanita merasa
nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat
hamil. Trimester kedua kehamilan merupakan fase ketika ibu hamil menelusur
ke dalam dan paling banyak mengalani kemunduran.
Trimester kedua dibagi menjadi 2 fase yaitu pra-quickening dan pasca
quickening. Queckening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah, yang menjadi dorongan bagi ibu hamil dalam melaksanakan tugas
psikologis utamanya pada trimester kedua, yaitu berbeda dari ibunya. Bayi
sudah bisa merespons rangsang suara dan cahaya. Yang paling menyenangkan
ibu sudah merasakan janin, berat badan ibu mulai bertambah dan orang di
sekitar ibu akan menyadari bahwa ibu dalam kondisi hamil. (Fauziah, 2019).

2. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester II


a. Sistem Reproduksi
Bentuk rahim ibu berubah menjadi bulat, kemudian secara berangsur
menjadi lonjong seperti telur. Rahim keluar dari rongga panggul karena
mengalami pembesaran akibat perkembangan janin. Jika diraba dari luar,
terasa seperti memegang balon yang berisi air. Pada kehamilan trimester
kedua ini terjadi quickening, yaitu pergerakan pertama janin.
Sebelumnya, indung telur (ovarium) bertugas memproduksi hormon-
hormon kehamilan. Namun, pada trimester kedua ini fungsi tersebut
digantikan oleh plasenta yang telah matang. Ovarium juga menghentikan
proses  pematangan sel telur selama masa kehamilan hingga beberapa saat
setelah persalinan.
Pada kehamilan trimester kedua ini terjadi hipervaskularisasi pada
vulva dan vagina sehingga meningkatkan keinginan seksual. Stimulasi
estrogen dan progesteron menyebabkan ibu keputihan hingga memenuhi
saluran jalan lahir. Terkadang ibu mengeluh gatal-gatal di area kemaluan
akibat peningkatan cairan tersebut.
Jalan lahir menjadi lebih lunak dan warnanya lebih gelap. Perlunakan
jalan lahir dipengaruhi oleh peningkatan estrogen, sedangkan warna gelap
pada serviks merupakan akibat dari hipervaskularisasi pembuluh
darah serviks. Keadaan ini normal dan tidak memerlukan penanganan
khusus.
b. Pernafasan
Memasuki kehamilan trimester kedua ini terjadi penurunan tekanan
karbondioksida sehingga ibu mengeluh sesak nafas. Kejadian tersebut
dipengaruhi oleh peningkatan hormon progesteron. Ibu hamil bernafas
lambat dan dalam untuk mencukupi kebutuhan oksigen. Kira-kira ia
bernafas dua kali dalam satu menit. Cara pernafasan seperti ini
menyebabkan penurunan konsentrasi karbondioksida  paru-paru.
c. Kardiovaskular 
Volume darah meningkat pesat karena proses hemodilusi. Plasma
darah dan sel darah merah diperbanyak. Namun, jumlah plasma jauh lebih
besar dibandingkan sel darah merah sehingga ibu mengalami anemia
fisiologis. Pelebaran pembuluh darah tepi menyebabkan penurunan tekanan
darah, baik sistol maupun diastol hingga 10% pada pertengahan kehamilan.
d. Pencernaan
Pada kehamilan trimester kedua ini terjadi peningkatan produksi
hormon progesteron. Akibatnya otot pencernaan melemah dan menurunkan
kecepatan gerak peristaltik.  Kejadian tersebut menyebabkan makanan
berada lama di saluran pencernaan. Dampak positif dari proses tersebut
adalah optimalisasi penyerapan nutrisi, namun juga menyebabkan ibu sulit
BAB dan sering kembung
e. Sistem Urinaria, Integumen, dan Endokrin
Keluarnya rahim dari rongga panggul menyebabkan tekanan kandung
kemih menurun sehingga ibu tidak lagi mengeluh sering BAK.
Hiperpigmentasi pada daerah perut dan wajah terus berlangsung dan
semakin parah seiring bertambahnya usia kehamilan. Pada sistem endokrin
(hormonal) terjadi penurunan FSH dan LH yang disertai peningkatan
estrogen dan progesteron. Perubahan sistem hormonal ini menyebabkan
perubahan payudara.
3. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan
yang normal dialami saat hamil.Namun, trimester kedua juga merupakan fase
ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran.
Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening dan
pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas
psikologis utamannya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas
sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Sebagian besar
wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang labih 80% wanita
mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding
pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relatif terbebas dari
segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah
besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan,
kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya menimbulkan
ambivalensi pada wanita tersebut mereda.

Selain itu tanda – tanda lain adalah :

a. Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
b. Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai
seseorang di luar dirinya.
c. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
d. Libido dan gairah seks meningkat.
e. Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin
membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak
memperhatikan lagi
f. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu
makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu
lebih bersemangat
g. Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama
trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
h. Merasa kehilangan suatu perhatian (Firdayani, 2018).
4. Perkembangan Janin Trimester II
a. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 14 minggu.
Tulang janin sudah semakin kuat dari hari ke hari. Kulit masih
sangat transparan. Lanugo (rambut sangat halus) sudah tumbuh
menyeluruh pada tubuh bayi dan akan terus tumbuh sampai 26 minggu usia
kehamilan – Tujuannya adalah untuk membantu melindungi kulit bayi saat
berada dalam cairan ketuban.
Sementara janin tumbuh, rahim dan plasenta juga berkembang.
Enam minggu lalu, rahim beratnya masih 5 ons (140 g). Sekarang, beratnya
sudah menjadi sekitar 8,75 ons (250g). Jumlah cairan ketuban juga
meningkat. Saat ini sudah ada sekitar 7,5 ons (250 ml) cairan ketuban. Saat
dilakukan palpasi teraba rahim sekitar 3 inci (7.6cm) di bawah pusar.
Selain itu terdapat perubahan-perubahan lain yaitu:
1) Panjang Janin 3 dan setengah inci (9cm) panjang.
2) Berat badan sekitar satu setengah ons (45 gram).
3) Mata secara perlahan bergerak menuju pusat wajah.
4) Hidung akan lebih menonjol dan Telinga sudah sepenuhnya terbentuk.
5) Tulang pipi telah terlihat, dan Rambut pertama tumbuh.
6) Ginjal sudah memproduksi urine.
7) Pada anak perempuan, ovarium bergerak ke bawah menuju panggul.
8) Pada anak laki-laki, kelenjar prostat mulai dibentuk.
b. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 15 minggu.
1) Bayi sekarang panjangnya lebih dari 4 inci (10cm), dan berat sekitar
2,5 ons (75 gram).
2) Ia dapat menggerakkan lengan dan mengepal.
3) Kuku-kukunya mulai tumbuh.
4) Kulit bayi masih sangat tipis.
Kaki janin telah tumbuh lebih panjang dari lengan dan tubuhnya
kini sudah lebih panjang dari kepala. Tulang dan sumsum yang
membentuk sistem kerangka bayi terus berkembang pada minggu ini.
Tulang dan otot terus tumbuh. Telinga sudah hampir mencapai posisi, dan
tiga tulang kecil di telinga bagian tengah mulai mengeras. Pada akhir
minggu, langit-langit mulut bayi sudah akan benar-benar terbentuk. Janin
sudah dapat ikut menikmati makanan ibu. Kulit tipis bayi sudah tertutup
dengan baik rambu/bulu halus yang biasanya hilang sebelum kelahiran.
Panjang janin dari kepala hingga pantat pada kehamilan minggu ini
adalah sekitar 4 sampai 4,5 inci (100 sampai 115mm). Beratnya sekitar 2,5
ons (75g).
c. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 16 minggu.
1) Ukuran janin hampir 5 inci (12cm) dari kepala sampai bokong.
2) Berat Janin  sekitar 3,5 ons (100 gram).
3) Janin ditutupi dengan pelindung lembut bawah untuk mengatur suhu.
4) Lemak mulai terbentuk di bawah kulit.
5) Bayi sudah bisa mendengar suara-suara dari luar, tidur dan mimpi.
Usia 16 minggu kandungan Bayi sudah belajar bernapas. Hal ini
terlihat dari gerakan intens di dadanya, menghirup dan membuang
sejumlah kecil cairan ketuban. Tindakan ini membantu paru-paru untuk
tumbuh dan berkembang. Otot-otot wajah lebih berkembang dan sudah
dapat menunjukkan berbagai ekspresi, seperti menyipitkan mata dan
mengerutkan kening.  Sekarang berat bayi anda lebih besar dari plasenta.
Bayi sudah dapat menangkap dengan tangan, menendang, atau bahkan
jungkir balik.
Sebanyak  2,25-4,5 kg peningkatan berat badan pada masa ini dalam
kehamilan normal.
Panjang janin dari ujung kepala hingga pantat bayi adalah 4,4-4,8 inci (11
sampai 12 cm). Berat janin telah dua kali lipat dalam 2 minggu ini, sekitar 3,5
ons (100g).
d. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 17 minggu.
1) Tali pusar telah  tumbuh lebih tebal dan lebih kuat.
2) Berat badan janin lebih dari 5 ons (150g).
3) Panjang Bayi adalah sekitar 5 inci (14cm) dari ujung kepala  hingga
bokong, dan akan menjadi sekitar 9 inci (23cm) kepala hingga kaki, jika
bayi berbaring.
4) Retina mata sudah sensitif terhadap cahaya.
5) Tinja pertama (meconium) kini mulai menumpuk.
Bayi mendaur ulang cairan ketuban dengan cara menelan hingga 1
liter sehari. Mekonium (terdiri dari produk hilangnya sel, sekresi pencernaan
dan menelan cairan ketuban), terakumulasi di usus. Lemak mulai berkembang
di bawah kulit bayi pada minggu ini. Lemak akan memberikan energi dan
membantu menjaga bayi agar hangat hingga lahir.
Mata bayi sudah terlihat, tapi mereka masih tertutup rapat. Kerangka
berkembang dari tulang rawan ke tulang keras. Tulang masih tetap fleksibel
agar saat melalui jalan lahir lebih mudah.
Panjang janin dari ujung kepala hingga bokong bayi adalah 5 sampai 5,6 inci
(12,5 sampai 14cm) pada minggu ini. Berat janin sekitar 5,25 ons (150g).
e. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 18 minggu.
1) Janin sekarang panjangnya 6 inci  dan berat 7 ons.
2) Ukuran janin sekitar 15cm dan beratnua sudah hampir 200 gram.
3) Janin sudah bisa mendengar suara dan bisa terkejut(kaget) oleh suara
keras.
4) Aktif dan sudah mengenali waktu istirahat.
5) Kulit membangun lapisan lilin pelindung (vernix).
Vernix (keju putih seperti bahan pelindung) terbentuk pada kulit bayi
dengan lanugo, rambut berpigmen ringan lembut yang menutupi tubuh dan
seluruh anggota badan, berguna untuk membantu melindungi kulit bayi 
selama di dalam air ketuban. Kantung udara kecil yang disebut alveoli mulai
terbentuk di paru-paru, dan pita suara juga terbentuk. Bayi sudah terlihat
dengan gerakan menangis, tapi karena tanpa udara maka suara tangisan tidak
terdengar.
Bayi mungkin sudah memiliki pola waktu bangun dan tidur, sama
seperti bayi yang baru lahir. Bayi juga akan memiliki posisi favorit untuk
tidur dan periode aktif lainnya yang dikenali. Bayi sudah berukuran sekitar 6
inci (15cm) puncak kepala sampai bokong dan beratnya sekitar 7 ons
(200gm).
f. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 19 minggu.
1) Janin adalah sekitar 6,5 inci (17cm) dan 9 ons (250gm).
2) Plasenta Anda terus tumbuh dan memelihara bayi.
3) Fitur jantung bayi anda, harus terlihat selama USG.
4) Alat kelamin bayi Anda jelas dan dikenali.
5) Rambut kepala telah tumbuh dan terus berkembang.
Jika bayi perempuan vagina, rahim sudah mulai berkembang dan
saluran tuba sudah berada di tempat. Perempuan memiliki persediaan telur
yang terbatas dalam hidup mereka. Pada titik ini janin putri akan memiliki 6
juta telur. Jumlah ini menurun menjadi sekitar 1 juta saat kelahiran. Jika anak
laki-laki, alat kelamin sudah bisa dikenali. Bahkan kelamin terlihat jelas
dengan USG.
Kaki bayi akan mencapai ukuran relatif  dan juga terjadi peningkatan
pembangunan otot,. Sang Ibu akan segera mulai merasakan tendangan kecil
bayi . Bayi  akan meningkatkan beratnya hingga lebih dari 15 kali hingga
sekarang. Ukuran bay adalah sekitar 6,5 inci (17cm) dan 9 ons (250gm
g. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 20 minggu.
1) Bayi sekarang beratnya sudah sekitar 11 ons dan kira-kira panjangnya 7
inci
2) Panjang janin dari atas kepala hingga pantat adalah 17cm, dan beratnya
sekitar 310 gram.
3) Bayi sudah dapat mendengar dan mengenali suara ibunya.
4) Sang ibu mungkin sudah akan mulai merasakan gerakan janin pertama.
5) Kuku kaki dan kuku sudah tumbuh.
6) Pertumbuhan rambut di seluruh tubuh telah dimulai.
