Anda di halaman 1dari 27

TUGAS BESAR I

PAPER TEORI AKUNTANSI


“Summary Reviu dan Critical Reviu Atas Sejarah dan
Perumusan Conceptual Framework”

Dosen Pengampu: Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI

Dibuat Oleh:

Broriyanto (43219110061)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mercu Buana

2021
1

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut
setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen
perusahaan menjadi lebih professional. Bertambahnya pesaing di setiap saat,
mengharuskan setiap perusahaan menampilkan yang terbaik, baik dari segi kinerja
perusahaan, dan strategi yang matang dalam segala segi termasuk dalam
manajemen keuangan.
Akuntansi sendiri merupakan aktivitas manusia dan akan
mempertimbangkan hal seperti “perilaku dan orang – orang”. Dalam hal informasi
keuangan, atau alasan mengapa orang dalam organisasi dapat memilih untuk
memberikan informasi tertentu ke kelompok pemangku kepentingan tertentu.
Teori akan mencakup pertimbangan akan tujuan pelaporan eksternal, didasarkan
pada perspektif tertentu peran akuntansi, memprediksi teori akuntansi positif,
memprediksi bahwa kekuatan relatif dari kelompok pemangku kepentingan
tertentu, pemberian informasi akuntansi kepada orang-orang diluar organisasi,
memprediksi informasi akuntansi yang sah dan bahwa informasi akuntansi dapat
digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan mempertahankan Teori Legitimasi.
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam
memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian - kejadian akuntansi.
Teori didefinisikan sebagai konsep, definisi, dan dalil yang menyajikan suatu
pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar
variabel yang bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksikan fenomena
tersebut.
Akuntansi keuangan membahas tentang bagaimana prosedur, metode, dan
tehnik pencatatan transaksi keuangan, dilakukan untuk mencapai tujuan pelaporan
keuangan yang telah ditetapkan. Standar akuntansi memberi pedoman
( pendefinisian, pengukuran, penilaian, pengakuan, dan pengungkapan elemen –
2

elemen atau pos – pos laporan keuangan ) perlakuan akuntansi terhadap suatu
kejadian.
Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu negara sebenarnya tidak terjadi
begitu saja secara ilmiah namun praktik yang dijalankan dirancang dan
dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dan praktik
akuntansi dipengaruhi oleh faktor lingkungan ( sosial, ekonomi, politis ). Karena
itu, struktur dan praktik akuntansi akan berbeda antara negara yang satu dengan
yang lainnya ( perbedaan muncul dikarenakan struktur dan praktik tersebut
disesuaikan dengan kondisi negara, tempat dimana akuntansi tersebut dijalankan ).
3

BAB II
SEJARAH AKUNTANSI

A. Sejarah Akuntansi

Mempelajari sejarah akuntansi berguna untuk memahami dan menghargai


praktik – praktik akuntansi yang berlaku dahulu, sekarang hingga masa depan dan
sebagai struktur institusional dari disiplin ilmu akuntansi

1. Zaman Prasejarah (Egyptian period)

Akuntansi dimulai sejak manusia mengenal uang dan pencatatan. Sarana


mencatat pada masa itu adalah tanah liat, kayu, daun dan sebagainya.

2. Zaman Mesopotamia (3000SM)

Pada masa ini sudah ada perdagangan dan sudah ada pencatatan sederhana
dalam bentuk tanah liat yang diberi tanda titik-titik sebagai tanda angka
yang disebut CLAY, yang berfungsi mengungkapkan secara simbolis nilai
asset dan transaksi ekonomis.

3. Zaman yunani kuno atau romawi kuno (1000 SM)

Pada masa ini kegiatan pencatatan dilakukan untuk kegiatan di rumah


ibadah, dan telah ditemukan koin sebagai alat tukar.

4. Zaman cina (1122 – 256 SM)

Pada jaman ini akuntansi sudah digunakan sebagai alat untuk membantu
perencanaan, untuk pertimbangan dalam ekspansi wilayah Negara,
mengatur Negara yang kemudian disebut sebagai pengembangan akuntansi
pemerintahan.

