Laporan Osiloskop PDF
Laporan Osiloskop PDF
oleh:
K 2312008
SURAKARTA
2013
I. Pendauluan
I. 1 Latar Belakang
Proses pengukuran merupakan prosedur dasar yang harus dilakukan dalam ilmu
fisika. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan,
baik pengambilan keputusan atau kesimpulan.
I. 2 Tujuan Praktikum
Osiloskop adalah alat uang digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar. Dalam osiloskop terdapat tabung
panajng yang disebut tabung sinar katode atau cathode ray tube (crt).
Alat ini merupakan alat yang lebih memuaskan dalam pengukuran baik arus searah maupun
arus bolak balik. Kelebihan alat ini terutama karena kita dapat mengamati bentuk sinyal atau
tegangan yang kita ukur. Dengan demikian kita dapat menganalisa secara lebih lengkap keadaan
suatu system elektronik, karena kita dapat benar-benar mengetahui bentuk tegangan disetiap
titik.
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal
listrik. Selain amplitude sinyal, osiloskop juga bisa menunjukkan distorsi, waktu antara dua
peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relative dari dua sinyal
terkait. Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-
ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang diamati.
Dengan osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode, dan tegangan dari
sinyal. Dengan sedikit pengetahuan kita bisa juga mengetahui beda fase antara sinyal masukan
dan sinyak keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya yaitu:
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑉𝑒𝑓𝑓 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉𝑟𝑚𝑠 =
2
(Barry Ross. 1994: 102-103)
2. Selain tegangan yang mempunnyai nilai akar rata rata kuadrat atau rms, ternyata kuat arus
jua mempunyai rms. Yaitu Irms arus didefinisikan:
𝐼= (𝐼 2 ) 𝑟𝑎𝑡
Nilai rata-rata I2 adalah:
1
𝐼 2 𝑟𝑎𝑡 = (𝐼𝑚𝑎𝑘 cos 𝜔𝑡)2 = 𝐼 2 𝑚𝑎𝑘𝑠
2
1
Disini kita menggunakan 𝑐𝑜𝑠 2 𝜔𝑡 𝑟𝑎𝑡 = 2
Adaptor 1 buah
3
Transformator CT 1 buah
4
1. Pengenalan Osiloskop
2. Pengukuran tegangan DC
alat ukur : multimeter analog
1. kalibrasi multimeter
Vertical Horizontal
Vin Volts/div vpp vmaks veff Time/div periode frekuensi
div div
6v
3.4 div 2 v/div 6.8 v 3.4 v 2.4 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz
7.5 v 5 ms/div 20 ms 50 Hz
4.4 div 2 v/div 8.8 v 4.4 v 3.11 v 4
12 v 5 ms/div 20 ms 50 Hz
2.6 div 3 v/div 13 v 5.5 v 4.6 v 4
6v (11 ± 0.5) v
1
12 v (18 ± 0.5) v
3
vi Volts/div Time/div
6v 2 v/div 0.5 ms/div
7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div
12 v 5 v/div 0.2 ms/div
b. Vi = 7.5 v
c. Vi = 12 v
Gambar gelombang tegangan DC
a. Vi = 6 v
b. Vi= 7.5 v
c. Vi = 12 v
5 1
= × 50 × = 0.5 𝑣𝑜𝑙𝑡
250 2
b. Alat ukur: osiloskop
Vpp = vertical div x volt/div
𝑣𝑖 = 6 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑣𝑝𝑝 = 3.4 × 2 = 6.8 𝑣
𝑣𝑖 = 7 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑣𝑝𝑝 = 4.4 × 2 = 8.8 𝑣
𝑣𝑖 = 12 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑣𝑝𝑝 = 2.6 × 5 = 13 𝑣
𝑣𝑝𝑝 6.8
𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 = → 𝑣𝑖 = 6 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 = = 3.4 𝑣
2 2
8.8
𝑣𝑖 = 7 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 = = 4.4 𝑣
2
13
𝑣𝑖 = 12 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 = = 7.5 𝑣
2
𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 3.4
𝑣𝑒𝑓𝑓 = → 𝑣𝑖 = 6 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑣𝑒𝑓𝑓 = = 2.4 𝑣
2 2
4.4
𝑣𝑖 = 7 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑣𝑒𝑓𝑓 = = 3.11 𝑣
2
6.5
𝑣𝑖 = 12 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑣𝑒𝑓𝑓 = = 4.6 𝑣
2
𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑇 = 𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑣 × →𝑣𝑖 = 6 𝑣𝑜𝑙𝑡 →𝑇 = 4 × 5 = 20 𝑚𝑠 = 20 × 10−3 𝑠
𝑑𝑖𝑣
𝑣𝑖 = 7 𝑣𝑜𝑙𝑡 →𝑇 = 4 × 5 = 20 𝑚𝑠 = 20 × 10−3 𝑠
𝑣𝑖 = 12 𝑣𝑜𝑙𝑡 →𝑇 = 4 × 5 = 20 𝑚𝑠 = 20 × 10−3 𝑠
1 1
𝑓=𝑇 → 𝑣𝑖 = 6 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑓 = 20×10 −3 = 50 𝐻𝑧
1
𝑣𝑖 = 7 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑓 = 20×10 −3 = 50 𝐻𝑧
1
𝑣𝑖 = 12 𝑣𝑜𝑙𝑡 → 𝑓 = 20×10 −3 = 50 𝐻𝑧
Ralat alat
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 1 5 1
× 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟 × = × 50 × = 0.5 𝑣𝑜𝑙𝑡
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 2 250 2
Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu (satu
detik). Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya satu gelombang.
