Fadhilah Nurdiana - Fermentasi
Fadhilah Nurdiana - Fermentasi
1. Fermentasi Spontan
Fermentasi spontan yang akan dilakukan pada praktikum ini adalah
pembuatan sawi asin. Sawi asin merupakan suatu produk hasil fermentasi sawi
putih atau sawi Cina (Brassica rapa L.) sebagai bahan utama dengan penambahan
garam melalui perendaman dalam larutan garam dan dapat juga ditambahkan air
tajin dan air kelapa sebagai sumber karbohidrat bagi bakteri yang berperan.
Fermentasi berlangsung secara alami dalam waktu tertentu oleh bakteri asam laktat
(indigenous).
Faktor-faktor utama yang penting dalam proses fermentasi sawi asin adalah
konsentrasi garam yang cukup, distribusi garam yang merata, terciptanya keadaan
yang mikroaerofilik, suhu yang sesuai dan tersedianya bakteri asam laktat (Buckle
et al., 1985). Mutu hasil fermentasi sayuran bergantung pada jenis sayuran, mikroba
yang bekerja, konsentrasi garam, suhu dan waktu fermentasi, komposisi substrat,
pH, dan jumlah oksigen (Pederson, 1971, Winarno et al., 1980).
Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah sawi, garam, gula, dan tepung beras.
Alat-alat yang dibutuhkan adalah panci, jar, sendok, dan baskom. Pertama-tama
jemur sawi hingga layu. Tambahkan garam pada sawi, lalu diremas agar cairan
jaringan keluar dan diamkan sawi selama 30 menit. Penambahan garam
menyebabkan fermentasi berlangsung secara selektif, sehingga hanya mikroba
tahan garam yang tumbuh. Garam berfungsi untuk mengeluarkan beberapa substrat
tertentu, terutama gula yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri asam laktat
(Pederson, 1971).
Menurut Jacob (1951), garam dapat menarik air keluar dari buah-buahan yang
mengandung padatan terlarut seperti protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin
yang penting bagi bakteri asam laktat. Peremasan daun sawi yang telah layu juga
bertujuan untuk membantu pengeluaran padatan terlarut dari sayuran. Ayres et al.
(1980) menambahkan bahwa garam juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif.
Kemudian buat larutan perendam dengan gula, garam, dan tepung beras.
Didihkan larutan perendam dan didinginkan. Air perendam yang merupakan
campuran dari garam, gula, dan tepung beras mempunyai kandungan berupa pati
dengan perbandingan amilosa dan amilopektin tertentu. Air perendam tersebut
memberikan sumber nutrisi yang akan semakin mendukung pertumbuhan bakteri
asam laktat yang akan memfermentasi sawi hijau. Akibatnya sawi asin yang
dihasilkan akan mempunyai mutu organoleptik yang lebih baik (Sadek et al., 2009).
Selanjutnya tambahkan larutan perendam ke dalam jar berisi sawi, lalu
difermentasi selama 3-4 hari. Setelah fermentasi selesai, diamati aroma, warna,
tekstur, dan rasanya lalu dibandingkan dengan sebelum fermentasi. Berikut hasil
pengamatan produk fermentasi spontan yaitu sawi asin disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Fermentasi Sawi Asin
Keadaan
Sampel Aroma Warna Tekstur Rasa
Sampel
Sawi Asin Sebelum Khas sawi Hijau tua Renyah Sedikit pahit
Sesudah Asam Hijau pudar Lunak Asin sedikit asam
(Dokumentasi Pribadi, 2021)
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel diatas, terdapat perubahan aroma,
warna, tekstur, dan rasa setelah proses fermentasi selesai. Aroma sawi sebelum
fermentasi seperti sayur segar yaitu khas sawi, setelah fermentasi aromanya
menjadi asam. Bau asam yang dihasilkan dipengaruhi oleh kandungan asam laktat
pada jenis medianya.
Warna sawi berubah dari hijau tua menjadi hijau pudar. Perubahan warna ini
disebabkan karena terjadinya degradasi klorofil menjadi turunannya. Heriyanto dan
Limantar (2005) menyatakan bahwa penyebab utama perubahan warna pada saat
proses fermentasi sayur asin dari hijau segar menjadi hijau pudar merupakan akibat
adanya konversi klorofil menjadi turunannya yang dipengaruhi oleh nilai pH.
Tekstur sawi berubah dari renyah menjadi lunak. Pelunakan tekstur ini
disebabkan oleh perubahan kimia biasa sebagai akibat proses pengolahan maupun
aktivitas enzim pektinolitik atau enzim selulolitik yang dihasilkan olek
mikroorganisme. Bakteri yang berperan dalam kerusakan ini antara lain Bacillus
subtilis, Bacillus polymixa, Achromobacter, Erwinia,Enterobacter, Achromonas,
dan Eschericia.
