Anda di halaman 1dari 41

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

ANALISIS EFEKTIVITAS LATIHAN DAN PRAKTIK TARUNA


TARUNI AAL DI KRI BIMA SUCI-945 DALAM RANGKA
MENDUKUNG KEAHLIAN BERNAVIGASI DI KRI
(REVISI)

OLEH

PROPOSAL TESIS
PASIS DIKREG SESKOAL ANGKATAN KE–59
TA 2021
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

DAFTAR ISI

ISI Halaman

LEMBAR SAMPUL DALAM ........................................................................ i


LEMBAR TANDA PERSETUJUAN TESIS ................................................ ii
LEMBAR DAFTAR ISI................................................................................ iii
LEMBAR DAFTAR TABEL........................................................................ iv
LEMBAR DAFTAR GAMBAR .................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah ....................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ............................................................ 4
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................. 5
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................ 5
1.7 Pengertian ........................................................................ 6
1.8 Sistematika Penulisan ...................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Deskripsi Teori .................................................................. 8
2.2 Definisi Operasional dan Hipotesis ................................. 21
2.3 Penelitian terdahulu ........................................................ 22
2.4 Kebaruan Penelitian ....................................................... 23
2.5 Kerangka Penelitian........................................................ 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ........................................................... 26
3.2 Populasi dan Sampel ..................................................... 26
3.3 Sumber dan Jenis Data .................................................. 28
3.4 Instrumen Penelitian ....................................................... 28
3.5 Teknik Pengumpulan dan Teknik Pengolahan Data ....... 29
3.6 Teknik Analisis Data ....................................................... 29
3.7 Tahapan Kegiatan Penelitian .......................................... 32
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Rute KJK Taruna AAL Tahun 2012 s.d. 2020 .................... 3
Tabel 2.1 Kategori Ilmu Navigasi ………………………………………. 12
Tabel 3.1 Jumlah Populasi………………………………………………. 27
Tabel 3.2 Rencana Jadwal Penelitian.………………………….……… 33
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Diagram Hasil Survey Taruna AAL…………….…………... 3


Gambar 2.1 Hierarkhi Kemampuan Kognitif Taksonomi Bloom……….. 15
Gambar 2.2 Hierarkhi Kemampuan Afektif Taksonomi Bloom…………. 17
Gambar 2.3 Hierarkhi Kemampuan Psikomotorik Taksonomi Bloom…. 18
Gambar 2.4 Penjaminan mutu Model PDCA ………………….…………. 19
Gambar 2.5 Manajemen Penjaminan Mutu Model Kaizen ..….………… 20
Gambar 2.6 Model Kerangka Pemikiran..…………………………………. 24
Gambar 2.7 Kerangka Alur…………………………………………………. 25
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tugas TNI Angkatan Laut pada pasal 9 Undang Undang Republik


Indonesia nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia pada
ayat (e) mengamanatkan bahwa TNI Angkatan Laut bertugas
melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.1Agar TNI
Angkatan Laut dapat melaksanakan tugas pemberdayaan wilayah
pertahanan laut maka harus memiliki personel pengawak organisasi yang
yang memiliki empat karakter unggul, yaitu; 1) unggul di bidang sumber
daya manusia (excellent manpower), 2) unggul secara organisasi
(organizationally excellent), 3) unggul secara operasional (operationally
excellent), dan 4) unggul secara teknologi (excellent in technology).
Unggul di bidang sumber daya manusia (excellent manpower)2 dapat
diupayakan lewat latihan dan praktik yang efektif di lembaga pendidikan.

Wujud keunggulan perwira lulusanAkademi TNI Angkatan Laut (AAL)


tercantum pada Visi dan Misi AAL.3 Visi AAL yaitu terwujudnya Akademi
TNI Angkatan Laut yang mampu menghasilkan Perwira TNI Angkatan
Laut yang yang tanggap, tanggon dan trengginas. Untuk mewujudkan Visi
AAL maka disusunlah Misi AAL, yaitu menyelenggarakan proses
pendidikan, menyelenggarakan evaluasi pendidikan dan menumbuh
kembangkan pendidikan karakter. Untuk mengimplementasikan
keunggulan perwira lulusan AAL maka operasional pendidikan di AAL
60% menggunakan metode Latihan dan praktik, diantaranya adalah Lattik
bernavigasi dengan menggunakan KRI Bima Suci-945. KRI Bima Suci-
945 adalah kapal latih layar tiang tinggi sebagai tempat latihan dan praktik
dasar bernavigasi para taruna yang lebih dikenal dengan navigasi
astronomi atau navigasi bintang.

1 Undang Undang Republik Indonesia tentang Tentara Nasional Indonesia,Nomor 34


tahun 2004, (2004), 10.
2 Akademi Angkatan Laut. World Class Naval Academy. 2017
3 Keputusan Gubernur AAL, Penetapan Visi dan Misi AAL,Nomor Kep/03/I/2012,(2012).
2

Selaras dengan amanat Undang Undang TNI serta Visi dan Misi
AAL, pada Undang Undang Sistem Pendidikan disebutkan bahwa standar
nasional pendidikan juga harus terpenuhi.4 Standar proses dan
kompetensi lulusan adalah dua hal yang selalu diupayakan untuk
ditingkatkan. Dengan berlandaskan pada hal tersebut diatas maka seluruh
rangkaian operasional pendidikan di AAL utamanya latihan dan praktik
Taruna Taruni AAL dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi lulusan
dalam rangka mendukung penugasan di KRI.
Pelaksanaan latihan dan praktik Taruna Taruni AAL berdasar pada
kurikulum AAL yang dijabarkan dalam petunjuk pelaksanaan Kasal
tentang Latihan dan praktik serta praktikum taruna AAL.5 Adapun
pengertian Latihan adalah belajar dan membiasakan diri agar mampu
(dapat) melakukan sesuatu sementara pengertian daripada praktik adalah
pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori.6 Puncak dari
Latihan dan praktik pelayaran navigasi taruna tingkat III adalah Latihan
Kartika Jala Krida (KJK). Menurut Laksda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M.
(Gubernur AAL,2020) Tujuan latihan ini adalah untuk membentuk mental
kejuangan dan karakter prajurit matra laut, melaksanakan pelayaran
navigasi lingaran besar, astronomi dan praktek dari semua pelajaran
profesi dasar matra laut pada keadaan sebenarnya, diharapkan dapat
terwujudnya mental kejuangan dan karakter taruna AAL tingkat III sebagai
calon perwira matra laut serta aplikasi teori sesuai materi korps masing-
masing. Lattek KJK berlangsung selama 90 hari yang dikuti oleh Korps
Pelaut, Teknik, Elektronika, Suplai dan Marinir dengan menggunakan KRI
Bima Suci yang dulunya menggunakan KRI Dewa Ruci. Adapun data
pelayaran KJK adalah sebagai berikut:

4
Undang Undang Republik Indonesia, tentang Sistem Pendidikan Nasional,Nomor 20
tahun 2003(2003),11
5 Peraturan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Latihan Praktek dan Praktikum Bagi Taruna AAL,Nomor