5. Zaman manorial di inggris (abad 11 dan 12)

Yaitu zaman feodalisme dimana merupakan zaman masa berjayanya para


tuan tanah di daratan eropa. Pada masa ini dikenal system stewardship atau
4

pertanggungjawaban kepada atasan. Pada masa ini akuntansi dipakai untuk


mencatat pendapatan yang yang diperoleh dari pajak rakyat

6. Zaman kenabian (571 M)

Peradaban islam dimulai sejak zaman Nabi Muhammad yang juga telah
mengembangkan system pencatatan, berdasarkan Surat Al Baqarah ayat
282, yang menyinggung tentang kewajiban bagi semua pihak yang
bermuamalat untuk mencatat kegiatan muamalat meliputi aktivitas jual beli,
sewa menyewa, utang piutang, simpan pinjam dsb.

7. Zaman evolusi pembukuan (abad 11 dan 12)

Pada masa ini sudah dikenal single entry atau tata buku tunggal. Selanjutnya
di Italia pada abad 14 mulai dikenal double entry bookkeeping oleh Luca
Pacioli seorang ahi matematika tepatnya Tahun 1494. Awal pencatatan
dimulai dari adanya dua kegiatan penting yang dilakukan oleh para
bangsawan saat itu. Kegiatan tersebut adalah: Kegiatan pencatatan
penarikan pajak/pendapatan sewa dan Kegiatan pencatatan perjalanan
perdagangan per 1 kali jalan. Kegiatan diatas dilakukan dengan suatu
pencatatan yang teratur dan berkelanjutan. Hasil dari aktifitas inilah yang
menjadikan Luca Pacioli menghasilkan sebuah karangan yang berjudul:
“Summa de aritmatica geometria proportiono et proportionalita”.

Tata buku berpasangan merupakan tolak ukur pengembangan akuntansi dan


teori akuntansi, dimana dalam system ini dikenal debet dan kredit yang
menggunakan 3 buku yaitu: Memorandum, Jurnal dan Buku Besar.

Beberapa konsep yang menjadi crri tata buku berpasangan:

a) konsep kesatuan usaha yang terpisah dari pemiliknya

b) transaksi dicatat dengan satuan moneter

c) digunakan perkiraan expenses (biaya) dan equity (ekuitas)


5

8. Masa Revolusi Industri

Pada masa ini membutuhkan dana yang besar untuk berekspansi, sehingga
mulai dikenal menjual saham kepada masyarakat, mulai dsadari pentingnya bisnis
entity dan cost accounting serta muncul akuntansi untuk depresiasi dan income
tax.

B. Perkembangan Prinsip Akuntansi di Amerika Serikat

1. Tahap Kontribusi Manajemen (1900 – 1933)

Pelaku utama masa tersebut adalah American Institute of Accountants


(AIA), salah satu programnya adalah membuat ujian CPA yang seragam. New
York Stock Exchange (NYSE) mensyaratkan seluruh perusahaan yang masuk
bursa untuk menerbitkan laporan keuangan tahunan. Pada Tahun 1918 dilakukan
pengakuan peran akuntansi dalam penentuan Pajak Penghasilan yang merupakan
awal harmonisasi akuntansi pajak dan akuntansi keuangan.

2. Tahap Kontribusi Institusi (1933 - 1959)

American Institute of Accountants menyetujui Prinsip-prinsip Umum dalam


akuntansi sebagai berikut:

• Akun pendapatn tidak termasuk laba belum direalisasi.

• Pengeluaran rutin yang dibebankan kepada laba seharusnya tidak dicatat


pembebanannya terhadap laba belum direalisasi

• Surplus modal tidak dibebankan jumlahnya pada laba.

• Surplus anak perusahaan sebelum akuisisi bukan bagian surplus konsolidasi.