7) Kulit semakin tebal.
8) Jantung sekarang sudah dapat didengar dengan stetoskop.
Bayi sudah akan bereaksi terhadap suara keras. Bayi kini sudah benar-
benar dapat mendengar suara-suara di luar rahim. Suara-suara yang akrab
seperti suara musik akan menjadikan bayi akan  terbiasa selama tahap-tahap
perkembangan mereka dan setelah lahir. Ini adalah waktu yang penting untuk
perkembangan sensorik,  karena sel-sel saraf yang melayani fungsi masing-
masing indera, rasa, bau, pendengaran, penglihatan, dan sentuhan kini sudah
berkembang khusus diotak bayi.
Bayi sekarang beratnya sudah sekitar 11 ons dan panjangnya kira-kira
7 inci akan lebih mengisi rahim. Meskipun janin masih kecil dan rapuh,
namun bayi sudah mencapai perkembangan yang pesat, dan bahkan mungkin
bayi sudah bisa bertahan hidup jika lahir pada masa  ini.
h. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 21 minggu.
1) Janin telah berkembang menjadi 10,5 inci (27 cm) – 12,7 ons (360 gram).
2) Sekarang berat badan bertambah dengan lemak yang sudah membentuk di
tubuh.
3) Sumsum tulang sudah mulai memproduksi sel-sel darah.
4) Usus kecil mereka sudah mulai menyerap gula.
Sumsum tulang bayi kini telah mulai memprosuksi sel-sel darah,
sementara pekerjaan yang dilakukan oleh hati dan limpa hanya sampai tahap
ini. Plasenta sudah memberikan hampir semua makanan bayi, dan sekarang
bayi mulai akan menyerap sejumlah kecil gula dari cairan ketuban yang
tertelan.
Berdasarkan ukuran kepala bayi, yaitu sekitar 2 inci (5cm), tanggal lahir bisa
ditentukan dalam waktu satu minggu. Janin terus mendapatkan lemak dan
telah tumbuh lapisan keputihan yang bagus, substansi lemak untuk
melindungi kulit selama dalam cairan ketuban dan untuk memudahkan proses
kelahiran.
Pada anak perempuan, vagina sudah terbentuk dan ovarium sudah
berisi lebih dari enam juta telur yang akan dikurangi menjadi sekitar 400 pada
saat pubertas. Untuk anak laki-laki, testis mulai turun dari perut pada minggu
ini. (Anak laki-laki belum bisa  menghasilkan sperma hingga mereka
pubertas).
i. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 22 minggu.
1) Janin bereaksi terhadap suara keras.
2) Bayi mulai memiliki ritme tidur dan bangun yang teratur .
3) Gerakan ibu sudah bisa membangunkan bayinya.
4) Selera sudah terbentuk di lidah bayi.
5) Panjang janin 28cm dan berat lebih dari 450 gram.
6) Berat badan mingguan telah meningkat menjadi sekitar 70 gram.
Panjang Bayi   sekitar 11 inci panjang dan berat sekitar 1 pon. Alis dan
kelopak mata telah sepenuhnya berkembang, dan kuku sudah menutupi ujung
jari. Suara dari percakapan yang cukup keras bisa  didengar oleh janin dalam
rahim. Panjang Bayi sekitar 11 inci (28cm dan berat sekitar 1 pon (450g).
j. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 23 minggu.
1) Panjang bayi lebih dari 28cm dan beratnya sampai dengan 550 gram.
2) Alis telah terlihat.
3) Anak sudah dapat menyedot.
4) Tulang yang terletak di tengah telinga sudah mengeras.
Pigmen kulit kini telam terbentuk. Bentuk Janin sekarang ini sudah
proporsional seperti bayi yang baru lahir, namun masih kurus dari bayi yang
baru lahir,  karena lemak bayi yang belum berkembang sepenuhnya.
Pankreas, yang penting untuk memproduksi hormon, kini masih
berkembang terus. Bayi sudah mulai dapat memproduksi insulin, yaitu yang
penting untuk pemecahan gula.
Jika lahir sekarang maka bayi memiliki kesempatan 20% untuk
bertahan hidup, kemungkinan akan naik dalam setiap harinya. Pada minggu
ini, berat bayi sedikit di atas 1 pon (500 g). Panjang bayi kini 11 inci (28cm).
k. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 24 minggu.
1) Bayi kini bobotnya telah bertambah sekitar 3 ons (90 gram) selama
seminggu.
2) Berat bayi sekitar 1,3 kilogram dan panjang12  inci.
3) Kelopak mata sudah terlihat sangat jelas.
4) Jika lahir pada tahap ini secara resmi dianggap layak, mereka mungkin
sudah dapat bertahan hidup.
Paru-paru sedang mengembangkan cabang-cabang pernapasan dan sel-sel
yang memproduksi surfaktan. Yaitu zat yang membantu kantung udara
mengembang dengan mudah dan juga menjaga kantung udara kecil di paru-
paru kita turun. Bayi bernapas dengan menghirup cairan ketuban dalam
mengembangkan paru-paru. Bayi yang belum lahir ditutupi dengan denda,
rambut berbulu halus dan kulit dilindungi oleh zat lilin. Beberapa zat ini
mungkin masih ada di kulit anak saat lahir, dan  pada waktu itu akan cepat
diserap.
Berat bayi sekitar 3 ons pada minggu ini. Beratnya terdiri dari otot, massa
tulang dan organ. Tubuh mulai berpenampilan semakin seperti itu dari bayi
yang baru lahir. Selera makan  bayi sudah mulai terbentuk. Jika ibu minum
sesuatu yang aneh atau pahit, maka bayipun akan terlihat menunjukkan
ekspresi karena rasa.
Sedikit lipatan telah muncul di telapak tangannya. .Koordinasi otot pada
tangan telah meningkat karena mereka mengisap makanan dari ibu. Selama
minggu depan atau lebih, kelenjar keringat akan terbentuk di kulit.
Bayi sekarang beratnya sekitar 600 gr dan panjang sekitar 12 inci (30cm) .
Kelahiran bayi prematur pada 24 minggu ini memiliki kemungkinan bertahan
hidup 36% – Namun, komplikasi serius masih mungkin bisa terjadi.
l. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 25 minggu.
1) Ukuran panjang Bayi sekitar 13,5 inci,  dan beratnya 1  setengah kilogram.
2) Tulang sudah menjadi padat, dan tangan sekarang sudah sepenuhnya
dibentuk.
3) Otak telah berkembang pesat, dan sel-sel otak mulai matang.
4) Organ seksual sepenuhnya sudah dibentuk.
Bayi sekarang sudah terbentuk cukup baik, meskipun masih memiliki
sedikit lemak tubuh dan juga kulitnya masih tipis. Struktur tulang belakang
mulai terbentuk 33 cincin, 150 sendi dan 1000 ligamen. Otak kecil
berkembang pesat, dan bayi sudah mulai mengisi ruang di dalam rahim.
Rahim Ibu sekarang berukuran sekitar bola sepak, dan ibu sudah tampak jika
sedang  hamil.
Pembuluh darah paru-paru sudah berkembang. Hidung bayi sudah mulai
membuka. Saraf di sekitar daerah mulut dan bibir sudah menunjukkan
sensitivitas lebih sekarang. Refleks menelan mereka juga berkembang. Bayi
bisa mendengar suara dari luar rahim,  dan sel-sel otak juga sudah mulai
matang. Bayi Sudah dapat belajar dan mengingat dan dapat mengenali suara
ibu dan suara ayahnya. Tulang telinga bagian dalam telah mengeras sehingga
pendengarannya menjadi lebih baik.
Bayi yang lahir pada usia kandungan 25 minggu beresiko 50% untuk bertahan
hidup.
m. Bayi dalam kandungan usia kehamilan 26 minggu.
1) Bayi berukuran panjang  35.5cm panjang dan berat lebih dari 760 gram.
2) Panjang Kaki  2 inci (5cm), dan Tangan sangat aktif.
3) Mata bayi sudah mulai membuka sekitar masa ini.
Bayi sudah membuat gerakan pernapasan, tetapi tidak ada udara di paru-
paru. Tangan aktif dan koordinasi otot sedemikian rupa sehingga mereka bisa
menaruh jempol ke dalam mulut. Mengisap jempol akan menenangkan bayi
dan juga akan memperkuat pipi dan otot rahang.
Scan otak pada janin akan menunjukkan respon terhadap sentuhan. Bermain
dan menyentuh dengan bayi  sekarang sudah mungkin, karena bayi sudah
dapat merespon sentuhan Anda melalui dinding perut. Pertumbuhan otak
berlanjut dengan aktivitas gelombang otak untuk sistem penglihatan, dan
pendengaran bayi mulai berkembang. Bayi mungkin sangat aktif di dalam
rahim,  minggu-minggu paling aktif janin biasanya antara minggu ke 24 dan
28.
5. Ketidaknyamanan pada Trimester II
a. Gatal-gatal (Indiarti, 2015: 50 – 51).
Gatal-gatal terjadi pada perut paha payudara maupun pada bagian lain
terutama pada lipatan-lipatan. Penyebab yaitu Perenggang kulit, peningkatan
pengeluaran keringat
Cara mengatasi
1) Potong dan bersihkan kuku agar jika tergaruk tidak menimbulkan bekas

