SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG TA 2021/2022 1. Apakah salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pencegahan kejadian stroke berulang? Jawab: Keteraturan kontrol serta dukungan kepatuhan pasien dan keluargga 2. Apakah landasan penggunaan chronic care model dalam upaya pencegahan kejadian stroke berulang? Jawab: Prevalensi kasus yang terus meningkat dari tahun ke tahun dapat berpotensi terjadinya lost follow up, sehingga dapat memperburuk keadaan dan dapat meningkatkan biaya perawatan. 3. Apakah tujuan penelitian dari artikel tersebut? Jawab: Mengeksplorasi pengorganisasian Chonic Care Model dalam pengelolaan keteraturan kontrol pasien pasca stroke RSUD Sultan Syarif M. Al Kota Pontianak. 4. Sebutkan 4 variabel penelitian dalam artikel tersebut? Jawab: Pengelolaan keteraturan kontrol, Desain sistem pelayanan, Sistem informasi klinis dan Implikasi kebijakan 5. Jelaskan implementasi pelaksanaan pelayanan dan pengelolaan kontrol pasien pasca stroke ditinjau dari: Jawab: a) Dukungan keputusan; Pengembangan panduan praktik klinis dan memiliki pedoman dalam layanan pasien dimana dapat membantu penyedia layanan berkualitas salah satunya sitem layanan yang berfokus pada pasien, dalam upaya pengelolaan keteraturan kontrol pasien melalui sitem informasi dan edukasi yang terintegrasi antar fasilitas Kesehatan atau mempromosikan layanan penyakit kronis dalam upaya keteraturan kontrol. b) Disain sistem layanan; Rumah sakit SSMA menerapkan kebijakan layanan tidak memiliki kelas / tanpa kelas perawatan, yang diyakini layanan dapat efektif dan efisien. c) Sistem informasi klinis: Pelayanan yang berbasis komputer membantu dalam registrsi pasien dan manajemen data klinis untuk mengurangi pemborosan waktu, biaya, layanan yang efektif dan efisien, mengidentifikasi pasien dengan tepat, mencegah terjadinya medical eror sehinga pelayanan lebih efisien. 6. Apakah kekurangan dari 3 implementasi elemen tersebut? Jawab: a) Kekurangan dukungan keputusan: Komunikasi masih bersifat pasif melalui lembar rujuk balik, clinical pathway masih bersifat terbuka dan perlu pengembangan. b) Kekurangan disain layanan: Bagi klien berpendapatan menengah keatas yang mengunakan biaya umum/mandiri akan sulit menerima pelayanan yang tidak ada kelas VIP atau VVIP c) Kekurangan system informasi Tidak tersedianya support grup dan koodinasi berbasis teknologi informasi untuk menunjang layanan Kesehatan, Memerlukan biaya yang besar dan memerlukan tenaga berkompeten untuk mengoperasikannya, sehingga perlu pelatihan terlebih dahulu dan bagi tenaga yang berusia mendekati pensiun biasanya sulit menerima / mau belajar hal-hal baru seperti komputer.