Anda di halaman 1dari 58

TUGAS AKHIR

Revitalisasi Rumah Oei di Lasem Menjadi Pusat Edukasi Seni,

Budaya, dan Kuliner


Raya Kathina/1730044
Latar Belakang
• Kecamatan Lasem merupakan kota pecinan di Kabupaten Rembang, provinsi Jawa
Tengah, hanya berjarak 12 km arah timur dari ibukota Kabupaten Rembang. Lasem
dijuluki sebagai kota batik, kota santri, kota ilmu, Tiongkok Kecil, dan kota pusaka.
• Para pedagang dari Tiongkok selatan datang ke Lasem sejak abad ke – 13 dan beranak
cucu
• Lasem menyimpan sejumlah kekayaan cagar budaya, maka dari itu kota ini sedang
dicanangkan sebagai kota pusaka nasional, bahkan dunia. Status Lasem kini sebagai
kota pusaka tingkat kabupatendan sejumlah upaya telah dilakukan seperti pendataan
bangunan, struktur, benda, situs yang diduga cagar budaya ke laman Registrasi
Nasional Cagar Budaya pada tahun 2014 yang masih berlangsung hingga kini sedang
dalam sidang kedua proses kajian tim ahli cagar budaya nasional untuk pemeringkatan
status satuan ruang geografis Kota Lasem Lama.
• Melestarikan kota pusaka penting dilaksanakan karena situs – situs bersejarah di
dalamnya turut membentuk identitas kota dan masyarakat lewat nilai – nilai yang
terkendung di kawasan tersebut, sehingga memudahkan arah perkembangan kota
maupun masyarakat ke depannya.
• Meskipun belum semua resmi dijadikan sebagai bangunan cagar budaya, rumah
Tiongkok kuno di Lasem sebagain besar berusia lebih dari 50 tahun dan memenuhi
aspek lainnya sebagai bangunan cagar budaya. Rumah – rumah Tiongkok kuno di
Lasem beralkuturasi dengan arsitektur Jawa dan kolonial Belanda, tertata sangat rapi
membentuk kawasan pecinan yang turut membentuk identitas Kota Lasem.

Raya Kathina/1730044
Latar Belakang
• Hal yang membuat pecinan di Lasem unik adalah bentuk rumah yang bukan
berupa rumah toko berderet khas pecinan pada umumnya dan dibangun di
lahan yang luas
• Meskipun sejumlah pihak sangat giat melestarikan kekayaan warisan cagar
budaya di Lasem, upaya tersebut berbanding terbalik dengan mayoritas
generasi muda setempat. Banyak dari mereka pindah keluar kota untuk bekerja
dan menyebabkan banyak rumah kosong dan dijual. Namun tidak semua
rumah kosong tersebut terbengkalai, beberapa dialihfungsikan sebagai tempat
wisata maupun penginapan, salah satunya adalah Rumah Oei.
• Dalam rangka reuni keluarga memperingati 200 tahun rumah keluarga Oei
Lasem pada tahun 2018, rumah peninggalan marga Oei Lasem ini dibenahi ala
kadarnya dan dialihfungsikan sebagai museum keluarga dengan tujuan
menjadikan rumah tersebut sebagai peranakan heritage – pusat edukasi yang
berupa seni, budaya, dan kuliner.
• Kini, Rumah Oei dibuka sepanjang tahun dan ditutup bila ada acara tahunan
memperingati leluhur yang telah meninggal atau yang disebut juga dengan
chengbeng, di mana keluarga besar marga Oei Lasem berkumpul setiap tahun
untuk sembayang.