2) Jaga kebersihkan kulit

3) Mandi guyur minimal 2x sehari

4) Kurangi pemakaian sabun

b. Pusing, dapat pingsan, mual, keringat dingin, pucat dalam posisi


terlentang
Penyebab: Rahim menekan pembuluh darah
Cara mengatasi: Ambil posisi miring ke kiri atau setengah duduk dengan lutut
agak ditekuk hingga gejala hilang.
c. Ulu hati terasa panas
Penyebab: Kelambatan pengosongan lambung, lambung terdesak oleh rahim
Cara mengatasi
1) jangan mengkonsumsi makanan yang memproduksi gas seperti kubis,
nangka, sawi dan durian

2) Hindari mengkonsumsi makanan yang berleak dan posrdi besar misalnya


daging

3) Minum sedikit susu atau teh hangat

4) Jika gejalan semakin perah, hubungi tenaga kesehatan

d. Sembelit atau susah buang air besar (BAB)


Penyebab: Peningkatan penyerapan air oleh usus, konsumsi tablet zat besi,
kurang minum, kurang mengkonsumsi makanan berserat seperti sayur dan
buah-buahan, kurang gerak badan, penekanan usus oleh pembesaran rahim
Cara mengatasi : Mengonsumsi makanan tinggi serat untuk mengurangi
konstipasi., mengonsumsi pisang raja untuk mengurangi sembelit. (Indah,
2017).
e. Perut Kembung
Penyebab: Pengaruh hormonal, banyak menelan udara
Cara mengatasi
1) Kunyak makanan perlahan sampai halus

