NIM : 4201220004
Matkul : Mikroteknik
PSB A 2020
1. Metode yang saya lakukan adalah metode analisis semen .Analisis semen merupakan
salah satu pemeriksaan awal yang dilakukan pada kasus infertilitas. Tujuan analisis
semen adalah untuk mengetahui kondisi sperma, hasilnya dapat menentukan apakah
sperma tersebut fertil atau infertil .Pemeriksaan sperma dilakukan melalui analis
laboratorium terhadap sampel semen yang telah diambil. Pemeriksaan ini umumnya
menganalisis beberapa hal, antara lain jumlah sperma, struktur atau bentuk,
pergerakan, tingkat keasaman (pH), volume, warna, dan kekentalan semen.
2. Metode fiksasi merupakan pemberian perlakuan tertentu terhadap elemen – elemen
jaringan liver tersebut, terutama pada inti sel atau nukleusnya, agar dapat diawetkan
dalam kondisi seperti keadaan aslinya.
Pemilihan pewarnaannya menggunakan pewarnaan HE, yaitu kombinasi dari dua
pewarnaan histologis (hematoxylin dan eosin). Adapun prosedur pewarnaanya agar mencapai
tujuan penelitian yaitu dengan cara :
- Deparafinisasi preparat yang telah kering dalam xylol sebanyak 3 kali (masing-masing
selama 10-15 menit).
- Masukkan ke dalam alkohol 96% sebanyak 2 kali (masing-masing selama 5 menit).
- Cuci dengan air mengalir sampai alkohol hilang.
- Masukkan ke dalam cat hematoksilin selama 7-10 menit.
- Cuci dengan air mengalir sampai tidak luntur.
- Celupkan ke dalam HCl sebanyak 2 kali celup untuk dekolorisasi.
- Cuci kembali dengan air mengalir. Rendam di dalam air sebentar sampai warna menjadi
biru.
- Masukkan ke dalam cat eosin selam 3-5 menit.
- Cuci dengan air mengalir.
- Masukkan ke dalam larutan alkohol
4. Sebelum memulai proses pemotongan perlu diperhatikan beberapa hal berikut dan
maksud dari masing masing pertimbangan ini adalah :
1. Pastikan fiksasi dilakukan dengan tepat. Proses fiksasi merupakan proses paling
penting untuk dapat menghasilkan detail morfologi jaringan yang baik. Proses fiksasi
yang kurang sempurna dapat menimbullkan kesulitan proses pemotongan dan akan
menghasilkan kelainan morfologi.
2. Pastikan proses jaringan dilakukan dengan tepat. Hasil proses jaringan yang tidak
baik (terlalu cepat atau terlalu lama) akan menimbulkan kesulitan pemotongan jaringan.
3. Letakkan mikrotom dan waterbath pada posisi yang sesuai. Posisikan mikrotom pada
permukaan yang datar, stabil, tidak licin, terlindung dari aliran udara berlebih, jauh dari
tempat lalu lalang orang, diletakan pada posisi yang ergonomis dan minim menimbulkan
kecelakaan kerja.
4. Pergunakan fitur pengaman dengan benar. Hati-hati saat memasang atau mengatur
pisau. Gunakan pinset atau kuas untuk mengambil pitä jaringan dari pisau atau blok
jaringan. Pastikan semua penjepit pada posisi yang baik dan kunci pengaman pada
posisi yang benar.
5.Atur sudut pemotongan pisau Pisau yang dipakai harus tajam dan bersih serta harus
diposisikan pada sudut optimum, berkisar pada 35° Sudut yang tepat dapat mengurangi
kegagalan dan artefak pada pita jaringan.
6. Maksimalkan usia pemakaian pisau Bersihkan pisau secara berkala, dan gunakan
setiap bagian pisau dari satu ujung ke ujung lainnya. Hindari kontak dengan benda
keras seperti pinset dan kuas.
7. Tempatkan kaset jaringan pada posisi yang tepat. Posisikan jaringan pada posisi yang
dapat meminialisir terbentuknya lipatan.
5. Mikrometer okuler adalah mikrometer yang berbentuk lingkaran gelas yang dipasang
pada lensa okuler dan digunakan untuk mengukur obyek yang sedang diamati dibawah
mikroskop berukuran mikron. Di dalamnya terdapat skala-skala kecil yang ukurannya
dapat ditentukan dengan cara mengkalibrasikan dengan mikrometer panggung atau
mikrometer obyektif. Mikrometer okuler memiliki dua jenis yaitu mikrometer linier dan
mikrometer kuadran.
Mikrometer obyektif atau mikrometer panggung terbuat dari kaca benda yang
didalamnya terukir skala dengan ukuran tertentu. Biasanya terbagi menjadi sepuluh
skala besar yang masing-masing skala berukuran 0,1 mm. masing-masing skala besar
terbagi lagi masing-masing dengan dengan ukuran 0,01 mm.
Cara kerja adalah Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop, sedangkan
mikrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja preparat mikroskop.
Jarak antara garis skala pada mikrometer okuler tergantung pada perbesaran lensa
objektif yang digunakan untuk menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini dapat
ditentukan dengan mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif. Mikrometer
objektif memiliki skala yang telah diketahui, menjadi tolak ukur untuk menentukan
ukuran skala mikrometer okuler. 1 skala mikrometer objektif = 0,01 mm / 10 μm.
Kalibrasi dilakukan dengan menghimpitkan skala mikrometer objektif dan okuler pada
perbesaran yang diinginkan. Skala ke nol (garis pertama) dari kedua mikrometer
disimpulkan menjadi 1 garis kemudian dilihat pada skala ke berapa kedua jenis
mikrometer tersebut bertemu atau berhimpit kembali