Rasa sawi berubah dari sedikit pahit menjadi asin sedikit asam. Rasa asam
yang dihasilkan diperoleh dari jumlah bakteri asam laktat yang terkandung dalam
sawi asin. Asam laktat yang dihasilkan dipengaruhi oleh komposisi substrat yang
digunakan. Menurut Fathonah (2009), pertumbuhan bakteri asam laktat selama
fermentasi akan mengakibatkan beberapa perubahan pada produk yaitu membatasi
pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan, menghambat pembusukkan,
dan memproduksi berbagai cita rasa yang khas akibat akumulasi asam organic
sehingga diperoleh hasil akhir berupa produk yang berbeda dari bahan asalnya.
Ayres, J.C. et al. 1980. Microbiology of Food. W.H. Freeman and Co., USA.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 1985. Ilmu Pangan.
Penerjemah : Hari Purnomo, Adiono. Jakarta : UI-Press.
Fathonah, S. (2009). Pengaruh Konsentrasi Garam dan Penambahan Sumber
Karbohidrat Terhadap Mutu Organoleptik Produk Sawi Asin. Skripsi S1 ,
Bogor : Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian.
IPB.
Gozal C. 2015. Pengaruh perlakuan garam-garam kalsium (Ca(OH)2, CaCO3,
CaCl2, CaO) terhadap penurunan kadar HCN tempe koro pedang (Canavalia
ensiformis) [skripsi]. Bogor (ID): IPB.
Heriyanto dan L. Limantara. 2005. Kandungan Klorofil in Vivo Sawi Jabung
(Brassica juncea (L.) Czern. & Coss) Selama Pengolahan dan Penyimpanan
Sayur Asin. FMIPA Universitas Indonesia, Jakarta.
Jacob, M.B. 1951. The Chemistry and Technology of Food and Food Products.
Interscience Pub. Inc., New York.
Kasmidjo, R. B. 1990. Tempe: Mikrobiologi dan Biokimia Pengolahan serta
Pemanfaatannya. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM.
Yogyakarta.
Laela Nur Rokhmah. 2008. Kajian Kadar Asam Fitat dan Kadar Protein Selama
Pembuatan Tempe Kara Benguk (Mucuna Pruriens) dengan Variasi
Pengecilan Ukuran dan Lama Fermentasi. Skripsi. Fakultas Pertanian UNS.
Surakarta.
Mawaddah, Liqa. 2011. Pengaruh Lama Waktu Penyimpanan Terhadap Kualitas
Fisik dan Organoleptik Tempe Kedelai (Soja Max L.) Skripsi. STAIN
Palangkaraya.
Pederson, C.F., 1971. Microbiology of Food Fermentation. Connecticut : A VI
Publishing, Westport.
Potter, N.N. 1980. Food Science. The AVI Publishing Company, Inc., Westport,
Connecticut.
Prabowo, A. 2011. Pengawetan Dedak Padi dengan Cara Fermentasi. Available
athttp://sumsel.litbang.deptan.go.id/index.php/component/content/article/53-
it-1/206-dedak-padi. Diakses pada tanggal 23 Februari 2021.
Purwadaksi. 2007. Membuat Tempe dan Tahu. Agromedia Pustaka. Jakarta dalam
Laela Nur Rokhmah. 2008. Kajian Kadar Asam Fitat dan Kadar Protein
Selama Pembuatan Tempe Kara Benguk (Mucuna Pruriens) dengan Variasi
Pengecilan Ukuran dan Lama Fermentasi. Skripsi. Fakultas Pertanian UNS.
Surakarta.
Rahayu, W, P,. S. Maamoen,. Suliantari, dan S. Fardiaz. 1992. Teknologi
Fermentasi Produk Perikanan. Penerbit Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi , Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sadek, N. F., M. Wibowo dan E. Kusumaningtyas. (2009). Pengaruh konsentrasi
garam dan penambahan sumber karbohidrat terhadap mutu organoleptik
produk sawi asin. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Sarwono, B. 2000. Membuat Tempe dan Oncom. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarwono. 2005. Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta: Penebar Swadaya.
Shurtleff, W. dan A. Aoyagi. 1979. The Book of Tempe. Harper Ang Row
Publisher. New York dalam Laela Nur Rokhmah. 2008. Kajian Kadar Asam
Fitat dan Kadar Protein Selama Pembuatan Tempe Kara Benguk (Mucuna
Pruriens) dengan Variasi Pengecilan Ukuran dan Lama Fermentasi. Skripsi.
Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.
Sulistyaningrum, L. S. 2008. Optimasi fermentasi asam kojat oleh galur mutan
Aspergillus flavus NTGA7A4UVE10. Skripsi. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Departemen Farmasi. Universitas Indonesia.
Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. Surabaya: UNESA Pres.
Suyanto OC. 2014. Pengaruh subtitusi koro pedang (Canavalia ensiformis) terhadap
sifat fisikokimia dan sensori selai kacang [tesis]. Semarang (ID): Universitas
Katolik Soegijapranata.
Winarno, F.G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT
Gramedia, Jakarta.