Raya Kathina/1730044
Latar Belakang
• Rumah inii sebagai sebuah museum masih jauh dari standar.
• Rumah ini memiliki potensi yang baik apabila dirawat sebagaimana mestinya.
Maka dari itu dengan direvitalisasinya Rumah Oei sebagai pusat edukasi seni,
budaya, dan kuliner, harapan oleh sang pemilik akan rumah ini dapat terwujud.
• Belum adanya pusat informasi akan budaya peranakan membuat sang pemilik
kini sadar akan kebutuhan sebuah museum, salah satunya dengan menjadikan
Rumah Oei sebagai museum yang mewakili budaya peranakan Tionghoa
LasemSang pemilik menginginkan generasi muda setempat untuk lebih
mencintai budaya dan tidak melupakan warisan leluhur dan bagi wisatawan
sebagai tempat yang memberikan edukasi tentang budaya peranakan
terutama peranakan Lasem.
• Selain itu dengan direvitalisasi rumah ini dapat juga menambah pendapatan
warga sekitar lewat bertambahnya wisatawan yang datang. Hal tersebut juga
sejalan dengan visi Kabupaten Rembang 2016 – 2021 “Terwujudnya
Masyarakat Rembang yang Sejahtera, Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Sumber Daya Manusia, yang Dilandasi Semangat Kebersamaan, Pemberdayaan
Masyarakat dan Kewirausahaan”.3

Raya Kathina/170044
Tujuan Perancangan
• Tujuan akhir dari revitalisasi Rumah Oei
adalah menjadikan rumah tersebut sebagai
museum dengan fungsi penunjang kedai
otentik pada teras belakang yang memenuhi
standar sehingga layak dikatakan sebagai
pusat edukasi seni, budaya, dan kuliner
tanpa mengurangi keaslian dan tidak banyak
merubah keunikan rumah tersebut.
• Pada penelitian ini, penulis fokus kepada
rumah tua keluarga Oei, sedangkan
bangunan lainnya mengalami sedikit
perubahan fungsi untuk mendukung
keberlangsungan sebuah museum.

Raya Kathina/1730044
Manfaat
Perancangan
• Pergantian fungsi bangunan yang semula
rumah tinggal diharapkan menambah nilai
bangunan tersebut dan berdampak bagi
lingkungan sekitar bahkan pada skala
kawasan kota.
• Maka dari itu, penelitian ini ke depannya
dapat menjadi sebagai acuan penelitian
terhadap bangunan revitalisasi cagar budaya
khususnya rumah peranakan Tionghoa
Lasem.
• Menambah apresiasi masyarakat terutama
warga asli Lasem tentang kekayaan warisan
budaya mereka sehingga muncul kesadaran
untuk merawat rumah warisan leluhur
mereka.

Raya Kathina/1730044
Pendekatan &
Perumusan Masalah
• Usulan merevalisasi rumah besar
keluarga Oei menjadi pusat edukasi
seni, budaya, dan kuliner yang dapat
menjadi acuan wisata sejarah bagi
wisatawan lokal maupun luar.
• Bagaimana mendesain ruang dalam
Rumah Oei sehingga mengangkat
Rumah Oei ini menjadi tempat
informasi sejarah peranakan
Tionghoa Lasem?

Raya Kathinia/1730044
OBSERVASI WAWANCARA STUDI LITERATUR
Metode Observasi atau survey ke • Pemilik Rumah Oei • Kehidupan Masyarakat,
Kecamatan Lasem pada 1 • Pemandu Wisata di Religius, dan Kosmologi
Penelitian Juni – 3 Juni 2021 Lasem Tionghoa Lasem
Mengamati kota, • Kerabat Keluarga Oei • Arsitektur Pesisir
kawasan, tapak eksisting • Arsitek yang merenovasi • Revitalisasi Bangunan
Rumah Oei, dan Rumah rumah keluarga Oei - Cagar Budaya & Regulasi
Metode keluarga Oei • Pekerja Rumah Oei di Kabupaten Rembang
Penelitian • Warga Lokal Lasem • Museum
dilakukan • Pusat Edukasi, Seni,
dengan Budaya, & Kuliner
kualitatif
Raya Kathina/1730044
Hasil
Observasi
Kawasan Jalan Jatirogo
• Rumah Oei terletak di Jl. Jatirogo No.10, Pandeyan,
Karangturi, Kec. Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa
Tengah 59271
• Jalan Jatirogo dapat dilalui kendaraan roda 4 dari dua
arah, merupakan kawasan perniagaan dan merupakan
salah satu jalan utama di Lasem, merupakan
percabangan dari Jalan Pantura
• Rumah Oei terletak di pusat kota, sekitar 200 m dari
Alun – Alun Lasem dan Masjid Jami’ Baiturrahman
Lasem, masjid tertua di Lasem.
• Rumah Oei sangat strategis jika dijadikan tempat
wisata karena terletak di pusat kota dan mudah
dijangkau dari tempat wisata terkenal di Lasem.
• Potensi warga lokal yang datang untuk sekedar kuliner
atau menyaksikan pertunjukan juga besar mengingat
kawasan Jalan Jatirogo merupaka salah satu kawasan
sibuk yang banyak warga sekitar beraktifitas sehari –
hari.

