MAKALAH, Teori Kepribadian
MAKALAH, Teori Kepribadian
PERS. DEVELOPMENT
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
(penyusun)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian merupakan ciri, karakter, atau sifat yang khas dari dalam diri seseorang
yang berasal dari pembentukan yang di dapat dari lingkungan sekitar seperti,
keluarga, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Kepribadian meupakan sesuatu yang
melekat pada diri manusia secara menyeluruh dan mempunyai ciri khas yang berbeda
dari setiap individu. Kepribadian tidak bisa dilepas begitu saja seperti melepas
pakaian dari tubuh kemudian memakainya kembali. Kepribadian terus berkembang
dan berubah meskipun ada sistem yang mengikat berbagai komponen dari
kepribadian, dan kepribadian merupakan lingkup kerja tubuh dan jiwa yang tak
terpisahkan dalam satu kesatuan.
Pola pikir adalah metode seseorang untuk memahami sesuatu atau memikirkan
sesuatu didasarkan pada asas tertentu. Metode dimana manusia mengikat realita
dengan informasi-informasi, yaitu dengan menstandarkan informasi itu kepada satu
kaidah tertentu. Sedangkan pola jiwa, ialah metode manusia mengikat dorongan
pemenuhan naluri-naluri dan kebutuhan jasmaninya dengan pemahaman. Dengan
kata lain, kecenderungan sebagai konsekuensi dari pengikatan pemahaman dengan
dorongan-dorongan .
Manusia memikirkan segala suatu benda dan perbuatan. kemudian manusia
menghukuminya dengan menstandarkan kepada kaidah tertentu, seperti aqidah yang
diyakini oleh manusia.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Struktur Kepribadian
Kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika
mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan
harmoni antar semua elemen keperibadian.
Kepribadian di susun oleh sejumlah sistem yang beroprasi dalam tiga tingkat
kesadaran; ego beroprasi pada tingkat sadar, kompleks beroprasi pada tingkat
kesadaran pribadi, dan arsetip beroperasi pada tingkat tak sadar kolektif.
a. Kesadaran (conciusness) dan Ego
Menurut Jung, hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu
adalah ego. Sebagai kesadaran, ego berperan penting dalam menentukan
persepsi, pikiran, perasaan, dan ingatan yang biasa masuk kesadaran.
Tanpa seleksi ego, jiwa manusia menjadi kacau karena terbanjiri oleh
pengalaman yang semua bebas masuk ke kesadaran. Dengan menyaring
pengalaman, ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribadian dan
member orang perasaan kontinuitas dan identitas.
b. Tak sadar Pribadi (Personal unconscious) dan Kompleks (Complexes)
sering terjadi orang kesulitan membuat asosiasi kata tertentu, yang
menurut Jung kesulitan itu terjadi karena kata itu dalam ketidak sadaran
pribadi berhubungan dengan organisasi fikiran-perasaan-ingatan yang
bermuatan emosi yang kuat. Kata apapun yang menyentuh organisasi itu
akan menghasilkan respon yang tidak wajar
c. Taksadar Kolektif (Collective Unconscious)
Taksadar kolektif merupakan fondasi ras yang di wariskan dalam
keseluruhan struktur kepribadian.
d. Arsetip (Archetype)
arsetip adalah bentuk tanpa isi, mewakili atau melambangkan peluang
munculnya jenis persepsi dan aksi tertentu. Mereka memiliki kekuatan
yang sangat besar, kekuatan pengalaman manusia yang berusia ribuan
tahun.
Jung mengidentifikasi berbagai arsetip; lahir, kebangkitan (lahir kembali),
kematian, kekuatan, magi, uniti, pahlawan, anak, Tuhan, setan, orang
bijak, ibu pertiwi, binatang, dll
e. Simbolisasi (Symbolization)
Simbol adalah tanda yang tampak yang mewakili hal lain (yang tidak
tampak).
a. Sikap Introvesi (Introversion) dan Ekstraversi (Extraversion)
Sikap introversi mengarahkan pribadi ke pengalaman subjektif,
memusatkan diri pada dunia dalam dan privat di mana realita hadirdalam
bentuk hasil amatan, cenderung menyendiri, pendiam/ tidak ramah,
bahkan antisocial.
Sikap ekstraversi mengarahkan pribadi ke pengalaman obyektif,
memusatkan perhatiannya ke dunia luar alih-alih berfikir mengenai
persepsinya, cenderung berinteraksi dengan orang di sekitarnya, yang aktif
dan ramah.
2.2 Enerji Psikis
a. Fungsi Enerji
Interaksi antar struktur kepribadian membutuhkan enerji. Enerji yang di pakai
oleh kepribadian di sebut enerji psikis, atau enerji hidup ( life energy).Jung
berpendapat ada hubungan saling mempengaruhi antara kekuatan enerji fisik
dengan kekuatan enerji psikis, namun tidak di jelaskan bagaimana hubungan
itu terjadi. Enerji psikis berasal dari pengalaman; melalui pengalaman hidup
terjadi perubahan enerji fisik menjadi enerji psikis.enerji psikis ini kemudian
di konsumsi oleh kepribadian untuk melakukan semua aktifitas psikis.
b. Nilai Psikis
Ukuran banyaknya enerji psikis yang tertanam dalam salah satu unsur
kepribadian, disebut: nilai psikis (psychic value) dari unsur itu.
c. Kesamaan (Equivalence) dan Keseimbangan (Entropy)
Enerji psikis bekerja mengikuti hukum termodinamika, yakni prinsip
ekuivalen dan prinsip entropi. Prinsip ekuivalen menyatakan, jumlah enerji
psikis selalu tetap, hanya distribusinya yang berubah. Prinsip entropi
mengemukakan tentang kecenderungan enerji menuju ke keseimbangan.
d. Tujuan Penggunaan Enerji
Enerji psikis di pakai untuk dua tujuan utama, memelihara kehidupan
(preservation of life) dan pengembangan aktivitas kultural dan spiritual
(development of cultural and spiritual activity).
2.4 Aplikasi
a. Tes Asosiasi Kata
Jung bukan orang pertama yang memakai teknik asosiasi, tetapi dia di hargai
karena mengembangkan dan menyempurnakan tes itu. Tujuan tes asosiasi
Jung adalah untuk mengungkap perasaan-perasaan yang bermuatan kompleks.
b. Psikoterapi
Ketika melakukan terapi , menurut Jung kliennya akan melewati empat
tahapan, yakni pengakuan, pencerahan, pendidikan,dan perubahan.
c. Analisis Mimpi
Pandangan Jung mengenai mimpi ada yang sama dengan Freud dan ada pula
yg berbeda. Persamaannya; mimpi itu mempunyai makna yang harus di
cermati secara seksama, mimpi muncul dari dalam dunia tak sadar, dan makna
mimpi di ekspresikan dalam bentuk simbolik. Perbedaannya, Freud
memandang mimpi sebagai pemenuh hasrat dan simbolisasi mimpi
berhubungan dengan dorongan seksual, sedang Jung memandang mimpi
sebagai usaha spontan mengetahui hal yang tidak di ketahui dalam tak sadar
sebagai bagian dari pengembangan kepribadian.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Jadilah pribadi yang mampu memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri
dalam membentuk tingkah laku, untuk membantu dan membentuk dan menjaga
hubungan yang berarti.
Daftar pustaka
http://contohmakalahpsikokepribadianterbaru.blogspot.com/2018/?m=1
http://psikologikepribadian19.blogspot.com/2014/01/makalah-teori-carl-gustav-jung.html?m=1
https://www.slideshare.net/ratihnaini7/teori-kepribadian-carl-gustav-jung