Tegangan puncak ke puncak (Vpp) adalahbeda tegangan antara tegangan maksimum dan
minimum.
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai frekuensi, periode, dan Vpp sebagai
berikut:
AC DC
Vi
T (s) F (Hz) Vpp T f Vpp
6v 2 x 10-3 50 6.8 v - - -
7.5 v 2 x 10-3 50 6.8 v - - -
12 v 2 x 10-3 50 6.8 v - - -
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tegangan DC tidak mempunyai periode, frekuensi, dan
Vpp. Hal ini dikarenakan gelombang tegangan DC tidak berupa gelombang sinusoidal, akan
tetapi berupa garis lurus horizontal.
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai tegangan AC adalah sebagai berikut:
Multimeter osiloskop
vi Vo vi Volts/div Time/div
6v 11 v 6v 2 v/div 0.5 ms/div
7.5 v 12 v 7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div
12 v 18 v 12 v 5 v/div 0.2 ms/div
Sedangkan untuk gambar gelombang yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur osiloskop
menunjukkan grafik gris horizontal yang tidak begitu lurus, seharusnya gambar gelombang
tegangan DC berupa garis lurus
Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan terdapat beberapa perbedaan dengan
teori yang ada. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa factor antara laim:
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua
sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua
untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor
osiloskop, yaitu:
1. Gelombang sinusoida
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi gergaji
4. Gelombang segitiga.
Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahami tombol-tombol yang ada
pada pesawat perangkat ini.
Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg
menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop,
kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung
frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan T = waktu. Untuk
menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya.
Kelebihan osiloskop analog antara lain:
1. Mampu menggambarkan nilai-nilai arus atau tegangan yang dihasilkan yang selalu berubah
terhadap waktu secara periodik, sehingga memperlihatkan bentuk gelombang.
2. Osiloskop analog dapat digunakan untuk menentukan periode, frekuensi, tegangan, dan
amplitudo sinyal listrik sekaligus dengan cara yang relatif mudah.
Selain kelebihan, osiloskop analog juga memiliki kekurangan, yaitu:
1. Pengamatan sinyal-sinyal listrik dengan osiloskop memiliki keterbatasan dalam perbandingan
frekuensi antar sinyal-sinyal tersebut (perbandingan maksimum 10:1) sehingga
penggunaannya cukup terbatas.
2. Harganya relatif mahal. Kelemahan tersebut semakin terasa sejak terciptanya penghitung
frekuensi digital dengan harga yang lebih rendah dipasarkan ke publik.
V. Kesimpulan
1. Bagian-bagian osiloskop beserta fungsi
Layar display: Untuk menampilkan bentuk gelombang, terdiri dari kotak-kotak atau
disebut div. layar disusun dari 8 div horizontal dan 10 div vertical.
CAL: Untuk mengkalibrasikan awal sebelum osiloskop digunakan
Inten: mengatur cerah atau tidaknya sinar (bentuk gelomabng/gambar)
Focus: menajamkan garis atau bentuk gelombang pada layar untuk mendapatkan
gambar yang lebih jelas.
Track position: mengatur posisi garis pada layar
Power: Untuk menghidupkan dan mematikan osiloskop, lampu indicator akan
menyala jika osiloskop dihidupkan.
Position y CH1: mengatur posisi garis atau tampilan keatas dan kebawah arah vertical
Pengatur volt/div CH1: Untuk mengeluarkan tegangan, mengatur berapa nilai
tegangan yang dimiliki oleh 1 div di layar untuk input CH1
Position y CH2: mengatur posisi garis atau tampilan keatas dan kebawah arah vertical
CH2
Position x: mengatur posisi garis atau tampilan ke kiri dan ke kanan arah horizontal
Pengatur time/div: Digunakan untuk mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh
satu div di layar, seperti mengukur waktu periode (T) dan frekuensi (f)
Coupling: Untuk memilih jenis input yang digunakan.
Source: Untuk memilih sumber sinyal yang digunanakan (CH1, CH2, Line, Ext)
Mode: Memilih sinyal input yang digunakan
CH1, CH2: Untuk terminal masukan sinyal saat mulai melakukan pengukuran
Kaki osiloskop: unutk menyangga osiloskop
2. Fungsi osiloskop
a. Mengukur frekuensi, periode, amplitude, dan tegangan dari sinyal.
b. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
c. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
d. Membedakan arus AC dengan arus DC.
e. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
f. Menentukan sudut fase antara dua sinyal pada frekuensi sama.