Perkasal/18/IV/2012 tanggal 25 April 2012 (2012), 11.
6 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan),

diakses pada 24 maret 2021, https://kbbi.web.id/pelatihan


3

Tabel 1.1 Rute KJK Taruna AAL Tahun 2012 s.d 2020
Peserta
No Tahun Negara KRI
Latihan
1 2012 Amerika KRI DWR Taruna Tk.III
2 2013 Australia KRI DWR Taruna Tk.III
3 2014 Asia Tenggara dan Timur KRI DWR Taruna Tk.III
4 2015 Eropa Selatan dan Asia Barat KRI BJM Taruna Tk.III
5 2016 Australia KRI BAC Taruna Tk.III
6 2017 Eropa KRI BSC Taruna Tk.III
7 2018 Asia Timur KRI BSC Taruna Tk.III
8 2019 Asia Australia KRI BSC Taruna Tk.III
9 2020 Indonesia KRI BSC Taruna Tk.III
Sumber : Diolah sendiri dari hasil Laplak KJK di Subditlat Ditdik AAL

Sampai dengan saat ini hasil dari latihan dan praktik Taruna Taruni AAL
masih belum optimal. Berdasarkan data hasil survey (pengamatan dan
penilaian) dari para user yaitu para atasan dari perwira remaja yang ada
di Kotama-Kotama TNI Angkatan Laut diperoleh hasil bahwa 54% perwira
remaja masih belum mampu memenuhi tuntutan sesuai Job Discription,
sedangkan 46% perwira remaja sudah mampu memenuhi tuntutan sesuai
Job Discription.7

KEMAMPUAN PERWIRA REMAJA DI KRI/BATALYON


DALAM BERBUAT DAN BEKERJA MEMENUHI
TUNTUTAN SESUAI JOB DESCRIPTION

SUDAH MAMPU

SUDAH BELUM MAMPU


BELUM
MAMPU
MAMPU
46%
54%

Gambar 1.1 Diagram Hasil Survei Taruna AAL


Sumber : Diolah dari hasil survey di Koarmada-1 dan Pasmar-2 tanggal 15-19 juni 2020

Hasil survey tersebut mengindikasikan bahwa kompetensi taruna lulusan


AAL harus ditingkatkan agar mampu mendukung penugasan utamanya

7Akademi Angkatan Laut, Telaah staf tentang penyesuaian kurikulum pendidikan taruna
AAL, (2020), 2
4

penugasan di KRI. Hasil survey tersebut sangat menarik bagi peneliti


untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan latihan dan praktik Taruna
Taruni tingkat III AAL selama ini yang dilaksanakan. Untuk dapat
menjawab permasalahan tersebut maka peneliti menentukan judul
Analisis Efektivitas Latihan dan Praktik Taruna Taruni AAL di KRI Bima
Suci-945 dalam rangka Mendukung Keahlian Bernavigasi di KRI. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif kuantitatif dengan
landasan teori efektivitas, pembelajaran, Manajemen mutu (PDCA dan
Kaizen).

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Belum efektifnya pelaksanaan latihan bernavigasi Taruna
Taruni AAL.
b. Belum efektifnya pelaksanaan praktik bernavigasi Taruna
Taruni AAL.
c. Belum efektifnya penggunaan peralatan navigasi untuk latihan
dan praktik Taruna Taruni AAL.

1.3 Pembatasan masalah


Pembatasan masalah atau ruang lingkup masalah dilakukan oleh
peneliti agar pembahasan tidak terlalu luas dan jauh dari relevansi
penelitian. Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah
yang telah dikemukakan di atas, menunjukkan bahwa permasalahan yang
ada memang sangat luas cakupannya. Namun dalam penelitian ini peneliti
membatasi pada variabel yang dianggap memberikan pengaruh terhadap
keahlian bernavigasi taruna yaitu membahas efektivitas latihan praktik
Taruna Taruni AAL pada Kartika Jala krida (KJK) di KRI Bima Suci-945.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada
5

penelitian ini adalah bagaimana efektivitas latihan dan praktik Taruna-


Taruni AAL berpengaruh terhadap keahlian bernavigasi di KRI. Adapun
pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh efektivitas latihan Taruna Taruni AAL
terhadap peningkatan keahlian bernavigasi ?
b. Bagaimana pengaruh efektivitas praktik Taruna Taruni AAL
terhadap peningkatan keahlian bernavigasi ?
c. Bagaimana efektivitas penggunaan peralatan navigasi di KRI
Bima Suci-942 oleh Taruna Taruni AAL terhadap peningkatan
keahlian benavigasi ?

1.5 Tujuan Penelitian


Menjawab masalah dan rumusan masalah berdasarkan pokok
permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh latihan Taruna-Taruni
AAL di KRI Bima Suci-945 terhadap keahlian bernavigasi di KRI?
b. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh praktik taruna-taruni
AAL di KRI Bima Suci-945 terhadap keahlian bernavigasi di KRI?
c. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh penggunaan
peralatan navigasi di KRI Bima Suci-945 terhadap keahlian
bernavigasi di KRI?.

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat hasil penelitian ini dapat ditinjau menjadi dua hal yaitu
menfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Adapun dua hal
manfaat tersebut adalah sebagai berikut;
a. Manfaat secara teoritis (keilmuan)
1) Hasil penelitian dengan metodologi kuantitatif deskriptif ini
menjadi sumbangan pemikiran dan rekomendasi untuk
melaksanakan Lattek yang efektif; dan
6

2) Rekomendasi penelitian sebagai referensi untuk


mengembangkan penelitian tentang efektivitas Lattik dimasa
yang akan datang.
b. Manfaat secara praktis.
1) Penelitian ini sebagai wahana untuk berlatih menulis karya
ilmiah;
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan rujukan
dalam menentukan kebijakan dalam pelaksanaan Lattek
selanjutnya;
3) Hasil penelitian ini bisa dijadikan rujukan untuk
pengembangan diri tentang kompetensi bernavigasi para
Taruna Taruni AAL.

1.7 Pengertian-Pengertian
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang berkaitan
dengan objek yang akan diteliti. Guna menghindari penafsiran atas istilah-
istilah yang digunakan, maka perlu memberikan definisi atau pengertian-
pengertian.
a. Latihan adalah belajar dan membiasakan diri agar mampu
(dapat) melakukan sesuatu.8
b. Praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut
dalam teori.9
c. Analisis adalah penyidikan suatu peristiwa atau perbuatan
untuk mendapatkan faktor yang tepat atau penguraian pokok
permasalahan atas bagian-bagian itu untuk mendapatkan pengertian
yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.10
d. Efektivitas adalah keaktifan daya guna, adanya kesesuaian
dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan

8 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)Kamus versi online/daring (dalam jaringan),


diakses pada 24 maret 2021,https://kbbi.web.id/pelatihan
9 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan),

diakses pada 24 maret 2021, https://kbbi.web.id/praktik


10 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan),

diakses pada 24 maret 2021,https://kbbi.web.id/analisis


7

sasaran yang dituju, suatu organisasi dapat dikatakan efektif kalau


tujuan organisasi atau nilai-nilai sebagaimana ditetapkan dalam visi
tercapai.11
e. Taruna Taruni AAL adalah prajurit siswa AAL yang berada
diluar kekuatan efektif, berlaku aturan militer dan ketentuan di
lembaga pendidikan.12
f. KRI Bima Suci–945 adalah Kapal latih bagi Taruna Taruni
AAL.13

1.8 Sistematika Penulisan


Pada penelitian ini, sistematika penulisan menjabarkan secara
deskriptif tentang hal-hal yang ditulis ke dalam suatu bagian-bagian yang
secara garis besar terbagi ke dalam bab per bab yang terdiri dari bagian
awal, bagian isi dan bagianakhir. Adapun urutannya sebagai berikut:
a. Bab I Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, pengertian-pengertian dan sistematika
penulisan. Tujuan dari bab ini adalah menggambarkan kondisi yang
menjadi permasalahan penelitian dan apa saja yang dapat dihasilkan
oleh penelitian yang diarahkan pada permasalahantersebut.
b. Bab II Tinjauan Pustaka. Bab ini berisikan deskripsi teori yang
meliputi teori berdasarkan undang-undang sistem pendidikan
nasional, teori pembelajaran, teori manajemen mutu, penelitian
terdahulu, kebaharuan penelitian, dan kerangka penelitian.
c. Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini menjelaskan bagaimana
penggambaran mengenai metode penelitian yang diuraikan, populasi
dan sampel, sumber dan jenis data, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan dan pengolahan data, teknik analisis data dan tahapan
kegiatan penelitian.

