Anda di halaman 1dari 12

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 449

Tinjauan Pustaka

Faktor yang Menghambat Pelaporan Insiden Keselamatan


Pasien di Rumah Sakit: Literature Review

1 1,2,3
Tamaamah Habibah , Inge Dhamanti

Abstrak
Pelaporan insiden keselamatan pasien merupakan hal yang sangat penting dalam sistem perawatan kesehatan,
karena bermanfaat untuk mengidentifikasi risiko dasar dan mencegah kesalahan yang sama terulang kembali.
Rendahnya tingkat pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit menyebabkan sulitnya identifikasi kesalahan
dan melakukan investigasi lebih lanjut. Tujuan: Menentukan faktor yang menghambat atau mempengaruhi pelaporan
insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Metode: Penelusuran artikel dilakukan melalui database PubMed,
Sciencedirect, dan Google Scholar menggunakan kata kunci "patient safety incident" AND "incident reporting" OR
"medical error reporting" AND "barriers incident reporting" OR "under reporting" AND "hospital". Total temuan artikel
sebanyak 385, tetapi hanya 12 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil: Terdapat total studi pada 23 rumah
sakit di sembilan negara yang menunjukkan bahwa masing-masing rumah sakit memiliki beberapa faktor yang
menghambat atau mempengaruhi pelaporan insiden keselamatan pasien. Paling banyak ditemukan yaitu ketakutan
staf terhadap hukuman dan intimidasi, kurangnya pengetahuan terhadap prosedur melapor, rendahnya umpan balik
yang positif dari manajemen, serta undang-undang yang tidak melindungi pelapor. Simpulan: Hambatan pelaporan
insiden keselamatan pasien di rumah sakit dipengaruhi oleh 3 faktor penting yaitu faktor individu, faktor organisasi,
dan faktor pemerintah.
Kata kunci: hambatan pelaporan insiden, insiden keselamatan pasien, pelaporan insiden, rumah sakit

Abstract
Patient safety incident reporting is a critical part of the healthcare system, as it is useful for identifying necessary
risks and prevent the same mistakes from recurring. The low level of patient safety incidents in a hospital makes it
difficult to identify errors and carry out further investigations. Objectives: To determined the factors that inhibit or
influence patient safety incident reporting in hospitals. Methods: Article searches were carried out through the
PubMed, ScienceDirect, and Google Scholar databases using keywords "patient safety incident" AND "incident
reporting" OR "medical error reporting" AND "barriers incident reporting" OR "under-reporting" AND "hospital". A total
of 385 articles were found, but only 12 articles fit the inclusion criteria. Results: A total of 23 hospitals in 9 countries
show that each hospital has several factors that inhibit or influence patient safety incident reporting. Most commonly
found were staff’’s fear of punishment and intimidation, lack of knowledge in reporting procedures, low positive
feedback from management, and regulation do not protect whistleblowers. Conclusion: Barriers to reporting patient
safety incidents in hospitals are influenced by three essential factors: individual factors, organizational factors, and
government factors.
Keywords: hospital, incident reporting barriers, incident reporting, patient safety incident

Affiliasi penulis : 1Department of Health Policy and Administration, Korespondensi : Tamaamah Habibah, Email: tamaamah.habibah-
Faculty of Public Health, Universitas Airlangga, Indonesia, 2School of 2017@fkm.unair.ac.id
Psychology and Public Health, La Trobe University, Victoria, Australia,
3
Center for Patient Safety Research, Universitas Airlangga, Surabaya,
Indonesia.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 450