2) Hindari makanan yang memproduksi gas, makanan berlemak dan porsi


besar misalnya daging

3) Buang air besar secara teratur

f. Keputihan
Penyebab munculnya keputihan selama masa kehamilan adalah pengaruh
hormonal dan peningkatan produksi lendir. Namun, dalam kasus ini vagina
akan mengeluarkan cairan berwarna putih , encer dan tidak berbau. Cairan
tersebut akan bertambah seiring bertambahnya usia kehamilan. Apabila
keputihan disertai gatal dan bau kemungkinan terjadi infeksi yang dapat
menyebabkan perlunakan rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya
Kusumawati, 2008)
Cara mengatasi
1) Jangan membilas bagian dalam liang senggama

2) Kenakan celana dalam yang tidak ketat dan segera ganti jika sudah basah

3) Jaga kebersihan alat kelamin (bersihkan dari arah depan ke belakang)


(Usman, 2013)

4) Jika gatal, bau menusuk, ada perubahan sifat dan warna segera laporkan
dan konsultasikan pada tenaga kesehatan

g. Varises
Pada kaki dan daerah kemaluan
Penyebab: keturunan, pengaruh hormon kehamilan.pembesaran rahim yang
menghambat aliran darah, mengejang saat buang air besar.
Cara mengatasi
1) jangan terlalu lama berdiri atau duduk

2) hindari pakaian ketat

3) Cukup bergerak
4) Berbaring dengan kedua kaki ditinggikan misalnya dengan di ganjal
bantal

5) Jangan mengejan terlalu kuat saat buang air besar

h. Sakit Kepala
Penyebab: Ketegangan emosional, ketegangan pada mata (gangguan atau
masalah pada mata)
Cara mengatasi
1) santai dan istirahat

2) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika berlangssung terus menerus

i. Nyeri pada lipatan paha


Penyebab : Penarikan otot paha akibat pembesaran rahim
Cara mengatasi
1) Istirahat

2) Posisi jongkok dengan kedua  paha membuka atau tekuk lutut ke arah
dada

3) Pakai penahan perut tetapi jangan yang menekan perut

4) Kompres hangat pada daerah yang nyeri

j. Nyeri Sendi, pada punggung dan tekanan pada panggul


Penyebab: Perubahan keseimbangan tubuh oleh pembesaran perut
Cara mengatasi
1) Santai dan istirahat

2) Pakai sepatu berhak rendah

3) Senam hamil

4) Kompres hangat untuk mengurangi nyeri punggung

6. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 Minggu)


a. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan
suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam
kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi
(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak
dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249).

Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya


mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat
dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi
selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).
b. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak
seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak
adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan. 22 Beberapa ibu
dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik
(Pusdiknakes, 2003).

c. Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 10.5gr% pada trimester II. Anemia
pada trimester II disebabkan oleh haemodilusi atau pengenceran darah.
Anemia dalam kehamilan juga bisa disebabkan karena defisiensi zat besi
dalam darah.

d. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala
yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi
otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan
kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-
eklampsia.

Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa


adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau
berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunangkunang. 24 Selain itu
adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal
ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di
korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh
darah) (Pusdiknakes, 2003).

e. Bengkak di muka atau tangan


Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki
yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat
atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya
masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang
setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa
merupakan pertanda pre-eklampsia.
f. Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi (24%).
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan
terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah.
Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun 26
kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari
eklampsia(Saifuddin, 2002, p.212).

