OLEH
PROPOSAL TESIS
PASIS DIKREG SESKOAL ANGKATAN KE–59
TA 2021
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
DAFTAR ISI
ISI Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah ....................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ............................................................ 4
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................. 5
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................ 5
1.7 Pengertian ........................................................................ 6
1.8 Sistematika Penulisan ...................................................... 7
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Rute KJK Taruna AAL Tahun 2012 s.d. 2020 .................... 3
Tabel 2.1 Kategori Ilmu Navigasi ………………………………………. 12
Tabel 3.1 Jumlah Populasi………………………………………………. 27
Tabel 3.2 Rencana Jadwal Penelitian.………………………….……… 33
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Selaras dengan amanat Undang Undang TNI serta Visi dan Misi
AAL, pada Undang Undang Sistem Pendidikan disebutkan bahwa standar
nasional pendidikan juga harus terpenuhi.4 Standar proses dan
kompetensi lulusan adalah dua hal yang selalu diupayakan untuk
ditingkatkan. Dengan berlandaskan pada hal tersebut diatas maka seluruh
rangkaian operasional pendidikan di AAL utamanya latihan dan praktik
Taruna Taruni AAL dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi lulusan
dalam rangka mendukung penugasan di KRI.
Pelaksanaan latihan dan praktik Taruna Taruni AAL berdasar pada
kurikulum AAL yang dijabarkan dalam petunjuk pelaksanaan Kasal
tentang Latihan dan praktik serta praktikum taruna AAL.5 Adapun
pengertian Latihan adalah belajar dan membiasakan diri agar mampu
(dapat) melakukan sesuatu sementara pengertian daripada praktik adalah
pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori.6 Puncak dari
Latihan dan praktik pelayaran navigasi taruna tingkat III adalah Latihan
Kartika Jala Krida (KJK). Menurut Laksda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M.
(Gubernur AAL,2020) Tujuan latihan ini adalah untuk membentuk mental
kejuangan dan karakter prajurit matra laut, melaksanakan pelayaran
navigasi lingaran besar, astronomi dan praktek dari semua pelajaran
profesi dasar matra laut pada keadaan sebenarnya, diharapkan dapat
terwujudnya mental kejuangan dan karakter taruna AAL tingkat III sebagai
calon perwira matra laut serta aplikasi teori sesuai materi korps masing-
masing. Lattek KJK berlangsung selama 90 hari yang dikuti oleh Korps
Pelaut, Teknik, Elektronika, Suplai dan Marinir dengan menggunakan KRI
Bima Suci yang dulunya menggunakan KRI Dewa Ruci. Adapun data
pelayaran KJK adalah sebagai berikut:
4
Undang Undang Republik Indonesia, tentang Sistem Pendidikan Nasional,Nomor 20
tahun 2003(2003),11
5 Peraturan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tabel 1.1 Rute KJK Taruna AAL Tahun 2012 s.d 2020
Peserta
No Tahun Negara KRI
Latihan
1 2012 Amerika KRI DWR Taruna Tk.III
2 2013 Australia KRI DWR Taruna Tk.III
3 2014 Asia Tenggara dan Timur KRI DWR Taruna Tk.III
4 2015 Eropa Selatan dan Asia Barat KRI BJM Taruna Tk.III
5 2016 Australia KRI BAC Taruna Tk.III
6 2017 Eropa KRI BSC Taruna Tk.III
7 2018 Asia Timur KRI BSC Taruna Tk.III
8 2019 Asia Australia KRI BSC Taruna Tk.III
9 2020 Indonesia KRI BSC Taruna Tk.III
Sumber : Diolah sendiri dari hasil Laplak KJK di Subditlat Ditdik AAL
Sampai dengan saat ini hasil dari latihan dan praktik Taruna Taruni AAL
masih belum optimal. Berdasarkan data hasil survey (pengamatan dan
penilaian) dari para user yaitu para atasan dari perwira remaja yang ada
di Kotama-Kotama TNI Angkatan Laut diperoleh hasil bahwa 54% perwira
remaja masih belum mampu memenuhi tuntutan sesuai Job Discription,
sedangkan 46% perwira remaja sudah mampu memenuhi tuntutan sesuai
Job Discription.7
SUDAH MAMPU
7Akademi Angkatan Laut, Telaah staf tentang penyesuaian kurikulum pendidikan taruna
AAL, (2020), 2
4
1.7 Pengertian-Pengertian
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang berkaitan
dengan objek yang akan diteliti. Guna menghindari penafsiran atas istilah-
istilah yang digunakan, maka perlu memberikan definisi atau pengertian-
pengertian.
a. Latihan adalah belajar dan membiasakan diri agar mampu
(dapat) melakukan sesuatu.8
b. Praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut
dalam teori.9
c. Analisis adalah penyidikan suatu peristiwa atau perbuatan
untuk mendapatkan faktor yang tepat atau penguraian pokok
permasalahan atas bagian-bagian itu untuk mendapatkan pengertian
yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.10
d. Efektivitas adalah keaktifan daya guna, adanya kesesuaian
dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14 Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal
50.
15 Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal
57
9
Sumber : Cahya Fajar dan Agus Pamungkas. Ilmu Pelayaran Astronomi untuk ANT III
dan IV.Yogyakarta: Leutico Prio, 2016. Hal 4
2.1.3 Efektivitas
23
Moeheriono. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi edisi revisi. Jakarta: Rajawali
Pers, 2014.