11 Moeheriono. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi edisi revisi. Jakarta: Rajawali


Pers, 2014
12 Keputusan Gubernur AAL Nomor Kep/22/I/2019 tanggal 31 Januari 2019 tentang

Peraturan Khusus Taruna AAL. 2019


13 KRI Bima suci-945, https://www.suarasurabaya.net/senggang/2019/Mengintip-

Megahnya-KRI-Bima-Suci/ diunduh tanggal 05 April 2021


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori


Pada bagian deskripsi teori ini, peneliti akan menggunakan beberapa
teori yang diambil dari beberapa literatur untuk menganalisis objek
penelitian dan segi permasalahan yang terjadi sesuai dengan tujuan dan
sasaran penelitian yang sudah ditentukan. Pemilihan dan penggunaan
teori-teori yang relevan dengan pertanyaan penelitian akan
dikelompokkan menjadi beberapa bagian dalam bab ini. Untuk selanjutnya
teori-teori tersebut akan digunakan sebagai dasar pemahaman dalam
melakukan analisis terhadap segala temuan dan permasalahan yang
diperoleh saat penelitian dilakukan. Adapun teori yang dugunakan adalah
landasan teori-teori yang bersumber dari Undang-Undang atau peraturan,
teori pembelajaran dan teori tentang manajemen peningkatan mutu.

2.1.1 Tinjauan Teori dari Undang-Undang dan Peraturan


a. Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 50 ayat 2 menyebutkan bahwa
pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional
pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional14 dan Pasal
57 ayat 1 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam
rangkapengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak pihak
yang berkepentingan.15
Latihan praktik Taruna Taruni AAL adalah metode
pembelajaran untuk meningkatkan mutu (khususnya kompetensi
bernavigasi) secara terencana dan berkelanjutan. Hal ini
dilaksanakan dalam rangka mendukung tujuan pendidikan di AAL.
Dengan tercapainya tujuan dan sasaran pendidikan AAL maka akan

14 Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal
50.
15 Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal

57
9

terwujud pengendalain mutu pendidikan di AAL.


b. UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI pada pasal 2 huruf d
mengamanatkan bahwa Tentara Profesional adalah tentara yang
mahir menggunakan peralatan militer,mahir bergerakdan mahir
menggunakan alat tempurserta mampu melaksanakan tugas secara
terukur dan memenuhi nilai-nilai akuntabilitas.16

Untuk dapat meningkatkan kompetensi perwira lulusan AAL


yang mahir menggunakan peralatan militer, mahir bergerakdan mahir
menggunakan alat tempurserta mampu melaksanakan tugas secara
terukur maka dibutuhkan latihan praktik yang efektif pada proses
pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.

c. Undang Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen pada pasal 3 ayat (1) mengamanatkan bahwa dosen
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Selanjutnya padapasal 5, disebutkan bahwa
kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana
dimaksud pasal 3 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat
dan peran dosen sebagi agen pembelajaran, pengembang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada
masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional.17

Dosen adalah tenaga profesional yang memiliki tugas begitu


kompleks sehingga dosen harus terjamin mutunya. Dosen AAL
harus diisi oleh personel TNI Angkatan Laut yang memiliki kualifikasi
dan kompetensi profesi yang mumpuni sehingga peran sebagai agen
pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan teknologi, dan seni,
serta pengabdi kepada masyarakat dapat terlaksana.

16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional


Indonesia, pasal 2.
17 Undang Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 3.
10

d. Perkasal Nomor 1 Tahun 2011 tanggal 6 Januari 2011 tentang


Juknik Pembinaan Tenaga Pendidik TNI Angkatan Laut. Dinyatakan
bahwa Gadik menurut jenis tugasnya dibedakan menjadi Gadik
pengajar, gadik penuntun, dan gadik instruktur/pelatih dan juga
disebutkan bahwa disamping memenuhi persyaratan umum, maka
gadik pelatih telah memiliki sertifikat, kualifikasi psikologi sebagai
pendidik dan mahir memberikan materi keterampilan yang diberikan
dan dilatihkan.18
Berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan kecakapan dosen
AAL pada saat mengajar dan melatih. Saat ini Depgadik AAL selalu
melaksanakan rapat awal dalam penentuan dosen dan pelatih di
AAL sebelum disahkan oleh Gubernur AAL.

e. Perkasal Nomor 18 / IV / 2012 tanggal 25 April 2012 tentang


Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Latihan Praktik dan
Praktikum Bagi Taruna Akademi Angkatan Laut.
Pada Bab II Perkasal tersebut diatas dinyatakan bahwa pada
dasarnya pengorganisasian latihan praktik disesuaikan dengan
mempertimbangkan tingkat resiko, sedangkan latihan praktik taruna
digolongkaan menjadi dua yaitu: latihan praktik golongan 1 tingkat
resiko rendah dan latihan praktik golongan 2 dengan tingkat resiko
tinggi.19

2.1.2 Teori Navigasi.


Navigasi berasal darai bahasa Latin (Navis dan Agree) Navis yang
artinya Kapal dan Agree yang artinya menggerakkan atau mengarahkan.
Navigasi adalah keseluruhan proses untuk mengarahkan gerakan suatu
kapal dari suatu titik ke titik yang lain. Seni maupun ilmu tercakup dalam
proses navigasi ini; seni bernavigasi meliputi keahlian dalam
menggunakan alat-alat, metode yang tersedia, menginterpretasi data

18 Perkasal Nomor 1 Tahun 2011tentang Juknik Pembinaan Tenaga Pendidik TNI


Angkatan Laut,2011,6-7.
19 Peraturan Kepala staf Angkatan Laut Nomor Perkasal/18/IV/2012 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Penyelenggaraan Latihan Praktik dan Praktikum Bagi Taruna Akademi


Angkatan Laut,2012,5.
11

dalam menentukan posisi dan haluan kapal dan mengambil keputusan.