B. Konsep Nyeri Punggung


1. Definisi nyeri punggung
Nyeri adalah rasa yang tidak menyenangkan yang terjadi pada
salah satu bagian tubuh. Rasa nyeri bisa seperti panas terbakar, dipukul-
pukul dan ditusuk-tusuk (Octavia, 2018). Nyeri punggung merupakan
suatu gangguan yang terjadi di area lumbosakral. Nyeri punggung sering
terjadi pada ibu hamil, rasa nyeri pada punggung terjadi karena bertambah
beratnya beban ibu sehingga perut menjadi condong kedepan dan terjadi
lengkungan didaerah punggung bawah (Octavia, 2018). Nyeri punggung
merupakan gangguan pada sistem muskuloskeletal karena melakukan
aktivitas yang tidak baik (Firdayani, 2018). Nyeri punggung terjadi
karena adanya perubahan hormon kehamilan yang meningkat (hormone
relaksan) hal ini mempengaruhi fleksibilitas jaringan otot dan ligament
yang dapat menyebabkan nyeri pada punggung (Firdayani, 2018).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri punggung
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri punggung pada
ibu hamil (Firdayani, 2018) antara lain :
a. Umur
Kehamilan paling ideal bagi seseorang wanita adalah saat usianya
berada pada rentang umur 20-35 tahun. Umur sangat menentukan
kesehatan ibu hamil karena umur merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya nyeri punggung selama kehamilan. Wanita
yang berusia lebih muda sering mengalami nyeri punggung karena
terjadinya perubahan hormonal selama kehamilan (Kaimmudin, 2018).
b. Pekerjaan selama kehamilan
Ibu hamil yang bekerja memiliki aktivitas yang lebih berat
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak bekerja. Selain melakukan
aktivitas seperti memasak, menyetrika, berdiri terlalu lama dan
mengangkat beban berat, ibu hamil juga disibukkan dengan pekerjaan
seperti wiraswasta dan perkantoran. Hal ini bisa menjadi penyebab
terjadinya nyeri punggung (Aprilliana, 2017).
c. Posisi tidur
Bahwa posisi tidur untuk ibu hamil berbeda untuk setiap trimester
kehamilan. Pada trimester kedua, janin sudah mulai berkembang
namun perut ibu belum terlalu membesar. Posisi miring kiri sangat
disarankan pada trimester kedua karena selain janin dapat bergerak
leluasa, oksigen dan nutrisi yang didapat janin melalui plasenta dapat
mengalir dengan lancar dibandingkan saat tidur dengan posisi
telentang. Posisi tidur telentang sangat tidak dianjurkan pada ibu hamil
di trimester kedua karena dapat membahayakan ibu hamil dan
janinnya. Saat memasuki usia 4 bulan keatas, beban rahim semakin
meningkat dan dapat memperlambat aliran darah ke jantung akibatnya
jantung akan mengalami kesulitan untuk memompa dan mengalirkan
darah keseluruh tubuh. Jika posisi tidur ibu tidak diubah, maka aliran
oksigen dan nutrisi untuk janin akan berkurang sehingga menyebabkan
resiko cedera janin dan posisi yang salah bisa memicu timbulnya nyeri
punggung (Aprilliana, 2017).
d. Kehamilan (Gravida)
Ibu hamil dengan multigravida memiliki respon yang lebih tenang
dalam mengatasi keluhan dan kecemasan selama kehamilan
dibandingan dengan ibu hamil primigravida. ibu yang sudah pernah
mengalami kehamilan sebelumnya memiliki pengalaman lebih
dibandingkan dengan ibu yang pertama kali hamil dalam mengatasi
keluhan – keluhan yang terjadi selama proses kehamilan, salah satunya
cara mengatasi nyeri punggung yaitu dengan melakukan senam hamil
(Elda, 2015).
e. Usia kehamilan
Semakin besar usia kehamilan semakin meningkatkan resiko nyeri
punggung pada ibu hamil. Dimana terjadi pembesaran perut ibu
seiring bertambahnya usia kehamilan yang disebabkan oleh
perkembangan janin. Hal ini membuat ibu hamil mengalami
kehilangan keseimbangan. Selama kehamilan sendi pada panggul yang
mulanya stabil akan mengalami pengenduran, hal ini terjadi mulai usia
kehamilan kelima. Akibatnya ibu hamil menarik punggungnya ke
belakang dan melengkung. Dari posisi ini akan mengakibatkan
punggung melengkung, dan otot-otot pada punggung tertarik sehingga
menimbulkan rasa nyeri (Firdayani, 2018).
3. Patofisiologi nyeri punggung
Nyeri punggung sering dialami oleh ibu hamil , hal ini disebabkan
perut yang mulai membesar membuat ibu hamil mengalami kehilangan
keseimbangan. Selama kehamilan sendi pada panggul yang mulanya
stabil akan mengalami pengenduran, hal ini terjadi mulai usia kehamilan
kelima. Akibatnya ibu hamil menarik punggungnya ke belakang dan
melengkung. Dari posisi ini akan mengakibatkan punggung melengkung,
dan otot-otot pada punggung tertarik sehingga menimbulkan rasa nyeri.
Janin yang semakin membesar menyebabkan perubahan pada
postur tubuh, dan semakin bertambahnya usia kehamilan posisi bayi
menekan saraf dan dapat mengakibatkan nyeri pada punggung. Beberapa
hormon pada kehamilan mengakibatkan otot-otot dan ligament pada
tulang panggul (pelvis) melunak dan sendi menjadi longgar hal ini terjadi
untuk persiapan proses persalinan (Firdayani, 2018).
4. Klasifikasi nyeri
Nyeri dibedakan menjadi 2, antara lain :
a. Nyeri akut
Merupakan nyeri yang disebabkan karena penyakit, cedera, intervensi
bedah dengan intensitas nyeri yang berbeda-beda mulai dari ringan
sampai berat.
b. Nyeri kronik
Merupakan nyeri yang menetap sepanjang waktu. Nyeri ini
berlangsung dengan waktu yang lama,terjadi lebih dari 6 bulan (Perry
& Potter dikutip dalam Firdayani, 2018).
5. Jenis-jenis nyeri
Jenis-jenis nyeri antara lain :
a. Nyeri kulit (Somatik superfisial)
Nyeri ini terjadi pada jaringan subkutis dan struktur kulit
b. Nyeri somatik dalam
Nyeri ini terjadi pada tendon, otot, sendi, tulang dan ligament
c. Nyeri alih
Nyeri yang terjadi pada daerah tubuh tetapi rasa nyeri itu berada pada
daerah tubuh yang lain
d. Nyeri visera
Nyeri ini terjadi pada semua organ-organ tubuh
e. Nyeri neuropati
Nyeri ini terjadi pada sistem saraf tepi menuju ke sistem saraf pusat
(Fithriyah, 2018).
6. Cara mengatasi nyeri punggung
Nyeri pada punggung dapat diatasi dengan melakukan cara ini
antara lain:
a. Tidur atau istirahat dengan memiringkan badan ke sisi kanan dan ke
sisi kiri secara bergantian
b. Melakukan pemijatan saat nyeri timbul
c. Melakukan latihan peregangan dengan cara latihan senam hamil
secara rutin
d. Melakukan teknik kompres hangat pada punggung (Fithriyah,
2018).
7. Skala pengukuran nyeri
Berikut adalah cara untuk pengukuran skala nyeri (Wong Baker dalam
Fithriyah, 2018), yaitu :
a. Visual Analog Scale (VAS)
Merupakan alat ukur skala nyeri menggunakan garis lurus yang
menyatakan intensitas nyeri dengan cara memberi titik. Semakin
ke kiri berarti semakin tidak nyeri, sebaliknya semakin ke kanan
berarti semakin nyeri hebat.

Gambar 2.1 Visual Analog Scale (VAS)

b. Faces Pain Scale( FPS)


Merupakan alat ukur skala nyeri dengan menggunakan gambar
atau kartun dari mulai gambar senyum = tidak nyeri sampai
gambar menangis = nyeri sangat hebat.

Gambar 2.2 Faces Pain Scale (FPS)

c. Numeric Rating Scale (NRS)


Merupakan alat ukur skala nyeri dengan menggunakan angka 0-10,
yang berarti angka 0 = tidak nyeri sampai angka 10 = nyeri hebat.
Gambar 2.3 Numeric Rating Scale (NRS)

1. Pathway Nyeri Punggung pada kehamilan ( Back Pain Pregnancy)

Hormon: Umur Pekerjaan Posisi Usia Gravida


Peningkatan ibu Tidur Kehamilan
Hormon
Relaksan

Memperlambat Back Pain Berat beban


fleksibilitas jaringan otot Pregnancy (pembesaran
dan ligament rahim)