Arsitek F&M 2020


Hasil
Observasi
Tapak Eksisting Rumah Oei
Sejumlah bangunan penunjang dibangun mengelilingi
Rumah Oei seperti :
• Bagunan pagar rumah dijadikan ruangan toko, kantin,
dan kantor pengelola. Area ini juga sebagai pintu
masuk pejalan kaki yang kerap kali sebagai titik favorit
berswafoto.
• Pasar Ayodya sebagai wadah warga sekitar menjual
makanan dan minuman
• Kamar mandi umum diperuntukan bagi warga yang
berkunjung dan menjadi salah satu titik favorit swafoto
• Pelataran Ramayana sebagai panggung pertunjukkan
kesenian Tionghoa bila bulan purnama tiba
• Wisma Pamilie merupakan penginapan bernuansa
klasik peranakan bagi wisatawan

Semua sudut dibuat instagramable mengingat pengelola


juga membuka jasa foto prewedding di komplek Rumah
Oei
Hasil
Observasi
Flow Tapak Eksisting

Tidak ada pemisahan alur sirkulasi


antara pengunjung rumah, museum,
kedai,maupun pekerja
Pintu Masuk Pejalan Kaki

Sebelum Sesudah
Pintu Masuk Pejalan Kaki Pertokoan
Area Masuk Kendaraan
Area Makan
Bermotor
Pasar Ayodya Pelataran Ramayana
Kamar Mandi Umum
Wisma Pamilie
Hasil
Observasi
Rumah Oei

• Rumah Oei memiliki alkuturasi


budaya Tiongkok Selatan, Jawa
Pesisir, dan Indis Kolonial Belanda
Teras Depan Mataram
Ruang Tamu
Area Sembayang
Ruang Keluarga
Teras Belakang Majapahit & Dapoer Soember Oerip
R. OGI
R. OTH
R. OA
R. OJK
Wawancara
Addo Sutanto - Pemilik

• Rumah Oei belum cukup menarik sebagai museum karena • Tujuan akhir ingin dijadikan sebagai pusat edukasi
belum ada cerita yang menarik berupa museum peranakan agar warga lokal terutama
• Cerita yang diharapkan seperti penjelasan tentang sejarah generasi muda untuk sadar akan kekayaan budayanya.
peranakan Lasem pada jaman dahulu beserta kegiatan yang ada • Tipe edukasi: bahwa Indonesia kaya akan budaya
dan barang – barang jaman dahulu yang dipakai terutama budaya peranakan
• Pengunjung sekarang dari luar kota tertarik ke dalam Rumah • Kuliner: khas Lasem
Oei • Sasarannya ya generasi muda Indonesia, supaya tahu
• Museum di Lasem penting untuk melestarikan Budaya ragam budaya Indonesia, supaya tidak kehilangan
Peranakan identitasnya, supaya bangga akan kekayaan budaya
• Museum di Lasem yang sudah ada belum memadahi Indonesia
• Kelebihan Rumah Oei ada di keasliannya • Kegiatan lebih menggelar diskusi kerukunan beragama
di ruang tengah atau di lapangan belakang
• Di dalam ruangan rumah tidak boleh ada kegiatan makan
minum karena kebiasaan masyarakat Lasem merokok sambil • Kalau menurut saya informasi tentang bagian – bagian
minum kopi rumah tersebut, misalnya kenapa sih ada meja
sembahyang di rumah peranakan? Kenapa bentuknya
• Lapangan belakang sebagai parkir, kapasitas 8 – 10 mobil bagi seperti ini
penginapan, kalau sedang diadakan acara di sana, parkir pindah
ke Rumah Idjo, pengelola biasa memiliki supir pribadi • Saya ingin Rumah Oei menjadi pusat kegiatan budaya
sedangkan warga lokal memakai sepeda motor. khususnya budaya Lasem, menjadi penggerak ekonomi
utama di Lasem

