Penelitian Pengembangan
Penelitian Pengembangan
tentang
PENELITIAN PENGEMBANGAN
TUGAS INDIVIDU
OLEH:
DIREN AGASI
21124005
PROGRAM PASCASARJANA
2021
1
PENELITIAN PENGEMBANGAN
Borg and Gall. 1983. Educational Research, An Introduction. New York and
London. Longman Inc. Halaman 772
Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan
sebagai berikut:
Educational Research and development (R & D) is a process used to
develop and validate educational products. The steps of this process are usually
referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings
pertinent to the product to be developed, developing the products based on these
findings, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising
it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous
programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the
product meets its behaviorally defined objectives.
Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-
langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari
mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang
pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan
merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap
mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini
diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi
tujuan perilaku didefinisikan.
2
B. JENIS PENELITIAN PENGEMBANGAN
Wayan, I Santyasa. 2009. Metode Penelitian Pengembangan & Teori
Pengembangan Modul. Klungkung: Rajawali Press. Halaman 19
Menurut Wayan (2009:19) ada 4 karateristik penelitian pengembangan
antara lain :
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan
dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap
pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media
belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan
uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang
dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses
pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya
dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
akademik.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara
sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
3
memperoleh gambaran tentang prosedur pendesainan dan evaluasi yang
efektif.
Step 2 Step 9
Conduct Revisi
in Instrctions
Sruktional
analysis
Step 1
Assessne Step 4 Write Step 5
Step 6 Step 7 Step 8
eds to Performance Develop
Develop Develop Design and
Identify Objectives Assessment
Instructio and Selec Conduct
goal (s) Instrumrnts
n Strategy Instructio Formative
nal evalution
matetrials of
instruction
4
IDENTIFICATION by teacher or learner(s) of a need to
fulfill or a problem to solve by the creation of materials
5
berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji
keefektifan produk tersebut.
Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
a. Potensi dan Masalah
Masalah seperti telah dikemukakan adalah penyimpangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi. Pengangguran,dan korupsi dapat dipandang
sebagai masalah nasional. Masalah ini dapat di atasi melalui R&D dengan cara
meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan
terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan
uptodate, maka selanjutnya perlu dikumpulkan sebagai informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan
dapat mengatasi masalah tersebut. Di sini siperlukan metode penelitian
tersendiri. Metode apa yang digunakan untuk penelitian tergantung
permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.
c. Desain Produk
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga
dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam
bidang teknik, desain produk harus dilengkapi dengan penjelasan mengenai
bahan-bahan yang digunakan untuk membuat setiap komponen pada produk
tersebut, ukuran dan toleransinya, alat yang digunakan untuk mengerjakan,
serta produser kerja, dalam produk yang berupa sistem perlu dijelaskan
mekanisme penggunaan sistem tersebut, cara kerja, berikut kelebihan dan
kekurangannya.
d. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih
efektif dari yang lama atau tidak.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa
pakar atau tenaga ahli yang sedah berpengalaman untuk menilai desain
6
tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga
selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat
dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan
proses penilaian sampai ditemukan desain tersebut,berikur keunggulannya.
e. Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para
ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut
selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang
bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk
tersebut.
f. Uji Coba Produk
Seperti telah dikemukakan, kalau dalam bidang teknik, desain produk yang
telah dibuat tidak bisa langsung diujicoba. Untuk itu pengujian dapat dilakukan
dengan experimen, yaitu membandingkan efektifitas dan efesiensi sistem kerja
lama dengan yang baru.
g. Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa
kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan
sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan pada
tempat kerja yang lebih luas dimana sampel tersebut diambil, atau
diberlakukan pada tempat kerja yang sesungguhnya.
h. Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terdapat produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang
tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem karja baru
tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam
operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau
hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
i. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata
terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat
produk selalu mengevaluasi bagaimana knerja produk dalam hal ini adalah
7
sistem kerja. Perusahaan kendaraan bermotor, pesawat terbang dan teknologi
yang lain selalu mengevaluasi kinerja produknya dilapangan, unuk mengetahui
kelemahan-kelemhan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk
penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.
j. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah
diujicaba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh
pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat,
akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek
teknologi, ekonomi dan lingkingan memenuhi. Untuk dapat memproduksi
masal, maka peneliti perlu bekerja sama dengan perusahaan.
8
e. Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau
menyempurnakan hasil uji coba
f. Uji coba lapangan (main field testing) melakukan uji coba yang lebih
luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek
uji coba. Data kuantitaif penampilan guru sebelum dan sesuadah
menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan, hasil-hasil
pengumpulan data dievaluasi dan dibandingkan dengan kelompok
pembanding
g. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product
revision). Menyempurnakan produk hasil uji lapangan
h. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Di laksanakan
pada 10 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek ,
pengujian di lakukan melalui angket, wawancara, observasi dan anlisis
lainnya
i. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan
didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapanagan
j. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implemetation).