Non
farmakologi farmakologi

Mengubah posisi tidur


yang nyaman
Analgesik

Masase/Pemijatan

Peregangan otot/Senam

Kompres hangat

B. Tinjauan Teori Asuhan Kehamilan


1. Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan selama masa kehamilan
untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit
yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi
kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan yang terjadi (Manuaba,
IBC, 2008; h. 25).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Evayanti, Y (2014) dalam
Jurnal Ilmiah Kebidanan Program Studi Kebidanan Universitas
Malahayati B. Lampung (Vol. 1 No.2; 2015) dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami Pada Ibu Hamil Terhadap
Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Wates
Lampung Tengah Tahun 2014 “. Keteraturan kunjungan antenatal care
selama kehamilan dipengaruhi yang pertama kurangnya pengetahuan ibu
tentang kunjungan antenatal, kedua ada kaitannya dengan lebih banyak
ibu yang kurang mendapat dukungan dari suami sehingga ibu tidak
mendapatkan dorongan dari luar untuk memotivasi ibu agar melakukan
kunjungan Antenatal Care secara teratur, ketiga disebabkan karena
rendahnya pendidikan responden, hasil wawancara bebas sebagian besar
ibu memiliki latar belakang pendidikan SMP, keempat disebabkan kerena
ibu lebih banyak bekerja diluar rumah, dan kelima disebabkan karena ada
kaitan ibu sulit mengatur waktu karena habis untuk memberi perhatian
dan mengurus anak-anaknya dirumah.
Dalam melaksanakan pelayanan antenatal care (ANC), menurut
Kemenkes RI (2012; h. 08-12) asuhan standar minimal “10 T” yang
meliputi :
a. Timbang berat badan dan Tinggi badan
Penambahan berat badan normal pada ibu hamil adalah 11,5-16 kg
dan apabila kurang dari 9 kilogram selama kehamilan menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan janin.
b. Periksa Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi. Menurut varney dkk,
2009, tekanan darah normal yaitu bila sistolik < 120 mmHg dan
diastolic < 80 mmHg.
c. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran LILA dilakukan pada saat kunjungan ANC pertama
dengan standar minimal ukuran LiLA bagi wanita dewasa yaitu
minimal 23,5 cm.
d. Pengukuran Tinggi fundus uteri
Pengukuran TFU pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin.Jika TFU tidak sesuai dengan
umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pada pertumbuhan
janin.
e. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Dalam menentukan presentasi janin dilakukan dengan caraLeopold
yang terdiri dari 4 leopold. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir
trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.DJJ
lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari 160x/menit
menunjukkan adanya gawat janin.
f. Skrining imunisasi tetanus dan beri imunisasi Tetanus Toxoid
g. Beri Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
h. Temu wicara
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal meliputi
kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami dalam
kehamilan, tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, asupan gizi
seimbang, penyakit menular dan tidak menular, inisiasi menyusu dini
dan pemberian ASI eksklusif, KB paska persalinan, imunisasi.
i. Pelayanan tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pertama adalah pemeriksaan golongan
darah. Pemeriksaan laboratorium rutin yaitu pemeriksaan
kadarhemoglobin darah (Hb). Pemeriksaan laboratorium khusus
dilakukan bila ibu hamil memiliki indikasi tanda bahaya kehamilan.
Pemeriksaan laboratorium khusus meliputi: golongan darah, protein
urin, kadar gula darah, darah malaria, tes sifilis, HIV (Human
Immuno Deficiency Virus), Bakteri Tahan Asam (BTA).
j. Tatalaksana kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan harus ditangani sesuai
dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
2. Manajemen Kebidanan
Kebidanan adalah bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari
segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian
yang dimaksud objek ilmu ini adalah kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir (Prawirohardjo, S, 2010).
Asuhan kebidanan adalah pelaksanaan fungsi bidan dalam kegiatan
yang menjadi tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan kebidanan
kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang
kesehatan ibu masa hamil, persalinan, bayi baru lahir, nifas serta keluarga
berencana (Estiwidanti, D, 2008; h.12).
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus
yang menjadi tanggung jawabnya (Estiwidani, D, 2008; h. 124). Proses
manajemen kebidanan menurut Varney terdiri dari beberapa langkah yaitu :
a. Langkah I (Pengumpulan Data Dasar), pada langkah pertama
dilakukan pengkajian melalui pengumpulan semua data dasar yaitu
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, peninjauan
catatan terbaru atau catatan sebelumnya dan data laboratorium.
b. Langkah II (Interpretasi Data Dasar), pada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan
klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang telah
dikumpulkan.
c. Langkah III (Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial), pada
langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah
diidentifikasi.
d. Langkah IV (Identifikasi Perlunya Penanganan Segera), bidan atau
dokter mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan konsultasi atau
penanganan bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.
e. Langkah V (Perencanaan Asuhan Menyeluruh), pada langkah ini,
direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
Dalam melakukan perencanaan kegiatan dilakukan dengan
memperhatikan evidence based, sehingga dapat memberi arti sikap dan
perilaku yang positif dan mendapatkan hasil yang terbaik.
f. Langkah VI (Pelaksanaan Rencana), perencanaan ini dapat dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan, dan
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Dalam
situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggungjawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Pada keluhan rasa ketidaknyamanan berupa keputihan,nyeri punggung,
konstipasi, nyeri lipatan paha dan lain-lain pada ibu hamil trimester II
dapat dilakukan tindakan :
- Pemberian pendidikan kesehatan mengenai ketidaknyamanan ibu
hamil trimester II adalah merupakan keluhan fisiologis yang lazim
terjadi. Sehingga apabila ibu hamil diberikan pendidikan kesehatan
mengenai penyebab dan cara mengatasi keluhan ketidaknyamanan
pada saat hamil akan memberikan perubahan sikap, sehingga akan
merubah perilaku ibu hamil untuk mengikuti saran petugas.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan Rahayu (2015) tentang
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Sikap Ibu Dalam
Mengatasi Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tawangsari Sukoharjo dengan hasil penelitian :
sebelum diberi pendidikan kesehatan responden memiliki sikap
negatif dengan persentase sebesar 52,4% dan setelah diberi
pendidikan kesehatan memiliki sikap positif dengan persentase
sebesar 64,3%. Hasil analisis dengan uji wilcoxon nilai p = 0.000
dan skor Z -3.561.
- Pendidikan kesehatan sangat berpengaruh terhadap pemberian
asuhan kebidanan menyeluruh pada pasien ibu hamil termasuk
personal hygiene. Hal ini dapat merubah sikap dan perilaku ibu
hamil dalam mengatasi keputihan, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Winahyu S (2019) tentang Hubungan Sikap dengan
Perilaku Personal Hygiene Ibu Hamil dalam Menanggulangi
Keputihan.
g. Langkah VII (Evaluasi), dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan yang
diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis. Rencana dapat dianggap
efektif jika pelaksanaannya efektif (Saminem, 2008;h.15-20).
Menurut Kepmenkes RI No. 938/Menkes/SK/VIII/2007
pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir
yang tersedia.Pencatatan tersebut ditulis dalam catatan perkembangan
SOAP dan partograf. Menurut Muslihatun (2009 ;h.123)
pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan diterapkan dengan
metode SOAP.