Raya Kathina/1730044
Hasil Wawancara
Pak Himawan – Keturunan Keluarga Oei,Pengasuh
di Roemah Oei & Pemilik Toko & Kedai

• Karena terpencar makanya rumah leluhur yang • Cengbeng langsung di bong kemudian pada
paling tua dibuat museum supaya semua mampir ke sini
keturunannya tau akarnya ada di Lasem • Kalo untuk kekurangan dan kelebihan itu tidak bisa
• Tujuan utamanya lebih ke intern keluarga sambil dinilai karena untuk museum Oei Lasem lebih
dihidupkan untuk biaya untuk para keturunan Oei Lasem biar tahu kira –
• Pak Himawan Rumah Oei Lasem: Kalo kemudian kira seperti ini rumah asli akar marga Oei pada
jadi viral itu hanya efek samping aja dahulunya..kalo mmg dulunya sederhana ya kita
tampilkan apa adanya..tidak bisa semua yang
serba kuno/tradisionil dimasukkan..jadi aneh.

Raya Kathina/1730044
Hasil Wawancara
Yerica Kurniawan, ST. - Arsitek yang merestorasi
Rumah Oei dan membangun bangunan eksisting,
Princial Architect dari Thaka Architects
• Ada ketentuan khusus dari pemerintahan bagian pemerhati • Dikarenakan pemilik rumah Oei keluarga besar Oei sendiri
bangunan tua dari Kabupaten Rembang, secara garis besar tujuan utama revitalisasi ini untuk merawat rumah mereka
ketentuannya sama dengan kota - kota lain di masa kecil sekaligus sebagai museum kenang - kenangan
• Lahan – lahan kosong boleh dibangun tapi tidak boleh mereka di masa itu maupun sebelumnya untuk cafe dan
bersinggungan dengan bangunan lama dan desainnya harus pasar ditujukan sebagai pelengkap kebutuhan pengujung
disesuaikan dengan yg lama • Wisma pamilie d belakangnya merupakan tempat reuni
• Dalam revitalisasi harus ijin, karena Lasem masuk area keluarga yang ketika tdk dpakai bs dsewakan sepeeti hotel
Rembang.. jadi ijinnya lewat Kota Rembang • itu dulu pedagang2 pada jualan d depan.. ini diajak
• Rumah oei itu hanya d renovasi sedikit2.. sperti mengganti kerjasama dan dbangunkan tempat supaya lebih rapi dan
genteng yang pecah, mengecat ulang dinding dengan bersih
pemilihan warna yg sesuai, merapikan lantai yang pecah dan • Railing memakai bekas dari Semarang yang ada, milik owner
mengganti dengan yang serupa, merestukturisasi ornamen -
ornamen yang catnya mulai pudar dan bentuknya mulai aus.

Raya Kathina/1730044
Hasil Wawancara
Jovi Mukarno - Marketing & QC

• Cafenya buka pukul 08.00am-11.00 pm. kalau


Wisma buka 24 jam
• Museum mengikuti jam buka cafe
• Kekurangan Rumah Oei : mungkin agak ada
diperbaikan sedikit, karena bangunan sudah tua
• Kalo menurut saya emang agak panas kalo di
omah gedenya
• Rumah Oei perlu dijadikan museum soalnya juga
kalo misal ada kunjungan juga bisa tau sejarahnya
Roemah Oei juga ada barang - barang kuno jaman
dulu

Raya Kathina/1730044
Hasil Wawancara
Mohammad Al Mahdi/Koh Lam – Pemandu Wisata Lasem