• Deviden dari tresury stock tidak dapat di kreditkan ke laba perusahaan

• Piutang bukan dari usaha hendaknya disajikan terpisah


6

3. Tahap Kontribusi Profesional (1959 - 1973)

Pada tahap ini, peran organisasi professional sangat besar, bekerjasama


dengan pemerintah mengatur praktik akuntansi. Tahun 1959 didirikan Accounting
Principle Boards (APB) yang bertugas menyusun standar atau prinsip akuntansi.
Statement penting yang dikeluarkan oleh APB saat itu adalah:

• statement 1, laporan atas penerimaan accounting research study no 1 tentang


basic postulates of accounting, dan no 3 tentang a tentative set of broad principles
for business enterprises

• statement no 2 tentang disclosure of supplementary financial information by


diversified companies

• statement no 3 tntang financial statement restate for general price level change

• statement no 4 tentang basic concept and accounting principles underlying


financial statement business enterprises.

2. Tahap Politisasi (1973 - sekarang)

Sejak tahun 1973 hingga sekarang terjadi keterbatasan asosiasi dan


manajemen di Amerika Serikat dalam mnetapkan formulasi teori akuntansi yang
tepat sehingga organisasi melakukan adopsi pendekatan deduktif

Pada tahun 1978 telah diterbitkan 6 statement yang disebut statement of


conceptual framework di USA, yaitu menyajikan tujuan yang akan dicapai
dalam : • pelaporan keuangan

• diskripsi kualitas informasi dalam pelaporan keuangan agar informasi dapat


berguna

• penjelasan tentang difinisi elemen dalam laporan keuangan perusahaan bisnis

• penjelasan tentang difinisi elemen dalam laporan keuangan perusahaan non


bisnis
7

• serangkaian criteria pengakuan dan pengukuran dan petunjuk tntang informasi


apa yang seharusnya masuk dalam informasi keuangan

• diskripsi tentang difinisi elemen dalam laporan keuangan

C. Standar Akuntansi di Indonesia

1. Zaman Penjajahan Belanda

Perusahaan - perusahaan di Indonesia pada awalnya menggunakan tata


buku. Meskipun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan, akuntansi tidak
sama dengan tata buku. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya
teknik pembukuan. Setelah tahun 1906, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon)
mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di
Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-
Saxon). Pada Tahun 1907, fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di
Indonesia yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan
mengontrol pembukuan perusahaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan
cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant
Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah
Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.

2. Zaman Penjajahan Jepang

Seperti Negara – Negara bekas jajahan belanda, warga Negara jajahan


biasanya hanya dijadikan budak atau hanya pembantu tanpa diajari ilmu-ilmu
khusus yang lebih tinggi seperti pembukuan begitupun dengan Indonesia. Hal
tersebut menjadikan Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi
ketika Belanda diusir dari negeri kita karena jabatanjabatan pimpinan di Jawatan
Keuangan 90% dipegang oleh bangsa belanda. Saat itu atas prakarsa Mr. Slamet,
didirikan berbagai kusus untuk mengisi kekosongan jabatan tadi dengan tenaga-
tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa
Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari.
8

3. Zaman Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia

Pendidikan akuntansi di Indonesia dimulai dengan dibukanya jurusan


akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini
kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara) tahun 1960 dan Fakultasfakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran
(1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan
universitas Gadjah Mada (1964). Akuntansi di Indonesia berkembang pesat
seiring dengan perkembangan dunia bisnis baik dibidang industri jasa, manufaktur
maupun perdagangan. Perkembangan akuntansi sebagai suatu aktifitas jasa juga
bergantung pada aktifitas ekonomi suatu komunitas. Bisnis di Indonesia dalam
perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat beragam dan fluktuatif
mengikuti pembangunan sektor riil yang dicanangkan Pemerintah begitupun
dengan perkembangan akuntansi. Semakin maju dunia bisnis, tentu akan akan
semakin kompleks pula transaksi yang terjadi baik dari sisi jenis maupun dari sisi
jumlah transaksi itu sendiri. Hal tersebut tentu akan berpengaruh langsung bagi
kemajuan disiplin ilmu akuntansi itu sendiri.