Melaporkan hasil dalam pertemuan untuk penerbitan memonitor
penyebaran untuk pengontrolan kualitas
9
pada tahap ini pengembangan produk mulai mencari tahu bagaimana ide tersebut
dapat dilaksanakan dan mereka bekerja dengan prototype. Selama proses R & D
berlanjut prototype menjadi semakin canggih dan desainer mulai berfikir tentang
isu-isu seperti produksi missal, identifikasi masalah dengan prototype dan
sebagainya.
Mendekati sebuah produk akhir, proses R&D akan bercabang. Cabang
perusahaan yang bersangkutan dengan masalah peraturan mulai mengeksplorasi
peraturan yang dapat berdampak pada produk dan tes produk yang mungkin
diperlukan .
Puncaknya dari R&D idealnya melibatkan proses pengenalan produk
kepada masyarakat.
10
d. Validasi desain. Yaitu proses penilaian rancangan produk yang dilakukan
dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran rasional tanpa uji
laangan.
e. Erbaikan desai. Setelah divalidasi oleh pakar, kemudian melakukan revisi
berdasarkan masukan-masukan dari pakar.
f. Uji coba produk. Uji coba dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari
roduk yang dikembangkan.
g. Revisi produk. Melakukan erbaikan produk
h. Uji coba pemakaian. Uji coba dilakukan pada kelompok yang lebih luas.
i. Revisi produk tahap akhir.
j. Produksi masal.
11
1. Tahap Preliminary
Pada tahap ini, peneliti akan menentukan tempat dan subjek penelitian seperti
dengan cara menghubungi kepala sekolah dan guru mata pelajaran disekolah
yang akan menjadi lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti akan mengadakan
persiapan-persiapan lainnya, seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur
kerja sama dengan guru kelas yang dijadikan tempat penelitian.
2. Tahap Formative Evaluation
a. Self Evaluation
1) Analisis
Tahap ini merupakan langkah awal penelitian pengembangan. Peneliti
dalam hal inin akan melakukan analisis siswa, analisis kurikulum, dan
analisis perangkat atau bahan yang akan dikembangkan.
2) Desain
Pada tahap ini peneliti akan mendesain perangkat yang akan
dikembangkan yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan, dan metode
yang akan di kembangkan. Kemudian hasil desain yang telah diperoleh
dapat di validasi teknik validasi yang telah ada seperti dengan teknik
triangulasi data yakni desain tersebut divalidasi oleh pakar (expert) dan
teman sejawat. Hasil pendesainan ini disebut sebagai prototipe pertama.
b. Prototyping
Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar
self evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-to-one)
secara paralel. Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada
prototipe pertama dinamakan dengan prototipe kedua.
1) Expert Review
Pada tahap expert review, produk yang telah didesain dicermati, dinilai
dan dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi menelaah konten, konstruk,
dan bahasa dari masing-masing prototipe. Saran–saran para pakar
digunakan untuk merevisi perangkat yang dikembangkan. Pada tahap ini,
tanggapan dan saran dari para pakar (validator) tentang desain yang telah
12
dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi dan
menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak.
2) One-to-one
Pada tahap one-to-one, peneliti mengujicobakan desain yang telah
dikembangkan kepada siswa/guru yang menjadi tester. Hasil dari
pelaksanaan ini digunakan untuk merevisi desain yang telah dibuat.
3) Small group
Hasil revisi dari expert dan kesulitan yang dialami pada saat uji coba
pada prototipe pertama dijadikan dasar untuk merevisi prototipe tersebut
dan dinamakan prototipe kedua kemudian hasilnya diujicobakan pada
small group. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk revisi sebelum
diujicobakan pada tahap field test. Hasil revisi soal berdasarkan
saran/komentar siswa pada small group dan hasil analisis butir soal ini
dinamakan prototipe ketiga.
4) Field Test
Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasar
untuk merevisi desain prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan ke
subjek penelitian dalam hal ini sebagai uji lapangan atau field test.
13
2. Penyesuaian teoretis (theoretical embedding)
Usaha yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan
dalam mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.
3. Uji empiris (empirical testing)
Bukti empiris yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas
dari intervensi.
4. Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi (documentation, analysis,
and reflection on process and outcome).
14
DAFTAR PUSTAKA
Sidharta, Arief. 2008. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu itu. Bandung : Pustaka
Sutra.
Surajiyo. 2009. Filsafat Ilmu dan Pengembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi
Aksara.
Susanto. 2011. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,
Epistimologis, dan Aksionolgis. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung:Alfabeta.
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
gabungan. Padang : Prenadamedia Group.
15