• Di Lasem banyak peninggalan sejarah berhubung tidak ada • Kalau terkait kekurangan museum Oei merupakan musium
museum yg terjadi semua penemuan dibawa ke luar lasem. keluarga jadi koleksinya hanya sebatas peninggalan keluarga,
Ada yg dibawa ke Museum Nasional Jakarta, Musium belum bisa mewakili sebagai sumber informasi tentang
Ronggo Warsito Semarang, ada yg dibawa ke balar dan BPCP peninggalan sejarah Lasem.
Jawa Tengah sehingga masyarakat Lasem kalau ingin melihat • Karena museum Oei merupakan museum keluarga harusnya
peninggalan leluhurnya harus jauh keluar kota dan semua peninggalan rumah tersebut dikembalikan seperti
mengeluarkan biaya. perabotan rumah tangga meja, kursi, ranjang, TV.
• Lasem sebagai kota pelajar, di Kabupaten Rembang, Perlengkapan dapur dan semua yang pernah ada di rumah
Lasemlah yang banyak terdapat sekolah, kebanyakan Oei, tsb.
kecamatan - kecamatan di luar Lasem atau kabupaten • Bangunan rumah sudah mewakili untuk dijadikan museum
tetangga mereka bangga bisa bersekolah di Lasem, peranakan Lasem, tidak hanya sebatas museum keluarga.
alasannya bisa sekolah sambil masuk pesantren, artinya • Sekitar tahun 1982 kereta api terakhir dipakai, para
dengan banyaknya pelajar di Lasem sebuah museum sangat pedagang Lasem kalau mau berdagang ke Pasar Jatirogo,
dibutuhkan untuk menunjang pendidikan di bidang yang agak jauh naik kereta, sedangkan yang antar
kesejarahan. kecamatan sekabupaten Rembang memakai Cikar / Pedati,
• Keunikan Rumah Oei terletak di tegel terakota nya yang kendaraan cikar ini tahun 80 akhir sudah tidak diminati kalah
masih alami dari jaman dahulu. sama kendaraan umum yang akhirnya jadi punah, untuk
• Keberadaan museum diharapkan menyadarkan masyarakat dalam kota Lasem sendiri alat transportasinya memakai
Lasem betapa pentingnya menjaga peninggalan leluhur, jadi dokar sampai sekarang masih ada.
adanya museum Rumah Oei Lasem sangat penting. • Kalau sepeda ontel sm becak sampai sekarang masih dipakai.

Raya Kathina/1730044
Hasil Wawancara
Mas Pur – Warga Lokal Lasem

• Perlu untuk di jadikan museum, keepentingannya


supaya bisa mengenang history dan menyimpan
barang jaman dahulu yang ada sampai sekarang
• kelebihannya barang yang tersimpan di museum
masih tertata dengan rapi sehingga para anak
muda jaman sekarang masih bisa melihat dan
mengenang waktu jaman – jaman dahulu
• Kekurangannya hanya akses/sarana menuju ke
museum di sini hanya bisa naik bis, jadi kalau
untuk wisatawan luar tidak bisa naik kereta atau
pun pesawat

Raya Kathina/1730044
Tinjauan Teoritis
Kehidupan Masyarakat, Religius, dan Kosmologi
Tionghoa Lasem

Raya Kathina/1730044
Tinjauan Teoritis
Arsitektur Pesisir Rumah Tinggal Lasem

Raya Kathina/1730044
Tinjauan Teoritis
Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya & Regulasi di
Kabupaten Rembang
• Revitalisasi adalah upaya untuk meningkatkan nilai lahan/kawasan melalui
pembangunan kembali dalam suatu kawasan yang dapat meningkatkan fungsi
kawasan sebelumnya.
• Revitalisasi bangunan cagar budaya meliputi 3 perlakuan, yaitu :
• Konservasi, pelestarian dan pengawetan monumen sejarah yang dilakukan dengan
pengembalian, mengawetkan / membiarkan monumen / bangunan tersebut persis
dengan keadaan semula.
• Pemberian nilai ekonomi, penambahan atau perubahan fungsi sehingga bangunan
cagar budaya sesuai dengan kebutuhan masyarakat masa kini, supaya bangunan
cagar budaya menjadi profit center.
• Pemilihan jenis penggunaan yang dapat memberi manfaat pada masyarakat luas
sehingga bangunan cagar budaya tidak menjadi sarana atau wadah kegiatan yang
eksklusif.