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

 SAK
 SAK SYARIAH
 SAK ETAP
 SAK EMKM

D. Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah Kegiatan jasa untuk menghasilkan informasi dari suatu


organisasi yang memberikan manfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.

1. Akuntansi sebagai Seni

Akuntansi sebagai bidang pengetahuan keterampilan, keahlian, dan


kerajinan yang menuntut praktik untuk menguasainya. Akuntansi menuntut
9

pertimbangan (judgment) dalam penerapannya. Pertimbangan harus dituntun oleh


pengalaman dan pengetahuan (profesionalisme).

2. Akuntansi sebagai Sains

Akuntansi sebagai bidang pengetahuan yang menjelaskan fenomena


akuntansi secara objektif, apa adanya, dan bebas nilai. Penjelasan dinyatakan
dalam bentuk aksioma, proposisi, prinsip umum, atau hipotesis yang tidak
langsung berkaitan dengan kebijakan. Pertimbangan dan penyimpulan dituntun
oleh kaidah ilmiah (rules of science).

3. Akuntansi sebagai Teknologi

Penggunaan pengetahuan ilmiah dalam suatu wilayah negara untuk


menyediakan informasi keuangan dalam rangka mencapai tujuan sosial dan
ekonomik. Perekayasaan pelaporan keuangan dalam suatu masyarakat (negara)
dalam rangka pencapaian tujuan negara.

Taksonomi Sains Teknologi


Pengertian Akuntansi Ilmu sosial: mempelajari Perekayasaan suatu
gejala sosial/manusia sistem Pelaporan
Pengertian Teori Penjelasan ilmiah dengan Penalaran logis dengan
Akuntansi metoda ilmiah pertimbangan
induktif/empiris nilai/lingkungan

Hasil Teori atau penjelasan Rerangka konsep sebagai


ilmiah sebagai justifikasi dan kebijakan
generalisasi
10

E. Teori Akuntansi

1. Teori Akuntansi Sintatik

Teori ini berusaha untuk menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi


bagaimana akuntansi akan bereaksi pada sistuasi tertentu atau bagaimana mereka
melaporkan peristiwa tertentu. Dengan demikian teori ini berkaitan dengan
struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan.

2. Teori Akuntansi Semantik

Berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena (obyek dan peristiwa) dan


istilah simbol dan yang mewakilinya. Dengan demikian teori ini memberi
penjelasan mengenai definisi operasional dari praktik akuntansi.

3. Teori Akuntansi Pragmatik

Teori ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi akuntansi terhadap


perilaku pengambil keputusan. Penekanan pada rerangka untuk menjelaskan arti
penting akuntansi yang dilandasi dari observasi praktek yang berlaku.

4. Teori Akuntansi Normatif

Akuntansi dilandasi pada norma mengenai praktek akuntansi yang terbaik.


Lebih menekankan pada apa yang seharusnya dilakukan bukan pada apa yang
terjadi. Mengembangkan konsep penilaian, misalnya penyesuaian dampak inflasi.
Melakukan kritik terhadap historical cost accounting dengan mengembangkan
pengukuran aset dan laba sesuai pergerakan harga.

5. Teori Akuntansi Positif

Menggunakan pendekatan empiris yang dijelaskan secara ilmiah.


Memberikan rerangka untuk menjelaskan praktek yang sedang diobservasi yang
meliputi: – Kemampuan membantu pengambilan keputusan – Kesesuaian dengan
aturan yang berlaku – Apakah usulan tersebut cukup baik. Menjelaskan dan
memprediksi praktek akuntansi, misalnya “bonus plan hypotheses”. Memprediksi
reaksi investor di pasar modal.
11

F. Pendekatan Teori Akuntansi

1. Pendekatan Deduktif

Teori akuntansi yang menggunakan pendekatan deduktif merumuskan teori


akuntansi yang dimulai dari proposisi akuntansi dasar hingga dihasilkan
prinsip akuntansi yang rasional sebagai pedoman dasar untuk
mengembangkan teknik akuntansi.

2. Pendekatan Induktif

Teori akuntansi yang menggunakan pendekatan induktif didasarkan pada


konklusi yang digeneralisasi berdasarkan observasi dan pengukuran yang
terinci.