PENDAHULUAN Pelaporan insiden keselamatan pasien di


Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan beberapa negara masih tergolong rendah. Salmasi et
bahwa keselamatan pasien merupakan suatu al (2015) dalam studinya pada enam Negara di Asia
komponen paling mendasar dalam perawatan Tenggara: Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam,
1 Filipina, dan Indonesia, mengemukakan bahwa
kesehatan, sehingga diperlukan perhatian khusus,
terutama keselamatan pasien di rumah sakit. Hal kurangnya data terkait dengan medical error dari
tersebut kali pertama diisyaratkan oleh Institute of hampir 50% negara di Asia Tenggara merupakan bukti
Medicine (IOM) pada tahun 2000 yang didasari pada adanya kelemahan sistem pelaporan di wilayah
9
laporan berjudul To Err Is Human: Building a Safer tersebut. Di Indonesia terdapat 1.227 rumah sakit
Health system. Laporan tersebut menyatakan bahwa yang telah terakreditasi, namun hanya 668 insiden
10
Amerika Serikat mengalami 98.000 kasus kematian yang dilaporkan pada tahun 2016 secara nasional.
2 Berdasarkan hasil laporan Daud (2020) pada tahun
akibat kesalahan medis yang dapat dicegah. Hasil
penelitian James (2013) juga menyatakan bahwa 2019 hanya 12% dari 2.877 rumah sakit di Indonesia
diperkirakan lebih dari 40.000 kasus kematian per yang melaporkan insiden keselamatan pasien, dengan
3 jumlah laporan insiden keselamatan pasien sebanyak
tahun disebabkan oleh cedera yang dapat dicegah.
Hasil penelitian yang dilakukan di beberapa 7.465. Jumlah tersebut terdiri dari 38% kejadian nyaris
rumah sakit terakreditasi Joint Commision cedera (KNC), 31% kejadian tidak cedera (KTC), dan
6
International (JCI) dalam Buhari (2018), diketahui 31% kejadian tidak diharapkan (KTD).
bahwa ditemukan 52 insiden pada 11 rumah sakit di 5 Rendahnya pelaporan insiden keselamatan
negara. Kasus tertinggi berada di Hongkong dengan pasien yang masih terjadi di rumah sakit, membuat
total 31% kasus, disusul Australia 25% kasus, India peneliti tertarik untuk mengetahui faktor yang
23% kasus, Amerika 12% kasus, dan Kanada 10% menghambat atau mempengaruhi pelaporan insiden
4 5 keselamatan pasien di rumah sakit. Dengan
kasus. Di Brazil terdapat sekitar 7.6% kasus. Insiden
keselamatan pasien yang terjadi di Indonesia mengetahui faktor-faktor penghambat atau penyebab
berdasarkan hasil laporan Daud (2020) diketahui rendahnya pelaporan insiden keselamatan pasien di
bahwa terdapat 7.465 kasus pada tahun 2019, yang rumah sakit, diharapkan dapat membantu
terdiri dari 171 kematian, 80 cedera berat, 372 cedera meningkatkan angka keselamatan pasien, mengurangi
sedang, 1183 cedera ringan, dan 5659 tidak ada terjadinya kesalahan dan memberikan gambaran
6 kepada pemangku kepentingan dalam merumuskan
cedera.
Tingginya angka Insiden Keselamatan Pasien dan menetapkan kebijakan pelaporan insiden
(IKP) di beberapa negara menjadikan identifikasi risiko keselamatan pasien di rumah sakit.
merupakan suatu hal yang sangat penting. Menurut
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (2015) METODE
salah satu cara yang dapat digunakan untuk Metode yang digunakan dalam penulisan artikel
mengidentifikasi risiko yaitu melalui pengembangan ini yaitu literature review. Pengumpulan data dilakukan
sistem pelaporan dan analisis. Hal tersebut dilakukan melalui tiga sumber data base: PubMed,
sebagai sarana dalam memantau upaya pencegahan ScienceDirect, dan Google Scholar. Artikel dapat
terjadinya error, sehingga dapat dilakukan investigasi ditulis dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia.
lebih lanjut. Selain itu, dengan adanya pelaporan Kata kunci yang digunakan dalam penelusuran artikel
keselamatan pasien, dapat menekan kesalahan yang yaitu: "patient safety incident" AND "incident reporting"
7
sama terulang kembali. Tanpa adanya pelaporan OR "medical error reporting" AND "incident reporting
terhadap insiden keselamatan pasien, menyebabkan barriers" OR "under reporting" AND "hospital".
lebih banyak beban yang diterima oleh individu, Pencarian artikel dibatasi pada artikel terbaru,
keluarga, maupun masyarakat secara sosial dan sehingga tahun publikasi dibatasi dalam 5 tahun
ekonomi akibat kematian dan ketidakmampuan terkahir (2015 hingga 2020). Artikel yang digunakan
8
mencegah insiden. dalam bentuk original article, full text dan open access.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 451

Pemilihan artikel di dasarkan pada tujuan penulisan


yaitu untuk mengetahui faktor yang mengambat atau
mempengaruhi pelaporan insiden keselamatan pasien
di rumah sakit. Studi yang digunakan yaitu artikel yang
membahas tentang faktor penghambat pelaporan
insiden keselamatan pasien di rumah sakit dan studi
terkait dengan faktor penyebab penurunan atau
rendahnya pelaporan insiden keselamatan pasien di
rumah sakit. Studi tidak dibatasi pada wilayah atau
negara tertentu akan tetapi desain penelitian dibatasi
hanya pada penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelusuran menghasilkan 139 artikel pada
PubMed, 82 artikel pada ScienceDirect, dan 137
artikel pada Google Scholar. Total seluruh hasil
temuan artikel yaitu sebanyak 358 artikel. Penelusuran
dilanjutkan dengan penyaringan judul yang relevan
dengan topik pembahasan, dan didapatkan total 98
judul, 26 artikel dikeluarkan karena duplikat, sehingga
tersisa 72 judul artikel. Penelusuran melalui abstrak
dilakukan guna mengetahui pokok bahasan pada
setiap artikel. Berdasarkan hasil penelusuran melalui
abstrak, ditemukan 46 artikel yang dianggap relevan
dengan topik pembahasan. Penelusuran dilanjutkan Gambar 1. Diagram PRISMA
dengan penilaian studi kelayakan pada artikel dengan
membaca seluruh isi artikel. Terdapat 12 artikel yang HASIL
dianggap layak dan memenuhi kriteria inklusi yaitu
Berdasarkan hasil penelusuran, terdapat total
artikel dalam bentuk original article, full text dan open
studi yang dilakukan di 23 rumah sakit yang berlokasi
access, serta artikel yang terbit pada tahun 2015-
di 9 negara, diantaranya yaitu: Indonesia (n = 2),
2020. Sebanyak 34 artikel dikeluarkan karena tidak
Kanada (n = 1), Mesir (n = 1), Inggris (n = 2), Iran (n =
memenuhi kriteria inklusi. Beberapa artikel
1), Brazil (n = 1), Uganda (n = 2), Turkey (n = 1), dan
menggunakan metode systematic review atau studi
Amerika Serikat (n = 1). Terdapat tiga artikel yang di
literature, dan beberapa artikel memiliki pembahasan
publikasi pada tahun 2020, satu artikel di publikasi
kurang spesifik. Ekstraksi dan identifikasi data
tahun 2019, satu artikel di publikasi tahun 2018, tiga
diuraikan dalam gambar 1.
artikel di publikasi tahun 2017, dua artikel di publikasi

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 452

tahun 2016, dan dua artikel di publikasi tahun 2015.


Dari 12 artikel terpilih, 6 artikel menggunakan metode
pelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional (n =
3), deskriptif cross-sectional (n = 1), deskriptif
eksplorasi (n = 1), dan deskriptif analitik (n = 1).
Sedangkan 5 artikel menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan desain studi kasus (n = 2), analisis
deskriptif (n = 2), multi situs (n = 1), dan 1 artikel
menggunakan metode campuran kuantitatif dan
kualtatif. Sampel terbanyak terdapat pada penelitian
Dhamanti et al (2020) yang dilakukan di 3 rumah sakit
di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, dengan total
10
sampel sebanyak 1148. Sampel terkecil terdapat
pada penelitian Peyrovi et al (2016) yang dilakukan di
Rumah Sakit Pendidikan di Provinsi Kurdistan dan
11
Teheran, Iran, dengan total sampel sebanyak 16.
Sebagian besar artikel diterbitkan dalam jurnal
internasional yang terindeks PubMed dan
ScienceDirect. Hanya beberapa artikel yang
dipublikasi pada Google Scholar. Rangkuman dari
hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil tinjauan menunjukkan bahwa setiap rumah
sakit memiliki beberapa faktor yang dapat
menghambat atau mempengaruhi pelaporan insiden
keselamatan pasien (IKP). Berdasarkan Tabel 1,
dapat dilihat bahwa hambatan yang paling banyak
ditemui dalam pelaporan insiden keselamatan pasien
yaitu hambatan yang berasal dari faktor individu
tenaga kesehatan, lalu disusul dengan hambatan yang
berasal dari faktor organisasi. Ada juga hambatan
yang berasal dari faktor pemerintah. Hasil penelitian
yang dilakukan Mauti & Githae (2019) di Rumah sakit
Entebe dan Rumah Sakit Kisubi, Uganda, Afrika
Timur, menunjukkan bahwa undang-undang tidak
melindungi petugas kesehatan yang melaporkan
8
kesalahan medis. Berdasarkan tinjauan lebih lanjut,
faktor yang menghambat atau mempengaruhi
pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit
dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu faktor
individu, faktor organisasi, dan faktor pemerintah.
Hasil Pengelompokkan faktor penghambat pelaporan
insiden keselamatan pasien di rumah sakit dapat
dilihat pada Tabel 2.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 453

Tabel 1. Rangkuman hasil penelitian


Nama Penulis Sampel / Populasi
Judul Metode Penelitian Lokasi Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian
Dhamanti et al Practical and Cultural Metode campuran Survey kepada 1121 3 Rumah Sakit di Faktor yang menghambat pelaporan IKP yaitu:
(2020) 10 Barriers to Reporting (kuantitatif dan petugas kesehatan dan Provinsi Jawa Timur, Hambatan Praktis :
Incidents Among kualitatif) dengan wawancara kepada 27 Indonesia Kurangnya pengetahuan, sehingga petugas tidak tahu
Health Workers in rancangan paralel anggota staf manajerial bagaimana cara melaporkan insiden
Indonesian Public konvergen dari Sampel rumah sakit. Kurang adanya umpan balik
Hospitals Kurangnya sosialisasi terkait dengan pelaporan insiden
Hambatan Budaya:
Menghindari konflik, sehingga menyebabkan ke
engganan untuk melapor
Takut disalahkan dan dihukum
Mourd et al Barriers of Reporting Metode kuantitatif 250 dari 318 staf perawat Rumah Sakit Asuransi Faktor yang menghambat pelaporan IKP yaitu:
(2020) 12 Incident and Suggest dengan desain studi dengan kriteria memiliki Kesehatan, Giza, Mesir Keterbatasan waktu melapor karena rumah sakit memiliki
Solution from the deskriptif eksplorasi. pengalaman minimal 1 arus pasien yang tinggi dan beban kerja perawat yang
Prespective off Staff tahun bekerja. tinggi
Nurses. Kurangnya pendidikan dalam hal pelaporan insiden
keselamatan pasien.
Naome et al Practice, perceived Metode kuantitatif 158 petugas kesehatan Rumah Sakit Rujukan Faktor yang menghambat pelaporan IKP yaitu:
13
(2020) barriers and dengan desain studi yang meliputi dokter, Regional Mbarara, Kurangnya pengetahuan petugas tentang insiden dan
motivating factors to deskriptif petugas klinis, perawat, Uganda Barat. cara pelaporannya
medical-incident crossectional dispensing, petugas Tidak adanya tim pelaporan insiden di rumah sakit
reporting: a cross- laboratorium, apoteker, Takut akan di hukum oleh administrator
section survey of asisten teater, dan Kegagalan administrasi untuk menjaga kerahasiaan
health care providers anestesi. tenaga kesehatan yang melaporkan insiden
at Mbarara regional Ketakutan akan hukuman administratif
referral hospital, Adanya Isolasi oleh sesama petugas kesehatan
southwestern Uganda

