Disusun oleh:
JURUSAN FISIKA
PURWOKERTO
2021
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
Pada grafik tersebut titik A bersifat linear yang artinya benda akan kembali seperti
semula apabila gaya atau tegangan dihentikan. Tegangan dan regangan tidak akan
linear jika tegangan diperbesar sampai batas titik B. Ketika tegangan dinaikkan lagi
sampai titik C, maka kemungkinan benda akan patah. Besarnya konstanta disebut
modulus young dengan persamaan sebagai berikut:
𝜎 𝐹/𝐴 𝐹𝐿
𝐸= = =
𝑒 ∆𝐿/𝐿 𝐴∆𝐿
Dengan:
𝑒 = regangan
𝐹 = gaya (N)
a. Prosedur Eksperimen
Awalnya prosedur eksperimen antara statik dan dinamik sangat kontras untuk
perbandingan modulus elasik dinamik dengan secant dan statik dengan tangen.
Ternyata dari waktu ke waktu ditemukan bahwa koreksi untuk panjang pada per
conto batuan lebih dapat dipertanggung jawabkan. Dalam makalah ini ternyata
pengukuran statik masih bisa dilakukan sampai 1000 psia sedangkan pada dinamik
sampai 5000 psia dan koreksi panjang batuan memang masih belum diperhatikan,
karena pengukuran dinamik telah dilakukan sedangkan pengukuran statik dalam
tahap belajar.
b. Penjalaran Gelombang
Persepsi akurasi eksperimen pengukuran statik dan dinamik adalah fundamental
pada hubungan stress - strain dari batuan, pada kenyataannya tidak hanya perbedaan
amplitudo strain, dispersi, dan atenuasi tapi disebabkan oleh:
1. Kecepatan batuan dalam keadaan kering tidak terpengaruh frekuensi.
2. Frekuensi yang dipakai dalam saturasi meminimalkan efek hamburan pada
frekuensi tinggi.
1. Pembuatan plot silang antara lain, Ed (dari pengukuran dinamik) vs porositas (j) yang
tersaturasi air secara penuh (Sw = 100%), Es (dari pengukuran dinamik) vs porositas
(j) yang tersaturasi air secara penuh (Sw = 100%), juga modulus onggok (K) vs
porositas (j).
2. Pemodelan antara data dinamik dan statik untuk semua konstanta elastik dengan
porositas.
Modulus young dipengaruhi oleh perubahan tegangan aksial saat elastis, pada tekanan
overburden 1000 Psia dan regangan. Secara matematis dapat ditulis dengan
𝜎𝑥𝑥
𝐸=
𝜀𝑥𝑥
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tulisan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Modulus young adalah perbandingan antara nilai tegangan tarik dan regangan tarik.
Modulus young ini digunakan sebagai parameter mekanik dalam perekahan
hidraulik.
2. Tidak ada hubungan antara konstanta-konstanta elastis dalam pengukuran statik dan
dinamik dengan kajian teoritis. Namun dalam eksperimen peneliti lainnya
didapatkan bahwa modulus young (E) dinamik lebih besar daripada modulus Young
(E) statik.
3. Yang membedakan modulus young statik dan dinamik adalah pengaruh microcracks.
Pada modulus statik menutupnya microcracks akan mengecilkan nilai modulus
young.
4. Untuk mengkonversikan modulus young dinamik menjadi statik adalah dengan
pemodelan antara data dinamik dan statik untuk semua konstanta elastik dengan
porositas.
5. Factor yang mempengaruhi nilai modulus young adalah prosedur eksperimen,
penjalaran gelombang, pengaruh pori dan struktur microcrack, pengaruh confining
pressure, dan pengaruh saturasi.
3.2 Saran
Pada penelitian selanjutnya tekanan overburden dapat ditingkatkan diatas 1000 Psia dan
memperbanyak sampel kering sehingga dapat dipasang strain gauge untuk mendapatkan
nilai nisbah Poisson.
DAFTAR PUSTAKA
Cheng, C.H dan Johnston, D.H. (1981). Dynamic and Static Moduli, Geophysical Research.
Exxon Production Research Company, Hutson, Vol.8 No.1 hal 39-42.
Hartawan, D. (2001). Pengolahan Data Uji Kekuatan Batuan dan Desain Alat Uji Triaksial,
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perminyakan. Bandung: ITB.
Munadi, S. (2000). Aspek Fisis Seismologi Eksplorasi. Depok: Program studi Geofisika
FMIPA-UI.
Saptono, F. (2001). Pemodelan Sifat Elastik dan Petrofisika Batuan untuk Penentuan
Porositas dan Saturasi Fluida dengan Bantuan Data Seismik, Tesis Program
Pascasarjana Bidang Sains dan Matematika, Studi Ilmu Fisika, Kekhususan
Geofisika,. Jakarta: UI.