Raya Kathina/1730044
Tinjauan Teoritis
Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya & Regulasi di
Kabupaten Rembang
• Konservasi dapat dibagi menjadi beberapa menurut jenis kegiatan dan tingkat
perubahannya, seperti pengawetan (preservation), pemugaran (restoration),
penguatan (consolidation), pemakaian baru (adaptive reuse), pembangunan ulang
(reconstruction), dan pembuatan kembaran (replication).
• Konservasi Rumah Oei menjadi pusat edukasi dan kuliner adalah upaya konservasi
dengan cara adaptive reuse dan restoration, yang merubah fungsi bangunan tua
dan bersejarah menyesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan masa kini dengan
bagian – bagian yang sudah rusak diganti menyerupai material aslinya.

Raya Kathina/1730044
Tinjauan Teoritis
Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya & Regulasi di
Kabupaten Rembang

• Dalam mewujudkan visi Terwujudnya Lasem Menuju Kota Pusaka Dunia, • penggunaan bahan bangunan mempertimbangkan keawetan dan
pemerintah daerah setempat menyusun Rencana Tata Bangunan dan kesehatan dalam pemanfaatan bangunannya memenuhi Standar
Lingkungan (RTBL) Kawasan Pusaka Lasem, tertuang pada Peraturan Nasional Indonesia tentang spesifikasi bangunan yang berlaku;
Bupati Rembang Nomor 47 tahun 2019 tentang Rencana Tata Bangunan • penggunaan bahan bangunan yang mengandung racun atau bahan kimia
dan Lingkungan Kawasan Pusaka Lasem Kecamatan Lasem Kabupaten yang berbahaya, harus mendapat rekomendasi dari instansi terkait dan
Rembang. dilaksanakan oleh ahlinya; dan
• rencana arsitektur bangunan disesuaikan dengan tema pengembangan • panduan material bangunan ditetapkan mengikuti standar material
dan karakter setiap blok; bangunan kota pusaka.
• bentuk dasar bangunan dipertimbangkan dari berbagai segi, baik • Panduan warna bangunan di kawasan RTBL Kota Pusaka Lasem
kebutuhan ruang ataupun dari segi ekspresi budaya dan nilai–nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan mengikuti
arsitektur setempat; dan standar warna bangunan kota pusaka.
• bentuk bangunan gedung disesuaikan dengan bentuk/arsitektur asli.

Raya Kathina/1730044
Tinjauan Teoritis
Museum

• Menurut International Council of Museum (ICOM) pada kongres ke – 22 di Vienna, Austria, pada 24 Agustus 2007 Museum
adalah lembaga permanen nirlaba yang melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh,
melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan kemanusiaan baik berwujud dan tidak berwujud dan
lingkungannya untuk tujuan pendidikan, belajar dan bersenang-senang.
• Kongres pada 21 – 22 Juli 2019 di Paris, Perancis, oleh Badan eksekutif ICOM diputuskan pengertian museum sebagai
pendamping pengertian yang sudah ada Museum adalah ruang demokratisasi, inklusif dan polifonik untuk dialog kritis tentang
masa lalu dan masa depan. Mengakui dan mengatasi konflik dan tantangan saat ini, mereka menyimpan artefak dan spesimen
sebagai kepercayaan untuk masyarakat, menjaga beragam kenangan untuk generasi mendatang dan menjamin persamaan hak
dan akses yang sama terhadap warisan bagi semua orang. Museum bukan untuk mencari keuntungan. Museum berpartisipasi
dan transparan, dan bekerja dalam kemitraan aktif dengan dan untuk berbagai komunitas untuk mengumpulkan, melestarikan,
meneliti, menafsirkan, memamerkan, dan meningkatkan pemahaman tentang dunia, yang bertujuan untuk berkontribusi pada
martabat manusia dan keadilan sosial, kesetaraan global, dan kesejahteraan planet