13
b. Afektif.27
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa
sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang
telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: 1)
receiving (penerimaan), kemampuan seseorang yang peka
terhadap suatu perangsang dan memiliki kesediaan untuk
memperhatikan rangsangan tersebut, 2) responding (menanggapi),
kemampuan yang mencakup kerelaan dan kesediaan untuk
memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi secara aktif dalam
suatu kegiatan, 3) valuing (menilai atau menghargai), kemampuan
untuk menilai sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian
tersebut. Kemampuan menilai dapat berbentuk sikap menerima
atau menolak sesuatu, 4) organization (mengatur atau
mengorganisasikan), kemampuan untuk membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan, 5)
characterization by value or value complex (karakterisasi dengan
suatu nilai atau komplek nilai), kemampuan untuk menghayati nilai
kehidupan sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi
pedoman bagi diri sendiri.
c. Psikomotorik.28
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).
Ranah psikomotorik dibagi menjadi tujuh tingkatan yaitu: 1)
perception (persepsi), kemampuan untuk menggunakan isyarat-
isyarat sensoris dalam memandu aktivitas motorik, 2) set
(kesiapan), kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam
memulai suatu gerakan, 3) guided response (gerakan terbimbing),
kemampuan untuk melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh
yang diberikan, 4) mechanical response (gerakan yang terbiasa),
kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh
contoh yang diberikan karena sudah dilatihkan dengan baik, 5)
komplex response (gerakan yang kompleks), kemampuan
29Dr. Nasir Usman, M.Pd. , Prof. Dr. Murniati A.R.. M.Pd, Pengantar manajemen
pendidikan, 2019, 195
19
30 LPMP Jatim, Materi Pelatihan Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
di AAL. 2017.
20
2) Model Kaizen.
2.2.2 Hipotesis
Hipotesis yang dilaksanakan peneliti merupakan dugaan awal
ataupun sementara terhadap hubungan antar variabel, dimana harus
dibuktikan kebenarannya. Adapaun hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut;
Ho: secara simultan efektivitas latihan dan praktik Taruna Taruni AAL
tidak berpengaruh terhadap keahlian bernavigasi di KRI.
H1: secara simultan efektivitas latihan Taruna Taruni AAL berpengaruh
terhadap keahlian bernavigasi di KRI.
H2: secara simultan efektivitas praktik Taruna Taruni AAL berpengaruh
terhadap keahlian bernavigasi di KRI.
H3: secara simultan efektivitas latihan dan praktik Taruna Taruni AAL
berpengaruh terhadap keahlian bernavigasi di KRI.
22
Latihan
(X1)
×1
Peralatan Keahlian
Navigasi di
×3 Bernavigasi
KRI (X3) ×2 (Y)
Praktik
(X2)
Pendahuluan
Latar Belakang
Efektivitas Latihan dan Praktik taruna AAL dihadapkan Keahlian bernavigasi
menghasilkan taruna yang profesional dibidang matra laut
Rumusan Masalah
Bagaimana Efektivitas Latihan Dan Praktik Taruna AALBerpengaruh Terhadap
Keahlian Bernavigasi
Obyek Penelitian :
Tinjauan Pustaka : Hipotesis :
Terdapat pengaruh efektivitas
1. Teori dari UU latihan dan praktik taruna AAL Akademi TNI Angkatan Laut
2.Teori Pembelajaran terhadap Keahlian bernavigasi
3.TeoriManajemen Mutu
Tujuan Penelitian :
Menganalisis Seberapa Besar Pengaruh Latihan Dan
Praktik Taruna AAL Terhadap Keahlian Bernavigasi
Narasumber : Metode :
Survey Deskriptif dengan
1. Kaprodi di AAL Feed back
2. Komandan KRI Bima Suci metode kuantitatif
Saran :
Disusun berdasarkan
kesimpulan untuk disampaikan
kepada pemimpin
Selesai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut. Kesimpulan dari sampel akan berlaku untuk populasi. Menurut
Sugiono, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).33 Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 67 taruna AAL
yang dihitung berdasarkan rumus Slovin dengan asumsi bahwa populasi
berdistribusi normal. Dalam perhitungan sampel didasarkan atas
kesalahan (error) 5% jadi sampel yang diperoleh itu memperoleh
kepercayaan 95% terhadap populasi. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah Random Sampling, yaitu cara penarikan sampel yang
dilakukan secara acak sederhana. Adapun aplikasi rumus Slovin untuk
menentukan sampel adalah sebagai berikut:
32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Riset & Development, Bandung:
Alfabeta 2011,117.
33
Sugiyono, 2011,118.
28
Rumus Slovin:
N
n=
N.e2 + 1
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Batas Toleransi kesalahan
maka,
n= 80/(80X0,0025)+1
n = 67
Sedangkan untuk uji coba instrumen sebanyak 67 orang.
perhitungan angka dan rumus statistik dari data-data sekunder yang telah
dikumpulkan. Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Cahya Fajar dan Agus Pamungkas. Ilmu Pelayaran Astronomi untuk ANT
III dan IV. Yogyakarta: Leutico Prio, 2016.
Degeng, I.N.S. dan Miarso, Y.H. Terapan Teori Kognitif Dalam Disain
Pembelajaran, Ditjen Dikti Depdikbud. Jakarta: Proyek
Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama Antara Universitas/IUC
(Bank Dunia XVII).1993.
Dr. Nasir Usman, M.Pd. , Prof. Dr. Murniati A.R.. M.Pd, Pengantar
manajemen pendidikan, 2019.
Hasil survey AAL di Koarmada-1 dan Pasmar-2 tanggal 15-19 juni 2020
B. Jurnal
David Ginting dan Lilis “Pengaruh Bridge Dan Engine Room Simulator
Terhadap Tingkat Keterampilan Taruna Akademi Maritim Indonesia
Medan” diakses tangal 5 April 2021 pengaruh Bridge dan engine
simulator.pdf
D. Publikasi Elektronika