3. Pendekatan Etika

Teori akuntansi dengan pendekatan etika didasarkan pada konsep kebenaran


(truth), keadilan (justice) dan kewajaran (fairness).

4. Pendekatan Sosiologi

Teori akuntansi dengan pendekatan sosiologi menekankan pada pengaruh


sosial yang timbul dari teknik dan praktik akuntansi terhadap kesejahteraan
sosial dilingkungan tempat akuntansi akan dioperasionalkan.

5. Pendekatan Ekonomi

Teori akuntansi dengan pendekatan ekonomi menitik beratkan pada


pengendalian terhadap perilaku indikator makro ekonomi sebagai akibat
adopsi berbagai teknik akuntansi.

6. Pendekatan Elektik

Teori akuntansi dengan pendekatan elektik bertujuan untuk


mengembangkan akuntansi dengan menggabungkan berbagai pendekatan
yang selama ini digunakan.
12

BAB III
CONCEPTUAL FRAMEWORK

A. Perekayasaan Informasi Akuntansi


Perekayasaan pelaporan keuangan merupakan suatu proses pemikiran logis
dan objektif untuk membangun suatu stuktur dan mekanisme pelaporan keuangan
dalam suatu negara untuk mencapai tujuan negara. Perekayasaan pelaporan
keuangan juga merupakan proses penalaran deduktif-normatif, dimana tujuan
sosial dan ekonomik negara telah dianggap disepakati atau sesuatu yang berian
dan menjadi premis dalam penalaran.

Gambar 3.1 Proses Perekayasaan Akuntansi

Dari Gambar 3.1 di atas dapat diketahui bahwa proses perekayaan akuntansi
melalui banyak tahap mulai dari tujuan makro dari suatu negara sebagai legislator
13

yang kemudian diadopsi pada standar akuntansi yang digunakan oleh setiap
instansi yang berkewajiban membuat laporan keuangan.

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari


hubungan anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan
dan laporan keuangan.

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu


sistem yang koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat
mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta
keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan
adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah
pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang
menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus
dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam pekerjaannya, kerangka kerja konseptual akuntansi terdiri dari


beberapa hal sebagai berikut:
1. Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
2. Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada
standar khusus yang mengaturnya.
3. Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
4. Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative
metode akuntansi.

Dalam perjalanannya, kerangka kerja konseptual memiliki berbagai manfaat


secara umu ataupun khusus para pengguna laporan keuangan. Sebagai berikut:
14

1. Sebagai pedoman Dewan Standar Akuntansi Keuangan dalam menentukan


standar akuntansi
2. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah baru dalam
akuntansi apabila tidak diatur dalam standar yang sedang berlaku
3. Sebagai dasar membuat berbagai pertimbangan dalam menyajikan laporan
keuangan
4. Meningkatkan daya banding dengan melakukan salah satu cara yaitu
mengurangi berbagai alternatif metode akuntansi yang ada.

Tujuan Pelaporan Keuangan

Secara luas dapat diketahui manfaat dan tujuan laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Berguna bagi pihak yang memiliki pemahaman memadai tentang bisnis dan
ekonomi dalam pengambilan keputusan investasi serta kredit,
2. Membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial,
serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus
kas masa depan,
3. Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan
perubahan di dalamnya.

Laporan Keuangan digunakan oleh berbagai pihak dengan masing-masing


memiliki kepentingan, baik untuk kepentingan pribadi, kelompok maupun untuk
kepentingan umum. Laporan keuangan harus menyediakan informasi tentang
sumber daya ekonomi perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan
akibat transaki serta kejadian serta keadan yang dapat merubah sumber daya
perusahaan dan klaim terhadap sumber daya tersebut.

Konsep-Konsep Fundamental
15

Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness),


informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas
sekunder.

a. Kualitas Primer
Laporan keuangan harus memilki kualitas primer agar dapat dipergunakan
sebaik-baiknya dan bermanfaat untuk para penggunanya. Kualitas primer laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
1. Relevansi (relevant)

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan


pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa
depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
2. Tepat waktu (timeliness)

Fakta dan perkembangan perekonomian bergerak cepat, sehingga Laporan


Keuangan yang disusun harus tepat waktu.
3. Andal

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki


kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus
atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.

a) Azas Penyajian Jujur.

Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur


transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b) Azas Substansi Mengungguli Bentuk.


16

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi


serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut
perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

c) Azas Netralitas.

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak


bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

d) Azas Pertimbangan Sehat.


Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang
diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan
atas jaminan garansi yang mungkin timbul.
e) Azas Kelengkapan.

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus


lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.

4. Netral (neutrality)
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.

5. Keberdayaujian (verifiability)
Untuk meningkatkan kredibiltas penyusun laporan keuangan dan
menunjukkan bahwa kebenaran Laporan Keuangan yang disusun tidak
hanya berdasarkan pada penyusun saja, namun bersifat umum.
6. Kejujuran penyajian (representational faithfulness)
Representational Faithfulness yaitu informasi menggambarkan dengan
jujurt ransaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Representational
faithfulness juga berhubungan dengan teori pengukuran
17

b. Kualitas Sekunder
Selain kualitas primer, laporan keuangan juga harus memilki kualitas
sekunder agar lebih meyakinkan para penggunanya dan bermanfaat untuk para
penggunanya. Kualitas sekunder laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Keberdaya bandingan (comparability)
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan organisasi antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
antar organisasi untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif.
2. Konsistensi (consistency)
Teori mengatakan bahwa dalam penyusunan laporan keuangan harus
menerapkan konsep konsistensi, dan apabila ada perubahan dalam metode
harus dijelaskan dan dicatat dalam catatan atas laporan keuangan.

Kendala

Penyusunan Laporan Keuangan tidak sedikit memiliki kendala baik dari


manajemen maupun dari pihak luar yang sedikit banyak akan mempengaruhi
kualitas Laporan Keuangan itu sendiri. Beberapa kendala dalam menyusun
Laporan Keuangan sebagai berikut :
1. Pertimbangan Manfaat - Biaya (Cost - Effectiveness)
2. Materialitas (Materiality)
3. Praktik Industri (Industry Practices)
4. Konservatisme (Conservatism)

Pengakuan dan Pengukuran

Pengakuan adalah proses atau kegiatan pencatatan baik secara manual


maupun melalui aplikasi atau pembukuan tentang asset, hutang, dan akun lainnya
yang terjadi atau dilakukan oleh suatu subjek seperti perusahaan ataupun lainnya
18

yang biasanya dilakukan dengan melakukan jurnal umum, dengan kegiatan


tersebut maka akan tampak atau terpampang hasil akun-akun yang diakui oleh
perusahaan.

Sedangkan pengukuran adalah kegiatan atau proses menilai suatu objek


dalam satuan mata uang baik Rupiah maupun mata uang lain atas suatu objek
yang akan diakui dan dicatat dalam suatu laporan keuangan oleh perusahaan atau
lainnya.
19
20

BAB IV
CRITICAL REVIU ATAS SEJARAH DAN
PERUMUSAN CONCEPTUAL FRAMEWORK
“History Of Origins And Development Of System Of International
Accounting”
Nataliya MELNYK

Dalam artikel diatas, penulis menjelaskan bahwa penciptaan sistem


akuntansi internasional merupakan proses objektif yang dipengaruhi oleh
perkembangan ekonomi global dan terkait erat dengan perkembangan akuntansi
sebagai ilmu; formalisasi teori akuntansi dan pendirian berbagai sekolah akuntansi
dan evolusi profesi ekonomi secara keseluruhan.