Sedangkan ilmu navigasi meliputi perhitungan dalam bernavigasi. Jadi
dapat disimpulkan bahwa navigasi adalah cara membawa kapal dari suatu
titik ke titik yang lain dalam keadaan aman dengan memperhatikan
prinsip-prinsip bernavigasi.20
Pembagian atau klasifikasi navigasi dibedakan menjadi empat
bagian yaitu 1) pelayaran dasar (Piloting), yaitu pelayaran yang
menggunakan penentuan posisi atau garis posisi relative terhadap titik
bumi secara terus menerus, 2) pelayaran duga (Dead Reckoning), yaitu
pelayaran yang menggunakan penentuan posisi terdahulu dengan
memperhitungkan haluan dan jarak yang diketahui, 3) Navigasi
elektronika (Electronic Navigation), yaitu semua pelayaran yang
menggunakan alat elektronika di dalam menentukan posisi baik dalam
pelayaran datar ataupun di laut lepas, 4) pelayaran astronomi ( Celestial
Navigation), yaitu pelayaran yang menggunakan benda-benda angkasa
dalam menentukan posisi di kapal.21
Astronomi berasal dari kata aster yang berarti bintang, ilmu
astronomi juga sering disebut ilmu falak atau kosmografi. Ilmu astronomi
adalah ilmu yang mempelajari secara ilmiah tentang angkasa dan segala
isinya yang berhubungan dengan ukuran, keadaan, gerakan dan posisi
secara realtif benda-benda angkasa selain meteor. Beberapa teori tentang
astronomi yang berkembang antara lain: 1) teori geosentris yang
berkembang antara abad 384 SM sampai dengan 322 SM, teori ini
mengemukakan bahwa bumi sebagai pusat alam semesta, 2) teori
heliosentris yang berkembanga pada tahun 1473, teori ini mengemukakan
bahwa bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari.
Sedangkan teori yang sangat terkenal mengenai pergerakan angkasa
adalah teori yang dikemukakan oleh Johan Kepler (1571-1630) yang
dikenal dengan Hukum Kepler. 22

20 Paket Instruksi Mata Kuliah Navigasi Taruna AAL, halaman 1


21 Paket Instruksi AAL halaman 1
22 Cahya Fajar dan Agus Pamungkas. Ilmu Pelayaran Astronomi untuk ANT III dan
IV.Yogyakarta: Leutico Prio, 2016
12

Sedangkan menurut Cahya Fajar dan Agus Pamungkas


(2016:3) Navigasi astronomi adalah melayarkan kapal dari satu tempat
ketempat lain dengan melibatkan seni dan ilmu pengetahuan demi
keselamatan kapal sampai pada tujuannya. Pada dasarnya ilmu pelayaran
atau navigasi dibagi menjadi tiga kategori utama yaitu:

Tabel 2.1 Kategori Ilmu Navigasi


No Metode Posisi yg didapatkan
1 Ilmu Pelayaran Astronomi Posisi Fix/Sejati
(Astronavigasi/Celestial Navigation)
2 Ilmu Pelayaran Datar Posisi Fix/Sejati
(Coastal Navigation/Teristrial Navigation)
3 Ilmu Pelayaran Elektronika Posisi Duga
(Elektronavigation)

Sumber : Cahya Fajar dan Agus Pamungkas. Ilmu Pelayaran Astronomi untuk ANT III
dan IV.Yogyakarta: Leutico Prio, 2016. Hal 4

2.1.3 Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) efektivitas adalah


daya guna, keaktifan serta adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antar
seseorang yang melaksanakan tugas dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Moeheriono menyatakan bahwa efektivitas adalah suatu indikator
dalam mengukur derajat kesesusain berupa output (keluaran) yang
dihasilkan guna mencapai sesuatu sesuai keinginan.23 Indikator mengenai
efektivitas menjawab pertanyaan mengenai apakah yang kita lakukan itu
sudah benar. Selanjutnya dalam mengukur suatu kegiatan tersebut agar
dapat dinilai efektif yaitu dengan pengukuran sebagai berikut: 1)
mendefinisikan suatu outcome (hasil) dari kegiatan yang ingin dicapai. 2)
ukur kinerja kegiatan yang berkaitan dengan pencapaian hasil yang
diinginkan. 3) laporkan kepada decision maker (para pengambil
keputusan) agar bisa mengambil tindakan berdasarkan informasi yang
diberi.

23
Moeheriono. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi edisi revisi. Jakarta: Rajawali
Pers, 2014.
13

Sedangkan efektivitas menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly dan


Konopakse menyatakan bahwa sumber efektivitas adalah hubungan
langsung antara fungsi manajemen (Planning, Organizating, Leading dan
Controlling) dengan organisasi. Efektivitas memiliki tiga tingkatan yaitu 1)
efektivitas individu, efektivitas individu didasarkan pada pandangan dari
segi individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota
dalam organisasi, 2) Efektivitas kelompok, ada pandangan bahwa pada
kenyataannya individu salingbekerjasama dalam kelompok, jadi efektivitas
kelompok adalah merupakan jumlah kontribusi dari semua anggota
kelompoknya, 3) Efektivitas organisasi, Efektivitas organisasi terdiri dari
efektivitas individu dan efektivitas kelompok. Melalui pengaruh sinergitas
organisasi akan mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi
tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya. Dengan
pelaksanaan tiap tiap individu, kelompok dan organisasi yang efektif maka
akan menghasilkan fungsi manajemen yang efektif. Efektivitas organisasi
ini dapat diukur atau berdasarkan kriteria dari misi dan tujuan dari
organisasi, metode dan proses pelaksanaan, pengaruh kesatuan yang
terpusat, dan kinerja standar organisasi.24 Efektivitas merupakan unsur
pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah dtentukan dalam
setiap kegiatan ataupun program. Dikatakan efektif apabila tercapai tujuan
ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.
Berdasarkan teori para ahli tersebut diatas tentang efektivitas maka
dapat disimpulkan bahwa efektivitas mengacu kepada tercapainya tujuan
atau sasaran yang telah ditentukan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti
ingin melihat sampai sejauh mana efektivitas latihan dan praktik Taruna
Taruni di KRI Bima Suci-945 terhadap keahlian bernavigasi di KRI.
Tingkat efektivitas tersebut dibangun dengan parameter sebagi berikut: 1)
akses data mudah 2) waktu lebih cepat 3) data yang diperolah akurat 4)
pengolahan data mudah 5) ketelitian tinggi 6) data yang diperolah dapat
dianalisa dan 7) biaya operasional lebih murah.

24Gibson, James L., John M. Ivancevich, Jammes H, Donnelly dan Konopakse.


Organisasi Perilaku, Struktur, dan Proses (Terjemahan). Jakarta: Binarupa Manik.1996
14

2.1.4 Latihan dan Praktek dalam Pembelajaran


Teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Benyamin S, Bloom
atau lebih dikenal dengan teori Taksonomi Bloom merupakan teori yang
menjelaskan mengenai ranah-ranah pembelajaran yang terdiri atas tiga
ranah yaitu: kognitif, afektif dan psikomotoris dan tiap-tiap ranah
pengajaran memiliki sesuatu yang berbeda dengan yang lainnya.25
Berikut adalah penjelasan mengenai keseluruhannya:
a. Kognitif.26
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam
jenjang atau aspek, yaitu: 1) pengetahuan (knowledge),
pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari
dan disimpan dalam ingatan seperti peristilahan, definisi, fakta-
fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi dan prinsip dasar.
Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan akan digali pada saat
dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau
mengenal kembali (recognition), 2) pemahaman (comprehension),
artinya kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti
tentang hal hal yang dipelajari, 3) penerapan (application),
kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode untuk
menghadapi suatu permasalahan yang konkret dan nyata, 4)
analisis (analysis) kemampuan untuk memecahkan informasi atau
permasalahan yang kompleks menjadi bagian-bagian kecil dan
mengaitkan informasi yang satu dengan informasi yang lainnya atau
mengaitkan permasalahan yang satu dengan permasalahan yang
lainnya. Kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian bagian sehingga struktur keseluruhan informasi atau
permasalahan dan organisasinya dapat dipahami dengan baik, 5)
sintesis (syntesis) kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan

25 Degeng, I.N.S., Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: P2LPTK.1989.


26 Degeng, I.N.S., Ilmu Pengajaran, 27
15

atau pola baru dengan menghubungkan bagian bagian antara yang


satu dengan lainnya. Kemampuan untuk mengenali data atau
informasi yang harus didapat untuk mengahasilkan solusi yang
dibutuhkan. 6) evaluasi (evaluation), kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu yang diketahui, dipahami,
dilakukan, dianalisis dan dihasilkan. Juga kemampuan untuk
membentuk sesuatu denganpertanggungjawaban pendapat
berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh kemampuan untuk
menilai hasil karya ilmiah orang dengan pendapat yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut peserta didik untuk menghubungkan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif
adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan
mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

Gambar 2.1 Hierarkhi Kemampuan Kognitif Taksonomi Bloom


Sumber: Degeng, I.N.S., (1989). Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel
16

b. Afektif.27
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa
sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang
telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: 1)
receiving (penerimaan), kemampuan seseorang yang peka
terhadap suatu perangsang dan memiliki kesediaan untuk
memperhatikan rangsangan tersebut, 2) responding (menanggapi),
kemampuan yang mencakup kerelaan dan kesediaan untuk
memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi secara aktif dalam
suatu kegiatan, 3) valuing (menilai atau menghargai), kemampuan
untuk menilai sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian
tersebut. Kemampuan menilai dapat berbentuk sikap menerima
atau menolak sesuatu, 4) organization (mengatur atau
mengorganisasikan), kemampuan untuk membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan, 5)
characterization by value or value complex (karakterisasi dengan
suatu nilai atau komplek nilai), kemampuan untuk menghayati nilai
kehidupan sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi
pedoman bagi diri sendiri.

27 Degeng, I.N.S., Ilmu Pengajaran, 152


17

Gambar 2.2 Hierarkhi Kemampuan Afektif Taksonomi Bloom


Sumber: Degeng, I.N.S., (1989). Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel

c. Psikomotorik.28
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).
Ranah psikomotorik dibagi menjadi tujuh tingkatan yaitu: 1)
perception (persepsi), kemampuan untuk menggunakan isyarat-
isyarat sensoris dalam memandu aktivitas motorik, 2) set
(kesiapan), kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam
memulai suatu gerakan, 3) guided response (gerakan terbimbing),
kemampuan untuk melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh
yang diberikan, 4) mechanical response (gerakan yang terbiasa),
kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh
contoh yang diberikan karena sudah dilatihkan dengan baik, 5)
komplex response (gerakan yang kompleks), kemampuan

28 Degeng, I.N.S., Ilmu Pengajaran, 298


18

melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak


tahap dengan lancar, tepat dan efisien, 6) adjusment (penyesuaian
pola gerakan), kemampuan mengadakan perubahan dan
menyesuaikan pola gerakan dengan persyaratan khusus yang
berlaku, 7) creativity (kreativitas), kemampuan untuk melahirkan
pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau inisiatif sendiri.

Gambar 2.3 Hierarkhi Kemampuan Psikomotorik Taksonomi Bloom


Sumber: Degeng, I.N.S., (1989). Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel

Tercapinya ranah kognitif, afektif dan psikomorik dalam


pembelajaran akan sangat mendukung dalam pelaksanaan latihan dan
praktik para Taruna Taruni. Pada penelitian ini ranah koginitif menjadi
dominan sebagai landasan dasar untuk melaksanakan latihan dan praktik.
Tercapainya tujuan pada ranah kognitif maka akan sangat berpengaruh
terhadap pelaksanaan latihan dan praktik para taruna. Pelaksanaan
latihan dan praktik hanya mengaplikasikan teori teori yang telah
didapatkan selama proses pembelajaran.

2.1.5 Manajemen Mutu


Secara umum mutu dapat didefinisikan sebagai karakteristik produk
atau jasa yang ditentukan oleh customer dan diperoleh melalui
pengukuran proses serta perbaikan yang berkelanjutan.29 Pendapat ini
lebih menekankan pada pelanggan yaitu apabila pelanggan mengatakan

29Dr. Nasir Usman, M.Pd. , Prof. Dr. Murniati A.R.. M.Pd, Pengantar manajemen
pendidikan, 2019, 195
19

sesuatu bermutu baik maka barang/produk/jasa tersebut dapat dianggap


bermutu. Berkaitan dengan penelitian ini maka apabila para user
mengatakan bahwa para Taruna Taruni memiliki keahlian bernavigasi
dengan baik maka bisa dianggap bahwa latihan dan praktik selama ini
berjalan dengan baik pula. Berikut ini model-model manajemen
penjaminan mutu yang dapat digunakan:30

1) Model PDCA (Plann Do check Action)

Gambar 2.4 Penjaminan mutu Model PDCA


Sumber; Sistem Penjamian Mutu Kemenristek Dikti

Siklus yang dipopulerkan oleh Deming ini menggunakan


langkah-langkah Plan, Do, Check, Action (PDCA) yang artinya
rencanakan, kerjakan, cek dan tindak lanjuti. PDCA ini akan
menghasilkan pengembangan yang berkelanjutan (continuous
improvement) atau yang lebih populer dengan teori Kaizen. PDCA
adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah yang
digunakan dalam pengendalian kualitas. PDCA adalah alat yang
bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus menerus tanpa
berhenti. Konsep PDCA merupakan pedoman bagi setiap pimpinan
untuk proses perbaikan kualitas secara terus menerus tanpa berhenti

30 LPMP Jatim, Materi Pelatihan Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
di AAL. 2017.
20

tetapi meningkat ke keadaan yang lebih baik dan dijalankan di


seluruh bagian organisasi. Adapun manfaat dari PDCA antara lain :
a) untuk memudahkan pemetaan wewenang dan tanggung jawab
dari sebuah unit organisasi, b) sebagai pola kerja dalam perbaikan
suatu proses atau sistem di sebuah organisasi, c) untuk
menyelesaikan serta mengendalikan suatu permasalahan dengan
pola yang runtun dan sistematis, d) untuk kegiatan continuous
improvement dalam rangka memperpendek alur kerja dan e)
menghapuskan pemborosan di tempat kerja dan meningkatkan
produktivitas.
Berdasarkan teori tersebut diatas maka pelaksanaan latihan
dan praktik dapat dimulai dengan merencanakan latihan,
melaksanakan latihan, mengecek pelaksanaan latihan dan
menindaklanjuti hasil temuan pada saat latihan.

2) Model Kaizen.

Gambar 2.5 Manjemen Penjaminan Mutu Model Kaizen


Sumber:Sistem Penjamian Mutu Kemenristek Dikti

Kaizen merupakan landasan filosofi perilaku. Pada konsep


penjaminan mutu ini memiliki dua fungsi yaitu fungsi pemeliharaan
dan fungsi perbaikan. Kedua fungsi ini disimpulkan sebagai
pemeliharaan dan perbaikan standar. Salah satu langkah awal
penerapan Kaizen adalah menjalankan siklus Plan Do Check Act
21

(PDCA) untuk menjamin terlaksananya kesinambungan kaizen.


