Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERS. DEVELOPMENT

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK

MARGARETA MELSA PAONGANAN


RISWAN

JURUSAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


POLITEKNIK LP3I
KAMPUS TAMALANREA
2021
KAT A PENGANTAR
Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena tanpa rahmat dan
ridho-Nya Kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu
guna memenuhi kebutuhan tugas kelompok Pers.Development dengan judul”teori
kepribadian menurut Carl Gustav Jung”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
Kerjasama berbagai pihak baik yang telah mendukung kami lewat materi maupun non
materi,seperti; tenaga,pikiran dan saran.
makalah ini juga kami kemas dengan unik dan menarik sehingga besar
harapan kami sehingga dapat menambah ilmu atau wawasan bagi pembaca.

Makassar, 27 oktober 2021

(penyusun)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepribadian merupakan ciri, karakter, atau sifat yang khas dari dalam diri seseorang
yang berasal dari pembentukan yang di dapat dari lingkungan sekitar seperti,
keluarga, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Kepribadian meupakan sesuatu yang
melekat pada diri manusia secara menyeluruh dan mempunyai ciri khas yang berbeda
dari setiap individu. Kepribadian tidak bisa dilepas begitu saja seperti melepas
pakaian dari tubuh kemudian memakainya kembali. Kepribadian terus berkembang
dan berubah meskipun ada sistem yang mengikat berbagai komponen dari
kepribadian, dan kepribadian merupakan lingkup kerja tubuh dan jiwa yang tak
terpisahkan dalam satu kesatuan.

Yadi Purwanto dalam bukunya psikologi kepribadian, mengatakan bahwa:

Kepribadian adalah metode berpikir manusia terhadap realita, atau merupakan


kecenderungan-kecenderungan manusia terhadap realita. Dan dengan arti yang lain,
kepribadian manusia adalah pola pikir dan pola jiwa naluri nya.

Pola pikir adalah metode seseorang untuk memahami sesuatu atau memikirkan
sesuatu didasarkan pada asas tertentu. Metode dimana manusia mengikat realita
dengan informasi-informasi, yaitu dengan menstandarkan informasi itu kepada satu
kaidah tertentu. Sedangkan pola jiwa, ialah metode manusia mengikat dorongan
pemenuhan naluri-naluri dan kebutuhan jasmaninya dengan pemahaman. Dengan
kata lain, kecenderungan sebagai konsekuensi dari pengikatan pemahaman dengan
dorongan-dorongan .
Manusia memikirkan segala suatu benda dan perbuatan. kemudian manusia
menghukuminya dengan menstandarkan kepada kaidah tertentu, seperti aqidah yang
diyakini oleh manusia.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Struktur Kepribadian
Kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika
mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan
harmoni antar semua elemen keperibadian.
Kepribadian di susun oleh sejumlah sistem yang beroprasi dalam tiga tingkat
kesadaran; ego beroprasi pada tingkat sadar, kompleks beroprasi pada tingkat
kesadaran pribadi, dan arsetip beroperasi pada tingkat tak sadar kolektif.
a. Kesadaran (conciusness) dan Ego
       Menurut Jung, hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu
adalah ego. Sebagai kesadaran, ego berperan penting dalam menentukan
persepsi, pikiran, perasaan, dan ingatan yang biasa masuk kesadaran.
Tanpa seleksi ego, jiwa manusia menjadi kacau karena terbanjiri oleh
pengalaman yang semua bebas masuk ke kesadaran. Dengan menyaring
pengalaman, ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribadian dan
member orang perasaan kontinuitas dan identitas.
b. Tak sadar Pribadi (Personal unconscious) dan Kompleks (Complexes)
sering terjadi orang kesulitan membuat asosiasi kata tertentu, yang
menurut Jung kesulitan itu terjadi karena kata itu dalam ketidak sadaran
pribadi berhubungan dengan organisasi fikiran-perasaan-ingatan yang
bermuatan emosi yang kuat. Kata apapun yang menyentuh organisasi itu
akan menghasilkan respon yang tidak wajar
c. Taksadar Kolektif (Collective Unconscious)
Taksadar kolektif merupakan fondasi ras yang di wariskan dalam
keseluruhan struktur kepribadian.
d. Arsetip (Archetype)
arsetip adalah bentuk tanpa isi, mewakili atau melambangkan peluang
munculnya jenis persepsi dan aksi tertentu. Mereka memiliki kekuatan
yang sangat besar, kekuatan pengalaman manusia yang berusia ribuan
tahun.
Jung mengidentifikasi berbagai arsetip; lahir, kebangkitan (lahir kembali),
kematian, kekuatan, magi, uniti, pahlawan, anak, Tuhan, setan, orang
bijak, ibu pertiwi, binatang, dll
e. Simbolisasi (Symbolization)
Simbol adalah tanda yang tampak yang mewakili hal lain (yang tidak
tampak).
a.      Sikap Introvesi (Introversion) dan Ekstraversi (Extraversion)
Sikap introversi mengarahkan pribadi ke pengalaman subjektif,
memusatkan diri pada dunia dalam dan privat di mana realita hadirdalam
bentuk hasil amatan, cenderung menyendiri, pendiam/ tidak ramah,
bahkan antisocial.
Sikap ekstraversi mengarahkan pribadi ke pengalaman obyektif,
memusatkan perhatiannya ke dunia luar alih-alih berfikir mengenai
persepsinya, cenderung berinteraksi dengan orang di sekitarnya, yang aktif
dan ramah.