S (Subjektif) : mancatat hasil anamnesa yang dilakukan


O (Objektif) : mencatat hasil pemeriksaan
A (Assessment) : kesimpulandari data-data subjektif/objektif dan
mencatat diagnosa
P (Plan) : apa yang akan dilakukan berdasarkan hasil
pengevaluasian.
Pendokumentasian SOAP ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi ditulis
sebagai berikut :
SOAP Hamil
1) Subjektif
Menurut Saifuddin AB (2011;h.279) data sujektif yang dikumpulkan
yaitu biodata ibu dan suami, keluhan utama yang dirasakan ibu,
riwayat haid, riwayat kehamilan sekarang, riwayat kehamilan lalu,
riwayat KB, pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebiasaan yang
merugikan kesehatan, riwayat psikososial
2) Objektif
Menurut Saifuddin AB (2011;h.280) data objektif yang dikumpulkan
yaitu pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan abdomen,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan USG.
3) Analisa
Diagnosa wanita hamil normal meliputi nama, umur, gestasi (G)
paritas (P) abortus (A), umur kehamilan, tunggal, hidup, intra-uteri,
letak kepala, keadaan umum baik. Masalah, berhubungan dengan
diagnosis.Kebutuhan pasien, ditentukan berdasarkan keadaan dan
masalahnya (Saminem, 2008; h.27).
4) Penatalaksanaan
Menurut Sulistyawati, A (2009; h.147), pelaksanaan asuhan
pada kunjungan ulang disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan kehamilan, misalnya: menjelaskan pada klien
mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami; mengajarkan ibu
tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu hamil sesuai dengan
usia kehamilan; mendiskusikan mengenai rencana persiapan
kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan; mengajari ibu mengenal
tanda-tanda bahaya dan memastikan ibu untuk memahami apa yang
dilakukan jika menemukan tanda bahaya; membuat kesepakatan
untuk kunjungan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti HP. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta:
Rohima Pres.

DEPKES RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta; Kementrian


Kesehatan Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Estiwidani dkk. (2008). Konsep Kebidanan. Yogjakarta: Fitramaya

Evayanti, Y (2014) dalam Jurnal Ilmiah Kebidanan Program Studi Kebidanan


Universitas Malahayati B. Lampung (Vol. 1 No.2; 2015)

Fauziah, Siti & Sutejo(2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Kehamilan


Vol.1..Kencana.Prenada Media.Jakarta
Firdayani, Dheby. (2018). Pengaruh Senam Hamil Terhadap Penurunan Nyeri
Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester II dan III. Stikes Insan Cendekia
Medika. Jombang.

Fithriyah. (2018), Pengaruh Prenatal Massage Terhadap Penurunan Nyeri


Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III. Stikes Insan Cendekia Medika.
Jombang

Indah, Sri.(2017). Pengaruh konsumsi Pisang Raja Terhadap Kejadian Konstipasi


Pada Ibu Hamil TM III di BPM Sunarsih Yudhawati. Malang

Indiarti, M.T. (2015), Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi. Penerbit


Indoliterasi, Yogyakarta, 49-62.

Kaimmudin, Liawati., Pangemanan, Damayanti., Bidjuni, Hendro. (2018).Hubungan


Usia Ibu Saat Hamil Dengan Kejadian Hipertensi. E-Journal Keperawatan, Vol.
1, No. 6, Mei 2018.

Kusmiyati, Yuni, SST.,DKK., Wahyuningsih, Heni Puji, S.SiT, Sujiyatini, S.SiT.


(2008). Perawatan Ibu Hamil. Penerbit Fitramaya, Yogyakarta, 99-104.

Kustriyani, Menik., Wulandari, Priharyanti., Apriliyani, Klara Mita. 2017).(


Pengaruh Senam Hamil Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Punggung Bawah
Pada Ibu Hamil Trimester II dan III. Stikes Widya Husada. Semarang.

Manuaba (2008). Ilmu. Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.Jakarta:EGC

Muslihatun. (2009). Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Fitramaya

Prawiroharjo S. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
__________. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. JHPIEGO. Jakarta.
____________. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Pusiknakes. (2003). Pedoman Pengajaran Kebidanan Fisiologis. Jakarta : JHPIEGO
Rahayu (2015) tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Sikap Ibu Dalam
Mengatasi Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tawangsari Sukoharjo. Surakarta : Jurnal Penelitian
Fak.Kedokteran Kebidanan UNS

Rizki. (2013). Kupas Tuntas Seputar Kehamilan. Jakarta: Agro Media Pustaka

Saifuddin (2010). Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
Saifuddin, AB. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. Maternal
Neonatal. Jakarta ; PT Bina Pustaka Sarwono.
Saminem. (2008). Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Sembiring LP.( 2015). Konstipasi dalam kehamilan: JIK, Jilid 9, Nomor 1.
Sulistyawati A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Winahyu, S. (2019). Hubungan Sikap dengan Perilaku Personal Hygiene Ibu Hamil
dalam Menanggulangi Keputihan. Jurnal Kesehatan Ibu Dan Anak (Mother
and Child Medical Science Journal), 2(1), 035-044. Retrieved from
http://jukia.medikawiyata.ac.id/index.php/jkia/article/view/31

Anda mungkin juga menyukai