Siklus PDCA berputar secara terus menerus dengan diselingi oleh
siklus Standarize Do Check Act (SDCA), langkah pada siklus ini
segala prosedur baru yang telah diputuskan pada langkah Act dalam
siklus PDCA sebelumnya menjadi pedoman yang wajib dipenuhi.
SDCA fokus pada kegiatan pemeliharaan sedangkan PDCA lebih
mengacu kepada perbaikan.

2.2 Definisi Operasional dan Hipotesis


2.2.1 Definisi Operasional
Variabel pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas adalah efektivitas latihan Taruna
Taruni AAL (X1), efektivitas praktik Taruna Taruni AAL (X2) dan
efektivitas penggunaan peralatan navigasi di KRI (X3) sedangkan variabel
terikatnya adalah keahlian bernavigasi (Y).

2.2.2 Hipotesis
Hipotesis yang dilaksanakan peneliti merupakan dugaan awal
ataupun sementara terhadap hubungan antar variabel, dimana harus
dibuktikan kebenarannya. Adapaun hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut;

Ho: secara simultan efektivitas latihan dan praktik Taruna Taruni AAL
tidak berpengaruh terhadap keahlian bernavigasi di KRI.
H1: secara simultan efektivitas latihan Taruna Taruni AAL berpengaruh
terhadap keahlian bernavigasi di KRI.
H2: secara simultan efektivitas praktik Taruna Taruni AAL berpengaruh
terhadap keahlian bernavigasi di KRI.
H3: secara simultan efektivitas latihan dan praktik Taruna Taruni AAL
berpengaruh terhadap keahlian bernavigasi di KRI.
22

2.3 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Dalam Journal Maritime and Education Vol. 1 nomor 2 tahun 2019
oleh David Ginting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Bridge Dan Engine Room Simulator Terhadap Tingkat Keterampilan
Taruna Akademi Maritim Indonesia Medan. Sampel diambil dengan
menggunakan random (probability) sampling dimana pemilihan sampel
tidak dilakukan secara subyektif, dalam arti sampel yang terpilih tidak
didasarkan pada keinginan peneliti, sehingga setiap anggota sampel
memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih sebagai sampel.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas 10 soal yang
dirancang berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi dengan ranah
psikomotorik. Data pada penelitian ini merupakan data kuantitatif. Teknik
analisis data untuk menguji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan SPSS dengan penggunaan uji beda berpasangan. Dari
hasil terlihat bahwa nilai 2 arah (t-tailed) 0.009 < 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa bridge dan engine simulator memiliki pengaruh
terhadap tingkat keterampilan Taruna Taruni Akademi Maritim Indonesia
Medan.
Dalam Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) 2018 Vol. 2 Nomor 4,
404-415 Pemanfaatan Simulator Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan
Keterampilan Bernavigasi Taruna Akademi Pelayaran Niaga Indonesia.
Oleh Cahya Fajar Budi Hartanto. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemanfaatan simulator terhadap peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bernavigasi taruan Akpelni. Hipotesis
penelitian ini adalah bahwa pembelajaran dengan menggunakan simulator
dinilai akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan taruna dalam
bernavigasi. Penelitian dilakukan selama dua tahun dengan mengevaluasi
hasil ujian akhir dari program pelatihan simulator untuk taruna pada tahun
akademik 2015/2016 dan 2016/2017. Untuk menguji pengetahuan, taruna
diberikan soal ujian tertulis dan untuk menguji keterampilan, taruna harus
23

menyelesaikan ujian praktik dengan menyelesaikan skenario di Simulator.


Dari hasil ujian tahun akademik 2015/2016 didapatkan nilai rata-rata ujian
teori 70.54 dan hasil ujian praktik 68,85. Sedangkan untuk tahun
akademik 2016/2017 didapatkan nilai rata-rata ujian teori 78,24 dan ujian
praktik 68,13. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa inovasi dalam
pendidikan kepelautan dengan praktek simulator sebagai salah satu
model pembelajaran adalah sangat baik. Namun proses pembelajaran di
kelas dengan sistem konvensional masih tetap diperlukan karena
memegang peranan sekitar 22-32%.
Dalam Jurnal ilmiah Gema Maritim Vol. 21 nomor 2 tahun 2019 oleh
Nanang J.S dan Ratna Dwi Kurniawan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh seberapa besar optimalisasi pemanfaatan Full
Mission Ship Handling Simulator terhadap peningkatan kompetensi
bernavigasi taruna BP2IP Barombong. Hipotesis penelitian ini adalah
bahwa pembelajaran dengan menggunakan Full Mission Ship Handling
Simulator dinilai dapat meningkatkan kompetensi (pengetahuan dan
keterampilan) taruna dalam bernavigasi. Untuk menguji pengetahuan,
taruna diberikan soal ujian tertulis dan untuk menguji keterampilan, taruna
diberikan ujian praktik harus menyelesaikan skenario di simulator. Dari
hasil ujian semester dua angkatan 58 tahun diklat 2018/2019 didapatkan
nilai rata-rata ujian teori 70,54 dan ujian praktik 68,85. Sedangkan untuk
semester dua angkatan 59 tahun diklat 2018/2019 didapatkan nilai rata-
rata ujian teori 78,24 dan ujian praktek 68.13. Dari hasil tersebut
disimpulkan bahwa inovasi dalam pendidikan kepelautan dengan praktek
menggunakan smulator sebagai salah satu model pembelajaran adalah
sangat baik, namun proses pembelajaran teori di kelas dengan sistem
konvensional dan menggunakan teknologi pendidikan tetap dilakukan
karena memegang peranan sekitar 22-33%.

2.4 Kebaharuan Penelitian (State Of The Art)


Penelitian terdahulu banyak yang meneliti tentang pembelajaran
dengan metode praktik namun banyak yang dilakukan hanya lewat
24

simulasi alat. Kebaruan (novelty) pada penelitian ini pelaksanaan latihan


praktik menggunakan media yang sebenarnya yaitu menggunakan KRI
untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan Latihan praktik Taruna Taruni
di KRI Bima Suci-945.

2.5 Kerangka Penelitian.


Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yang didesain
karena adanya permasalahan keahlian bernavigasi Taruna Taruni AAL
sehingga dapat di gambarkan bahwa latihan dan parktik Taruna Taruni
berpengaruh langsung terhadap keahlian bernavigasi sebagai berikut;

Latihan
(X1)
×1
Peralatan Keahlian
Navigasi di
×3 Bernavigasi
KRI (X3) ×2 (Y)

Praktik
(X2)

Gambar. 2.6 Model Kerangka Pemikiran


Sumber : data diolah peneliti 2021

Tahapan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam


penelitian dapat digambarkan pada bagan kerangka penelitian 2.7 yang
dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penelitian. Adapun
kerangka penelitian dalam tesis ini digambarkan ke dalam alur pikir dalam
bentuk bagan alur pemikiran adalah sebagai berikut:
25

Pendahuluan

Latar Belakang
Efektivitas Latihan dan Praktik taruna AAL dihadapkan Keahlian bernavigasi
menghasilkan taruna yang profesional dibidang matra laut

Rumusan Masalah
Bagaimana Efektivitas Latihan Dan Praktik Taruna AALBerpengaruh Terhadap
Keahlian Bernavigasi

Obyek Penelitian :
Tinjauan Pustaka : Hipotesis :
Terdapat pengaruh efektivitas
1. Teori dari UU latihan dan praktik taruna AAL Akademi TNI Angkatan Laut
2.Teori Pembelajaran terhadap Keahlian bernavigasi
3.TeoriManajemen Mutu

Tujuan Penelitian :
Menganalisis Seberapa Besar Pengaruh Latihan Dan
Praktik Taruna AAL Terhadap Keahlian Bernavigasi

Narasumber : Metode :
Survey Deskriptif dengan
1. Kaprodi di AAL Feed back
2. Komandan KRI Bima Suci metode kuantitatif

Analisis Data : Pengumpulan & Pengolahan Data:


1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner, diolah dengan SPSS
2. Uji Normalitas
3. Uji Multikolinieritas
4. Uji heterokedasitas
5. Uji Analisis Regresi
6. Uji F
Kesimpulan :
Sigifikan atau tidaknya pengaruh efektivitas
latihan praktik taruna AAL terhadapkeahlian
bernavigasi

Saran :
Disusun berdasarkan
kesimpulan untuk disampaikan
kepada pemimpin

Selesai

Gambar 2.7 Kerangka Penelitian


Sumber : data diolah peneliti, 2021
26

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan objek penelitan
pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana
adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan, bentuknya berupa
survei dan studi perkembangan.Metode kuantitatif merupakan data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.31
Dalam meneliti hubungan antar variabel, yang secara ketat dilakukan
melalui analisis statistik, peneliti melakukan pengukuran atau observasi
untuk menguji teori tertentu, data objektif dihasilkan dari observasi dan
pengukuran empiris, validitas dan reliabilitas skor dalam instrumen-
instrumen peneIitian memandu peneliti untuk menginterpretasi data
penelitian. Dengan permasalahan efektivitas latihan praktik Taruna Taruni
AAL di KRI Bima Suci-945 dalam mendukung keahlian bernavigasi di KRI
maka metode penelitian ini efektivitaslatihan Taruna Taruni adalah
variabel (X1) dan praktik Taruna Taruni adalah variabel (X2) serta
penggunaan peralatan (X3) yang mempengaruhi variabel (Y) yaitu
keahlian bernavigasi. Dimana dalam pengumpulan data dengan
menggunakan metode survey dan observasi karena penelitian yang
dilakukan dengan cara pengambilan sampel dari jumlah populasi.

3.2 Populasi dan Sampel.


3.2.1 Populasi.
Populasi berasal dari bahasa inggris “population” yang berarti jumlah
penduduk. Dalam metode penelitian kata populasi amat populer dipakai
untuk menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian. Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang

31 Sugiyono,Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta,2011.


27

dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai


peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Menurut Sugiono populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.32 Populasi dalam
penelitian ini adalah Taruna Taruni AAL tingkat III dan IV yang berjumlah
80 orang.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi
No Populasi Jumlah Keterangan
1 Taruna AAL Tk IV 42 Korps Pelaut
2 Taruna AAL Tk III 38 Korps Pelaut
jumlah 80
Sumber; data diolah penulis, 2021

3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut. Kesimpulan dari sampel akan berlaku untuk populasi. Menurut
Sugiono, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili).33 Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 67 taruna AAL
yang dihitung berdasarkan rumus Slovin dengan asumsi bahwa populasi
berdistribusi normal. Dalam perhitungan sampel didasarkan atas
kesalahan (error) 5% jadi sampel yang diperoleh itu memperoleh
kepercayaan 95% terhadap populasi. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah Random Sampling, yaitu cara penarikan sampel yang
dilakukan secara acak sederhana. Adapun aplikasi rumus Slovin untuk
menentukan sampel adalah sebagai berikut:

32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Riset & Development, Bandung:
Alfabeta 2011,117.
33
Sugiyono, 2011,118.
28

Rumus Slovin:
N
n=
N.e2 + 1

Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Batas Toleransi kesalahan
maka,
n= 80/(80X0,0025)+1
n = 67
Sedangkan untuk uji coba instrumen sebanyak 67 orang.

3.3 Sumber dan Jenis Data


Dalam melakukan penelitian diperlukan data dari sumber–sumber
tertentu yang sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan penelitian.
Populasi dan sampel merupakan seluruh sumber data yang
memungkinkan memberikan informasi yang berguna bagi masalah
penelitian. Populasi dan sampel dapat berupa orang, nilai, barang, atau
benda benda lainnya yang dapat dijadikan objek penelitian. Sedangkan
jenis data dalam penelitian ini ada data primer dan data sekunder.

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
berupa kuesioner untuk mengukur variabel dan penilaiannya
menggunakan skala Likert. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
a. Jawaban sangat efektif Nilai skor 5
b. Jawaban efektif Nilai skor 4
c. Jawaban netral Nilai skor 3
d. Jawaban tidak efektif Nilai skor 2
e. Jawaban sangat tidak efektif Nilai skor 1
29

Instrumen penelitian ini dibuat untuk mengetahui pendapat dari


responden dengan tidak mencantumkan nama sehingga lebih optimal dan
dan dapat dengan jujur dalam memberikan jawaban untuk mendapatkan
data yang dapat di percaya, Instrumen Penelitian yang digunakan adalah
metode angket berupa kuesioner yang diberikan kepada Taruna Taruni
AALyang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan dan Teknik pengolahan Data


3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah mengumpulkan
data primer dan data sekunder, dimana data primer diperolah dengan
menyebarkan kuesioner kepada sampel yaitu Taruna Taruni AAL.
Sedangkan data sekunder didapatkan dari observasi dan studi
kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji
hipotesis atau sebagai jawaban pertanyaan pada rumusan masalah,
karena data yang diperolah akan dijadikan landasan dalam menentukan
kesimpulan.

3.5.2 Teknik Pengolahan Data


Setelah data dikumpulkan dengan metode wawancara, kuesioner,
angket, observasi dan gabungan kemudian dilakukan pengelompokan
data berdasarkan responden serta tabulasi dari seluruh responden dan
perhitungan untuk menjawab permasalahan penelitian kemudian
melakukan uji statistik. Setelah dilaksanakan pengeditan, pengkodean dan
tabulasi selanjutnya data diolah dengan uji statistik dengan SPSS.

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan
menjadi perangkat hasil dan penemuan baru atau dalam bentuk
pembuktian dari hipotesis. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis
data kuantitatif yaitu suatu teknik analisis data dengan menggunakan
30

perhitungan angka dan rumus statistik dari data-data sekunder yang telah
dikumpulkan. Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif sebagai berikut:

3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas


a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
yang ada pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur pada kuesioner tersebut. Uji validitas dapat
dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan
dengan total skor variabel. Kriteria uji validitas menurut Suharsimi
Arikunto adalah jika korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total
skor variabel sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka
butir instrumen dinyatakan valid.34
b. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel ditentukan
berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha cronbach lebih
besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat
diandalkan.35

3.6.2 Uji Normalitas


Uji Normalitas untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel dependent, variabel bebas, atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
normal atau mendekati distrubusi normal. Untuk mendeteksi regresi
berdistrubusi normal atau tidak, digunakan uji Kolmogorov - Smirnov,

34 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineke


Cipta.2010. 211
35 Arikunto, Suharsimi. 2010. 221
31

dengan ketentuan data berdistribusi normal jika nilai signifikansi berada di


atas 0,05.36

3.6.3 Uji Multikolinieritas


Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model rgresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Jika dalam
model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna
diantara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan
mengandung gejala multikolinier. Uji multikolinieritas dengan melalui TOL
(tolerance) dan variance inflation factor (VIF) statistik menurut Suliyanto
bahwa uji multikolinieritas dengan melihat TOL (tolerance) dan Varience
inflation factor (VIF) dari masing masing variabel bebas terhadap variabel
terikat. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan tidak
terdapat gejala multikolinieritas.37

3.6.4 Uji Heterokedastisitas


Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
kepengamatan, atau yang lain. Bila varians dari residual dari suatu
pengamatan kepengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas,
sedangkan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang
baik tidak terdapat masalah heterokedastisitas. Pengujian
heterokedastisistas dilakukan dengan menggunakan uji scatter plot.38

3.6.5 Uji Analisis Regresi Linier


Analisis regresi digunakan untuk menguji signifikan konstanta pada
variabel yang terdiri atas variabel (X)1,2,3 efektivitas latihan dan praktik

36 Arikunto, Suharsimi. 2010. 357


37
Ghozali, Imam.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang. Undip.
2013.105
38
Ghozali, Imam. 2013.139.
32

Taruna Taruni AAL apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap


variabel (Y) keahlian bernavigasi.39

3.6.6 Uji pengaruh simultan dengan Uji F


Uji F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan pengaruh secara
simultan variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian uji F
menurut Ghozali adalah jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka
secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh secara simultan antara latihan Taruna Taruni AAL (X1) dan
praktik Taruna Taruni (X2) terhadap keahlian bernavigasi (Y). Kriteria uji F
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut jika nilai probabilitas atau
signifikansi > 0,05 maka secara simultan efektivitas latihan Taruna Taruni
AAL (X1) dan praktik Taruna Taruni AAL (X2) tidak berpengaruh terhadap
keahlian bernavigasi di KRI (Y). Jika nilai probabilitas atau nilai signifikasi
< 0,05 maka secara simultan efektivitas latihan Taruna Taruni AAL (X1),
efektivitas praktik Taruna Taruni AAL (X2) dan efektivitas latihan dan
praktik Taruna Taruni AAL (X3) berpengaruh terhadap keahlian
bernavigasi di KRI (Y).40

3.7 Tahapan Kegiatan Penelitian


Kegiatan penelitian dimulai sejak diterimanya perintah untuk
melaksanakan penelitian sampai dengan pelaksanaan penulisan tesis
yang meliputi persiapan penelitian seperti penyusunan proposal,
pemaparan proposal, pelaksanaan penelitian, pengolahan data dan
penulisan laporan penelitian dalam bentuk tesis.

39 Arikunto, Suharsimi. 2010. 338


40 Arikunto, Suharsimi. 2010. 357
1

Tabel 3.2 Rencana Jadwal Penelitian


Alokasi Waktu
No Kegiata Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Pengumpulan Data
1
awal x
2 Seminar Judul Tesis x
Penyususunan
3
Proposal x x x x x x x x
4 Uji Proposal x
5 Revisi Proposal x x
Pengumpulan dan
6
olah data x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
7 Analisa Data x x x x
Seminar hasil
8
Penelitian x
9 Penyelesaian Tesisi x x x x x x x x x x x x
10 Uji Tesis x
11 Revisi Tesis x x
Konsultasi dan
12
Bimbingan x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
13 Penyerahan Tesis x x
Sumber: Kalender Pendidikan Dikreg Seskoal Angkatan 59 diolah kembali oleh peneliti
2

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku dan Barang Cetakan

Akademi Angkatan Laut. World Class Naval Academy. 2017

Anderson, L.W. & Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching and


Assessing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives, Addison Wesley Longman, Inc. 2001.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta. Rineka Cipta. 2010.

Cahya Fajar dan Agus Pamungkas. Ilmu Pelayaran Astronomi untuk ANT
III dan IV. Yogyakarta: Leutico Prio, 2016.

Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka. 2006.

Degeng, I.N.S., Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: P2LPTK.


1989.

Degeng, I.N.S. dan Miarso, Y.H. Terapan Teori Kognitif Dalam Disain
Pembelajaran, Ditjen Dikti Depdikbud. Jakarta: Proyek
Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama Antara Universitas/IUC
(Bank Dunia XVII).1993.

Degeng, I.N.S. Teori Pembelajaran I: Taxonomy Variabel.Jakarta:


Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Terbuka.1989.

Dr. Nasir Usman, M.Pd. , Prof. Dr. Murniati A.R.. M.Pd, Pengantar
manajemen pendidikan, 2019.

Ghozali, Iman, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan SPSS, Semarang:


Universitas Diponegoro. 2013.

Gibson, James L., John M. Ivancevich, Jammes H, Donnelly dan


Konopakse. Organisasi Perilaku, Struktur, dan Proses (Terjemahan).
Jakarta: Binarupa Manik.1996

Hasil survey AAL di Koarmada-1 dan Pasmar-2 tanggal 15-19 juni 2020

LPMP Jatim, Materi Pelatihan Manajemen Penjaminan Mutu Pendidikan.


Surabaya: LPMP Jatim. 2016.
3

Moeheriono. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi edisi revisi.


Jakarta: Rajawali Pers, 2014

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. 2011.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Riset &


Development, Bandung: Alfabeta. 2011.

B. Jurnal

Nanang J S dan Ratna D K ” Optimalisasi Pemanfaatan Full Mission Ship


Handling Simulator Dalam Meningkatkan Kompetensi Bernavigasi
Taruna Balai Pendidikan Dan Pelatihan Ilmu Pelayaran Barombong
" diakses tanggal 26 maret 2021https://e-
Jurnal.akpelni.ac.id/index.php/Gema-Maritim/article/view/22

Cahya Fajar Budi Hartanto ” Pemanfaatan Simulator Dalam Meningkatkan


Pengetahuan Dan Keterampilan Bernavigasi Taruna Akademi
Pelayaran Niaga Indonesia” diakses tanggal 26 maret 2021
http://www.e-jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-
jmp/article/view/307

David Ginting dan Lilis “Pengaruh Bridge Dan Engine Room Simulator
Terhadap Tingkat Keterampilan Taruna Akademi Maritim Indonesia
Medan” diakses tangal 5 April 2021 pengaruh Bridge dan engine
simulator.pdf

C. Peraturan dan Perundang-undangan

Keputusan Gubernur Akademi Angkatan Laut Penetapan Visi dan Misi


Akademi TNI Angkatan Laut. Surabaya. AAL. 2012.

Keputusan Gubernur AAL Nomor Kep/22/I/2019 tanggal 31 Januari 2019


tentang Peraturan Khusus Taruna AAL. 2019

Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan


Latihan Praktik dan Praktikum Bagi Taruna AAL, Jakarta: Mabes TNI
AL. 2012.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Petunjuk Penyelenggaraan Pendidikan


Personel TNI Angkatan Laut, Jakarta: Mabes TNI AL. 2018.

Komandan Seskoal, Pedoman Penulisan Tesis Pendidikan Reguler


Seskoal Program Studi Strategi Operasi Laut Program Magister
Terapan, Jakarat: Seskoal. 2021.
4

Perkasal Nomor 1 Tahun 2011 tentang Juknik Pembinaan Tenaga


Pendidik TNI Angkatan Laut,2011.

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.Jakarta: Saufa.

Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2012 tentang Sistem Pendidikan


Tinggi. Jakarta: Saufa.

Undang Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,2005.

D. Publikasi Elektronika

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam


jaringan), https://kbbi.web.id/pelatihan diakses pada 24 maret 2021

Anda mungkin juga menyukai