b.      Tipologi Jung (Gabungan Sikap-Fungsi)


Jung memakai kombinasi sikap dan fungsi ini untuk mendiskripsi tipe-tipe
kepribadian manusia. Jadi Jung yang pada dasarnya mengembangkan teori
dalam pradigma psikoanalisis, pada elaborasi konsep sikap dan fungsi
memakai pradigma tipe. Dari kombinasi sikap (ekstravers dan intovers)
dengan fungsi (fikiran, perasaan, pengindraan, intuisi) akan di peroleh
delapan macam tipe manusia, yakni tipe ekstraversi-fikiran, ekstraversi-
perasaan, ekstraversi-pengindraan, ekstraversi-intuisi.
2. Dinamika Kepribadian
Variasi struktur kepribadian yang kompleks membuat elaborasi dinamika kepribadian
sukar di buat formulanya. Akhirnya, Jung mencoba mendekati dinamika itu dari
prinsip-prinsip interaksi dan tujuan penggunaan energy psikis.
2.1    Interaksi antar Struktur Kepribadian
     Prinsip Oposisi
Menurut Jung, tegangan (akibat konflik) adalah esensi hidup; tanpa itu
tidak ada enerji dan tidak ada kepribadian.
      Prinsip Kompensasi
Dipakai untuk menjaga agar kepribadian tidak menjadi neurotik.
Umumnya terjadi antara sadar dan tak sadar ; fungsi yang dominan pada
kesadaran di kompensasi oleh hal lain yang direpres.
      Prinsip Penggabungan
Menurut Jung kepribadian terus menerus berusaha untuk menyatukan
pertentangan-pertentangan yang ada.

2.2     Enerji Psikis
a.       Fungsi Enerji
Interaksi antar struktur kepribadian membutuhkan enerji. Enerji yang di pakai
oleh kepribadian di sebut enerji psikis, atau enerji hidup ( life energy).Jung
berpendapat ada hubungan saling mempengaruhi antara kekuatan enerji fisik
dengan kekuatan enerji psikis, namun tidak di jelaskan bagaimana hubungan
itu terjadi. Enerji psikis berasal dari pengalaman; melalui pengalaman hidup
terjadi perubahan enerji fisik menjadi enerji psikis.enerji psikis ini kemudian
di konsumsi oleh kepribadian untuk melakukan semua aktifitas psikis.
b.      Nilai Psikis
Ukuran banyaknya enerji psikis yang tertanam dalam salah satu unsur
kepribadian, disebut: nilai psikis (psychic value) dari unsur itu.
c.       Kesamaan (Equivalence) dan Keseimbangan (Entropy)
Enerji psikis bekerja mengikuti hukum termodinamika, yakni prinsip
ekuivalen dan prinsip entropi. Prinsip ekuivalen menyatakan, jumlah enerji
psikis selalu tetap, hanya distribusinya yang berubah. Prinsip entropi
mengemukakan tentang kecenderungan enerji menuju ke keseimbangan.
d.      Tujuan Penggunaan Enerji
Enerji psikis di pakai untuk dua tujuan utama, memelihara kehidupan
(preservation of life) dan pengembangan aktivitas kultural dan spiritual
(development of cultural and spiritual activity).

2.3 Perkembangan Kepribadian


A. Mekanistik (Mechanistic), Purposif (Purposive), dan Sinkronisitas
(Synchronicity).
Perkembanga kepribadian adalah salah satu peristiwa psikis yang sangat
penting. Jung mengedepankan pandangan purposif atau teleologik, yang
menjelaskan kejadian sekarang di tentukan oleh masa depan atau tujuan. Jung
yakin bahwa dua pandangan ini, mekanistik dan purposif di butuhkan untuk
melengkapi pemahaman terhadap kepribadian; masa kini di tentukan bukan
hanya oleh masa lalu tetapi juga masa depan. Prinsip mekanistik akan
membuat manusia menjadi sengsara karena terpenjara masa lalu. Menurut
Jung dua peristiwa psikis yang terjadi secara bersamaan dan tampak saling
berhubungan, yang satu tidak menjadi penyebab dari yang lain, karena
keduannya tidak dapat di tunjuk mana yang masa lalu dan mana yang masa
depan. Ini di namakan prinsip sinkronisitas (synchronicity).
B. Individuasi (Individuation) dan Transendensi (Transcendent)
Tujuan hidup manusia adalah mencapai kesempurnaan yang disebut realisasi
diri. Realisasi diri berarti meminimalkan persona, menyadari anima atau
animusnya, menyeimbangkan intoversi dan ekstraversi, serta meningkatkan
empat fungsi jiwa- fikiran ,perasaan, pengindraan, intuisi- dalam posisi
tertinggi.
         Individuasi
Proses analitik, memilah-milah, memerinci, dan mengolaborasi aspek-aspek
kepribadian.
         Transendensi
Proses sintetik, mengintegrasikan aspek-aspek di dalam suatu sistem, dan
mengintegrasikan sistem-sistem secara keseluruhan agar dapat berfungsi
dalam satu kesatuan secara efektif.
C. Tahap-tahap Perkembangan
Ada 4 tahap perkembangan, masa anak, remaja & dewasa awal, usia
perttengahan, dan usia tua.
a.       Usia anak (Childhood)
Jung membagi tiga tahap usia anak yakni tahap anarkis (anarchic) 0-6 tahun,
tahap monarkis (monarchic) 6-8 tahun, dan tahap dualistic (dualistic) 8-12
tahun.
b.      Usia pemuda
Tahap pemuda berlangsung mulai dari pubertas sampai usia pertengahan.
Tahap ini di tandai oleh meningkatnya kegiatan , kematangan seksual,
tumbuh-kembangnya kesadaran, dan pemahaman bahwa era bebas masalah
dari kehidupan anak-anak sudah hilang.
c.       Usia Pertengahan
Tahap ini di mulai antara usia 35 atau 40 tahun, pada usia ini orang ingin tetap
memakai nilai-nilai sosial dan moral usia pemuda, menjadi kaku dan fanatic
dalam mempertahankan postur dan kelenturan fisiknya, mereka mungkin
berjuang habis-habisan untuk mempertahankan tampang dan gaya hidup masa
mudanya.
d.      Usia Tua
Tahap usia Tua kurang mendapat perhatian Jung. Menurutnya, usia tua mirip
dengan usia anak-anak; pada tahap itu fungsi jiwa sebagian besar bekerja di
taksadar.

2.4 Aplikasi
a. Tes Asosiasi Kata
Jung bukan orang pertama yang memakai teknik asosiasi, tetapi dia di hargai
karena mengembangkan dan menyempurnakan tes itu. Tujuan tes asosiasi
Jung adalah untuk mengungkap perasaan-perasaan yang bermuatan kompleks.

b. Psikoterapi
Ketika melakukan terapi , menurut Jung kliennya akan melewati empat
tahapan, yakni pengakuan, pencerahan, pendidikan,dan perubahan.

c. Analisis Mimpi
Pandangan Jung mengenai mimpi ada yang sama dengan Freud dan ada pula
yg berbeda. Persamaannya; mimpi itu mempunyai makna yang harus di
cermati secara seksama, mimpi muncul dari dalam dunia tak sadar, dan makna
mimpi di ekspresikan dalam bentuk simbolik. Perbedaannya, Freud
memandang mimpi sebagai pemenuh hasrat dan simbolisasi mimpi
berhubungan dengan dorongan seksual, sedang Jung memandang mimpi
sebagai usaha spontan mengetahui hal yang tidak di ketahui dalam tak sadar
sebagai bagian dari pengembangan kepribadian.

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika


mengembangkan kepribadian, Kepribadian di susun oleh sejumlah sistem yang
beroprasi dalam tiga tingkat kesadaran; ego beroprasi pada tingkat sadar,
kompleks beroprasi pada tingkat kesadaran pribadi, dan arsetip beroperasi pada
tingkat tak sadar kolektif.
dinamika kepribadian , menurut carl Gustav Jung adalah Interaksi antar Struktur
Kepribadian dan Enerji Psikis
Perkembanga kepribadian mekanistik adalah salah satu peristiwa psikis yang
sangat penting. Jung mengedepankan pandangan purposif atau teleologik, yang
menjelaskan kejadian sekarang di tentukan oleh masa depan atau tujuan. Jung
yakin bahwa dua pandangan ini, mekanistik dan purposif di butuhkan untuk
melengkapi pemahaman terhadap kepribadian; masa kini di tentukan bukan hanya
oleh masa lalu tetapi juga masa depan Individuasi (Individuation) dan
Transendensi (Transcendent)
Tujuan hidup manusia adalah mencapai kesempurnaan yang disebut realisasi diri.
Realisasi diri berarti meminimalkan persona, menyadari anima atau animusnya,
menyeimbangkan intoversi dan ekstraversi, serta meningkatkan empat fungsi
jiwa- fikiran ,perasaan, pengindraan, intuisi- dalam posisi tertinggi.

B. SARAN
Jadilah pribadi yang mampu memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri
dalam membentuk tingkah laku, untuk membantu dan membentuk dan menjaga
hubungan yang berarti.
Daftar pustaka
http://contohmakalahpsikokepribadianterbaru.blogspot.com/2018/?m=1
http://psikologikepribadian19.blogspot.com/2014/01/makalah-teori-carl-gustav-jung.html?m=1
https://www.slideshare.net/ratihnaini7/teori-kepribadian-carl-gustav-jung

Anda mungkin juga menyukai