Anda di halaman 1dari 2

Judul : Tanggung Jawab Kepemimpinan

Sub judul : Teguran Terhadap Pemimpin Yang Tidak Bertanggung Jawab

Nama : Anisa Anita Putri

Nim : 1814010054

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) B

‫ َأ َّن ُعبَ ْي َدهَّللا ِ ب َْن‬,‫ار َع ِن ال َح َس ِن‬ ٍ ‫ْث َم ْعقِ ِل ب ِْن يَ َس‬ ُ ‫ َح ِدي‬-١٢٠٠
ُ‫ فَقَ ا َل لَ ه‬,‫ت فِ ْي ِه‬ َ ‫ض ِه الَّ ِذيْ َما‬ ٍ ‫ِزيَا ٍد َعا َد َم ْعقِ َل ب َْن يَ َس‬
ِ ‫ارفِ ْي َم َر‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِ ‫ك َح ِد ْيثًا َس ِم ْعتُهُ ِم ْن َرس ُْو ِل هَّللا‬ َ ُ‫ِإنِّي ُم َح ِّدث‬: ‫َم ْعقِ ٌل‬
‫ َم ا ِم ْن‬:‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم يَقُ ْو ُل‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ْت النَّب‬ُ ‫ َس ِمع‬,‫َو َس لَّ َم‬
.‫ة‬ِ َّ‫صيَ َح ٍةِإاَّل لَ ْم يَ ِج ْد َراِئ َحةَ ْال َجن‬ ْ ‫َع ْب ٍدا ْستَرْ َعاهُ هَّلل ُ َر ِعيَةًفَلَ ْم يَح‬
ِ َ‫ُطهَابِن‬
)‫ باب من استرعيرعيةفلم ينصح‬:‫كتااألحكم‬٣٩ ‫)أحرجه البخري فى‬
Artinya: Hadits Ma’qil bin Yasar. Diriwayatkan dari Al-Hasan bahwa Abdullah bin Ziyad
mengunjungi Ma’qil bin Yasar ketika sakit menjelang wafatnya. Ma’qil berkata
kepadanya, “saya akan sampaikan kepadamu sebuah hadits yang aku dengar dari
Rasulullah SAW.; aku mendengar Nabi SAW. bersabda:

‘seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun ia tidak


menindaklanjutinya dengan baik, ia tidak akan mendapatkan aroma surga,’” (dikeluarkan
oleh Imam Bukhari dalam kitab “Hukum-Hukum,”bab: Orang yang diberi amanat
kepemimpinan.”)

Dalam pandangan Islam, seorang pemimpin adalah orang yang diberi amanat oleh
Allah SWT. untuk memimpin rakyat, yang di akhirat kelak akan dimintai
pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. sebagaimana telah dijelaskan diatas. Dengan
demikian, meskipun seorang pemimpin dapat meloloskan diri dari tuntutan rakyatnya,
karena ketidakadilannya, misalkan ia tidak akan mampu meloloskan diri dari tuntutan
Allah SWT. kelak di akhirat.

Seorang pemimpin hendaknya jangan menganggap dirinya sebagai manusia super


yang bebas berbuat dan memerintah apa saja kepada rakyatnya. Akan tetapi, sebaliknya, ia
harus berusaha memosisikan dirinya sebagai pelayan dan pengayom masyarakat,
sebagaimana firman Allah SWT.

)215:‫(الشعراء‬ .‫ك ِم َن ْال ُم ْع ِمنِي َْن‬


َ ‫ك لِ َم ِن اتَّبَ َع‬ َ َ‫َواحْ فِضْ َجن‬
َ ‫اح‬

1
Artinya:

“Rendahkanlah sikapmu terhadap pengikutmu dari kaum mukminin”. (QS. Asy-Syu’ara:


215)

Dalam sebuah hadis yang diterima dari Siti Aisyah dan diriwayatkan oleh Imam
Muslim, Rasulullah SAW. Pernah berdoa, “ya Allah, siapa yang menguasai sesuatu dari
urusan umatku lalu mempersulit mereka, maka persulitlah baginya. Dan siapa yang
mengurusi umatku dan berlemah lembut pada mereka, maka permudahlah baginya.”.

Hal itu menunjukkan bahwa Allah dan Rasul-Nya sangat peduli terhadap hamba-
Nya agar terjaga dari kezaliman para pemimpin yang kejam dan tidak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, agar kaum muslimin terhindar dari pemimpin yang zalim, berhati-
hatilah dalam memilih seorang pemimpin. Pemilihan pemimpin harus betul-betul
didasarkan pada kualitas, integritas, loyalitas, dan yang paling penting adalah perilaku
keagamaan nya. Jangan memilih mereka karena didasarkan rasa emosional, baik karena
ras, suku bangsa ataupun keturunan karena jika mereka tidak dapat memimpin, rakyatlah
yang akan merasakan kerugiannya.

Menurut M. Quraish Shihahb yang dikutip oleh Racmat Syafe’i, dari celah ayat-
ayat Al-qur’an ditemukan sedikitnya dua pokok sifat yang harus disandang oleh seseorang
yang memikul suatu jabatan yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat. Kedua hal
tersebut harus diperhatikan dalam menentukan seorang pemimpin. Salah-satu ayat yang
menerangkan tentang hal itu adalah ungkapan putri Nabi Syu’aib yang dibenarkan dan
diabadikan dalam Al-Qur’an:

)26:‫(قصص‬ .‫ْت ْالقَ ِويُّ اَأْل ِمي ُْن‬


َ ‫ِإنَّ َخي َْر َم ِن اس‬...
Artinya:

“sesungguhnya orang yang paling baik engkau tugaskan adalah yang kuat lagi
dipercaya”. (QS. Al-Qashash: 26)

Merujuk pada ayat diatas bahwasannya kriteria pemimpin yang baik ialah yang
betul-betul dapat dipercaya dan kuat dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang memiliki
kedua sifat tersebut, sangat kecil kemungkinan untuk berbuat zalim. Ia selalu bertindak
sesuai dengan aspirasi rakyat.

Pemimpin zalim yang tidak mau mengayomi dan melayani rakyatnya diancam
tidak akan pernah mencium harumnya surga, apalagi memasukinya, sebagaimana
disebutkan pada hadis diatas.

Anda mungkin juga menyukai