Raya Kathina/1730044
Tinjauan Teoritis
Museum

Klasifikasi Museum Rumah Oei


• Berdasarkan lokasinya : Museum Lokal, koleksinya hanya terbatas pada hasil budaya daerah tersebut
• Berdasarkan jenis koleksi : Museum Umum, koleksi mencakup beberapa disiplin atau museum yang koleksinya berupa bukti
material manusia dan lingkungannya
• Berdasarkan penyelenggaraannya : Museum Pribadi, museum yang dikelola dan diselenggarakan oleh suatu pihak atau individu
dan dimiliki oleh suatu pribadi
• Berdasarkan golongan ilmu pengetahuan : Museum Ilmu Sejarah dan Kebudayaan

Raya Kathina/1730044
Tinjauan Teoritis
Pusat Edukasi, Seni, Budaya, & Kuliner

Raya Kathina/1730044
Tinjauan Teoritis
Pusat Edukasi, Seni, Budaya, & Kuliner

Raya Kathina/1730044
Preseden
• Lokasi : Jalan Cilame No. 20, Pasar Lama, Tangerang
• Dibangun kira – kira sejak abad – 17 dan pada
mulanya merupakan tempat berkumpul asosiasi
pedagang Tionghoa di Kota Tangerang.
• Orang Tionghoa sudah ada di Tangerang sejak
tahun 1407 dan fungsi museum ini sebagai sebuah
museum yang mengulik tentang kehidupan
masyarakat peranakan Tionghoa di Tangerang.
• Museum Tionghoa pertama di Indonesia.
• Buka : Selasa – Minggu 10 – 17 WIB

Raya Kathina/1730044
Preseden
• Setelah menjadi kantor asosiasi dagang, bangunan ini pada abad
ke – 19 rumah ini dibeli oleh keluarga Lao. Karena keluarga Lao
memiliki 3 orang anak, maka rumah ini dibagi menjadi 3 bagian
dan ditembok. Salah satu keturunan Keluarga Lao masih
menempati 1 bagian rumah yang pada pagi hingga sore hari pada
bagianbawah rumah digunakan sebagai toko.
• Bagian rumah yang sekarang menjadi museum merupakan 2
rumah yang digabung dan sempat dikontrakkan sebelum dibeli
oleh seolrang pelestari sejarah peranakan Tionghoa di Tangerang
bernama Udaya Halim pada tahun 2009.
• Orang Tionghoa sudah ada di Tangerang sejak tahun 1407 dan
fungsi museum ini sebagai sebuah museum yang mengulik tentang
kehidupan masyarakat peranakan Tionghoa di Tangerang.

Raya Kathina/1730044
Lokasi
Lingkungan
Sekitar
Lantai 1 - Publik

Raya Kathina/1730044
Lantai 1 - Semi Publik
Lantai 1

Raya Kathina/1730044
Lantai 2 - Area Pamer

Raya Kathina/1730044
Lantai 2 - Area Pamer

Raya Kathina/1730044
Lantai 2 - Teras
Proses Restorasi
Aktifitas

 Paket Ulang Tahun


 Paket Sejit
 Paket Reuni Keluarga/ Arisan
 Paket Wisata Kuliner
 Pemotretan/ Video Pre - Wedding
 Penyewaan Pakaian Tradisional
 Lokasi Upacara Perkawinan Adat/
Ciotau/ Teh Pai
 Lunch Meeting Perusahaan
 Seminar
Wall Paneling &
Dinding
Mural & Wallpaper

Lantai Asli & Race


Struktur Lantai
Floor

Struktur asli & Drop


Ceiling
Ceiling
Interior

Loose Furniture,
Furniture
Dekorasi
Dekorasi
Track Light, Pendant,
Lighting
Chandelier
Konsep

• Denah & Perletakan Furniture • Ringan • Anak Muda


: Balance & Symmetry • Terang
• Furniture & Dekorasi • Seimbang
Alkuturasi (Peranakan Lasem,
Indis Kolonial, & Jawa
Pesisiran
• Warna : Merah Getih Pitik,
Biru Indigo, Coklat Sogan
• Warna Lain : Kuning
(Tionghoa), Biru (Kolonial
Belanda), Hijau (Pengaruh
Muslim)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai