A. Judul Penelitian 2
B. Ringkasan usulan penelitian 2
C. Isu Etik yang mungkin dihadapi 3
D. Ringkasan Daftar Pustaka 3
E. Kondisi Lapangan 4
F. Disain Penelitian 5
G. Sampling 10
H. Intervensi 11
I. Monitor Hasil 11
J. Penghentian Penelitian dan Alasannya 11
K. Reaksi dan Komplikasi (Kejadian Yang Tidak Diharapkan) 11
L. Penanganan Komplikasi 11
M. Manfaat 11
N. Jaminan Keberlanjutan Manfaat 12
O. Informed Consent 12
P. Wali 12
Q. Bujukan 13
R. Penjagaan Kerahasiaan 13
S. Rencana Analisis 14
T. Monitor Keamanan 14
U. Konflik Kepentingan 14
V. Manfaat Sosial 14
W. Hak atas Data 15
X. Publikasi 15
Y. Pendanaan 15
Z. Komitmen Etik 16
AA. Daftar Pustaka 17
AB. Lampiran 18
1. CV Peneliti Utama
2. Kuesioner
3. Ethical clearance from Kobe Univ., Japan
1
Protokol Etik Penelitian Kesehatan
Yang Mengikutsertakan Manusia Sebagai Subyek
A. Judul Penelitian
Studi Epidemiologi COVID-19 di Surabaya, Indonesia
Ya Tidak
3. Apakah penelitian ini multi-senter
Identifikasi
1. Peneliti (Mohon CV Peneliti Utama dilampirkan)
Peneliti Utama (PI) : Prof. Maria Inge Lusida, dr., M.Kes., Sp.MK(K)., Ph.D
Institusi : ITD UNAIR
2. Anggota Peneliti : Prof. Dr. Muhammad Amin, dr., Sp.P(K)
Institusi : RSUA
3. Anggota Peneliti : Dr. Takako Utsumi
Institusi : CRC ERID
4. Anggota Peneliti : Prof. Kazufumi Shimizu
Institusi : CRC ERID
5. Anggota Peneliti : Dr. Juniastuti, dr., M.Kes
Institusi : FK UNAIR
6. Anggota Peneliti : Cahyo Wibisono Nugroho, dr., Sp.PD.
Institusi : RSUA
7. Anggota Peneliti : Laura Navika Yamani, S.Si., M.Si., Ph.D
Institusi : FKM UNAIR
8. Anggota Peneliti : Herley Windo Setiawan, dr., Sp.P
Institusi : RSUA
9. Sponsor
Nama : Dr. Takako Utsumi
Alamat & Telp : ITD UNAIR
2
Laporan terkini (26 Mei 2020) menunjukkan telah diidentifikasi kasus positif
COVID-19 sebanyak 22,750 dan 1,391 (6.1%) di antaranya meninggal. Seluruh (34)
provinsi di Indonesia melaporkan adanya kasus positif. Data terkini menunjukkan
Surabaya (ibukota provinsi Jawa Timur) merupakan kota dengan angka kasus positif
tertinggi di Indonesia.
Walaupun telah dilakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di sejumlah
daerah di Indonesia, termasuk Surabaya, namun jumlah kasus baru positif terus meningkat,
terutama di Surabaya. Diharapkan masyarakat dapat membentuk imunitas (herd immunity)
terhadap infeksi SARS-CoV-2 untuk mencegah penularan dan munculnya manifestasi
klinisnya/penyakitnya.
Tujuan survei epidemiologi ini untuk mendapatkan profil infeksi COVID-19 pada
masyarakat di Surabaya. Pada studi ini akan dilakukan uji deteksi antibodi (status imunitas)
terhadap SARS-CoV-2 dan uji deteksi gen SARS-CoV-2 dengan real time PCR (apakah
virus sudah tereliminasi atau belum), baik dari spesimen swab tenggorok dan saliva.
Orang yang dengan gejala dan orang tanpa gejala akan direkrut pada studi ini. Diharapkan
informasi ini berkontribusi penting bagi pelaksana kebijakan kesehatan di Indonesia,
khususnya Surabaya untuk menentukan penanganan COVID-19 dengan tepat. Penelitian
ini juga bertujuan untuk mencari hubungan antara viral load, mutasi genetik dari virus,
dan manifestasi klinis dari pasien COVID-19.
2. Jelaskan mengapa penelitian ini harus dilakukan, apa manfaat nya untuk penduduk di
wilayah penelitian ini dilakukan (Negara, wilayah, lokal)- (Adil)
Pendapat peneliti tentang isu etik yang mungkin dihadapi dalam penelitian ini, dan
bagaimana cara menanganinya
Pengambilan sampel akan dilakukan oleh petugas kesehatan/perawat di rumah sakit dan
puskesmas dengan menerapkan prinsip-prinsip universal precaution secara ketat
sehingga diharapkan akan dapat meminimalisir efek samping dari pengambilan sampel
darah, swab tenggorok maupun saliva. Jika terjadi efek samping pada subyek, pihak
peneliti akan memberikan perawatan/pengobatan sebaik mungkin.
Penelitian ini BUKAN penelitian eksperimental.
Penelitian ini juga akan memerlukan pengambilan data sekunder yang berasal dari rekam
medis pasien. Data pasien dijaga kerahasiaannya, dengan pengkodean sampel.
1. Ringkasan hasil studi sebelumnya sesuai topik penelitian, termasuk yang belum
dipublikasi yang diketahui para peneliti dan sponsor, dan informasi penelitian yang sudah
dipublikasi, termasuk jika ada kajian-kajian pada hewan. Maksimum 1 hal
3
Penelitian yang terkait dengan studi seroepidemiologi masih terus berkembang karena
terkait metode yang dilakukan. Beberapa rapid test dan ELISA dengan menggunakan
sampel darah serta rt-PCR dengan menggunakan sampel saliva yang digunakan untuk
pemeriksaan perlu dilakukan validasi untuk pemeriksaan sampel. Kemudian hasilnya bisa
dibandingkan dengan metode gold standard yaitu rt-PCR dengan sampel swab tenggorok.
Beberapa publikasi yang terkait dengan topik penelitian ini, misalkan:
1. Evaluation of a COVID-19 IgM and IgG rapid test; an efficient tool for assessment of
past exposure to SARS-CoV-2 (Hoffman et al., 2020)
Penelitian tersebut mengevaluasi tes yang tersedia secara komersial dikembangkan
untuk deteksi cepat (dalam waktu 15 menit) dari IgM dan IgG spesifik SARSCoV-2
oleh 29 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi PCR dan 124 kontrol negatif. Hasilnya
mengungkapkan sensitivitas 69% dan 93,1% untuk IgM dan IgG, masing-masing,
dibandingkan dengan metode gold standard rt-PCR. Ini menunjukkan bahwa tes ini
cocok untuk menilai paparan virus sebelumnya, meskipun hasil negatif terjadi karena
kemungkinan antibodi belum terbentuk pada minggu pertama setelah infeksi. Studi
yang lebih rinci tentang antibodi yang terbentuk selama dan pasca infeksi sangat
dibutuhkan.
3. Perbandingan hasil uji rt-PCR dari spesimen swab nasofaring dan saliva
Positivity rate dari spesimen swab nasal dan swab faring masing-masing sebesar 63%
dan 32% (Wang3 et al., 2020). Sedangkan saliva memiliki tingkat kesesuaian yang
tinggi lebih dari 90% dengan spesimen nasofaring untuk mendeteksi virus
respiratorius, termasuk Coronavirus (To et al., 2017; To et al. 2019). Beberapa pasien,
coronavirus hanya terdeteksi pada saliva, tidak pada aspirat nasofaring (To et al.,
2017). SARS-CoV dapat dideteksi pada saliva dengan titer yang tinggi (Wang et al.,
2004). Karena prosedurnya tidak invasif, koleksi saliva dapat meminimalkan
kemungkinan paparan tenaga pengambil spesimen terhadap SARS-CoV-2. Spesimen
yang non invasif ini juga dapat digunakan untuk monitoring penyakit COVID-19
secara serial (To et al., 2020).
4
E. Kondisi Lapangan
2. Informasi ketersediaan fasilitas yang layak untuk keamanan dan ketepatan penelitian
Pengambilan sampel dilakukan di rumah sakit dan puskesmas oleh petugas kesehatan yang
kompeten untuk meminimalisir resiko yang tidak diinginkan.
Sedangkan pemeriksaan laboratorium dilakukan di ITD UNAIR oleh teknisi yang
kompeten dan berpengalaman melakukan pemeriksaan baik rt-PCR dan uji serologis,
sehingga menghasilkan data yang akurat. Selain itu di Laboratorium ITD UNAIR memiliki
fasilitas BSL3 dengan tekanan negatif agar mencegah penularan virus.
F. Disain Penelitian
Hipotesa penelitian :
Ada hubungan terbalik antara status imunitas dan positivitas SARS-CoV-2.
Pertanyaan penelitian :
1. Bagaimanakah profil imunitas masyarakat terhadap infeksi COVID-19 ?
2. Berapakah proporsi angka kasus SARS-CoV-2 positif pada masyarakat?
3. Bagaimanakah profil imunitas dibandingkan dengan positivitas SARS-CoV-2 baik
pada orang dengan gejala dan orang tanpa gejala ?
4. Bagaimanakah viral load, mutasi genetik, dan manifestasi klinis dari pasien dengan
infeksi COVID-19?
Variabel penelitian :
Antibodi terhadap SARS-CoV-2, gen SARS-CoV-2, viral load, dan manifestasi klinis
subyek penelitian suspek COVID-19
5
2. Deskripsi detail tentang desain penelitian (meliputi Kerangka konsep, alur penelitian,
instrumen penelitian, metode pengumpulan data, analisis data dan kerangka
operasional)
Kerangka Konsep
6
Alur Penelitian
Sampel dari Puskesmas:
1. Orang yang tinggal
Sampel dari RSUA: Sampel dari RS Swasta di serumah/berdekatan dengan
Sampel dari ITD:
Surabaya: rumah pasien COVID-19 = 200
Petugas yang terlibat dan
Total pasien suspek COVID-19, Petugas Pasien suspek/ 2. Orang yang tempat tinggalnya
tidak terlibat dalam
Kesehatan, dan Petugas administrasi = terkonfirmasi COVID-19 berjauhan dari rumah pasien
pemeriksaan COVID-19 = 50
500 = 50 COVID-19 = 200
2. 1.
Negatif Positif
7
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa tabel lembar pengumpul data sekunder seperti di bawah ini:
8
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
A. Pengambilan Sampel
Spesimen darah, spesimen usap tenggorok dan saliva diambil pada pasien suspek
COVID-19, petugas kesehatan dan petugas administrasi di Rumah Sakit
Universitas Airlangga (RSUA). Pengambilan spesimen usap tenggorok dan saliva
pada pasien untuk dilakukan uji real time PCR COVID-19 mengikuti permintaan
dokter di RSUA. Sedangkan pengambilan spesimen darah pada pasien, petugas
kesehatan dan petugas administrasi RSUA dilakukan untuk uji deteksi antibodi
terhadap SARS-CoV-2.
Di RS swasta di Surabaya, dilakukan pengambilan spesimen usap tenggorok dan
saliva pada pasien untuk dilakukan uji real time PCR COVID-19 mengikuti
permintaan dokter di RS tersebut.
Spesimen darah pada petugas di ITD, baik yang terlibat secara langsung maupun
tidak langsung dalam pemeriksaan spesimen untuk COVID-19.
Spesimen darah diambil pada orang di dua wilayah kerja Puskesmas (Puskemas
Kalijudan dan Puskesmas Mojo) di Surabaya, baik yang tempat tinggalnya
berdekatan (/serumah) ataupun yang berjauhan dari tempat tinggal pasien
COVID-19, untuk dideteksi antibodinya terhadap SARS-CoV-2.
Prosedur operasional pengambilan sampel di RSUA, RS swasta atau di
Puskesmas:
a. Petugas di RSUA/RS swasta/Puskesmas meminta kesediaan subyek
penelitian untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, untuk diambil sampel
usap tenggorok dan saliva dan/atau darah (sebanyak 5 ml) untuk survei
epidemiologi COVID-19. Bila bersedia, maka akan dilakukan pengambilan
spesimen oleh petugas RSUA/Puskesmas. Identitas partisipan dicatat pada
form yang disediakan tim peneliti. Spesimen usap tenggorok dan saliva,
masing-masing dimasukkan ke dalam tabung berisi VTM (Viral Transport
Medium) sedangkan spesimen darah dimasukkan ke dalam tabung steril
b. Kemudian wadah spesimen diberi label (ID dan tanggal pengambilan
spesimen) dan ditaruh di dalam coolbox untuk dikirim ke ITD UNAIR.
c. Di laboratorium LPT UNAIR, spesimen darah akan diisolasi serumnya.
Serum, spesimen usap tenggorok dan saliva disimpan di freezer -80℃ sampai
dilakukan pemeriksaan serologis dan atau real time PCR.
9
2. Sintesis cDNA dari RNA dilakukan dengan kit SuperScript®III Platinum
Invitrogen, USA, inc lot no 1621054), random primer dan dNTP (dilakukan di
BSL-2).
3. Melakukan pemeriksaan real time PCR dengan 3 target gen S, E, RdRp dari
SARS-CoV-2 (dilakukan di BSL-2) dan menganalisis hasilnya.
D. Hasil penelitian baik secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode
uji cepat dan ELISA (untuk deteksi antibodi terhdap SARS-CoV-2) serta rt-PCR
(untuk deteksi gen SARS-CoV-2) akan diolah secara deskriptif untuk mendapatkan
gambaran studi seroepidemiologi dari COVID-19 di Surabaya dan perbandingan hasil
dari ketiga metode tersebut.
E. Pengambilan data sekunder dari rekam medis berupa gejala, intervensi medis,
komorbiditas, dan outcome pasien akan dilakukan oleh dokter dari fasilitas kesehatan
masing-masing.
Kerangka Operasional
Keterangan:
Variabel independen penelitian adalah subyek penelitian yang ditinjau dari faktor
demografi dan riwayat kontak/perjalanan (selama 14 hari sebelumnya).
Variabel dependen penelitian adalah hasil tingkat imunitas dan infeksi dari SARS-
Cov-2 penyebab penyakit Covid-19.
3. Bila uji coba klinis, deskripsi harus meliputi apakah kelompok treatmen ditentukan secara
random, (termasuk bagaimana metodenya) dan apakah blinded atau terbuka. (Bila bukan
uji coba klinis cukup tulis: tidak relevan)
TIDAK RELEVAN
10
G. Sampling
1. Jumlah subyek yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian dan bagaimana penentuannya
secara statistik
o Di RSUA : 500 orang pasien suspek COVID-19, petugas kesehatan dan petugas
administrasi
o Di RS swasta di Surabaya : 50 orang pasien suspek/terkonfirmasi COVID-19
o Di Puskesmas : 200 orang yang tempat tinggalnya berdekatan dari tempat tinggal
pasien COVID-19 dan 200 orang yang tempat tinggalnya berjauhan dari tempat
tinggal pasien COVID-19
o Di ITD UNAIR : 50 orang petugas laboratorium baik yang terlibat secara langsung
dalam pemeriksaan spesimen untuk COVID-19 maupun tidak.
Penentuan jumlah tersebut berdasar : penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
imunitas dan infeksi dari SARS-CoV-2 dalam populasi, untuk jumlah populasi yang
disasar sekitar 100.000, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan untuk mewakili
penelitian ini dibutuhkan sekitar 950 sebagai studi awal mengganggap attack rate 1%
dari populasi
Kriteria eksklusi untuk survei epidemiologi COVID-19 adalah karakteristik sampel yang
TIDAK dapat dimasukkan atau TIDAK layak diteliti adalah sebagai berikut :
1. Data sampel tidak lengkap
3. Sampling kelompok rentan: alasan melibatkan anak anak atau orang dewasa yang tidak
mampu memberikan persetujuan setelah penjelasan, atau kelompok rentan, serta langkah
langkah bagaimana meminimalisir bila terjadi resiko
Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan melalui rekam medis sehingga tidak
memberikan resiko langsung terhadap kelompok rentan. (bukannya penelitian ini juga
ngambil
11
H. Intervensi : TIDAK RELEVAN
(pengguna data sekunder, kualitatif, cukup tulis tidak relevan, lanjut ke manfaat)
1. Deskripsi dan penjelasan semua intervensi (metode administrasi treatmen, termasuk rute
administrasi, dosis, interval dosis, dan masa treatmen produk yang digunakan (investigasi
dan komparator
2. Rencana dan jastifikasi untuk meneruskan atau menghentikan standar terapi selama
penelitian
4. Test klinis atau laboratorium atau test lain yang harus dilakukan
I. Monitor Hasil
1. Sampel dari form laporan kasus yang sudah distandarisir, metode pencatatan respon
terapeutik (deskripsi dan evaluasi metode dan frekuensi pengukuran), prosedur follow-up,
dan, bila mungkin, ukuran yang diusulkan untuk menentukan tingkat kepatuhan subyek
yang menerima treatmen
2. Risiko2 yang diketahui dari reaksi, termasuk risiko yang terkait dengan masing masing
rencana intervensi, dan terkait dengan obat, vaksin, atau terhadap prosudur yang akan
diuji cobakan
L. Penanganan Komplikasi
1. Rencana detil bila ada risiko lebih dari minimal/ luka fisik, membuat rencana detil,
2. Apakah subyek diasuransikan?
3. Apakah Ada fasilitas pengobatan / biaya pengobatan ?
4. Kompensasi jika terjadi disabilitas atau kematian ?
M. Manfaat
O. Informed Consent
1. Cara yang diusulkan untuk mendapatkan informed consent dan prosedur yang
direncanakan untuk mengkomunikasikan informasi penelitian kepada calon subyek,
termasuk nama dan posisi wali bagi yang tidak bisa memberikannya.
Petugas kesehatan yaitu baik perawat atau dokter akan menjelaskan kepada pasien atau
masyarakat yang akan dilibatkan sebagai subyek penelitian, kemudiann diberikan
informed consent sebagai lembar persetujuan yang harus ditanda tangani oleh pasien/
masyarakat/wali tersebut bila bersedia.
Pada situasi pandemi COVID-19, informed consent diberikan dalam bentuk fisik (lembar
kertas), dan setelah ditanda tangani calon subyek, disimpan dalam lemari khusus sampai
dengan 14 hari di bagian rekam medis. Sesudah 14 hari, informed consent dapat diminta
dan disimpan oleh tim peneliti.
Untuk pengambilan data sekunder, tidak diperlukan informed consent.
2. Khusus Ibu Hamil: adanya perencanaan untuk memantau kesehatan ibu dan kesehatan
anak jangka pendek maupun jangka panjang
P. Wali
1. Adanya wali yang berhak bila calon subyek tidak bisa memberikan informed consent
Apabila calon subyek tidak bisa memberikan informed consent karena kondisi yang tidak
memungkinkan, maka penandatanganan informed consent akan dimintakan pada wali
subyek dengan persetujuan calon subyek.
Untuk pengambilan data sekunder, tidak diperlukan informed consent.
2. Adanya orang tua atau wali yang berhak bila anak paham tentang informed consent tapi
belum cukup umur.
Untuk pengambilan data sekunder, tidak diperlukan informed consent.
13
Q. Bujukan
1. Deskripsi bujukan atau insentif pada calon subyek untuk ikut berpartisipasi, seperti uang,
hadiah, layanan gratis, atau yang lainnya
Insentif akan diberikan sebesar Rp. 100.000 per subyek dan data hasil penelitian tiap
subyek akan diberikan kepada tiap subyek tersebut.
Untuk pengambilan data sekunder, tidak diberikan insentif kepada subyek.
2. Rencana, prosedur dan orang yang betanggung jawab untuk menginformasikan bahaya
atau keuntungan peserta, atau tentang riset lain tentang topik yang sama, yang bisa
mempengaruhi keberlangsungan keterlibatan subyek dalam penelitian
Rencana cara penyampaian informasi :
- Diberi penjelasan mengenai tujuan , manfaat dan prosedur penelitian.
- Dijelaskan efek samping yang mungkin timbul.
- Diterangkan bahwa subyek penelitian berhak untuk ikut maupun tidak ikut dalam
penelitian. Subyek penelitian dapat memilih untuk tidak berpartisipasi, tanpa ada
kerugian apapun dan tidak akan dikenai sanksi apapun.
- Dijelaskan bahwa subyek penelitian boleh mengundurkan diri dari penelitian bila
merasa dirugikan.
‘Informed consent’ dilampirkan dan penjelasan lisan/tertulis diberikan kepada subyek
penelitian sebelum menandatangani informed consent.
Yang akan menyampaikan informasi ini adalah petugas kesehatan/perawat di rumah sakit
dan puskesmas yang terlibat dalam penelitian ini.
R. Penjagaan Kerahasiaan
1. Proses rekrutmen subyek serta langkah langkah untuk menjaga privasi dan kerahasiaan
selama rekrutmen
Para subyek penelitian ini adalah pasien dengan suspek COVID-19, petugas kesehatan
dan petugas administrasi RSUA; pasien RS swasta, petugas laboratorium ITD baik yang
bertugas langsung maupun tidak dalam pemeriksaan laboratorium COVID-19; serta
masyarakat umum yang tempat tinggalnya baik yang berdekatan maupun berjauhan
dengan tempat tinggal pasien COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas di Surabaya; yang
memenuhi kriteria inklusi serta telah diberikan penjelasan dan menandatangani informed
consent selama periode pengambilan sampel (2-3 bulan). Proses rekrutmen di RS
ditentukan oleh dokter yang menangani pasien suspek COVID-19, di Puskesmas
ditentukan berdasar informasi dari pihak Puskesmas; sedangkan di ITD dilakukan
berdasar kesediaan sukarela dari petugas. Semua subyek penelitian tersebut direkrut
dengan telah menyatakan kesediaanya mengikuti penelitian ini. Sampel dan data yang
diperoleh, diberikan kode spesifik yang berbeda pada setiap pasien untuk menjaga privasi
dan kerahasiaan.
14
2. Langkah langkah proteksi kerahasiaan data pribadi, dan penghormatan privasi orang,
termasuk kehati-hatian untuk mencegah bocornya rahasia hasil test genetik pada keluarga
kecuali atas izin dari yang bersangkutan
Informasi perorangan dan data yang diperoleh dalam penelitian ini akan disimpan dengan
nama anonym/inisial dan secara acak ditandai dengan nomor identitas dan kode spesifik
yang berbeda pada setiap pasien, sehingga kerahasiaan subyek penelitian tetap terjaga.
Tim peneliti menjaga kerahasiaan data dan hasil penelitian subyek, seperti tercantum
pada Information for Consent yang telah dibaca subyek sebelum ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini.
3. Informasi tentang bagaimana kode; bila ada, untuk identitas subyek dibuat, di mana di
simpan dan kapan, bagaimana dan oleh siapa bisa dibuka bila terjadi emergensi
- Data subyek penelitian hanya berupa kode spesifik yang berbeda pada setiap pasien.
- Semua data subyek penelitian disimpan dalam berkas yang hanya diketahui oleh
peneliti (bersifat RAHASIA) dan disimpan dalam lemari yang terkunci.
4. Kemungkinan penggunaan lebih jauh dari data personal atau material biologis
Bila kemudian dilakukan penggunaan lebih jauh dari data personal atau material biologis,
akan diajukan lagi kelayakan etiknya pada Komite Etik.
S. Rencana Analisis
Deskripsi tentang rencana tencana analisa statistik, termasuk rencana analisa interim bila
diperlukan, dan kriteria bila atau dalam kondisi bagaimana akan terjadi penghentian
prematur keseluruhan penelitian.
Analisis statistik akan dilakukan baik secara general maupun kelompok yang ditentukan,
misalkan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan sebagainya.
T. Monitor Keamanan
Rencana-2 untuk memonitor keberlangsungan keamanan obat atau intervensi lain yang
dilakukan dalam penelitian atau trial, dan, bila diperlukan, pembentukan komite
independen untuk data dan keamanan monitoring
Dalam studi ini, TIDAK ADA intervensi pada partisipan/responden.
U. Konflik Kepentingan
Pengaturan untuk mengatasi konflik finansial atau yang lainnya yang bisa mempengaruhi
keputusan para peneliti atau personil lainya; menginformasikan pada komite lembaga
tentang adanya conflict of interest; komite mengkomunikasikannya ke komite etik dan
kemudian mengkomunikasikan pada para peneliti tentang langkah langkah berikutnya
yang harus dilakukan
Sponsor dari J-GRID memberikan dukungan dalam bentuk reagen, sedangkan dukungan
dana diperoleh dari Universitas Airlangga. Pengaturan reagen dalam supervisi anggota
peneliti yang merupakan wakil sponsor di ITD UNAIR (Dr. Takako Utsumi), sedangkan
pengaturan dana diatur internal oleh tim peneliti sesuai proporsi pekerjaannya.
V. Manfaat Sosial
1. Untuk riset yang dilakukan pada seting sumberdaya lemah/rendah, kontribusi yang
dilakukan sponsor untuk “capacity building” untuk telaah ilmiah dan etik dan untuk riset
15
riset kesehatan; dan jaminan bahwa tujuan capacity building adalah agar sesuai nilai dan
harapan para partisipan dan komunitas tempat penelitian
Sponsor tidak melakukan ‘capacity building’. Sponsor dan pihak peneliti memiliki
kemampuan yang sama untuk melakukan telaah ilmiah dan etik riset ini.
2. Protokol penelitian yang dikirim ke komite etik harus meliputi deskripsi rencana
pelibatan
komunitas, dan menunjukkan sumber sumber yang dialokasikan untuk aktivitas pelibatan
tersebut. Dokumen ini menjelaskan apa yang sudah dan yang akan dilakukan, kapan dan
oleh siapa, untuk memastikan bahwa masyarakat dengan jelas terpetakan untuk
memudahkan keterlibatan mereka selama riset, untuk memastikan bahwa tujuan riset
sesuai kebutuhan masyarakat, dan diterima oleh mereka. Bila perlu masyarakat harus
dilibatkan dalam penyusunan protokol penelitian ini
X. Publikasi
1. Rencana publikasi hasil pada bidang tertentu (seperti epidemiology, generik, sosiologi)
yang bisa berisiko berlawanan dengan kemaslahatan komunitas, masyarakat, keluarga,
etnik tertentu, dan meminimalisir risiko kemudharatan kelompok ini dengan selalu
mempertahankan kerahasiaan data selama dan setelah penelitian, dan mempublikasi hasil
hasil penelitian sedemikian rupa dengan selalu mempertimbangkan martabat dan
kemulyaan mereka
2. Bila hasil riset negatif, memastikan bahwa hasilnya tersedia melalui publikasi atau
dengan melaporkan ke otoritas pencatatan obat obatan
Bila hasil riset negatif, juga akan dianalisis dan dipublikasi serta dilaporkan ke RS atau
puskesmas terkait untuk disampaikan pada responden/partisipan serta dapat dimanfaatkan
untuk tindak lanjut penanganannya.
16
Y. Pendanaan
Sumber dan jumlah dana riset; lembaga penyandang dana, dan deskripsi komitmen
finansial sponsor pada kelembagaan penelitian, pada para peneliti, para subyek riset, dan,
bila ada, pada komunitas
Sumber pendukung penelitian ini diperoleh dari J-GRID (dalam bentuk reagen) dan
Universitas Airlangga (dalam bentuk dana, sejumlah Rp. 100.000.000).
Komitmen dukungan reagen dari sponsor didukung oleh MoA antara ITD UNAIR dan
Kobe Univ. Jepang (tertanggal 21 April 2015 berlaku s.d. 31 Maret 2020, akan
diperpanjang).
Komitmen dukungan dana dari Universitas Airlangga didukung oleh SK Penerima Dana
Hibah Mandat COVID-19 dengan peneliti utama Laura Navika Yamani, S.Si., M.Si.,
Ph.D. (SK No. 664/UN3.14/PT/2020).
Z. Komitmen Etik
1. Pernyataan peneliti utama bahwa prinsip prinsip yang tertuang dalam pedoman ini akan
dipatuhi
Saya sebagai peneliti utama menyatakan akan mematuhi prinsip-prinsip dalam pedoman
etik RSUA.
2. Riwayat usulan review protokol etik sebelumnya dan hasilnya (isi dengan judul dan
tanggal penelitian, dan hasil review Komite Etik
Sebagian penelitian ini telah lolos review Komite Etik dari Kobe Univ., Jepang. Judul
penelitian tersebut adalah : SARS-CoV-2, nomer B200600, tertanggal 1 Juni 2020.
3. Pernyataan bahwa bila terdapat bukti adanya pemalsuan data akan ditangani sesuai
kebijakan sponsor untuk mengambil langkah yang diperlukan
Bila terdapat bukti adanya pemalsuan data, saya bersedia ditangani sesuai kebijakan
sponsor.
Peneliti Utama
Surabaya, 17 September 2020
17
AA. Daftar Pustaka
Daftar referensi yang dirujuk dalam protokol penelitian
Castro R , Luz PM, Wakimoto MD, Veloso VG, Grinsztejn B, Perazzo H. 2020. Covid-
19: a meta-analysis of diagnostic test accuracy of commercial assays registered in Brazil.
Braz J Infect Dis 24(2): 180-187. doi.org/10.1016/j.bjid.2020.04.003.
To KK, Lu L, Yip CC, et al. 2017. Additional molecular testing of saliva specimens
improves the detection of respiratory viruses. Emerg Microbes Infect 6:e49.
To KKW, Yip CCY, Lai CYW, et al. 2019. Saliva as a diagnostic specimen for testing
respiratory virus by a point-of-care molecular assay: a diagnostic validity study. Clin
Microbiol Infect 25:372–8.
Wang WK, Chen SY, Liu IJ, et al. 2004. SARS Research Group of the National Taiwan
University/National Taiwan University Hospital. Detection of SARS-associated
coronavirus in throat wash and saliva in early diagnosis. Emerg Infect Dis 10:1213–9
Wang1 W, Tang J, Wei F. 2020. Updated understanding of the outbreak of 2019 novel
coronavirus (2019-nCoV) in Wuhan, China. J Med Virol 92:441–447.
https://doi.org/10.1002/jmv.25689.
Wang2 D, Hu B, Hu C, Zhu F, Liu X, Zhang J, et al. 2020. Clinical characteristics of
138 hospitalized patients with 2019 novel coronavirus-infected pneumonia in Wuhan,
China. JAMA 2020 Feb 7 [Epub ahead of print]. doi: 10.1001/jama. 2020.1585.
18
Wang3 W, Xu Y, Gao R, et al. 2020. Detection of SARS-CoV-2 in different types of
clinical specimens. JAMA doi:10.1001/jama.2020.3786
Wong JEL, Leo YS, Tan CC. 2020. COVID-19 in Singapore—current experience:
critical global issues that require attention and action. JAMA 2020 Feb 20 [Epub ahead
of print]. doi: 10.1001/jama.2020.2467.
AB. Lampiran
1. CV Peneliti Utama
2. Information & informed consent
19
CURRICULUM VITAE
Peneliti Utama
Email ingelusida@yahoo.com
20
8. Predominance of precore mutations Corresponding Biomedical 1:522-
and clinical significance of basal author Reports 528/2013
core promoter mutations in chronic
hepatitis B virus infection in
Indonesia
9. High rate of seronegative HCV Corresponding Biomedical 2:79-84/2014
infection in HIV-positive patients author Reports
10. Analysis of Interleukin-28B Corresponding Journal of 52: 2193-
Polymorphismsand Pegylated- author Clinical
2195/2014
Interferon/Ribavirin Response of Microbiology
Indonesian Chronic Hepatitis C
11. Anti-hepatitis C virus compounds co-author Microbiology 58: 180-187/
obtained from Glycyrrhiza uralensis Immunology 2014
and other Glycyrrhiza species
12. Inhibition of hepatitis C virus co-author Fitoterapia 99: 276-283
replication by chalepin and /2014
pseudane IX isolated from Ruta
angustifolia leaves.
13. A Deep- Sequencing Method Detects co-author Intervirology 57:384-
Drug-Resistant Mutations in the 392/2014
Hepatitis B Virus in Indonesians.
14. Full genome characterization and co-author Archeology 160: 685-92 /
phylogenetic analysis of hepatitis B Virology 2015
virus in gibbons and a caretaker in
Central Kalimantan. Indonesia.
15. Viral hepatitis and human co-author World Journal 4: 96-104/
immunodeficiency virus co-infections of Virology 2015
in Asia.
16. Ultra-deep Sequencing to Detect co-author Journal of 53: 3165-
Quasispecies Variants in the Major Clinical 3175/2015
Hydrophilic Region of Hepatitis B Microbiology
Virus in Indonesian Patients.
17. Hepatitis B virus infection in co-author World Journal 21: 10714-
Indonesia. of Gastro- 10720/2015
enterology
18. The prevalence and risk factors of co-author Southeast 47:5/2016
hepatitis B and C virus infections Asian Journal (In press)
among hemodialysis patients from of Tropical
private units in Surabaya. Indonesia. Medicine and
Public Health.
47: 5. 2016
19. Hepatitis B Virus Infection in Corresponding American 95: 674–679.
Indonesia 15 Years after Adoption of author Journal of 2016
a Universal Infant Vaccination Tropical
Program: Possible Impacts of Low Medicine
Birth Dose Coverage and a Vaccine- Hygiene
Escape Mutant.
20. Current hepatitis B virus infection Corresponding World Journal 22: 7264-7274/
situation in Indonesia and its genetic author of Gastro- 2016
diversity. enterology
21
21. The prevalence and risk factors of co-author Southeast 47:927-934/
hepatitis B and C virus infections Asian Journal 2016
among hemodialysis patients from of Tropical
private units in Surabaya. Indonesia Medicine and
Public Health
22. Occurrence of Norovirus Infection in co-author Infection. 55:1-7/2017
an Asymptomatic Population in Genetics and
Indonesia Evolution
23. Profile of Mutations in the Reverse co-author Japanese 70:647-
Transcriptase and Overlapping Jurnal of 655/2017
Surface Genes of Hepatitis B Virus Infectious
(HBV) in Treatment-Naive Disease
Indonesian HBV Carriers
24. Equine-Like G3 Rotavirus Strains as co-author Infection. 61:224-
Predominant Strains Among Genetics and 228/2018
Children in Indonesia in 2015–2016 Evolution
25. Analysis of Genetic and Serology of co-author Journal of 91:1048-
Hepatitis A Virus Infection During Medical 1055/2019
and After Outbreak in Two Junior Virology
High Schools in Surabaya. Indonesia
26. Analysis of Hepatitis B Virus co-author Biomedical 10: 303-310/
Genotype and Gene Mutation in Reports 2019
Patients with Advanced Liver
Disease in East Kalimantan.
Indonesia
27. Identification of Non-Typhoidal co-author Southeast 50:258-
Salmonella from Diarrheal Pediatric Asian 265/2019
Patients in Surabaya. Indonesia Journal of
Tropical
Medicine and
Public Health
28. Molecular Epidemiology and co-author Frontiers in 03 Mei 2019
Clinical Features of Rotavirus Microbiology doi: 10.3389/
Infection among Pediatric Patients fmicb.2019.0
in East Java. Indonesia During 0940
2015-2018: Dynamic Changes in
Rotavirus Genotypes from Equine-
Like G3 To Typical Human G1/G3
29. Identification of Rotavirus Infection co-author Paediatric 63:100-
During Diarrhoea Outbreaks Among Croatia 104/2019
Children Under Five Years of Age in
Lampung. Indonesia
30. Molecular Epidemiology of Hepatitis corresponding Biomedical 12: 51-58/
A Outbreaks in Two Districts in author Reports 2020
Indonesia in 2018: Same Subtype.
But Different Strains
Buku
22
2. Hepatitis. Past. present and future (ISBN: 2012 107 RSPTI UNAIR
978-602-97113-3-2). as contributor
3. Simposium Tropik Infeksi dan HIV&AIDS 2012 63 Institute of Tropical
Surabaya V. sebagai Editor Disease. Airlangga
(ISBN: 978-979-19966-4-8) University
4. Membangun “Wisata Riset” Menuju Produk 2012 112 Pusat Penerbitan &
Riset Unggul di Bidang Penyakit Tropis Percetakan UNAIR
Infeksi (ISBN: 978-602-8967-78-5). sebagai
Editor
5. Diagnostik Molekuler Infeksi Virus. di dalam: 2015 15 dari Sagung Seto
Pemeriksaan Mikrobiologi pada Penyakit 240
Infeksi
Pendanaan
No Tahun Kegiatan
Sumber Dana Jumlah
- - - - -
23
Anggota Peneliti
Gelar Depan Dr
Email juniastutisyafik@yahoo.com
24
10. Correlation of Routine Urine Culture Co-author Indonesian Journal Vol 21. No
and Stone Culture to Post-Operative of Urology 1/2014
SIRS
11. Ultradeep Sequencing for Detection Co-author Journal of Clinical 53:3165-
of Quasispecies Variants in the Microbiology 3175/ 2015
Major Hydrophilic Region of
Hepatitis B Virus in Indonesian
Patients
12 Genetic variation of Hepatitis B Co-author Indonesian Journal 21:138-
Virus Polymerase Gene from of Clinical Patho- 144/ 2015
Chronic Hepatitis B Infected Patient logy and Medical
with Telbivudine Therapy Laboratory
13. The Prevalence of Human Co-author Indonesian Journal 5:124-128/
Immunodeficiency Virus-1 (HIV-1) of Tropical and 2015
Subtypes and Transmission Method Infectious Disease
among HIV/AIDS Infection Patient
in Tulungagung. East Java Indonesia
14. High Prevalence of Occult Hepatitis Co-author Microbiology 10:1-
B Infection (OBI) and Its Molecular Indonesia 8/2016
Characteristics among Pregnant
Women in Surabaya. Indonesia
15. High Rates of Hepatitis B. Hepatitis Co-author Japanese Journal Published
C and Human Immunodeficiency of Infectious online:
Virus (HBV. HCV. HIV) Infections Diseases March 18.
and Their Uncommon HBV 2016
Genotype/ Subtype and HCV Subtype DOI:
Distributions among Transgender 10.7883/
Individuals in Surabaya. Indonesia yoken.JJID.
2015.384
16. Hepatitis B Virus Infection in Co-author The American 95:674-
Indonesia 15 Years after Adoption of Journal of Tropical 679/ 2016
a Universal Infant Vaccination Medicine Hygiene
Program: Possible Impacts of Low
Birth Dose Coverage and a Vaccine-
Escape Mutant
17. Current Hepatitis B Virus Infection Co-author World Journal of 22: 7264-
Situation in Indonesia and Its Gastro-enterology 7274/ 2016
Genetic Diversity
18 The prevalence and risk factors of Co-author Southeast Asian 47:927-
hepatitis B and C virus infections Journal of Tropical 934/ 2016
among hemodialysis patients from Medicine and
private units in Surabaya. Indonesia Public Health
19. Occurrence of Norovirus Infection in Co-author Infection. Genetics 55:1-
an Asymptomatic Population in and Evolution 7/2017
Indonesia
20. Profile of Mutations in the Reverse Co-author Japanese Jurnal of 70:647-
Transcriptase and Overlapping Infectious Disease 655/2017
Surface Genes of Hepatitis B Virus
(HBV) in Treatment-Naive
Indonesian HBV Carriers
21. Equine-Like G3 Rotavirus Strains as Co-author Infection. Genetics 61:224-
Predominant Strains Among and Evolution 228/2018
Children in Indonesia in 2015–2016
25
22. Analysis of Genetic and Serology of First author and Journal of Medical 91:1048-
Hepatitis A Virus Infection During Corresponding Virology 1055/2019
and After Outbreak in Two Junior author
High Schools in Surabaya. Indonesia
23. Analysis of Hepatitis B Virus Co-author Biomedical Reports 10: 303-
Genotype and Gene Mutation in 310/ 2019
Patients with Advanced Liver
Disease in East Kalimantan.
Indonesia
24. Identification of Non-Typhoidal First author and Southeast Asian 50:258-
Salmonella from Diarrheal Pediatric Corresponding Journal of Tropical 265/2019
Patients in Surabaya. Indonesia author Medicine & Public
Health
25. Molecular Epidemiology and Co-author Frontiers in 03 Mei
Clinical Features of Rotavirus Microbiology 2019
Infection among Pediatric Patients doi:
in East Java. Indonesia During 10.3389/
2015-2018: Dynamic Changes in fmicb.2019
Rotavirus Genotypes from Equine- .00940
Like G3 To Typical Human G1/G3
26 Identification of Rotavirus Infection Co-author Paediatric Croatia 63:100-
During Diarrhoea Outbreaks Among 104/2019
Children Under Five Years of Age
in Lampung. Indonesia
27. Molecular Epidemiology of Hepatitis Co-author Biomedical 12: 51-58/
A Outbreaks in Two Districts in Reports 2020
Indonesia in 2018: Same Subtype.
But Different Strains
28. Predominance of Norovirus GI.4 Corresponding Journal of Medical In press
From Children With Acute Gastro- author Virology 2020
enteritis in Jambi, Indonesia, 2019
Buku
26
Perolehan Kekayaan Intelektual
Pendanaan
No Tahun Kegiatan Jml
Sumber
(Juta Rp)
Pelatihan Kader Pemantau Jentik Nyamuk DBD di
1. 2015 Sekolah Dasar Kelurahan Pacarkeling Surabaya (sebagai FK Unair
nara sumber)
Penyuluhan Hepatitis serta Pemeriksaan Hepatitis B dan
2. 2016 FK UNAIR 5
Parasit Usus di Puskesmas Tembok Dukuh Surabaya
Penyuluhan Malaria Dan Dengue. Pelatihan Kader
Pemantau Jentik Nyamuk Serta Pemeriksaan Kadar
3. 2017 FK UNAIR 15
Hemoglobin Pada Anak Sekolah Dasar Di Sorong. Papua
Barat
Penyuluhan dan Pelatihan TB dan Dengue serta Uji Cepat
4. 2018 UNAIR 14
Deteksi Infeksi Dengue di Tulungagung. Jawa Timur
27
BIODATA ANGGOTA
Gelar Depan -
Email laura.navika@fkm.unair.ac.id
28
strains among children in Indonesia in 2015- Evolution
2016
15. 11. Analysis of genetic and serology of hepatitis A Journal of Medical 91/2019
virus infection during and after outbreak in two Virology
junior high schools in Surabaya, Indonesia
16. 12. Molecular Epidemiology and Clinical Features Frontier in 10/2019
of Rotavirus Infection Among Pediatric Patients Microbiology
in East Java, Indonesia During 2015–2018:
Dynamic Changes in Rotavirus Genotypes From
Equine-Like G3 to Typical Human G1/G3
17. 13. Analysis of hepatitis B virus genotype and gene Biomedical Reports 10/2019
mutation in patients with advanced liver disease
in East Kalimantan, Indonesia
18. 14. Identification of Non-Typhoidal Salmonella The Southeast Asian 50/2019
from Diarrheal Pediatric Patients in Surabaya, Jurnal of Tropical
Indonesia Medicine and Public
Health
19. 15. Association Between HBx Variations and Kobe Journal of 65/2019
Development of Severe Liver Disease Among Medical Sciences
Indonesian Patients
20. 16. Association between quasispecies variants of Molecular Medicine 2019
hepatitis B virus, as detected by highthroughput Reports
sequencing, and progression of advanced liver
disease in Indonesian patients
21. 17. Prevalence and genotype distribution of hepatitis Asian Pasific Journal 13/2020
B virus among migrant workers in Lombok of Tropical Medicine
Island, Indonesia
No. Nama Temu Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu & Tempat
1. International Conference ”The 13Th 22. Hepatitis B virus surface 23. 2014, in Nara,
Awaji International Forum on antigen (HbsAg) quasispecies Japan
Infection and Immunity 2014 (AIFII in Indonesian HBV patients by
13)”, in NARA, JAPAN. (Poster deep sequencing analysis
Presentation)
2. International Conference “The 25th Quasispecies Variants of 24. 20-24 February
Asian Pasific for the Study of Liver Surface HBV Detected by 2016 in
(APASL 2016)”. (Poster Presentation) Ultra-Deep Sequencing in International
Indonesian Patients Convention Center
Pamir, Tokyo,
Japan.
3. International Conference “The Global25. Detection of Quasispecies 27. 8-9 August 2016,
Strategy to Combat Emerging Variants in the Major Faculty of
Infection Diseases”. (Oral Hydrophilic Region of Medicine,
Presentation) Hepatitis B virus in Indonesian Universitas
26. Patients using Ultra-deep Airlangga.
sequencing
4. International Conference ”The 15th Profile of mutations in the 6-9 September
Awaji International Forum on reverse transcriptase and 2016, in Awaji
Infection and Immunity 2016 (AIFII overlapping surface genes of Island, JAPAN.
15)”. (Poster Presentation) hepatitis B virus in treatment-28.
naïve Indonesian HBV carriers
29. 5. International Conference “The 2nd
Norovirus and Rotavirus 30. 17-18 July 2017,
29
Molecular and Cellular Life Sciences: Infections among Hospitalized Surabaya.
Structural Biology, Bio-molecular Children with Acute
modelling, and Bio-molecular Gastroenteritis in Surabaya,
dynamics with application in East Java, Indonesia
biotechnology and medicine”. (Oral
Presentation)
31. 6. 24th International bioinformatics Molecular epidemiology study32. 5-9 August 2019,
workshop on virus wvolution and of genome G12 rotavirus Hongkong.
molecular epidemiology (VEME) and genotypes in Indonesia
Croucher summer course:
computational genomics of viral
evolution and epidemiology.
33. 7. The 67th Annual meeting of the Whole genome analysis of 29-31 October
Japanese Society for virology in G12P[8] rotavirus strains from 2019, Tokyo, Japan
Tokyo, Japan. (Poster Presentation) hospitalized children in 34.
Surabaya, Indonesia
Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
30
Universitas Airlangga
5. Travel Bursary Award of the 15th Awaji 39. Awaji International 2016
International Forum on Infection and Immunity Forum on Infection
(AIFII 15), 6-9 September 2016. and Immunity (AIFII
15), Japan
KUESIONER
Tanggal ( / / )
31
1. Nomor ID :
2. Nama :
3. Jenis kelamin : □ Pria □ Wanita
4. Suku : □ Jawa □ Madura □ Lainnya ( )
5. Umur : ( ) tahun
6. Pekerjaan : □ Tenaga Medis (Dokter/Perawat)
□ Pegawai Rumah Sakit (selain dokter dan perawat)
□ Pasien
□ Staff laboratorium
□ Karyawan
□ Penduduk
□ Lainnya ( )
8. Gejala:
□ Tidak ada
□ Ada
Jika “ada” gejala;
□ Demam ( ℃), □ batuk, □ sakit tenggorokan,
□ pilek/hidung tersumbat, □ letih, □ sesak nafas,
□ pneumonia, □ lainnya ( )
9. Riwayat perjalanan ke luar negeri atau luar kota (dalam negeri) sejak Desember 2019 hingga
sekarang:
□ Tidak
□ Ada
Jika “ada” riwayat perjalanan;
Negara/kota yang dikunjungi :
Waktu dan lama kunjungan :
10. Apakah anda pernah mengunjungi rumah sakit, puskesmas, klinik, atau failitas kesehatan lainnya
sejak Desember 2019?
□ Tidak
□ Ya
Jika “ya”;
Nama fasilitas kesehatan :
Frekuensi, waktu, dan durasi :
Tujuan :
11. Apakah anda pernah melakukan kontak langsung dengan orang yang suspek ataupun positif
Covid-19?
□ Tidak
□ Ya
Jika “ya”;
Waktu terjadinya kontak :
\
12. Apakah anda pernah melakukan swab test Covid-19?
□ Tidak
□ Ya
32
Jika “ya”;
Frekuensi pemeriksaan :
Waktu pemeriksaan :
Hasil :
33