3. Prinsip kerja osiloskop
Prinsip kerja osiloskop dimulai dari tabung sinar katoda (CRT) yang merupakan
jantung dari osiloskop. Katoda dalam tabung sinar katoda dipanaskan temperaturnya
dengan alat pemanas, dan electron electron menguap dari permukaannya. Anoda
pemercepat yang mempunyai lubang kecil ditengahnya, dijaga agar selalu pada potensial
positif-v, yang relative tinggi terhadap katoda, sehingga timbul medan listrik dari kanan
ke kiri antara katoda anoda. Dalam tabung sinar katode, elektron-elektron secara terarah,
diarahkan menjadi pancaran elektron, dan pancaran elektron ini difokuskan dengan alat
"defleksi yoke" oleh medan magnetik untuk diarahkan kearah posisi Horisontal dan
Vertikal untuk men"scan" permukaan di ujung pandang (anode), yang sebaris dengan
bahan berfosfor (biasanya berdasar atas logam transisi atau rare earth. Ketika elektron
menyentuh material pada layar ini, maka elektron akan menyebabkan timbulnya cahaya.
Untuk keperluan layar CRT ini supaya fosfor berpendar atau bercahaya diperlukan
tegangan tinggi yaitu sekitar 25 Kilo Volt sampai 27 Kilo Volt dibangkitkan oleh alat
yang bernama Flyback. Sebelum elektron ini menyentuh fosfor, dilayar tabung kaca
elektron-elektron itu menembus pelat yang sangat tipis yang berlobang-lobang disebut
skrin yang hampir sama luasnya dengan lebar layar tabung untuk memfokuskan tiga
bintik warna RGB ( Red, Green, Blue ) untuk tabung layar warna. Pelat logam ini sangat
tipis dan peka terhadap mangnit, jika magnet kuat akan mengubah bentuk pelat ini
sehingga tidak rata dan terjadilah warna yang semburat dan acak kerena tembakan
elektron tidak terfokus pada ketiga titik bintik-bintik RGB, dan kejadian ini disebut
degausing.
Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi
oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak
elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya
osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak
elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang
secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika
pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya
bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap.Sehingga
pada gambar terbentuk grafik sinusoidal. Sebuah benda bergetar sekaligus secara
harmonik, getaran harmonik (super posisi) yang berfrekuensi dan mempunyai arah getar
sama akan menghasilkan satu getaran harmonik baru berfrekuensi sama dengan
amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran
harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan trigonometri atau lebih
sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik
super posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik.
Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri kekananmelalui
permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke Y atau masukan vertikal
osiloskop, menggerakkan bintik keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang
dimasukkan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar
yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan
masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah
pola yang diam pada layar.
4. Hasil pengukuran tegangan AC dan DC menggunakan osiloskop
Tegangan AC
Vertical Horizontal
Vin Volts/div vpp vmaks veff Time/div periode frekuensi
div div
6v
3.4 div 2 v/div 6.8 v 3.4 v 2.4 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz
7.5 v 5 ms/div 20 ms 50 Hz
4.4 div 2 v/div 8.8 v 4.4 v 3.11 v 4
12 v 5 ms/div 20 ms 50 Hz
2.6 div 3 v/div 13 v 5.5 v 4.6 v 4
Tegangan DC
vi Volts/div Time/div
6v 2 v/div 0.5 ms/div
7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div
12 v 5 v/div 0.2 ms/div
e. Vi = 7.5 v
f. Vi = 12 v
e. Vi= 7.5 v
f. Vi = 12 v
Ross, Barry. 1997. Hands – On Guide to Oscilloscope. Alden: Great Britain Cambridge
University press
Tim Praktikum Fisika Dasar II. 2013. Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar II. Surakarta:
UNS press
VII. Lampiran
Praktikan,
K 2312008
LAPORAN SEMENTARA
OSILOSKOP
Data pengamatan
1. fungsi osiloskop
2. percobaan 1: pengukuran tegangan AC dan Transformator CT
Alat ukur multimeter analog/ voltmeter
Vin Vo
6v 7v
7.5 v 9v
12 v 14 v
Ralat alat 0.5
Alat ukur: osiloskop
Vertical Horizontal
Vin Volts/div vpp vmaks veff Time/div periode frekuensi
div div
6v
3.4 div 2 v/div 6.8 v 3.4 v 2.4 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz
7.5 v 5 ms/div 20 ms 50 Hz
4.4 div 2 v/div 8.8 v 4.4 v 3.11 v 4
12 v 5 ms/div 20 ms 50 Hz
2.6 div 3 v/div 13 v 5.5 v 4.6 v 4