Sistem akuntansi internasional dibayangkan sebagai solusi untuk masalah


ketidakcocokan informasi ekonomi di seluruh negara, entitas ekonomi dan
pengguna informasi tersebut yang ditugaskan untuk pengambilan keputusan
ekonomi. Akuntansi, sebagai bahasa bisnis internasional, harus memastikan
bahwa informasi yang terbentuk baik pada tingkat entitas bisnis individu dan
ekonomi secara keseluruhan dapat dimengerti, benar, memadai dan kompatibel.
Makalah ini mengidentifikasi tiga tahap utama pengembangan sistem
akuntansi internasional.
 Tahap pertama: Dari akhir abad XIX/awal abad XX sampai pertengahan
abad XX. Tahap ini ditandai dengan lahirnya gagasan untuk memiliki
seperangkat standar akuntansi yang diterima secara internasional, adopsi
undang-undang di berbagai negara yang mengkodifikasi prinsip akuntansi
mereka, munculnya asosiasi akuntansi profesional, memikirkan kembali
peran akuntansi dalam sistem manajemen, dan internasionalisasi pertukaran
informasi antar profesional akuntansi.
 Tahap kedua: Dari pertengahan abad XX sampai akhir abad XX, sistem
akuntansi internasional mulai terbentuk. Selama periode ini muncul standar
akuntansi internasional pertama, dan proses harmonisasi sistem akuntansi
21

lintas negara dimulai. Dua badan internasional – IASC dan IFA dibentuk,
dan aktivitas mereka secara bertahap diakui dan didukung oleh lembaga-
lembaga internasional besar.
 Tahap ketiga: Sejak akhir abad XX hingga saat ini, upaya untuk
menyelaraskan sistem akuntansi berkembang menjadi konsep «konvergensi
internasional» yang lebih luas. Standar akuntansi internasional diterima
secara resmi di banyak negara dan sebagian besar ekonomi global bergerak
ke arah penggunaan IFRS. Sistem akuntansi internasional bergerak menuju
sistem akuntansi global.

IFRS diizinkan atau diwajibkan untuk penggunaan penuh atau sebagian oleh
perusahaan publik di 128 negara di dunia dan oleh perusahaan yang tidak terdaftar
di 106 negara. Penggunaan IFRS yang meluas seperti itu menunjukkan
penerimaan global terhadap sistem akuntansi internasional.
Perlu dicatat bahwa mungkin sulit untuk mengukur tingkat sebenarnya dari
proliferasi IFRS, sebagian karena informasi yang bertentangan atau tidak ada.
Beberapa negara yang menggunakan standar akuntansi mereka sendiri (sebagai
contoh negara Jepang) masih menyatakan bahwa standar mereka didasarkan pada,
sebanding atau bahkan sesuai dengan IFRS. Selain itu, ada perbedaan substansial
dalam terminologi, klasifikasi standar yang diterima, tenggat waktu untuk adopsi
mereka. Terkadang IFRS diadopsi hanya sebagian. Oleh karena itu, IFRS
digunakan "sebagaimana adanya" mungkin di lebih sedikit negara (Penggunaan
IFRS oleh yurisdiksi).

IFRS memang diharapkan menjadi standar akuntansi berbasis teori dari


prinsip yang memiliki kualitas tinggi. Penerapan standar akuntansi yang sama di
seluruh dunia juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding
(comparability) dalam pelaporan keuangan.

Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang


mengadopsi Bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan
22

(bisnis) bisa dimengerti oleh dunia internasional. Namun beralih ke IFRS


bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi
mungkin akan mengubah pola piker dan semua elemen di dalam perusahaan.

BAB V
KESIMPULAN
23

Akuntansi adalah Kegiatan jasa untuk menghasilkan informasi dari suatu


organisasi yang memberikan manfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu negara sebenarnya tidak terjadi begitu
saja secara ilmiah namun praktik yang dijalankan dirancang dan dikembangkan
secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dan praktik akuntansi
dipengaruhi oleh faktor lingkungan ( sosial, ekonomi, politis ). Karena itu,
struktur dan praktik akuntansi akan berbeda antara negara yang satu dengan yang
lainnya ( perbedaan muncul dikarenakan struktur dan praktik tersebut disesuaikan
dengan kondisi negara, tempat dimana akuntansi tersebut dijalankan ).

