Anggota Kelompok :
5200911110 Ilham Maraya Rabbani
5200911154 Luthfi Iqbal Maulana
5200911174 Anisa Jesika
5200911256 Dava Alfian Mustofa
EXPLORING GREEN BUILDING AND THE FURTURE OF CONSTRUCTION
Bangunan merupakan salah satu penyumbang emisi paling banyak bagi lingkungan, 28% dari emisi CO2 terkait
energi pada 2019. Pada akhirnya sudah banyak korporasi atau negara yang mengkampayekan bangunan zero energi.
Bangunan dianggap "hijau" jika dibangun dengan bahan yang tidak berbahaya, ramah lingkungan, dan berkelanjutan
Bangunan zero energy dan green building merupakan jalan pintas bagi para arsitek untuk membantu
menyelamatkan bumi dari kehancuran.
Sertifikasi internasional dikembangkan untuk pedoman yang jelas. Dewan Bangunan Hijau AS (USGBC)
mengembangkan Kepemimpinan dalam Desain Energi dan Lingkungan (dikenal sebagai LEED) untuk menilai bangunan
hijau dan memberi pemilik kerangka kerja penghematan biaya, efisiensi tinggi, dan kesehatan untuk desain, konstruksi,
operasi, dan pemeliharaan. Sertifikasi populer lainnya adalah Building Research Establishment Environmental
Assessment Method dari Inggris, dikenal sebagai BREEAM.
Beberapa bangunan yangmenggunakan konsep green building atau smart buiding antara lain :
The Crystal- London
Akreditasi Platinum LEED dan BREEAM
70% pencahayaan alami karena jendela berlapis tiga
20 % listrik dari panel surya.
100% Air hujan digunakan untuk toilet dikumpulkan dari atap dan
disimpan di tangki bawah tanah untuk digunakan di gedung
Fitur menarik adalah 3.500 titik data yang digunakan sebagai Sistem Manajemen Gedung untuk memantau
konsumsi air dan energy untuk efisiensi gedung.
Ventilasi, insulasi, dan pencahayaan yang efisien. Kebutuhan energi bangunan telah
berkurang lebih dari 86%. Bangunan ini menghasilkan sekitar 230.000 kWh tetapi
bangunannya sendiri hanya mengkonsumsi sekitar 100.000 kWh.
GREEN BUILDINGS ARE MORE THAN BRICK AND MORTAR
Di seluruh dunia, semakin banyak bukti bahwa bangunan hijau membawa banyak manfaat. Mereka
menyediakan beberapa cara paling efektif untuk mencapai berbagai tujuan global, seperti mengatasi perubahan
iklim, menciptakan komunitas yang berkelanjutan dan berkembang, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Manfaat bangunan hijau dapat dikelompokkan dalam tiga kategori: lingkungan, ekonomi dan sosial. Sebagai
berikut :
Environmental (Lingkungan)
Salah satu jenis manfaat terpenting yang ditawarkan bangunan hijau adalah bagi iklim dan lingkungan alam kita.
Bangunan hijau tidak hanya dapat mengurangi atau menghilangkan dampak negatif terhadap lingkungan, dengan
menggunakan lebih sedikit air, energi atau sumber daya alam, tetapi mereka dapat - dalam banyak kasus - memiliki
dampak positif terhadap lingkungan (pada skala bangunan atau kota) dengan menghasilkan energi sendiri atau
meningkatkan keanekaragaman hayati.
Bangunan hijau yang memperoleh sertifikasi LEED di AS dan negara lain telah terbukti mengkonsumsi 25 persen
lebih sedikit energi dan 11 persen lebih sedikit air, daripada bangunan non-hijau.
Economic (Ekonomi)
Bangunan hijau menawarkan sejumlah manfaat ekonomi atau keuangan, yang relevan untuk berbagai orang atau
kelompok orang yang berbeda. Ini termasuk penghematan biaya tagihan listrik untuk penyewa atau rumah tangga
(melalui efisiensi energi dan air). Biaya konstruksi yang lebih rendah dan nilai properti yang lebih tinggi untuk
pengembang bangunan, peningkatan tingkat hunian atau biaya operasional untuk pemilik gedung, dan penciptaan
lapangan kerja.
Social (Sosial)
Manfaat bangunan hijau melampaui ekonomi dan lingkungan, dan telah terbukti membawa dampak sosial yang
positif juga. Banyak dari manfaat ini ada di sekitar kesehatan dan kesejahteraan orang-orang yang bekerja di kantor
hijau atau tinggal di rumah hijau.
Penelitian menunjukkan bahwa kualitas udara dalam ruangan yang lebih baik (konsentrasi rendah CO2 dan polutan,
dan tingkat ventilasi yang tinggi) dapat menghasilkan peningkatan kinerja hingga 8 persen–Park and Yoon, 2011.
Sumber : https://www.worldgbc.org/benefits-green-buildings