Mereka beribadah setiap hari sabtu dan memiliki dua hari peringatan besar setiap
tahunnya yaitu Sipaha Sada dan Sipaha Lima. Sipaha Sada ini dilakukan saat masuk tahun
baru Batak yang dimulai setiap bulan Maret. Dan Sipaha Lima yang dilakukan saat bulan
Purnama yang dilakukan antara bulan juni-juli. Dalam upacara, laki-laki yang telah menikah
biasanya mengunakan sorban seperti layaknya orang muslim, sarung dan Ulos (selendang
batak). Sementara yang wanitanya bersarung dan mengonde rambut mereka. Semua acara
Parmalin dipimpin langsung oleh Raja Marnokkok Naipospos. Kakek Raja Marnokkok adalah
Raja Mulia Naipospos yang menjadi pembantu utama Sisingamangaraja XI. Kini penganut
Parmalin ini mencapai 7000 orang termasuk yang bukan orang batak. Mereka tersebar di 39
tempat di Indonesia termasuk di Singkil Nanggroe Aceh Darussalam. Adapun adat kebiasaan
kepercayaan Parmalim, yaitu :
1. Marari Sabtu
Di mana seluruh pengikut Parmalim di manapun mereka berada haruslah melaksanakan
perkumpulan setiap hari Sabtunya dan dilaksanakan di setiap cabang atau rumah
parsantian, dalam perkumpulan ini para pengikut parmalim akan diberi poda atau
bimbingan untuk lebih tekun dalam menghayati ajaran kepercayaan Parmalim.
2. Martutuaek
Upacara yang dilakukan di rumah umat karena mendapat karunia kelahiran seorang anak
ataupun pemberian nama pada anak. Dimana seorang anak yang baru lahir haruslah
terlebih dahulu diperkenalkan dengan bumi terutama air yaitu umbul mata air disertai
dengan bara api tempat membakar dupa.
3. Mardebata
Upacara yang dilakukan secara individual untuk meminta ampunan atas penyimpangan
yang dilakukan dari aturan ajaran kepercayaannya.
4. Pasahat Tondi
Upacara yang dilakukan pada umat yang mengalami duka atau meninggal dunia. Dimana
setelah satu bulan pemakaman maka dilakukanlah upacara pasahat tondi atau menghantar
roh, dalam upacara ini biasanya dilakukan doa saja, bisa dilakukan dengan sederhana atau
besar tergantung pada kemampuan keluarga yang mengalami kemalangan.
5. Mangan Napaet
Upacara berpuasa untuk menebus dosa dan dilaksanakan selama 24 jam penuh pada setiap
penghujung tahun kalender batak yaitu pada ari hurung bulan hurung, upacara ini juga
dilaksanakan di Bale Partonggoan dan dihadiri oleh seluruh umat Parmalim. Setelah
berpuasa selama 24 jam maka tepat tengah hari pukul 12.00 sebelum berbuka
dilaksanakanlah mangan napaet, lalu dilakukan perkumpulan di dalam Bale Partonggoan
dan dipimpin oleh Ihutan.
Iman kristen menolak ajaran parmalim karena inti ajarannya berpegang pada adat
istiadat Batak, tidak menyembah Tuhan Yang Maha Esa melainkan mempercayai da
menyembah banyak ilahi. Atau dengan kata lain, mereka menganggap bahwa alam inilah
Tuhannya. Manusia primitif mempercayai keberadaan Tuhan adalah melekat pada alam. Hal
ini bertentangan dengan Hukum Tuhan yang pertama dan kedua.
BAB II
MANUSIA
Manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan berharga dihadapan Tuhan Allah dapat
secara lebih jelas kita lihat dalam rumusan berikut ini :
Manusia merupakan ciptaan Tuhan
Dalam kejadian 1 : 26 -27, walaupun ia telah diciptakan dalam keadaan menurut gambar
dan rupa Allah dan hampir sama seperti Allah ( Maz 8 : 6 – 7) dengan segala kemuliaan dan
kekuasaannya, ia harus tetap menundukkan diri dalam ketaatan dan dibawah kekuasaan serta
kehendak Allah. Kenyataan ini pada satu pihak mengungkapkan potensi atau kemampuan
manusia yang luar biasa besarnya, namun pada pihak lain juga keterbatasan.
Manusia harus taat atas kehendak Tuhan
Sebagai makhluk yang diberikan kekuasaan dan kedudukan yang tinggi, namun perintah
yang diterima tersebut haruslah dalam rangka memenuhi, menguasai, dan mengolah segala
yang telah diciptakan Tuhan itu (Kej 1 : 26, 28 ; 2 : 15 ; Matius 8 : 7) dan hal itu harus
dilakukan dibawah ketaatan dan kehendak Tuhan juga. Kewenangan tersebut telah
menunjukkan keabsahan bagi manusia dalam mengusahakan IPTEK secara bebas dan luas,
bebas untuk berkarya atau berkreasi dalam rangka kemuliaan Tuhan dan kebahagian bagi
manusia.