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 454

Nama Penulis Sampel / Populasi


Judul Metode Penelitian Lokasi Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian
Mauti & Githae Medical error Metode kuantitatif 109 staf di Rumah Sakit Rumah sakit Entebe Faktor yang mempengaruhi rendahnya pelaporan
(2019)8 reporting among dengan studi Entebe dan dan 76 staf di dan Rumah sakit kesalahan medis yaitu:
physicians and nurses crossectional Rumah sakit Kisubi. Dari Kisubi, Uganda, Afrika Undang-undang tidak melindungi petugas kesehatan
in Uganda jumlah total sampel, terdiri Timur yang melaporkan kesalahan medis
dari 167 perawat dan 18 Pelaporan kesalahan medis menyebabkan penuntutan
dokter. atau hukuman
Kurangnya sistem pelaporan kesalahan medis
Joanna et al Barriers to staff Metode kuantitatif 267 staf, yang terdiri dari 5 Rumah Sakit di NHS, Faktor yang menghambat pelaporan IKP:
(2018)14 reporting adverse dengan studi konsultan (12%), dokter Tenggara Inggris. Rendahnya tingkat umpan balik terhadap pelaporan
incidents in NHS crossectional kelas menengah (34%), Termasuk pusat insiden keselamatan pasien
hospitals dokter yayasan (12%), staf trauma, unit ortopedi Kurangnya pelatihan terhadap tenaga kesehatan terkait
perawat (30%), dan elektif, dan 3 rumah dengan pelaporan insiden keselamatan pasien.
profesional kesehatan sakit umum distrik.
gabungan (12%)
Hewitt et al Sociocultural Factors Metode kualitatif studi 30 Tenaga medis yang Rumah Sakit Faktor yang mempegaruhi pelaporan insiden yaitu:
15
(2017) Influencing Incident kasus dengan cara terdiri dari dokter dan pendidikan di Ontario, Takut disalahkan
Reporting Among indept interview perawat. Kanada Budaya yang menganggap tenaga kesehatan tidak
Physicians and kompeten apabila terjadi insiden keselamatan pasien
Nurses: Takut dihukum
Understanding Ketakutan dokter akan merusak reputasi seseorang
Frames Underlying sebagai seorang professional
Self- and Peer- Terdapat pandangan bahwa pelaporan insiden teman
Reporting Practices sejawat berada di luar lokus tanggung jawab individu.
Siman et al The practice of Metode kualitatif studi 31 Pekerja professional, Rumah sakit Faktor yang menghambat petugas untuk melaporkan IKP
(2017)16 reporting adverse kasus yang terdiri dari perawat, pendidikan (bagian dari yaitu:
even in a teaching teknisi perawat, nutrisionis, Jaringan Rumah Sakit Kurangnya persiapan, pengetahuan dan faktor kelupaan
hospital apoteker, administrator, Sentinela), Minas yang sering dialami perawat.
dan bagian ekonomi rumah Gerais, Brasil Budaya menghukum yang masih berlaku di rumah sakit.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 455

Nama Penulis Sampel / Populasi


Judul Metode Penelitian Lokasi Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian
sakit.
Soydemir et al Barriers to Medical Metode kualitatif 23 tenaga medis yang Rumah sakit pelatihan Faktor yang menghambat dokter dan perawat dalam
17
(2017) Error Reporting for deskriptif dengan terdiri dari 8 dokter dan 15 dan penelitian, Turkey melaporkan insiden yaitu:
Physicians and menggunakan perawat Takut dihukum dan dinilai tidak kompeten
Nurses wawancara Tidak adanya umpan balik setelah pelaporan dan
mendalam semi kegagalan manajemen untuk menghasilkan umpan balik
terstruktur yang positif
Kurangnya pengetahuan tentang sistem pelaporan di
rumah sakit
Sistem pelaporan terlalu rumit dan kurang fungsionalitas
karena tidak anonym
Landgren et al Barriers of Pediatric Metode kuantitatif Semua penghuni pediatrik, Rumah sakit Faktor yang menghambat pelaporan IKP yaitu:
(2016)18 Residents to dengan studi kedokteran-anak, dan Akademik, Amerika Masalah terhadap keamanan pribadi (konsekuensi dan
Speaking Up About crossectional. pediatrik-neurologi. Terdiri Serikat bagian selatan intimidasi)
Patient Safety dari 22 sampel pada tahun Hambatan individu (Kurangnya keterampilan komunikasi
2013 dan 22 sampel pada dan percaya diri dalam melaporkan insiden)
tahun 2014. Faktor kontekstual (beban kerja tinggi)
Peyrovi et al Exploration of the Metode kualitatif 16 Perawat yang bekerja di Unit Perawatan Intensif Faktor yang menghambat pelaporan kesalahan
(2016)11 barriers of reporting dengan studi analisis 4 unit perawatan intensif umum di 4 Rumah keperawatan yaitu:
nursing errors in deskriptif. umum. Terdiri dari 8 Sakit Pendidikan di Menyelamatkan reputasi professional dan mencegah
intensive care units: A perempuan dan 8 laki-laki. Provinsi Kurdistan dan stigma buruk
qualitative study Teheran, Iran Takut akan konsekuensi (hukuman atau masalah hukum)
Kurangnya dukungan manajerial
Tidak pernah dilakukan penyelidikan akar penyebab
permasalahan
Gunawan et al An Analysis of Low Metode kuantitatif 20 Petugas kesehatan dan Rumah Sakit X di Faktor yang menyebabkan rendahnya pelaporan IKP
(2015)19 Adverse Error dengan desain Studi 6 orang keluarga pasien. Malang, Indonesia. yaitu:
Reporting at Hospital diskripsi analitik Ketakutan petugas untuk melaporkan Insiden

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 456

Nama Penulis Sampel / Populasi


Judul Metode Penelitian Lokasi Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian
keselamatan pasien, sehingga menyebabkan kurangnya
pemahaman petugas dalam melaporkan IKP
Takut disalahkan pemimpin apabila melaporkan IKP
Kurang optimalnya umpan balik yang diberikan oleh tim
KPRS terhadap pelaporan IKP
Sujan, (2015)20 An organization Metode penelitian 35 Profesional kesehatan 2 Rumah sakit NHS, Faktor yang menghambat pelaporan IKP yaitu:
without a memory: A kualitatif multi-situs. dari kedua Rumah Sakit. Inggris Staf merasa tidak memahami cara kerja pelaporan
qualitative study of Pengumpulan data insiden dalam praktinya
hospital staff melalui wawancara Staf yang melaporkan insiden tidak menerima umpan
perceptions on semi terstruktur. balik
reporting and Pelaporan insiden dianggap sebagai aktivitas yang
organisational memiliki dampak yang tidak di inginkan
learning for patient Kurangnya komputer, kurangnya pelatihan staf, dan
safety kurangnya waktu yang dibutuhkan staf untuk mengisi
formulir pelaporan insiden keselamatan pasien

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 457

Tabel 2. Pengelompokan faktor yang menghambat atau mempengaruhi pelaporan insiden keselamatan pasien di
Rumah sakit

Faktor Individu Faktor Organisasi Faktor Pemerintah

Individu takut dihukum, disalahkan, dinilai tidak Tidak ada atau rendahnya umpan balik oleh Undang-undang tidak
kompeten, dan menerima konsekuensi hukum serta team KPRS terhadap pelaporan IKP dan melindungi petugas
intimidasi apabila melaporkan insiden. kegagalan manajemen untuk menghasilkan kesehatan yang
Kurangnya pendidikan, pengetahuan, dan pelatihan umpan balik yang positif. melaporkan
tentang tatacara melaporkan insiden, serta kurangnya Tidak pernah dilakukan penyelidikan akar kesalahan medis,
persiapan dan keterampilan komunikasi dalam penyebab permasalahan serta pelaporan
melaporkan insiden. Kurangnya sistem pelaporan kesalahan medis kesalahan medis
Anggapan bahwa pelaporan insiden dianggap sebagai atau sistem pelaporan terlalu rumit, kurang menyebabkan
aktivitas yang memiliki dampak yang tidak di inginkan adanya dukungan manajer, dan kegagalan penuntutan atau
Staf cenderung mengindari konflik dan selalu ingin administrasi untuk menjaga kerahasiaan hukuman
menyelamatkan reputasi professional dari stigma buruk tenaga kesehatan yang melaporkan insiden
akibat pelaporan insiden Kurang diberikannya sosialisasi, dan pelatihan
Faktor kelupaan karena beban kerja staf terlalu tinggi terhadap staf
dan kurangnya waktu untuk mengisi formulir insiden. Masih terdapat budaya menghukum, isolasi,
Masih terdapat pandangan bahwa pelaporan insiden dan anggapan tidak kompeten apabila terjadi
teman sejawat berada di luar tanggung jawab individu insiden keselamatan pasien

PEMBAHASAN komunikasi yang buruk merupakan penyebab utama


23
Faktor Individu kesalahan medis di rumah sakit. Hal tersebut
Faktor individu atau faktor personal merupakan didukung oleh Mourd et al (2020) yang menyatakan
faktor yang timbul dari diri seseorang yang berperan bahwa pendidikan keselamatan pasien berdampak
dalam membentuk interaksi sosial dalam perilaku positif pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
21 12
individu. Faktor individu erat kaitannya dengan sehingga dapat mempengaruhi pelaporan insiden.
pelaporan insiden keselamatan pasien. Alfiani et al. Tingginya tingkat pengetahuan dan keterampilan
(2018) menjelaskan bahwa faktor individu dapat perawat dalam melaporkan insiden keselamatan
mempengaruhi keputusan seseorang untuk pasien dapat berpengaruh terhadap motivasinya
22 24
melaporkan kejadian insiden keselamatan pasien. dalam melaporkan insiden.
Banyak individu yang menyatakan bahwa pelaporan Kecenderungan staf dalam menghindari konflik
insiden merupakan aktivitas yang memiliki dampak sesama rekan kerja dan adanya pandangan bahwa
20 pelaporan insiden yang dialami rekan kerja bukan
yang tidak di inginkan. Perasan takut dihukum,
disalahkan, di intimidasi dan dinilai tidak kompeten merupakan tanggung jawab individu juga menjadi
apabila melaporkan insiden merupakan faktor individu penghambat dalam pelaporan insiden keselamatan
yang menghambat pelaporan insiden di rumah sakit. pasien di rumah sakit. Bagi masyarakat Indonesia
10,13,15,17,11,18,19
Menurut Soydemir et al (2017) hal menghindari konflik merupakan suatu budaya, karena
tersebut menimbulkan perasaan tidak nyaman kepada timbul perasaan tidak enak hati terhadap rekan
10
staf yang melaporkan kesalahan atau IKP, karena staf sejawat apabila melaporkan kesalahan. Hal tersebut
dianggap sebagai contoh yang buruk bagi karyawan juga diungkap oleh Sujan (2015) yang menyatakan
17 bahwa staf cenderung melindungi rekan kerja yang
lain.
Hambatan individu lainnya timbul dari pendidikan mengalami kesalahan dan menangani insiden secara
dan pengetahuan staf tentang prosedur pelaporan mandiri daripada mereka harus melaporkan insiden
20
insiden, serta persiapan dan keterampilan komunikasi yang berujung pada hukuman. Sesuatu yang
dalam melaporkan insiden. Alsafi et al (2015) dalam menghambat pelaporan insiden keselamatan pasien
penelitiannya di Saudi Arabia, menyatakan bahwa yaitu tingginya beban kerja perawat yang dapat
kurangnya pengalaman dan pelatihan, serta mengakibatkan meningkatnya faktor kelupaan serta

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 458

tidak ada waktu untuk mengisi formulir insiden. Hal kesehatan yang melaporkan insiden. Menurut Naome
tersebut cenderung membuat perawat mengabaikan et al (2020) sistem pelaporan dalam organisasi sangat
insiden kecil yang mungkin terjadi. Hasil penelitian mempengaruhi pelaporan insiden, termasuk adanya
Banakhar et al (2017) juga menyatakan bahwa waktu pedoman tertulis, kemudahan akses staf kepada
yang kurang serta beban kerja yang terlalu tinggi dan administrator, dan pelaporan yang dilakukan secara
13
minimnya proses peninjauan yang terjadi setelah anonym. Kurangnya sistem pelaporan insiden di
pelaporan, dianggap sebagai hambatan besar dalam rumah sakit dapat menghalangi staf untuk belajar dari
25 8
pelaporan insiden. kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Menurut Soydemir et al (2017), sistem pelaporan yang
Faktor Organisasi mencantumkan identitas pelapor dianggap gagal
Faktor organisasi atau perilaku organisasi dalam mencapai tujuannya dalam mempertahankan
17
merupakan faktor yang mempengaruhi tindakan pelaporan yang konsisten.
individu dan kelompok di dalam organisasi serta Kurangnya pemberian sosialisasi dan pelatihan,
berpengaruh terhadap sistem dan struktur serta masih adanya penerapa budaya mengisolasi dan
26
organisasi. Menurut Sujan (2015) dalam sebuah menghukum apabila melaporkan insiden dapat
organisasi, pelaporan insiden merupakan suatu proses mempengaruhi kontribusi staf dalam pelaporan
penting dalam memberikan kontribusi positif untuk insiden. Menurut Anggraeni et al (2016) menghukum
20
meningkatkan keselamatan pasien. Hasil penelitian staf sebagai usaha perbaikan justru dapat
Dhamanti et al (2020); Joana et al (2018); Soydemir et menurunkan pelaporan kesalahan, bukan malah
al (2017); Gunawan et al (2015) dan Sujan (2015) memperbaiki sistem, karena pada dasarnya
menemukan bahwa faktor organisasi yang cenderung keberhasilan pengembangan sistem pelaporan dapat
menjadi penghambat dalam pelaporan insiden ditentukan oleh lingkungan organisasi yang tidak
keselamatan pasien yaitu rendahnya atau bahkan memberikan hukuman, baik bagi pelapor atau individu
28
tidak ada umpan balik oleh team keselamatan pasien lain yang terlibat dalam insiden.
terhadap pelaporan insiden keselamatan pasien serta
kegagalan manajemen untuk menghasilkan umpan Faktor Pemerintah
10,14,17,19,20
balik yang positif. Selain itu, tidak pernah Faktor pemerintah berkaitan dengan undang-
dilakukan penyelidikan akar penyebab masalah juga undang atau regulasi yang dibuat oleh pemerintah
11
menjadikan staf enggan melaporkan insiden. setempat dan berfungsi untuk melindungi pelapor
Padahal respon organisasi yang positif sangat insiden. Menurut Mauti & Githae (2019) adanya
diperlukan sebagai motivasi staf dalam melaporkan perlindungan dan konsekuensi hukum merupakan
insiden. Hal tersebut selaras dengan penelitian kunci dalam pelaporan insiden secara sukarela.
Iskandar et al (2016) yang mengungkapkan bahwa Undang-undang yang tidak melindungi petugas
terdapat pengaruh yang signifikan antara respon kesehatan yang melaporkan kesalahan medis, serta
27
organisasi terhadap niat melapor IKP kasus sedang. pelaporan kesalahan medis yang seringkali
Umpan balik yang positif dapat mendorong staf untuk menyebabkan penuntutan atau hukuman, menjadikan
berpartisipasi dalam peningkatan keselamatan pasien, ketakutan terbesar staf dalam melaporkan insiden
8
karena mereka merasa dihargai dan merasa bahwa ke keselamatan pasien.
khawatiran mereka telah di tangani dan di tindak
20
lanjuti dengan baik oleh organisasi. SIMPULAN
Faktor organisasi lainnya yang mempengaruhi Hasil kajian literature review menunjukkan
pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit bahwa hambatan dalam pelaporan insiden
yaitu kurangnya sistem pelaporan kesalahan medis keselamatan pasien yang terjadi di rumah sakit dapat
atau sistem pelaporan yang terlalu rumit, kurang dikelompokkan dalam 3 faktor yaitu faktor individu,
adanya dukungan manajer, serta kegagalan faktor organisasi, dan faktor pemerintah. Faktor
administrasi dalam menjaga kerahasiaan tenaga individu berkaitan dengan adanya ketakutan akan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 459

hukuman dan intimidasi, rendahnya pendidikan dan 6. Daud AW. Sistem pelaporan dan pembelajaran
pengetahuan staf dalam melaporkan insiden, keselamatan pasien nasional (SP2KPN). Jakarta:
kecenderungan staf dalam menghindari konflik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
kelupaan karena beban kerja yang terlalu tinggi, dan 2020.
adanya anggapan bahwa pelaporan insiden teman 7. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
sejawat berada diluar tanggung jawab individu. (KKPRS). Pedoman Pelaporan Insiden
Sedangkan faktor organisasi berkaitan dengan Keselamatan Pasien (IKP). Jakarta: Kementrian
rendahnya umpan balik yang positif terhadap Kesehatan Republik Indonesia. 2015;
pelaporan insiden serta tidak pernah dilakuakannya 8. Mauti G, Githae M. Medical error reporting
penyelidikan akar penyebab masalah. Selain itu juga among physicians and nurses in Uganda. Afr
berkaitan dengan sistem pelaporan yang terlalu rumit Health Sci. 2019;19(4):3107–17.
dan kurang adanya dukungan manajer, kurang 9. Salmasi S, Khan TM, Hong YH, Ming LC, Wong
diberikannya sosialisasi, dan pelatihan terhadap staf, TW. Medication errors in the Southeast Asian
serta masih terdapat budaya menghukum, dan countries: A systematic review. PLoS One.
menganggap staf tidak kompeten apabila terjadi 2015;10(9):1–19.
insiden keselamatan pasien. Faktor pemerintah 10. Dhamanti I, Leggat S, Barraclough S. Practical
berkaitan dengan tidak adanya undang-undang yang and cultural barriers to reporting incidents among
melindungi petugas kesehatan yang melaporkan health workers in Indonesian public hospitals. J
kesalahan medis. Oleh sebab itu diperlukan evalusi Multidiscip Healthc. 2020;13:351–9.
lebih lanjut terhadap pelaksanaan pelaporan insiden 11. Peyrovi H, Nikbakht Nasrabadi A, Valiee S.
keselamatan pasien di rumah sakit, sehingga dapat Exploration of the barriers of reporting nursing
meningkatkan motivasi serta kontribusi staf dalam errors in intensive care units: A qualitative study.
melaporkan insiden keselamatan pasien. J Intensive Care Soc. 2016;17(3):215–21.
12. Mourd S, Seada A, Etway EA. Barriers of
DAFTAR PUSTAKA reporting incident and suggested sloutions from
1. World Health Organization (WHO). Patient safety the perspective of staff nurses. Med J Cairo Univ.
making health care safer. World Health 2020;88(3):11–7.
Organization. 2017. 13. Naome T, James M, Christine A, Mugisha TI.
2. Ulrich B, Kear T. Patient Safety and Patient Practice, perceived barriers and motivating
Safety Culture: Foundation of excellent Health factors to medical-incident reporting: A cross-
Care Delivery. Nephrol Nurs J. 2014;41(5):447– section survey of health care providers at
57. Mbarara regional referral hospital, southwestern
3. James JT. A new, evidence-based estimate of Uganda. BMC Health Serv Res. 2020;20(1):1–9.
patient harms associated with hospital care. J 14. Joanna A, Bovis L, Edwin AJP, Bano BCP,
Patient Saf. 2013;9(3):122–8. Tyraskis CA, et al. Barriers to staff reporting
4. Buhari B, Machmud R, Dorisnita D. adverse incidents in NHS hospitals process and
Implementation of Patient Safety in Accredited systems. Future Heathc J. 2018; 5 (2):117–20.
Hospitals and Its Determining Factors in Jambi 15. Hewitt T, Chreim S, Forster A. Sociocultural
City, Indonesia. Elev Int J Nurs Educ Pract Res. factors influencing incident reporting among
2018;1(2):134–44. physicians and nurses: Understanding frames
5. da Costa TD, Santos VEP, Junior MAF, Vitor AF, underlying self-And peer-reporting practices. J
de Oliveira Salvador PTC, Alves KYA. Evaluation Patient Saf. 2017;13(3):129–37.
procedures in health: Perspective of nursing care 16. Siman AG, Cunha SGS, Brito MJM. The practice
in patient safety. Appl Nurs Res. 2017; 35 (2017): of reporting adverse events in a teaching
71–6. hospital. Rev da Esc Enferm. 2017;51:1–8.
17. Soydemir D, Seren Intepeler S, Mert H. Barriers

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 460

to medical error reporting for physicians and knowledge and practice towards medical error
nurses. West J Nurs Res. 2017;39(10):1348–63. reporting: a cross-sectional hospital-based study
18. Landgren R, Alawadi Z, Douma C, Thomas EJ, in Saudi Arabia. East Mediterr Heal J.
Etchegaray J. Barriers of pediatric residents to 2015;21(9):655–64.
speaking up about patient safety. Hosp Pediatr. 24. Octarini NKA, Yanti NPED, Krisnawati KMS.
2016;6(12):738–43. Hubungan pengetahuan perawat dan fungsi
19. Gunawan G, Harijanto H, Harijanto T. Analisis pengawasan kepala ruangan dengan motivasi
rendahnya laporan insiden keselamatan pasien perawat dalam pelaporan insiden keselamatan
di rumah sakit. J Kedokt Brawijaya. 2015; 28 (2): pasien. J Ilm Permas J Ilm STIKES Kendal.
206–13. 2019;9(3):241–8.
20. Sujan M. An organisation without a memory: A 25. Banakhar M, Tambosi A, Asiri S, Banjar Y, Essa
qualitative study of hospital staff perceptions on Y. Barriers of reporting errors among nurses in a
reporting and organisational learning for patient tertiary hospital. Int J Nurs Clin Pract.
safety. Reliab Eng Syst Saf. 2015;144:45–52. 2017;4(1):1–7.
21. Syamtinningrum MDP. Pengembangan Model 26. Supartha WG, Sintaasih DK. Pengantar perilaku
Hubungan faktor personal dan manajemen K3 Organisasi; Teori, kasus dan Aplikasi penelitian
terhadap tindakan tidak aman (unsafe action) [E-Book]. Universitas Udayana. 2017. 1–181 p.
pada pekerja PT. Yogya Indo Global [tesis]. 27. Iskandar H, Wardhani V, Rudijanto A. Faktor-
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember; faktor yang mempengaruhi niat melapor insiden
2017. keselamatan pasien. J Apl Manaj. 2016; 14 (3):
22. Alfiani F, Artiawati IR, Wulandari RY. Faktor- 492–8.
faktor yang mempengaruhi pelaporan insiden 28. Anggraeni D, Ahsan, Azzuhri M. Pengaruh
keselamatan pasien di rumah sakit Putera budaya keselamatan pasien terhadap sikap
Bahagia Cirebon tahun 2018. J Ilmu Kesehat. melaporkan insiden pada perawat di instalasi
2018;8(1):11–21. rawat inap rumah sakit Tk. II dr. Soepraoen. J Apl
23. Alsafi E, Baharoon S, Ahmed A, Al-Jahdali HH, Manaj. 2016;14(2):309–21.
Al Zahrani S, Al Sayyari A. Physicians’

Jurnal Kesehatan Andalas. 2020; 9(4)

Anda mungkin juga menyukai