Mempelajari sejarah akuntansi berguna untuk memahami dan menghargai


praktik – praktik akuntansi yang berlaku dahulu, sekarang hingga masa depan dan
sebagai struktur institusional dari disiplin ilmu akuntansi

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

 SAK
 SAK SYARIAH
 SAK ETAP
 SAK EMKM

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu


sistem yang koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat
mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta
keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan
adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah
pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang
menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus
dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
24

Dalam pekerjaannya, kerangka kerja konseptual akuntansi terdiri dari


beberapa hal sebagai berikut:
1. Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
2. Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada
standar khusus yang mengaturnya.
3. Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
4. Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative
metode akuntansi.

Dalam perjalanannya, kerangka kerja konseptual memiliki berbagai manfaat


secara umu ataupun khusus para pengguna laporan keuangan. Sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman Dewan Standar Akuntansi Keuangan dalam menentukan
standar akuntansi
2. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah baru dalam
akuntansi apabila tidak diatur dalam standar yang sedang berlaku
3. Sebagai dasar membuat berbagai pertimbangan dalam menyajikan laporan
keuangan
4. Meningkatkan daya banding dengan melakukan salah satu cara yaitu
mengurangi berbagai alternatif metode akuntansi yang ada.

Tiga tahap utama pengembangan sistem akuntansi internasional


 Tahap pertama: Dari akhir abad XIX/awal abad XX sampai pertengahan
abad XX. Tahap ini ditandai dengan lahirnya gagasan untuk memiliki
seperangkat standar akuntansi yang diterima secara internasional, adopsi
undang-undang di berbagai negara yang mengkodifikasi prinsip akuntansi
mereka, munculnya asosiasi akuntansi profesional, memikirkan kembali
peran akuntansi dalam sistem manajemen, dan internasionalisasi pertukaran
informasi antar profesional akuntansi.
 Tahap kedua: Dari pertengahan abad XX sampai akhir abad XX, sistem
akuntansi internasional mulai terbentuk. Selama periode ini muncul standar
25

akuntansi internasional pertama, dan proses harmonisasi sistem akuntansi


lintas negara dimulai. Dua badan internasional – IASC dan IFA dibentuk,
dan aktivitas mereka secara bertahap diakui dan didukung oleh lembaga-
lembaga internasional besar.
 Tahap ketiga: Sejak akhir abad XX hingga saat ini, upaya untuk
menyelaraskan sistem akuntansi berkembang menjadi konsep «konvergensi
internasional» yang lebih luas. Standar akuntansi internasional diterima
secara resmi di banyak negara dan sebagian besar ekonomi global bergerak
ke arah penggunaan IFRS. Sistem akuntansi internasional bergerak menuju
sistem akuntansi global.

IFRS diizinkan atau diwajibkan untuk penggunaan penuh atau sebagian oleh
perusahaan publik di 128 negara di dunia dan oleh perusahaan yang tidak terdaftar
di 106 negara. Penggunaan IFRS yang meluas seperti itu menunjukkan
penerimaan global terhadap sistem akuntansi internasional.
DAFTAR PUSTAKA

Belkoui dan Ahmed Riahi. 2016. Teori Akuntansi Edisi 6. Jakarta, Salemba
Empat

Juan, Ng Eng and Wahyuni, Ersa Tri. 2012. Panduan Praktis Standar Akuntansi
Keuangan, Edisi 2. Jakarta, Selemba Empat

Kartikahadi, Hans, Rosita Uli Sinaga, Merliyana Syamsul, Silvia Veronica


Siregar, Ersa Tri Wahyuni. 2016. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK
Berbasis IFRS, Edisi kedua. Jakarta, Ikatan Akuntan Indonesia

Melnyk, Nataliya. 2013. Journal Of European Economy Vol. 12 (No. 4): History Of
Origins and Development Of System Of International Accounting. Ukraine

Scott, William R. 2015. Financial Accounting Theory, Seventh Edition. Toronto,


Pearson

Suwardjono. 2016. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi


Ketiga. Yogyakarta, BPFE

Anda mungkin juga menyukai