Manusia punya watak dan psikomotorik tinggi
Manusia merupakan makhluk yang bersifat dan beraspek psikomotorik, yang berciri dan
berwatak rohaniah dan jasmaniah (Kej 2 : 7) sifat atau aspek jasmaniah manusia
menunjukkan kepada kefanaan dan keterbatasannya, sedang sifat dan aspek kerohaniannya
menunjukkan kepada potensi transsendentral, atau kemampuan untuk menerobos kenyataan-
kenyataan fisik material yang membatasinya
Manusia punya relasi dengan Tuhan dan sesama serta Alam sekitar
Manusia diciptakan Tuhan Allah dalam keadaan berelasi dan berinteraksi dengan Tuhan,
dengan sesama dan dengan alam sekitar dengan selalu berpegang pada prinsip kasih dan
keadilan ( Kej 1: 28, 29 ; 2 : 18 ; Mat 12 : 37 – 40) dengan demikian manusia bukanlah
makhluk yang individualistik, yang otonom dan bebas dalam arti dapat menentukan segala
sesuatu dengan hanya berdasar kepada kehendak sendiri
Manusia adalah orang berdosa, dikasih dan diselamatkan
Manusia merupakan makhluk yang berdosa tetapi juga makhluk yang dikasihi dan yang
diselamatkan oleh Tuhan didalam dan melalui Yesus kristus (Rom 3 : 3 – 9 ; Joh 3 : 16 ;
Rom 3 : 23, 24). Hal itu berarti bahwa kita harus selalu bersikap kritis terhadap apa yang
sudah dan belum dicapai oleh manusia didalam kehidupannya. Manusia tidak boleh diam atau
menutup diri terhadap dunia sekitarnya
Dalam konteks kristiani, kedudukan hukum menjadi salah satu hal yang sangat positif.
Oleh sebab itu, ajaran kristen mengharuskan setiap orang untuk :
1. Menjadi teladan dalam mematuhi hukum
Sebelum orang kristen menganjurkan orang lain untuk memetuhi hukum maka mereka
harus terlebih dahulu menjadi pelaku dari hukum tersebut. Sesuai dengan Roma 13, Yesus
berkata, “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah, apa yang wajib kamu berikan kepada Allah. Kepatuhan terhadap apa yang
dibuat Kaisar sebagai pemimpin dalam pemerintahan adalah salah satu wujud nyata dari
kepatuhan terhadap hukum.
2. Menjauhi perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum
Sebagai warga Negara yang hidup di Negara Hukum, maka orang Kristen harus juga turut
memberikan dukungan yang positif terhadap kinerja pemerintahan. Orang kristen harus
tampil menjadi sosok yang memberikan dorongan terhadap pemerintah agar melaksanakan
hukum yang ada dengan baik dan benar. Dan sebaliknya orang Kristen harus berani
menentang segala kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah bila kebijakan tersebut
bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku seperti : KKN, penganiayaan,
penjajahan dan tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Firman Tuhan melalui nabi Habakuk
berkata, “Celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan
rumahnya ( Habakuk 2 : 6 + 9)
3. Mejauhkan perilaku yang melecehkan aparat hukum
Perilaku-perilaku yang menunjukkan pelecehan terhadap aparat hukum adalah seperti
melanggar peraturan lalu-lintas, penyeludupan, judi, dll. Adalah merupakan bagian dari
pelecehan terhadap aparat hukum. Hukum yang ada bukan untuk kepentingan aparat
hukum tetapi untuk kepentingan pelaku hukum itu sendiri yaitu masyarakat
4. Mampu memberikan suara nabiah
Yang dimaksud dengan suara nabiah adalah suara yang bersifat nasihat, kritikan, tegoran
terhadap praktek-praktek pelanggaran hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Orang kristen harus tampil menjadi sosok yang tegas, berwibawa terutama
dalam hal pelaksanaan hukum
Biasanya para remaja pada saat berpacaran yang pertama kali yang dilakukan adalah
melakukan tahapan dari nomor 1 sampai dengan nomor 5, walaupun banyak juga yang berani
melakukan tahapan nomor 6 bahkan sampai pada tahapan nomor 7.
Ada alasan kenapa para remaja berani melakukan hubungan seks di luar nikah, yaitu :
1. perasaan cinta yang mendalam terhadap pasangan,
2. lingkungan keluarga yang kurang memberikan perhatian kepada anak,
3. pengaruh lingkungan sekitar anak (pergaulan bebas)
4. sentuhan fisik yang menimbulkan nafsu yang tidak terkontrol
Dengan tidak lagi mempercayakan Allah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya,
orang mulai memakai seks untuk saling memanipulasi yang lain agar yang lainnya itu
memberi kasih dan rasa hormat. Keinginan-keinginan fisik yang normal diperbesar dan
dihubungkan dengan nafsu keakuan (ego). Dengan demikian seks menjadi suatu alat, suatu
senjata dan suatu obsesi.